Anda di halaman 1dari 72

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE

LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERDISKUSI


SISWA PADA PEMBELAJARAN IPAS BAB 8
KELAS IV SDN 060898 MEDAN
T.A 2023/2024

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

CHRISTINA CAHAYA MUTIARA SINAGA

1201111049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i


DAFTAR TABEL ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 5
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 5
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 8
2.1 Metode Pembelajaran ............................................................................... 8
2.2 Metode Pembelajaran Take And Give Learning....................................... 9
2.2.1 Pengertian .......................................................................................... 9
2.2.2 Tujuan Metode Pembelajaran Take And Give Learning.................. 10
2.2.3 Langkah-Langkah penggunaan Metode pembelajaran Take And Give
Learning ......................................................................................................... 10
2.2.4 Kelemahan dan kelebihan Penggunaan Metode Pembelajaran Take
And Give Learning ......................................................................................... 12
2.3 keterampilan Berdiskusi ......................................................................... 14
2.3.1 Pengertian Keterampilan Berdiskusi ............................................... 14
2.3.2 Indikator Keterampilan Berdiskusi ................................................. 15
2.3.3 Jenis-jenis Keterampilan Diskusi .................................................... 17
2.4 Penelitian Yang Relevan ......................................................................... 19
2.5 Kerangka Berpikir .................................................................................. 21
2.6 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 24
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 24
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitan ................................................................... 25

i
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 25
3.3.1 Populasi ........................................................................................... 25
3.3.2 Sampel ............................................................................................. 26
3.4 Prosedur dan Rancangan Penelitian ....................................................... 27
3.4.1 Prosedur Penelitian.......................................................................... 27
3.4.2 Rancangan Penelitian ...................................................................... 28
3.5 Variabel Penelitian .................................................................................. 30
3.6 Instrumen dan Teknik Pengambilan Data ............................................... 30
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 30
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data ......................................................... 32
3.7 Teknik Analisis Data............................................................................... 34
3.7.1 Uji Normalitas ................................................................................. 34
3.7.2 Uji Homogenitas ............................................................................. 34
3.7.3 Uji Hipotestis .................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 38
LAMPIRAN ......................................................................................................... 40

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 data Siswa Kelas IV di SDN Tahun Ajaran 2023/2024.................... 26


Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian .................................................................. 26
Tabel 3.3 Rancangan Desain Penelitian ............................................................ 29
Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Rubrik Penilaian Keterampilan Berdiskusi ....... 33

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Skema Kerangka Berpikir ............................................................ 22

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Rubrik Penilaian Kemampuan Berdiskusi .................. 40


Lampiran 2. Modul Pembelajaran .................................................................... 46

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa Untuk

melakukan diskusi yang baik di dalam kelas, salain faktor kurangnnya penggunaan

metode atau model pembelajaran oleh guru saat proses belajar mengajar

dilaksanakan, rendahnya kemampuan berdiskusi siwa didasari oleh tidak adanya

keberanian siswa untuk berbicara dengan teman sebaya, guru maupun di temat

umum. Siswa cenderung masih malu dan tidak percaya diri dalam mengungkapkan

pendapatnya pada saat berdiskusi, selain itu kurang adanya kerjasama kegiatan

diskusi hanya menjadi milik siswa-siswa yang aktif dan tidak semua siswa dapat

dengan mudah mengungkapkan perasaannya. Siswa yang terbiasa berbicara dengan

orang lain belum tentu terampil dalam berdiskusi, karena keterampilan berdiskusi

tidaklah secara otomatis dapat diperoleh atau dimiliki oleh seseorang, keterampilan

berdiskusi yang baik dapat dimiliki dengan jalan mengasah serta mengolah potensi

yang ada.

Karena kurang aktifnya siswa dalam berdiskusi maka sangat diperlukan

banyak sekali latihan untuk meningkatkan keterampilan berdiskusi, salah satunya

dengan melakukan forum kecil yang dibuka oleh guru saat proses pembelajaran.

Guru melakukan pembelajaran dengan cara berdiskusi, sehingga melatih dan

membiasakan siswa untuk berbicara yang pada akhirnya akan dapat meningkatkkan

kemampuan berbicara serta berdiskusi siswa. Tujuan adanya diskusi ini dalam

ranah keterampilan nilai dan sikap. Yaitu keterampilan berdiskusi siswa yang baik,

1
2

keterampilan bahasa, sopan santun dalam mengajukan perbedaan berpendapat

dalam melakukan interaksi sosial dan menjadi lebih efektif dalam melakukan

penyampaian ketika adanya diskusi kelompok.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV SDN 060898

Medan, para guru berpendapat bahwa keterampilan berdiskusi sangatlah penting

bagi siswa, guru juga mengatakan bahwa di SD tersebut keterampilan berdiskusi

siswa masih kurang, banyak siswa yang masih kurang percaya diri dalam

menyampaikan pendapatnya. Selain itu guru guru juga tidak terlalu menggunakan

metode ataupun model pembelajaran yang bervariasi, para guru biasa menggunakan

metode ceramah dan metode pembelajaran berdiferiasiasi sesuai dengan materi dan

kebutuhan peserta didik.

Pendidikan adalah salah satu bentuk suatu usaha yang dilakukan guna

mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan yang ada di masa

depan. Pada saat ini dunia pendidikan sudah mengalami kemajuan yang sangat

pesat. Pendidikan adalah hal pokok yang akan menopang kemajuan suatu bangsa.

Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kualitas dan sistem pendidikan yang ada.

Tanpa pendidikan, suatu negara akan jauh tertinggal dari negara lain.

Adapun beberapa tugas pendidik yaitu meneruskan dan mengembangkan

pola pikir hidup kepada para peserta didik. Adapun beberapa tugas dari pendidik,

yaitu : (1) mendidik, (2) mengajar, (3) memfasilitator, (4) melayani, (5) merancang,

dan (6) mengelola . adapun salah satu tugas dari pendidik yaitu mengajar yang

artinya meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan potensi yang dimiliki

siswa. Pendidik juga dituntut harus kreatif dalam media pembelajaran akan

diajarkan sehingga membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
3

Proses pembelajaran di Sekolah Dasar merupakan salah satu sistem untuk melihat

banyak hal seperti peserta didik sebagai subjek belajar dan para pendidik atau guru

sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru

harus membawa dampak posisitif terhadap siswa sehingga siswa dan guru dapat

menjalin komunikasi yang baik.

Keterampilan berdiskusi sangat penting untuk saling memberi informasi

dan pengalaman dalam memecahkan suatu permasalahan yang terjadi.

Keterampilan berdiskusi akan mengembangkan kemampuan berpikir dan

berkomunikasi siswa dengan baik kepada siswa maupun kepada gurunya. Siswa

sebagai subjek belajar diharapkan mampu berbicara atau menyampaikan sesuatu

dalam kegiatan berdiskusi. Adapun masalah yang dihadapi siswa dalam berdiskusi

yaitu kurangnya pemahaman peserta didik terhadap keterampilan berdiskusi dan

kurangnya kemampuan berkomunikasi dengan guru ataupun teman sebaya

sehingga siswa cepat merasa bosan atau sulit menggapi materi yang diberikan oleh

guru.

Dengan menggunakan keterampilan berdiskusi para siswa dapat memahami

bagaimana cara saling memberi dan saling menerima pembelajaran yang di

dapatkan oleh siswa lain. Melalui keterampilan ini peserta didik akan saling

mengenal satu dengan yang lain sehingga proses pembelajaran akan berjalan lebih

mudah. Siswa sebagai subjek belajar diharapkan mampu berbicara ataupun

menyampaikan sesuatu hal dalam kegiatan berdiskusi. Adapun masalah yang

dihadapi siswa di dalam ruangan diskusi yaitu kurangnya pemahaman siswa

terhadap keterampilan berdiskusi dan kurangnya kemampuan berkomunikasi yang

baik dengan guru ataupun teman sekelas sehingga siswa akan merasa cepat bosan
4

dan sulit untuk menanggapi materi yang diberikan atau diajarkan oleh guru. Untuk

di pecahkannya masalah ini ialah menggunakan metode Take and Give Learning.

Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

pembelajaran Take and Give Learning yang di artikan sebagai “saling memberi dan

saling menerima”. Oleh karena itu, metode pembelajaran ini adalah salah satu

metode pembelajaran dengan menggunakan pengambilan data yang diawali dengan

memberi kartu kepada peserta didik. Dalam kartu tersebut terdapat materi yang

nantinya harus di pelajari dan di hafalkan oleh setiap siswa. Setelah itu para siswa

masing-masing mencari partner pasangan untuk bertukar pengetahuan yang ada

padanya sesuai dengan materi yang ia dapat. Selanjutnya, kegiatan pembelajaran

diakhiri dengan evaluasi masing-masing peserta didik terkait pengetahuan apa saja

yang sudah ia dapatkan dari pasangannya. Dalam sesi evaluasi tersebut guru

berperan untuk melihat sampai mana pengetahuan yang ia dapat dari teman

pasangannya, sehingga guru dapat melihat apakah metode ini efektif atau tidak

digunakan dalam proses pebelajaran.

Berdasarkan uraian yang sudah peneliti sampaikan di atas, peneliti merasa

sangat tertarik pada metode pembelajaran Take and Give Learning karena metode

pembelajaran ini menuntut murid untuk berpartisipasi secara aktif dalam mencari

dan menghafal serta memahami ilmu yang ia ketahui dan memberikan informasi

tersebut pada teman kelas atau sebayanya. Oleh karena itu penulis tertarik

melakukan penelitian ini dengan judul “Pengaruh metode pembelajaran Take

and Give Learning terhadap keterampilan berdiskusi siswa pada

pembelajaran IPAS Bab 8 kelas IV SDN 060898 Medan.”


5

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun indentifikasi masalah dalam penelitian ini:

1. Kurangnya keberanian siswa untuk menyampaikan pendapat pada saat

melakukan diskusi.

2. Kurangnya kemauan siswa dalam menerima pendapat orang lain pada saat

melakukan diskusi.

3. Kurangnya kesempatan siswa untuk berbicara pada saat melakukan diskusi.

4. Guru kurang di dalam penggunaan metode pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dalam penelitian, maka

penelitian ini hanya dibatasi pada penggunaan metode Take And Give Learning

terhadap keterampilan berdiskusi siswa pada pembelajaran IPAS bab 8 materi

membangun masyarakat yang beradab kelas IV SDN 060898 Medan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini yaitu sebagai berikut: bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran Take and

Give Learning terhadap keterampilan berdiskusi siswa pada pembelajaran IPAS bab

8 materi membangun masyarakat yang beradab kelas IV SDN 060898 Medan.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode

pembelajaran Take and Give Learning terhadap keterampilan berdiskusi siswa pada
6

pembelajaran IPAS bab 8 materi membangun masyarakat yang beradab kelas IV

SDN 060898 Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang bagus akan memberikan manfaat yang baik bagi

sekolah dan sekelilingnya. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang dapat diberikan,

antara lain :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan dalam bidang pembelajaran di sekolah, khususnya pada

keterampilan berdiskusi.

2. Manfaat Praktis

1. Siswa

a. Siswa akan lebih bersemangat untuk berdiskusi dan saling

bertukan pikiran atau ide -ide dalam berdiskusi.

b. Siswa tidak akan menganggap bahwa diskusi itu membosankan.

c. Siswa menjadi semangat untuk belajar sehingga siswa akan lebih

muda untuk memahami pembelajaran IPAS bab 8 materi

membangun masyarakat yang beradab dengan menggunakan

metode pembelajaran Take and Give Learning terhadap

keterampilan berdiskusi.

2. Pendidik
7

a. Sebagai masukan yang dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan

pembelajaran IPAS bab 8 materi membangun masyarakat ynag

beradab dengan menggunakan metode pembelajaran Take and

Give Learning pada siswa kelas IV SD Negeri 060898 Medan.

b. Memberikan saran yang diperoleh peneliti selama melakukan

penelitian untuk mengembangkan pembelajaran IPAS bab 8

materi membangun masyarakat yang beradab dengan

menggunakan metode pembelajaran Take and Give Learning

siswa kelas IV SD Negeri 060898 Medan.

3. Sekolah

a. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk masyarakat dan

sekitarnya sebagai masukan untuk sekolah berdasarkan hasil

yang telah didapat peneliti selama melakukan penelitian guna

meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri 060898 Medan.

4. Peneliti

a. Bermafaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman

tentang penelitian.

b. Untuk menerapkan pengetahuan yang sudah di peroleh , berlatih

secara mandiri dalam memecahkan suatu masalah.

c. Untuk dapat memperbaiki dan menciptakan pembelajaran yang

lebih sehingga nanti dapat menjadi guru yang profesional.


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran adalah cara yang digunakan sebagai petunjuk

merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial, Agus (melalui Istiningsih,

2018:95). Adapun menurut Trianto (Istiningsih, 2018:95) dari Soekamto bahwa

metode pembelajaran merupakan kerangka konseptual untuk melukiskan prosedur

yang sistematis agar memiliki pengaman belajar untuk tercapainya tujuan belajar

mengajar tertentu, agar berfungsi sebagai panduan untuk merancang pembelajaran

dan untuk sebagai pengajar dalam merencanakan aktivitas pembelajaran. Dalam

penjelasan tersebut metode pembelajaran berpaduan penting terhadap pendekatan

pembelajaran agar di dalamnya terdapat tujuan, sintaks, serta pembuatannya.

Metode pembelajaran adalah sebuah rancangan dalam sebuah pola agar

dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, mendesain materi internasional dan

memimpin proses pembelajaran di ruang kelas atau di setting yang berbeda,

miftaful, (Istiningsih, 2018: 95).

Berdasarkan ketiga teori diatas, kesimpulan yang dapat peneliti ambil ialah

metode pembelajaran adalah salah bentuk pembelajaran agar dilakukan oleh

pengajar atau pendidik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, yaitu di dalam

kegiatan tersebut melibatkan peserta didik sebagai menerima pengetahuan dari

kegiatan belajar.

8
9

2.2 Metode Pembelajaran Take And Give Learning

2.2.1 Pengertian

Metode pembelajaran take and give learning merupakan salah satu

bentuk pembelajaran yang mengajak siswa untuk saling berbagi mengenai

materi yang disampaikan oleh pendidik dengan kata lain metode ini melatih

peserta didik agar aktif untuk menyampaikan materi yang mereka terima ke

teman ataupun kepada peserta didik lainnya secara berulang-ulang. Selain

itu, metode metode pembelajaran take and give learning adalah tipe metode

pembelajaran yang memberikan suasana belajar yang cerita dan

menyenangkan serta menciptakan suasana belajar menjadi aktif dari jenuh

menjadi menyenangkan, selain itu metode ini mempermudah siswa untuk

mengingat materi. Metode pembelajaran take and give learning ini

diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dalam suasana

yang gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit dan berat dalam

proses pembelajarannya metode ini dibantu dengan menggunakan media

berupa kartu dengan menggunakan berupa kartu yang berisi materi yang

akan dipelajari. (Hartami, 2014: 02).

Menurut (Huda, 2013: 242) metode pembelajaran Take And Give

Learning mampu membuat peserta didik lebih aktof dan mampu memahami

materi yang disampaikan oleh pendidik karena pelaksanaanya,setiap peserta

didik akan diberikan kartu yang berisi sub materi terkait pembelajaran yang

harus dikuasai masing-masing peserta didik. Peserta didik kemudian

mencari pasangannya masing-masing untuk bertukar pengetahuan sesuai

dengan apa yang didapatkannya di kartu, lalu kegiatan pembelajaran


10

diakhiri dengan cara menanyakan pengetahuan yang mereka miliki dan

pengetahuan yang mereka terima dari pasangannya.

2.2.2 Tujuan Metode Pembelajaran Take And Give Learning

Metode pembelajaran Take and Give Learning ini bertujuan untuk

menghidupkan suasana kelas dari keheningan. Siswa juga diminta aktif dan

berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan

metode ini proses pembelajaran menjadi lebih antusias dan menyenangkan,

sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru.

2.2.3 Langkah-Langkah penggunaan Metode pembelajaran Take

And Give Learning

Metode pembelajaran Take and Give Learning merupakan metode

pembelajaran kooperatif yang mimiliki sintaks, meunutut peserta didik

untuk memahami materi yang diajarkan guru dan teman sebayanya.

Berikut adalah metode pembelajaran Take and Give Learning

menurut (Sohimin, 2014: 195), sebagai berikut : 1) Menyediakan media

yang terbuat dari kartu, 2) Berikan materi sesuai kompetensi yang ingin

dicapai, 3) Supaya memantapkan penguasaan tiap peserta didik dikasih

masing-masing satu kartu untuk dipelajari atau dihafal, 4) Setiap kartu berisi

materi yang berbeda, 5) Semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari

temannya untuk saling menginformasikan, 6) Setiap peserta didik harus

mencatat nama temannya pada kartu, 7) Demikian seterusnya hingga setiap

peserta didik akan memberi dan menerima materi masing-masing, 8) Dari


11

evaluasi keberhasilan, untuk peserta didik pertanyaan tidak sesuai dengan

kartunya, 9) Pendidik bersama peserta didik terkait dengan bertanya jawab

meluruskan kesalafahaman dalam memberikan pendukung jika ada suatu

jawaban yang salah, 10) Guru menyimpulkan dan mengakhiri

pembelajaran.

Adapun langkah-langkah atau sintak model pembelajaran tipe take

and give learning menurut Huda (2013: 242) adalah sebagai berikut:

1) Guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran, 2) Guru mendesain kelas sebagaimana mestinya, 3) Guru

menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, 4) Untuk

mamantapkan penguasaan siswa, mereka diberi masing-masing satu kartu

untuk dipelajari atau dihafal, 5) Semua siswa disuruh berdiri dan mencari

pasangan untuk saling memberi informasi. Setiap siswa harus mencatat

nama pasangannya pada karu yang di pegangnya, 6) Demikian seterusnya

hingga setiap siswa dapat saling memberi dan menerima materi masing-

masing (take and give), 7) Untuk mengevaluasi keberhasilan siswa, guru

melanjutkan memberi pertanyaan yang tidak sesuai dengan kartu, 8)

Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan, 9) Guru menutup

pelajaran.

Menurut Sani (2015: 238) langkah-langkah yang dilakkukan dalam

menerapkan model pembelajaran tipe take and give Learning ini adalah

sebagai berikut: 1) Guru menjelaskan materi ajar, 2) Untuk memantapkan

penguasaan, masing-masing peserta didik diberi masing-masing satu kartu

yang membuat topik yang harus dipelajari sekitar 5 menit. Pendalaman


12

materi dapat dilakukan dengan membaca buku ahan ajar, 3) Semua peserta

didik berdiri mencari pasangan atau untuk saling memberikan informasi.

Setiap peserta didik menulis atau mencatat nama pasangannya pada kartu.

Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelompok, dimana sebuah informasi

disampaikan sambil didengar oleh semua anggota kelompok, 4)

Penyampaian informasi dilakukan sampai setiap siswa dapat saling

memberi dan menerima materi masing-masing (take and give), misalnya

satu informasi untuk empat orang, 5) Setelah penyampaian informasi selesai

dilakukan, guru mengumpulkan semua kartu dan melakukan evaluasi.

Evaluasi penguasaan peserta didik dilakukan dengan memberi pertanyaan

pada sejumlah peserta didik yang mendengarkan informasi berdasarkan

catatan pada kartu.

Dari ketiga teori diatas mengenai langkah-langkah metode

pembelajaran Take And Give Learning, peneliti menggunakan teori dari

(Sohimin, 2019: 195) karena peneliti merasa langkah-langkah tersebut lebih

mudah diterapkan dalam penelitian.

2.2.4 Kelemahan dan kelebihan Penggunaan Metode

Pembelajaran Take And Give Learning

Azzahra dan Lisnawati (2018: 787) Setiap metode pembelajaran

mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran. Sebagaimana

dengan metode pembelajaran Take And Give Learning, sebagai berikut

kelebihan dari metode pembelajara Take And Give Learning:


13

1. Pelajar sangat lebih mudah menguasai teori ataupun informasi

pendidik dan siswa lain. Guna meningkatkan kemampuan bekerja

sama dan bersosialisasi.

2. Melatih berfikir, ikut empati dalam variasi terkait perbedaan perilaku

selama kerja sama.

3. Supaya mengurangi kecemasan dan menambahkan rasa percaya diri.

4. Untuk meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan perilaku yang

positif untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

5. Untuk meningkatkan pertanggungjawaban peserta didik, setiap peserta

didik diberi pertanggungjawaban setiap kartu tersebut.

Adapun kekurangan pada metode pembelajaran Take adn Give

Learning sebagai berikut (Ahoimin, 2014: 197)

1. Jika informasi yang disampaikan oleh siswa tidak sesuai dengan

materi, maka info yang diterima oleh pelajar maupun yang lain akan

berkurang pas. Jika penguasaan peserta didik kurang tajam maka dari

itu untuk menyampaikan kepada siswa akan kurang tepat karena

peserta didik tidak menguasai materinya.

2. Dalam pembelajarannya tidak efektif dan rumit. Metode pembelajaran

Take And Give Learning menghabiskan waktu sangat lama

dikarenakan peserta didik mengganti pasangannya tersebut.


14

2.3 keterampilan Berdiskusi

2.3.1 Pengertian Keterampilan Berdiskusi

Diskusi merupakan salah satu kegiatan kerja sama atau aktifitas

yang berkoordinasi guna untuk menentukan langkah-langkah dasar yang

harus diikui oleh anggota kelompok, Tarigan (2008:40). Terkait diskusi

peserta didik yang tidak langsung dilatih dalam memberikan dan

menanggapi pendapat temannya untuk mempertahankan argument diri

sendiri yang tepat atau dipertanggung jawabkan (Nurgiyantoro, 2012: 419).

Menurut Suryosubroto (Trianto, 2010: 122), berpendapat bahwa “berdiskusi

ialah suatu pembicaraan ilmiah oleh sekelompok orang yang terbentuk

dalam suatu kelompok, yang saling bertukar pikiran tentang suatu

permasalahan dan bersama-sama mencari memecahkan masalah untuk

mendapatkan keberhasilan dalam suatu maslah.”

Menurut (Trianto, 2010: 122) menyatakan bahwa berdiskusi adalah

pendidik dan para pelajar, atau antar pelajar dengan pelajar ynag lainnya

berbicara dengan yang lain dan berbagi pengetahuan dan pendapat siswa.

Sementara Subhan dan Sunarti (2011: 98) berpendapat bahwa berdiskusi

merupakan suatu perlakuan pembicaraan beberapa peserta didik secara

bersama menyampaikan info dalam beberapa masalah atau topik. Dan

mencari jawaban untuk masalah berdasarkan bukti. Berdiskusi lebih efektif

guna mengembangkan pengetahuan baru atau berdasarkan pengetahuan

lama yang sudah diperoleh sebelumnya sebab itu berdiskusi memfasilitasi


15

peserta didik supaya bekerja sama dengan memecahkan masalah,

(Suryaman, 2012: 90).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti mengambil

kesimpulan bahwa keterampilan berdiskusi sangat penting untuk siswa

bertukar pikiran dan pendapat antara pengetahuan lama dan pengetahuan

baru karena diskusi sangat efektif dalam mengembangkan kreativitas siswa.

diskusi siswa diajarkan untuk menyelesaikan suatu masalah yang tidak

dipahami oleh satu orang dan membantu menyelesaikan masalah tersebut

sebagai bagian dari kebersamaan, sehingga masalah dapat diselesaikan

dengan bertukar pikiran, disaring dan disepakati.

2.3.2 Indikator Keterampilan Berdiskusi

Diskusi merupakan respon yang diharapkan setelah melalui tahap

mengidentifikasi masalah, melalui kegiatan mendengar, membaca,

merumuskan pemecahan masalah, dan selanjutnya menyampaikan ide serta

gagasan untuk memecahkan masalah, keterampilan berdiskusi yang baik

dapat memiliki dengan mengasah serta melatih seluruh potensi yang ada.

Kaitnya dengan pembelajaran, kegiatan berdiskusi diharapkan mampu

membuat siswa menjadi lebih berani dalam meyampaikan ide, gagasan, dan

pikiran kepada master. Sejatinya kegiatan diskusi juga mampu merangsang

daya kritis, kreatif, inovatif, berani dan lancar mengungkapkan pendapat,

maupun gagasan.

Menurut Handayani (2013: 66-68) indikator diskusi ada beberapa

bagian yaitu :
16

1. Aspek ketepatan penggunaan struktur bahasa

Dalam menggunakan kalimat, menggunakan bahasa baku, susunan

kalimat yang tepat dan runtut adalah kriteria yang terdapat dalam aspek ini.

Pelajar dituntut untuk mampu menguasai penggunaan struktur kalimat yang

benar dan menggunakan bahasa yang baku.

2. Aspek ketepatan penggunaan kosa kata

Pada aspek ini pelajar harus menggunakan penempatan kata ynag

bagus dan membentuk kosa kata baru yang jelas.

3. Aspek keberhasilan, dan pelancarannya memberikan pendapat dan

mempertahankan.

Kriteria dalam aspek ini adalah pelafalan yang jelas atau lancar dan

mampu menyampaikan pendapat yang tepat dan berkaitan dengam topik.

4. Aspek kekritisan menerima pemikiran orang lain.

Aspek ini menyambung dalam kemampuan pelajar guna memahami

materi dengan sangat baik, kemampuan menangani secara kritis pendapat

pelajar lain dengan alasan yang tepat.

Menurut Suryosubroto (2019: 167), adapun indikator metode

diskusi antara lain : 1) terampil mengemukakan pendapat, 2) mempermudah

dalam menyelesaikan persoalan, 3) mengembangkan cara berpkir kreatif, 4)

memahami materi, 5) memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri

sendiri, 6) menunjang pengembangan sikap sosial, 7) merancang kreativitas

siswa didik dalam pemecahan suatu masalah, 8) mengembangkan sikap


17

menghargai pendapat orang lain, 9) tidak membuang-buang waktu belajar,

10) menarik belajar siswa.

Menurut penelitian yang berjudul “Penerapan pendekatan

conferencing untuk meningkatkan keterampilan berdiskusi siswa kelas V

sekolah dasar” oleh Widia Putri Suherman. Adapun indikator yang dipakai

oleh peneliti dalam menilai keterampilan berdiskusi siswa yaitu sebagai

berikut: 1) keberanian berbicara, 2) memberikan pendapat, 3) menanggapi

pendapat orang lain, 4) menerima pendapat orang lain, dan 5) pemerataan

kesempatan berbicara.

Dari ketiga indikator keterampilan berdiskusi menurut para ahli,

peneliti menggunakan indikator keteramlilan berdiskusi menurut

Handayani (2018 : 66-68) dan penelitian oleh Widia Putri Suherman, karena

menurut peneliti indikator tersebut lebih mudah dicapai dalam penelitian

yang akan peneliti laksanakan.

2.3.3 Jenis-jenis Keterampilan Diskusi

Diskusi merupakan salah satu ragam kegiatan berbicara ynag

didalamnya terdapat beberapa orang yang membicarakan suatu masalah.

Dalam arti sempit, diskusi berarti kegiatan tukar menukar pikiran yang

terjadi di dalam kelompok kecil maupun kelompok besar (Hendrikus, 1991:

96). Sementara itu, Tarigan (2008: 40) menyatakan bahwa diskusi

merupakan suatu metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses

berpikir kelompok. Oleh karena itu, diskusi merupakan suatu kegiatan


18

kerjasama atau aktivitas kolektif yang mengandung langkah-langkah dasar

tertentu ynag harus dipatuhi oleh seluruh anggota kelompok.

Menurut Soedjiatno (Melalui Adia, 2009: 24-25) berdiskusi dibagi

menjadi beberapa bagian, yaitu :

a) Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok adalah diskusi terdapat dari sekelompok ornag

dan di dalam kelompok mempunyai ketua dan notulis dan tidak ada

pendengar.

b) Diskusi Panel

Diskusi panel adalah salah satu jenis berdiskusi memiliki orang

pemimpin, berjumlah anggota, dan ada pendengar. Kedalam berdiskusi

panel untuk duduk akan diatur dengan baik agar pendengar dapat mengikuti

proses jalannya diskusi secara bersama.

c) Seminar

Seminar adalah dilakukan oleh kelompok mahasiswa supaya

melaporkan hasil penelitian ynag didapatkannya, untuk dibawah

pembimbing orang ahli. Seminar bersifat terbuka dan tertutup supaya

bertujuan bukanlah untuk memutuskan sesuatu.

d) Simposium

Simposium adalah pertemuan ilmiah agar dibandingkan atau

mencari jalan tengah sebagai pendapat atau sikap mengenai suatu masalah.
19

Uraian pendapat dalam simposium diajukan lewat kertas kerja disebut

prasaran.

e) Konferensi

Konferensi merupakan pertemuan pertama yang diselenggarakan

oleh suatu organisasi atau lembaga resmi sehubungan dengan suatu masalah

tertentu. Tujuan dari konferensi ini adalah menyampaikan hasil keputusan

suatu organisasi atau lembaga pemerintah mengenai suatu masalah dan

biasanya disebut jumpa pers.

Dari beberapa jenis keterampilan berdiskusi diatas, peneliti

menggunakan jenis diskusi kelompok karena sesuai dengan penelitian yang

peneliti laksanakan.

2.4 Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, (2018) dengan judul “Pengaruh

Metode Pembelajaran Take and Give berbantu lembar informasi materi

Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Al-Ishlah

Rejeni”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan siswa peserta didik kelas

V SD Al-Ishlah Rejeni diperoleh hasil thitung = 3,8 yang dibandingkan

dengan ttabel = 1,740 untuk taraf signifikan 5% diketahui bahwa hasil

thitung lebih besar dari ttabel (3,8 ≥ 1,740), dan besarnya pengaruh dalam

penelitian ini dapat dilihat dari hasil perhitungan Eta Squared yang

menunjukkan hasil 0,3. Kesimpulan dari penelitian ini ialah terdapat

pengaruh besar antara metode pembelajaran take and give berbantuan


20

lembar informasi materi terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan siswa kelas

V SD Al-Ishlah Rejeni.

Adapun yang membedakan peneliti dengan penelitian ynag

dilakukan oleh Wahyuni, yaitu dilihat dari judul penelitian yang terdahulu

yaitu Pengaruh Metode Pembelajaran Take and Give berbantuan lembar

informasi materi terhadap Hasil belajar IPS Siswa Kelas V SD Al-Ishlah

Rejeni. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Pengaruh

Metode Pembelajaran Take And Give Learning Terhadap Keterampilan

Berdiskusi Siswa Pada Pembelajaran IPAS Bab 8 Kelas IV SDN 060898

Medan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Adeline, (2018) dengan judul “Pengaruh

Metode Pembelajaran Take and Give Berbantuan Media Grafis Terhadap

Hasil belajar PKN Kelas V Min 10 Bandar Lampung”. Hasil penelitian uji

hipotesis tes yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol maka

didapatkan thitung ialah 9,434 dan ttabel ialah 1,1671 sehingga hasilnya hit

> tab (9,434 > 1,671) yang artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi

disimpulkan metode pembelajaran Take and Give berbantuan grafis

berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V pada mata

pelajaran PKN di MIN 10 Bandar Lampung.

Adapun yang membedakan penelitian peneliti dengan penelitian

yang dilakukan oleh Adeline, yaitu dilihat dari jenis mata pelajaran

penelitian yang terdahulu jenis mata pelajarannya adalah PKN terhadap

hasil belajar berbantuan dengan media grafis, sedangkan penelitian yang


21

dilakukan oleh peneliti sendiri menggunakan mata pelajaran IPAS bab 8

materi membangun masyarakat yang beradab.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Tyas, (2019) dengan judul “Pengaruh

Metode Pembelajaran Take And Give dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap

Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas V di SDN 1 Jarai. Perhitungan

didapatkan ternyata terdapat pengaruh penggunaan take and give terhadap

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Jarai. Pada saat

pratesterdapat 5 siswa kelompok atas/tinggi (19,23%) 11 orang siswa

dikelompok tengah/sedang (42,30%) dan 10 siswa dikelompok

bawah/rendah (38,46%). Pada saat pasjates terdapat 17 siswa kelompok

atas/tinggi (61,54%), 5 orang siswa dikelompok tengah/sedang (19,23%),

dan 5 siswa dikelompok bawah/rendah (19,23%). Dapat dilihat bawah

terdapat hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran IPA kelas V SDN 1 Jarai

dengan persamaan regresi Y = 9,7484 + 1,66X + e. Terdapat pengaruh

penggunaan take and give dan motivasi belajar terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Jarai dengan Fsig (0,069) lebih

besar dari 0,05 maka hipotesi nol (0) ditolak.

Perbedaannya untuk penelitian ini meneliti tentang kemampuan

berdiskusi pada siswa sedangkan yang dilakukan Tyas adalah peneliti

terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas V di SDN 1 Jarai.

2.5 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu disimpulkan agar diketahui

adanya hubungan antara variabel pada penelitian. Penelitian ini menggunakan suatu
22

metode pembelajaran take and give dengan bantuan media kartu atau kertas untuk

dapat mengetahui hasil belajar siswa apakah efektif atau tidak. Untuk penggunaan

metode pembelajaran Take And Give Learning ini, siswa harus menguasai materi di

dalam kartu, keterampilan kerja sama dan saling memberi info, serta mengevaluasi

yang bertujuan agar mengetahui pemahaman atau penguasaan siswa terhadap

materi yang di ajarkan di dalam kartu dan kartu pasangan. Setelah siswa

menjalankan aktifitas, siswa dapat mengerti materi dalam pembelajaran dan

mengetahui hasil keterampilan berdiskusi.

Hal tersebut dapat di gambarkan pada skema atau peta konsep di bawah ini.

Kurangnya pemahaman siswa


terhadap keterampilan
berdiskusi
Kondisi Awal

Kurangnya kemampuan
berkomunikasi

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Perlakuan Pembelajaran Pembelajaran


menggunakan menggunakan
metode pembelajaran metode ceramah
Take And Give
Learning berbantuan
media kartu

terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan


Hasil metode pembelajaran Take and Give Learning
terhadap keterampilan berdiskusi siswa pada mata
pelajaran IPAS bab 8 materi membangun masyarakat
yang beradab kelas IV SD Negeri 060898 Medan.

Gambar 2.3 Skema Kerangka Berpikir


23

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian atau berdasarkan batasan

masalah operasional yang telah dikemukakan diatas, yaitu peneliti merumuskan

hipotesis dalam penelitian antara lain:

1. Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan metode

pembelajaran Take and Give Learning terhadap keterampilan berdiskusi siswa

pada mata pelajaran IPAS bab 8 materi membangun masyarakat yang beradab

kelas IV SD Negeri 060898 Medan.

2. Ho = Tidak dapat pengaruh yang signifikan padampenggunaan metode

pembelajaran Take And Give Learning terhadap keterampilan berdiskusi siswa

pada mata pelajaran IPAS bab 8 materi membangun masyarakat yang beradab

kelas IV SD Negeri 060898 Medan.

Untuk membuktikan bagaimana pengaruh sebenarnya diantara penggunaan

metode pembelajaran Take and Give Learning terhadap keterampilan berdiskusi

pada mata pelajaran IPAS bab 8 materi membangun masyarakat yang beradab kelas

IV SD Negeri 060898 Medan., peneliti membuktikannya melalui penelitian

lapangan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen (kuantitatif) yakni penelitian

yang bertujuan untuk meneliti dan mengklarifikasikan dalam fenomena atau fakta

sosial, dengan dijabarkannya beberapa variabel yang berkatikan dalam masalah

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

desain eksperimen semu (quasi eksprerimental design). Menurut fathoni (2000:

160) metode eksperimen adalah metode percobaan metode penelitian untuk

memepelajari pengaruh dari variabel tertentu terhadap variabel yang lain, melalui

uji coba dalam kondisi khusus yang sengaja diciptakan. Hal ini seiring dengan

pendapat Sugiyono (2010: 107) yang mengemukakan bahwa metode eksperimen

ialah metode penelitian yang digunakan untuk mencari perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendali. Sejalan dengan hal ini, Arikunto (2009:

207) berpendapat bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang

dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan

pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada

tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau

lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok

pembanding yang tidak menerima perlakuan.

Adapun quasi eksperimen atau eksperimen semu, merupakan salah satu

bentuk desain eksperimen yang dikembangkan dari true eksperimental design.

24
25

Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhinya pelaksanaan

eksperimen. (Sugiyono, 2010: 114).

Menurut Suryabrata (2010: 92) tujuan eksperimental semu adalah untuk

memperoleh informasi yang merupakan perkuraan bagi informasi yang dapat

diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang

memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang

relevan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitan

Penelitian dilakukan di SD Negeri 060898, Jl. Brigjend katamso. Gg. Balai

Desa No.366, Kecamatan Medan Maimun. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada

semester genap/II tahun ajaran 2023/2024 yaitu pada bulan Januari 2024.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Darmadi (Marsina 2020: 36) populasi merupakan suatu generasi

yang merupakan objek yang dapat memiliki kualitas dan karakter yaitu

ditetapkan penelitian untuk dipelajari kemudian mengambil kesimpulan

untuk dijadikan sumber data dalam suatu penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD

Negeri 060898 Medan Tahun Ajaran 2023/2024 yang terdiri dari dua kelas

yaitu kelas A yang terdiri dari 22 siswa dan kelas B yang terdiri dari 22

siswa.
26

Tabel 3.1 data Siswa Kelas IV di SD Negeri 060898 Tahun Ajaran


2023/2024

Kelas Jenis Kelamin Jumlah


Laki-laki Perempuan
IV A 12 10 22
IV B 10 12 22
Jumlah 22 22 44

3.3.2 Sampel

Sugiyono, (2015: 81) sampel ialah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar,

penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif

(mewakili).

Dilihat dari observasi pertama kondisi kelas di SD Negeri 060898

Medan, kelas IV yang terdapat dari dua kelas yaitu kelas IV A dan IV B.

Dengan begitu, maka teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

random sampling yaitu pemilihan kelas kontrol dan kelas eksperimen

melalui sistem undian.

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa Tindakan Pre-Test Post-


Test
1 IV A 22 Siswa Menggunakan ✓ ✓
metode Take
And Give
Learning
2 IV B 22 Siswa Tanpa ✓ ✓
menggunakan
metode Take
And Give
Learning
27

Jumlah 44 Siswa
Seluruh
Siswa

3.4 Prosedur dan Rancangan Penelitian

3.4.1 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu, tahap

pelaksanaan, tahap penelitian, dan tahap akhir penelitian.

1. Tahap Perencanaan

a. Melakukan observasi ke sekolah tempat diadakannya peenelitian

untuk mendapatkan informasi mengenai kelas yang akan diteliti.

b. Melakukan pengurusan surat izin penelitian.

c. Menentukan sampel penelitian untuk kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

d. Menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan materi dalam

pembelajaran.

e. Merancang dan membuat instrument penelitian berupa rubrik

penilaian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menganalisis kondisi kedua kelompok kelas sebelum dan sesudah

adanya perlakuan.

b. Melakuan pre-test kepada kedua kelompok.


28

c. Melaksanakan proses pembelajaran dengan memberikan

perlakuan khusus terhadap kelas eksperimen dengan

menggunakan metode pembelajaran Take And Give Learning.

d. Melakukan post-test kepada kedua kelompok untuk melihat

kondisi akhir sampel yang akan dilakukan setelah perlakuan.

3. Tahap Akhir Penelitian

a. Mengolah data hasil peneltian yang telah dilakukan pada saat

pelaksanaan penelitian

b. Melakukan analisis terhadap seluruh hasil data penelitian yang

diperoleh.

c. Menyimpulkan hasil analisis data.

d. Menyusun laporan penelitian.

3.4.2 Rancangan Penelitian

Didalam penelitian ini peneliti menggunakan desain equivalent control

group design. Didalam desain ini, peneliti menggunakan 1 kelompok kelas

eksperimen dan 1 kelompok kelas kontrol, sebelum dilakukan penelitian

peneliti memberikan penilaina tes pertama agar melihat kemampuan awal

peserta didik, sebelum melakukan perlakuan atau (treatment) diakhir

pembelajaran peneliti akan melakukan (post-test) untuk melihat pelaksanaan

perlakuan (treatment).
29

Tabel 3.3 Rancangan Desain Penelitian

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test


Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2

Keterangan :

O1 : Penilaian tes pertama pada kelas eskperimen dan kelas kontrol

O2 : Penilaian tes akhir pada kelas eksperimen dan kontrol

X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode

pembelajaran Take And Give Learning

X2 : Perlakuan pada kelas kontrol dengan tidak menggunakan metode

pembelajaran Take And Give Learning

Sebelum diberikan perlakuan, kelas eksperimen dan kelas kontrol

akan diberikan penilaian tes awal (pre-test) untuk mengetahui keterampilan

berdiskusi siswa. selanjutnya, kelas eksperimen akan diberikan perlakuan,

yakni penerapan metode Take And Give Learning dalam belajar, sedangkan

kelas kontrol tidak diberikan perlakuan berupa penerpan metode Take And

Give Learning, akan tetapi diberikan metode konvensional lainnya seperti

ceramah. Setelah diberikan perlakuan, kelompok kontrol dan eksperimen

akan diberikan penilaian tes akhir (post-test) untuk mengetahui pengaruh

metode Take And Give Learning terhadap keterampilan berdiskusi.


30

3.5 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat asli nilai dari orang, objek,

organisasi, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu ynag ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 68).

Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen

(variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat) :

a) Variabel independen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan

metode pembelajaran take and give learning (x).

b) Variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel terikat adalah keterampilan berdiskusi siswa kelas IV pada

pembelajaran IPAS bab 8 kelas IV SD Negeri 060898 Medan.

3.6 Instrumen dan Teknik Pengambilan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menentukan

cara mengukur variabel penelitian dan alat pengumpulan data. Adapun

teknik pengambilan data dalam penelitian ini ialah menggunakan observasi,

rubrik, dan dokumentasi.


31

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu bentuk pengambilan data dengan

dilihat secara langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap siswa

selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi digunakan dalam

penelitian ini agar mengetahui apakah terlaksananya metode pembelajaran

take and give learning pada kegiatan pembelajaran..

2. Rubrik

Lembar rubrik merupakan pengamatan skoring untuk asesmenynag

bersifat subjektif. Di dalamnya terdapat satu set kriteria atau standar yang

berhubungan dengan bertujuan pembelajaran ynag akan diakses ke siswa.

Kriteria rubrik penelitian untuk keterampilan berdiskusi dengan indikator

kemampuan meringkat isi wacana yang akan digunakan pada rubrik

Nurgiyantoro, (2013: 480).

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono, (2015:329) dokumentasi ialah yang digunakan

agar pengumpulan data dan informasi berbentuk buku, arsip, foto, tulisan

angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat

mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data

kemudian ditelaah. Selain itu, adanya metode ini dapat diperoleh dari data

berupa nama siswa, jumlah siswa, dan nilai siswa kelas IV SD Negeri

060898 Medan. Dokumentasi digunakan untuk mendorong suatu

pengambilan data penelitian supaya lebih kredibel dan dapat dipercaya.


32

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk mengukur suatu gejala yang

digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan, jumlah instrumen yang

akan digunakan tergantung pada variabel yang diteliti. Jika variabel yang

diteliti berjumlah dua, sehingga akan menggunakan tuga instrumen.

Instrumen dalam penelitian ini yaitu: lembar observasi, lembar rubrik, dan

dokumentasi yaitu sebagai berikut.

1. Lembar Observasi

Pada penelitian ini proses observasi yang dilakukan peneliti di SD

Negeri 060898 Medan. Dalam observasi peneliti tidak menggunakan

instrumen-instrumen buku, namu hanya menggunakan rambu-rambu

pengamatan. Hasil dari pemangatan yang dilakukan oleh peneliti akan

dicatat secara sistematis, objektif, logis dan rasional.

2. Lembar Rubrik

Rubrik penilaian adalah suatu instrumen ynag mengandung kriteria

dan standar penilaian yang digunakan untuk menilai hasil pekerjaan atau

kinerja siswa. Kriteria ini biasanya spesifik dan terhubung langsung dengan

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Setiap kriteria dalam rubrik akan

diuraikan dalam beberapa tingkat kualitas, biasanya dalam bentuk skala,

dengan deskripsi untuk setiap tingkat yang diharapkan untuk mencapai

tingkat tersebut.
33

Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Rubrik Penilaian Keterampilan Berdiskusi

No Aspek Indikator
1 Ketepatan penggunaan Siswa menggunakan struktur kalimat yang
struktur bahasa sangat tepat .
Siswa menggunakan bahasa baku denga baik.
Siswa menggunakan susunan kalimat yang
cukup tepat dan sesuai.
2 Ketepatan penggunaan kosa Siswa menggunakan pilihan kata dan ungkapan
kata yang digunakan sangat tepat.
Siswa menguasai pembentukan kosa kata baru
dengan baik.
3 Kefasihan dan kelancaran Siswa menggunakan lafal/ucapan yang sangat
menyampaikan gagasan dan jelas dan lancar.
mempertahankannya Siswa menggunakan gagasan yang disampaikan
dengan logis dan berkaitan dengan topik.
4 Kekritisan menanggapi Siswa mampu memahami topik yang
pikiran yang disampaikan disampaikan dengan sangat baik.
oleh peserta diskusi yang Siswa mampu menanggapi dan mengkritisi
lain. pendapat siswa lain dengan alasan yang sangat
tepat dan rasional.

3. Dokumentasi

Pengambilan gambar adalah suatu dokumentasi melaksanakan penelitian.

Dokumentasi dalam meneliti digunakan untuk memperoleh data dari sumber yang

dapat memperkuat selam proses penelitian. Dokumentasi berupa foto saat proses

belajar mengajar, dan dokumentasi lain sebagai bukti penelitian. Selain itu ada

beberapa dokumentasi berupa daftar nama peserta didik kelas IV dan daftar nilai

sebelum dilakukan penelitian dan daftar nilai setelah dilakukan penelitian denga

menggunakan metode pembelajaran take and give learning.


34

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah distribusi

data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidaknya. Pengujian

normalitas dapat dilakukan dengan uji Kolmorov-smirnof (K-S) yang

menggunakan program SPSS for windows. Data dapat disebut distribusi

normal ketika nilai taraf signifikansinya lebih dari 0,05.

3.7.2 Uji Homogenitas

Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis ialah

menggunakan uji-t . sebelum melakukan uji-t tersebut makan dilakukan uji

persayaratan ialah uji homo genitas. Uji homogenitas ialah untuk

mengetahui apakah kedua sampel tersebut homogen atau tidak.

Untuk mempermudah penelitian makan dilakukan hitung uji

homogenitas, tentu peneliti menggunakan aplikasi SPSS for windows teknik

levene test. Levene test, merupakan pengujian agar diketahui bahwa data

sampel merupakan dari populasi yang memiliki varians yang sama

(homogen) dan digunakan untuk melihat perbedaan yang muncul karena

adanya perlakuan, dapat disimpulkan ada tidaknya perbedaan rata-rata

dengan cara dibandingkannya variansinya.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas levene test,

yaitu : jika nilai sig ≥ 0,05 , maka data homogen, dan jika nilai sig ≤ 0,05,

maka data tidak mohogen.


35

Selain itu, untuk memudahkan dalam melakukan perhitungan dan

mengetahui pengaruh metode pembelajaran take and give learning terhadap

keterampilan berdiskusi peserta didik kelas IV pada pembelajaran IPAS bab

8 materi membangun masyarakat yang beradab, maka data akhir (post-test)

diolah dengan menggunakan program aplikasi SPSS for windows, dengan

teknik uji Independent Sample T-Test. Uji Independent Sample T-Tes

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara

dua kelompok sampel yang tidak berhubungan.

3.7.3 Uji Hipotestis

Menurut Subhana, (2000: 168), uji t ialah tes statistik yang dipakai

untuk pengujian perbedaan atau persamaan dua kondisi/perlakuan dua

kelompok yang berbeda dengan prinsip memperbandingkan rata-rata kedua

kelompok/perlakuan itu. Terdapat beberapa rumus uji t serta pedoman

penggunaannya.

Keterangan :

:
𝑥1
̅̅̅ Rata-rata nilai kelompok eksperimen

𝑥2
̅̅̅ : Rata-rata nilai kelompok kontrol

𝑠22 : Standar deviasi nilai kelompok eksperimen

𝑆22 : Standar deviasi nilai kelompok kontrol


36

𝑛1 : Jumlah peserta didik didalam kelompok eksperimen

𝑛2 : Jumlah peserta didik didalam kelompok kontrol

a) Jika jumlah anggota sampel 𝑛1 =𝑛2 , dan varian homogen (𝜎 21 = 𝜎 22 ) makan

dapat menggunakan t-test baik untuk seperated, maupun pooled varian.

Untuk melihat harga t table digunakan derajat kebebasan (dk) dk = 𝑛1 + 𝑛2 –

2.

b) Jika 𝑛1 ≠ 𝑛2 , varian homogen (𝜎 21 =𝜎 22 ) maka dapat menggunakan rumus t-tes

dengan pooled varian. dk = 𝑛1 + 𝑛2 – 2.

c) Jika 𝑛1 = 𝑛2 , varian tidak homogen (𝜎 21 ≠ 𝜎 22 ) maka dapat menggunakan rumus

Separated Varian dan Polled Varian. dk = 𝑛1 + 𝑛2 – 2.

d) Jika n1 ≠ n2 , varians tidak homogen (𝜎 21 ≠ 𝜎 22 ). Untuk ini menggunakan t tes

dengan Seperated varian, harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari

selisih harga t tabel dengan (dk = 𝑛2 – 1 dan dk = 𝑛2 – 1) dibagi dua, kemudian

ditambahkan dengan harga t yang terkecil.

Dalam penguji hipotesis menggunakan ketentuan analisis uji-t adalah

jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka hipotesis alternatif Ha diterima, akan tetapi jika

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho ditolak signifikan 5%.

Selain itu juga mempermudahkan dalam melakukan hitungan untuk

mengetahui pengaruh metode pembelajaran take and give learning terhadap

keterampilan berdiskusi siswa kelas IV pada pembelajaran IPAS bab 8 materi

membangun masyarakat yang beradab, maka data tes akhir (post-test) dihitung

dengan menggunakan program aplikasi SPSS for windows, dengan teknik uji
37

Independent Sample T-Test. Uji Independent Sample T-Test digunakan untuk

mengetahui adanya atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok

sampel yang tidak berhubungan.

Kriteria pengujiannya dalam uji Independent Sample T-Test, yaitu

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ha diterima, jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka Ha di tolak.

Berdasarkan probalitasnya nilai sig ≤ 0.05, maka Ha diterima, dan jika nilai sig

≥ 0.05, maka Ho ditolak.


38

DAFTAR PUSTAKA

Adeline, D. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Take and Give Berbantuan


Media Grafis Terhadap Hasil Belajar PKN Kelas V MIN 10 Bandar
Lampung. (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Ambarwati, E., Yusrin, Y., & Winaryati, E. (2017). Pengaruh model pembelajaran
tipe take and give berbasis pendidikan karakter terhadap motivasi dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran kimia. In Prosiding Seminar Nasional &
Internasional.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/download/3049/
2958
Angin, M. L. A. P., Sihombing, L. N., & Sitio, H. (2023). Pengaruh Model
Pembelajaran Take And Give terhadap Hasil Belajar Siswa pada Tema 8
Daerah Tempat Tinggalku Subtema 2 Keunikan Daerah Tempat Tinggalku
pada Siswa Kelas IV UPTD SD Negeri 122332 Jl. Jend. Sudirman. Journal
on Education, 6(1), 2649-2661.
https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/3295/2772/
Ayuning Tyas, A. (2019). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TAKE AND
GIVE DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR
PADA MATA PELAJAAN IPA KELAS V DI SEKOLAH DASAR (SD)
NEGERI 1 JARAI. (Doctoral dissertation, IAIN BENGKULU).
Taniredja, T., Faridli, E. M., & Harmianto, S. (2011). Finish.Pdf. In Model-Model
Pembelajaran Inovatif (Pertama). Alfabeta,cv.
Luritawaty, I. P. (2018). Pembelajaran take and give dalam upaya mengembangkan
kemampuan pemahaman konsep matematis. Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Matematika, 7(2), 179-188.
Marianus, S. M. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Take and Give Terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Tema Praja Muda Karana Kelas III SD RK Budi
Luhur Medan Denai Tahun Pembelajaran 2020/2021. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 6(1), 2286-2296.
Monika, H. (2021). Peningkatan Keterampilan Berdiskusi Melalui Model Active
Learning Teknik Formasi Regu Tembak Pada Siswa Kelas V SDN Widoro
Yogyakarta.
Pahri, E. D. (2023). Model Pembelajaran Take And Give Untuk Keaktifan Siswa
Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Rasyid, H., Febriana, R., Rustantono, H., Cholifah, T. N., & Sutomo, S. (2023).
PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
IPS KELAS VII DI MTS AL ISLAM BANTUR. Jurnal Inovasi Pendidikan
dan Ilmu Sosial, 1(1), 55-61.
39

https://www.jurnal.stkippgritulungagung.ac.id/index.php/inspirasi/article/d
ownload/412/263
Sela, S., Akip, M., & Permatasari, R. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Take
and Give Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ipa Di Kelas Ii Sd. Jurnal Pendidikan Dasar, 6(2), 93-100.
Shahira, N. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Take And Give Untuk
Meningkatkan Kemampuan Kerja sama Siswa Pada Pembelajaran Tematik
Kelas V Sekolah Dasar Negeri 003 Muara Uwai Kecamatan Bangkinang
Kabupaten Kampar. (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU).
Suherman, W. P., Nuryani, P., & Riyadi, A. R. (2016). Penerapan Pendekatan
Conferencing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berdiskusi Siswa Kelas
V Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4(2), 60-71.
https://ejournal.upi.edu/index.php/jpgsd/article/download/9064/5640#:~:te
xt=Adapun%20indikator%20yang%20dipakai%20peneliti,dan%205
Sulastri, S. (2022). PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE
LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERDISKUSI PESERTA
DIDIK KELAS V PADA TEMA 3 MAKANAN SEHAT DI SDN 22
MANGGELEWA TAHUN AJARAN 2021/2022. (Doctoral dissertation,
Universitas_Muhammadiyah_Mataram).
Taniredja, T., Faridli, E. M., & Harmianto, S. (2011). Finish.Pdf. In Model-Model
Pembelajaran Inovatif (Pertama). Alfabeta,cv.
Udayanti, I. S., & Riastini, P. N. (2017). Penerapan Metode Take and Give untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IVA. Jurnal Ilmiah Sekolah
Dasar, 1(1), 51- 58.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/download/10118/64
54/11096
Wahyuni, E. N. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Take and Give berbantuan
Lembar Informasi Materiterhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Al-
Ishlah Rejeni. [Universita Muhammadiyah Sidoarja].
Wulandari, Z. (2011). Peningkatan Keterampilan Berdiskusi dengan Metode Jig
Saw pada Siswa Kelas XF SMA Negeri 1 Seyegan Kabupaten Sleman.
Yuliana, A. F. (2019). PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERDISKUSI SISWA KELAS IV.
(Doctoral dissertation, Universitas Wiraraja).
LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Rubrik Penilaian Kemampuan Berdiskusi

No Aspek Indikator Skor Keterangan


1 Ketepatan a. Siswa 4 Sangat Semua
penggunaan struktur menggunakan Baik kalimat yang
bahasa struktur digunakan
kalimat yang siswa sangat
sangat tepat tepat
3 Baik Sebagian
besar kalimat
yang
digunakan
siswa tepat
2 Kurang Sebagian kecil
kalimat yang
digunakan
siswa kurang
tepat
1 Sangat Semua
Kurang kalimat yang
digunakan
siswa tepat
b. Siswa 4 Sangat Semua bahasa
menggunakan Baik baku yang
bahasa baku digunakan
yang baik siswa sangat
tepat dan
sangat baik
3 Baik Sebagian
besar bahasa
baku yang
digunakan
siswa tepat
dan baik
2 Kurang Sebagian kecil
bahasa baku
yang
digunakan
siswa kurang
tepat dan
kurang baik
1 Kurang Semua bahasa
Baik baku yang
digunakan
siswa tida

40
41

tepat dan tidak


baik
c. Siswa 4 Sangat Semua siswa
menggunakan Baik menggunakan
sususan susunan
kalimat yang kalimat yang
cukup tepat dan sangat tepat
sesuai dan sesuai
3 Baik Sebagian
besar siswa
menggunakan
susunan
kalimat yang
tepat dan
sesuai
2 Kurang Sebagian
besar siswa
menggunakan
susunan
kalimat yang
tepat dan
sesuai
1 Sangat Semua siswa
Kurang menggunakan
susuan
kalimat yang
tidak tepat dan
tidak sesuai
2 Ketepatan a. Siswa 4 Sangat Semua pilihan
penggunaan kosa menggunakan Baik kata dan
kata pilihan kata ungkapan kata
dan ungkapan yang
yang digunakan
digunakan siswa sangat
sangat tepat tepat
3 Baik Sebgaian
besar pilihan
kata dan
ungkapan kata
yang
digunakan
siswa tepat
2 Kurang Sebagian kecil
pilihan kata
dan ungkapan
kata yang
digunakan
42

siswa kurang
tepat
1 Sangat Semua pilihan
Kurang kata dan
ungkapan kata
yang
digunakan
siswa tidak
tepat
b. Siswa 4 Sangat Semua
menguasai Baik pembentukan
pembentukan kosa kata baru
kosa kata baru yang
dengan baik digunakan
siswa sangat
tepat
3 Baik Sebagian
besar kosa
kata baru yang
digunakan
siswa tepat
2 Kurang Sebagian kecil
pembentukan
kosa kata baru
yang
digunakan
siswa kurang
tepat
1 Sangat Semua kosa
Kurang kata baru yang
digunakan
siswa tidak
tepat
3 Kefasihan dan a. Siswa 4 Sangat Semua
kelancaran menggunakan Baik lafal/ucapan
menyampaikan lafal/ucapan yang
gagasan dan digunakan
mempertahankannya siswa sangat
jelas dan
sangat tepat
3 Baik Sebagian
besar
lafal/ucapan
yang
digunakan
siswa jelas dan
kurang tepat
43

2 Kurang Sebgaian kecil


lafal/ucapan
yang
digunakan
siswa kurang
jelas dan
kurang tepat
1 Sangat Semua
Kurang lafal/ucapan
yang
digunakan
siswa tidak
jelas dan tidak
tepat
b. Siswa 4 Sangat Semua
menggunakan Baik gagasan yang
gagasan yang disampaikan
disampaikan dengan sangat
logis dan logis dan
berkaitan sangat tepat
dengan topik 3 Baik Sebagaian
besar gagasan
yang
disampaikan
siswa logis
dan tepat
2 Kurang Sebagian kecil
gagasan yang
disampaikan
siswa kurang
logis dan
kurang tepat
1 Sangat Semua
Kurang gagasan yang
disampaikan
siswa tidak
logis dan tidak
tepat
4 Kekritisan a. Siswa mampu 4 Sangat Semua siswa
menanggapi pikiran memahami Baik mampu
yang disampaikan topik yang memahami
oleh peserta diskusi disampaikan topik yang
yang lain dengan sangat disampaikan
baik dengan sangat
baik dan
sangat jelas
3 Baik Sebagian kecil
siswa mampu
44

memahami
topik yang
disampaikan
dengan baik
dan jelas
2 Kurang Sebagian kecil
siswa mampu
memahami
topik yang
disampaikan
dengan kurang
baik dan
kurang jelas
1 Sangat Semua siswa
Kurang tidak mampu
memahami
topik yang
disampaikan
b. Siswa mampu 4 Sangat Semua siswa
menanggapi Baik mampu
dan mengkritisi menanggapi
pendapat siswa pendapat sisa
lain dengan lain dengan
alasan yang sangat tepat
sangat tepat dan rasional
dan rasional 3 Baik Sebagian
besar siswa
mampu
menanggapi
pendapat
siswa lain
dengan tepat
dan rasional
2 Kurang Sebagian kecil
siswa mampu
menanggapi
pendapat
siswa lain
dengan kurang
jelas dan
kurang
rasional
1 Sangat Semua siswa
Kurang tidak mampu
menanggapi
pendapat
siswa lain
dengan sangat
45

kurang tepat
dan sangat
kurang
rasional
46

Lampiran 2. Modul Pembelajaran

MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA

IPAS SD KELAS IV

INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : .....................................
Instansi : SD ...............................
Tahun Penyusunan : Tahun 2022
Jenjang Sekolah : SD
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
Fase / Kelas : B/4
BAB 8 : Membangun Masyarakat yang Beradab
Topik : A. Norma dalam Adat Istiadat Daerahku
B. Kini Aku Menjadi Lebih Tertib!
C. Awas! Kita Bisa Dihukum!
Alokasi Waktu : 27 JP
B. KOMPETENSI AWAL
❖ Mempelajari apa itu norma dan adat istiadat.
❖ Membedakan peraturan tertulis dan tidak tertulis.
❖ Mengidentifikasi norma dan pentingnya norma di dalam lingkungan masyarakat.
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
2) Berkebinekaan global,
3) Bergotong-royong,
4) Mandiri,
5) Bernalar kritis, dan
6) Kreatif.
D. SARANA DAN PRASARANA
• Sumber Belajar : (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia, 2021 Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk SD Kelas IV, Penulis: Amalia
Fitri, dkk dan Internet), Lembar kerja peserta didik

Pengenalan Tema
• Buku Guru bagian Ide Pengajaran
• Persiapan lokasi: Lingkungan sekitar sekolah

Topik A. Norma dalam Adat Istiadat Daerahku


Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik:
• Buku tugas; alat tulis.
Persiapan lokasi:
• Pengaturan tempat duduk berkelompok; dan area sekitar lingkungan sekolah untuk
melakukan wawancara.

Topik B. Kini Aku Menjadi Lebih Tertib!


• Kartu Situasi (Lampiran 8.1)
Perlengkapan peserta didik:
47

• 1. Buku tulis, 2. Alat tulis


Persiapan Lokasi:
• Pengaturan tempat duduk berkelompok; area sekitar lingkungan sekolah; ruangan kelas
untuk bermain peran.

Topik C. Awas! Kita Bisa Dihukum!


• Narasumber dan Lembar kerja (Lampiran 8.2)
Perlengkapan peserta didik :
• buku tulis; alat tulis.
Persiapan lokasi:
• Pengaturan tempat duduk berkelompok; area sekitar lingkungan sekolah untuk kegiatan
narasumber.

Topik Proyek Belajar


Perlengkapan peserta didik:
• alat tulis; alat mewarnai; karton putih polos untuk membuat poster.
E. TARGET PESERTA DIDIK
❖ Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.
❖ Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin
F. MODEL PEMBELAJARAN
❖ Pembelajaran Tatap Muka
KOMPONEN INTI
A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
❖ Tujuan Pembelajaran Bab 8 :
1. Mempelajari apa itu norma dan adat istiadat.
2. Membedakan peraturan tertulis dan tidak tertulis.
3. Mengidentifikasi norma dan pentingnya norma di dalam lingkungan masyarakat.

❖ Tujuan Pembelajaran Pengenalan tema :


1. Peserta Peserta didik melakukan aktivitas yang berkaitan dengan tema pembelajaran
sebagai perkenalan.
2. Peserta didik menyampaikan apa yang ingin dan akan dipelajari di bab ini.
3. Peserta didik membuat rencana belajar.

❖ Tujuan Pembelajaran Topik A :


1. Peserta didik dapat mengidentifikasi definisi norma.
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi definisi adat istiadat.
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi norma atau adat istiadat yang berlaku di sekitarnya..

❖ Tujuan Pembelajaran Topik B :


1. Peserta didik dapat membedakan peraturan tertulis dan tidak tertulis.
2. Peserta didik dapat menganalisis perlunya mematuhi peraturan.
3. Peserta didik dapat mendemonstrasikan contoh norma dan pelanggaran norma di suatu
tempat..

❖ Tujuan Pembelajaran Topik C :


1. Peserta didik dapat menganalisis dampak dari sebuah pelanggaran peraturan tertulis dan
tidak tertulis.
48

2. Peserta didik dapat menganalisis manfaat menaati peraturan.


3. Peserta didik dapat membuat mengampanyekan pentingnya menaati peraturan.

❖ Tujuan Proyek Pembelajaran :


1. Peserta didik dapat melakukan praktik jual beli.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Topik Pengenalan tema
❖ Meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas yang berkaitan dengan tema
pembelajaran sebagai perkenalan., menyampaikan apa yang ingin dan akan dipelajari di bab
ini. dan membuat rencana belajar.

Topik A. Norma dalam Adat Istiadat Daerahku :


❖ Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi definisi norma., mengidentifikasi
definisi adat istiadat. dan mengidentifikasi norma atau adat istiadat yang berlaku di sekitarnya

Topik B. Kini Aku Menjadi Lebih Tertib! :


❖ Meningkatkan kemampuan siswa dalam membedakan peraturan tertulis dan tidak tertulis
❖ menganalisis perlunya mematuhi peraturan. dan mendemonstrasikan contoh norma dan
pelanggaran norma di suatu tempat

Topik C. Awas! Kita Bisa Dihukum! :


❖ Meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis dampak dari sebuah pelanggaran
peraturan tertulis dan tidak tertulis., menganalisis manfaat menaati peraturan. dan membuat
mengampanyekan pentingnya menaati peraturan

Topik Proyek Pembelajaran :


❖ Meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan praktik jual beli
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Pengenalan Topik Bab 4
1. Bagaimana manusia dapat hidup rukun berdampingan dengan berbagai sifat dan karakter yang
berbeda?

Topik A. Norma dalam Adat Istiadat Daerahku


1. Apa yang dimaksud dengan norma?
2. Apa yang disebut dengan adat istiadat?
3. Adakah norma atau adat istiadat yang berlaku di sekitarmu? Sebutkan!

Topik B. Kini Aku Menjadi Lebih Tertib!


1. Apakah perbedaan antara peraturan tertulis dan tidak tertulis?
2. Mengapa kita perlu mematuhi peraturan?
3. Apa yang terjadi jika kita melanggar norma yang berlaku di masyarakat?

Topik C. Awas! Kita Bisa Dihukum!


1. Apa sajakah peraturan tidak tertulis yang harus kalian patuhi?
2. Apa akibat yang kalian dapatkan jika melanggar peraturantertulis atau tidak tertulis?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Orientasi
1. Peserta didik dan Guru memulai dengan berdoa bersama.
49

2. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama dengan guru.
Pengenalan Topik Bab 8 (2 JP)
Kegiatan Apersepsi
1. Mulailah kelas dengan melakukan tanya jawab kepada peserta didik mengenai “Hal apa yang
membuat manusia hidup rukun dan tertib?”
2. Lakukan tanya jawab singkat ini untuk mengajak peserta didik mengenal konsep norma dan
peraturan di rumah.
3. Berikan kesempatan pada peserta didik untuk menceritakan pengalamannya terkait
pertanyaan yang guru ajukan.
4. Berikan penjelasan kepada peserta didik tentang apa itu norma dan peraturan dengan cara
mengelaborasikan konsep norma dan peraturan dengan pengalaman peserta didik ketika
berada di rumah.
5. Setelah itu, ajaklah peserta didik untuk berkeliling melihat lingkungan sekolah/sekitarnya
(tempat publik). Sampaikanlah tujuan berkeliling yaitu untuk melihat:
● Apa saja norma atau peraturan yang ada di tempat ini?
● Adakah pelanggaran yang terjadi di tempat ini?
6. Mintalah peserta didik untuk menuliskan hasil pengamatan mereka di buku tugas.
7. Motivasi peserta didik untuk tetap fokus pada tujuan kegiatan ini, yaitu mengamati
peraturan/pelanggaran yang ada di sekitar.
8. Setelah selesai, arahkan peserta didik untuk kembali ke dalam kelas.
9. Arahkan peserta didik untuk membuat gambar yang mengilustrasikan bagaimana norma atau
peraturan yang ada di sekolah.
10. Setelah membuat gambar, mintalah beberapa peserta didik untuk menceritakan apa saja
bentuk-bentuk norma atau peraturan yang ada di sekolah.
11. Sampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam bab ini dan elaborasikan dengan apa
yang ingin diketahui peserta didik tentang norma dan peraturan.
50

Kegiatan Inti
Pengajaran Topik A: Norma dalam Adat Istiadat Daerahku (6 JP)

1. Lakukan kegiatan literasi dengan narasi pembuka Topik A pada Buku Siswa
2. Ajukanlah pertanyaan esensial dari bab ini kepada peserta didik dan hubungkan dengan
kehidupan mereka sehari-hari, seperti:
a. Dari mana asal kalian?
b. Kebiasaan apa yang menjadi ciri khas di daerah asal kalian?
3. Lakukan kegiatan wawancara sesuai instruksi pada Buku Siswa (ref. jenis kegiatan wawancara
dapat dilihat di Panduan Umum Buku Guru).
4. Setelah selesai mintalah peserta didik untuk kembali ke dalam kelas..

1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 3-4 peserta didik.


2. Arahkan peserta didik untuk kegiatan diskusi kelompok sesuai panduan pada Buku Siswa.
Gunakan ilustrasi pada Buku Siswa sebagai alat bantu alur diskusi kelompok.
3. Setelahnya, pandulah diskusi bersama untuk membahas mengenai macam-macam adat istiadat
dan norma di dalamnya. Gunakan data hasil wawancara serta contoh-contoh lain sebagai bahan
diskusi.
4. Akhiri dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan kesimpulan
dari kegiatan ini. Peserta didik dapat diberikan pertanyaan pancingan seperti:
a. Apa saja norma yang terdapat di lingkungan sekitar kita?
b. Dari daerah mana norma tersebut berasal?

Pengajaran Topik B: Kini Aku menjadi Lebih Tertib! (6 JP)

1. Lanjutkan kegiatan kelas dengan mengingatkan peserta didik tentang aktivitas yang telah
dilakukan sebelumnya dan sampaikan tujuan pembelajaran pada kegiatan kali ini.
2. Lakukan literasi dengan narasi pembuka Topik B pada Buku Siswa.
3. Mintalah peserta didik untuk menceritakan pengalamannya menyaksikan seseorang yang
melakukan pelanggaran di sekitar mereka dengan mengaitkan informasi dari narasi pembuka
Topik B. Guru bisa memancing dengan memberikan peserta didik pertanyaan seperti:
• Apakah kamu pernah melihat orang yang melanggar peraturan seperti Ian?
• Di mana kamu melihat orang yang melakukan pelanggaran tersebut?
• Apa yang terjadi pada orang yang melanggar peraturan tersebut?
4. Arahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan sesuai panduan di Buku Siswa.
Ambilah salah satu kartu dan lakukan dulu bersama-sama untuk memberikan contoh pada
peserta didik.
5. Bagi peserta didik yang kesulitan, pancinglah dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa
membantu mereka mengidentifikasi terlebih dahulu peraturan yang ada di tempat tersebut.
51

Untuk dampak dari pelanggaran, berikan contoh yang konkret seperti “Apa yang bisa terjadi
kalau ada yang membuang sampah sembarangan di taman?”.
6. Contoh jawaban dari kartu situasi.
Hal yang Tidak Akibat
Situasi Hal yang Boleh
Boleh Pelanggaran
Taman bermain Menggunakan Membuang sampah Akan menjadi tidak
fasilitas yang sembarangan. nyaman karena
tersedia. kotor.
Pergi ke sekolah Salam dan meminta Tidak pamit dan Ditegur orang tua,
dari rumah doa dari kedua salam kepada kedua orang tua menjadi
orang tua orang tua khawatir.
Toilet umum Mengantri saat akan Tidak menyiram Mengganggu
menggunakan toilet jika sudah kenyamanan dan
digunakan
kebersihan tempat
umum.
Membayar jajanan Mengantri. Menyerobot antrian Kondisi menjadi
di kasir atau kantin tidak tertib sehingga
dapat ditegur
ataupun dapat
menimbulkan
pertengkaran karena
salah paham.
Saat melaksanakan Jujur. Melihat buku Berdosa, merasa
ulangan di kelas catatan, bertanya malu, dan
kepada teman merugikan diri
sendiri di masa
depan.
Menaiki kendaraan Menggunakan helm. Tidak menggunakan Beresiko terhadap
bermotor helm, tidak keselamatan diri
memiliki SIM sendiri dan orang
lain, mendapat
dan STNK.
sanksi tegas dari
petugas seperti
denda dan sanksi
administrasi.
Melihat barang Menyerahkan Langsung diambil Berdosa, malu,
bukan miliki kita kepada petugas mendapatkan
keamanan sanksi, dan
merugikan diri
sendiri di masa
depan.
Di pusat Menghargai hak Mengambil tanpa Berdosa, malu, dan
perbelanjaan orang lain dengan membayar. mendapatkan
tidak berdiam di sanksi.
satu tempat dengan
waktu yang lama.
52

Membayar barang
yang dipilih.

1. Bentuklah kelompok, terdiri dari 3-4 peserta didik sesuai dengan kartu situasi yang mereka
dapatkan.
2. Sampaikan mengenai kegiatan bermain peran sesuai dengan panduan pada buku peserta didik.
3. Arahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan sesuai panduan di Buku Siswa.
Rekomendasi waktu: 10-15 menit.

4. Lakukan kegiatan diskusi mengenai adegan-adegan dalam bermain peran. Guru dapat
mengajukan pertanyaan pancingan seperti:
• Apa saja contoh peraturan yang kalian ketahui dari pembelajaran ini?
• Hal positif apa yang dapat kalian terapkan di kehidupan sehari-hari kalian?
5. Mintalah peserta didik untuk menuliskan hasil jawaban mereka pada buku tulis sebagai
kegiatan akhir hari ini.

1. Mulailah dengan kegiatan literasi dengan teks “Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis” pada
Buku Siswa.
2. Sampaikanlah yang akan dilakukan pada kegiatan kali ini yaitu mengaitkan antara peraturan
tertulis dan tidak tertulis berdasarkan kegiatan bermain peran yang sudah dilakukan.
3. Lakukan tanya jawab sampai peserta didik mulai melihat perbedaan dari peraturan tertulis dan
tidak tertulis. Guru dapat memberikan pertanyaan pancingan seperti:
a. Contoh peraturan apa saja yang masih kalian ingat dari kegiatan bermain peran?
b. Termasuk ke dalam peraturan tertulis atau tidak tertulis contoh peraturan tersebut?
c. Termasuk ke dalam peraturan tertulis atau tidak tertulis gambar yang telah kalian amati?
4. Arahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan sesuai panduan pada Buku Siswa.
Tabel diisi berdasarkan catatan mereka ketika mengamati kegiatan bermain peran.
5. Setelah selesai, sampaikanlah penguatan materi mengenai contoh peraturan tertulis dan tidak
tertulis. Gunakan contoh-contoh yang dekat dengan lingkungan peserta didik, seperti di
sekolah, rumah, dan tempat publik.
6. Ajaklah mereka untuk menyampaikan kesimpulan dengan memberikan pertanyaan pancingan:
a. Apa saja sanksi peraturan tertulis?
b. Apa saja sanksi peraturan tidak tertulis?
c. Mana menurut kalian sanksi yang lebih tegas?
7. Akhiri dengan meminta peserta didik untuk mengumpulkan tugasnya.
53

Pengajaran Topik C: Awas! Kita bisa Dihukum! (7 JP)

1. Mulailah dengan mengajak peserta didik melakukan sebuah permainan. Lakukan permainan
dengan 2 cara, dengan aturan dan tanpa aturan.
2. Pada akhir kegiatan tersebut, ajaklah peserta didik untuk menganalisis perbedaan kedua
kegiatan tersebut (kegiatan yang dilakukan dengan menerapkan aturan dan kegiatan tanpa
menerapkan aturan). Guru dapat memancing dengan pertanyaan:
• Apa yang kalian dapatkan dari kegiatan tadi?
• Apa yang kalian rasakan ketika menjalankan kegiatan dengan menaati aturan yang
berlaku?
• Apa dampak kegiatan yang telah kalian lakukan tanpa menaati aturan yang berlaku?
3. Setelah selesai kegiatan tersebut, lanjutkan dengan kegiatan literasi dengan narasi Topik C
pada Buku Siswa.
4. Mintalah peserta didik untuk menceritakan pengalamannya menyaksikan seseorang yang
melakukan pelanggaran di sekitar mereka. Guru bisa memancing dengan memberikan peserta
didik pertanyaan seperti:
• Apakah kalian pernah melihat orang yang melanggar peraturan seperti pada
• gambar di buku?
• Siapa sajakah yang dirugikan dari pelanggaran tersebut?
5. Pandu peserta didik untuk melakukan diskusi dengan teman di sebelahnya mengenai
pertanyaan pada Buku Siswa.
6. Setelah selesai, pandulah diskusi bersama.
a. Apa dampak dari pelanggaran pada gambar tersebut?
Bisa menimbulkan kecelakaan, motor bisa disita karena melakukan pelanggaran, dsb.
b. Apakah pelanggaran tersebut merugikan orang lain?
Ya, karena jika sampai terjadi kecelakaan korbannya bisa orang lain.
c. Lalu, seperti apa seharusnya jika kita ingin menggunakan kendaraan bermotor?
Sesuai dengan umur yang diwajibkan, memiliki SIM, menggunakan helm, dsb.
7. Selesai diskusi, arahkanlah peserta didik untuk melakukan aktivitas selanjutnya yaitu
melakukan pengamatan di lingkungan sekolah, sesuai dengan instruksi pada Buku Siswa.
Bagikan lembar kerja 8.2 pada masing-masing peserta didik.

8. Sampaikan kepada mereka waktu yang mereka miliki untuk melakukan kegiatan pengamatan
ini, yaitu 6 hari.
9. Pantaulah perkembangan peserta didik dari hari pertama hingga hari keenam (terakhir)
mengenai kegiatan ini.
10. Pandulah kegiatan diskusi untuk membahas hasil pengamatan, dampak, serta solusinya. (ref.
jenis kegiatan diskusi dapat dilihat di Panduan Umum Buku Guru).
11. Guru dapat memberikan pertanyaan pancingan seperti:
a. Apa saja pelanggaran yang terjadi di sekolah?
b. Pelanggaran mana sajakah yang sering dilakukan oleh warga sekolah?
54

c. Apa dampak dari pelanggaran tersebut?


d. Bagaimana solusi yang kamu rasa cukup efektif untuk dilakukan agar pelanggaran tersebut
tidak terulang kembali?
12. Di akhir kegiatan lakukan penguatan atas jawaban peserta didik dari pertanyaan yang
diberikan. Ajak juga peserta didik untuk memberi kesimpulan mengenai:
a. Ketertiban lingkungan sekolah berdasarkan data pengamatan
b. Apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki hal tersebut

1. Mulailah dengan menyampaikan tujuan pembelajaran pada kegiatan kali ini yaitu
menghadirkan narasumber yang akan memberikan informasi mengenai materi yang akan
dibahas.
2. Motivasi peserta didik untuk menyimak dengan saksama informasi yang disampaikan.
3. Setelah kegiatan berakhir, mintalah peserta didik untuk menceritakan kembali informasi yang
disampaikan oleh narasumber pada buku tulis.
4. Pandulah kegiatan diskusi untuk menyimpulkan informasi yang didapat dari narasumber (ref.
jenis kegiatan diskusi dapat dilihat di Panduan Umum Buku Guru).

Proyek Pembelajaran (6 JP)


• Untuk memandu proyek belajar, lihat Panduan Proyek Belajar pada Panduan Umum Buku
Guru.
• Libatkan warga sekolah untuk membantu siswa berdiskusi mengenai peraturan yang mau
diangkat. Proses diskusi bisa dilakukan oleh masing-masing peserta didik atau secara
berkelompok.
• Jika di kelas atau sekolah guru belum memiliki peraturan, lakukan bersama peserta didik untuk
membuat sebuah peraturan.
• Jika di kelas atau sekolah guru sudah memiliki peraturan, mintalah peserta didik untuk
melakukan observasi apakah peraturan tersebut sudah berjalan baik dan konsisten. Jika belum,
ajak peserta didik untuk menginisiasi edukasi mengenai peraturan yang ada di kelas atau
sekolah.
• Bimbing peserta didik untuk menuangkan hasil diskusi dalam bentuk poster sesuai kriteria.
• Hasil karya peserta didik dapat ditempel di area sekolah sebagai sarana informasi bagi warga
sekitar sekolah.
55

Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan refleksi
2. Siswa dapat menyimpulkan isi materi pada pembelajaran hari ini.
3. Siswa mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam mengikuti pembelajaran hari ini.
4. Guru meminta peserta didik untuk melakukan Tugas lembar kerja peserta didik (LKPD).
5. Guru Bersama siswa menutup kegiatan dengan doa dan salam.

Kegiatan Keluarga
Mari kita libatkan keluarga untuk menyelaraskan suasana belajar di rumah dengan sekolah. Untuk
mendukung proses belajar peserta didik saat belajar di tema ini, keluarga bisa mengajak peserta
didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan berikut.
• Melibatkan peserta didik berdiskusi dan memberikan pendapat dalam belanja bulanan
kebutuhan keluarga.
• Menentukan skala prioritas dalam kehidupan sehari-hari.
• Jika memiliki koleksi uang yang digunakan pada masa lalu dapat dijadikan sebagai bahan
referensi perbandingan dengan jenis uang yang beredar pada masa kini.
• Melakukan kegiatan yang bertujuan untuk melakukan praktik jual beli.
• Mengajak peserta didik untuk menunjukkan sikap toleran dalam perbedaan di lingkungannya
• Mengajak peserta didik untuk berinteraksi dengan tempat jual beli.
Berikan ruang untuk keluarga dapat berkonsultasi dengan guru apabila mengalami hambatan
atau kendala dalam melakukan kegiatan-kegiatan di atas.

E. REFLEKSI
Topik A: Norma dalam Adat Istiadat Daerahku

(Untuk memandu peserta didik, lihat bagian refleksi di Panduan Umum Buku Guru)
1. Apa hal menarik yang kalian pelajari pada kegiatan kali ini?
Bervariasi.
2. Apakah kalian menggali akar budaya kalian?
Bervariasi.
3. Dari suku mana ayah, ibu, kakek, dan nenek kalian berasal?
Bervariasi Seperti Aceh, Betawi, Sasak, Dayak, Dani.
4. Apa saja yang pernah diajarkan ayah, ibu, kakek, dan nenek kalian kepada kalian?
Bervariasi.
5. Apakah kalian harus menggunakan cara bicara tertentu jika berbincang dengan mereka?
Jawaban bervariasi.
6. Bagaimana ajaran yang kalian terima dari ayah, ibu, kakek, dan nenek?
Jawaban bervariasi
7. Apa yang bisa kalian lakukan untuk menghargai ajaran tersebut?
Jawaban bervariasi
56

Topik B: Kini Aku Menjadi Lebih Tertib!

(Untuk memandu peserta didik, lihat bagian refleksi di Panduan Umum Buku Guru)
1. Apa hal baru yang kamu pelajari pada kegiatan kali ini?
Bervariasi, jawaban dapat berupa: Aku lebih memperhatikan lingkungan sekitar, jika ada
peraturan maka aku harus mematuhinya.
2. Apa sajakah peraturan tidak tertulis yang ada di lingkungan sekitarmu? Dari mana kamu
mengetahui peraturan tersebut?
Bervariasi.
3. Apa sajakah peraturan tertulis yang ada di lingkungan sekitarmu? Dari mana kamu mengetahui
peraturan tersebut?
Bervariasi.
4. Dampak apa yang kamu rasakan/lihat dengan adanya peraturan?
Bervariasi, jawaban dapat berupa: aku merasa lebih nyaman karena lingkungannya
menjadi tertib.
5. Apakah kamu pernah melanggar peraturan? Mengapa?
Bervariasi, jawaban dapat berupa: pernah, karena aku tidak mengetahui adanya
peraturan tersebut.
Topik C: Awas! Kita Bisa Dihukum!

(Untuk memandu peserta didik, lihat bagian refleksi di Panduan Umum Buku Guru)
1. Menurutmu, apa fungsi dibuatnya peraturan?
Bervariasi. Jawaban dapat berupa: Agar merasa tenang ketika berada di tempat publik,
agar fasilitas publik dapat terjaga dengan baik, dsb.
2. Apakah peraturan itu penting?
Bervariasi. Jawaban dapat berupa: penting, agar orang-orang menjadi lebih tertib
3. Apa yang terjadi apabila sebuah tempat atau daerah tidak memiliki peraturan?
Bervariasi. Jawaban dapat berupa: Mungkin akan menjadi tidak teratur, banyak orang
yang melakukan segala sesuatu berdasarkan keinginannya tanpa memperhatikan
kerugian yang dirasakan oleh orang lain
4. Mengapa seseorang bisa melakukan pelanggaran aturan?
Bervariasi. Jawaban dapat berupa: karena ketidaktahuan, karena aturan yang tidak
diberitahukan kepada orang-orang
5. Bagaimana agar seseorang tidak mengulang melakukan pelanggaran?
Bervariasi. Jawaban dapat berupa: memberitahu kepada semua orang jika ada peraturan
baru yang dibuat.
Refleksi Guru
Agar proses belajar selanjutnya lebih baik lagi, mari lakukan refleksi diri dengan
menjawab pertanyaan berikut.
1. Apa yang sudah berjalan baik di dalam kelas? Apa yang saya sukai dari kegiatan pembelajaran
kali ini? Apa yang tidak saya sukai?
57

2. Pelajaran apa yang saya dapatkan selama pembelajaran?


3. Apa yang ingin saya ubah untuk meningkatkan/memperbaiki pelaksanaan/hasil pembelajaran?
4. Dengan pengetahuan yang saya dapat/miliki sekarang, apa yang akan saya lakukan jika harus
mengajar kegiatan yang sama di kemudian hari?
5. Kapan atau pada bagian mana saya merasa kreatif ketika mengajar? Mengapa?
6. Pada langkah ke berapa peserta didik paling belajar banyak?
7. Pada momen apa peserta didik menemui kesulitan saat mengerjakan tugas akhir mereka?
8. Bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut dan apa peran saya pada saat itu?

Guru dapat menambahkan pertanyaan refleksi sesuai kebutuhan.


9. ……………...
10. ………………
F. ASESMEN / PENILAIAN
Penilaian
Contoh Rubrik Penilaian
Perlu
Kriteria Penilaian Sangat Baik Baik Cukup
Perbaikan
• Menjelaskan semua Memenuhi Memenuhi 3 Memenuhi 2 Seluruh kriteria
aspek penilaian: semua kriteria kriteria isi kriteria isi yang isi tidak
1. judul; isi yang baik. yang baik. terpenuhi.
2. peraturan yang baik.
berlaku;
3. sanksi bagi
pelanggar;
4. tips menghindari
pelanggaran.
• Isi teks singkat,
padat, dan
informatif.
• Pesan dalam poster
mudah ditangkap.
Kerapian karya: Memenuhi Memenuhi Memenuhi Seluruh kriteria
tidak terpenuhi
1. ukuran tulisan semua kriteria 3-4 kriteria 1-2 kriteria
sesuai dan mudah kerapian karya kerapian kerapian
terbaca; yang
karya yang karya yang
2. ukuran gambar diharapkan
diharapkan diharapkan.
sesuai dengan
kapasitas
(proporsional);
3. gambar menarik;
4. memiliki makna;
5. original karya
siswa;
58

6. pesan yang ingin


disampaikan
menjadi pusat
perhatian pada
poster.
Penyelesaian tugas Guru disarankan menentukan jangka waktu pengumpulan tugas.
Keterlambatan pengumpulan dalam waktu tertentu bisa dijadikan
acuan dalam pengurangan kriteria penilaian.

A. Kebiasaanku Adalah Ciri Khasku


Bacalah dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan teliti!
1. Mengapa daerah di Indonesia memiliki norma yang berbeda?
2. Untuk apa setiap daerah memiliki sebuah norma?
3. Apa manfaat mematuhi norma tersebut?
Peraturan Tidak Tertulis
No Peraturan Tertulis
(Norma)

B. Kini Aku Menjadi Lebih Tertib


Buatlah tabel tentang aturan tertulis dan tidak tertulis di daerah kalian. Tuliskan masing-masing
tiga aturan!

C. Awas! Kita Bisa Dihukum!


Bacalah dan jawablah pertanyaan berikut dengan teliti!
1. Mengapa peraturan tertulis harus kita patuhi?
2. Mengapa sanksi peraturan tertulis bersifat memaksa?
3. Apa yang harus kalian lakukan agar tidak melanggar aturan?

A. Mengidentifikasi norma dan adat istiadat


Jawaban akan bervariasi, namun pada intinya:
1. Adanya perbedaan daerah, suku, kebiasaan, dll.
2. Untuk menciptakan kehidupan dengan rukun, tertib, aman, dan nyaman.
3. Untuk mewujudkan sebuah tujuan yaitu tertib.

B. Membedakan peraturan tertulis dan tidak tertulis


Jawaban bervariasi contoh:
Peraturan Tidak Tertulis
No Peraturan Tertulis
(Norma)
1. Mematuhi rambu-rambu lalu lintas Jujur
59

2. Membayar pajak kendaraan bermotor Tidak meludah di sembarang tempat


3. Menggunakan helm saat berkendara Tidak mengucapkan salam ketika
memasuki ruang kelas atau rumah
orang lain.
4. dst. dst.

C. Pentingnya mematuhi norma dan peraturan yang berlaku


1. Karena sanksi dari peraturan tertulis bersifat memaksa dan tegas, sehingga bagi yang
melanggar tidak dapat terhindar dari sanksi tersebut.
2. Agar membuat pelanggar jera sehingga tidak lagi mengulangi pelanggaran tersebut.
3. Jawaban bervariasi, contoh mencari tahu peraturan yang berlaku di suatu daerah atau
tempat.

G. KEGIATAN PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Pengayaan
▪ Peserta didik dengan nilai rata-rata dan nilai diatas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan
pengayaan.

Remedial
▪ Diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk memahami materi atau
pembelajaran mengulang kepada siswa yang belum mecapai CP.

LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) LAMPIRAN 8.1

Nama : .............................................................................
Kelas : .............................................................................
Petunjuk!
60
61

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) LAMPIRAN 8.2

Nama : .............................................................................
Kelas : .............................................................................
Petunjuk!
62

Nilai Paraf Orang Tua


63

B. BAHAN BACAAN GURU & PESERTA DIDIK


Topik A: Norma dalam Adat Istiadat Daerahku
Bahan Bacaan Guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), norma adalah aturan atau ketentuan yang
mengikat warga kelompok masyarakat. Dengan kata lain norma adalah aturan yang mengatur
tingkah laku manusia. Norma dibuat oleh manusia disesuaikan dengan keadaan masyarakat di
suatu wilayah dengan memerhatikan nilai-nilai yang dijunjung pada kelompok masyarakat
tersebut. Hal tersebut menjadikan norma hanya berlaku pada suatu tatanan masyarakat tertentu.
Artinya, norma tidak bersifat menyeluruh.
Masyarakat berusaha untuk menjunjung tinggi dan mempertahankan norma yang berlaku. Adat
istiadat merupakan aturan tidak tertulis yang diakui sebagai hal baik oleh masyarakat, sehingga
terus dilakukan dan menjadi sebuah kebiasaan.
Adat istiadat juga berlaku bagi masyarakat yang tinggal di wilayah tertentu. Artinya, tidak
bersifat menyeluruh. Jika dilihat dari kedua pengertian norma dan adat istiadat, dapat dikatakan
bahwa adat istiadat merupakan bagian dari norma. Norma atau pun adat istiadat yang ada di
lingkungan masyarakat:
• mengucapkan permisi ketika memasuki rumah;
• mencium tangan kedua orang tua ketika hendak pergi;
• tidak meludah di sembarang tempat;
• tidak duduk selonjoran di depan orang lain;
• melakukan upacara adat pernikahan, kematian, maupun rasa syukur terhadap hasil
• Bumi;
• tata cara menanam maupun panen;
• tata cara berburu.
Pada topik ini peserta didik akan mengetahui tentang norma dan adat istiadat. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan melalui wawancara akan melatih kemampuan berkomunikasinya
dengan orang dewasa serta rasa percaya diri peserta didik. Setelah itu mereka akan belajar
mencari informasi secara mandiri terkait norma atau adat istiadat yang ada di Indonesia melalui
kegiatan literasi dan diskusi kelompok. Dari informasi yang didapatkannya, peserta didik akan
belajar mengeluarka pendapatnya dan guru dapat membantu dengan menguatkan pemahaman
serta meluruskan miskonsepsi. Kemudian dari pemahaman tersebut peserta didik akan diajak
berpikir kritis melalui kegiatan refleksi.

Bahan Bacaan Peserta Didik

Tahukah kalian, Indonesia dengan segala kekayaan budaya di dalamnya juga memiliki norma
dan adat istiadat yang berbeda. Norma adalah aturan yang berlaku pada suatu wilayah. Adat
istiadat adalah aturan tidak tertulis dan diakui sebagai hal yang baik untuk dilakukan. Dengan
kata lain, adat istiadat merupakan bagian dari norma.
64

Topik B: Kini Aku Menjadi Lebih Tertib!


Bahan Bacaan Guru
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, peraturan dapat diartikan sebagai tatanan
(petunjuk, kaidah, ketentuan) yang dibuat untuk mengatur suatu hal.
Peraturan ada yang bersifat tertulis maupun peraturan tidak tertulis. Berdasarkan proses
penetapannya, peraturan ada yang dibuat berdasarkan kesepakatan bersama namun ada juga
peraturan yang dibuat berdasarkan keputusan seorang yang memiliki wewenang. Peraturan
ditentukan dengan tujuan untuk mengatur suatu hal sehingga mencapai suatu tujuan. Setiap
kelompok masyarakat bisa saja memiliki peraturan yang berbeda-beda dengan tujuan yang
berbeda-beda.Peraturan tertulis merupakan aturan yang mengatur tingkah laku manusia dengan
mengacu kepada peraturan yang berlaku di negara.
Peraturan tertulis biasanya dibuat oleh pemerintah, penguasa negara, maupun pengelola
suatu tempat. Peraturan tertulis bersifat memaksa dan mengikat. Adapun sanksi dari peraturan
tertulis adalah sanksi yang tegas. Peraturan tidak tertulis adalah peraturan yang dibuat oleh
masyarakat yang tinggal di wilayah tertentu. Peraturan tersebut berlaku bagi masyarakat
tersebut. Contoh peraturan tidak tertulis adalah adat istiadat. Beberapa contoh peraturan tertulis
dan tidak tertulis:
1. Peraturan Tertulis
● Membayar pajak tepat waktu
● Memakai helm saat berkendara motor
● Memiliki SIM dan STNK ketika ingin mengendarai kendaraan bermotor
2. Peraturan Tidak Tertulis
● Tidak menyalakan alat elektronik saat hari raya Nyepi di Bali.
● Tidak duduk selonjoran di depan orang lain.
● Tidak boleh menggunakan alat elektronik (pada beberapa suku tertentu).
● Melakukan upacara adat pernikahan, kematian, maupun rasa syukur terhadap hasil bumi.
Pada topik ini peserta didik akan diarahkan untuk berpikir kritis dan kreatif mengenai
peraturan tertulis dan tidak tertulis. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui diskusi,
yang diharapkan dapat terbentuknya karakter berpikir kritis dan meningkatkan kemampuan
berkomunikasi pada peserta didik. Setelah itu peserta didik akan berpikir kreatif dan
bertanggung jawab untuk membawakan sebuah simulasi peran bersama anggota kelompoknya.
Kegiatan tersebut akan melatih rasa percaya diri berbicara di depan umum, menerima keputusan
kelompok, serta menghargai temannya yang tampil. Rangkaian kegiatan tersebut diharapkan
dapat membantu pemahaman peserta didik mengenai peraturan yang ada di sekitarnya serta
manfaat dari adanya peraturan tersebut. Pada akhir topik peserta didik akan diajak berpikir kritis
melalui kegiatan refleksi.

Bahan Bacaan Peserta Didik

Adanya peraturan diharapkan dapat mengatur tingkah laku manusia.


65

Tahukah kalian, ada banyak peraturan atau norma yang dibuat oleh manusia. Ada peraturan
yang berlaku hanya di wilayah tertentu, ada juga yang berlaku secara menyeluruh bagi semua
warga negara. Peraturan yang ada dibuat dengan mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena
itu, dari masa ke masa peraturan akan terus bertambah dan disesuaikan dengan kebutuhan
manusia. Ada peraturan yang tertulis adapula yang tidak tertulis. Apa perbedaan dari kedua
peraturan tersebut?
Topik C: Awas! Kita Bisa Dihukum!
Bahan Bacaan Guru
Setiap peraturan dibuat guna untuk menciptakan lingkungan yang tertib, rukun, dan harmonis.
Diharapkan juga agar dapat mengurangi terjadinya perselisihan dan pertengkaran sehingga
tujuan dapat tercapai. Untuk melestarikan sebuah norma maupun mengikat sebuah peraturan
tertulis, manusia membuat sebuah sanksi bagi pelanggar norma maupun peraturan tertulis.
Sanksi tersebut memiliki tujuan utama yaitu untuk membuat pelanggar jera sehingga tidak
mengulang kembali perbuatannya. Selain itu, sanksi dibuat agar dipatuhi dan dan ditaati.
Pada topik ini peserta didik akan diarahkan untuk berpikir kritis, disiplin, dan percaya diri
mengenai manfaat dan dampak melanggar sebuah peraturan. Kegiatan pembuka pembelajaran
dilakukan melalui diskusi mengenai pengalaman menyaksikan orang melakukan pelanggaran.
Setelah itu, peserta didik akan melakukan pengamatan lingkungan sekolah mengenai
pelaksanaan dan pelanggaran aturan sehingga dapat terbentuknya karakter disiplin dan
bertanggung jawab. Setelah itu peserta didik akan belajar menyimak dan menggali informasi
dari narasumber yang didatangkan. Dari rangkaian kegiatan tersebut diharapkan dapat
membantu pemahaman peserta didik mengenai konsekuensi dan akibat yang bisa terjadi jika
sebuah peraturan dilanggar. Dari kesadaran tersebut, diharapkan dapat menimbulkan rasa
disiplin dan taat peraturan pada diri peserta didik.

Bahan Bacaan Peserta Didik

Tahukah kalian, syarat mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) diberikan pada usia berapa
tahun? Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) menjadi syarat utama untuk mendapatkan SIM.
Coba tanyakan pada orang dewasa di sekitar kalian, apakah mereka memiliki KTP dan SIM?
Mengapa semua orang dewasa memiliki KTP, namun tidak semua memiliki SIM? Tentu saja
karena berkaitan dengan peraturan.
C. GLOSARIUM
Peserta didik akan melanjutkan pembelajarannya mengenai tradisi dan tata kelola masyarakat
pada saat kelas 3. Peserta didik diharapkan dapat mengaitkannya dengan tradisi masyarakat
sekitar dan peran pemerintah daerah di lingkungan masyarakat. Peserta didik akan belajar
mengenai apa itu norma, dan adat istiadat, peraturan tertulis dan tidak tertulis, norma yang
berlaku di masyarakat, serta akibat dari pelanggarannya. Peserta didik juga akan banyak
melibatkan peserta didik dalam kegiatan berdiskusi baik dalam kelompok kecil maupun
kelompok besar yang diharapkan dapat melatih peserta didik untuk menyimak saat berdiskusi.
66

Setelah memahami esensi dari suatu norma dan adat istiadat, peserta didik akan diajak
mengenali perbedaan peraturan tertulis dan tidak tertulis dan pentingnya menerapkan norma dan
peraturan tertulis. Setelah mempelajari bab ini, peserta didik dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari karakter akhlak mulia. Peserta didik juga dapat
merefleksikan bagaimana upaya yang dilakukannya dalam mengikuti norma dan peraturan yang
berlaku dapat membantu mereka hidup dengan nyaman, aman dan bahagia. Dari pemahaman
dan kesadaran ini, peserta didik diharapkan mampu menunjukkan sikap inisiatif dan mandiri
untuk menjaga lingkungan terdekatnya.
Aktivitas-aktivitas di bab ini bisa dikaitkan dengan pelajaran Bahasa Indonesia
(melakukan wawancara dan presentasi), PPKn (tanggung jawab dan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945).

Anda mungkin juga menyukai