Anda di halaman 1dari 82

PENGEMBANGAN E-MODUL INTERAKTIF PADA

KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MUATAN IPS


MATERI SUMBER DAYA ALAM KELAS IV SEKOLAH
DASAR NEGERI 2 SUMITA TAHUN AJARAN 2021/2022

PROPOSAL

OLEH
I WAYAN DARMA PUTRA
NIM 1811031256

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
ii
PENGEMBANGAN E-MODUL INTERAKTIF PADA
KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MUATAN IPS
MATERI SUMBER DAYA ALAM KELAS IV SEKOLAH
DASAR NEGERI 2 SUMITA TAHUN AJARAN 2021/2022

PROPOSAL

Diajukan kepada
Universitas Pendidikan Ganesha
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh
I Wayan Darma Putra
NIM 1811031256

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022

iii
iv
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .......................................................................................................i


Lembar Logo ............................................................................................................ii
Halaman Judul .........................................................................................................iii
Lembar Pengesahan Pembimbing ...........................................................................iv
Daftar Isi ...................................................................................................................v
Daftar Tabel ............................................................................................................vii
Daftar Gambar ........................................................................................................viii
A. Latar Belakang Masalah Penelitian ...................................................................1
B. Identifikasi Masalah Penelitian .........................................................................6
C. Pembatasan Masalah .........................................................................................6
D. Rumusan Masalah .............................................................................................7
E. Tujuan Pengembangan ......................................................................................8
F. Manfaat Hasil Penelitian ...................................................................................8
G. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ................................................................9
H. Pentingnya Pengembangan ..............................................................................10
I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan .......................................................11
J. Definisi Istilah ..................................................................................................11
K. Kajian Teori .....................................................................................................12
1. Karakter Peduli Lingkungan Muatan IPS ..................................................12
2. Pengembangan E-modul Interaktif ............................................................22
3. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan .......................................................29
4. Kerangka Berfikir ......................................................................................32
5. Rumusan Hipotesis ....................................................................................34
L. Metode Penelitian ...........................................................................................34
1. Model Penelitian Pengembangan ..............................................................34
2. Prosedur Penelitian Pengembangan ..........................................................38
3. Uji Coba Produk ........................................................................................44
4. Metode Dan Instrumen Pengumpulan Data ..............................................49

v
5. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data ...................................................58
6. Metode Dan Teknik Analisis Data ............................................................60
M. Jadwal Penelitian ............................................................................................69
N. Daftar Rujukan ................................................................................................70

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator ......................................................40


Tabel 2 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Isi/Materi Pembelajaran ....................................52
Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Desain Pembelajaran .........................................53
Tabel 4 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Media Pembelajaran ..........................................53
Tabel 5 Kisi-Kisi Instrumen Uji Perorangan, Uji Kelompok Kecil, dan Uji
Lapangan .....................................................................................................54
Tabel 6 Kisi-Kisi Instrumen Uji Efektivitas Produk ...............................................55
Tabel 7 Kriteria Reliabilitas Tes .............................................................................60
Tabel 8 Konvensi Tingkat Pencapaian Dengan Skala 5 .........................................63
Tabel 9 Kriteria Persentase Karakter Peduli Lingkungan ......................................63
Tabel 10 Metode Analisis Data ...............................................................................67
Tabel 11 Jadwal Penelitian ......................................................................................69

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Pengembangan ADDIE ...............................................................36

viii
A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat kini semakin sadar akan pentingnya pendidikan untuk masa depan.

Hal ini tercermin dari perilaku dan pergerakan masyarakat yang semakin tertarik pada

setiap perubahan dan perkembangan pendidikan, khususnya di indonesia. Pendidikan

yang berkualitas dapat membentuk generasi penerus bangsa di negara ini agar dapat

menjadi individu yang berkarakter. Dalam UU RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan

Nasional tahun 2003 menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
proses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap individu karena untuk

mengembangkan potensi di dalam diri yang berlandaskan kepribadian, ahlak mulia,

serta keteramipilan yang diperlukan diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan adanya perubahan zaman diiringi perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi

mengharuskan adanya perubahan kurikulum. Khusunya di indonesia, pemerintah

telah melakukan berbagai upaya untuk membenahi dan meningkatkan kualitas

pendidikan yang tertuang dalam kurikulum tertentu.

Kurikulum 2013 menekankan pada proses pendidikan yang mencakup ranah

kognitif, emosional, dan psikologis. Kurikulum 2013 memunyai empat kompetensi

inti yaitu kompetensi sikap sosial, sikap spiritual, pengetahuan, dan keterampilan.

Maka potensi yang dimiliki siswa dapat terpantau dan dikembangkan (Setiadi, 2016).

1
Pedoman dalam pengembangan kurikulum 2013 yaitu Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa:

kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Berdasarkan pernyataan tersebut, kurikulum dikembangkan sebagai acuan dalam

kegiatan pembelajaran sesuai situasi dan perkembangan zaman. Pada awal tahun

2020 negara indonesia dihadapi dengan kedatangan wabah pandemi covid-19 yang

menyebabkan kepanikan bagi seluruh masyarakat. Pemerintah Indonesia telah

menerbitkan kebijakan terkait pandemi covid-19. Salah satu kebijakan tersebut adalah

melarang masyarakat berkumpul dan menganjurkan untuk beraktivitas di rumah

seperti beribadah, bekerja, dan belajar dari rumah demi untuk memutus rantai

penularan covid-19. Kebijakan social distancing sekaligus physical distancing

dianggap dapat meredam penyebaran covid-19. Seiring dengan kebijakan tersebut,

pemerintah mendorong semua elemen pendidikan agar dapat melaksanakan

pembelajaran secara daring, dikarenakan sekolah ditutup untuk sementara waktu

(Amalia & Sa’adah, 2020). Pembelajaran secara daring kini dianggap telah menjadi

solusi terbaik terhadap kegiatan pembelajaran ditengah situasi pandemi covid-19

(Wulandari & Agustika, 2020) keberadaan media pembelajaran merupakan salah satu

komponen yang sangat penting untuk mendukung dalam proses pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang di sampaikan oleh pengirim

dan penerima dengan tujuan untuk merangsang pikiran, gagasan, dan minat siswa

untuk belajar, (Tafonao, 2018). Pendapat ini sejalan dengan dengan (Falahudin,

2
2014), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

memberikan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Maka

dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu dipakai oleh

pendidikan untuk menyampaikan meteri pelajaran dengan tujuan buat merangsang

pikiran, perasaan dan minat peserta didik.

Media pembelajaran memiliki ciri-ciri yaitu: (1) media pembelajaran dapat

diraba, dilihat, didengar, dan yang dapat diamati oleh panca indera; (2) tekanan utama

terletak pada benda atau hal-hal yang dapat dilihat dan didengar; (3) media

pembelajaran digunakan untuk komunikasi antara pendidik dan peserta didik; (4)

media pembelajaran sebagai alat bantu dalam kegiatan proses pembelajaran baik itu

di dalam maupun di luar kelas; (5) media pembelajaran merupakan suatu perantara

yang digunakan dalam proses belajar; (6) media pembelajaran sebagai alat dan teknik

yang berkaitan dengan metode pembelajaran, menurut Hamalik (dalam Tafonao,

2018). Berdasarkan ciri-ciri tersebut, media pembelajaran memiliki jenis yang

beragam sesuai dengan situiasi dan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran.

Termasuk pada situasi pembelajaran jarak jauh saat ini, maka pendidik dapat

mengembangkan media pembelajaran online.

Berbagai media pembelajaran online dapat dikembangkan oleh guru untuk

menunjang proses pembelajaran jarak jauh. Masing-masing media pembelajaran

online tersebut memiliki keunggulan tersendiri sehingga menjadi pertimbangan

seorang guru untuk dapat menggunakannya di kelas sehingga proses pembelajaran

dapat berlangsung efektif (Afriansyah et al., 2020). Guru dalam hal ini dituntut harus

kreatif dalam mengembangkan media pembelajaran online. Penggunaan media

3
pembelajaran online dalam proses pembelajaran hendaknya memberikan pengalaman

belajar yang lebih baik bagi siswa, dapat merangsang, pikiran, perasaan kemampuan

serta keterampilan belajar sehingga dapat membangkitkan minat belajar siswa.

Pada kenyataannya masih banyak guru yang belum bisa memanfaatkan media

pembelajaran online. Guru cenderung kurang menemukan jenis-jenis media

pembelajaran online yang menarik dalam proses pembelajaran. Fakta ini muncul

berdasarkan pelaksanaan kegiatan asistensi mengajar kurang lebih selama 7 minggu

di SD Negeri 2 Sumita Kabupaten Gianyar. Dimana guru terlihat masih kurang

mampu untuk menemukan media pembelajaran online lain yang digunakan dalam

proses pembelajaran. Sehingga hal ini berdampak pada proses belajar siswa yang

membosankan sehingga dapat menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang

efektif. Maka dari itu, guru diharapkan lebih berupaya untuk mengembangkan

kembali media pembelajaran online, khususnya dalam pembelajaran IPS SD.

IPS merupakan muatan pembelajaran yang mencakup kehidupan sosial, sering

diperkenalkan dari sekolah dasar hingga pendidikan tinggi, di mana lebih

menekankan pada aspek pengetahuan, pelatihan, penerapan, nilai-nilai dan karakter

individu. Saling membantu serta rasa tanggung jawab dapat menumbuhkan dan

menjadi acuan bagi siswa untuk meningkatkan karakter peduli lingkungan baik itu

sekolah dan keluarga. Media pembelajaran dapat dikembangkan dalam pembelajaran

IPS seperti mengembangkan media pembelajaran E-modul interaktif pada karakter

peduli lingkungan muatan IPS untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam

pembelajaran dan karakter peduli lingkungan siswa.

4
Penggunaan E-modul berorientasi pemecahan masalah akan menuntun siswa

untuk memecahkan suatu permasalahan secara mandiri dan hal ini akan memberikan

suatu pengalaman yang nyata dalam pemecahan masalah sehingga menumbuhkan dan

melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi termasuk keterampilan berpikir kritis

siswa (Suarsana & Mahayukti, 2013). Media pembelajaran E-modul dilengkapi

petunjuk untuk belajar mandiri, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan

kemampuannya hal ini dapat mengatasi rasa jenuh siswa, menumbuhkan motivasi

belajar dan kemampuan berfikir kritis siswa dalam memahami materi pembelajaran

dan meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa.

Karakter peduli lingkungan merupakan suatu karakter yang wajib untuk

ditanamkan di sekolah khususnya di SD. Seluruh warga sekolah harus

memiliki sikap peduli terhadap lingkungan dengan cara meningkatkan

kualitas lingkungan hidup, mengedukasi warga sekolah tentang pentingnya

peduli lingkungan dan memiliki kesadaran diri untuk mencegah kerusakan

pada lingkungan (Purwanti, 2017). Pembelajaran yang dikaitkan dengan

perilaku peduli lingkungan diharapkan mampu menyadarkan siswa agar

memiliki kepedulian pada alam dan lingkungan sekitar. Membina sikap peduli

lingkungan dapat dilakukan dengan membiasakan siswa membuang sampah

di tempat sampah berdasarkan jenis sampah, merawat tanaman, menjaga

kebersihan kelas dan sekolah, dan sebagainya (Narut & Nardi, 2019). Dengan

menanamkan karakter peduli lingkungan agar siswa dapat dengan bijak untuk

mengelola sumber daya alam di sekitar mereka, dan untuk memupuk rasa

5
tanggung jawab siswa. Sehingga setiap siswa dapat menjiwai setiap tindakan

dan perilakunya.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti ingin mengembangkan E-modul interaktif

yang bertujuan untuk meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa. Dengan

dikembangkannya E-modul ini, diharapkan para siswa dapat memperoleh pemahaman

yang lebih baik melalui media pembelajaran online yang digunakan selama

pembelajaran daring serta dapat meningkatnya karakter peduli lingkungan siswa.

Sehingga dilakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan E-modul Interaktif

Pada Karakter Peduli Lingkungan Muatan IPS Materi Sumber Daya Alam kelas IV

SD Negeri 2 Sumita Tahun Ajaran 2021/2022”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah-masalah yang akan diteliti yaitu:

1. Masih kurangnya media pembelajaran online yang tepat untuk

mengembangkan karakter peduli lingkungan siswa.

2. Masih kurangnya modul pembelajaran yang menarik selama pembelajaran

daring sehingga membuat siswa menjadi jenuh.

3. Kurangnya pemahaman siswa mengenai materi Sumber Daya Alam pada

Muatan IPS untuk kelas IV SD.

C. Pembatasan Masalah

6
Berdasarkan uraian masalah yang diidentifikasikan oleh penulis, maka

pembatasan masalah dapat difokuskan pada masalah pengembangan E-modul

interaktif pada karakter peduli lingkungan. Kurangnya media pembelajaran sebagai

penunjang fasilitas dalam kegiatan pembelajaran, maka penggunaan media

pembelajaran E-modul sebagai sarana dalam pembelajaran dapat membantu

meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa pada pembelajaran IPS kelas IV SD.

Pengembangan E-modul berupa penjelasan melalui tulisan, gambar, dan video yang

dikemas dalam bentuk modul digital.

Pengembangan E-modul ini dilakukan uji validitas pengembangan produk yang

meliputi uji para ahli yang meliputi uji ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli

desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, uji perorangan,dan uji kelompok

kecil, serta uji efektivitas yang meliputi uji coba produk, uji normal dan uji-t.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana rancang bangun E-modul Interaktif Pada Karakter Peduli

Lingkungan muatan IPS materi Sumber Daya Alam Kelas IV SD Negeri 2

Sumita tahun ajaran 2021/2022?

2. Bagaimana validitas E-modul Interaktif Pada Karakter Peduli Lingkungan

muatan IPS materi Sumber Daya Alam Kelas IV SD Negeri 2 Sumita tahun

ajaran 2021/2022?

7
3. Bagaimana efektifitas E-modul Interaktif Pada Karakter Peduli Lingkungan

muatan IPS materi Sumber Daya Alam Kelas IV SD Negeri 2 Sumita tahun

ajaran 2021/2022?

E. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui rancang bangun E-modul Interaktif Pada Karakter Peduli

Lingkungan muatan IPS Materi Sumber Daya Alam Kelas IV SD Negeri 2

Sumita tahun ajaran 2021/2022.

2. Untuk mengetahui validitas E-modul Interaktif Pada Karakter Peduli

Lingkungan muatan IPS Materi Sumber Daya Alam Kelas IV SD Negeri 2

Sumita tahun ajaran 2021/2022.

3. Untuk mengetahui efektivitas E-modul Interaktif Pada Karakter Peduli

Lingkungan muatan IPS Materi Sumber Daya Alam Kelas IV SD Negeri 2

Sumita tahun ajaran 2021/2022.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan melalui penelitian pengembangan ini yaitu sebagai

berikut.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan manfaat memberikan

manfaat bagi pengembangan modul digital yang memanfaatkan teknologi

8
serta dapat memberikan inovasi baru dalam pembelajaran di Sekolah Dasar

untuk meningkatkan karakter peduli lingkungan muatan pelajaran IPS.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Pengembangan E-modul ini diharakan dapat membangkitkan motivasi

belajar siswa sehingga dapat berdampak pada karakter peduli lingkungan

siswa.

b. Bagi Guru

Penggunaan E-modul dapat membantu guru dalam proses pembelajaran

dan memudahkan dalam penyampaian materi sehingga proses

pembelajaran tidak monoton dan menjadi menarik.

c. Bagi Kepala Sekolah

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi kejenuhan

belajar siswa sehingga dapat menjadi acuan untuk memotifasi guru-guru

di sekolah menggunakan E-modul dalam mengatasi pembelajaran yang

monoton.

d. Bagi Peneliti Lain

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam

mengembangakan media pembelajaran agar lebih bervariasi dan sesuai

dengan karakteristik siswa.

9
G. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk E-modul interaktif pada

karakter peduli lingkungan muatan IPS materi Sumber Daya Alam kelas IV SD. E-

modul ini bermanfaat untuk membantu guru menyampaikan materi dalam proses

pembelajaran agar pembelajaran lebih menarik dan untuk mengatasi kejenuhan siswa

dengan pembelajaran yang monoton sehingga dapat meningkatkan karakter peduli

lingkungan siswa. Adapun spesifikasi dari pengembangan E-modul yaitu:

1. Produk pengembangan E-modul ini memuat pembelajaran IPS dengan materi

sumber daya alam kelas IV SD.

2. Produk pengembangan E-modul ini berisikan tulisan, ilustrasi gambar, dan

video pembelajaran.

3. Produk pengembangan E-modul ini dikembangkan melalui aplikasi Flip PDF

Corporate Edition.

4. Produk pengembangan E-modul ini dapat dioperasikan melalui laptop atau

smartphone.

H. Pentingnya Pengembangan

Penelitian pengembangan ini dilakukan dengan menganalisis kebutuhan di

sekolah dasar terlebih dahulu. Pada masa pendemi covid-19 seperti saat ini,

pembelajaran dilaksanakan daring yang membuat siswa menjadi jenuh dan kurang

memiliki motivasi untuk belajar sehingga pembelajaran khususnya pada muatan IPS

10
menjadi kurang efektif. Untuk itu pendidik harus mampu mengembangkan media

pembelajaran online yang menarik bagi siswa sebagai penunjang proses

pembelajaran. Dengan dikembangkannya E-modul interaktif ini diharapkan menjadi

perantara yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa pada masa pendemi

covid-19, dan dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri sehingga dapat

meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa.

I. Asumsi Dan Keterbatasan Pengembangan

Pengembangan produk E-modul ini didasarkan pada asumsi sebagai berikut:

1. Pengembangan E-modul ini untuk meningkatkan karakter peduli lingkungan

siswa, sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pengembangan E-modul ini dapat digunakan sebagai alternatif materi

pembelajaran IPS khususnya tentang Sumber Daya Alam kelas IV

Keterbatasan pengembangan dari E-modul yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian Produk ini dikembangkan berdasarkan karakteristik siswa sekolah

dasar, sehingga produk hasil pengembangan hanya dibuat untuk siswa sekolah

dasar, khususnya dalam materi Sumber Daya Alam muatan pelajaran IPS

untuk siswa kelas IV.

2. Media pembelajaran berupan E-modul ini tidak dapat digunakan secara

offline, sehingga memerlukan biaya berupa kuota internet untuk dapat

mengaksesnya.

11
J. Definisi Istilah

Menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan

dalam penelitian ini, maka perlu untuk memberikan batasan-batasan istilah yaitu

sebagai berikut.

1. Pengembangan adalah kegiatan menciptakan suatu produk yang ingin

dipelajari dan kemudian akan diujikan kepada siswa, bukan diujikan secara

teori, sehingga produk yang dihasilkan dapat digunakan oleh guru sekolah

dasar sebagai media mengajar.

2. E-modul merupakan media pembelajaran digital berupa modul elektronik

yang di dalamnya berisi materi pembelajaran.

3. Karakter perlindungan lingkungan adalah sikap setiap individu yang berupaya

untuk membenahi dan mengelola lingkungan hidup secara utuh agar dapat

dinikmati secara terus menerus tanpa merusak kondisinya, serta memelihara

dan melestarikan lingkungan tersebut untuk manfaat jangka panjang.

K. Kajian Teori

Beberapa uraian kajian teori yang berkaitan dengan penelitian pengembangan ini

yaitu: (1) Karakter peduli lingkungan muatan IPS di Sekolah Dasar, (2)

Pengembangan E-modul Interaktif, (3) Kajian hasil penelitian yang relevan, (4)

Kerangka Berfikir, (5) Perumusan Hipotesis.

1. Karakter Peduli Lingkungan Muatan IPS di Sekolah Dasar

a. Definisi Karakter Peduli Lingkungan

12
Kesadaran setiap individu akan pentingnya menjaga lingkungan masih

dapat terbilang cukup rendah. Banyak anak-anak, remaja bahkan orang

dewasa masih memiliki kebiasaan membuang sampah di sembarang

tempat. Kesadaran akan sikap pentingnya peduli terhadap lingkungan harus

ditanamkan sejak dini agar dapat menumbukan karakter peduli lingkungan

sehingga tidak terjadinya kerusakan pada lingkungan. Dalam

Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan

Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal menjelaskan bahwa:

Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah


gerakan pendidikan dibawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk
memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah
rasa, olah pikir, olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara
satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari
Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membentuk karakter dari

peserta didik dengan mengembangkan nilai karakter dalam setiap

pembelajaran. Dalam penguatan pendidikan karakter terlaksana dengan

menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter. Hal tersebut

dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan

Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal yaitu:

Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan dengan menerapkan


nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-
nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semnagat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial dan bertanggung jawab.

13
Berdasarkan pernyartaan tersebut, dengan adanya penanaman karakter

peduli lingkungan dari sejak dini di sekolah, maka kesadaran setiap

individu akan pentingnyan sikap peduli lingkungan dapat tercapai, menurut

Rahman (dalam Efend et al., 2020). Berkaitan dengan pernyataan tersebut,

(Purwanti, 2017) menyatakan, karakter peduli lingkungan merupakan sikap

dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan

alam di sekitarnya dan mengembangkan kesadaran diri untuk memperbaiki

kerusakan alam yang sudah terjadi. Dapat dikatakan bahwa karakter

perlindungan lingkungan adalah sikap setiap individu yang berupaya untuk

membenahi dan mengelola lingkungan hidup secara utuh agar dapat

dinikmati secara terus menerus tanpa merusak kondisinya, serta

memelihara dan melestarikan lingkungan tersebut untuk manfaat jangka

panjang.

Menurut Daryanto dan Suprihatin (dalam Tresnani, 2020) yang

menyebut bahwa terdapat dua faktor yang menjadi penyebab dari

kerusakan pada lingkungan yakni karena faktor alam itu sendiri dan karena

ulah dari manusia. Namun jika dilihat dari kerusakan sumber daya alam

yang saat ini sedang terjadi, hal tersebut banyak disebabkan oleh faktor

manusianya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka yang dapat

dilakukan yaitu menemukan akar dari permasalahan tersebut. Akar dari

permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh manusia tentunya berasal

dari mindset atau pola pikir manusia tersebut. Maka untuk dapat

membenahi permasalahan tersebut tentunya harus menanamkan karakter

14
peduli lingkungan untuk setiap individu dari sejak dini agar memiliki

kepedulian terhadap lingkungan.

Menurut Amirul Mukminin (dalam Efend et al., 2020) menyatakan

bahwa upaya untuk implementasi karakter peduli lingkungan yang dapat

diberikan untuk peserta didik di Sekolah Dasar dapat berupa kegiatan

sederhana di sekeliling kelas ataupun lingkungan kelas. Dari tindakan ini

akan menjadi sebuah kebiasaan yang akan diterapkan peserta didik di

dalam lingkungan sehari-hari berupa: (1) Perilaku untuk membuang

sampah pada tempatnya; (2) Membuang air besar dan kecil di toilet; (3)

Peduli dengan tumbuhan yang berada di sekitar sekolah dengan menjaga da

tidak merusaknya; (4) Kegiatan piket harian juga menjadi kegiatan rutin

siswa; (5) Mengingatkan orang sekitar untuk peduli terhadap lingkungan.

Dengan pembiasaan dari perilaku peduli lingkungan akan membentuk

karakter peduli lingkungan peserta didik, dan peserta didik akan memiliki

kesadaran dan kebiasaan untuk merawat, menjaga dan melestarikan

lingkungan sekitarnya, menurut Muhammad (dalam Efend et al., 2020).

Siti Arifah & Anis Faudah Z, (2020) menyatakan bahwa dengan

penanaman karakter sejak dini dapat menjadi pondasi yang kuat bagi

penanaman karakter peduli lingkungan. Setiap sekolah, khususnya panda

jenjang pendidikan dasar harus mampu untuk menanamkan karakter peduli

lingkungan ada beberapa indikator yang harus dicapai oleh sekolah untuk

menanamkan pendidikan karakter peduli lingkungan yaitu:

15
1) Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan di

sekolah.

2) Ketersediaan tempat untuk mencuci tangan dan tempat untuk

membuang sampah

3) Menyediakan kamar mandi dan air bersih.

4) Pembiasaan menghemat energi.

5) Membangun saluran air pembuangan limbah dengan baik.

6) Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan

anorganik.

7) Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik.

8) Menyediakan peralatan kebersihan.

Selain indikator yang harus dicapai oleh sekolah, seluruh warga

sekolah juga harus ikut berperan serta untuk tercapainya penanaman

karakter peduli lingkungan.

Menurut Barlia (dalam Afandi, 2013) yang menyatakan bahwa dengan

pendidikan karakter peduli lingkungan diharapkan dapat mendidik peserta

didik untuk peka terhadap laju perkembangan teknologi, memahami

permasalahan-permasalahan yang terdapat di lingkungan sosial dan

memiliki keterampilan untuk menjaga dan mempertahankan kelestarian

sumber daya alam.

Pendidikan karakter sangat penting untuk pembentukan karakter yang

baik bagi setiap individu, khususnya karakter peduli terhadap lingkungan.

Tidak mungkin bila membentuk karakter yang baik, jika proses

16
pembelajaran hanya menitikberatkan hanya pada kegiatan intelektual.

Integrasi pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran menjadi sangat

penting untuk peserta didik untuk menghadapi setiap permasalahan yang di

dalam dirinya (Ariyani & Wangid, 2016). Menurut Mar’at (dalam Narut &

Nardi, 2019) karakter peduli lingkungan harus dibangun berdasarkan tiga

komponen penting, yaitu: 1) Komponen kognisi (kesadaran), komponen

yang berhubungan dengan keyakinan, ide dan konsep; 2) Komponen

afeksi (perasaan), komponen yang menyangkut kehidupan emosional

seseorang; dan 3) Komponen konasi (perilaku), komponen yang

merupakan kecenderungan bertingkah laku. Maka, sikap peduli lingkungan

merupakan perilaku yang muncul atas dasar kesadaran dan perasaan

terhadap lingkungan.

Berdasarkan pendapat terkait karakter peduli lingkungan maka dapat

disimpulkan bahwa karakter peduli lingkungan merupakan sikap dan

tindakan yang sangat penting yang harus ditanamkan pada diri setiap

individu dari sejak dini, khususnya di Sekolah Dasar. Dengan menanamkan

karakter peduli lingkungan dari sejak dini hal tersebut dapat menumbuhkan

kesadaran siswa akan pentingnya untuk menjaga lingkungan dan mencegah

terjadinya kerusakan pada lingkungan sumber daya alam sekitar.

b. Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS merupakan pelajaran umum yang wajib diperoleh dalam

pendidikan, khususnya pada jenjang SD. IPS menekankan pada peduli

lingkungan alam sekitar, peduli terhadap sesama, saling tolong menolong,

17
rasa tanggung jawab dan tenggang rasa yang menjadi patokan untuk siswa

dalam meningkatkan jiwa sosial siswa. Muatan pembelajaran IPS harus

mampu memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang berorientasi

pada aktivitas belajar siswa, siswa terlibat langsung dalam aktivitas belajar

agar mereka memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam

lingkungan belajar yang dibuat sebagaimana kenyataan yang

sesungguhnya. Pelajaran IPS mencakup materi umum yang luas sehingga

memungkinkan untuk guru menggunakan media untuk menyampaikan isi

materi agar lebih mudah untuk dipahami oleh siswa. Menurut Surahman &

Mukminan (dalam Abdurrahman et al., 2020) Ilmu pengetahuan sosial

adalah suatu ilmu tentang kehidupan manusia yang mencakup segala

aktivitasnya. Dengan kata lain, ilmu penelitian sosial dapat diartikan

sebagai ilmu yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan lingkungan

dalam rangka mendidik dan melatih pemahaman peserta didik.

Menurut Sapriya (dalam Andriani & Bakhtiar, 2017) IPS merupakan

mata pelajaran yang diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga sekolah

menegah. IPS memiliki manfaat yang besar bagi pendidikan di sekolah,

diterapkan pembelajaran IPS dapat meningkatkan kemampuan intelektual

serta ketermapilan yang dimiliki oleh peserta didik dan dapat diterapkan

dalam lingkungan sosial di rumahnya. Hal ini menjadikan pembelajaran

IPS erat kaitannya dengan model kehidupan siswa yang dapat menambah

18
pengetahuan dan menumbuhkan sikap sosial yang juga dapat diterapkan

dalam dunia pendidikan di sekolah dasar dan di lingkungan sosial.

Menurut (Rustini, 2016) IPS merupakan salah satu pembelajaran yang

membekali siswa untuk mengembangkan penalaran disamping aspek nilai

dan moral, banyak memuat materi sosial atau kehidupan masyarakat yang

sebenarnya bukan hanya bersifat hapalan akan tetapi lebih memanfaatkan

siswa secara langsung, artinya melibatkan pikiran, pendengaran,

pengelihatan dan keterampilan-keterampilan yang sangat berguna bagi

kehidupan sehari-hari siswa.

Menurut (Saputra, 2011), materi pembelajaran IPS di SD yang syarat

dengan konsep, pengertian, dan prinsip-prinsip abstrak, perlu mendapatkan

perhatian yang serius agar tujuan pembelajaran lebih bermakna.

Kebermaknaan tujuan pembelajaran ini, akan lebih baik dan efektif

manakala bahan ajar dan tugas-tugas yang diberikan dirasa dapat

menyentuh diri siswa. Menurut Syamsudin (dalam Hilmi, 2017)

menjelaskan hal bahwa pembelajaran IPS mengembangkan potensi peserta

didik agar peka terhadap masalah sosial, memiliki sikap mental positif

untuk perbaikan segala ketimpangan, dan terampil mengatasi setiap

masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat. Maka perlu bagi pendidik

untuk mengetahuinya dan selalu berupaya mengembangkan pembelajaran

IPS untuk mencapai tujuan dari pendidikan IPS.

19
Tujuan pembelajaran IPS, dalam Permen No. 22 Tahun 2006 pada

tingkat satuan pendidikan sekolah dasar adalah : (1) Mengenal konsep‐

konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya;

(2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inquiri, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan

sosial; (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai‐nilai sosial dan

kemanusiaan; (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, tingkat lokal, nasional dan

global.

Pembelajaran IPS mempersiakan siswa untuk dapat hidup

bermasyarakat dan mengatasi segala permasalahan sosial yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari, pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dapat

membentuk siswa menjadi warga Negara yang baik. Salah satu aspek

untuk mengakomodasi kebutuhan pengetahuan dan pemahaman adalah

aspek intelektualitas, sehingga siswa memerlukan sumber belajar yang

dapat memudahkannya menerima materi. Oleh karena itu, upaya untuk

mencapai tujuan mata pelajaran IPS, guru sebagai fasilitator harus mempu

menyediakan sumber belajar yang lebih memperhatikan karakteristik siswa

Sekolah Dasar agar pengetahuan dan pemahaman mudah diterima oleh

siswa sehingga tujuan dapat tercapai (Setiawati et al., 2019).

Menurut Barlia (dalam Afandi, 2013) pendidikan lingkungan memiliki

tujuan sebagai berikut: (1) Kesadaran (awareness) yaitu membantu siswa

20
mendapatkan kesadaran dan peka terhadap lingkungan hidup dan

permasalahannya secara menyeluruh; (2) Pengetahuan (knowledge) yaitu

membantu siswa memperoleh dasar- dasar pemahaman tentang fungsi

lingkungan hidup, interaksi manusia dengan lingkungannya; (3) Sikap

(attitudes) yaitu membantu siswa untuk mendapatkan seperangkat nilai-

nilai dan perasaan tanggung jawab terhadap lingkungan alam, serta

motivasi dan komitmen untuk berpartisipasi dalam mempertahankan dan

mengembangkan lingkungan hidup; (4) Keterampilan (skills) yaitu

membantu siswa mendapatkan keterampilan mengidentifikasi, investigasi

dan kontribusi terhadap pemecahan dan penanggulangan isu-isu dan

masalah lingkungan; (5) Partisipasi (participation) yaitu membantu siswa

uintuk mendapatkan pengalaman, serta menggunakan pengetahuan dan

keterampilan berpikirnya, untuk memecahkan dan menanggulangi isu-isu

dan masalah lingkungan. Sejalan dengan hal tersebut menurut (Afandi,

2013) Pembelajaran IPS di SD di harapkan mengintegrasikan pendidikan

lingkungan hidup, sesuai dengan tujuan dari pembelajaran IPS. Peranan

pembelajaran IPS di harapkan mampu menanamkan sikap sadar akan

pentingnya karakter peduli lingkungan.

Pembelajaran IPS sangat penting, khususnya untuk siswa SD karena

dapat melatih pemahaman intelektual maupun keterampilan siswa SD

untuk peka terhadap masalah-masalah sosial. Pembelajaran IPS dapat

mengembangkan sikap peduli lingkungan dan mengatasi segala

21
permasalahan sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari siswa,

dimana siswa tidak hanya berperan sebagai penerima informasi namun

siswa harus mengalami sendiri. Maka dari itu media pembelajaran yang

tepat dapat digunakan sebagai sebagai penunjang dalam pembelajaran IPS

dengan materi sumber daya alam agar dapat mempermudah guru

menyamaikan materi dan memudahkan siswa untuk memahami materi

belajar.

2. Pengembangan E-modul Interaktif

a. Definisi Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan adalah proses mengembangkan dan

memvalidasi produk untuk digunakan dalam proses pembelajaran baik dari

segi model, metode maupun sarana untuk menunjang keberhasilan siswa.

Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development

(R&D) merupakan metode penelitian yang akan digunakan untuk

menghasilkan suatu produk tertentu, dan menguji keefektifan produk

tersebut, menurut Sugiono, dkk (dalam Violadini & Mustika, 2021).

Penelitian pengembangan merupakam suatu kegiatan untuk menciptakan

atau menghasilkan produk baru atau mengembangakan produk yang sudah

ada agar menjadi lebih maksimal dan efektif dalam menunjang

pembelajaran dalam dunia pendidikan, dalam kondisi dunia pendidikan

seperti sekarang besar peluang dari suatu produk atau media yang dapat

22
membantu dan menunjang pembelajaran siswa dari rumah maupun dari

sekolah, serta memudahkan untuk guru menyampaikan isi materi yang

akan disampaikan dalam proses pembelajaran, (Salim et al., 2019).

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

penelitian pengembangan adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk

mengembangkan atau menciptakan produk baru yang dapat membantu

menunjang proses pembelajaran yang dapat berupa teks pendidikan, buku

dan film mengenai pendidikan atau video pembelajaran, dll. Penelitian dan

pengembangan berfokus pada mengembangkan suatu produk tertentu dan

digunakan dalam proses pembelajaran agar pembelajaran dapat menjadi

lebih ektif.

1. Karakteristik Pengembangan

Pengembangan ditandai dengan penciptaan dan pembaharuan

produk yang sudah ada agar lebih efektif dalam mengatasi sebuah

permasalahan di dalam dunia pendidikan, hasil dari produk yang

dikembangkan kemudian dibandingkan dengan hasil produk

sebelumnya, setelah dikembangkan kemudian dibandingkan dengan

hasil produk sebelumnya setelah dikembangkan atau menciptakan

produk baru, sehingga dapat digunakan dalam menunjang proses

pembelajaran. Sanjaya (2013:132) juga menjelaskan mengenai

karakteristik penelitian pengembangan R&D sebagai berikut:

1) R&D bertujuan untuk menghasilkan atau menciptaakan suatu

produk pendidikan yang bertujuan untuk mengatasi kebutuhan

23
tertentu. Sehingga R&D tidak berhubungan dengan klarifikasi atau

pengujian suatu teori.

2) Proses pelaksanaan R&D diawali dengan studi atau survey

pendahuluan untuk mengetahui segala sesuatu tentang objek yang

dikembangkan.

3) Proses pengembangan dilakukan terus menerus dalam beberapa

siklus tanpa mengganggu sistem dan pogram yang sudah

direncanakan sebelumnya. Sehingga sering dalam pelaksanaannya

metode yang sering digunakan menggunakan instrument catatan

lapangan dan observasi.

4) Pengujian validasi dilakukan untuk menguji keandalan model

hasil pengembangan produk.

Berdasarkan pendapat diatas, penelitian dan pengembangan

memiliki tujuan untuk menciptakan produk atau media yang akan

digunakan untuk menunjang proses pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih efektif.

2. Produk Penelitian Pengembangan dalam Pendidikan

Produk penelitian pengembangan ini diharapkan dapat mendukung

dan membantu siswa dalam belajar mandiri di rumah atau sekolah, dan

juga dapat dikembangkan oleh guru untuk proses pembelajaran.

Sanjaya (2013:131) dalam bukunya menyebutkan tentang berbagai

24
produk penelitian pengembangan dalam bidang pendidikan yakni

diantaranya:

1) Berbagai macam media pembelajaran dalam berbagai bidang studi

baik itu media cetak seperti buku serta media non cetak seperti

misalnya audio, video, audio visual, termasuk CD.

2) Berbagai macam strategi pembelajaran dalam semua bidang studi

beserta langkah-langkah, untuk perbaikan proses dan hasil belajar.

3) Paket pembelajaran yang dapat dipelajari siswa secara mandiri

misalnya modul pembelajaran.

4) Desain pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik

dan kurikulum.

5) Metode dan prosedur pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan

materi pembelajaran.

6) Sistem perencanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan

kebutuhan peserta didik dan kurikulum.

7) Sistem evaluasi proses maupun evaluasi hasil yang berhubungan

dengan penentuan kualitas pembelajaran atau target pencapaian

kurikulum.

8) Prosedur penggunaan fasilitas pendidikan termasuk prosedur

penyelenggaraan praktik mengajar seperti microteaching.

Berdasarkan pendapat di atas, maka hasil dari penelitian produk

pengembangan yang akan dihasilkan yaitu berupa E-modul interaktif

25
yang akan digunakan oleh siswa sebagai sarana untuk membangun

motivasi belajar siswa dan dapat meningkatkan mutu pendidikan dasar

serta dapat di sesuaikan dengan kurikulum dan bahan ajar yang akan

digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran di SD.

b. E-Modul
Modul elektronik atau E-modul dapat digunakan sebagai salah satu

sarana untuk membantu pendidik dalam proses pembelajaran. Sebuah

modul biasanya terdiri dari kumpulan kertas yang mungkin berisi teks atau

gambar, maka E-modul berisikan informasi digital seperti teks, gambar,

maupun video yang berkaitan dengan materi pembelajaran. E-modul

menurut, Iriani dkk (dalam Nita, 2020) yaitu modul elektronik dengan

bentuk fisik yang berbeda dengan modul cetak, komponen modul cetak

diolah sedemikian rupa, diubah dan dikembangkan menjadi bentuk

elektronik. Penggunaan E-modul menjadikan siswa tertarik dalam kegiatan

belajar, karena dapat diakses kapanpun dan dimanapun didukung dengan

alat yang memadai, dan tidak menyulitkan siswa. E-modul merupakan

sebuah bentuk penyajian bahan belajar mandiri yang disusun secara

sistematis ke dalam pembelajaran yang disajikan dengen format elektronik

untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Adiputra et al., 2014).

Pemanfaatan E-modul sebagai bahan ajar yang memanfaatkan

teknologi dapat membantu pendidik dalam mengefektivkan proses

pembelajaran. Dengan penggunaan E-modul dapat mengubah suasana

26
belajar yang satu arah dan membosankan bagi siswa menjadi lebih

menyenangkan. Jika siswa merasa senang dalam proses pembelajaran

maka siswa akan termotivasi untuk belajar, menurut Manasia (dalam

Piyana, 2020). Sejalan dengan itu, Syamsudin (dalam Kuncahyono, 2018)

menjelaskan E- Modul adalah salah satu produk bahan ajar non cetak

berbasis digital yang secara mandiri dirancang untuk dapat dipelajari oleh

siswa. E- Modul disebut juga media untuk belajar secara mandiri karena

didalamnya telah dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar sendiri. Dapat

dikatakan bahwa siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran tanpa

kehadiran pengajar secara langsung.

Modul elektronik atau E-modul merupakan salah satu media

pembelajaran yang didalamnya terdapat gambar animasi serta video

pembelajaran. Gambar animasi dan video pembelajaran tersebut mendekati

keadaan sebenarnya, yang dapat memberikan pemahaman yang lebih baik

kepada siswa (Hafsah et al., 2016). Modul elektronik adalah sebuah

bentuk penyajian bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis ke

dalam unit pembelajaran terkecil untuk mencapai tujuan pembelajaran

tertentu yang disajikan ke dalam format elektronik yang di dalamnya

terdapat animasi, audio, navigasi yang membuat pengguna lebih interaktif

dengan program (Sugianto et al., 2013).

Produk pengembangan E-modul dapat dijadikan sebagai sumber

belajar mandiri yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan

27
kompetensi atau pemahaman materi serta tidak bergantung lagi pada satu-

satunya sumber informasi. E-modul juga dapat digunakan dimana saja,

sehingga lebih praktis untuk dibawa kemana saja, maka modul elektronik

dapat menyajikan informasi secara terstruktur, menarik serta memiliki

tingkat interaktifitas yang tinggi. Selain itu, proses pembelajaran tidak lagi

bergantung pada guru sebagai satu-satunya sumber informasi, Gunadharma

(dalam Sugianto et al., 2013). Modul elektronik juga dapat digunakan

untuk meningkatkan pemahaman konsep dari materi yang disampaikan

pendidik, Wahyuni (dalam Sugianto et al., 2013).

Manfaat dari E-modul yaitu dapat menjadikan proses pembelajaran

lebih menarik, interaktif, dapat dilakukan kapan dan dimana saja serta

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, menurut Wiyoko, dkk (dalam

Puspitasari, 2019). Dengan menggunakan E-modul dapat menfasilitasi

siswa dalam belajar baik secara mandiri maupun konvensional. E-modul

dilengkapi petunjuk untuk belajar mandiri, sehingga siswa dapat belajar

sesuai dengan kemampuannya. Modul merupakan alat atau sarana yang

dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran yang berisi materi, metode,

batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis

dan menarik untuk mencapai tujuan serta kompetensi yang diharapkan

sesuai dengan tingkat kompleksitasnya, Depdiknas (dalam Kuncahyono,

2018). Dengan adanya E-modul interaktif ini proses pembelajaran akan

melibatkan tampilan audio visual, video pembelajaran dan yang lainnya

28
yang berkaitan dengan materi pembelajaran, sehingga E-modul dapat

dijadikan media pembelajaran yang baik bagi peserta didik, Gunawan

(dalam Sugianto et al., 2013).

Berdasarkan pendapat tersebut, E-modul interaktif adalah sumber

belajar bagi peseta didik dalam proses pembelajaran baik itu secara mandiri

maupun konvensional yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk

siswa guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. E-modul

interaktif dapat digunakan melalui berbagai alat digital, baik itu

smartphone, laptop, maupun peralatan digital lainnya dengan tujuan

mempermudah dan membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain

itu E-modul interaktif juga membantu guru dalam mengefektifkan dan

mengefisienkan waktu pembelajaran.

3. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pertimbangan terhadap beberapa

hasil penelitian yang relevan dengan pengembangan E-modul interaktif pada

karakter peduli lingkungan muatan IPS materi sumber daya alam.kelas IV SD.

1) Nurani, dkk (2014) Pengembangan Modul Pendidikan Lingkungan Hidup

(PLH) Berbasis Karakter Untuk Menumbuhkan Wawasan dan Karakter

Peduli Lingkungan. Hasil validasi oleh ahli materi menunjukan

persentase kelayakan 100% pada penilaian tahap I, 95,75% pada penilaian

29
tahap II, dan presentase kelayakan media sebesar 92,36%. Uji coba

produk skala kecil dilakukan pada lima siswa sekolah dasar negeri 1

Gonoharjo dan lima siswa sanggar Griya Cahya menggunakan metode

purposive random sampling. Sedangkan uji coba skala besar dilakukan

pada siswa kelas IVa dan Ivb Lab School UNNES dengan menggunakan

pretest dan posttest control group design. Uji t nilai n-gain pretest-posttest

menunjukan adanya perbedaan peningkatan pengetahuan siswa kelas

eksperimen dan control. Uji t skala psikologi menunjukan perbedaan

perubahan karakter siswa. Hasil ini diperkuat dengan tanggapan Siswa

sebesar 86,8% “Sangat Baik” dan Guru sebesar 75% “Baik”. Berdasarkan

hasil dari penelitian ini, maka modul PLH yang dikembangkan dapat

digunakan sebagai pedoman pelaksanaan PLH di SD dan dapat

menambah wawasan karakter peduli lingkungan siswa.

2) Violadini & Mustika, (2021) Pengembangan E-Modul Berbasis Metode

Inkuiri Pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Ahli desain

memberikan persentase sebesar 93,4 % ahli materi 91,2 % dan ahli bahasa

88,5 % dengan kategori sangat layak serta respon yang diberikan oleh

pendidik 90,5 % dan dilakukan uji coba skala kecil 92,5 % dengan

kategori sangat menarik. Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian

dan pengembangan ini dapat dinyatakan sangat layak dari segi desain

produk, materi, bahasa serta tanggapan dari pendidik dan telah diuji coba

skala kecil dengan katagori sangat menarik, sehingga media ini dapat

dinyatakan layak digunakan dalam proses pembelajaran.

30
3) Kuncahyono, (2018) Pengembangan E-modul (Modul Digital) dalam

pembelajaran tematik di sekolah dasar. Hasil validasi ahli materi

memperoleh persentase 82% dengan kriteria valid, hasil validasi oleh ahli

memperoleh persentase 82% dengan kreteria valid dan hasil validasi dari

ahli media memperoleh persentase 82% dengan kreteria valid. Hasil

ujicoba respon penggunaan E-modul dalam pembelajaran menunjukan

tingkat kepraktisan produk mencapai 86,5% kreteria praktis. Respon guru

dan siswa menunjukan bahwa penggunaan media E-modul praktis dan

layak untuk membantu dalam pembelajaran tematik, penggunaan E-

modul dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri dengan

menggunakan peralatan berbasis komputer.

4) Atmaji & Maryani, (2018) Pengembangan E-modul Berbasis Literasi

Sains Materi Organ Gerak Hewan Dan Manusia Kelas V SD. Penilaian

dari ahli media mendapatkan nilai 92,85 dengan kategori sangat layak,

ahli materi mendapatkan penilaian 92,85 dengan kategori sangat layak,

Hasil penilaian ahli pembelajaran mendapatkan nilai 73,21 dengan

kategori layak , penilaian dari uji coba skala kecil yang dilakukan oleh

peserta didik mendapatkan nilai 95 dengan kategori sangat layak dan

penilaian dari guru mendapatkan nilai 95 dengan kategori sangat layak ,

uji coba skala besar yang dilakukan peserta didik mendapatkan nilai 96,6

dengan kategori sangat layak dan penilaian dari guru mendapatkan nilai

97,08 dengan kategori sangat layak. Berdasarkan dari hasil penelitian

31
yang didapatkan, maka E-modul berbasis literasi sains sangat layak untuk

digunakan dalam proses pembelajaran.

5) Aryawan, dkk (2018) Pengembangan E-modul Interaktif Mata Pelajaran

IPS Di SMP Negeri 1 Singaraja. Beberapa pengujian dilakukan untuk

mengetahui tingkat keefektifan pengembangan E-modul interaktif mata

pelajaran IPS, diantaranya yaitu hasil review ahli isi mata pelajaran

menunjukan bahwa E-modul berperingkat sangat baik dengan persentase

sebesar 100%, ahli media menunjukan E-modul berpredikat sangat baik

dengan persentase 99,42%, ahli desain pembelajaran menunjukan E-

modul berpredikat sangat baik dengan persentase 94,44%, hasil uji

perorangan menunjukan E-modul berpredikat sangat baik dengan

persentase 91,57%, hasil uji kelompok menunjukan E-modul berpredikat

sangat baik dengan persentase 92,09%, hasil uji lapangan menunjukan E-

modul berpredikat sangat baik dengan persentase 91,57%. Dengan

penggunaan E-modul IPS interaktif dapat menjadikan proses

pembelajaran lebih efektif, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil

belajar siswa setelah menggunakan E-modul IPS interaktif dalam proses

pembelajaran.

6) Putri, dkk (2020) Pengembangan E-modul Berbasis Kvisoft Flipbook

Maker Perjuangan Para Pahlawan di Kelas IV Sekolah Dasar.

Berdasarkan dari hasil penelitian dari ahli materi dan ahli desain

mendapatkan persentase sebesar 80,5% dan 84,5% dalam kategori

“layak” sedangkan hasil penilaian dari guru dan respon siswa mendapat

32
persentase 95,7% dan 90,5% dengan kategori “praktis”. Berdasarkan

presentase tersebut E-modul berbasis kvisoft flipbook maker perjuangan

para pahlawan di kelas IV sekolah dasar telah memenuhi kreteria layak

dan praktis digunakan sebagai sumber belajar.

4. Kerangka Berfikir

Kegiatan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 saat ini

mengakibatkan kurangnya motivasi bagi siswa untuk serius dalam mengikuti

proses pembelajaran sehingga kegiatan belajar menjadi kurang efektif.

Kegiatan pembelajaran memerlukan variasi dan inovasi terus-menerus sesuai

situasi dan perkembangan zaman. Pendidik seringkali kurang peka terhadap

situasi dan perkembangan teknologi yang memaksa pendidikan harus

beradaptasi sesuai situasi dan perkembangan zaman. Pembelajaran sangat

berpengaruh terhadap situasi dan kondisi siswa, khususnya di masa pandemi

seperti sekarang ini yang mengakibatkan kesulitan untuk berinteraksi antara

guru dan siswa secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran

daring yang monoton kerap dapat menimbulkan rasa jenuh siswa dan dapat

menyebabkan turunnya motivasi siswa. Maka pendidik harus berupaya untuk

dapat mengembangkan media pembelajaran yang tepat sebagai alternatif

dalam menunjang proses belajar dan dapat meningkatkan karakter peduli

lingkungan siswa.

33
Merujuk terhadap permasalahan tersebut maka dikembangkan suatu

alternatif berupa E-modul interaktif pada karakter peduli lingkungan muatan

IPS materi sumber daya alam kelas IV SD. E-modul dapat digunakan untuk

belajar secara mandiri dan dapat diakses secara berulang-ulang melalui laptop

dan smartphone. Pengembangan ini dilakukan untuk menarik minat dan

perhatian siswa shingga dapat meningkatnya karakter peduli lingkungan

siswa. E-modul interaktif dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk

belajar secara mandiri di rumah maupun bersama guru dengan mempelajari,

menyimak materi pembelajaran, video pembelajaran terintegrasi dengan link

Youtube yang langsung terhubung dengan video pembelajaran sehingga siswa

mendapat gambaran yang lebih spesifik terhadap materi pembelajaran dan

siswa dapat mengerjakan soal latihan melalui link Google form sebagai

bentuk evaluasi mandiri bagi siswa sehingga siswa mendapatkan pengalaman

belajar yang lebih baik.

5. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori, kajian hasil penelitian yang relevan, dan

kerangka berfikir, maka dapat diajukan perumusan hipotesis penelitian yaitu

Pengembangan E-modul interaktif pada karakter peduli lingkungan efektif

diterapkan pada muatan IPS materi Sumber Daya Alam kelas IV Sekolah

Dasar.

34
L. Metode Penelitian

Pada metode penelitian membahas mengenai, 1) Model Penelitian

Pengembangan, 2) Prosedur Penelitian Pengembangan, 3) Uji Coba Produk,

4) Metode dan Instrumen Pengumpulan Data, 5) Uji Coba Instrumen

Pengumpulan Data, dan 6) Metode dan Teknik Analisis Data.

1. Model Penelitian Pengembangan

Penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan model ADDIE

(Analyze Design Development Implementation Evaluation). Proses

pembelajaran yang mencakup didalamnya berkaitan dengan pengolahan dan

pemilihan sumber belajar, strategi dalam penyusunan proses pembelajaran,

dan juga pemilihan dan pengembangan (Reseach & Development/ R&D)

media yang akan digunakan, dan untuk tercapainya dari tujuan pembelajaran,

menurut Branch (dalam Hayati et al., 2015).

Pemilihan model ADDIE dilandaskan karena model ini bersifat

generic dan mudah untuk dipahami, serta model ADDIE tersusun dengan

sistematis untuk menyelesaikan permasalahan belajar siswa yang berkaitan

dengan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan

peserta didik.

Tujuan dilaksanakanya penelitian ini yaitu untuk mengembangkan

media pembelajaran berupa E-modul pada karakter peduli lingkungan yang

dapat digunakan untuk membantu pendidik dalam mengajar materi pada

muatan IPS dan dapat membantu siswa SD untuk memahami materi

35
pembelajaran. Maka dalam penelitian pengembangan media pembelajaran ini,

dilakukan dengan menggunakan model pengembangan ADDIE.

Model ADDIE memiliki lima tahapan atau langkah yang di

implementasikan untuk mengembangkan produk pengembangan seperti

modul pembelajaran, multimedia, video pembelajaran dan lain sebagainya.

Adapun lima tahapan atau langkah Model ADDIE yaitu: (a) analisis (analyze),

(b) perancangan (design), (c) pengembangan (development), (d) implementasi

(implementation), dan (e) evaluasi (evaluation), (Tegeh, dkk, 2014).

Gambar 1
Model Pengembangan ADDIE
(Sumber : Tegeh, dkk, 2014:77)

a. Tahap Analisis (Analyze)

Pada tahapan Analisis (Analyze) meliputi tiga kegiatan yaitu, melakukan

analisis kompetensi yang dituntut kepada siswa, melakukan analisis

karakteristik siswa tentang kapasitas belajarnya baik itu pengetahuan maupun

keterampilan juga sikap yang telah dimiliki siswa serta aspek lain yang

terkait, dan melakukan analisis materi sesuai dengan tuntutan pencapaian

36
kompetensi (Tegeh et al., 2015). Pada tahap analisis dilakukan dengan

menganalisis kebutuhan peserta didik, isi atau konten, serta penentuan KD

dan indikator.

b. Tahap Perencanaan (Design)

Tahap selanjutnya dalam pelaksanaan penelitian pengembangan yaitu

tahap perencanaan (design). Pada tahapan perencanaan ini menitikberatkan

ada tiga kegiatan, yaitu pemilihan materi yang sesuai dengan karakteristik

siswa dan kompetensi yang akan dicapai, strategi pembelajaran, bentuk dan

metode penilaian dan evaluasi (Tegeh et al., 2015). Pada tahap

perencanaan/design yang dilakukan yaitu pengumpulan materi, gambar,

menyusun RPP, mencari video yang relevan yang terintegrasi dengan youtube,

soal-soal latihan yang terintegrasi dengan google form.

c. Tahap Pengembangan (Development)

Setelah tahap perencanaan, dilanjutkan dengan tahap pengembangan

(develoment). Dalam tahapan ini dilakukan beberapa kegiatan seperti, mencari

dan mengumpulkan berbagai sumber yang relevan untuk memperkaya materi,

pembuatan gambar ilustrasi, bagan, dan grafik yang dibutuhkan, pengetikan,

pengeditan, serta pengaturan lay out buku ajar. Kegiatan berikut pada tahapan

pengembangan adalah tahapan memvalidasi draft produk pengembangan dan

revisi sesuai dengan masukan para ahli (Tegeh et al., 2015). Pada tahap

pengembangan dilakukan penyusunan komponen modul elektronik (E-modul)

menjadi satu kesatuan dalam bentuk link (Hyper Text Markup Language)

37
maupun softcopy exe dan pada tahap ini juga dilakukan validasi produk oleh

pakar ahli dan uji coba produk dengan siswa.

d. Tahap Implementasi (Implementation)

Setelah tahap pengembangan atau development, dilanjutkan dengan tahap

implementasi (implementation). Pada tahap ini, produk diterapkan dalam

pembelajaran. Pengaplikasian produk dilakukan agar menerima masukan dari

siswa dan dosen sebagai bahan perbaikan draft produk (Tegeh et al., 2015).

Pada tahap implementasi, pengembangan produk yang dihasilkan

diujicobakan secara langsung dalam pembelajaran di sekolah.

e. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Langkah terahir adalah tahap evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan

suatu proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap pengembangan

produk dalam pembelajaran. Tahap evaluasi terdiri dari dua bagian yaitu

formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mrngumpulkan data

pada setiap tahapan yang digunakan dalam penyempurnaan dan evaluasi

sumatif dilakukan pada akhir program untuk mengetahui pengaruhnya

terhadap hasil belajar siswa dan kualitas dari pembelajaran secara keseluruhan

(Tegeh et al., 2015). Dalam penelitian ini evaluasi dilakukan secara formatif

untuk menyempurnakan produk melalui proses revisi produk.

2. Prosedur Penelitian Pengembangan

38
Sesuai dengan model pengembangan yang dipakai dalam perancangan

media pembelajaran, berikut diapaparkan mengenai prosedur penelitian

pengembangan media pembelajaran E-modul pada karakter peduli lingkungan

ini menggunakan model pengembangan ADDIE.

a. Tahap Analisis (Analysis)

Analisis dilakukan untuk mengetahui kebutuhan peserta didik terkait

terkait dengan proses pembelajaran dengan mengumpulkan informasi data

awal pengembangan produk. Pengumpulan data dilakukan melalui

observasi di lapangan dan wawancara dengan guru terkait. Kegiatan ini

menjadi acuan dalam pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan

belajar, khususnya pada muatan IPS.

Pada tahap analisis terdapat tiga tahapan dalam penelitian

pengembangan yaitu,

a) Menganalisi Kondisi Awal

Pada tahap ini dilakukan analisis kondisi awal di kelas IV SD

Negeri 2 Sumita, Gianyar. Analisis kondisi awal dilakukan melalui

kegiatan observasi secara langsung oleh peneliti untuk mengetahui

kondisi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung menggunakan

sistem daring. Hasil analisis berdasarkan observasi yaitu ditemukan

kesulitan peserta didik mengikuti pembelajaran daring khususnya pada

mata pelajaran IPS dan media pembelajaran yang digunakan kurang

39
maksimal sehingga peserta didik merasa jenuh dalam melaksanakan

proses pembelajaran di sekolah.

b) Menganalisis konten dan fasilitas

Pada tahap ini menentukan materi ajar yang cocok untuk

pengembangan produk yang akan dihasilkan serta menganalisis fasilitas

penunjang siswa saat proses pembelajaran berlangsung dan lingkungan

peserta didik. Sesuai dengan produk yang akan dihasilkan yaitu, E-

modul interaktif pada karakter peduli lingkungan muatan IPS materi

sumber daya alam kelas IV SD.

c) Menganalisis Kompetensi Dasar dan Indikator

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap materi yang digunakan

dalam pengembangan E-modul ini dan disesuaikan terhadap kebutuhan

peserta didik. Pada kegiatan ini dilakukan wawancara bersama guru

kelas agar mendapat informasi yang menunjang. Sesuai dengan analisis

Kompetensi Dasar (KD) dan indikator yang sudah dilakukan, maka

dapat diidentifikasi KD serta indikator pada materi IPS kelas IV yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.
Kompetensi Dasar & Indikator
(Sumber: Data Peneliti)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator
2.1 Menunjukkan sikap disiplin 2.1.1 Menunjukkan sikap disiplin
dalam memenuhi kewajiban menjaga lingkungan dalam

40
dan hak sebagai warga masyarakat memenuhi kewajiban
sebagai wujud cinta tanah air. dan hak sebagai warga
masyarakat sebagai wujud cinta
tanah air di lingkungan sekolah.
2.1.2 Menunjukkan sikap disiplin
dalam menjaga kerapian dan
kelestarian lingkungan dalam
memenuhi kewajiban
dan hak sebagai warga
masyarakat sebagai wujud cinta
tanah air di lingkungan sekolah.
2.1.3 Menunjukkan sikap disiplin dan
bijaksana menggunakan SDA
dalam memenuhi kewajiban
dan hak sebagai warga.
masyarakat sebagai wujud cinta
tanah air di lingkungan sekolah.

2. Tahap perancangan (Design)

Tahap desain dilaksanakan setelah memperoleh hasil dari kebutuhan

siswa yang terdapat pada tahap analisis. Produk yang akan dikembangkan

dalam penelitian ini adalah modul elektronik atau E-modul. Sebelum

diproduksi perlu disiapkan rancangan yang akan digunakan agar

mempermudah pembuatan tampilan serta pengaturan dalam pembuatan

E-modul. Rancangan E-modul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Menyususn karakteristik E-modul. Karakteristik disusun

berdasarkan analisis kebutuhan siswa dan didesain sedemikian

rupa untuk menjadi lebih menarik perhatian siswa untuk belajar.

41
b. Menyusun materi pada E-modul. Materi yang digunakan pada E-

modul akan berpedoman pada buku siswa tematik. Kompetensi

dasar yang digunakan dalam penyusunan materi adalah silabus

yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

c. Mendesain E-modul, desain E-modul disesuaikan dengan materi

dan indikator pembelajaran. Pengembangan produk pembelajaran

ini berfokus kepada kemudan siswa dalam mengaplikasikan dan

kemanfaatan media dalam penunjang dari proses pembelajaran.

d. Membuat instrumen penilaian E-modul. Instrumen penilaian

meliputi uji ahli media, uji ahli materi, uji ahli desain, uji

perorangan, dan uji kelompok kecil.

e. Menyusun kegiatan pembelajaran berupa RPP. Dalam kegiatan

pembelajaran merujuk kepada rencana pelaksana pembelajaran

(RPP). RPP disusun menyesuaikan tema yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran.

3. Tahap pengembangan (development)

Pada tahap pengembangan dilakukan setelah tahap desain. Pada tahap

ini dilaksanakan produksi produk pengembangan kemudian dilakukan

validasi oleh pakar ahli dan siswa sebagai subjek uji coba produk.

Adapun tahap produksi produk pengembangan meliputi:

42
a) Tahap pengembangan produk penelitian

Adapun beberapa tahapan pengembangan produk E-modul ini

yaitu sebagai berikut.

1) Menentukan tema yang akan digunakan pada E-modul.

2) Membuat isi materi berupa teks, gambar dan video yang akan

digunakan.

3) Menentukan desain pada E-modul yang akan dibuat.

4) Menentukan jenis dan spasi, ukuran tulisan yang akan

digunakan.

5) Menentukan background tampilan E-modul.

6) Mengatur tata letak dan halaman yang digunakan pada E-modul.

7) Membuat cover E-modul yang menarik.

8) Membuat soal latihan interaktif dalam E-modul.

9) Tahap finishing produk E-modul.

b) Tahap uji kelayakan produk

Pada tahap pengembangan (development) produk E-modul

interaktif pada karakter peduli lingkungan muatan IPS perlu untuk

mengetahui kelayakan sebelum digunakan dalam proses

pembelajaran. Untuk kelayakan dari produk ini dinilai oleh para ahli

dan siswa melalui uji perorangan, dan uji kelompok kecil. Uji

kelayakan produk melibatkan ahli desain, ahli isi materi dan ahli

43
media pembelajaran. Uji coba produk melalui uji coba perorangan,

dan uji coba kelompok kecil yang melibatkan siswa kelas IV SD

Negeri 2 Sumita.

4. Tahap implementasi (implementation)

Setelah produk selesai dibuat dan dinyatakan telah layak digunakan

sebagai media pembelajaran. Maka untuk tahap selanjutnya adalah tahap

implementasi produk E-modul. Tahap implementasi adalah penerapan

dari produk pengembangan yang sudah layak untuk digunakan secara luas

pada proses pembelajaran untuk mengetahui efektifitas produk. Pada

tahap implementasi dilaksanakan di sekolah dengan melibatkan siswa

secara langsung dalam proses pembelajaran.

5. Tahap evaluasi (evaluation)

Tahap evaluasi dilakukan setelah data pata tahap implementasi

terkumpul. Tahap evaluasi yang dilaksanakan pada penelitian

pengembangan ini menggunakan evaluasi formatif. Evaluasi formatif

dilakukan untuk mengukur atau menilai produk pembelajaran yang

mencakup validasi para ahli dan respon siswa terhadap produk yang

dikembangkan. Pada tahap evaluasi ini juga merupakan penilaian akhir

terhadap produk yang telah dibuat untuk mengetahui kelemahan dari

44
produk yang di kembangkan sehingga dapat dikembangkan kembali dan

menghasilkan E-modul yang layak digunakan dalam proses pembelajaran.

3. Uji Coba Produk

Tahap uji coba produk dalam penelitian ini perlu dilakukan untuk

menentukan dan menetapkan tingkat kelayakan produk yang dikembangkan.

Tahap uji coba produk dalam penelitian ini terdiri atas: a) rancangan (desain)

uji coba, b) subjek uji coba, dan c) jenis data.

a) Rancangan (Desain) Uji Coba Produk

Pengembangan E-modul interaktif pada karakter peduli lingkungan

muatan IPS kelas IV SD ini harus diuji tingkat validitas dan efektifitas

nya berdasarkan hasil analisis uji coba yang dilakukan dua tahap yaitu: (a)

review ahli atau validasi oleh ahli yang akan dilakukan oleh para ahli

desain, ahli isi dan ahli media pembelajaran. (b) uji coba produk yang

dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu: uji coba perorangan, uji coba

kelompok kecil, dan uji coba lapangan.

b) Subjek Uji Coba Produk

Subjek uji coba dari produk penelitian pengembangan ini yaitu

dapat dijabarkan dengan rincian sebagai berikut:

45
1. Tahap Review Para Ahli

Pada tahap ini dilakukan uji coba oleh tiga orang ahli

diantaranya satu orang ahli isi muatan pelajaran, satu orang ahli

desain, dan satu orang ahli media pembelajaran. Adapun ahli isi

muatan pelajaran dalam penelitian ini merupakan seorang dosen

yang mengampu mata kuliah IPS, ahli desain pembelajaran pada

penelitian ini merupakan seorang dosen yang ahli dibidang desain

pembelajaran serta ahli media pembelajaran diisi oleh seorang

dosen yang ahli dalam teknologi pendidikan, berasal dari

Universitas Pendidikan Ganesha yang bersedia mereview rancangan

pengembangan produk E-modul.

Pelaksanaan pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan

masukan mengenai produk pengembangan yang dinilai dari

beberapa aspek dan telah dijabarkan dalam kuesioner yang telah

diberikan kepada para ahli. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

pendapat para ahli serta untuk mengetahui kualitas media

pembelajaran yang dikembangkan agar sesuai dengan spesifikasi

yang sudah diterapkan sebelumnya.

2. Tahap Uji Coba Perorangan

Pada tahap uji coba perorangan, subjek uji coba terdiri dari tiga

orang dari siswa kelas IV SD Negeri 2 Sumita. Siswa-siswa tersebut

46
terdiri dari satu orang siswa memiliki karakter peduli lingkungan

dengan tingkat tinggi, satu orang siswa yang memiliki karakter

peduli lingkungan dengan tingkat sedang, dan satu orang siswa

yang memiliki karakter peduli lingkungan dengan tingkat rendah.

3. Tahap Coba Kelompok Uji Kecil

Pada tahap uji coba kelompok kecil, produk diuji coba kepada

sembilan siswa yang bisa mewakili populasi siswa kelas IV SD

Negeri 2 Sumita. Sembilan orang siswa tersebut dipilih secara acak

terdiri dari tiga orang siswa yang memiliki karakter peduli

lingkungan dengan tingkat tinggi, tiga orang siswa yang memiliki

karakter peduli lingkungan dengan tingkat sedang, dan tiga orang

siswa yang memiliki karakter peduli lingkungan dengan tingkat

rendah.

4. Tahap Uji Coba Lapangan

Tahap uji coba lapangan, produk diuji coba kepada duapuluh

tujuh orang siswa yang bisa mewakili populasi siswa kelas IV SD

Negeri 2 Sumita. Ke duapuluh tujuh orang siswa tersebut sudah

termasuk siswa yang memiliki karakter peduli lingkungan dengan

tingkat tinggi, siswa yang memiliki karakter peduli lingkungan

47
dengan tingkat sedang, dan siswa yang memiliki karakter peduli

lingkungan dengan tingkat rendah.

5. Efektivitas Produk

Dalam penelitian pengembangan uji efektifitas produk

merupakan tahap yang sangat penting, karena uji efektifitas produk

untuk mengetahui efektif atau tidaknya produk E-modul yang

digunakan dilapangan untuk meningkatkan karakter peduli

lingkungan siswa. Tingkat keefektivian dari produk E-modul ini

menggunakan instrumen lembar observasi dan analisis data

deskriptif kualitatif, deskriptif kuantitatif dan statistik inferensial.

Dalam mengukur hasil keefektivan dari E-modul setelah melakukan

uji validasi dan dinyatakan valid. Sedangkan untuk subjek untuk uji

efektivitas dari produk E-modul ini menggunakan siswa dari SD

Negeri 2 Sumita, yaitu siswa kelas IV yang berjumlah dua puluh

tujuh orang siswa. Efektivitas produk dalam penelitian

pengembangan ini terdiri atas: a) rancangan (desain) efektivitas

produk, dan b) subjek efektifitas.

1) Rancangan (Desain) Efektifitas Produk

Pengembangan E-modul ini perlu diuji tingkat efektifitasnya.

Uji efektivitas produk diterapkan untuk mengetahui hasil

keefektivan produk dalam meningkatkan karakter peduli

lingkungan pada peserta didik SD Negeri 2 Sumita. Pada tingkat

48
efektifitas E-modul dilakukan melalui hasil penilaian pretest dan

posttest setelah melakukan validasi dan produk sudah dinyatakan

valid. Pretest merupakan tahap pengujian karakter peduli

lingkungan peserta didik sebelum menggunakan produk E-modul.

Sedangkan posttest merupakan tahap pengujian karakter peduli

lingkungan peserta didik sesudah menggunakan produk E-modul.

2) Subjek Efektivitas produk

Subjek dari uji efektifitas produk penelitian pengembangan E-

modul ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri 2 Sumita. Uji coba

efektivitas menggunakan seluruh jumlah siswa kelas IV di SD

Negeri 2 Sumita yang berjumlah dua puluh tujuh orang siswa.

Dalam satu kelas tersebut termasuk siswa dengan karakteristik yang

berbeda. Setelah melalui uji coba lapangan maka dapat dilihat

seberapa efektif produk yang dikembangkan dalam proses belajar

mengajar untuk meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa.

c) Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini

yaitu bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dihimpun

berdasarkan hasil penilaian, masukkan, tanggapan, kritik, serta

saran perbaikan melalui angket/kuesioner dari review para ahli yang

meliputi; ahli isi bidang mata pelajaran, ahli desain pembelajaran,

ahli media pembelajaran, dan melalui review siswa yang meliputi;

uji perorangan, uji coba kelompok kecil, serta lembar observasi

49
untuk efektifitas produk yang meliuti; uji coba lapangan. Data

kuantitatif diperoleh dari data kualitatif berupa tanggapan kuesioner

dan lembar observasi yang diubah dalam bentuk deskriptif

persentase.

4. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Metode pengumpulan data

Dalam penelitian ini pengumpulan data yang di pakai adalah: (1)

metode wawancara, (2) metode angket/kuesioner, dan (3) metode

observasi.

1) Metode wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data

dengan cara melakukan tanya jawab yang sistematis, dan hasil

tanya jawab ini dicatat/direkam secara cermat (Agung, 2018:105).

2) Metode kuesioner atau angket merupakan cara memperoleh atau

mengumpulkan data dengan mengirimkan suatu daftar

pernyataan/pertanyaan kepada subjek/responden penelitian (Agung,

2018:107). Pada penelitian pengembangan ini menggunakan bentuk

kuesioner isian tertutup, yaitu kuesioner yang disediakan kepada

subjek penelitian dibatasi sesuai dengan pertanyaan yang ada.

3) Metode observasi merupakan teknik dalam pengumpulan data

dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak mengenai

50
hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi. Hal-hal

yang diamati dapat berupa gejala-gejala tingkah laku siswa

(Sanjaya, 2013:270). Metode observasi digunakan untuk mengukur

efektivitas produk melalui lembar observasi, dilakukan pada tahap

penerapan yang akan dilakukan dengan cara pretest dan posttest

untuk meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa sebelum dan

sesudah menggunakan media E-modul.

b. Instrumen pengumpulan data

Instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data pada penelitian

pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1) Lembar wawancara, digunakan untuk mengumulkan data/informasi

mengenai pendapat, sikap ataupun persepsi dan pendapat seseorang

melalui daftar pertanyaan.

2) Lembar kuisioner (angket), digunakan untuk mengumpulkan data

dalam uji validasi produk. Penelitian pengembangan ini

menggunakan bentuk kuesioner isian tertutup, dimana kuesioner

yang disediakan kepada subjek penelitian dibatasi sesuai dengan

pertanyaan yang ada.

3) Lembar observasi, digunakan untuk mengumpulkan data

berdasarkan hal-hal yang diamati secara langsung ataupun tidak

51
langsung berupa gejala-gejala tingkah laku siswa. Observasi yang

digunakan yaitu observasi tak terstruktur, yaitu peneliti mengamati

secara langsung keadaan sesungguhnya dilapangan mengacu pada

tujuan penelitian. Pada tahap uji efektivitas produk lembar

observasi digunakan untuk mengumpulkan data pada karakter

peduli lingkungan yang dilakukan dengan cara menggunakan uji-t

untuk sampel berkorelasi.

Adapun kisi-kisi pengumpulan data pada penelitian

pengembangan E-modul adalah sebagai berikut:

1) Instrumen Ahli Isi/Materi Pembelajaran

Tabel 2.
Kisi-kisi Instrumen Ahli Isi/Materi Pembelajaran
(Sumber: Suartama, 2016)
No. Aspek Indikator Nomor Jumlah
Butir Butir
a) Kesesuaian materi dengan 1
kompetensi dasar
1. Kurikulum 3
b) Kesesuaian materi dengan 2
indikator pembelajaran
c) Kesesuaian materi dengan 3
tujuan pembelajaran
a) Kesesuaian materi dengan 6

52
No. Aspek Indikator Nomor Jumlah
Butir Butir
karakteristik siswa
b) Kedalaman materi 5
c) Materinya didukung media yang 8
tepat
2. Materi 7
d) Materinya mudah dipahami 7
e) Materinya merepresentasikan 9
kehidupan nyata
f) Memberikan sumber lain untuk 4
belajar
g) Penggunaan Bahasa yang tepat 10
dan konsisten
a) Kesesuaian evaluasi dengan 11
materi
3. Evaluasi 2
b) Kesesuaian tingkat kesulitan 12
soal dengan materi
Jumlah 12

2) Instrumen Ahli Desain

Tabel 3.
Kisi-kisi Instrumen Ahli Desain Pembelajaran
(Sumber: Suartama, 2016)
No Aspek Indikator Nomor Jumlah
Butir Butir
a) Kejelasan tujuan pembelajaran 1
1. Tujuan b) Konsisten antara tujuan, matri, 2 2
dan evaluasi
a) Penyampaian materi yang 5

53
sistematis
b) Dapat memotivasi siswa 4
2. Strategi c) Memberikan penarik perhatian 3 4
d) Memberikan kesempatan siswa 6
untuk belajar mandiri
a) Kesesuaian evaluasi dengan 7
materi
3. Evaluasi 2
b) Kesesuaian tingkat kesulitan 8
soal dengan kompetensi
Jumlah 8

3) Istrumen Ahli Media Pembelajaran

Tabel 4.
Kisi-kisi Instrumen Ahli Media Pembelajaran
(Sumber: Suartama, 2016)
No Aspek Indikator Nomor Juimlah
Butir Butir
a) Kemudahan menggunakan 1
media
1. Teknis
b) Media dapat membantu siswa 2
3
memahami materi
c) Media dapat membangkitkan 3
motivasi siswa
a) Kualitas tampilan baik 5
2. Strategi 2
b) Tampilan layar serasi dan 4
seimbang
a) Ketepatan penggunaan jenis 8
huruf
b) Ketepatan penggunaan ukuran 7
4. Teks 3
huruf
c) Ketepatan penggunaan spasi 6

54
No Aspek Indikator Nomor Juimlah
Butir Butir
tulisan
a) Penggunaan gambar dalam E- 9
modul mendukung
5. Gambar dan pembelajaran 2
Video
b) Penggunaan video yang 10
mendukung pemahaman materi
Jumlah 10

4) Instrumen Respon Siswa


Tabel 5.
Kisi-kisi Instrumen Uji Perorangan, Uji Kelompok Kecil, dan Uji Lapangan
(Sumber: Sudarma, dkk, 2015)
No Aspek Indikator Nomor Jumlah
Butir Butir
a) Kemenarikan tampilan media E- 1
modul
b) Keterbacaan teks 2
1. Desain 4
tampilan c) Kejelasan gambar 3
d) Kejelasan petunjuk penggunaan 4
tautan (Google form&Youtube)
a) Materi mudah dipahami 7

b) Kejelasan Uraian Materi 6


2. Materi 3
c) Media memberikan semangat 5
siswa dalam belajar
a) Kejelasan produk pengerjaan soal 9

b) Soal sesuai dengan materi 10


3. Evaluasi c) Bahasa mudah dipahami 8 3

Jumlah 10

55
5) Kisi-kisi Instrumen Uji Efektivitas Produk

Tabel 6.
Kisi-kisi Instrumen Uji Efektivitas Produk
Kompetensi Indikator Aspek yang diamati No
Dasar (KD) butir
2.1 Menunjukkan 2.1.1Menunjukkan 1. Membersihkan ruangan 11
sikap disiplin sikap disiplin kelas
dalam menjaga 2. Membersihkan lingkungan 27
memenuhi lingkungan sekolah
kewajiban dalam 3. Tidak membuang sampah 1
dan hak memenuhi sembarangan
sebagai kewajiban 4. Saling membantu 3
warga dan hak melaksanakan tugas piket
masyarakat sebagai warga 5. Menyiram tanaman di 21,5
sebagai masyarakat halaman sekolah
wujud cinta sebagai wujud 6. Bekerjasama menghias 2
tanah air. cinta tanah air taman sekolah
di lingkungan 7. Mengurangi penggunaan
sekolah sampah plastik dalam
kehidupan sehari-hari 29
8. Mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan
9. Melaksanakan tata tertib 26
sekolah
34,14
2.1.2 Menunjukkan 10. Tidak mencoret-coret meja 4,16
sikap disiplin atau dinding
dalam 11. Tidak merusak fasilitas 22
menjaga sekolah
kerapian dan 12. Merawat fasilitas sekolah 33
kelestarian 13. Membagi tugas dengan
lingkungan teman untuk melaksanakan
dalam keberishan di ruang kelas 18
memenuhi 14. Menyiram setelah
kewajiban membuang air besar dan 40
dan hak kecil di toilet sekolah
sebagai warga 15. Menggunakan kertas secara 38,30
masyarakat

56
sebagai wujud efisien
cinta tanah air 16. Tidak menaruh sampah di 35,37
di lingkungan kolong meja
sekolah 17. Peserta didik membawa
tempat minum sendiri untuk 39
mengurangi sampah botol
atau kaleng bekas minuman
18. Tidak memetik bunga
sembarangan di taman 20
sekolah
19. Merawat tanaman di
lingkungan
sekolahPemeliharaan 6,23
tanaman oleh masing-
masing kelas
20. Tidak sembarangan
menginjak rumput di taman 9,25
sekolah

2.1.3 Menunjukkan 21. Hemat energi listrik 12


sikap disiplin 22. Menggunakan air
dan bijaksana seperlunya 15,32
menggunakan 23. Tidak mengidupkan lampu
SDA pada saat siang hari 19
dalam 24. Menjaga kesuburan tanah
memenuhi dengan tidak membuang 31
kewajiban sampah sembarangan.
dan hak 25. Mematikan atau mengurangi
sebagai warga penggunaan listrik di 13,36
masyarakat ruangan yang tak digunakan.
sebagai wujud 26. Memastikan sumber listrik
cinta tanah air di kelas sudah dicabut
di lingkungan setelah jam belajar mengajar 17
sekolah. berakhir
27. Menguirangi pemakaian
gadget
28. Mematikan komputer 24
apabila tidak digunakan
29. Berangkat ke sekolah 37
dengan berjalan kaki
30. Berangkat ke sekolah 7
dengan naik sepeda
10,28

57
Jumlah 40

Berdasarkan penelitian pengembangan tersebut dilakukan uji coba

intrumen berbentuk kuesioner dan lembar observasi yang berisikan

pernyataan yang dibuat berdasarkan aspe-aspek yang akan diuji. Pada lembar

kuesioner dan observasi telah disediakan pilihan jawaban, sehingga penguji

hanya perlu memilih atau memberi tanda checklist pada setiap pernyataan

yang dianggap tepat serta kritik dan saran di tempat yang telah disediakan.

Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data hasil review ahli isi bidang

studi atau mata pelajaran, ahli media dan ahli desain pembelajaran serta

mengetahui respon peserta didik mengenai produk yang dikembangkan pada

uji kelompok kecil dan peorangan. Lembar observasi digunakan untuk

mengetahui keefektifan produk yang dikembangkan.

5. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data

Kualitas dan kelayakan dari instrumen pengumpulan data penelitian dapat

diketahui melalui uji coba instrumen. Uji coba instrumen dilakukan untuk

mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas. Instrumen akan valid dan reliabel

apabila memenuhi syarat penting yaitu, sebagai berikut, a) uji validitas tes, dan b)

uji reliabilitas tes.

a. Uji Validitas Tes

58
Uji validitas atau kelayakan digunakan untuk mengetahui apakah alat

ukur tersebut layak atau tidak. Layak adalah ketepatan alat ukur dalam

mengukur sebuah variabel. Suatu instrumen dikatakan layak jika instrumen

tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang dapat diukur. Suatu instrument

dikatakan valid apabila instrument tersebut mampu mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur. Untuk uji validitas digunakan rumus korelasi point biserial

sebagai berikut.


M p−¿M p
r pbi = t
¿
St q

(Sumber: Koyan: 2007: 87)

Keterangan:
r pbi = koefisien korelasi poin biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi butir yang dicari
validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi peserta didik yang menjawab betul (banyaknya peserta
didik yang menjawab betul dibagi dengan jumlah seluruh peserta
didik)
q = proporsi peserta didik yang menjawab salah

Kreteria yang digunakan pada validitas adalah dengan

membandingkan harga r pbi dengan tabel harga r product moment pada taraf

signifikan 5%. Tes dinyatakan valid apabila r pbi ˃ r tabel pada taraf signifikan

59
5%. Tes yang difalidasi oleh para ahli dapat diketahui butir yang sesuai

dengan yang tidak sesuai. Begitu juga dapat diketahui upaya perbaikan untuk

butir-butir tes yang sesuai.

b. Uji Reliabilitas Tes

Reliabilitas merujuk pada ketepatan/keajegan alat pengukur tersebut dalam

menilai apa yang diinginkan, artinya kapanpun alat tersebut digunakan akan

memberikan hasil yang relatif sama. Reliabilitas tes adalah kemampuan

mempertahankan kestabilan kepercayaan dan ketepatan dari suatu ramalan.

Untuk menghitung reliabilitas instrumen digunakan rumus Kuder

Richadson 20 (KR-20) sebagai berikut.

( )( SD −∑ pq
)
2
k
r 1.1 = 2
k −1 SD

(Sumber: Koyan, 2007: 90)

Keterangan:

r 1.1 = reliabilitas keseluruhan butir tes


k = jumlah butir tes
2
SD = variasi tes
p = proporsi testee yang menjawab betul
q = proporsi testee yang menjawab salah
n = banyaknya teste
pq =p×q

60
Untuk menentukan tinggi rendah (derajat) reliabilitas tes, dapat digunakan

kreteria yang dikemukakan oleh Guilford, 1951 (dalam Agung, 2018) sebagai

berikut.

Tabel 7.
Kriteria Reliabilitas
(Sumber: Koyan, 2007: 93)
Kreteria Kualifikasi Kualifikasi
≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah
0, 20r 1.1 ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah

0, 40r 1.1 ≤ 0,60 Derajat reliabilitas sedang

0,60r 1.1 ≤ 0,80 Derajat reliabilitas tinggi

0,80r 1.1 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas tinggi

6. Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian pengembangan E-modul interaktif

pada karakter peduli lingkungan muatan IPS materi sumber daya alam kelas IV

Sekolah Dasar ini menggunakan metode wawancara, observasi, dan kuesioner.

Kuisioner digunakan untuk ahli isi, ahli desain dan ahli media, serta digunakan

untuk mengetahui hasil dan tingkah laku siswa terhadap karakter peduli

61
lingkungan. Teknik analisis data digunakan lewat instrumen data kemudian

dikerjakan sesuai prosedur pengembangan. Hasil penelitian ini bertujuan untuk

pertimbangan untuk memperbaiki media E-modul interaktif pada karakter peduli

lingkungan. Dalam penelitian pengembangan ini digunakan juga teknik analisis

data, yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif

kuantitatif dan analisis statistik inferensial.

1) Analisis Deskriptif Kuantitatif

Metode analisis deskriptif kualitatif merupakan suatu cara

menganalisis atau pengolahan data dengan menyusun secara sitematis dalam

bentuk kalimat atau kata, kategori-kategori mengenai suatu objek sehingga

dapat diperoleh suatu kesimpulan (Agung, 2018:119). Teknik ini digunakan

untuk menganalisis atau mengolah data hasil ahli isi mata pelajaran, ahli

desain produk, ahli media pembelajaran, peserta didik dan guru bidang mata

pelajaran. Teknik analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan

mengelompokan informasi yang berupa masukan, kritik dan saran yang

mampu digunakan untuk perbaikan pada hasil angket, wawancara dan

lembar observasi. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi

produk yang telah dikembangkan.

2) Analisis Deskriptif Kuantitatif

62
Metode deskriptif kuantitatif merupakan salah satu cara untuk

mengolah data secara sistematis ke dalam bentuk angka-angka ataupun

persentase untuk mendapat simpulan secara umum (Agung, 2018:156). Pada

penelitian pengembangan ini analisis data deskriptif kuantitatif dilakukan

untuk memperoleh pemahaman yang nyata mengenai keberhasilan E-modul

yang telah di kembangkan. Hasil yang telah diperoleh dari pengembangan

E-modul ini berdasarkan review oleh pakar ahli dan subjek uji coba produk

kepada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sumita. Adapun rumus yang digunakan

untuk menghitung persentase dari masing-masing subjek adalah sebagai

berikut:

Persentase=
∑ X x 100 %
SMI

(Sumber: Tegeh, dkk, 2014:128)

Keterangan:

∑X = jumlah skor
SMI = skor maksimal ideal

Selanjutnya untuk menghitung persentase keseluruhan subjek digunakan

rumus:

F
Persentase=
N

(Sumber: Tegeh, dkk, 2014:128)

63
Keterangan:
F = Jumlah persentase keseluruhan subjek
N =Banyak subjek

Berikut merupakan ketetapan yang digunakan untuk memberikan makna

dan pengambilan keputusan lembar kuesioner para ahli:

Tabel 8.
Konvensi tingkat pencapaian dengan skala 5
(Sumber: Tegeh, dkk, 2014:129)
Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
(%)
90-100 Sangat Baik Tidak perlu direvisi
75-89 Baik Sedikit revisi
65-74 Cukup Direvisi secukupnya
55-64 Kurang Banyak hal yang direvisi
0-54 Sangat Kurang Diulang membuat produk

Berikut merupakan ketetapan yang digunakan untuk memberikan makna

dan pengambilan keputusan untuk lembar observasi karakter peduli

lingkungan:

Tabel 9.
Kriteria Persentase Karakter Peduli Lingkungan
(Sumber: Dimodifikasi dari Yuriska, 2019)
No Persentase (%) Kategori

1 0-20 Tidak Peduli

2 21-40 Kurang Peduli

64
3 41-60 Cukup Peduli

4 61-80 Peduli

5 81-100 Sangat Peduli

3) Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk mengetahui tingkat

efektivitas produk pada karakter peduli lingkungan muatan IPS materi sumber

daya alam sebelum dan sesudah menggunakan produk E-modul. Data uji coba

lapangan dikumpulkan dengan menggunakan pretest dan posttest pada

karakter peduli lingkungan yang diujicobakan.

Setelah didapatkan hasil pretest dan posttest, kemudian dianalisis

menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedaan hasil pada pretest dan

posttest. Sebelum melakukan uji hipotesis (uji-t berkorelasi), terlebih dahulu

dilakukan uji prasyarat (normalitas dan homogenitas). Adapun rumus yang

dipakai untuk uji prasyarat dan uji hipotesis (uji-t berkorelasi) adalah sebagai

berikut.

a) Uji prasyarat

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis uji-t berkorelasi. Analisis

uji-t berkorelasi memerelukan beberapa persyaratan analisis sebagai berikut.

1) Uji Normalitas

65
Uji normalitas sebaran digunakan untuk mengetahui apakah sebaran

skor pada setiap variabel berdistribusi normal sehingga uji hipotesis dapat

dilakukan. Uji normalitas data dilakukan dengan teknik Chi-Square ¿ ¿)

dengan rumus sebagai berikut.

( f o−f h ) ²
x =∑
2
fh

(Sumber: Agung dan Jampel 2021)

Keterangan :
2
x = chi-square
f o = frekuensi observasi
f h = frekuensi harapan

Apabila x² hitung ˂ x² tabel pada taraf signifikan a = 0,05 dengan

derajat kebebasan k-1, maka data berdistribusi normal.

b) Uji Hipotesis (Uji-t berkorelasi)

Teknik analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah teknik

analisis uji-t berkorelasi dengan depanden. Dasar dari penggunaan uji-t

berkorelasi ini adalah menggunakan dua perlakuan yang berbeda terhadap

satu sampel. Pada penelitian pengembangan ini dilakukan uji efektivitas E-

66
modul interaktif pada karakter peduli lingkungan muatan IPS materi sumber

daya alam kelas IV SD. Rumus uji-t berkorelasi adalah sebagai berikut.

t ∑D
hitung=


2
n ∑ D 2−( ∑ D )
n−1

(Sumber: Rangkuti, 2017)

Keterangan:
t hitung = nilai t yang diperoleh

∑D = jumlah perbedaan setiap pasangan


n = jumlah subjek

Hasil uji coba dibandingkan ttabel dengan taraf signifikan 0,05 (5%)

untuk mengetahui adanya efektifitas penggunaan E-modul pada karakter

peduli lingkungan.

Hipotesis penelitian:

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa

sebelum dan sesudah menggunakan E-modul interaktif pada

karakter peduli lingkungan muatan IPS materi sumber daya alam

kelas IV SD Negeri 2 Sumita.

H 1 : Ada terdapat perubahan yang signifikan hasil belajar siswa sebelum

dan sesudah menggunakan E-modul interaktif pada karakter peduli

67
lingkungan muatan IPS materi sumber daya alam kelas IV SD

Negeri 2 Sumita.

Hipotesis Statistik:

H 0 : μ1 = μ 2

H 1 : μ 1 ≠ μ2

(Sumber: Koyan, 2012:35)

Keputusan:

Bila t hitung ≥ t hitung maka H 0 dan H 1 diterima

Bila t hitung ≤ dari t tabel maka H 0 diterima dan H 1 ditolak

Tabel 10.
Metode Analisis Data
No Jenis Data Sifat Data Sumber Teknik
Data Analisis
Data
1 Data hasil review Kualitatif dan Kuesioner Analisis
ahli isi bidang kuantitatif atau angket deskriptif
studi, data hasil kualitatif dan
review ahli desain analisis
pembelajaran, dan deskriptif
data hasil review kuantitatif
ahli media

68
pembelajaran
2 Data hasil review Kualitatif dan Kuesioner Analisis
uji perorangan kuantitatif atau angket deskriptif
kualitatif dan
analisis
deskriptif
kuantitatif
3 Data dari evaluasi Kualitatif dan Lembar Analisis
uji efektifitas Kuantitatif Observasi statistik
karakter peduli inferensial
lingkungan

69
M. Jadwal Penelitian

Tabel 11.
Jadwal kegiatan penelitian disajikan pada tabel berikut.

2021 2022

No. Kegiatan Bulan


9 10 11 12 1 2
1. Melakukan Analisis Kebutuhan
Media Pembelajaran (need
assesment)
2. Penyusunan proposal penelitian
3. Penyusunan instrumen
penelitian
4. Pengumpulan data ke lapangan
5. Analisis data
6. Penyusunan artikel penelitian
7. Penyusunan laporan penelitian
8. Ujian skripsi

70
DAFTAR RUJUKAN

Abdurrahman, Jampel, I. N., & Sudatha, I. G. W. (2020). Pengembangan Multimedia


Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Journal of Education
Technology, 4(1), 52. https://doi.org/10.23887/jet.v4i1.24091
Adiputra, I., Sugihartini, N., & Dkk. (2014). Instalasi Sistem Operasi Jaringan
Berbasis GUI dan Text ” untuk Siswa Kelas X Teknik Komputer. Kumpulan
Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI), 3(1), 19–25.
Afandi, R. (2013). Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui Pembelajaran IPS
di Sekolah Dasar Sebagai Alternatif Menciptakan Sekolah Hijau. PEDAGOGIA:
Jurnal Pendidikan, 2(1), 98. https://doi.org/10.21070/pedagogia.v2i1.50
Afriansyah, E. A., Sofyan, D., Puspitasari, N., Luritawaty, I. P., & Sundayana, R.
(2020). Pelatihan Media E-learning Edmodo untuk Optimalisasi Pembelajaran.
3, 33–39.
Amalia, A., & Sa’adah, N. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kegiatan
Belajar Mengajar Di Indonesia. Jurnal Psikologi, 13(2), 214–225.
https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i2.3572
Andriani, P., & Bakhtiar, A. M. (2017). Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup pada
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar. DIDAKTIKA : Jurnal
Pemikiran Pendidikan, 24(1), 100. https://doi.org/10.30587/didaktika.v24i1.151
Arifah, S., & Z, A. F. (2020). Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan Bagi
Siswa MI/SD Di Indonesia. Angewandte Chemie International Edition, 6(11),
951–952., III(1), 5–24.
Ariyani, Y. D., & Wangid, M. N. (2016). The Development of Integrated-Thematic
Teaching Materials Based on Characters of Environmental Care and
Responsibility. Jurnal Pendidikan Karakter, 116–129.
Aryawan, R., Sudatha, I. G. S., & Sukmana, A. I. W. I. Y. (2018). Pengembangan e-
modul interaktif mata pelajaran ips di smp negeri 1 singaraja. Jurnal EDUTECH
Universitas Pedidikan Ganesha, 6, 180–191.
Atmaji, R. D., & Maryani, I. (2018). Pengembangan E-Modul Berbasis Literasi
Sains. Fundamental Pendidikan Dasar, 1(1), 28–34.
Efend, N., Barkara, R. S., & Fitria, Y. (2020). Implementasi Karakter Peduli
Lingkungan di Sekolah Dasar Lolong Belanti Padang Implementation of
Character Cares About The Environment in Elementary School Lolong Belanti
Padang. 4(2), 1–10.
Falahudin, I. (2014). Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. 4, 104–117.

71
Hafsah, N. R. J., Rohendi, D., & Purnawan. (2016). Penerapan media pembelajaran
modul elektronik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
teknologi mekanik. 3(1), 106–112.
Hayati, S., Budi, A. S., & Handoko, E. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran
Flipbook Fisika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik. Prosiding
Seminar Nasional Fisika (e-Jurnal) SNF2015, IV, 49–54.
Hilmi, M. Z. (2017). Implementasi Pendidikan IPS Dalam Pembelajaran IPS Di
Sekolah. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 3(2), 164–172.
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/article/view/198
Kuncahyono. (2018). Pengembangan E-modul (Modul Digital) Dalam Pembelajaran
Tematik Di Sekolah Dasar. 2(2), 219–231.
Narut, Y. F., & Nardi, M. (2019). Analisis Sikap Peduli Lingkungan Pada Siswa
Kelas VI Sekolah Dasar di Kota Ruteng. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 9(3), 259–266. https://doi.org/10.24246/j.js.2019.v9.i3.p259-266
Nita, S. (2020). Media Pembelajaran Modul Elektronik ( E-Modul ) Sebagai Sarana
Media Pembelajaran Modul Elektronik ( E-Modul ) Sebagai Sarana
Pembelajaran Jarak Jauh. May, 8–11.
Nurani, N. F., Ridlo, S., & Susilowat, S. M. E. (2014). Pengembangan Modul
Pendidikan Lingkungan Hidup (Plh) Berbasis Karakter Untuk Menumbuhkan
Wawasan Dan Karakter Peduli Lingkungan. Journal of Biology Education, 3(1),
53–60. https://doi.org/10.15294/jbe.v3i1.4155
Piyana, S. O. (2020). E-Modul Etnokontruktivisme: Implementasi Pada Kelas V
Sekolah Dasar Ditinjau Dari Motivasi. Jurnal JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah
Dasar), 7(1), 21–28. https://doi.org/10.12928/jpsd.v7i1.13792
Purwanti, D. (2017). Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Dan Implementasinya.
1(2), 14–20.
Puspitasari, A. D. (2019). Penerapan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan
Modul Cetak dan Modul Elektronik pada Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika,
7(1), 17–25. http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika
%0Ap-ISSN
Putri, I. P., Yuniasih, N., Sakdiyah, S. H., & Malang, U. K. (2020). Pengembangan E-
Modul Berbasis Kvisoft Flipbook Maker Perjuangan Para Pahlawan di Kelas IV
Sekolah Dasar. Seminar Nasional PGSD UNIKAMA, 4, 523–530.
Rustini, T. (2016). Kata Kunci : Model Interaktif dan Pembelajaran IPS.
Salim, Suryaman, & Rusmawat, R. D. (2019). Keefektifan Tingkatan Pembelajaran
Inkuiri (Levels Of Inquiry) terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Sains
pada Siswa dengan Pengetahuan Awal Berbeda Salim,. 3, 96–108.

72
Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta :
Kencana.
Saputra, T. A. (2011). Jurnal -İps Berbasis Tematik.Pdf.
Setiadi, H. (2016). Pelaksanaan penilaian pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian
Dan Evaluasi Pendidikan, 20(2), 166–178.
https://doi.org/10.21831/pep.v20i2.7173
Setiawati, T., Pranata, O. H., & Halimah, M. (2019). Pengembangan Media
Permainan Papan pada Pembelajaran IPS untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
Pengembangan Media Permainan Papan Pada Pembelajaran IPS Untuk Siswa
Kelas V Sekolah Dasar, 6(1), 163–174.
Suarsana, I. M., & Mahayukti, G. A. (2013). Pengembangan E-modul Berorientasi
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Mahasiswa. 2(2), 264–275.
Sugianto, D., Abdullah, A. G., Elvyanti, S., & Muladi, Y. (2013). Modul Virtual:
Multimedia Flipbook Dasar Teknik Digital. IX(2), 101–116.
Tafonao, T. (2018). Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat
Belajar Mahasiswa. 2(2).
Tegeh, I. M., Jampel, I. N., & Pudjawan, K. (2014). Model Penelitian Pengembangan
(Vol. 148).
Tegeh, I. M., Jampel, I. N., & Pudjawan, K. (2015). Pengembangan Buku Ajar Model
Penelitian Pengembangan dengan Model ADDIE. Seminar Nasional Riset
Inovatif IV, 208–216.
Tresnani, L. D. (2020). Penanaman Karakter Peduli Lingkungan melalui Kegiatan
Pembiasaan di SMP Negeri 6 Pekalongan. 2(1), 108–117.
Violadini, R., & Mustika, D. (2021). Pengembangan E-Modul Berbasis Metode
Inkuiri Pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. 5(3).
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i3.899
Wulandari, I. G. A. A., & Agustika, G. N. S. (2020). Dramatik Pembelajaran Daring
Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Pada Persepsi Mahasiswa PGSD
Undiksha). Mimbar PGSD Undiksha, 8(3), 515–526.
Rangkuti, Anna Armeini. 2017. Statistika Inferensial untuk Psikologi dan
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Koyan, I. W. 2012. Statistik Pendidikan. Singaraja: Undiksha

Koyan, I. W. 2007. Assesemen dalam Pendidikan. Singaraja: Undiksha

Tegeh, I.M. dkk. 2014. Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu

73
Suartama, I Kadek. 2016. “Evaluasi dan Kriteria Kualitas Media Pembeajaran”
Tersedia pada https://www.researchgate.net/publication/335541585
_Evaluasi_dan_Kriteria_ Kualitas_Multimedia_Pembeajaran.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006


Tentang Standar Isi Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah. 2006. Jakarta:
Mentri Pendidikan Nasional.

Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan
Formal. 2018. Jakarta: Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia.

Agung, A.A Gede. 2018. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha


Singaraja.

Agung, A.A.G., & Jampel, I.N. 2021. Statistika Inferensial Untuk Pendidikan.
Singaraja: Undiksha Singaraja.

74

Anda mungkin juga menyukai