OLEH
NI KADEK SINTAYANI
NIM 1911031277
i
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAPAN
PINTAR ACAK KATA UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN LITERASI MEMBACA MUATAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS II SD NEGERI 1
KINTAMANI
PROPOSAL
Oleh
NI KADEK SINTAYANI
NIM 1911031277
ii
PROPOSAL
Menyetujui,
iii
DAFTAR ISI
Sampul ..................................................................................................................... i
Lembar Persetujuan .............................................................................................. iii
Daftar Isi ................................................................................................................ iv
Daftar Gambar ....................................................................................................... v
Daftar Tabel ........................................................................................................... vi
Daftar Lampiran .................................................................................................. vii
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1
B. Idenfikasi Masalah ............................................................................................5
C. Pembatas Masalah.............................................................................................5
D. Rumusan Masalah .............................................................................................5
E. Tujuan Penelitian Pengembangan .....................................................................6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................7
G. Sfesifikasi Produk yang Diharapkan.................................................................8
H. Pentingnya Pengembangan ...............................................................................9
I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ........................................................9
J. Definisi Istilah.................................................................................................10
K. Kajian Teori dan Perumusan Hipotesis ..........................................................11
K.1 Kajian Teori .................................................................................................11
K. 1.1 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD..........................11
K. 1.2 Hakikat Media Pembelajaran ...............................................................13
K.1.3 Media Pembelajaran Papan Pintar Acak Kata (PAPINCAK)...............16
K.1.4 Literasi Membaca..................................................................................18
K.2 Hasil Penelitian Relevan..............................................................................19
K.3 Kerangka Berfikir ........................................................................................19
L. Metode Penelitian ...........................................................................................21
L.1 Model Penelitian Pengembangan ................................................................22
L.2 Prosedur Penelitian Pengembangan ............................................................22
L.3 Uji Coba Produk ..........................................................................................24
L.3.1 Desain Uji Coba Produk ........................................................................24
L.3.2 Subjek dan Objek ..................................................................................25
L.3.1 Jenis Data .............................................................................................25
L.4 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ..................................................25
L.4.1 Metode Pengumpulan Data ..................................................................25
L.4.2 Intrumen Pengumpulan Data .................................................................25
L.5 Analisis Data ...............................................................................................31
L.5.1 Uji Validasi Isi Instrumen .....................................................................31
L.5.2 Analisi Data Respon Siswa ...................................................................32
L.5.3 Analisi Data Kualitatif...........................................................................33
L.5.4 Analisi Data Kuantitatif.........................................................................33
L.5.4 Analisi Uji Efektifitas Media ................................................................34
M. Jadwa Waktu Penelitian................................................................................... 35
N. Daftar Rujukan ................................................................................................. 36
O. Lampiran .......................................................................................................... 40
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
(Hidayat,dkk. 2019). Pendidikan ialah rangkaian pembelajaran untuk siswa agar
mampu mengerti, paham serta menciptakan manusia semakin kritis dan berfikir
(Dwianti,dkk. 2021). Pendidikan merupakan sarana yang sangat efektif dalam
mencerdasakan kehidupan bangsa, hal ini merupakan salah satu wujud pelaksanaan
tujuan negara Indonesia yang ke tiga yakni mencerdasakan kehidupan bangsa. Oleh
karena itu maju dan tidaknya bangsa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang
diterapkan oleh negara (Sutarsono, 2016). Dari paparan tersebut dapat disimpulkan
bahwa pendidikan merupakan suatu usaha dalam suatu pembelajaran untuk
membentuk peserta didik yang memiliki potensi diri dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa dan negara.
Kualitas pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan
Negara yang ditentukan oleh proses belajar mengajar dikelas. Pendidikan di
Indonesia terus mengalami perkembangan dan tantangan dalam meningkatkan
mutu pendidikan (Nisa, 2022). Dalam situasi ini, tentunya memberikan tantangan
kepada pendidik untuk mencapai keberhasilan tujuan dari pendidikan. Menurut
ketentuan pasal 4 UU RI tentang guru dan dosen adalah sebagai agen pembelajaran
(learning agent) yang berfungsi meningkatkan kualitas pendidikan nasional
(Nidawati, 2020). Tantangan dalam dunia pendidikan pada saat ini adalah abad 21
Dalam pendidikan abad 21 tidak hanya mengandalkan pengetahuan saja, akan
tetapi menuntut pencapaian keterampilan pada peserta didik. Keterampilan
merupakan komponen yang penting dalam berbagai bidang kehidupan (Rifa,
dkk,2021).
Keterampilan yang harus dimiliki dalam pembelajaran abad 21 adalah
keterampilan belajar, berkomukasi, berinovasi, keterampilan menggunakan
teknologi dan media informasi, serta dapat bekerja dengan menggunakan
kecakapan hidup (life skills) (Muliastrini, 2020). Kemampuan berliterasi
1
merupakan salah satu bekal yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan abad 21
(Dasor, 2021). Dalam ketentuan umum Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2019
tentang sistem pembekuan, literasi didefinisikan kemampuan untuk memaknai
informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup (Trimansyah, 2019).
Literasi merupakan kemampuan belajar untuk mengakses ilmu pengetahuan
melalui membaca sebaliknya, literasi berarti kemampuan menggunakan
keterampilan membaca dalam mengakses dunia pengetahuan, seperti mecari
sumber, untuk mengavaluasi argumentasi, dan lain sebagainya.
Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi Bahasa Indonesia,
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca
permulaan, siswa dituntut untuk mampu membaca huruf, suku kata dan kalimat
(Suriani, & Efendi, (2016). Membaca adalah salah satu perkembangan bahasa yang
dapat diartikan menterjemahkan simbol atau gambar kedalam suara yang
dikombinasikan dengan kata-kata yang disusun agar seseorang dapat memahami
bacaan tersebut (Suparlan, 2021). Membaca merupakan keterampilan dasar yang
harus dimiliki. Keterampilam membaca merupakan keterampilan dasar yang sangat
penting yang menjadi sarana untuk menangkap informasi yang ada ditulisan.
Keterampilan membaca disebut sebagai keterampilan berbahasa reseptif karena
dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan
pengalaman-pengalaman baru ( Hilda Hadian, dkk. 2018).
Pelaksanaan literasi membaca bertujuan memperkenalkan siswa dasar-
dasar membaca dan menulis, memelihara kesadaran membaca, dan motivasi untuk
belajar (Bungsu, 2021). Literasi membaca adalah kemampuan yang berkaitan
dengan kegiatan membaca, berfikir, dan menulis yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan memahami, kemampuan secara kritis, kreatif, dan
reflektif. Literasi membaca tentunya sangat penting karena membaca salah satu
keterampilan untuk menunjang kegiatan komunikasi secara tertulis serta
meningkatkan kemajuan mutu pendidikan. Akan tetapi, masih banyak
permasalahan yang dihadapi oleh pendidikan, salah satunya adalah rendahnya
minat membaca peserta didik (Sumbi, dkk, 2019).
2
Berdasarkan data dari PISA (Programmme for International Student
Assesment) 2018 bahwa skor membaca di Indonesia masih rendah. Kemampuan
membaca OECD ( Organisation for Econimic Cooperation and Development)
dalam PISA bukan sekedar kemampuan aksara (tulisan), tetapi juga kemampuan
memahami bacaan dalam berbagai tingkat kesulitan. Skor kemampuan membaca
siswa Indonesia 371 berada diposisi 72. Rata-rata skor baca seluruh negara OECD
adalah 487. Kemampuan literasi siswa di Indonesia masih rendah. Solihim juga
menyatakan bahwa hasil perhitungan indeks alibaca nasional tergolong aktivitas
literasi rendah (37,32) (Zahra,dkk, 2022). Ada faktor yang mempengaruhi minat
membaca siswa baik faktor internal maupun eksternal. Diantaranya, kurang
menariknya bahan bacaan, saran dan prasaran kurang yang memadai, sekolah tidak
mampu menumbuhkan kebiasaan membaca pada setiap siswanya, padatnya
kurikulum, serta metode pembelajaran yang hanya menekankan hafalan justru
membuat rendahnya minat membaca siswa (Wulandari & Sholeh, 2021).
Menurut Rahim adapun faktor penyebab rendahnya minat baca siswa
adalah yang pertama, siswa belum terbiasa untuk membaca, kedua siswa lebih
cenderung suka menonton daripada membaca buku, ketiga bacaan yang dimiliki
siswa masih sangat terbatas, keempat waktu luang siswa lebih banyak digunakan
untuk bermain gadget untuk bermedia sosial daripada membaca artikel ataupun
mencari pengetahuan di internet (Prasrihamni & Edwita, 2022). Rendahnya minat
membaca ini akan tercermin dari rendahnya tingkat pengetahuan dan wawasan
peserta didik. Peserta didik dengan kapasitas membaca yang terbilang tinggi akan
memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas. Karena dengan adanya kegiatan
membaca memungkinkan peserta didik mendapatkan informasi. Oleh karena itu,
dari sisi kesadaran literasi, tingkat penggunaan bahasa Indonesia relative rendah
(Nailufar, 2022).
Kondisi rendahnya kenaikan literasi membaca membuat pemerintah
Indonesia mengeluarkan Permendikbud No 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan
Budi Pekerti, dan sebagai bentuk nyatanya digiatkannya Gerakan Litearsi Nasional
ditahun 2016, serta Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang lebih memfokuskan
kepada upaya menumbuhkan minat baca siswa disekolah (Hasanah & Warjana,
2019). Literasi sekolah dalam konteks GSL adalah kemampuan mengakses,
3
memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas,
antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis dan berbicara. Gerakan Literasi
Sekolah adalah salah satu langkah untuk membudidayakan kegiatan membaca dan
menulis dalam rangka meningkatkan minat membaca yang ada disekolah, sehingga
akan berdampak pada kemampuan siswa dalam berliterasi sejak dini (Suslawati,
2021).
Hal ini ditunjukkan juga dari hasil wawancara dan observasi di SD
Negeri 1 Kintamani pada siswa kelas II pada hari Jumat 29 September 2022, adapun
yang menjadi pengamatan dari penelitian ini adalah indikator kemampuan literasi
membaca. Adapun indikator literasi membaca, yaitu: (1) Jenis teks yang digunakan
(jenis teks baik dari media, format, jenis maupun lingkungan, (2) Frekuensi
peminjaman bahan bacaan diperpustakaan, (3) jumlah kegiatan sekolah yang
berkaitan dengan literasi membaca, dan (4) terdapat komunikasi membaca
disekolah, (5) aspek pemahaman (mengakses dan mengambil informasi dari teks,
mengintegrasikan dan menafsirkan isi bacaan, merefleksi dan mengevaluasi teks,
dan menghubungkan isi teks dengan pengalaman pembaca) (Amri & Rochmah,
2021).
Adapun hasil wawancara dengan Guru kelas II yang ditemukan dalam
permasalah siswa yang dihadapi yaitu masih rendahnya literasi membaca
rendahnya minat membaca disebabkan sulit menumbuhkan kebiasaan siswa dalam
membaca padahal sekolah telah menyediakan perpustakaan dengan dengan
berbagai jenis buku dan jumlah buku yang cukup banyak, namun siswa tidak
memafaatkan waktu luang untuk membaca diperpustkaan, masih kurangnya aspek
pemahaman siswa dalam membaca, seperti saat siswa diminta membaca cerita
kemudian guru menanyakan apa isi dari cerita tersebut siswa masih bingung dalam
menjawab, dan masih kurangnya media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan literasi membaca siswa. Dari kurangnya minat membaca siswa
masih ditemukan siswa yang tidak hafal dengan huruf, siswa yang tidak bisa
mengeja, dan siswa yang tidak bisa menggabungkan kata menjadi sebuah kalimat.
Guru kelas II menyatakan belum adanya media yang dapat mendukung
pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan minat dan
keterampilan membaca siswa. Dari permasalahan ini saya ingin mengembangkan
4
sebuah media yang dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan literasi
membaca siswa. Adapun medianya adalah “Papan Pintar Acak Kata”. Papan pintar
acak kata adalah media konkret yang terbuat dari kayu berbentuk seperti papan dan
didalamnya terdapat 7 kayu yang berbentuk persegi yang berguna untuk
menempekan huruf dan kata dan berisi sebuah kantong yang digunakan untuk
memasukkan kata dan huruf. Kelebihan media ini adalah sebuah media konkret
akan menyajikan huruf dan kata-kata yang akan disiapkan untuk membantu proses
belajar membaca, membentuk kalimat dari beberapa kata yang telah disediakan dan
dapat juga melatih berfikir kritis siswa.
Berdasarkan hasi wawancara media ini sangat didukung 100% oleh Kepala
Sekolah dan guru yang dimana diharapkan dapat membantu meningkatkan literasi
membaca siswa. Media ini akan memicu siswa lebih giat belajar membaca. Dari
latar belakang masalah diatas, maka penelitian yang diangkat dalam penelitian ini
adalah “ Pengengembangan Media Pembelajaran Papan Pintar Acak Kata Untuk
Meningkatkan Keterampilan Literasi Membaca Muatan Bahasa Indonesia Siswa
kelas II SD Negeri 1 Kintamani”.
B. Identifiikasi Masalah
Dari paparan latar belakang masalah tersebut, adapun hasil indenfikasi
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya minat membaca siswa
2. Sulit menumbuhkan kebiasaan siswa dalam membaca
3. Rendahnya literasi membaca pada siswa ditunjukkan dari jarangnya siswa
keperpustakaan.
4. Rendahnya aspek pemahaman membaca siswa
5. Peserta didik yang masih tidak hafal dengan huruf, siswa yang tidak bisa
mengeja, dan siswa yang tidak bisa menggabungkan kata menjadi sebuah
kalimat.
6. Kurangnya media pembelajaran yang mendukung untuk meningkatkan
keterampilan literasi membaca.
5
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan idenfikasi masalah yang ditemukan maka pada penelitian ini,
terdapat beberapa masalah yang ditemukan karena keterbatas media pembelajaran
yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pada penelitian ini difokuskan pada
pengembangan media pembelajaran Papan Pintar Acak Kata untuk Meningkatkan
Keterampilan Literasi Membaca Muatan Bahasa Indonesia Siswa kelas II SD
Negeri 1 Kintamani.
D. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang, idenfikasi masalah, dan batas masalah
didapat beberapa rumusan masalah, yautu sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pengembangan dan tingkat kevalidan media papan pintar
acak kata untuk meningkatkan keterampilan literasi membaca muatan Bahasa
Indonesia siswa kelas II di SD Negeri 1 Kintamani?
2. Bagaimana respon siswa terhadap media papan pintar acak kata untuk
meningkatkan keterampilan literasi membaca muatan Bahasa Indonesia siswa
kelas II di SD Negeri 1 Kintamani?
3. Bagaimana efektifitas media papan pintar acak kata dalam meningkatkan
keterampilan literasi membaca muatan Bahasa Indonesia siswa kelas II SD
Negeri 1 Kintamani?
6
3. Untuk mengetahui efektifitas media papan pintar acak kata dalam
meningkatkan keterampilan literasi membaca nuatan Bahasa Indonesia siswa
kelas II SD Negeri 1 Kintamani
F. Manfaat Penelitian
Dari penerapan latar belakang masalah tersebut, maka yang dijadikan manfaat
penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitaian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan
media pembelajaran. Pengembangan ini didasarkan pada pentingnya media belajar
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pengembangan papan pintar acak kata
diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran dan
dijadikan sebagai sebuah landasan dalam menciptakan mutu pendidikan yang
berkualitas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Produk yang dihasilkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan oleh siswa
dalam proses pembelajaran. Dengan diterapkan produk hasil penelitian ini
diharapkan dapat meningkatkan minat membaca siswa. Pemanfaatan media papan
pintar acak kata dapat membantu siswa dalam belajar dalam mengenal huruf,
belajar membaca perkata dan belajar menggabungkan kata menjadi kalimat untuk
meningkatkan keterampilan literasi membaca.
b. Bagi Guru
Produk hasil penelitian berupa papan pintar acak kata ini, diharapkan dapat
membantu mempermudah guru dalam meningkatakan keterampilan literasi
membaca siswa. Selain itu, diharapkan pula penelitian ini dapat memberikan
informasi kepada guru dalam mengembangkan media pembelajaran yang inovatif
dan kreatif berupa papan acak kata untuk membangun keterampilan literasi
membaca.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi pihak sekolah dalam
merancang sebuah media pembelajaran khususnya media papan pintar acak kata
7
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun mata pelajaran yang lainnya agar
siswa dapat memperoleh pengalaman belajar dan menciptakan suasana belajar yang
aktif sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
8
d. Siswa dapat berlatih mengeja.
e. Siswa dapat melatih berfikir kritis untuk memecahkan masalah yang
disediakan.
f. Dapat menambahkan bahan bacaan yang dimiliki oleh siswa.
H. Pentingnya Pengembangan
Penelitian pengembangan yang bertujuan untuk merancang media papan
pintar acak kata untuk meningkatkan keteramapilan literasi membaca siswa kelas
II Sekolah Dasar ini dirasa sangat penting. Hal ini dikarenakan berdasarkan
berbagai penelitian Menurut (Warsihna, 2016) gerakan literasi membaca dan
menulis di Indonesia sudah dilakukan oleh pemerintah, namun hasilnya belum
mengembirakan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Bungsu &
Dafit, 2021) yang menyatakan bahwa kemampuan literasi tergolong rendah, hal ini
dikarenakan karena belum terbiasanya siswa melaksanakan kegiatan literasi secara
rutin. Dengan permasalahan ini maka dirasa penting mengembangakan sebuah
media berupa papan pintar acak kata guna mempermudah siswa kelas rendah dalam
meningkatkan kemampuan literasi membaca dalam muatan Bahasa Indonesia kelas
II SD.
9
Pengembangan media pembelajaran papan pintar acak kata untuk
5. meningkatkan
Desain media papanketerampilan
pintar acakliterasi
katamembaca siswa kelas II didasarkan
yang dikembangkan oleh dengan
akan sesui
beberapa asumsi yaitu sebagai berikut:
1. Papan pintar acak kata dapat mempermudah siswa dalam belajar membaca
pembelajaran Bahasa Indonesia SD kelas II.
karena menyediakan huruf dan kumpulan berbagai kata-kata dan gambar.
2. Media ini selain untuk meningkat keterampilan membaca juga dapat
6. Media pembelajaran yang dikembangkan menarik, mudah dipahami dan disukai
meningkatkan berfikir kritis siswa dalam memecahakan masalah.
3. Papan pintar acak kata memberikan pengalaman belajar sekaligus bermain
oleh siswa SD kelas
terhadap siswa.II.
4. Papan pintar acak kata dapat menambahkan bahan bacaan yang dimiliki oleh
siswa.
Keterbatasan media pembelajaran papan pintar acak kata untuk untuk
meningkatkan keterampilan literasi membaca siswa kelas II didasarkan oleh
beberapa asumsi yaitu sebagai berikut:
1. Pengembanagan produk papan pintar acak kata ini dikembangakan menurut dari
karakter siswa sekolah dasar, sehingga produk hasil pengembangan hanya
diperuntunkan untuk siswa sekolah dasar.
2. Media papan pintar acak kata merupakan media visual dimana penggunaan
media ini sangat terbatas.
J. Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah-istilah dalam
penelitian ini, maka diperlukan batasan-batasan istilah. Adapun istilah-istilah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang menghasilakan sebuah
produk yang inovatif dan kreatif, maupun menyempurnakan produk yang telah
ada.
2. Papan pintar acak kata merupakan sebuah media yang menyajikan huruf, kata-
kata, dan gambar yang digunakan meningkatkan literasi membaca.
3. Lietrasi membaca adalah kemampuan dasar-dasar membaca, menulis dan
berfikir yang harus dikembangkan agar membatu seseorang dapat memahami,
mengerti dan mengevalusi maksud yang disampaikan dan tulisan yang ingin
disampaikan.
4. Model ADDIE merupakan sebuah model dalam pengembangan pembelajaran
yang terdiri dari lima tahapan, yaitu analisis (analyze), perencanaan (design),
pengembanagan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi
(evaluation).
10
K. Kajian Teori dan Pengembangan Hipotesis
K.1 Kajian Teori
K.1.1 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia di SD merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat
digunakan untuk mengembangkan aktivitas siswa. Bahasa merupakan alat
komunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia sendiri memiliki tujuan yang tidak
berbeda dengan tujuan dari pembelarajan yang lainnya, yaitu untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Ali, 2020). Berdasarkan pedoman
pembelajaran Bahasa Indonesia di SD mengacu pada Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi, “secara garis besar
pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap karya kesastraan manusia Indonesia (Royan, 2015).
Menurut Cahyani, ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia di SD
terdiri atas empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu kemampuan menyimak,
kemampuan berbicara, kemampuan membaca, dan kemampuan menulis. Keempat
aspek ini dijabarkan dalam Standar Kompetensi Lulusan Bahasa Indonesia yang
meliputi; (1) Mendengarkan atau menyimak, memahami wawasan lisan berbentuk
perintah, penjelasan, pesa, pengumuman, berita, deskripsi berbagai peristiwa dan
benda sekitar, serta karya sastra; (2) Berbicara, menggunakan wacana lisan untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan perkenalan dan
lain sebagainya; (3) Membaca, menggunakan berbagai jenis membaca untuk
memahami wacana; dan (4) Menulis, melakukan berbagai jenis kegiatan menulis
untuk mengungkapkan pikiran, persaan dan informasi (Melo, 2013).
Keterampilan membaca menjadi skala prioritas yang pertama yang harus
dikuasai oleh siswa pada jenjang pendidikan karena pembaca yang memiliki
keterampilan yang baik akan mudah menyerap informasi dan gagasan yang terdapat
didalam bacaan. Membaca pemahaman menjadi dasar dalam mengungkapkan
makna dari keseluruhan bacaan. Melalui membaca pemahaman, seseorang dapat
memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan informasi (Yudhistira, 2019).
11
Membaca adalah kegiatan yang memberi respon terhadap segala ungkapan penulis
sehingga mampu memahami materi pembelajaran dengan baik. Kegiatan membaca
merupakan pemerolehan dan pemahaman ide, aktivitas pembaca yang diiringi
curahan jiwa dalam menghayati teks bacaan (Fatmasari & Fitriyah, 2018). Siswa
mampu menimba ilmu dengan berbahasa dan ilmu pengetahuan yang terutama dan
ditunjukkan dalam memahami materi bahasa Indonesia, bersastra, bahasa seni, dan
sastra. Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang dipelajari di Sekolah
Dasar mulai dari kelas I sampai kelas VI SD. Pembelajaran di SD dapat dibagi
menjadi pembelajaran kelas rendah dan pembelajaran kelas tinggi (Kosanke, 2019).
Pada dasarnya tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia disekolah adalah
untuk mengembangkan keterampilan lisan maupun tertulis. Dalam pembelajaran
bahasa Indonesia di SD pada dasarnya mempunyai maksud dan tujuan yang sama
yaitu mengembangkan keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut. Pada setia
keterampilan berbahasa memiliki keterkaitan yang sangat erat satu sama lainnya.
Didalam PERMENDIKNAS RI No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa mata pelajaran
bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan, yaitu: (1)
berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tertulis, (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara, (3) memahami bahasa
Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4)
menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra
untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (6) menghargai dan mengembangkan
sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intlektual manusia Indonesia (Melo,
2013).
Dari uraian tersebut bahwa pembelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan
sebagai alat komunikasi, menghargai bahasa Indonesia, meningkatkan kemapuan
berbahasa yang baik dan benar, memperluas wawasan dan mengembangkan bahasa
Indonesia.
12
K.1.2 Hakikat Media Pembelajaran
Media dalam arti sempit berarti komponen bahan dan komponen alat dalam
sistem pembelajaran. Dalam arti luas media pembelajaran berarti pemanfaatan
secara maksimun, semua komponen sistem dan sumber belajar diatas untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Miftah, 2013). Menurut P. Ely dan Vernon
S. Gerlach membagi pengertian media kedalam arti luas dan arti sempit. Menurut
arti luas adalah kegiatan yang dapat menciptakan kondisi, sehingga memungkinkan
peserta didik dapat memperoleh kemampuan, keterampilan, dan sikap yang baru.
Menurut arti sempit adalah media berujud grafik, foto, alat mekanik, dan elektronik
yang digunakan untuk menangkap, memeproses serta menyampaikan suatu
informasi (Ashoumi, 2017). Menurut Azikiwe media pembelajaran mencangkup
apa saya yang digunakan guru untuk melibatkan semua panca indera penglihatan,
pendengaran, peraba, penciuman dan pengecap saat menyampaikan pembelajaran.
Menurut Sudjana menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai alat bantu
mengajar dalam komponen metodologi yang diatur oleh guru untuk menata
lingkungan belajarnya (Hasan, 2021). Menurut Suryani media pembelajaran adalah
segala bentuk dan saran penyampaian informasi yang dibuata atau dipergunakan
sesuai dengan teori pembelajaran, dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran
dalam menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemampuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang
disengaja, bertujuan, dan terkendali (Rahmawati, 2019).
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah sebuah alat bantu yang memiliki peran yang sangat penting
dalam proses belajar yang dapat merangsang panca indra siswa dalam proses
pembelajaran sehingga informasi yang disampaikan dalam proses belajar dapat
diterima oleh siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Media pembelajaran sangat penting bagi kegiatan belajar mengajar karena
dapat mendukung ketercapaian tujuan dari pembelajaran. Media pembelajan bukan
hanya sekedar sebagai alat bantu dalam proses mengajar, akan tetapi juga
merupakan strategi dalam pembelajaran (Saputri & Dkk, 2015). Menurut Hamalik,
2018 bahwa fungsi media pembelajaran yaitu:
13
1. Untuk membuat situasi belajar yang efektif.
2. Media merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran.
3. Media pembelajaran penting untuk tujuan pembelajaran.
4. Media pembelajaran untuk mempercepat proses belajar mengajar dan
membantu siswa untuk memahamimateri didalam kelas.
5. Media pembelajaran untuk mempertinggi mutu pendidikan. Media sangat
berguna dan bermanfaat dalam proses kegiatan belajar karena dengan media
pembelajaran proses bembelajaran akan lebih terarah, teratur dan mempunyai
pedoman sesuai tujuan pendidikan (Indriyani, 2019).
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,
memberikan pengaruh terhadap pembelajaran. Pendidik memiliki peran penting
sehingga dalam menyampaikan materi pembelajaran guru dituntut harus mampu
mengikuti kemajuan tersebut. Guru harus dapat mengembangkan media
pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dapat menciptakan suasana belajar
yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa dapat dengan mudah memahami,
mengerti apa yang telah disampaiakan oleh guru dalam pembelajaran. Menurut
Nasution, manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami
siswa, serta memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
3. Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata lisan guru, siswa tidak cepat merasa bosan, dan
guru tidak kehabisa tenaga.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari guru saja, tetapi juga aktivitas lain yang
dilakukan, seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan dan lain
sebagainya (Nurrita, 2018).
Media pembelajaran memiliki perananan penting bagi guru dan bagi siswa.
Bagi guru media pembelajan dijadikan sebuh pedoman untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Media pembelajaran dapat membantu guru mempermudah dalam
menyampaikan menyampaikan materi sehingga apa yang disampaikan oleh guru
14
dapat diterima dengan baik oleh siswa. Sedangkan bagi siswa media pembelajaran
dapat memberikan motivasi dalam belajar, siswa menikmati proses pembelajaran
karena dibantu oleh media yang konkret, dapat merangsang pikiran siswa, siswa
tidak cepat merasa bosan dalam belajar, dan siswa lebih aktif dalam proses
belajarnya.
Media pembelajaran dibagi menjadi tiga jenis. Adapun jenis-jenis media
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Media Visual
Media visual adalah suatu alat atau sumber belajar yang didalamya
berisikan sebuah pesan, informasi khususnya materi pembelajaran yang disajikan
secara menarik dan kreatif yang diterapkan dengan menggunakan indera
penglihatan. Media visual ini tidak dapat dapat digunakan untuk umum lebih
tepatnya media ini tidak dapat digunakan oleh para tunanetra karena media ini
hanya digunakan dengan indra pengelihat. Adapun macam-macam media visual,
yaitu gambar atau foto, peta konsep, diagram, grafik, poster, peta atau globe, dan
papan.
2. Media Audio
Media audio atau media dengar adalah jenis media pembelajaran yang
berisikan sebuah pesan atau materi pembelajaran yang disajikan secara menarik dan
kreatif yang akan diterapkan dengan menggunakan indrera pendengaran saja
karena media ini hanya berupa suara. Adapun macam-macam media audio, yaitu
laboraturium bahasa, radio, alat perekam pita maknetik.
3. Media Audio Visual
Media audio visual adalah jenis media pembelajaran atau sumber belajar yang
berisikan sebuah pesan atau materi pembelajaran yang dirancang secara menarik
dan kreatif dengan menggunakan indera pendemgaran dan pengelihatan. Media ini
berupa suara dan gambar. Adapun macam-macam media audio visual, yaitu
televise, vidio kaset, filem bersuara, TV dan lain sebagainya (Kompetensi, 2012).
Ketiga media ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Namun
ketiga media ini memiliki fungsi yang sama yaitu sebaga alat yang digunakan untuk
membantu dalam proses belajar dan mempermudah menyampaikan informasi
terhadap siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
15
Dalam penentuan dan pemilihan media pembelajaran ada ketentuan
karakteristik media yang harus dilihat setiap media pembelajaran mempunyai
karakteristik yang berbeda dari setiap media untuk digunakan pada proses
pembelajaran. Karakteristik media menurut Sanaky, secara umum yaitu media
pembelajaran artinya dengan kata keperagaan yang berasal dari kata raga yaitu
suatu bentuk yang diraba, dilihat, didengar, diamati dengan panca indera.
Karakteristik media pembelajaran dalam Rima adalah (1) tujuan pembelajaran
jelas, (2) materi pembelajaran disajikan sesuai dengan kompetensi, (3) kebenaran
konsep, (4) alur proses pembelajaran jelas, (5) petunjuk penggunaan jelas, (6)
terdapat apersepsi, (7) terdapat kesimpulan contoh, (8) mampu membangkitkan
motivasi belajar siswa, (9) terdapat evaluasi yang disertai hasil dan pembahasan,
(10) memiliki intro yang menarik, (11) gambar, animasi, teks, warna tersaji serasi,
harmonis, dan proposional, (12) interaktif, (13) navigasi yang muda, dan (14)
bahasa yang digunakan bisa di pahami oleh siswa (Sakila, 2020).
Berdasarkan uraian diatas dapat dismpulkan bahwa media pembelajaran
memiliki karakteristik tertentu. Media pembelajaran miliki peranan yang sangat
penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus
sesuai dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran. Dalam pemilihan media
pembelajaran sangan penting memperhatikan karakteristik media yang akan
digunakan agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
16
Media ini terinspirasi dari puzzle yang kemudian dikembangkan menjadi
media papan pintar acak kata. Media terbuat dari bahan utama yaitu kayu.
Rancangan dari media ini adalah kayu yang akan dibentuk seperti papan kemudian
akan ditambahan 7 kayu yang dibentuk persegi yang berfungsi sebagai tempat
menempelkan huruf. Media ini juga dirancang dengan ditambahkan kantung yang
berfungsi untuk memasukkan huruf ataupun kata yang nantinya akan diacak.
Mata pelajaran yang dipilih untuk dikembangkan adalah Bahasa Indonesia.
Media ini dirancang dengan tujuan membantu meningkatkan minat membaca
siswa. Seiring dengan permasalahan yang terjadi pada saat ini masih rendahnya
minat membaca siswa sehingga dikembangkan sebuah media yang berfokus untuk
mengembangkan keterampilan membaca siswa. Media ini akan akan mengajarkan
siswa dalam mengenal huruf, kata, belajar mengeja dan mengajarkan siswa
menggabungkan huruf menjadi kata serta menggambungkan kata menjadi kalimat.
17
motivasi belajar siswa, mempermudahkan siswa belajar membaca, menciptakan
suasana belajar yang menyenakan, siswa tidak cepat merasa bosan, melatih befikir
kritis siswa, dan siswa semakin aktif belajar.
18
merupakan sebuah keterampilan membaca dalam menemukan suatu informasi dan
menyampaikan suatu hal baik dalam bentuk lisan maupun tertulis yang
ingindisampaikan agar seseorang dapat mengerti dengan apa yang disampaikan.
19
Pendidik memiliki peran yang sangat penting untuk mengatasi setiap
permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Pendidik harus mampu mencari solusi
yang tempat untuk meningkat keterampilan literasi membaca siswa. Literasi
membaca adalah sebuah kemampuan memahami, mengevaluasi berbagai jenis teks
tertulis yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu informasi. Untuk
meningkatkan literasi membaca membutuhkan media yang mendukung proses
pembelajaran.
20
Pembelajaran Kondisi Awal
Bahasa Indonesia 1. Minat membaca siswa masih kurang
Solusi
Harapan
Kondisi Akhir
Media papan pintar acak kata
valid, praktis dan efektif
dalam meningkatkan literasi
membaca siswa.
21
dan (3) uji coba produk. Deskripsi dari masing-masing komponen tersebut adalah
sebagai berikut:
22
diberikan, (4) tujuan yang ingin dicapai dan (5) kebutuhan dalam pembelajaran,
seperti ketersediaan bahan ajar dan media pembelajaran yang dibutuhkan.
Pada tahap ini, evaluasi untuk melihat media pembelajaran yang telah
diimplementasikan sesuai dengan apa yang diharapkan, sesuai dengan tujuan di
adakannya penelitian pengembangan ini, untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan dalam produk yang telah dikembangkan.
23
L.3 Uji Coba Produk
Uji coba produk bertujuan melihat media papan pintar acak kata yang
dikembangkan pada para ahli agar diuji apakah media papan pintar acak kata yang
dikembangkan layak dipakai atau tidak.
L.3.1 Desain Uji Coba Produk
Tujuan dari uji coba produk ini adalah untuk mengetahui validitas media
Papan Pintar Acak Kata yang dikembangkan. Pelaksanaan uji coba ini
dilaksanakan oleh guru serta dosen. Hasil dari ahli tersebut kemudian dianalisis
dan direvisi sesuai hasil uji ahli dan respon siswa tersebut. Secara visual desai uji
coba produk disajikan dalam gambar 2.
Review
Ahli
Media Papan
Pintar Acak Kata Revisi
Produk
Respon
Siswa
24
L.4 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
L.4.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini disesuaikan dengan tahap
pengembangan yang digunakan.
25
a. Pedoman Observasi
Pedoman observasi pada penelitian pengembangan ini yaitu berupa
istrumen yang digunakan pada tahap analisis dengan tujuan mendapatkan data
mengenai masalah situasi kondisi kenyataan dan kebutuhan dilapangan.
b. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara pada penelitian pengembangan ini yaitu dilakukan
pada tahap analisis dengan tujuan mendapatkan informasi dari guru mengenai
masalah, situsi, kondisi, kenyataan, dan kebutuhan dilapangan.
c. Lembar Rating Scale
Lembar rating scale dalam penelitian ini berupa instrument yang digunakan
untuk mengukur validitas media oleh ahli media, ahli materi dan praktisi, serta
penarikan respon siswa. Teknik penilaian rating scale pada penelitian ini adalah
menggunkana skla angka, yaitu mulai dari angka 1 – 5.
Terdapat aspek-aspek yang dinilai pada instrumen validitas media papan
pintar acak kata adalah (1) kemenarikan media; (2) ketahanan media (3) fisik media;
(4) kelayakan materi; dan (5) penyampaian materi. Berikut ini kisi-kisi instrumen
oleh para ahli.
1. Lembar Rating Scale Validitas Media
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Media
No Aspek Indikator Jumlah
Butir
1. Kemenarikan Kesesuaian warna pada media papan 1
Media pintar acak kata menarik
Kesesuain ukuran media papan pintar 1
acak kata
Media dapat menarik minat membaca 1
peserta didik peserta didik
26
Media sesuai dengan konsep materi
yang dipelajari
2. Ketahanan Media papan pintar acak kata aman 1
Media digunakan oleh peserta didik
Media papan pintar acak kata mudah 1
untuk digunakan
Keawetan bahan yang digunakan pada 1
media papan pintar acak kata.
3. Fisik Media Kejelasan tulisan pada judul media 1
papan pintar acak kata
Kejelasan huruf yang akan ditempelkan 1
pada media papan pintar acak kata
Kejelasan kata yang akan ditempelkan 1
pada media papan pintar acak kata
Jumlah 15
Sumber: Alifia, (2021) dimodifikasi
27
Penyampaian materi dapat membantu 1
peserta didik menggabungkan huruf
menjadi kata sesuai gambar
Jumlah 10
Sumber: Alifia, (2021) dimodifikasi
28
Ketepatan pemilihan warna pada 1
background media.
2. Materi Tujuan pembelajaran sesuai dengan 1
kompetensi dasar yang dicapai.
Media relevan dengan tujuan 1
kurikulum dan sasaran belajar
Pengemasan materi mempermudah 1
siswa dalam belajar
Penyampaian materi menarik 1
Penyampaian materi teratur 1
Pembelajaran dengan berbantuan 1
media dapat meningkatkan literasi
membaca siswa
Penyampaian materi dapat digunakan 1
dengan berbantuan dengan media
papan pintar acak kata
Penyapaian materi dapat membantu 1
peserta didik dalam mengenal huruf
Penyampaian materi dapat membantu 1
peserta didik menggabungkan huruf
menjadi kata sesuai gambar
29
Media dapat menarik minat belajar 1
membaca siswa
Media menjadikan gemar membaca 1
Media dapat meningkatkan sifat 1
keingintahuan siswa
2. Kualitas Teknis Kesesuaian ukuran dan warna pada 1
media menarik
Keamanan media untuk siswa 1
Kejelasan gambar pada media 1
Kemenarikan keseluruhan media 1
papan pintar acak kata
Jumlah 10
Sumber: Alifia, (2021) dimodifikasi
d. Kuesioner
Pada uji efektifitas media terhadap literasi membaca, istrumen yang
digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuisioner tertutup maksudnya peneliti
sudah menyediakan pilihan jawaban dan responden tinggal memilih yang sesuai
dengan kondisi yang dialami (Najah, 2015). Alasan peneliti menggunakan
kuesioner karena dapat memperoleh gambaran sesuai dengan apa yang terjadi
melalui jawaban dari para responden dan memiliki keuntungan bagi
penggunanya. Aikunto menjelaskan kuesioner memiliki beberapa keuntungan,
yaitu : (1) tidak memerlukan hadirnya peneliti, (2) dapat diberikan secara
serentak, (3) responden menjawab sesuai dengan kecepatannya masing-masing,
(4) dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu
dalam menjawab, dan (5) dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden
dapat diberikan pertanyaan yang benar-benar sama (Asri, 2013).
Aspek-aspek literasi membaca yang dianalisis, yaitu (1) pemusatan
perhatian, (2) penggunaan waktu, (3) motivasi membaca, (4) emosianal dalam
membaca, dan (5) usaha untuk membaca. Berikut ini disajikan kisi-kisi
instrument literasi membaca pada table 6.
Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Literasi Membaca
No Aspek Indikator Jumlah Nomor
Butir Butir
1. Pemusatan Mampu melaksanakan 2 1,2
Perhatian kegiatan membaca
secara fokus
30
Mampu melaksanakan 2 3,4
kegiatan membaca
secara aktif
2. Penggunaan Mampu menggunakan 2 5,6
Waktu waktu luang secara
efektif disekolah
3. Motivasi Mampu mengatasi 3 7,8,9
membaca hambatan membaca dan
menunjukkan hasil
belajar
4. Emosional Mampu memahami isi 3 10,11,12
dalam membaca bacaan
Mampu memberikan 2 13,14
tanggapan terhadap
buku yang dibaca
Mampu melaksanakan 2 15,16
kegiatan dengan rasa
senang tanpa
keterpasaan
5. Usaha untuk Mampu memiliki buku 2 17,18
membaca bacaan
Mampu meminjam buku 2 19,20
diperpustakaan
Jumlah 20
Sumber : Wicaksana, 2016 (dimodifikasi)
L.5 Analisis Data
L.5.1 Uji Validasi Isi Instrumen
Instrumen dikatakan baik dan benar apabila memenuhi syarat validitas isi.
Validitas isi dilakukan dengan tujuan mengukur tingkat validitas kisi-kisi
instrument. Validitas isi kisi-kisi dapat diketahui dengan mengkaji setiap butir kisi-
kisi instrument melalui penilaian ahli (judges). Hasil uji selanjutnya dihitung
dengan rumus Gregory untuk menentukan koefisien validitas isi. Hasil uji validitas
dimasukkan dalam tabulasi 2 x 2 seperti pada table ini:
Tabel 7. Perhitungan Validitas Isi Gregory
Judges I
Judges Penilaian Judges Kurang Sangat
relevan relevan
Kurang relevan A B
Judges II
Sangat relevan C D
Sumber: (Candiasa, 2011)
31
Berdasarkan table diatas, koefisien validitas isi dapat dihitung menggunkan
rumus Gregory sebagai berikut:
𝐷
𝑉=
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
Sumber (Candiasi, 2011)
Keterangan:
V = Validitas isi
A = Jumlah skor yang diperoleh jika kedua ahli menyatakan kurang relevan.
B = Jumlah skor yang diperoleh apabila ahli I menyatakan kurang relevan
akan tetapi ahli II menyatakan relevan.
C = Jumlah skor yang diperoleh apabila ahli I menyatakan relevan akan tetapi
ahli II menyatakan kurang relevan.
D = Jumlah skor yang diperoleh apabila kedua ahli menyatakan relevan.
Setelah dilakukan perhitungan validitas isi isntrumen dengan menggunakan
rumus Gregory, maka hasil perhitungan tersebut dikonversikan pada kriteria
koefesien validitas isi. Kriteria koefesien validitas isi disajikan pada table 6.
Tabel 8. Kriteria Koefisien Isi
Koefisien Validitas
0,80-1,00 Validitas isi sangat tinggi
0,60-0,79 Validitas isi tinggi
0,40-0,59 Validitas isi sedang
0,20-0,39 Validitas isi rendah
0,00-0,19 Validitas isi sangat rendah
Sumber : (Sutama, dkk., 2014)
L.5.2 Analisi Data Respon Siswa
Analisis validitas respon siswa pada penelitian pengembangan ini
dengan cara menyesuaiakan hasil presentase. Rumus yang dipergunakan adalah
sebagai berikut :
∑𝑥
P x 100%
∑𝑥 𝑖
Sumber : Time et al., (2022)
Keterangan :
P = Presentase
∑𝑥 = Jumlah jawabab seluruh responden
32
∑ 𝑥𝑖 = Jumlah keseluruhan skor ideal
100% = Konstanta
Untuk memudahkan mengambil keputusan, kualifikasi dengan kriteria
positif seperti table dibawah ini:
33
menganalisis data berupa skor yang didapat lewat lembar penilaian dari para ahli
dan respon siswa.
Untuk mendapatkan hasil analisis data kuantitatif dapat menggunakan
rumus mean sebagai berikut:
∑𝑥
= (𝑘𝑜𝑦𝑎𝑛, 2012)
𝑛
Keterangan :
M = Rata-rata skor
.∑ 𝑥 = Jumlah skor
N = jumlah ahli/banyak kriteria
Rata-rata skor yang diperoleh kemudian dikonversikan menggunakan
pedoman konvrenskala lima sehingga mendapatkan hasil validitas sebuah produk.
Penilaian skla lima dapat dilihat pada table 8.
Tabel 10. Pedoman Koversi Skala Lima
Rentangan Skor Klasifikasi Predikat
4,01 < X ≤ 5,01 Sangat Baik
3-34 < X ≤ 4,01 Baik
2,66 < X ≤ 3,34 Cukup
1,99< X ≤ 2,66 Tidak Baik
0,99 < X ≤ 1,99 Sanagat Tidak Baik
Sumber: (Koyan,2012)
34
M. Jadwal Waktu Penelitia
Jadwa waktu penelitian dapat dipaparkan dalam bentuk table sebagai berikut:
Tabel 11 Jadwal dan Waktu Penelitian
No Kegiatan Waktu dalam Bulan
9 10 11 12 1 2 3 4 5
1 Pengumpulan data
(Observasi)
2. Pengajuan judul
3. Penyusunan
proposal
4. Bimbingan
proposal
5. Seminar proposal
6. Perbaikanproposal
7. Membuat
rancangan media
8. Penyusunan dan
analisis intrumen
9. Merancang dan
mengembangkan
media
10. Pengumpulan data
11. Analisis data
12. Penyusunan
laporan skripsi
13. Ujian skripsi
14. Laporan selesai
35
N. DAFTAR RUJUKAN
A, O. Z., Ilma, R., Putri, I., & Nisphi, M. L. (2022). Pentingnya LKPD Berbasis
Framework PISA 2022 untuk Menguatkan Kompetensi Litrasi Membaca
Siswa SMP. 4(April), 257–274. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/2018-
Article Text-7457-1-10-20220703.pdf
Dasor, Y. W., Mina, H., & Sennen, E. (2021). Peran Guru dalam Gerakan Literasi
di Sekolah Dasar (The Role of The Teacher in The Literacy Movement in
Elementary Schools). Jurnal Literasi Pendidikan Dasar, 2(2), 19–25.
https://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/jlpd/article/download/970/484/
Dwianti, I. N., Rekha, R. ulianti dan, & Rahayu, E. T. (2021). Pengaruh Media
Power point dalam pembelajaran jarak jauh terhadap aktivitas Kebugaran
jasmani siswa. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 7(4), 295–307.
https://doi.org/10.5281/zenodo.5335922
36
Fradisa, L. Primal, D. Gustira, L. (2022). Jurnal Pendidikan dan Konseling. Al-
Irsyad, 105(2), 79. https://core.ac.uk/download/pdf/322599509.pdf
Hidayat, R., Ag, S., & Pd, M. (n.d.). Buku Ilmu Pendidikan Rahmat Hidayat &
Abdillah. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Buku Siswa/42.pdf
Hilda Hadian, L., Mochamad Hadad, S., & Marlina, I. (2018). Penggunaan Media
Big Book Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Kalimat Sederhana.
Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 4(2), 212–242.
https://doi.org/10.36989/didaktik.v4i2.73
Nailufar, dkk. (2022). Pengaruh Literasi Terhadap Minat Baca Siswa Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia. Snhrp, April, 1184–1190.
37
https://snhrp.unipasby.ac.id/prosiding/index.php/snhrp/article/view/450%0A
https://snhrp.unipasby.ac.id/prosiding/index.php/snhrp/article/download/450/
393
Prasrihamni, M., & & Edwita. (2022). Jurnal cakrawala pendas. Jurnal Cakrawala
Pendas, 8(1), 128–134. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/456891-none-
be9a4555.pdf
S. Chandrasekhar, F. R. S., & Laily Noor Ikhsanto, jurusan teknik mesin. (2020).
Pengaruh Kegiatan Literasi Dasar Terhadap Minat Baca Siswa Kelas V Sd
Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai Skripsi. Liquid
Crystals, 21(1), 1–17. https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/13183-
Full_Text.pdf
38
Sakila, D. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Video Berbasis Youtube
untuk Pembelajaran Jarak Jauh (BAB II). 10–35. https:// repository.
unja.ac.id/15741/8/BAB II.pdf
Saputri, A. R. ., & Dkk. (2015). Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran. Media
Pembelajaran, 14144600212, 20. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/2-
manfaad-dan-fungsi-media-pembelajaran.pdf
Time, F., dkk (2022). Pengembangan Pop-Up Book Sebagai Media Pembelajaran
Literasi Membaca Kelas Ii Sdn Cengkrong Pasuruan. Material Safety Data
Sheet, 33(1), 1–12. http://www2.warwick.ac .uk/fac/sci/whri/ research/
mushroomresearch/mushroomquality/fungienvironment%0Ahttps://us.vwr.c
om/assetsvc/asset/en_US/id/16490607/contents%0Ahttp://www.hse.gov.uk/p
ubns/indg373hp.pdf
39
Wicaksana, A. (2016). METODE PENELITIAN. Https://Medium.Com/, 24–32.
https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf
Wulandari, D. R., & Sholeh, M. (2021). Efektivitas Layanan Literasi Digital Untuk
Meningkatkan Minat Baca Siswa Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Inspirasi Manajemen Pendidikan, 9(2), 327–335.
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/39155-Article Text-57167-1-10-
20210427.pdf
40
O. Lampiran
Lampiran 1.
Surat Pelaksanaan Observasi
41
Lampiran 2.
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Kintamani
42
Lampiran 3.
Surat Keterangan dari Sekolah Melaksanakan Kegiatan Observasi
43
Lampiran 4.
LEMBAR INSTRUMEN VALIDASI AHLI MEDIA
a. PETUJUK PENGISIAN
Dimohonkan Bapa/Ibu memberikan penilaian tiap pertanyaan dengan memberi
tanda checklist (√) pada kolom skor penilaian yang tersedia. Adapun deskripsi
skala penilaian adalah sebagai berikut:
5 = Sangat Baik (SB)
4 = Baik (B)
3 = Cukup (C)
2 = Kurang (K)
1 = Sangat Kurang (SK)
b. PENILAIAN
No Pertayaan Skor
5 4 3 2 1
Kemenarikan Media
1. Kesesuaian warna yang
digunakan pada media papan
pintar acak kata menarik
2 Kesesuaian ukuran dari media
papan pintar acak kata
3 Media papan pintar acak kata
dapat menarik minat membaca
peserta didik
4 Media papan pintar acak kata
dapat menumbuhkan
kebiasaan peserta didik dalam
membaca
5 Media papan pintar acak kata
dapat meningkatkan sifat
keingintauan peserta didik
6. Media papan pintar acak kata
mudah digunakan oleh peserta
didik
7. Media papan pintar acak kata
sesuai dengan konsep materi
yang dipelajari oleh peserta
didik
Ketahanan Media
44
8. Media papan pintar acak kata
aman digunakan oleh peserta
didik dalam proses
pembelajaran
9. Media papan pintar acak kata
mudah digunakan peserta
didik dalam proses
pembelajaran
10. Keawetan bahan yang
digunakan pada media papan
pintar acak kata
Fisik Media
11. Kejelas tulisan pada judul
media papan pintar acak kata
12. Kejelasan huruf yang
ditempelkan pada media papan
pintar acak kata
13. Kejelasan kata yang
ditempelkan pada papan pintar
acak kata
14. Kejelasan gambar yang
digunakan dalam media papan
pintar acak kata
15. Ketepatan pemilihan warna
pada background media papan
pintar acak kata
45
Lampiran 5.
LEMBAR INSTRUMEN VALIDASI AHLI MATERI
A. PETUJUK PENGISIAN
Dimohonkan Bapa/Ibu memberikan penilaian tiap pertanyaan dengan memberi
tanda checklist (√) pada kolom skor penilaian yang tersedia. Adapun deskripsi
skala penilaian adalah sebagai berikut:
5 = Sangat Baik (SB)
4 = Baik (B)
3 = Cukup (C)
2 = Kurang (K)
1 = Sangat Kurang (SK)
B. PENILAIAN
No Pertayaan Skor
5 4 3 2 1
Kelayakan Materi
1. Tujuan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi dasar yang dicapai.
2 Media papan pintar acak kata relevan
dengan tujuan kurikulum dan sasaran
belajar
3 Pengemasan materi dalam media
papan pintar acak kata mempermudah
siswa dalam belajar
4 Penyampaian materi yang
disampiakan menarik dan teratur
peserta didik
5 Penyampaian materi teratur
6. Pembelajaran dengan berbantuan
media dapat meningkatkan literasi
membaca siswa
Penyampaian Materi
7. Penyampaian materi dapat digunakan
dengan berbantuan dengan media
papan pintar acak kata
8. Penyapaian materi dapat membantu
peserta didik dalam mengenal huruf
46
9. Penyampaian materi dapat membantu
peserta didik menggabungkan huruf
menjadi kata sesuai gambar
47
Lampiran 6.
LEMBAR UJI JUGDES
INSTRUMEN VALIDASI AHLI PRAKTISI
Pengembangan Media Papan Pintar Acak Kata untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Membaca Muatan Bahasa Indonesia kelas II SD Negeri 1 Kintamani
No Pertayaan Skor
5 4 3 2 1
Media
1. Kesesuaian warna yang digunakan
pada media papan pintar acak kata
menarik
2 Kesesuaian ukuran dari media
papan pintar acak kata
3 Media papan pintar acak kata dapat
menarik minat membaca peserta
didik
4 Media papan pintar acak kata dapat
menumbuhkan kebiasaan peserta
didik dalam membaca
5 Media papan pintar acak kata dapat
meningkatkan sifat keingintauan
peserta didik
6. Media papan pintar acak kata
mudah digunakan oleh peserta
didik
7. Media papan pintar acak kata
sesuai dengan konsep materi yang
dipelajari oleh peserta didik
8. Media papan pintar acak kata aman
digunakan oleh peserta didik dalam
proses pembelajaran
9. Media papan pintar acak kata
mudah digunakan peserta didik
dalam proses pembelajaran
48
14. Kejelasan gambar yang digunakan
dalam media papan pintar acak
kata
15. Ketepatan pemilihan warna pada
background media papan pintar
acak kata
Materi
16. Tujuan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi dasar yang
dicapai.
17. Media papan pintar acak kata
relevan dengan tujuan kurikulum
dan sasaran belajar
18. Pengemasan materi dalam media
papan pintar acak kata
mempermudah siswa dalam
belajar
19. Penyampaian materi yang
disampiakan menarik dan teratur
peserta didik
20. Penyampaian materi teratur
21. Pembelajaran dengan berbantuan
media dapat meningkatkan literasi
membaca siswa
49
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………....
50
Lampiran 7.
LEMBAR INSTRUMEN VALIDASI RESPON SISWA
A. PETUJUK PENGISIAN
Dimohonkan Siswa memberikan penilaian tiap pertanyaan dengan memberi
tanda checklist (√) pada kolom skor penilaian yang tersedia. Adapun deskripsi
skala penilaian adalah sebagai berikut:
5 = Sangat Baik (SB)
4 = Baik (B)
3 = Cukup (C)
2 = Kurang (K)
1 = Sangat Kurang (SK)
B. PENILAIAN
No Pertayaan Skor
5 4 3 2 1
Kualitas Media
1. Media papan pintar acak kata mudah
kalian gunakan dalam belajar
membaca
2 Media papan pintar acak kata dapat
kalian gunakan secara mandiri tanpa
bantuan guru
3 Media papan pintar acak kata sesui
dengan konsep yang kaliandipelajari
4 Media papan pintar acak kata dapat
menarik minat belajar kalian dalam
membaca
5. Media papan pintar acak kata dapat
menjadikan kalian gemar membaca
51
6. Media papan pintar acak katadapat
meningkatkan sifat keingintahuan
kalian
Kualitas Teknis
7. Kesesuaian ukuran dan warna pada
media papan pintar acak kata menarik
bagi kalian
8. Media papan pintar acak kata aman
kalian gunakan pada saat belajar
membaca
9. Kejelasan gambar media papan pintar
acak kata
10. Media papan pintar acak kata menarik
bagi kalian
52
Lampiran 8.
KUESIONER LITERASI MEMBACA
A. PETUJUK PENGISIAN
Dimohonkan Siswa memberikan penilaian tiap pertanyaan dengan memberi
tanda checklist (√) pada kolom skor penilaian yang tersedia. Adapun deskripsi
keterangan pilihan jawaban adalah sebagai berikut:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
B. PENILAIAN
No Pertanyaan ST S KS TS STS
1. Saya mampu focus belajar membaca
pada saat proses pembelajaran
2. Saya mampu focus belajar membaca
bersama teman-teman.
3. Saya mampu aktif membaca pada saat
guru meminta saya membaca didepan
kelas
4. Saya mampu aktif membaca secara
mandiri
5. Saya sudah mampu menggunakan waktu
luang secara efektif untuk membaca
diperpustaakan
5. Saya sudah mampu menggunakan waktu
luang untuk belajar membaca bersama
teman-teman
6. Saya sudah mampu berusaha untuk
belajar membaca secara mandiri
disekolah
53
7. Saya sudah mampu meningkatkan minat
belajar membaca disekolah
9. Saya mampu menunjukkan hasil belajar
dengan sangat bagus
10. Saya mampu memahami isi bacaan pada
saat guru membacakan cerita
11. Saya mampu memahami isi bacaan pada
saat saya membaca cerita
12. Saya mampu memahami isi bacaan pada
saat teman-teman bercerita
13. Saya telah mampu memberikan
tanggapan dari buku yang saya baca
14. Sayah telah mampu memberikan
simpulan pada buku yang telah saya baca
15. Saya mampu melaksanakan kegiatan
membaca dengan rasa senang
16. Saya mampu melaksanakan kegiatan
membaca tanpa keterpaksaan
17. Saya mampu memiliki satu buku bacaan
18. Saya mampu memiliki lebih dari satu
buku bacaan
19. Saya mampu meminjam satu buku
diperpustakaan
20. Saya mampu meminjam lebih dari satu
buku diperpustakaan
54