Oleh :
LILIS SURYANI, S.Pd
NIM 2202114765
1
HALAMAN JUDUL
Oleh :
LILIS SURYANI, S.Pd
NIM 2202114765
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 44
B. Saran .................................................................................................... 44
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Agama diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk
manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang
terpuji untuk menjadi manusia yang taqwa kepada Allah SWT. Oleh karena itu Mata Pelajaran
Agama adalah mata pelajaran wajib di setiap sekolah-sekolah Indonesia. Diman di dalamnya ada
tentang pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan shalat . Sebenarnya, melalui
Mata Pelajaran Agama, sangat diharapkan siswa memiliki karakter yang benar-benar seharusnya
dimiliki oleh seseorang yang beragama karena esensi dari mempelajari ilmu keagamaan adalah
sikap. Biasanya pada sekolah-sekolah yang berbasis agama, mata pelajaran bidang keagamaan
menjadi nilai yang menentukan atau salah satu nilai yang sangat diperhatikan.
Menurut Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan Negara.
Di dalam buku Pembelajaran Akselerasi karangan Iif Khoiru Ahmadi, dkk terdapat opini
Meir yang menyatakan bahwa terdapat beberapa masalah pembelajaran di sekolah yang antara lain
adalah:
1. Materi ajar yang tidak bermakna
2. Belajar hanya berisi ceramah yang membosankan.
3. Guru hanya menyuapi (spoon feeding) siswa dengan pengetahuan yang bersifat superficial
4. Proses belajar bukan merupakan proses yang menyenangkan tapi malah menakutkan.
Dalam pengalaman, penulis pun masih sering menjumpai beberapa sekolah yang terdapat
guru-guru yang masih menerapkan cara-cara konvensional dalam belajar termasuk di sekolah tempat
penulis melakukan penelititan. Sedangkan dewasa ini siswa dituntut aktif dalam pembelajaran, guru
harus bersikap variatif dalam melaksanakan proses KBM agar siswa tidak merasa jenuh dan
pencapain tujuan pelajaran juga tidak menyentuh pada ranah kognitif saja, melainkan juga kepada
afektif dan psikomotorik.
Selain itu, seiring perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih,
maka secara otomatis pola pikir masyarakat berkembang dalam setiap aspek. Sehingga berpengaruh
pula terhadap dunia pendidikan karena dengan berkembangnya pola pikir masyarakat itu, dituntut
untuk adanya inovasi dalam bidang pendidikan, tidak tradisional lagi, yaitu melaksanakan
pemebelajaran hanya dengan ceramah yang merupakan metode dari zaman dahulu sampai sekarang.
Inovasi yang disebutkan itu tidak terlepas dari peran guru untuk melakukan inovasi cara belajar di
kelas.
Seorang guru merupakan salah satu pemegang kendali generasi bangsa, untuk itu guru
dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mampu mengembangkan suatu
potensi yang terdapat di dalam diri anak bangsa. Guru adalah merupakan salah satu kunci untuk
membuka pintu perubahan. Dalam bidang keagamaan, yaitu guru agama, dituntut untuk lebih
mengarahkan peserta didik agar memiliki keunggulan dalam aspek moral, keimanan, ketaqwaan,
5
dan disiplin. Karena studi agama sebenarnya tidak hanya menyentuh ke arah pengetahuan (kognitif)
saja, akan tetapi esensi dari studi agama atau mata pelajaran agama adalah pembentukan sikap yang
seharusnya memang benar-benar dimiliki oleh setiap orang yang beragama. Dengan pencapaian
esensi itulah kiranya bangsa ini dapat menuju perubahan.
Selain itu juga, salah satu faktor yang ada di luar siswa adalah guru profesional yang
mampu mengelola pembelajaran dengan model pembelajaran yang tepat, yang memberi kemudahan
bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan capaian yang lebik baik.
Dalam penggunaan metode pembelajaran harus bervariasi sehingga siswa tidak bosan dalam
pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran juga tidak boleh
monoton. Dalam proses KBM kadang dijumpai guru yang tidak mengindahkan model pembelajaran
dalam pelaksanaannya. Guru tidak sistematis dalam menyampaikan materi sehingga siswa kurang
mampu menyerap materi secara maksimal. Pemilihan model pembelajaran berkaitan langsung
dengan usaha guru dalam menampilkan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi
sehingga pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh secara optimal.
Dari pernyataan di atas, dapat dihubungkan pada pernyataan Muhaimin dan Abdul Mujib
(1995) yang menyatakan bahwa guru agama Islam memiliki peran yang merencanakan program
pengajaran dan melaksanakan program yang tersusun serta diakhiri dengan penilaian. Dan selain itu,
guru juga sebagai pendidik, yang tidak hanya berperan sebagai pengajar yang transfer of knowledge,
tetapi juga pendidik yang transfer of values. Dalam penelitian di sini yaitu dengan model
pembelajaran discovery learning ini fokus penelitian saya adalah kepada motivasi dan hasil belajar
siswa, akan tetapi sangat diharapkan juga dapat menyentuh nilai pendidikannya bukan hanya
pengetahuan pendidikannya saja.
Peneliti mencoba menerapkan model discovery learning pada mata pelajaran shalat
kewajibanku tujuanya untuk memudahkan peserta didik dalam belajar memahami materi pelajaran
dan menjadikan proses pembelajaran tidak membosankan, akan tetapi pembelajaran tersebut akan
menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi peserta didik.
Banyak sekali model pembelajaran yang dapat membimbing peserta didik untuk bersama-
sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran, mampu membantu peserta didik berkembang sesuai
dengan taraf intelektualnya, mampu merangsang peserta didik untuk belajar membangun
pemahamannya, mandiri, kreatif dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satu
model tersebut adalah dengan model penemuan (Discovery).
Discovery adalah proses mental di mana peserta didik mampu mengasimilasikan suatu
konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain mengamati,
mencerna, mengerti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat
kesimpulan dan sebagainya. Dalam teknik ini peserta didik dibiarkan menemukan sendiri atau
mengalami sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi.
Model Discovery learning merupakan komponen praktik pendidikan yang meliputi metode
mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri,
mencari sendiri, dan reflektif. Pada strategi atau bentuk belajar mengajar Discovery learning bahan
ajaran tidak disajikan dalam bentuk jadi, tetapi setengah atau bahkan seperempat jadi. Bahan ajaran
disajikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau masalah- masalah yang
harus dipecahkan. Peserta didik dapat berpartisipasi dalam pembelajaran yang disajikan, materi yang
dipelajari dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dan lebih lama mengena atau membekas
karena peserta didik terlibat dalam proses menemukannya.
6
Berdasarkan keadaan tersebut penggunaan model discovery learning baik digunakan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan praktik, proses
terjadinya sesuatu, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Apalagi seusia mereka
menurut teori Piaget dalam tahap perkembangan peserta didik merupakan tahapan ketiga yaitu
periode operasional konkrit dimana pada tahapan ini peserta didik mampu menggunakan logika
yang memadai.
Realita yang peneliti temukan di SDN 2 Lembak, diperoleh gambaran kondisi peserta didik
saat proses pembejaran berlangsung, khususnya pada mata pelajaran shalat kewajibanku guru telah
menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Namun selama proses pembelajaran berlangsung
terutama pada saat Tanya jawab, teramati hanya beberapa peserta didik yang aktif. Sedangkan
peserta didik yang lain sibuk dengan kegiatannya masing-masing yang tidak ada sangkut pautnya
dengan materi yang diajarkan. Saat diberi kesempatan untuk bertanya, peserta didik hanya berbisik-
bisik dengan temannya, bahkan sebagian besar hanya diam. Sedangkan saat diberi kesempatan
untuk menjawab, peserta didik akan menjawab secara bersama-sama dan seorang peserta didik akan
menjawab pertanyaan apabila ditunjuk langsung oleh guru. Dengan demikian pengetahuan yang
didapat peserta didik tidak didapat secara utuh.
Melihat permasalahan tersebut maka peneliti berusaha memberii solusi untuk
meningkatkan aktivitas belajar peserta didik yaitu dengan menerapkan model discovery. Model
penemuan adalah suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, objek,
percobaan, dan lain-lainnya.
Dari uraian di atas tentang penggunaan model belajar Discovery Learning pada pelajaran
PAI materi shalat kewajibanku dapat membuat peserta didik aktif, termotivasi dalam belajar adapun
realita yang nampak dari pokok permasalahan adalah pada penggunaan model yang menonton yang
dapat membuat peserta didik jenuh dan bosan,juga guru yang lebih dominan menggunakan metode
ceramah dan Tanya jawab dibandingkan mengajar dengan variasi mengajar lainnya. Maka
kenyataan tersebut menjadi satu hal yang unik dan mengundang perhatian untuk dilihat, dicermati
dan dipelajari. Berangkat dari latar belakang tersebut, maka dari itu peneliti mengangkat sebuah
judul penelitian yaitu “Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI Materi
Shalat Kewajibanku dengan Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning pada
Siswa Kelas III SDN 2 Lembak ”.
B.Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Kurangnya penguasaan siswa terhadap materi Pendidikan Agama Islam
dengan pokok bahasan shalat kewajibanku.
2. Kurangnya motivasi dan kesadaran siswa tentang pentingnya shalat dalam
kehidupan sehari-hari
3. Belum ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat
4. Rendahnya nilai bacaan shalat yang dilakukan siswa
5. Rendahnya nilai praktek shalat yang dilakukan siswa
6. Sedikitnya di antara siswa yang mampu menghubungkan antara bacaan
dengan praktek
7. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dengan pokok bahasan shalat kewajibanku.
7
C. Analisis Masalah
Dari masalah yang ditemukan di atas, secara umum juga dilatar
belakangi oleh kemampuan guru dalam menyampaikan pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Fakta yang ditemukan bahwa model pembelajaran menoton dengan
metode ceramah yang digunakan guru selama ini cenderung mengakibatkan siswa bosan dalam
mengikuti pembelajaran. Kemudian, dengan cara tanya jawab berpotensi
terjadinya ketimpangan dalam pembelajaran, dimana dengan cara tersebut
hanya sebagian siswa yang berperan aktif, sementara siswa yang lain tidak.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah ketepatan
menggunakan model pembelajaran. Oleh karena itu, model pembelajaran yang tepat untuk materi
shalat kewajibanku ini adalah model pembelajaran Discovery Learning, Model Pembelajaran
Discovery Learning ini dipilih karena dianggap membuat peserta didik aktif, termotivasi dalam
belajar yang kemudian dituangkan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
“Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI Materi Shalat Kewajibanku
dengan Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas III SDN 2
Lembak ”.
D. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang
masalah dan identifikasi masalah di atas, maka ruang lingkup masalah
penelitian ini dibatasi pada penggunaan model pembelajaran discovery learning dalam peningkatan
motivasi dan hasil belajar mata pelajaran PAI materi salat kewajibanku pada siswa kelas III SDN 2
Lembak.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ditemukan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
“Apakah model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar mata pelajaran PAI materi salat kewajibanku pada siswa kelas III SDN 2 Lembak?”.
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan
motivasi dan hasil belajar mata pelajaran PAI materi salat kewajibanku pada siswa kelas III SDN 2
Lembak.
G. Manfaat Penelitian
Penulis berharap dari hasil penelitian ini, dapat didapat manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang dipelajari tentang shalat
kewajibanku.
8
b. Dengan penerapan model pembelajaran discovery learning ini diharapkan mampu membuat
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran materi shalat kewajibanku .
c. Dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dari yang sebelumnya.
2. Bagi guru
a. Dapat memacu para guru untuk senantiasa meningkatkan kualitas pengelolaan kelas dalam
proses pembelajaran
b. Membuat para guru untuk senantiasa mencipatakan suasana belajar yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan.
c. Dapat menjadi referensi sekaligus solusi bagi para guru yang sedang mengalami permasalahan
dalam proses pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Dapat memajukan dan meningkatkan prestasi dan mutu sekolah. Serta dapat menjadi bahan
informasi dan sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan bahan perbandingan atau acuan bagi
sekolah atau lembaga-lembaga lain dalam mengembangkan segala hal yang berkaitan dengan
pendidikan khususnya dalam pengajaran dan keguruan.
9
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap
pencapaian prestasi belajar . Dalam psikologi, istilah motif sering di bedakan dengan istilah
motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang di maksud dengan motif dan motivasi, berikut ini
penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut, kata motif di artikan
sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau seperti
dikatakan oleh Sardiman dalam bukunya Psicholog understanding of hunian Behavilor yang di
kutip M ngalim purwanto; motif adalah tingkah laku atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang
,Sedangkan S,Nasution, motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Dengan demikian motif adalah :dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang
dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu. Adapun pengertian motivasi dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) kontemporer adalah keinginan atau dorongan yang
timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu
perbuatan dengan tujuan tertentu.
Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi di antaranya adalah: M.Alisuf sabri,
motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau
mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan Ws Winkel, motivasi adalah daya penggerak
yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati. Selanjutnya M.Ngalim Purwanto
mengemukakan bahwa motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untukl mempengaruhi
tim tingkah laku seseorang. Agar ia menjadi tergerak untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut Mc Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M.motivasi adalah suatu perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan di dahului dengan
tanggapan adanya tujuan. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa
motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu
guna mencapai tujuan. Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi
dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya perasaan dan di dahului dengan
adanya tujuan, maka dalam hal motivasi tergantung tiga unsur penting , yaitu :
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu
manusia,perkembanmgan motivasi akan membawa beberapa perubahan energy di dalam
system neurophysiological yang ada pada organisme manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa feeling afeksi seseorang .Dalam hal ini motivasi
relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah
laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan . Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya
merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan motivasi adalah sebagai dorongan atau
kemauan untuk melakukan sesuatu , Jika dikaitkan dengan kegiatan bimbingan maka siswa
berkedudukan sebagai objek motivasi dan pemberi bimbingan adalah Guru sebagai dan pemberi
bimbingan adalah Guru sebagai subjek motivasi. Dengan demikian yang dimaksud dengan
motivasi belajar adalah keseluruhan dengan daya penggerak di dalam diri siswa yang
10
menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar,sehingga tujuan yang di kehendaki oleh subjek
belajar itu dapat terjadi.
a. Jenis-Jenis Motivasi Belajar
Adapun Jenis-jenis motivasi belajar di sekolah di bedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Motivasi Infrinsik
Motivasi infrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa
sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar, misalnya ingin memahami suatu
konsep ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya.
Faktor-faktor yang menimbulkan motivasi infrinsik adalah :
a. Adanya kegutuhan
b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan diri sendiri
c. Adanya cita-cita atau aspirasi
2. Motivasi Eksfrinsik
Motivasi eksfrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi eksfrinsik ini
merupaka suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar,
misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah di janjikan oleh orang
tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua,
guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi eksfrinsik yang dapat
mendorong siswa untuk belajar. Jadi dapat di simpulkan bahwa dengan adanya usaha
yang tekun dan di dasari oleh adanya motivasi, maka peserta didik akan mempunyai prestasi
baik.
b. Tujuan Pemberian Motivasi
Tujuan pemberian Motivasi dari guru tidak lepas dari tujuan pendekatan yaitu pada
hakikatnya memaksimalkan manusia atau menghantar anak didik untuk menemukan jati dirinya
yaitu agar setiap individu manusia itu menyadari dan memahami <siap dia < mengapa dia
diadakan di dunia ini dan harus kemana nantinya < konsep seperti ini sangat penting sebagai
landasan filosofis dan dasar motivasi untuk melakukan aktivitas belajar mengajar. Beberapa
tujuan pemberian motivasi adalah sebagai berikut :
1. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna sehari- bagi
dirinya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tekun menghadapi tugas ( dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah
berhenti sebelum selesai ).
3. Ulet menghadapi kesulitan ( tidak cepat putus asa )
4. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin ( tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah di capainya ).
5. Lebih senang kerja mandiri
6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
7. Dapat mempertahankan pendapatnya ( kalau sudah yakin akan sesuatu )
8. Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya
9. Senang mencari dan memecahkan soal-soal.
c. Fungsi Motivasi
Adapun fungsi Motivasi adalah :
11
1. Memberikan semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat dalam
belajar.
2. Memusatkan perhatian yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar
3. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka.
Motivasi sangat berguna bagi tindakan atas perbuatan seseorang. Hal tersebut hal tersebut
antara lain adalah :
1. Motivasi itu mendukung manusia untuk berbuat atau bertindak, motivasi berfungsi
sebagai penggerak yang memberikan energi atau kekuatan kepada seseorang untuk
melakukan sesuatu.
2. Motivasi dapat menentukan agar perbuatan yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-
cita ,motivasi mencegah penyelwengan dari jalan yang lurus untuk mencapai tujuan.Maka
maka jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang akan ditempuh.
3. Motivasi menyeleksi perbuatan, artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang
harus dilakukan, yang serasi guna mencapai suatu tujuan dengan mengenyampingkan
perbuatan yang tidak atau kurang bermanfaat bagi tujuan semula.
d. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa merupakan hal yang amat penting bagi pencapaian kinerja atau
prestasi belajar siswa. Dalam hal ini ,tentu saja menjadi tugas dan kewajiban guru untuk
senantiasa dapat memlihara dan meningkatkan motivasi belajar siswanya.meminjam
pemikiran dari USAID DBE3 LIFE SKILL FOR YOUTH. Berikut ini beberapa ide yang
dapat di gunakan oleh guru untuk meningkatkan motifasi belajar siswa yaitu :
1. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam.
Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan
menurunkan semangat belajar. Siswa yang bosan cenderung akan mengganggu proses
belajar, variasi akan membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba
sesuatu yang berbeda dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi di dalam
kelas.contoh : membuat pembagian peran debat, transfer pengetahuan
secara singkat,diskusi,presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil.
2. Jadikan Siswa Peserta Aktif
Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan berkreasi, menulis,
berpetualang, mendesain, menciptakan sesuatu dan menyelesaikan sesuatu masalah.
Jangan jadikan siswa peserta pasif di kelas karena dapat menurunkan minat dan
mengurangi rasa keingintahuanya. Menggunakan metode belajar yang aktif dengan
memberikan siswa tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah
untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar, jangan diberikan jawaban apabila tugas
tersebut sanggup dilakukan oleh siswa.
3. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai.
Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik
karena mereka dapat melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang menantang namun
realistis. Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas cukup berbobot untuk
memotivasi siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin namun tidak berlaku sulit,
agar jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunya semangat untuk belajar.
4. Ciptakan suasana kelas yang kondusif.
12
Kelas yang aman, tidak mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan
belajar sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apa bila siswa belajar
disuatu kelas yang menghargai dan menghormati mereka dan tidak hanya memandang
kemampuan akademis mereka maka mereka cenderung terdorong untuk terus mengikuti
proses belajar.
5. Berikan tugas secara profesional
Jangan hanya berorientasi pada nilai dan coba penekanan pada penguasaan materi. Segala
tugas di kelas dan pekerjaan rumah tidak selalu bisa di sertakan dengan nilai. Hal
tersebut dapat menurunkan semangat siswa yang kurang mampu memenuhi standar dan
berakibat siswa yang bersangkutan merasa dirinya gagal. Gunakan mekanisme nilai
seperlunya, dan cobalah untuk memberikan komentar atas hasil kerja siswa mulai dari
kelebihan mereka dan kekurangan mereka serta apa yang bisa mereka
tingkatkan. Berikan komentar secara jelas. Berikan kesempatan pada siswa untuk
memperbaiki tugas mereka apabila mereka merasa belum cukup.
6. Libatkan diri untuk membantu siswa mencapai hasil.
Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar, jangan
hanya terpaku pada hasil ujian dan tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya
dan terus pantau perkembangan mereka.
7. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar.
Jangan biarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar, sampaikan pada siswa apa yang
perlu di lakukan. Buatlah siswa yakin bahwa bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya.
8. Hindari kompetisi antar pribadi.
Kompetisi bisa menimbulkan kekhawatiran, yang bisa berdampak buruk bagi proses
belajar dan sebagian siswa akan cenderung bertindak curang. Kurangi peluang dan
kecenderungan untuk membanding-bandingkan antara siswa satu dengan siswa yang lain
dan membuat perpecahan di antara para siswa. Ciptakanlah metode mengajar dimana
para siswa bisa saling bekerja sama.
9. Berikan masukan
Berikan masukan pada siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang
positif dalam memberikan komentar. Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata
positif dibanding ungkapan negative. Komentar positif akan membangun kepercayaan
diri. Ciptakan situasi bahwa seorang siswa bisa maju dan sukses di masa akan datang.
10. Hargai kesuksesan dan keteladanan
Hindari komentar negatif terhadap kelakuan buruk dan fenomena rendah yang di
tunjukan siswa, ungkapan positif dan dorongan sukses bagi siswa merupakan penggerak yang
sangat berpengaruh dan memberikan aspirasi bagi siswa yang lain untuk berprestasi.
11. Antusias dalam mengajar
Antusiasme seorang guru dalam mengajar merupakan fakta yang penting untuk
menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Bila guru terlibat bosan dan kurang antusias
maka siswa akan menunjukkan hal serupa. Upayakan untuk selalu tampil baik, percaya diri
dan antusias di depan kelas.
12. Tentukan standar yang tinggi
Standar yang diharapkan oleh para guru terhadap siswanya memilki dampak yang
signifikan terhadap performa dan kepercayaan diri mereka. Bila anda mengharapkan seluruh
13
siswa untuk termotivasi, giat belajar dan memiliki minat yang tinggi. Mereka cenderung akan
bertindak mengikutikehendak anda. Anda harus yakin bahwa anda mampu memberikan
motivasi tinggi pada siswa. Pada awal tahun ajaran baru. Anda harus menggunakan
kesempatan agar seluruh siswa memilki motivasi yang tinggi.
13. Pemberian penghargaan untuk memotivasi
Pembuatan penghargaan seperti nilai, hadiah ada, mungkin efektif bagi sebagian siswa, (
biasanya bagi anak kecil ) namun metode ini harus di gunakan secara hati-hati karena
berpotensi menciptakan kompetisi. Namun demikian penguasaan metode ini dapat melahirkan
motivasi massal.
14. Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
Buatlah aktifitas yang melibatkan siswa dengan kawan-kawan mereka dalam satu kelas.
Hal ini akan membagi pengetahuan gagasan dan penyelesaian tugas-tugas individu siswa
dengan seluruh siswa di kelas tersebut.
15. Hindari penggunaan ancaman
Jangan mengancam siswa anda dengan kekerasa bahasan ataupun nilai rendah bagfi
sebagian siswa ancaman untuk memberi nilai rendah mungkin efektif, namun hal tersebut
bisa memicu mereka mengambil jalan pintas, bisa memicu mengambil jalan pintas.
16. Hindarilah komentar buruk
Gunakan komentar yang positif dan perilaku yang baikbanyak siswa yang percaya diri akan
performa dan kemampuan mereka jangan membuat pernyataan yang negative kepada
para siswa di kelas anda berkaitan dengan perilaku dan kemampuan mereka. Anda
harus selektif dalam menggunakan kata-kata dan berbicara dalam kelas. Apa bila tidak hati-
hati kepercayaan diri siswa anda akan mudah jatuh.
17. Kenali minat siswa-siswa anda
Para siswa mungkin berada dalam satu kelas, namun mereka memiliki kepribadian yang
berbeda-beda. Pahamilah siswa anda, bagaimana tanggapan mereka terhadap materi dan
apa minat, cita-cita, harapan dan kekhawatiran mereka, pergunakanlah berbagai contoh
dalam pembelajaranaanda yang ada kaitanya dengan minat mereka, untuk membuat
mereka tetap termotivasi dalam belajar.
18. Peduli dengan siswa - siswa anda
Para siswa akan menunjukan minat dan motivasi pada para guru yang memiliki
perhatian perlihatkan bahwa Anda memandang siswa sebagai layaknya manusia normal
dan perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses pembelajaran dan bukan hanya
sekedar nilai karena hal tersbut tercermin pada kemampuan. Anda sebagai seorang guru
cobalah membangun hubungan yang positif dengan para siswa dan coba kenali mereka
sebagaimana anda memperkenalkan diri anda pada mereka
sebagai contoh ceritakan kisah anda ketika anda anda masih menjadi siswa.
B. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar menurut Carl R.Rogers adalah untuk membimbing anak kearah kebebasan
dan kemerdekaan, mengetahui apa yang baik dan yang buruk, dapat melakukan pilihan
tentang apa yang di lakukannya dengan penuh tanggung jawab sebagai hasil belajar=.5
kebebasan itu hanya dapat di pelajari dengan memberi anak didik kebebasan sejak mulanya
14
sejauh ia dapat memikul nya sendiri, hal ini di lakukan dalam konteks belajar. Proses belajar dan
hasilnya dapat di amati dari perubahan tingkah laku yang berbeda dari yang sebelumnya
pada diri seseorang baik dalam hal pengetahuan, afektif maupun psikomotor, belajar terjadi
apa bila situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi sedemikian rupa sehingga
perbuatanya berubah dari waktu ia mengalami situasi itu ke waktu ia sesudah mengalami
situsai tadi. Perkembangan siswa dalam masa belajar turut menentukan arah pola belajar si siswa.
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu
pengetahuan. Dalam belajar,seseorang tidak bisa mel;epas diri dari beberapa hal yang dapat
mengantarkanya berhasil dalam belajar, banyak orang belajardengar susah payah, tetapi tidak
mendapat hasil apa-apa. Penyebabnya tidak lain karena belajar tidak teratur, tidak disiplin,
dan kurang bersemangat, tidak tahu bagaimana cara berkonsentrasi dalam belajar, istirahat
yang tidak cukup,dan kurang tidur. Keseluruhan factor tersebut mewarnai kelangsungan
belajar siswa sehingga akan terbentuklah suasana belajar yang kondusif, semua komponen
belajar mendukung proses belajar yang baik dan menghasilkan proses belajar yang baik dan
menghasilkan proses hasil belajar yang baik pula.
Belajar adalah kebetulan bagi seseorang. Tanpa belajar seseorang tidak akan
mengerti bagaimana menjalani hidup, dan tidak akan mengerti bagaimana memaknai hidup
dengan baik. Belajar merupakan kegiatan pokok dalam keseluruhan dari proses pendidikan
di sekolah.ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
bergantung pada bagaimana pola belajar yang di alami siswa sebagai anak didik. Pola
kegiatan belajar yang di lakukan siswa merupakan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap pada diri seseorang yang belajar yang dilalui melalui latihan dan pengalaman. Pola
belajar yang di lakukan siswa akan menempuh beberapa tahap yaitu :
1. Tahap informasi ( tahap penerimaan informasi )
2. Tahap tranformasi ( tahap pengubahan informasi )
3. Tahap evaluasi ( tahap penilaian informasi )
b. Fungsi Belajar
Fungsi belajar menurut Nasution ( 2003 : 4 ) untuk memperoleh kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Fungsi belajar
merupakan proses aktif dari siswa dalam membangun pengetahuan,bukan hanya proses pasif
yang menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan, sehingga jika pembelajaran
tersebut tidak memberikan kesempatan kepada siswa untk berperan aktif maka pembelajaran
tersebut bertentangan dengan hakekat belajar. Peran siswa sangat penting dalam rangka
pembentukan generasi yang kreatif,yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan
dirinya dan orang lain. Ketrampilan yang memperoses hasil belajarberupa konsep dan fakta
yang sudah diperoleh itu, untuk mengembangkan diri,untuk menemukan sesuatu yang sangat
penting dengan konsep dan fakta yang telah di fahami betul, dapat diproses untuk menguasai dan
menemukan fakta dan konsep yang lebih banyak.Winartapura ( 1997 : 82 – 84 ).
Pemberian konsep konsep dan fakta yang terlalu banyak,dapat menghambat kreativitas
siswa. Tidak menguasai semua konsep dalam semua ilmu.namun siswa mempunyai
kemampuan dasar untuk mengembangkan konsep dan fakta yang terbatas itu, sehingga mereka
mampu menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru.
c.Tujuan Belajar
15
Djamarah (1996: 35) pada hakekatnya tujuan belajar dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
umum dan khusus
Tujuan umum :
1. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan di
dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis,
rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif.
2. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan pola pikir dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
Tujuan khusus :
1. Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat di alihgunakan ,melalui kegiatan sehari-hari.
2. Mengembangkan kemampuan dalam berbagai pengetahuan sebagai bekal belajar lebih lanjut.
3. Membentuk sikap logis, kritis, cermat dan disiplin.
d. Faktor Yang Mendorong Aktivitas Belajar
Faktor-faktor yang mendorong aktivitas belajar siswa yaitu :
1. Waktu yang lebih banyak bagi kegiatan-kegiatan belajar mengajar
2. Tingkatan partisifasi siswa aktif dalam kegiatan belajar dengan menuntut respon yang aktif dari
siswa.Gunakan berbagai teknik mengajar, motivasi serta penguatan.
3. Berikanlah pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengahjar yang akan di capai.
4. Masa transisi antara berbagai kegiatan-kegiatan dalam mengajar hendaknya di lakukan secara
cepat dan luas.
5. Ushakan agar pengajaran dapat lebih menarik minat dan mengaitkan dengan bahan dan
prosedur pengajaran.
6. Kenali dan bantu anak-anak yang kurang terlibat, selidiki apa yang menyebabkanya dan
apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan partisipasi anak tersebut.
7. Siapkanlah siswa secara tepat persyaratan awal apa yang diperlukan oleh anak untuk
mempelajari tugas belajar yang baru. Sesuai pengajaran dengan kebutuhan–kebutuhan
individu siswa, hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan untuk berperan
aktif.
e. Definisi Hasil Belajar
Istilah hasil belajar terdiri atas dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil merupakan hasil
yang telah dicapai pembelajar dalam kegiatan belajarnya, sedangkan belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku atau memaknai sesuatu uyang di peroleh. Hasil belajar
menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu semester. Mulyasa ( 2005
;131 ) mengatakan bahwa : dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apa bila
terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian besar ( 75% ). Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila masukan merata,menghasilkan out put yang banyak dan bermutu tinggi,serta sesuai
dengan kebutuhan,perkembangan masyarakat dan pembangunan. Jadi, indikator yang dijadikan
sbagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan
berhasil berdasarkan ketentuan kurikulum yang di sempurnakan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Daya serap terhadap bahan yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,baik secara individual
maupun kelompok.
2. Perilaku yang di gariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa baik individu maupun
klasikal.(Moh,Uzer Usman&Lilis Setiawati, 1993;8 ).
16
Oleh karena itu keberhasilan belajar dalam jangka pendek dapat diketahui melalui indikator-
indikator sebagai berikut :
1. Sekurang-kurangnya 75% isi dan prinsip-prinsip pembelajaran dapat di fahami,diterima dan
diterapkan oleh peserta didik dan guru di kelas.
2. Sekurang-kurangnya 75% peserta didik merasa mendapat kemudahan, senang dan memilki
kemauan belajar yang tinggi.
3. Para peserta didik berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.
4. Materi yang di komunikasikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan mereka memandang
bahwa hal tersebut akan sangat berguna bagi kehidupanya kelak.
5. Pembelajaran yang di kembangkan dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik untuk
belajar lebih lanjut. (Mulyasa, 2005;132 ). Moh,Uzer Usman&Lilis Setiawati (1993;8)
menjalaskan bahwa untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa
terhadap proses belajar yang dilakukanya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan
mengajar guru, kita dapat menggunakanacuan tingkat keberhasilan tersebut sejalan dengan
kurikulum yang berlaku.
f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Mulyasa ( 2004 ; 96 ) mengatakan Guru merupakan pengembangan kurikulum bagi
kelasnya yang akan menterjemahkan, menjabarkan dan mentransformasikan nilai-nilai yang
terdapat dalam kurikulum kepada peserta didik, dalam hal ini tugas Guru tidak hanya mentransfer
pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, yaitu membelanjakan anak supaya dapat berfikir
integral dankomprehensif, untuk membentuk kompetensi dan mencapai makna yang tinggi. Pada
prinsipnya ada dua factor yang mempengaruhi hasil belajar siswa,yaitu; factor internal dan
eksternal.
1. Faktor Internal
Proses belajar merupakan hal yang kompleks, siswa lah yang menentukan terjadi atau tidak
belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara internal. Jika
siswa tidak dapat mengatasi masalahnya,maka ia tidak belajar dengan baik.
2. Faktor Eksternal
Proses belajar didorong oleh motivasi intristik siswa. Disamping itu proses belajar juga dapat
terjadi atau menjadi bertambah kuat, bila di dorong oleh lingkungan siswa. Selain ituaktivitas
belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik.
g. Cara Meningkatkan Hasil Belajar
Ada beberapa cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu:
1. Kesiapan Fisik Dan Mental
Hal penting pertama yang harus diperhatikan sebelum siswa mulai belajar adalah kesiapan
fisik dan mental (psikis) mereka. Bila siswa tidak siap belajar,maka pembelajaran akan
berlangsung sia-sia atau tidak efektif. Dengan siap fisik dan mental, maka siswa akan
dapat belajar dengan aktif.
2. Tingkat Konsentrasi
Saat belajar berlangsung, konsentrasi menjadi faktor penentu yang amat penting bagi
keberhasilanya. Apa bila siswa tidak dapat berkonsentrasi dan terganggu oleh berbagai hal diluar
kaitan dengan belajar, maka proses dan hasil belajar tidak akan maksimal. Penting bagi guru
untuk memberikan lingkungan belajar yang mendukung terjadinya belajar pada diri siswa.
3. Tingkat Minat Dan Motivasi
17
Minat dan motivasi merupakan faktor penting dalam belajar. Tidak akan ada keberhasilan
belajar diraih apa bila siswa tidak memiliki minat dan motivasi. Bila minat dan motivasi
dari guru ( Ekstrinsik ) berhasil diberikan, maka pada tahap selanjutnya peningkatan minat
dan motivasi belajar menjadi lebih mudah apa bila siswa memiliki minat dan motivasi yang
bersumber dari dalam dirinya sendiri karena kepuasan yang mereka dapatkan saat belajar atau
dari hasil belajar yang mereka peroleh.
4. Gunakan Strategi Belajar yang sesuai
Guru dapat membantu siswa agar bisa dan terampil menggunakan berbagai strategi belajar yang
sesuai dengan materiyang sedang dipelajari.
5. Belajar sesuai gaya belajar
Setiap individu demikian pula siswa memiliki gaya belajar dan jenis kecerdasan dominan
yang berbeda-beda. Guru harus mampu memberikan situasi dan suasana belajar yang
memungkinkan agar semua gaya belajar siswa terakomodasi dengan baik. Pemilihan
strategi, metode, teknik dan model pembelajaran yang sesuai akan sangat berpengaruh.
Gaya belajar yang terakomodasi dengan baik juga akan meningkatkan minat dan motivasi
siswa dalam belajar, hingga mereka dapat berkonsentrasi dengan
baik dan tidak mudah terganggu ( terindistraksi ) oleh hal-hal lain diluar kegiatan belajar
yang berlangsung.
6. Belajar secara Holistik ( menyeluruh )
Mempelajari sesuatu tidak bisa sepotong-potong. Informasi yang di pelajari harus utuh dan
menyeluruh. Perlu untuk menekankan hal ini kepada siswa agar mereka belajar secara
holistik tentang materi yang sedang mereka pelajari. Pengetahuan akan Informasi secara
holistik dan utuh akan membuat belajar lebih bermakna.
7. Berbagi ; biasakan menjadi tutor bagi siswa lain. Siswa dapat di fungsikan
sebagai tutor sebaya bagi siswa lain. Ini tentu sangat baik bagi siswa sebagai bentuk lain
dalam mengkomunikasikan hasil belajar atau proses belajar yang mereka lakukan. Berbagi
pengetahuan yang baru atau sudahdimiliki akan menjadikan informasi atau pengetahuan itu
terelaborasi dengan mantap.
8. Uji hasil belajar
Ujian atau tes hasil belajar penting karena ia dapatmenjadi umpan balik kepada siswa yang
bersangkutan sampai sejauh mana penguasaan mereka terhadapsuatu materi belajar. Informasi
tentang sejauh mana hasil belajar yang telah mereka peroleh akan menjadi umpoan balik
yang efektif agar siswa dapat membenahi bagian-bagian tertentu yang masih belum atau
kurang dikuasai. Siswa menjadi mempunyai peta kekuatan dan kelemahan
hasil belajar mereka sehingga siswa itu dapat memperbaiki atau memperkayanya.
D. Shalat Kewajibanku
a. Inti Ibadah Shalat
Shalat menurut makna adalah doa. Yang dimaksud dalam hal ini ialah ibadah
yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan. Dimulai dengan Salat menurut
makna adalah doa. Yang dimaksud dalam hal ini ialah ibadah yang tersusun dari beberapa
perkataan dan perbuatan. Dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Serta
memenuhi syarat yang telah ditentukan. Salat dilaksanakan untuk membuktikan
pengabdian diri kepada Allah SWT. Melaksanakan salat berarti menyembah Allah Swt.
Salat merupakan ibadah yang diperhitungkan pertama kali setelah kiamat tiba.Salat
mencegah perbuatan keji dan munkar. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa shalat
adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu, yang diawali dengan takbiratul
ikhram dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun shalat yang telah ditentukan
dalam islam. Sedangkan shalat fardhu atau yang biasa disebut shalat wajib 5waktu
adalah shalat yang hukumnya fardhu (wajib), dimana shalat yang wajib dilaksanakan oleh
semua umat muslim dan dikerjakan pada 5 waktu yaitu: subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya
sesuai dengan firman Allah Q.S. al-Isra / 17 :78.
Artinya : Laksanakanlah salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam
dan ( laksanakan pula salat ) subuh. Sungguh, salat subuh itu disaksikan ( oleh
malaikat )
Berikut ini materi Salat Kewajibanku di kelas III SD Negeri 2 Lembak semester Ganjil
kurikulum 2013 TP. 2022/2023.
Tabel 1
Materi Salat Kewajibanku di kelas III Semester Ganjil Kurikulum 2013
24
b. Hikmah Salat
Salat akan memberikan hikmah yang bermanfaat jika dilaksanakan dengan sempurna, memenuhi
syarat rukun, khusyu dan ikhlas karena Allah Swt. Hikmah salat di antaranya seperti berikut:
1. Selalu mengingat Allah Swt.
2. Mendekatkan diri kepada Allah Swt.
3. Disiplin waktu
4. Hidup bersih.
5. Hidup tertib dan teratur.
6. Bersikap rendah hati.
7. Hidup damai dan menyebarkan keselamatan.
8. Hati menjadi tenang dan tenteram.
9. Membina kebersamaan, persatuan dan persaudaraan.
10. Memelihara diri dari perbuatan dosa.
Shalat yang diperintahkan kita untuk melaksanakannya mengandung berbagai rupa hikmah
dalam kehidupan manusia. Hikmah yang terkandung itu ialah yang disebutkan di bawah ini :
Hikmah salat menurut Hasbi Ash Shiddieqy adalah mendidik para manusia berorganisasi,
mengutamakan peraturan dan membiasakan rajin dan tangkas. Lanjutnya, sembahyang itu
membiasakan kita memelihara dan menjaga waktu serta membiasakan kita mengerjakan sesuatu di
masa-masa yang sudah ditentukan.45 Sehubungan dengan itu, Qodri A. Azizy berpendapat,
bahwa dari aspek keteraturan pelaksanaan, shalat dapat membentuk pribadi disiplin dan mampu
mewujudkan etika penghargaan waktu.46 Jadi, seorang yang mendapat pelajaran dari shalatnya
tentulah ia bersifat disiplin dan menghargai waktu dengan sebaik-baiknya.
Berkaitan dengan hikmah shalat di atas, Sentot Haryanto dalam bukunya Psikologi Shalat9
menjelaskan, bahwa shalat telah dan senantiasa mengajarkan kepada umat Islam untuk disiplin,
taat waktu, sekaligus menghargai waktu itu sendiri dan kerja keras. Dari sini jelas, bahwa shalat
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari disiplin dan barang siapa yang berdisiplin, maka
dialah yang sukses. Di samping itu, shalat dapat memberikan ketentraman dan ketabahan hati,
sehingga tidak mudah putus asa dan gelisah jiwanya tatkala musibah menimpa dan tidak mudah
lupa daratan bila sedang memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan. Diwajibkannya shalat diiringi
dengan tujuantujuan yang mulia untuk kemaslahatan manusia, Adanya tujuan tersebut tentu tidak
lepas dari hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya. Banyak hikmah yang terkandung
dalam shalat, baik hikmah yang dihasilkan lewat gerakangerakan shalat ataupun dari bacaan-
bacaan yang tentunya bermanfaat bagi kehidupan umat manusia, baik darisegi kesehatan jasmani atau
rohani serta dari segi peribadatan dan ketundukan manusia kepada Allah.
Hikmah-hikmah dalam shalat terutama dari segi peribadatan danketundukkan hamba
kepada Tuhan-Nya dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental dan mewarnai kepribadian
seseorang. Gerakan-gerakan dalam shalat seperti mengangkat tangan ketika takbir, sujud, rukun dan
sebagainya dapat bermanfaat menghimpun anggota-anggota lahir dalam rangka mengarahkan
tenaga-tenaga batin dengan tujuan ta9dzim dan tunduk kepada Allah, sedangkan bacaan-bacaan yang
ada dalam sholat adalah sebagai bukti pengakuan manusia. Kepada Allah sebagai Tuhan Yang
Maha Kuasa sesuai dengan makna yang terkandung dalam bacaan sholat ketika melaksanakan
sholat tersebut. Sebagai contoh ketika seseorang melakukan gerakan-gerakan sholat diiringi
dengan sikap tunduk ( ruku9) menunjukkan ketundukan dan kepatuhan kita kepada Allah.
Gerakan-gerakan dan bacaan dalam sholat yang dilakukan berdasarkan ketentuan syari9at disertai
25
dengan khusyu9 dapat member hikmah pada posisi tenang dan santai. Pada posisi seperti inilah
urat-urat syaraf yang
tegang yang ditimbulkan oleh berbagai persoalan dan problem kehidupan akan mengendor.
Shalat bagi kaum muslim tidak sekedar kewajiban, merupakan cara yang
paling efektif dalam menjaga stamina jasmaniah dan rohaniah. Setiap gerakan shalat ternyata
memberi manfaat yang luar biasa bagi kesehatan.
a. Takbiratul ikhram
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, dan ditanamkan dalam hati
kesadaran diri bahwa kita adalah hamba Allah yang paling kecil dan hina di depan-Nya. Lalu
melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran
darah (proses keseimbangan sirkulasi darah) jika darah lancer, maka tubuh kita akan sehat.
Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir ke seluruh tubuh. Saat mengangkat
kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian
kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari
berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
b. Rukuk
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila
diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang
belakang. Sambil membaca Subhanaka Allahumma wa bihamdika (Maha Suci Engkau ya Allah
dan pujian untuk-Mu), disamping itu, rukuk juga memberikan peringatan kepada kita tentang
perjalanan hidup kita yang selalu berubah. Tidak selamanya kita tegak, Berjaya, popular, akan
tetapi pada masanya kita harus tunduk lesu merenungi nasib yang menimpa kita. Manfaat: Postur ini
menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang sebagai penyangga tubuh dan pusat
syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah.
Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu,
rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
c. I‟tidal
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi
telinga. Dalam hati kita bersyukur, karena Allah memberikan cinta dan kasih sayang-Nya Manfaat:
itidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri
sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut
mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih
rosta.
d. Sujud
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada
lantai. Dalam hati seorang hamba dengan sadar mengaku bahwa dirinya tidak terlepas dari
perbuatan dosa dan selalu dalam rahmat Allah dalam cinta dan kasih sanyang. Sadar bahwa
segala yang dinikmatinya selama ini semata-mat pemberian Allah, jika dia berkehendak untuk
merendahkan atau meninggikan drajat dan memohon Allah agar rezkinya senangtiasa dipenuhi oleh
Allah. Dan sadar bahwa dirinya sangat membutuhkan bimbingan danpetunjuk Allah dalam
menjalankan kehidupan di dunia dan meminta ampunan. Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke
bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa
mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya ingat seseorang. Karena itu,
lakukan sujud dengan tuma ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di
26
otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud
memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
e. Duduk
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat
akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada
pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada
pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk
sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin
pria (prostat) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah
impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot
tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali.
f. Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal, Manfaat: Relaksasi otot
sekitar leher dan kepala menyempurnakanmengaku bahwa dirinya tidak terlepas dari perbuatan dosa
dan selalu dalam rahmat Allah dalam cinta dan kasih sanyang. Sadar bahwa segala yang
dinikmatinya selama ini semata-mat pemberian Allah, jika dia berkehendak untuk merendahkan
atau meninggikan drajat dan memohon Allah agar rezkinya senangtiasa dipenuhi oleh Allah. Dan
sadar bahwa dirinya sangat membutuhkan bimbingan danpetunjuk Allah dalam menjalankan
kehidupan di dunia dan meminta ampunan. Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher
dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal
ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya otak seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan
tumaninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga
menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk
maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
e. Duduk
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat
akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada
pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada
pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk
sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin
pria (prostat) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah
impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot
tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali.
f. Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal, Manfaat: Relaksasi otot
sekitar leher dan kepala menyempurnakanaliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit
kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
c. Praktik Salat
Dalam melaksanakan salat harus sesuai denganurutan gerakana salat yang benar, yaitu sebagai
berikut.
1. Berdiri tegak menghadap kiblat.
2. Takbiratul Ihram membaca Allahu Akbar.
3. Meletakkan tangan di antara pusar dan dada.
27
4. Ruku sambil membaca Allahu Akbar.
5. Itidal sambil membaca Sammi8allahuliman hamidah.
6. Sujud sambil membaca Allahu Akbar.
7. Duduk di antara dua sujud sambil membaca Allahu
Akbar.
8. Duduk tasyahhud awwal sambil membaca Allahu Akbar.
9. Duduk tasyahhud akhir sambil membaca Allahu Akbar.
10. Salam
28
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
D. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini persiapan yang telah ditetapkan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian tindakan merupakan cara suatu kelompok atau seseorang untuk mengorganisasi
sebuah kondisi dimana mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dapat di ketahui oleh orang
lain. Rancangan penelian tindakan kelas (PTK) yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari empat
langkah perencanaan, kemudian pelaksanaan, pengamatan dan sesudah itu refleksi. Adapun siklus yang
dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut.
Gambar 1.1
29
Masing-masing langkah dalam gambar 1.1dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Perencanaan (plenning)
Perencanaan (plenning) yaitu rencana tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau
mengubah perilaku dan sikap sebagai solusi. Adapun susunan rencana yang dilakukan peneliti yaitu:
a. Menetapkan materi yang akan diajarkan
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran
discovery learning
c. Menyediakan media dalam pembelajaran
d. Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan peserta didik
e. Menyusun evaluasi berupa pre-tes I, postes I, dan pre-tes II postes II
2. Tindakan (action)
Tindakan (action) adalah tindakan yang dilaksanakan secara sadar dan terkendali, yang merupakan
variasi praktik yang cermat dan bijaksana,4 langkah yang akan dilaksana mengacu pada kurikulum
yang berlaku dengan-langkah adalah sebagai berikut:
a. Guru menjelaskan prosedur model pembelajaran discovery learning
b. Guru membagikan kelas dalam beberapa kelompok dam meminta peserta didik untuk mencari
sebuah permasalahan yang sudah ditetapkan
c. Guru meminta peserta didik tiap-tiap kelompok mepresentasikan hasil pencariannya kepada setiap
kelompok
d. Guru meminta setiap kelompok ketua dan anggota kelompok maju kedepan kelas untuk
memprentasikan hasil yang telah didapat
e. Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menyimpulkan hasil pembelajan.
3. Pengamatan (observing)
Pengamatan observing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan pengamatan data yang
berupa proses perubahan kinerja belajar mengajar5 data yang diamati dalam observasi adalah
kegiatana ktivitas kegiatan guru dan kegiatan aktivitas kegiatan peserta didik serta pre-tes I pos-tes I
dan pre-tes II pos-tes II yang dijalankan selama proses pembelajaran berjalan atau dilaksanakan.
Tujuan dilakukan pengamatan untuk mengupul hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan
sebagai tindakan dalam melakukan reflesi.
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah kegiatan untuk mengingat, merenungkan,dan mengemukakan kembali apa yang
telah dilakukan pada siklus I.
Hal ini bertujuan untuk menganalisis, mereview, serta mengetahui hasil belajar yang telah diperoleh
pada siklus I. dalam ha lini peneliti dan pengamat mendiskusi untuk mengetahui kendala atau
hambatan yang dihadapi. Di samping itu siswa juga berperan untuk merespon terhadap tindakan
yang dilakukan pada setiap siklus. Dan jika pada siklus I telah dilaksakan sebaik mungkin namun
masih juga memiliki kekurangan, maka memungkinkan peneliti untuk melanjut ke siklus II, ini di
harapkan menjadi masukan dalam proses penyempurnaan pembelajaran kearah yang lebih baik.
Keterangan:
P = angka persentase yang dicari
F = jumlah peserta didik yang tuntas
N = jumlah peserta didik didalam kelas
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 8 s/d 21 Desember 2022 di SDN 2 Lembak. Dalam hal ini
yang menjadi sabjek penelitian adalah peserta didik kelas III yang berjumlah 18 orang pada tahun
ajaran 2022/2023. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar sumbangan
implementasi model discovery learning untuk keefektifan dalam meningkatkan hasil belajar bidang
study PAI shalat Kewajibanku materi Inti Shalat, Hikmah dan praktik Shalat selama proses
pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga (3) tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan
pembelajaran dan tahap pelaksanaan evaluasi.
1. Tahap persiapan
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mendatangi sekolah menjumpai kepala sekolah terlebih
dahulu untuk meminta izin melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mempersiapakan segala
perangkat intrumen peneliti yang dikonsultasikan dengan pembimbing yaitu berupa observasi aktivitas
guru siklus I dan siklus II, observasi aktivitas peserta didik siklus I dan siklus II untuk mengetahui
model pembelajaran yang akan diterapakan pada saat pembelajaran, serta tes berupa soal pilihan ganda
yang akan diberikan kepada peserta didik siklus I dan II.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tanggal 8 s/d 21 Desember 2022 peneliti melakukan kegiatan pembelajaran shalat kewajibanku
pada materi bahasan Inti Shalat, Hikmah dan praktik Shalat.
3. Tahap evaluasi
Selama berlangsungnya pembelajaran peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan
aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dan 5 menit sebelum pembelajaran
berakhir peneliti memberikan tes berupa soal pilihan ganda kepada peserta didik. Dari hasil observasi
serta tes tersebut berguna untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan pada saat
pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning terhadap Inti Shalat, Hikmah dan
praktik Shalat pada siswa kelas III
1. Siklus I
a. Tahapan Perencanaan
Sebelum melakukan proses mengajar terlebih dahulu, peneliti mempersiapkan RPP, LKPD,
mempelajari materi yang akan di ajarkan kepada siswa, mempersiapkan media yang sesuai dengan
model discovery learning di hari tersebut.
b. Tahapan Tindakan
Guru mengajar sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkannya, pada saat kegiatan pendahuluan guru
memotivasi peserta didik supaya lebih fokus saat pembelajaran berangsung. Dalam kegiatan inti guru
membagi peserta didik berkelompok yang terdiri atas 4 kelompok mencari dan mendiskusikan materi
pada hari tersebut dengan model discovery learning.Pada kegiatan penutup guru membimbing siswa
menyimpulkan pembelajaran dan mengerjakan soal evaluasi.
c. Tahap Pengamatan
1) Observasi Aktivitas Peserta Didik
Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus l dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3 Aktivitas Peserta Didik pada Siklus I
Skala
Aktivitas yang diamat Pengamatan
No 1 2 3 4
1 Pendahuluan
a. Menjawab salam
√
b. Mendengar guru sedang mengabsen siswa
c. Mendengarkan guru yang sedang √
menyampaikan apersepsi
d. Mendengarkan motivasi yang √
disampaikan oleh guru
e. Mendengarkan tujuan pembelajaran
f. Mendengarkan secara seksama cara-cara
√
model pembelajaran discovery learning
yang dijelaskan oleh guru sebelum
memulai pembelajaran. √
√
2 Kegiatan Inti
a. Mendengarkan penjelasan materi yang
disampaikan guru
√
b. Membentuk kelompok sesuai dengan
arahan guru √
c. Menerima tugas yang diberikan oleh guru
d. Melakukan model discovery learning √
e. Mendiskusikan waktu yang dibutuhka
dengan guru untuk menemukan, tugas dari √
masing-masing kelompok
f. Menyampaikan hal-hal yang belum
dimengerti kepada guru. √
√
34
3 Penutup
a. Menyimpulkan materi pembelajaran
b. Mengerjakan evaluasi √
c. Mendengarkan judul materi selanjutnya
√
√
yang disampaikan guru
d. Menjawab salam dan berdo‟a untuk
mengakhiri pembelajaran. √
Jumlah Skor 44
Rata-rata 2.75
Persentase 68,75%
Kategori cukup
P = 𝐹 𝑥 100%
𝑁
P = 44 x 100%
64
P = 68,75%
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individual) jika proporsi jawaban benar
peserta didik 75%.
Rumus mencari hasil belajar peserta didik
P = 𝐹 𝑥 100%
𝑁
P = 11 x 100%
18
P = 65%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 11 atau 61% siswa yang sudah
tuntas belajarnya nilainya sudah mencapai kkm 75,sedangkan 7 atau 39% siswa belum tuntas dan
ketuntasan secara klasikal 65% siswa di kelas tersebut tuntas belajar oleh karena itu disampaikan
bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal untuk siklus I belum tercapai.
Tabel 5 Analisis Aktivitas Guru dan Peserta Didik pada Siklus I
Aktivitas Peserta Didik Keterangan
64 Skor Maksimal
44 Skor Yang di Peroleh
2.75 Rata-rata
68.75% Persentase
Cukup Kategori
Sumber: Hasil Analisis Peserta Didik Siklus I.
d. Tahap Refleksi
Melakukan evaluasi tindakan dari hasil penemuan proses pembelajaran adapun yang perlu diperbaiki
di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Kelemahan peserta didik dan guru
a) Terdapat 7 peserta didik yang hasil belajarnya belum mencapai skor ketuntasan dikarenakan
peserta didik kurang fokus pada saat pembelajaran berlangsung
b) Peserta didik kurang menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari bacaan buku peserta
didik
c) Perhatian peserta didik kurang.
d) Kerja sama dengan kelompok.
e) Peserta didik masih ada yang kurang mampu menjawab soal tes.
f) Guru masih kurang maksimal dalam menguasai kelas III SDN 2 Lembak.
2) Keberhasilan peserta didik dan guru
a) Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru dengan baik.
b) Peserta didik mendengarkan langkah pembelajaran discovery learning dengan baik.
c) Peserta didik mencari jawaban dari tugas yang diberikan dengan baik.
d) Kemampuan guru mengelola waktu dengan baik.
36
e) Kemampuan guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dengan baik.
Melanjutkan keberhasilan dan kekurangan yang ditemukan di siklus I, guru bersama pengamat,
melanjutkan siklus ke II untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan pada penelitian tindakan
kelas pada siklus sebelumnya supaya lebih berkembang dan semakin baik.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Siklus II
Perencanaan merupakan tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti. Pada tahap awal
perencanaan pada siklus II, yaitu dengan mempersiapkan segala keperluan dan langkah-langkah
dalam melakukan penelitian, sama seperti hal yang dilakukan pada siklus I. Langkah awal yang
dilakukan seperti, mempersiapkan RPP, media pembelajaran, LKPD, serta menyusun soal post test.
Pada siklus ini juga akan dilakukan perbaikan siklus sebelumnya, supaya lebih efektif dalam
mengelola waktu pembelajaran, harus mengetahui kepribadian murid, memberikan perhatian yang
sama ke semua peserta didik, membagi ringkasan materi yang mudah di pahami peserta didik.
b. Tahap Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil dari siklus pertama tersebut, perlu adanya perbaikan tindakan kelas siklus ll
yang akan dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2022. agar pembelajaran berlangsung maksimal,
kegiatan pembelajaran pada siklus II lebih memfokuskan penguasaan kelas,mengelola waktu dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
c. Tahap Pengamatan Siklus II
Hasil pengamatan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran melalui model discovery
learning dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
1) Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Hasil pengamatan aktivitas peserta didik pada RPP dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6 Aktivitas Siswa Siklus II.
Skala
Pengamatan
No. Aktivitas yang diamati 1 2 3 4
1 Pendahuluan
a. Menjawab salam
√
b. Mendengar guru sedang mengabsen siswa
c. Mendengarkan guru yang sedang
√
menyampaikan apersepsi √
d. Mendengarkan motivasi yang disampaikan oleh guru
e. Mendengarkan tujuan pembelajaran
f. Mendengarkan secara seksama cara-cara model √
√
pembelajaran discovery learning yang dijelaskan
oleh guru sebelum
memulai pembelajaran.
√
2 Kegiatan Inti
a. Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan
guru
√
b. Membentuk kelompok sesuai dengan arahan guru
c. Menerima tugas yang diberikan oleh guru
d. Melakukan model discovery learning √
e. Mendiskusikan waktu yang dibutuhka dengan guru
untuk menemukan, tugas dari masing-masing √
kelompok √
f. Menyampaikan hal-hal yang belum dimengerti
kepada guru.
√
37
√
3 Penutup
a. Menyimpulkan materi pembelajaran √
b. Mengerjakan evaluasi
c. Mendengarkan judul materi selanjutnya yang √
disampaikan guru √
d. Menjawab salam dan berdo‟a untuk
mengakhiri pembelajaran. √
Jumlah Skor 61
Rata-rata 3,8
Persentase 95,3%
Kategori Sangat baik
Sumber: Aktivitas Peserta Didik Siklus II, 21 Desember 2022
Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Rumusan mencari aktivitas peserta didik
P = 𝐹 𝑥 100%
𝑁
P = 61 x 100%
64
P = 95,3%
Tabel di atas terlihat bahwa aktivitas peserta didik dalam pembelajaran shalat kewajibanku
materi inti shalat, hikmah shalat dan praktik shalat, aktivitasnya bertambah baik dari pada siklus
pertama. Pada tahap ini aktivitas peserta didik mencapai kategori sangat baik yaitu 95,3%. Hal ini
menyebabkan guru sangat mempertahankan aspek yang sudah dimiliki sehingga peserta didik
bertambah tertarik terhadap model pembelajaran discovery learning.
Kegiatan pendahuluan menjawab salam, menjawab absen, mendengar guru yang sedang
menyampaikan apersepsi dikatagorikan sangat baik, mendegarkan motivasi dari guru dikatagorikan
baik dan mendegarkan tujuan pembelajaran dan mendengarkan cara-cara pembelajaran discovery
learning dikatagorikan sangat baik.
Di kegiatan inti peserta didik mendengarkan dan menjelaskan materi pembelajaran yang di
sampaikan guru, membentuk kelompok sesuai arahan yang dibagikan guru,menerima tugas yang
diberikan guru,melaksanakan model discovery learning,mendiskusikan waktu yang dibutuhkan
dengan guru untuk menemukan tugas dari masing- masing kelompok dikatagorikan sangat baik, dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti kepada guru dikatagorikan baik.
Kegiatan penutup, menyimpulkan materi pembelajaran bersama- sama dikatagorikan baik,
mengerjakan evaluasi. Mendengarkan penguatan yang disampaikan guru menjawab salam dan
berdoa untuk mengakhiri pembelajaran menjawab salam dan doa dikategorikan sangat baik.
Tabel 7 Nilai Tes Siklus II
Berdasarkan hasil belajar peseta didik pada siklus ke II di atas dapat dilihat adanya peningkatan
dari siklus l. pada siklus sebelum nya ada 7 peserta didik yang belum mencapai KKM, pada siklus ke
2 ini menjadi 2 orang sedangkan peserta didik lainnya dinyatakan tuntas.
Untuk melihat hasil belajar peserta didik tuntas secara klasikal dapat ditentukan pada rumusnya
bertikut:
P = 𝐹 𝑥 100%
𝑁
P = 16 x 100%
18
P = 89 %
Dapat di simpulkan bahwa hasil belajar peserta didik XII-IPS 2 Aceh Besar pada siklus II
dikategorikan baik sekali, yaitu 90% sudah mencapai ketuntasan secara klasikal.
Tabel 8 Analisis Observasi Guru dan Peseta Didik Silus II
Aktivitas Peserta Didik Keterangan
64 Skor Maksimal
61 Skor yang di Peroleh
3.8 Rata-rata
95,3% Persentase
Sangat baik Kategori
Sumber: Hasil analisis aktivitas guru dan peserta didik siklus II.
a. Tahap Refleksi
Uraian hasil refleksi observasi siklus II sebagai berikut, hasil belajar peserta didik yang sudah
mencapai KKM secara individu sebanyak 16 orang atau 89% ketuntasan hasil belajar peserta didik
melalui penerapan model discovery learning pada mata pelajaran shalat kewajibanku materi inti
shalat, hikmah shalat dan praktik shalat, untuk siklus II di kelas III di SDN 2 Lembak sudah
mencapai ketuntasan secara klasikal.
Hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus ke II terlihat bahwa aktivitas peseta didik
dalam pembelajaran sudah semakin baik semua langkah-langkah pembelajaran model discovery
learning dilaksanakan.Persentase aktivitas peserta didik pada siklus ke II adalah. 95,3%
peningkatannya sebesar 26,6% dari siklus I.
Hasil belajar peserta didik melalui penerapan model discovery learning pada pelajaran akidah
akhlak pada menghindari akhlak tercela membuktikan dapat meningkat kan hasil belajar peserta
didik pada siklus II. hal ini di karenakan belajar dalam kelompok dapat memperkecil rasa takut
39
peserta didik. Belajar dalam kelompok dapat membuat peserta didik lebih aktif.dengan penerapan
model discovery learning peserta didik lebih terpacu dan lebih siap, serta mampu menambah
pemahamanpeserta didik.
Berikut hasil temuan hasil belajar peserta didik dari shalat kewajibanku materi inti shalat,
hikmah shalat dan praktik shalat dalam penerapan model discovery learning dari siklus I dan II.
Keberhasilan penelitian dari keseluruhan siklus dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel:10 Peningkatan Hasil Belajar dari Siklus I dan Siklus II
No Aspek Yang Siklus I Siklus Peningkata
Tercapai II n
1. Aktivitas Peserta 68,7 95.3 26,6%
Didik
2. Hasil Tes Belajar
Peserta Didik 61 89 28%
Sumber: Keberhasilan Penelitian dari Keseluruhan Siklus.
Berdasarkan tabel 10 terlihat bahwa aktivitas guru aktivitas peserta didik dari 68,7% menjadi
95,3% peningkatannya sebesar 26,6%. Hasil tes belajar peserta didik pada siklus pertama adalah
61% namun pada siklus ll meningkat terjadi 89% peningkatan sebesar 28%.
40
pembelajaran discovery learning, berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peserta didik pada waktu
pembelajaran di ketahui bahwa aktifitas peserta didik tidak efektif karena peserta didik belum
terbiasa dengan model discovery learning oleh karena itu guru mengarahkan supaya peserta didik
fokus dan berkonsentrasi untuk memahami apa yang sedang dikerjakan.
Setelah guru melakukan refleksi pada siklus I siklus II prestanse aktivitas peserta didik terlihat
sudah semakin baik.Peserta didik sudah semakin memahami langkah-langkah model discovery
learning dan semua kriteria nya dijalankan karena sudah terbiasa.
Berdasarkan kriteria yang sudah dilakukan pada setiap aspek pengamatan dapat di simpulkan
bahwa aktivitas peserta didik untuk masing-masing kategori adalah baik. Dimyati dan Modjono
mengemukakan bahwa pembelajaran dikatakan efektif apabila anak memiliki sifat aktif, konsruktif
dan mampu merencanakan sesuatu.Anak mampu mencari, menemukan, dan menggunakan
pengetahuan yang telah di perolehnya.Peserta didik tidak hanya pasif menerima informasi dari guru
tetapi peserta didik juga berusaha untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Hasil analisis pada
aktivitas siklus II diketahui adanya peningkatan pada siklus I nilai persentase aktivitas peserta didik
adalah 68,7% dengan kriteria cukup. kemudian pada siklus II nilai aktivitas peserta didik adalah
95,3% kriterianya sangat baik. Terlihat Model discovery learning dapat memperbaiki proses
pembelajaran yang selama ini kurang kreatif dan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Dan
peserta didik tidak merasa bosan dalam belajar.di karenakan ada permainan yang membuat peserta
didik harus berfikir dan peserta didik terlibat secara aktif dalam menerima pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
2. Hasil Belajar Peserta
Dalam implementasi Model discovery learning pada pembelajaran shalat kewajibanku materi
inti shalat, hikmah shalat dan praktik shalat di Kelas III SDN 2 Lembak melalui penerapan model
discovery learning maka diadakan tes pada setiap akhir pertemuan. Tes diadakan setelah
pembelajaran berlangsung bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan, setelah hasil tes terkumpul maka data tersebut diolah dengan melihat kriteria KKM
SDN 2 Lembak yaitu 75.
Berdasarkan hasil tes pada siklus I terdapat 7 (39%) peserta didik dari 18 peserta didik belum
tuntas hasil belajarnya dan yang tuntas belajarnya 11 peserta didik (61%). Kategori ketuntasan
peserta didik dalam pembelajaran adalah jika mencapai 75%.Ketuntasan secara klasikal pada siklus I
belum tercapai.Hal ini terjadi karena kurangnya kemampuan konsentrasi dan peserta didik belum
terbiasa dengan model pembelajaran discovery learning, Jadi untuk mengatasi hal ini, guru harus
meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga peserta didik selalu aktif, dan Mandiri dalam
pembelajaran.
Siklus II terdapat 2 (11%) peserta didik yang belum tuntas belajarnya.Kategori ketuntasan
peserta didik dalam pembelajaran secara klasikal adalah jika mencapai 75%. Pada siklus II guru
memberikan motivasi belajar peserta didik sehingga peserta didik selalu aktif, Mandiri dalam
pembelajaran, sehingga dapat merubah hasil belajar menjadi lebih baik. Dengan demikian hasil tes
belajar peserta didik pada siklus II tuntas secara klasikal.
Hasil analisis data dari masing-masing siklus menunjukkan bahwa penerapan model discovery
learning dapat meningkatkan hasil belajar shalat kewajibanku materi inti shalat, hikmah shalat dan
praktik shalat di Kelas III SDN 2 Lembak. . Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari peningkatan
nilai peserta didik pada tes koognitif dan nilai rata-rata kognitif dari guru Akidah akhlak serta pada
siklus I dan siklus II.
41
Tabel 11 Jumlah Peserta Didik Yang Tuntas dan Tidak Tuntas Belajar Pada Siklus I
Tabel 12 Jumlah Peserta Didik Yang Tuntas dan Tidak Tuntas Belajar Pada silus II
Kriteria Jumlah Peserta Didik Persentase
Tuntas 70 – 100 16 89%
Tidak Tuntas 0 -69 2 11%
Jumlah 18 100%
Sumber: Nilai Evaluasi Peserta Didik Siklus II pada Tanggal 23 september 2020.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan nilai hasil belajar peserta didik
mengalami peningkatan setelah diterapkan model discovery learning. Akan tetapi masih ada
beberapa orang yang belum mencapai KKM (75) pada siklus II yaitu Muhammad Rhohid A (70),
dan M.Abri A (60), sehubungan dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang belum dikuasai
oleh kedua peserta didik tersebut maka guru perlu melakukan remedial agar peserta didik dapat
mencapai hasil yang memuaskan, tuntas dalam belajar dan mencapai nilai (KKM), untuk itu peneliti
mengadakan pelaksanaan remedial sebagai alternatif untuk memengaruhi daya ingat peserta didik
untuk mengulang kembali materi pembelajaran yang telah disampaikanoleh guru.
Adapun remedial menurut Suharsimi Arikunto remedial adalah kegiatan yang diberikan kepada
peserta didik yang belum menguasai bahan pembelajaran yang ada diberikan oleh guru dengan
maksud mempertinggi tingkat penguasaan terhadap bahan pembelajaran tersebut.1Menurut sukardi
remedial adalah upaya guru (dengan atau tanpa bantuan) untuk memungkinkan individu atau
kelompok siswa dengan karakteristik tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya (meningkatkan
prestasi penyesuaian kembali) seoptimal mungkin sehingga dapat memahami kriteria keberhasilan
42
minimal yang diharapkan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa remedial merupakan upaya
perbaikan terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, peserta didik dikatakan
mengalami kesulitan belajar jika peserta didik tersebut belum mencapai nilai standar minimal
(KKM), kemudian peneliti melakukan remedial pada tanggal 23 Desember 2022 di SDN 2 Lembak,
dan memperoleh hasil dari remedial peserta didik yaitu Muhammad Rhohid A (80), dan M.Abri A
(90)yang mana nilai kedua peserta didik tersebut telah mencapai (KKM) secara tuntas.
Setelah diterapkan model discovery learning pada siklus I diketahui bahwa hasil belajar peserta
didik belum tuntas terdapat 7 peserta didik yang belum mencapai KKM.Kemudian penelitian ini
dilanjutkan ke siklus II karena dengan harapan supaya peserta didik kelas III SDN 2 Lembak bisa
mencapai nilai hasil belajar yang baik, pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar peserta didik adalah
89%.persentase peningkatan hasil belajar peserta didik sampai siklus II dari siklus I adalah 28%.
Pemberian tes siklus I dilakukan pada tanggal 16 Desember 2022 dan tes siklus II pada tanggal
21 Desember 2022. Dari hasil analisis data diperoleh nilai hasil belajar peserta didik pada siklus I,
terdapat 11 peserta didik yang nilainya mencapai KKM (75) atau 61% peserta didik tuntas, dan 7
(39%) peserta didik belum tuntas. Nilai hasil belajar peserta didik di siklus II terdapat peningkatan
sebanyak 28% dari pada siklus I, pada sklus II ada 16 peserta didik yang mencapai KKM atau 89%
peserta didik yang tuntas, dan 2 lainnya masih belum tuntas belajar pada materi .
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery
learning, bisa menigkatkan pemahaman peserta didik tentang materi inti shalat, hikmah shalat dan
praktik shalat. Peserta didik memperoleh nilai KKM di siklus II 89%. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa model pembelajaran discovery learning bisa meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diteliti yaitu tentang implementasi model discovery
learning pada pembelajaran akidah akhlak materi menghindari akhlak tercela di MAN 2 Aceh Besar,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa pada siklus I dengan nilai 68,7% dengan katagori cukup, pada siklus II
memperoleh nilai 95,3% dengan katagori sangat baik, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas
guru dan siswa dalam implementasi model discovery learning sangat baik dalam pembelajaran
akidah akhlak dengan materi menghindari akhlak tercela.
2. Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah penerapan model discovery learning pada mata
pelejaran shalat kewajibanku materi inti shalat, hikmah shalat dan praktik shalat, siklus I
memperoleh nilai ketuntasan secara klasikal yaitu 61, dan pada siklus II dengan nilai 89, maka
dapat disimpulkan siswa kelas III SDN 2 Lembak dalam materi shalat kewajibanku materi inti
shalat, hikmah shalat dan praktik shalat tuntas secara klasikal.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diatas,dalam implementasi model discovery learning pada
pembelajaran shalat kewajibanku materi inti shalat, hikmah shalat dan praktik shalat di Kelas III
SDN 2 Lembak maka perlu dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:
1. Diharapakan kepada setiap guru supaya dapat menerapakan model discovery learning dalam mata
pelajaran yang lain bukan hanya pada pelajaran akidah akhlak.
2. Diharapkan kepada setiap guru akidah akhlak agar dapat menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi yang sesuai dengan materi diajarkan dengan proses pembelajaran.
3. Diharapkan kepada penelitian selanjutnya agar model discovery learning ini dapat diterapkan
pada materi lain yang lebih luas.
44
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan
Implementasi KuirikuluM 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Agus N Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler,
Yogjakarta: Diva Press, 2019.
Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawwir, Yogyakarta: Pustaka Progresif, 2003.
Alamsyah Said, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences, Jakarta: Kencana, 2015.
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Binti Maunah, Pendidikan Kurikulum SD- Mi, Surabaya: Elkaf, 2009.
Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Darmadi, Pengembangan
Model Metode Pembelajaran Dalam di
Namika Belajar Siswa, Jakarta: Depublish, 2017.
Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pendoman Ilmu Jaya, 2008. Fuhaim Musthafa, Manhaj
Pendidikan Anak Muslim Terj, Abdillah
Obid dan Yessi Hm. Basyaruddin, Jakarta Selatan: Mustaqim,
2003.
Idrus Alwi, Panduan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan, Jakarta: Saraz Publizing, 2014.
Iman Funawan, Metode Penelitian Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rajawali Press, 2010. Kunandar, Penilaian Autentik
Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum, 2013, Jakarta: Raja Grafindo, 2015.
Kunandar, Penilaian Kotentik Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013, Jakarta: Raja Gravindo Persada, 2015.
Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi Dalam
Proses Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
Muhammad M. Basyuni, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Jakarta:
2008.
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: 2004.
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
45
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001. Roestiyah, Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Sayful Bahri Njamarah, Psikologi Belajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2011.
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Jakarta: Raja Wali, 2001.
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Jakarta: Rajawali, 2000.
Sukardi, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Suryosubroto, Proses Belajar
Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.
Suyitno Amin, Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran, Semarang: Rineka, 2004.
Syaifurahman dan Tri Ujiati, Manajemen Dalam Pembelajaran, Jakarta: Indeks, 2013.
Wina Sanjaya, Srategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada
Media Group, 2010.
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Grafindo Persada, 1996.
Panduan Akademik dan Penulisan Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry
Banda Aceh, 2016.
46
LAMPIRAN
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui tanya jawab dan bercerita, peserta didik dapat:
Mengidentifikasi contoh inti ibadah salat dengan benar.
Menunjukkan contoh inti ibadah salat dengan benar
D. MATERI PEMBELAJARAN
A. Inti Ibadah Salat
Salat artinya doa. Salat diartikan pula sebagai serangkaian ucapan dan gerakan tertentu yang
diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Salat dilaksanakan untuk membuktikan pengabdian diri kita kepada Allah Swt. Melaksanakan salat
berarti memohon ampunan kepada Allah Swt.
Salat merupakan ibadah yang diperhitungkan pertama kali setelah hari kiamat tiba. Salat mencegah
perbuatan keji dan mungkar.
Apakah kamu sudah terbiasa melaksanakan salat lima waktu? Di manakah kamu melaksanakan
salat lima waktu?
47
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
1. Pendahuluan 5 menit
1) Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo‟a bersama dipimpin
oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat.
2) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
3) Mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan materi.
4) Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai
5) Guru menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan.
2. Kegiatan Inti 25
1) Mengamati / Observasi menit
a) Peserta didik mengamati tayangan penjelasan tentang inti ibadah
shalat melalui media alat peraga dan slide LCD Projector.
2) Menanya
a) Peserta didik melakukan tanya jawab mengenai tayangan tentang
inti ibadah shalat yang telah dicermatinya.
3) Eksplorasi
a) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dengan
kemampuan yang beragam.
b) Setiap peserta didik membaca dan menemukan konsep inti ibadah
shalat di buku paket.
c) Setiap peserta didik membuat pertanyaan tertulis tentang inti ibadah
shalat beserta kunci jawabannya.
d) Setelah membuat pertanyaan, peserta didik dalam satu kelompok
saling bertukar dan menjawab pertanyaan yang dibuat temannya.
e) Setelah saling menjawab, peserta didik mengembalikan
pertanyaannya dan dikoreksi temannya serta memberinya
tanggapan.
4) Asosiasi
a) Dalam kelompok peserta didik saling mendiskusikan inti ibadah
shalat dan memberikan pemahaman yang benar kepada temannya.
48
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
3. Penutup 5 menit
Peserta didik membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru.
Guru melakukan penilaian dan refleksi dengan mengajukan
pertanyaan atau tanggapan peserta didik.
Guru menutup pembelajaran dengan mengajak berdo‟a bersama
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dan diakhiri dengan salam.
49
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menyebutkan hikmah salat dengan benar.
Menjelaskan hikmah salat dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Salat akan memberikan hikmah yang bermanfaat jika dilaksanakan dengan sempurna, memenuhi
syarat rukun, khusyu‟ dan ikhlas karena Allah Swt.
Hikmah salat di antaranya:
1. Selalu mengingat Allah Swt.
2. Mendekatkan diri kepada Allah Swt.
3. Disiplin waktu.
4. Hidup bersih.
5. Hidup tertib dan teratur.
6. Bersikap rendah hati.
50
7. Hidup damai dan menyebarkan keselamatan.
8. Hati menjadi tenang dan tenteram.
9. Membina kebersamaan, persatuan dan persaudaraan.
10. Memelihara diri dari perbuatan dosa.
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery Learning ( Pembelajaran Penemuan )
51
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Mengorganisasi Menanya
kan peserta a) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
didik mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar contohnya : Mengajukan pertanyaan tentang Hikmah Shalat
yang tidak difahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai
dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat, misalnya :
- Mengapa sesudah melakukan shalat hati menjadi tenang?
Membimbing Mengumpulkan Informasi
penyelidikan Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
individu dan pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan :
kelompok Mengamati obyek/kejadian, gambar/poster
Membaca sumber lain selain buku teks, mengunjungi laboratorium
komputer perpustakaan sekolah untuk mencari dan membaca artikel
tentang Hikmah Shalat
Mengumpulkan informasi melalui diskusi kelompok atau kegiatan
lain guna menemukan solusi masalah terkait materi pokok yaitu
Hikmah Shalat
Saling tukar informasi tentang Hikmah Shalat dengan ditanggapi
oleh peserta didik dari kelompok lain sehingga diperoleh
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok, kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja
yang disediakan untuk mengembangan sikap teliti jujur, sopan,
emnghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melali berbagai
cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat
Mengembangka Mengkomunikasikan
n dan Peserta didik menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
menyajikan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya
hasil karya untuk mengembangkan sikap jujur,, teliti toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat seccara sopan
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan
ditanggapi oleh kelompok lainnya
Bertanya tentang hal yang belum dipahami atau guru melemparkan
pertanyaan kepada siswa
Menganalisa & Mengasosiasikan
mengevaluasi Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru
proses terkait pembelajaran tentang Hikmah Shalat dengan cara mengolah
pemecahan informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan mengamati
masalah dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung
dengan bantuan pertanyaan pada lembar kerja
Penutup 5 menit
Peserta didik membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru.
Guru melakukan penilaian dan refleksi dengan mengajukan
pertanyaan atau tanggapan peserta didik.
Guru menutup pembelajaran dengan mengajak berdo‟a bersama
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dan diakhiri dengan salam.
D. MATERI PEMBELAJARAN
A. Praktik Shalat
Ayo kamu praktikan gerakan salat berikut ini:
53
1. Berdiri tegak menghadap kiblat.
2. Takbiratul Ihram membaca Allahu Akbar.
3. Meletakkan tangan di antara pusar dan dada.
4. Ruku sambil membaca Allahu Akbar.
5. I‟tidal sambil membaca Sammi„allahuliman hamidah.
6. Sujud sambil membaca Allahu Akbar.
7. Duduk di antara dua sujud sambil membaca Allahu Akbar.
8. Duduk tasyahhud awwal sambil membaca Allahu Akbar.
9. Duduk tasyahhud akhir sambil membaca Allahu Akbar.
10. Salam
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery Learning ( Pembelajaran Penemuan )
Metode Pembelajaran : Guided Discovery Learning, diskusi, tanya jawab.
54
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Pendahuluan 5 menit
Orientasi
1) Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo‟a bersama dipimpin oleh salah seorang
peserta didik dengan penuh khidmat.
2) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
1) Mengaitkan materi/tema/kegiatan/pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
Motivasi
1) Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
1) Menyampaikan materi pelajaran yang akan dibahas
2) Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai
3) Membagi kelompok belajar
4) Guru menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pembelajaran
Orientasi peserta 1) Mengamati / Observasi 25
didik kepada Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan menit
masalah perhatian pada topik Praktik Shalat dengan cara :
Melihat : Menayangkan gambar/poster tentang Praktik Shalat
55
Kegiatan Pembelajaran Waktu
besar/global tentang materi pelajaran mengenai Praktik Shalat untuk
melatih ketelitian
Mengorganisasi Menanya
kan peserta a) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
didik mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang Praktik Shalat yang tidak difahami
dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
- Shalat yang baik dan benar harus memenuhi ?
Membimbing Mengumpulkan Informasi
penyelidikan Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
individu dan pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan :
kelompok Mengamati obyek/kejadian, gambar/poster
Membaca sumber lain selain buku teks, mengunjungi laboratorium
komputer perpustakaan sekolah untuk mencari dan membaca artikel
tentang Praktik Shalat
Mengumpulkan informasi melalui diskusi kelompok atau kegiatan
lain guna menemukan solusi masalah terkait materi pokok yaitu
Praktik Shalat
Aktivitas :
- Mempraktikan gerakan shalat
- Mengamati gambar 1.1 dan 1.2
- Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi
- Kelompok lain menyimak dan memberikan tanggapan
Mempraktikan :
- Menceritakan pengalaman ketika melaksanakan shalat di rumah
dan di sekolah
Mendiskusikan :
- Saling tukar informasi tentang Praktik Shalat dengan ditanggapi
oleh peserta didik dari kelompok lain sehingga diperoleh
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok, kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar
kerja yang disediakan untuk mengembangan sikap teliti jujur,
sopan, emnghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melali berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat
Mengembangka Mengkomunikasikan
n dan Peserta didik menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
menyajikan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya
hasil karya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat secara sopan
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan
ditanggapi oleh kelompok lainnya.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami atau guru melemparkan
pertanyaan kepada siswa
Menganalisa & Mengasosiasikan
mengevaluasi Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru
proses terkait pembelajaran tentang Praktik Shalat dengan cara mengolah
pemecahan informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan mengamati
masalah dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung
dengan bantuan pertanyaan pada lembar kerja
Penutup 5 menit
Peserta didik membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru.
Guru melakukan penilaian dan refleksi dengan mengajukan
pertanyaan atau tanggapan peserta didik.
Guru menutup pembelajaran dengan mengajak berdo‟a bersama
56
Kegiatan Pembelajaran Waktu
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dan diakhiri dengan salam.
57
Nama Siswa : .....................................
Kelas : .....................................
Tanggal Penyerahan : .....................................
Kompetensi Dasar
3.4 Mengerti makna salat sebagai wujud dari pemahaman Q.S al-Kautsar .
4.4.1 Menunjukkan contoh makna salat sebagai wujud dari pemahamanQ.S al-Kautsar .
Tujuan Pembelajaran
Ayo, Berlatih 1
58
Nama Siswa : .....................................
Kelas : .....................................
Tanggal Penyerahan : .....................................
Kompetensi Dasar
3.6 Mengetahui hikmah ibadah salat melalui pengamatan danpengalaman di rumah dan sekolah.
Tujuan Pembelajaran
59
Nama Siswa : .....................................
Kelas : .....................................
Tanggal Penyerahan : .....................................
Kompetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
60
LEMBARAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I
Nama sekolah :
Kelas/semester :
Bidang studi :
Materi :
Hari tanggal :
Petunjuk pengisian lembar observasi siswa, berikan tanda chek list (√ ) pada kolom
Skala
NO Aktivitas Guru Yang Diamati pengamata
n
1 Pendahuluan 1 2 3 4
a. menjawab salam
b. Mendengar guru yang
sedangmengabsen siswa
c. Mendengar guru yang
sedangmenyampaikan
apersepsi
d. Mendengarkan motivasi
yangdisampaikan guru
e. Mendengarkan tujuan pembelajaran
f. Mendengarkan secara seksama
cara-cara model pembelajaran
discovery learning yang di
jelaskan oleh guru
sebelum memulai pelajaran
2 Kegiatan inti
a. Mendengarkan penjelasan materi
pembelajaran yang disampaikan
guru
b. Membentuk kelompok sesuai
arahanguru
c. Menerima tugas yang diberikan
oleh
guru
d. Melakukan model discovery
learning
e. Mendiskusikan waktu yang
dibutuhkandengan guru untuk
menemukan, tugas dari masing-
masing kelompok
f. Menanyakan hal-hal yang
belumdimengerti kepada
guru
3 Penutup
a. Menyimpulkan materi pembelajaran
b. Mengerjakan evaluasi
c. Mendengarkan judul materi
selanjutnya yang disampaikan
olehguru
d. Menjawab salam, dan berdo’a untuk
mengakhiri pembelajaran
61
LEMBARAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
Nama sekolah :
Kelas/semester :
Bidang studi :
Materi :
Hari tanggal :
Petunjuk pengisian lembar observasi siswa, berikan tanda chek list (√ ) pada kolom
Skala
NO Aktivitas Guru Yang Diamati pengamata
n
1 Pendahuluan 1 2 3 4
g. menjawab salam
h. Mendengar guru yang
sedangmengabsen siswa
i. Mendengar guru yang
sedangmenyampaikan
apersepsi
j. Mendengarkan motivasi
yangdisampaikan guru
k. Mendengarkan tujuan pembelajaran
l. Mendengarkan secara seksama
cara-cara model pembelajaran
discovery learning yang di
jelaskan oleh guru
sebelum memulai pelajaran
2 Kegiatan inti
d. Mendengarkan penjelasan materi
pembelajaran yang disampaikan
guru
e. Membentuk kelompok sesuai
arahanguru
f. Menerima tugas yang diberikan
oleh
guru
g. Melakukan model discovery
learning
h. Mendiskusikan waktu yang
dibutuhkandengan guru untuk
menemukan, tugas dari masing-
masing kelompok
i. Menanyakan hal-hal yang
belumdimengerti kepada
guru
3 Penutup
e. Menyimpulkan materi pembelajaran
f. Mengerjakan evaluasi
g. Mendengarkan judul materi
selanjutnya yang disampaikan
olehguru
h. Menjawab salam, dan berdo’a untuk
mengakhiri pembelajaran
62
GAMBAR SIKLUS I DAN II
A. GAMBAR SIKLUS I
63
64
B. GAMBAR SIKLUS II
65
66
67
68