Anda di halaman 1dari 68

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN

PAI MATERI SHALAT KEWAJIBANKU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL


PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
PADA SISWA KELAS III SDN 2 LEMBAK

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


Diajukan untuk Memenuhi PPL PPG
Modul : PPL 2 RPP 3
Dosen : Dr.Fitri Oviyanti, M.Ag

Oleh :
LILIS SURYANI, S.Pd
NIM 2202114765

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2022

1
HALAMAN JUDUL

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN


PAI MATERI SHALAT KEWAJIBANKU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
PADA SISWA KELAS III SDN 2 LEMBAK

Oleh :
LILIS SURYANI, S.Pd
NIM 2202114765

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


UIN RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2022

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................. … i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 5


B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7
C. Analisis Masalah.............................................................................. 8
D. Batasan Masalah .................................................................................. 8
E. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
F. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
G. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Motivasi ............................................................................. 10


a. Jenis-jenis Motivasi Belajar.......................................................... .. 11
b. Tujuan Pemberian Motivasi Belajar ............................................ ... 11
c. Fungsi Motivasi Belajar ............................................ ..................... 11
d. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar ............................................ . 12
B. Hasil Belajar ......................................................................................... 14
a. Pengertian Belajar ...................................................................... ... 14
b. Fungsi Belajar ...................................................................... ......... 15
c. Tujuan Belajar ...................................................................... ......... 15
d. Faktor yang Mendorong Aktivitas Belajar .................................... 16
e. Definisi Hasil Belajar ................................................................. ... 16
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........................ . 17
g. Cara Meningkatkan Hasil Belajar ............................................... .. 17
C. Model Discovery Learning .............................................................. ... 18
a. Model Pembelajaran ................................................................. .... 18
b. Prinsip-prinsip Penentuan Model .............................................. .... 20
c. Pengertian dan Tujuan Model Pembelajaran Discovery Learning . 20
d. Karakteristik Strategi Pembelajaran Aktive Learning Model
Discovery Learning . ..................................................................... 21
e. Aplikasi Model Pembelajaran Discovery Learning ..................... . 21
D. Shalat Kewajibanku......................................................................... .... 24
a. Inti Ibadah Shalat ....................................................................... ... 24
b. Hikmah Shalat ....................................................................... ........ 25
c. Praktik Shalat ....................................................................... ......... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .......................................................... 29


B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 29
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 29
3
D. Desain Penelitian.................................................................................. 29
E. Instrument Penelitian ........................................................................... 30
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... .... 33


B. Penyajian Hasil Penelitian ............................................................... ... 33
C. Analisis Hasil Penelitian .................................................................. ... 40

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 44
B. Saran .................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 45

LAMPIRAN .............................................................................................. ..... 47

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Agama diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk
manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang
terpuji untuk menjadi manusia yang taqwa kepada Allah SWT. Oleh karena itu Mata Pelajaran
Agama adalah mata pelajaran wajib di setiap sekolah-sekolah Indonesia. Diman di dalamnya ada
tentang pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan shalat . Sebenarnya, melalui
Mata Pelajaran Agama, sangat diharapkan siswa memiliki karakter yang benar-benar seharusnya
dimiliki oleh seseorang yang beragama karena esensi dari mempelajari ilmu keagamaan adalah
sikap. Biasanya pada sekolah-sekolah yang berbasis agama, mata pelajaran bidang keagamaan
menjadi nilai yang menentukan atau salah satu nilai yang sangat diperhatikan.
Menurut Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan Negara.
Di dalam buku Pembelajaran Akselerasi karangan Iif Khoiru Ahmadi, dkk terdapat opini
Meir yang menyatakan bahwa terdapat beberapa masalah pembelajaran di sekolah yang antara lain
adalah:
1. Materi ajar yang tidak bermakna
2. Belajar hanya berisi ceramah yang membosankan.
3. Guru hanya menyuapi (spoon feeding) siswa dengan pengetahuan yang bersifat superficial
4. Proses belajar bukan merupakan proses yang menyenangkan tapi malah menakutkan.
Dalam pengalaman, penulis pun masih sering menjumpai beberapa sekolah yang terdapat
guru-guru yang masih menerapkan cara-cara konvensional dalam belajar termasuk di sekolah tempat
penulis melakukan penelititan. Sedangkan dewasa ini siswa dituntut aktif dalam pembelajaran, guru
harus bersikap variatif dalam melaksanakan proses KBM agar siswa tidak merasa jenuh dan
pencapain tujuan pelajaran juga tidak menyentuh pada ranah kognitif saja, melainkan juga kepada
afektif dan psikomotorik.
Selain itu, seiring perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih,
maka secara otomatis pola pikir masyarakat berkembang dalam setiap aspek. Sehingga berpengaruh
pula terhadap dunia pendidikan karena dengan berkembangnya pola pikir masyarakat itu, dituntut
untuk adanya inovasi dalam bidang pendidikan, tidak tradisional lagi, yaitu melaksanakan
pemebelajaran hanya dengan ceramah yang merupakan metode dari zaman dahulu sampai sekarang.
Inovasi yang disebutkan itu tidak terlepas dari peran guru untuk melakukan inovasi cara belajar di
kelas.
Seorang guru merupakan salah satu pemegang kendali generasi bangsa, untuk itu guru
dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mampu mengembangkan suatu
potensi yang terdapat di dalam diri anak bangsa. Guru adalah merupakan salah satu kunci untuk
membuka pintu perubahan. Dalam bidang keagamaan, yaitu guru agama, dituntut untuk lebih
mengarahkan peserta didik agar memiliki keunggulan dalam aspek moral, keimanan, ketaqwaan,

5
dan disiplin. Karena studi agama sebenarnya tidak hanya menyentuh ke arah pengetahuan (kognitif)
saja, akan tetapi esensi dari studi agama atau mata pelajaran agama adalah pembentukan sikap yang
seharusnya memang benar-benar dimiliki oleh setiap orang yang beragama. Dengan pencapaian
esensi itulah kiranya bangsa ini dapat menuju perubahan.
Selain itu juga, salah satu faktor yang ada di luar siswa adalah guru profesional yang
mampu mengelola pembelajaran dengan model pembelajaran yang tepat, yang memberi kemudahan
bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan capaian yang lebik baik.
Dalam penggunaan metode pembelajaran harus bervariasi sehingga siswa tidak bosan dalam
pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran juga tidak boleh
monoton. Dalam proses KBM kadang dijumpai guru yang tidak mengindahkan model pembelajaran
dalam pelaksanaannya. Guru tidak sistematis dalam menyampaikan materi sehingga siswa kurang
mampu menyerap materi secara maksimal. Pemilihan model pembelajaran berkaitan langsung
dengan usaha guru dalam menampilkan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi
sehingga pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh secara optimal.
Dari pernyataan di atas, dapat dihubungkan pada pernyataan Muhaimin dan Abdul Mujib
(1995) yang menyatakan bahwa guru agama Islam memiliki peran yang merencanakan program
pengajaran dan melaksanakan program yang tersusun serta diakhiri dengan penilaian. Dan selain itu,
guru juga sebagai pendidik, yang tidak hanya berperan sebagai pengajar yang transfer of knowledge,
tetapi juga pendidik yang transfer of values. Dalam penelitian di sini yaitu dengan model
pembelajaran discovery learning ini fokus penelitian saya adalah kepada motivasi dan hasil belajar
siswa, akan tetapi sangat diharapkan juga dapat menyentuh nilai pendidikannya bukan hanya
pengetahuan pendidikannya saja.
Peneliti mencoba menerapkan model discovery learning pada mata pelajaran shalat
kewajibanku tujuanya untuk memudahkan peserta didik dalam belajar memahami materi pelajaran
dan menjadikan proses pembelajaran tidak membosankan, akan tetapi pembelajaran tersebut akan
menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi peserta didik.
Banyak sekali model pembelajaran yang dapat membimbing peserta didik untuk bersama-
sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran, mampu membantu peserta didik berkembang sesuai
dengan taraf intelektualnya, mampu merangsang peserta didik untuk belajar membangun
pemahamannya, mandiri, kreatif dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satu
model tersebut adalah dengan model penemuan (Discovery).
Discovery adalah proses mental di mana peserta didik mampu mengasimilasikan suatu
konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain mengamati,
mencerna, mengerti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat
kesimpulan dan sebagainya. Dalam teknik ini peserta didik dibiarkan menemukan sendiri atau
mengalami sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi.
Model Discovery learning merupakan komponen praktik pendidikan yang meliputi metode
mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri,
mencari sendiri, dan reflektif. Pada strategi atau bentuk belajar mengajar Discovery learning bahan
ajaran tidak disajikan dalam bentuk jadi, tetapi setengah atau bahkan seperempat jadi. Bahan ajaran
disajikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau masalah- masalah yang
harus dipecahkan. Peserta didik dapat berpartisipasi dalam pembelajaran yang disajikan, materi yang
dipelajari dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dan lebih lama mengena atau membekas
karena peserta didik terlibat dalam proses menemukannya.
6
Berdasarkan keadaan tersebut penggunaan model discovery learning baik digunakan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan praktik, proses
terjadinya sesuatu, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Apalagi seusia mereka
menurut teori Piaget dalam tahap perkembangan peserta didik merupakan tahapan ketiga yaitu
periode operasional konkrit dimana pada tahapan ini peserta didik mampu menggunakan logika
yang memadai.
Realita yang peneliti temukan di SDN 2 Lembak, diperoleh gambaran kondisi peserta didik
saat proses pembejaran berlangsung, khususnya pada mata pelajaran shalat kewajibanku guru telah
menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Namun selama proses pembelajaran berlangsung
terutama pada saat Tanya jawab, teramati hanya beberapa peserta didik yang aktif. Sedangkan
peserta didik yang lain sibuk dengan kegiatannya masing-masing yang tidak ada sangkut pautnya
dengan materi yang diajarkan. Saat diberi kesempatan untuk bertanya, peserta didik hanya berbisik-
bisik dengan temannya, bahkan sebagian besar hanya diam. Sedangkan saat diberi kesempatan
untuk menjawab, peserta didik akan menjawab secara bersama-sama dan seorang peserta didik akan
menjawab pertanyaan apabila ditunjuk langsung oleh guru. Dengan demikian pengetahuan yang
didapat peserta didik tidak didapat secara utuh.
Melihat permasalahan tersebut maka peneliti berusaha memberii solusi untuk
meningkatkan aktivitas belajar peserta didik yaitu dengan menerapkan model discovery. Model
penemuan adalah suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, objek,
percobaan, dan lain-lainnya.
Dari uraian di atas tentang penggunaan model belajar Discovery Learning pada pelajaran
PAI materi shalat kewajibanku dapat membuat peserta didik aktif, termotivasi dalam belajar adapun
realita yang nampak dari pokok permasalahan adalah pada penggunaan model yang menonton yang
dapat membuat peserta didik jenuh dan bosan,juga guru yang lebih dominan menggunakan metode
ceramah dan Tanya jawab dibandingkan mengajar dengan variasi mengajar lainnya. Maka
kenyataan tersebut menjadi satu hal yang unik dan mengundang perhatian untuk dilihat, dicermati
dan dipelajari. Berangkat dari latar belakang tersebut, maka dari itu peneliti mengangkat sebuah
judul penelitian yaitu “Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI Materi
Shalat Kewajibanku dengan Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning pada
Siswa Kelas III SDN 2 Lembak ”.

B.Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Kurangnya penguasaan siswa terhadap materi Pendidikan Agama Islam
dengan pokok bahasan shalat kewajibanku.
2. Kurangnya motivasi dan kesadaran siswa tentang pentingnya shalat dalam
kehidupan sehari-hari
3. Belum ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat
4. Rendahnya nilai bacaan shalat yang dilakukan siswa
5. Rendahnya nilai praktek shalat yang dilakukan siswa
6. Sedikitnya di antara siswa yang mampu menghubungkan antara bacaan
dengan praktek
7. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dengan pokok bahasan shalat kewajibanku.
7
C. Analisis Masalah
Dari masalah yang ditemukan di atas, secara umum juga dilatar
belakangi oleh kemampuan guru dalam menyampaikan pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Fakta yang ditemukan bahwa model pembelajaran menoton dengan
metode ceramah yang digunakan guru selama ini cenderung mengakibatkan siswa bosan dalam
mengikuti pembelajaran. Kemudian, dengan cara tanya jawab berpotensi
terjadinya ketimpangan dalam pembelajaran, dimana dengan cara tersebut
hanya sebagian siswa yang berperan aktif, sementara siswa yang lain tidak.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah ketepatan
menggunakan model pembelajaran. Oleh karena itu, model pembelajaran yang tepat untuk materi
shalat kewajibanku ini adalah model pembelajaran Discovery Learning, Model Pembelajaran
Discovery Learning ini dipilih karena dianggap membuat peserta didik aktif, termotivasi dalam
belajar yang kemudian dituangkan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
“Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI Materi Shalat Kewajibanku
dengan Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas III SDN 2
Lembak ”.

D. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang
masalah dan identifikasi masalah di atas, maka ruang lingkup masalah
penelitian ini dibatasi pada penggunaan model pembelajaran discovery learning dalam peningkatan
motivasi dan hasil belajar mata pelajaran PAI materi salat kewajibanku pada siswa kelas III SDN 2
Lembak.

E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ditemukan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
“Apakah model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar mata pelajaran PAI materi salat kewajibanku pada siswa kelas III SDN 2 Lembak?”.

F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan
motivasi dan hasil belajar mata pelajaran PAI materi salat kewajibanku pada siswa kelas III SDN 2
Lembak.

G. Manfaat Penelitian
Penulis berharap dari hasil penelitian ini, dapat didapat manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang dipelajari tentang shalat
kewajibanku.

8
b. Dengan penerapan model pembelajaran discovery learning ini diharapkan mampu membuat
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran materi shalat kewajibanku .
c. Dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dari yang sebelumnya.
2. Bagi guru
a. Dapat memacu para guru untuk senantiasa meningkatkan kualitas pengelolaan kelas dalam
proses pembelajaran
b. Membuat para guru untuk senantiasa mencipatakan suasana belajar yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan.
c. Dapat menjadi referensi sekaligus solusi bagi para guru yang sedang mengalami permasalahan
dalam proses pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Dapat memajukan dan meningkatkan prestasi dan mutu sekolah. Serta dapat menjadi bahan
informasi dan sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan bahan perbandingan atau acuan bagi
sekolah atau lembaga-lembaga lain dalam mengembangkan segala hal yang berkaitan dengan
pendidikan khususnya dalam pengajaran dan keguruan.

9
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap
pencapaian prestasi belajar . Dalam psikologi, istilah motif sering di bedakan dengan istilah
motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang di maksud dengan motif dan motivasi, berikut ini
penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut, kata motif di artikan
sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau seperti
dikatakan oleh Sardiman dalam bukunya Psicholog understanding of hunian Behavilor yang di
kutip M ngalim purwanto; motif adalah tingkah laku atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang
,Sedangkan S,Nasution, motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Dengan demikian motif adalah :dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang
dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu. Adapun pengertian motivasi dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) kontemporer adalah keinginan atau dorongan yang
timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu
perbuatan dengan tujuan tertentu.
Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi di antaranya adalah: M.Alisuf sabri,
motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau
mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan Ws Winkel, motivasi adalah daya penggerak
yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati. Selanjutnya M.Ngalim Purwanto
mengemukakan bahwa motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untukl mempengaruhi
tim tingkah laku seseorang. Agar ia menjadi tergerak untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut Mc Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M.motivasi adalah suatu perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan di dahului dengan
tanggapan adanya tujuan. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa
motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu
guna mencapai tujuan. Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi
dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya perasaan dan di dahului dengan
adanya tujuan, maka dalam hal motivasi tergantung tiga unsur penting , yaitu :
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu
manusia,perkembanmgan motivasi akan membawa beberapa perubahan energy di dalam
system neurophysiological yang ada pada organisme manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa feeling afeksi seseorang .Dalam hal ini motivasi
relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah
laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan . Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya
merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan motivasi adalah sebagai dorongan atau
kemauan untuk melakukan sesuatu , Jika dikaitkan dengan kegiatan bimbingan maka siswa
berkedudukan sebagai objek motivasi dan pemberi bimbingan adalah Guru sebagai dan pemberi
bimbingan adalah Guru sebagai subjek motivasi. Dengan demikian yang dimaksud dengan
motivasi belajar adalah keseluruhan dengan daya penggerak di dalam diri siswa yang
10
menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar,sehingga tujuan yang di kehendaki oleh subjek
belajar itu dapat terjadi.
a. Jenis-Jenis Motivasi Belajar
Adapun Jenis-jenis motivasi belajar di sekolah di bedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Motivasi Infrinsik
Motivasi infrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa
sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar, misalnya ingin memahami suatu
konsep ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya.
Faktor-faktor yang menimbulkan motivasi infrinsik adalah :
a. Adanya kegutuhan
b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan diri sendiri
c. Adanya cita-cita atau aspirasi
2. Motivasi Eksfrinsik
Motivasi eksfrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi eksfrinsik ini
merupaka suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar,
misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah di janjikan oleh orang
tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua,
guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi eksfrinsik yang dapat
mendorong siswa untuk belajar. Jadi dapat di simpulkan bahwa dengan adanya usaha
yang tekun dan di dasari oleh adanya motivasi, maka peserta didik akan mempunyai prestasi
baik.
b. Tujuan Pemberian Motivasi
Tujuan pemberian Motivasi dari guru tidak lepas dari tujuan pendekatan yaitu pada
hakikatnya memaksimalkan manusia atau menghantar anak didik untuk menemukan jati dirinya
yaitu agar setiap individu manusia itu menyadari dan memahami <siap dia < mengapa dia
diadakan di dunia ini dan harus kemana nantinya < konsep seperti ini sangat penting sebagai
landasan filosofis dan dasar motivasi untuk melakukan aktivitas belajar mengajar. Beberapa
tujuan pemberian motivasi adalah sebagai berikut :
1. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna sehari- bagi
dirinya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tekun menghadapi tugas ( dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah
berhenti sebelum selesai ).
3. Ulet menghadapi kesulitan ( tidak cepat putus asa )
4. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin ( tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah di capainya ).
5. Lebih senang kerja mandiri
6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
7. Dapat mempertahankan pendapatnya ( kalau sudah yakin akan sesuatu )
8. Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya
9. Senang mencari dan memecahkan soal-soal.
c. Fungsi Motivasi
Adapun fungsi Motivasi adalah :
11
1. Memberikan semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat dalam
belajar.
2. Memusatkan perhatian yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar
3. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka.
Motivasi sangat berguna bagi tindakan atas perbuatan seseorang. Hal tersebut hal tersebut
antara lain adalah :
1. Motivasi itu mendukung manusia untuk berbuat atau bertindak, motivasi berfungsi
sebagai penggerak yang memberikan energi atau kekuatan kepada seseorang untuk
melakukan sesuatu.
2. Motivasi dapat menentukan agar perbuatan yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-
cita ,motivasi mencegah penyelwengan dari jalan yang lurus untuk mencapai tujuan.Maka
maka jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang akan ditempuh.
3. Motivasi menyeleksi perbuatan, artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang
harus dilakukan, yang serasi guna mencapai suatu tujuan dengan mengenyampingkan
perbuatan yang tidak atau kurang bermanfaat bagi tujuan semula.
d. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa merupakan hal yang amat penting bagi pencapaian kinerja atau
prestasi belajar siswa. Dalam hal ini ,tentu saja menjadi tugas dan kewajiban guru untuk
senantiasa dapat memlihara dan meningkatkan motivasi belajar siswanya.meminjam
pemikiran dari USAID DBE3 LIFE SKILL FOR YOUTH. Berikut ini beberapa ide yang
dapat di gunakan oleh guru untuk meningkatkan motifasi belajar siswa yaitu :
1. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam.
Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan
menurunkan semangat belajar. Siswa yang bosan cenderung akan mengganggu proses
belajar, variasi akan membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba
sesuatu yang berbeda dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi di dalam
kelas.contoh : membuat pembagian peran debat, transfer pengetahuan
secara singkat,diskusi,presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil.
2. Jadikan Siswa Peserta Aktif
Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan berkreasi, menulis,
berpetualang, mendesain, menciptakan sesuatu dan menyelesaikan sesuatu masalah.
Jangan jadikan siswa peserta pasif di kelas karena dapat menurunkan minat dan
mengurangi rasa keingintahuanya. Menggunakan metode belajar yang aktif dengan
memberikan siswa tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah
untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar, jangan diberikan jawaban apabila tugas
tersebut sanggup dilakukan oleh siswa.
3. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai.
Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik
karena mereka dapat melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang menantang namun
realistis. Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas cukup berbobot untuk
memotivasi siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin namun tidak berlaku sulit,
agar jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunya semangat untuk belajar.
4. Ciptakan suasana kelas yang kondusif.

12
Kelas yang aman, tidak mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan
belajar sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apa bila siswa belajar
disuatu kelas yang menghargai dan menghormati mereka dan tidak hanya memandang
kemampuan akademis mereka maka mereka cenderung terdorong untuk terus mengikuti
proses belajar.
5. Berikan tugas secara profesional
Jangan hanya berorientasi pada nilai dan coba penekanan pada penguasaan materi. Segala
tugas di kelas dan pekerjaan rumah tidak selalu bisa di sertakan dengan nilai. Hal
tersebut dapat menurunkan semangat siswa yang kurang mampu memenuhi standar dan
berakibat siswa yang bersangkutan merasa dirinya gagal. Gunakan mekanisme nilai
seperlunya, dan cobalah untuk memberikan komentar atas hasil kerja siswa mulai dari
kelebihan mereka dan kekurangan mereka serta apa yang bisa mereka
tingkatkan. Berikan komentar secara jelas. Berikan kesempatan pada siswa untuk
memperbaiki tugas mereka apabila mereka merasa belum cukup.
6. Libatkan diri untuk membantu siswa mencapai hasil.
Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar, jangan
hanya terpaku pada hasil ujian dan tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya
dan terus pantau perkembangan mereka.
7. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar.
Jangan biarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar, sampaikan pada siswa apa yang
perlu di lakukan. Buatlah siswa yakin bahwa bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya.
8. Hindari kompetisi antar pribadi.
Kompetisi bisa menimbulkan kekhawatiran, yang bisa berdampak buruk bagi proses
belajar dan sebagian siswa akan cenderung bertindak curang. Kurangi peluang dan
kecenderungan untuk membanding-bandingkan antara siswa satu dengan siswa yang lain
dan membuat perpecahan di antara para siswa. Ciptakanlah metode mengajar dimana
para siswa bisa saling bekerja sama.
9. Berikan masukan
Berikan masukan pada siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang
positif dalam memberikan komentar. Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata
positif dibanding ungkapan negative. Komentar positif akan membangun kepercayaan
diri. Ciptakan situasi bahwa seorang siswa bisa maju dan sukses di masa akan datang.
10. Hargai kesuksesan dan keteladanan
Hindari komentar negatif terhadap kelakuan buruk dan fenomena rendah yang di
tunjukan siswa, ungkapan positif dan dorongan sukses bagi siswa merupakan penggerak yang
sangat berpengaruh dan memberikan aspirasi bagi siswa yang lain untuk berprestasi.
11. Antusias dalam mengajar
Antusiasme seorang guru dalam mengajar merupakan fakta yang penting untuk
menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Bila guru terlibat bosan dan kurang antusias
maka siswa akan menunjukkan hal serupa. Upayakan untuk selalu tampil baik, percaya diri
dan antusias di depan kelas.
12. Tentukan standar yang tinggi
Standar yang diharapkan oleh para guru terhadap siswanya memilki dampak yang
signifikan terhadap performa dan kepercayaan diri mereka. Bila anda mengharapkan seluruh
13
siswa untuk termotivasi, giat belajar dan memiliki minat yang tinggi. Mereka cenderung akan
bertindak mengikutikehendak anda. Anda harus yakin bahwa anda mampu memberikan
motivasi tinggi pada siswa. Pada awal tahun ajaran baru. Anda harus menggunakan
kesempatan agar seluruh siswa memilki motivasi yang tinggi.
13. Pemberian penghargaan untuk memotivasi
Pembuatan penghargaan seperti nilai, hadiah ada, mungkin efektif bagi sebagian siswa, (
biasanya bagi anak kecil ) namun metode ini harus di gunakan secara hati-hati karena
berpotensi menciptakan kompetisi. Namun demikian penguasaan metode ini dapat melahirkan
motivasi massal.
14. Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
Buatlah aktifitas yang melibatkan siswa dengan kawan-kawan mereka dalam satu kelas.
Hal ini akan membagi pengetahuan gagasan dan penyelesaian tugas-tugas individu siswa
dengan seluruh siswa di kelas tersebut.
15. Hindari penggunaan ancaman
Jangan mengancam siswa anda dengan kekerasa bahasan ataupun nilai rendah bagfi
sebagian siswa ancaman untuk memberi nilai rendah mungkin efektif, namun hal tersebut
bisa memicu mereka mengambil jalan pintas, bisa memicu mengambil jalan pintas.
16. Hindarilah komentar buruk
Gunakan komentar yang positif dan perilaku yang baikbanyak siswa yang percaya diri akan
performa dan kemampuan mereka jangan membuat pernyataan yang negative kepada
para siswa di kelas anda berkaitan dengan perilaku dan kemampuan mereka. Anda
harus selektif dalam menggunakan kata-kata dan berbicara dalam kelas. Apa bila tidak hati-
hati kepercayaan diri siswa anda akan mudah jatuh.
17. Kenali minat siswa-siswa anda
Para siswa mungkin berada dalam satu kelas, namun mereka memiliki kepribadian yang
berbeda-beda. Pahamilah siswa anda, bagaimana tanggapan mereka terhadap materi dan
apa minat, cita-cita, harapan dan kekhawatiran mereka, pergunakanlah berbagai contoh
dalam pembelajaranaanda yang ada kaitanya dengan minat mereka, untuk membuat
mereka tetap termotivasi dalam belajar.
18. Peduli dengan siswa - siswa anda
Para siswa akan menunjukan minat dan motivasi pada para guru yang memiliki
perhatian perlihatkan bahwa Anda memandang siswa sebagai layaknya manusia normal
dan perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses pembelajaran dan bukan hanya
sekedar nilai karena hal tersbut tercermin pada kemampuan. Anda sebagai seorang guru
cobalah membangun hubungan yang positif dengan para siswa dan coba kenali mereka
sebagaimana anda memperkenalkan diri anda pada mereka
sebagai contoh ceritakan kisah anda ketika anda anda masih menjadi siswa.

B. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar menurut Carl R.Rogers adalah untuk membimbing anak kearah kebebasan
dan kemerdekaan, mengetahui apa yang baik dan yang buruk, dapat melakukan pilihan
tentang apa yang di lakukannya dengan penuh tanggung jawab sebagai hasil belajar=.5
kebebasan itu hanya dapat di pelajari dengan memberi anak didik kebebasan sejak mulanya
14
sejauh ia dapat memikul nya sendiri, hal ini di lakukan dalam konteks belajar. Proses belajar dan
hasilnya dapat di amati dari perubahan tingkah laku yang berbeda dari yang sebelumnya
pada diri seseorang baik dalam hal pengetahuan, afektif maupun psikomotor, belajar terjadi
apa bila situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi sedemikian rupa sehingga
perbuatanya berubah dari waktu ia mengalami situasi itu ke waktu ia sesudah mengalami
situsai tadi. Perkembangan siswa dalam masa belajar turut menentukan arah pola belajar si siswa.
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu
pengetahuan. Dalam belajar,seseorang tidak bisa mel;epas diri dari beberapa hal yang dapat
mengantarkanya berhasil dalam belajar, banyak orang belajardengar susah payah, tetapi tidak
mendapat hasil apa-apa. Penyebabnya tidak lain karena belajar tidak teratur, tidak disiplin,
dan kurang bersemangat, tidak tahu bagaimana cara berkonsentrasi dalam belajar, istirahat
yang tidak cukup,dan kurang tidur. Keseluruhan factor tersebut mewarnai kelangsungan
belajar siswa sehingga akan terbentuklah suasana belajar yang kondusif, semua komponen
belajar mendukung proses belajar yang baik dan menghasilkan proses belajar yang baik dan
menghasilkan proses hasil belajar yang baik pula.
Belajar adalah kebetulan bagi seseorang. Tanpa belajar seseorang tidak akan
mengerti bagaimana menjalani hidup, dan tidak akan mengerti bagaimana memaknai hidup
dengan baik. Belajar merupakan kegiatan pokok dalam keseluruhan dari proses pendidikan
di sekolah.ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
bergantung pada bagaimana pola belajar yang di alami siswa sebagai anak didik. Pola
kegiatan belajar yang di lakukan siswa merupakan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap pada diri seseorang yang belajar yang dilalui melalui latihan dan pengalaman. Pola
belajar yang di lakukan siswa akan menempuh beberapa tahap yaitu :
1. Tahap informasi ( tahap penerimaan informasi )
2. Tahap tranformasi ( tahap pengubahan informasi )
3. Tahap evaluasi ( tahap penilaian informasi )
b. Fungsi Belajar
Fungsi belajar menurut Nasution ( 2003 : 4 ) untuk memperoleh kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Fungsi belajar
merupakan proses aktif dari siswa dalam membangun pengetahuan,bukan hanya proses pasif
yang menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan, sehingga jika pembelajaran
tersebut tidak memberikan kesempatan kepada siswa untk berperan aktif maka pembelajaran
tersebut bertentangan dengan hakekat belajar. Peran siswa sangat penting dalam rangka
pembentukan generasi yang kreatif,yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan
dirinya dan orang lain. Ketrampilan yang memperoses hasil belajarberupa konsep dan fakta
yang sudah diperoleh itu, untuk mengembangkan diri,untuk menemukan sesuatu yang sangat
penting dengan konsep dan fakta yang telah di fahami betul, dapat diproses untuk menguasai dan
menemukan fakta dan konsep yang lebih banyak.Winartapura ( 1997 : 82 – 84 ).
Pemberian konsep konsep dan fakta yang terlalu banyak,dapat menghambat kreativitas
siswa. Tidak menguasai semua konsep dalam semua ilmu.namun siswa mempunyai
kemampuan dasar untuk mengembangkan konsep dan fakta yang terbatas itu, sehingga mereka
mampu menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru.
c.Tujuan Belajar

15
Djamarah (1996: 35) pada hakekatnya tujuan belajar dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
umum dan khusus
Tujuan umum :
1. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan di
dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis,
rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif.
2. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan pola pikir dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
Tujuan khusus :
1. Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat di alihgunakan ,melalui kegiatan sehari-hari.
2. Mengembangkan kemampuan dalam berbagai pengetahuan sebagai bekal belajar lebih lanjut.
3. Membentuk sikap logis, kritis, cermat dan disiplin.
d. Faktor Yang Mendorong Aktivitas Belajar
Faktor-faktor yang mendorong aktivitas belajar siswa yaitu :
1. Waktu yang lebih banyak bagi kegiatan-kegiatan belajar mengajar
2. Tingkatan partisifasi siswa aktif dalam kegiatan belajar dengan menuntut respon yang aktif dari
siswa.Gunakan berbagai teknik mengajar, motivasi serta penguatan.
3. Berikanlah pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengahjar yang akan di capai.
4. Masa transisi antara berbagai kegiatan-kegiatan dalam mengajar hendaknya di lakukan secara
cepat dan luas.
5. Ushakan agar pengajaran dapat lebih menarik minat dan mengaitkan dengan bahan dan
prosedur pengajaran.
6. Kenali dan bantu anak-anak yang kurang terlibat, selidiki apa yang menyebabkanya dan
apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan partisipasi anak tersebut.
7. Siapkanlah siswa secara tepat persyaratan awal apa yang diperlukan oleh anak untuk
mempelajari tugas belajar yang baru. Sesuai pengajaran dengan kebutuhan–kebutuhan
individu siswa, hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan untuk berperan
aktif.
e. Definisi Hasil Belajar
Istilah hasil belajar terdiri atas dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil merupakan hasil
yang telah dicapai pembelajar dalam kegiatan belajarnya, sedangkan belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku atau memaknai sesuatu uyang di peroleh. Hasil belajar
menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu semester. Mulyasa ( 2005
;131 ) mengatakan bahwa : dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apa bila
terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian besar ( 75% ). Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila masukan merata,menghasilkan out put yang banyak dan bermutu tinggi,serta sesuai
dengan kebutuhan,perkembangan masyarakat dan pembangunan. Jadi, indikator yang dijadikan
sbagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan
berhasil berdasarkan ketentuan kurikulum yang di sempurnakan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Daya serap terhadap bahan yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,baik secara individual
maupun kelompok.
2. Perilaku yang di gariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa baik individu maupun
klasikal.(Moh,Uzer Usman&Lilis Setiawati, 1993;8 ).
16
Oleh karena itu keberhasilan belajar dalam jangka pendek dapat diketahui melalui indikator-
indikator sebagai berikut :
1. Sekurang-kurangnya 75% isi dan prinsip-prinsip pembelajaran dapat di fahami,diterima dan
diterapkan oleh peserta didik dan guru di kelas.
2. Sekurang-kurangnya 75% peserta didik merasa mendapat kemudahan, senang dan memilki
kemauan belajar yang tinggi.
3. Para peserta didik berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.
4. Materi yang di komunikasikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan mereka memandang
bahwa hal tersebut akan sangat berguna bagi kehidupanya kelak.
5. Pembelajaran yang di kembangkan dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik untuk
belajar lebih lanjut. (Mulyasa, 2005;132 ). Moh,Uzer Usman&Lilis Setiawati (1993;8)
menjalaskan bahwa untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa
terhadap proses belajar yang dilakukanya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan
mengajar guru, kita dapat menggunakanacuan tingkat keberhasilan tersebut sejalan dengan
kurikulum yang berlaku.
f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Mulyasa ( 2004 ; 96 ) mengatakan Guru merupakan pengembangan kurikulum bagi
kelasnya yang akan menterjemahkan, menjabarkan dan mentransformasikan nilai-nilai yang
terdapat dalam kurikulum kepada peserta didik, dalam hal ini tugas Guru tidak hanya mentransfer
pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, yaitu membelanjakan anak supaya dapat berfikir
integral dankomprehensif, untuk membentuk kompetensi dan mencapai makna yang tinggi. Pada
prinsipnya ada dua factor yang mempengaruhi hasil belajar siswa,yaitu; factor internal dan
eksternal.
1. Faktor Internal
Proses belajar merupakan hal yang kompleks, siswa lah yang menentukan terjadi atau tidak
belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara internal. Jika
siswa tidak dapat mengatasi masalahnya,maka ia tidak belajar dengan baik.
2. Faktor Eksternal
Proses belajar didorong oleh motivasi intristik siswa. Disamping itu proses belajar juga dapat
terjadi atau menjadi bertambah kuat, bila di dorong oleh lingkungan siswa. Selain ituaktivitas
belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik.
g. Cara Meningkatkan Hasil Belajar
Ada beberapa cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu:
1. Kesiapan Fisik Dan Mental
Hal penting pertama yang harus diperhatikan sebelum siswa mulai belajar adalah kesiapan
fisik dan mental (psikis) mereka. Bila siswa tidak siap belajar,maka pembelajaran akan
berlangsung sia-sia atau tidak efektif. Dengan siap fisik dan mental, maka siswa akan
dapat belajar dengan aktif.
2. Tingkat Konsentrasi
Saat belajar berlangsung, konsentrasi menjadi faktor penentu yang amat penting bagi
keberhasilanya. Apa bila siswa tidak dapat berkonsentrasi dan terganggu oleh berbagai hal diluar
kaitan dengan belajar, maka proses dan hasil belajar tidak akan maksimal. Penting bagi guru
untuk memberikan lingkungan belajar yang mendukung terjadinya belajar pada diri siswa.
3. Tingkat Minat Dan Motivasi
17
Minat dan motivasi merupakan faktor penting dalam belajar. Tidak akan ada keberhasilan
belajar diraih apa bila siswa tidak memiliki minat dan motivasi. Bila minat dan motivasi
dari guru ( Ekstrinsik ) berhasil diberikan, maka pada tahap selanjutnya peningkatan minat
dan motivasi belajar menjadi lebih mudah apa bila siswa memiliki minat dan motivasi yang
bersumber dari dalam dirinya sendiri karena kepuasan yang mereka dapatkan saat belajar atau
dari hasil belajar yang mereka peroleh.
4. Gunakan Strategi Belajar yang sesuai
Guru dapat membantu siswa agar bisa dan terampil menggunakan berbagai strategi belajar yang
sesuai dengan materiyang sedang dipelajari.
5. Belajar sesuai gaya belajar
Setiap individu demikian pula siswa memiliki gaya belajar dan jenis kecerdasan dominan
yang berbeda-beda. Guru harus mampu memberikan situasi dan suasana belajar yang
memungkinkan agar semua gaya belajar siswa terakomodasi dengan baik. Pemilihan
strategi, metode, teknik dan model pembelajaran yang sesuai akan sangat berpengaruh.
Gaya belajar yang terakomodasi dengan baik juga akan meningkatkan minat dan motivasi
siswa dalam belajar, hingga mereka dapat berkonsentrasi dengan
baik dan tidak mudah terganggu ( terindistraksi ) oleh hal-hal lain diluar kegiatan belajar
yang berlangsung.
6. Belajar secara Holistik ( menyeluruh )
Mempelajari sesuatu tidak bisa sepotong-potong. Informasi yang di pelajari harus utuh dan
menyeluruh. Perlu untuk menekankan hal ini kepada siswa agar mereka belajar secara
holistik tentang materi yang sedang mereka pelajari. Pengetahuan akan Informasi secara
holistik dan utuh akan membuat belajar lebih bermakna.
7. Berbagi ; biasakan menjadi tutor bagi siswa lain. Siswa dapat di fungsikan
sebagai tutor sebaya bagi siswa lain. Ini tentu sangat baik bagi siswa sebagai bentuk lain
dalam mengkomunikasikan hasil belajar atau proses belajar yang mereka lakukan. Berbagi
pengetahuan yang baru atau sudahdimiliki akan menjadikan informasi atau pengetahuan itu
terelaborasi dengan mantap.
8. Uji hasil belajar
Ujian atau tes hasil belajar penting karena ia dapatmenjadi umpan balik kepada siswa yang
bersangkutan sampai sejauh mana penguasaan mereka terhadapsuatu materi belajar. Informasi
tentang sejauh mana hasil belajar yang telah mereka peroleh akan menjadi umpoan balik
yang efektif agar siswa dapat membenahi bagian-bagian tertentu yang masih belum atau
kurang dikuasai. Siswa menjadi mempunyai peta kekuatan dan kelemahan
hasil belajar mereka sehingga siswa itu dapat memperbaiki atau memperkayanya.

C. Model Discovery Learning


a. Model Pembelajaran
Sebelum membahas tentang model pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengatahui
apakah yang dimaksud dengan model? Secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek atau
konsep yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata dan
dikonversi untuksebuah bentuk yang lebih komprehensif. (Meyer, W.J.,1985:2). Agar
pembelajaran fiqih dapat diserap dengan baik oleh siswa, selain diperlukan strategi pembelajaran,
guru juga perlu memiliki metode dan model pembelajaran yang dipandang tepat dan sesuai
18
dengan kondisi siswa. Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah metode pembelajaran.
Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru didalam kelas yang
menyangkut srtrategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas. Sedanglkan metode pembelajaran adalah cara
menyajikan materi yang masih bersifat umum. Arends menyatakan “The tern teaching models
refers to a particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment, and
managemeny system”. Yang artinya, istilah model pembelajaran mengarah pada suatu
pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungan dan sistem
pengelolaannya. Adapun sukamto, dkk mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah:
“kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar”. mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi,metode
atau prosedur. Model pembelajaran mempunai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi,
metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:
1) Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran akan
dicapai).
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil
4) Lingkungan belajar diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Model pembelajaran memiliki tahapan-tahapan yang harus diperhatikan. Tahapan-tahapan
berikut antara lain.
1) Sintaks/pentahapan, merupakan penjelasan pengoperasian model.
2) Sistem sosial, bagaimana penjelasan tentang peranan guru dan pembelajaran.
3) Prinsip-prinsip reaksi, menjelaskan bagaimana sebaiknya guru bersikap dan berespon terhadap
aktivitas siswa.
4) Sistem pendukung, menjelaskan hal-hal yang diperlukan sebagai kelengkapan model diluar
manusia.
Model-model pembelajaran mempunya empat ciri khusus yang membedakan dengan
strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.
1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar (tujuan pembelajaran yang
akan dicapai)
3) Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan belajar terseut dapat tercapai.
Dari pembelajaran diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam menggorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentudan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Jadi istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada metode pembelajaran.
Model pembelajaran yang baik memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1) Valid, yaitu model pembelajaran berhubungan dengan rasional teoritik dan memiliki konsistensi
internal.
19
2) Praktis, apa yang dikembangkan memang benar – benar diterapkan.
3) Efektif, yaitu model pembelajaran harus memberi hasil sesuai dengan yang diharapkan.
b. Prinsip-prinsip Penentuan Model
Telah disinggung sebelumnya, metode yang tepat dapat menentukan keefektifan proses
belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam memilih model hendaklah memperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1) Prinsip motivasi dan tujuan belajar. Pilihlah model yang kiranya dapat memotivasi siswa
dalam kegiatan belajar.
2) Prinsip kematangan dan perbedaan individu.
3) Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman. Jadi dalam pembelajaran berikanlah peluang
peserta didik untuk berbuat, bukan hanya mendengarkan.
4) Integrasi pemahaman dan pengalaman. Dalam pembelajaran, penyatuan pemahaman dan
pengalaman menghendaki suatu proses pembelajaran yang mampu menerapkan pengalaman
nyata dalam suatu pembelajaran.
5) Prinsip fungsional. Artinya bahwa belajar itu merupakan kegiatan yang benar-benar
bermanfaat untuk kehidupan berikutnya.
6) Prinsip menggembirakan.
7) Prinsip motivasi dan tujuan belajar, dalam kegiatan belajar mengajar yang menggembirakan
dapat senantiasa memotivasi siswa pada kegiatan belajar selanjutnya karena belajar
merupakan proses lanjut tanpa henti.
c. Pengertian dan Tujuan Model Pembelajaran Discovery Learning
Model discovery learning dapat diartikan sebagai cara penyajian pelajaran yang memberi
pelajaran kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru.
Model discovery learning lebih dikenal dengan metode penemuan terbimbing, para siswa diberi
bimbingan singkat untuk menemukan jawabannya. Harus diusahakan agar jawaban atau hasil
akhir itu tetap ditemukan sendiri oleh siswa. Penemuan (discovery) merupakan suatu model
pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Model ini
menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu,
melalui keterlibatan siswa ssecara aktif dalam proses pembelajaran.
Metode pembelajaran berbasis penemuan atau discovery learning adalah metode belajar
yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang
sebelumnya belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, namun ditemukan sendiri. Dalam
pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa, sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses
mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulam dan sebagainya untuk menemukan beberapa
konsep atau prinsip.
Metode Discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran
perseorangan, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi>. Makanya anak harus
berperan aktif dalam belajar. Peran aktif anak dalam belajar ini diterapkan melalui penemuan.
Sedangkan menurut Budiningsih (2005), metode discovery learning adalah memahami konsep,
arti dan hubungan, melalui proses intuitif untuk pada akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran discovery learning
adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri,
20
menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak
akan mudah dilupakan siswa. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar berfikir analisis
dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi. Kebiasaan ini akan di transfer dalam
kehidupan bermasyarakat.
Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar.
Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik akan ditentukan oleh relevasian
penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat
dicapai dengan penggunaaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang
terpatri dalam suatu tujuan. Penggunaan model discovery learning guru berusaha untuk
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Sehingga model discovery
learning ini memiliki tujuan sebagai berikut: (a) teknik ini mampu membantu siswa untuk
menegmbangkan, memperbanyak kesiapan serta, penguasaan keterampilan dalam proses
kognitif/pengenalan siswa, (b) siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat
pribadi/individual sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut,
(c) dapat meningkatkan kegairan belajar para siswa.

d. Karakteristik Strategi Pembelajaran Active Learning Model Discovery Learning


Menurut Bonwell, Pembelajaran Aktif memiliki karakteristik- karakteristik sebagai berikut:
1) Pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa berperan lebih aktif dalam mengembangkan cara-
cara belajar mandiri. Siswa berperan serta pada perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
proses belajar. Pengalaman siswa lebih diutamakan.
2) Guru membimbing dalam terjadinya pengalaman belajar. Guru bukan satu-satunya sumber
belajar. Guru merupakan salah satunya sumber belajar, yang memberikan peluang bagi siswa
agar dapat memperoleh pengetahuan atau ketrampilan sendiri melalui usaha sendiri, dapat
mengembangkan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman untuk
membuat suatu karya.
3) Tujuan kegiatan pembelajaran tidak hanya untuk sekedar mengejar standar akademis. Selain
pencapaian standar akademis, kegiatan ditekankan untuk mengembangkan siswa secara utuh
dan seimbang.
4) Pengelolaan kegiatan pembelajaran ditekankan pada kreativitas siswa, dan memperhatikan
kemajuan siswa untuk menguasai konsep-konsep dengan mantap.
5) Penilaian dilakukan untuk mengukur dan mengamati kegiatan dan kemajuan siswa, serta
mengukur ketrampilan dan hasil belajar siswa.
Dalam model Discovery Learning itu sendiri, siswa dibiarkan menemukan sendiri atau
mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan
demikian potensi siswa dapat diberdayakan, dan dapat belajar mandiri. Siswa tidak lagi sebagai
penerima pengetahuan, dan guru dapat berperan sebagai motivator, pengarah, dan pemberi
stimulus.
e. Aplikasi Model Pembelajaran Discovery Learning
Dalam rangka mengaplikasikan model pembelajaran discovery learning didalam kelas guru
bidang studi harus melakukan beberapa persiapan terlebih dahulu. Berikut ini tahapan
perencanaan menurut Brunner:
1) Tahap persiapan dalam aplikasi model Discovey Learning
a) Menentukan tujuan pembelajaran.
21
b) Menentukan identifikasikarakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan
sebagainya).
c) Memilih materi pelajaran.
d) Menentukan topic-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh
generalisasi).
e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh- contoh, ilustrasi, tugas dan
sebagainya untuk dipelajari siswa.
f) Mengatur topik-topik plajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke
abstrak, atau dari tahap enaktik, ikonik sampai ke simbolik.
g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
2) Prosedur Aplikasi Discovery Learning
Menurut Syah (2004), dalam mengaplikasi Model discovery learning di dalam kelas,
tahapan atau prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum
adalah sebagai berikut:
a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan.
b) Problem Statemen (pernyataan/identifikasi masalah)
c) Data Collection (pengumpulan data).
d) Data Processing (pengolahan data).
e) Verification (petahkikan/pembuktian)
f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi).
Sedangkan langkah-langkah pelaksanaan model discovery learning menurut pendapat
Gilstrap (1975):27
1) Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar untuk
menentukan tujuan yang berguna dan realities untuk mengajar dengan penemuan
2) Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi,
pengertian dan hubungannya dengan apa yang dipelajari.
3) Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas
pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan.
4) Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan penemuan.
5) Menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan.
6) Mengecek pengertian siswa tentang masalah yang digunakan untuk merangsang belajar
dengan penemuan.
7) Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan.
8) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan bekerja dengan
data, misalnya setiap siswa mempunyai data harga dan bahan-bahan pokok dan jumlah
orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok tersebut.
9) Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya
sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum.
10) Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun
sebagian atas tanggung jawabnya sendiri.
11) Memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan
diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya.
12) Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan
pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasikan proses.
22
13) Mengajarkan keterampilan untunk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh
kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan.
14) Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan,
mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul.
15) Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat sederhana.
16) Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan tafsiran yang berbeda. Bukan
menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar.
17) Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alasan dan fakta.
18) Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa yang
bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa yang
mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri.
19) Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian
yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditentukan melalui strategi
penemuan.
20) Mengecek apakah siswa mnggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau
teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan
pendekatannya.
Kesepakatan guru mitra dengan peneliti, kelemahan-kelemahan harus segera diatasi
melalui pendekatan discovery learning denagn tindakan pada masing-masing tahap
pembelajaran berikut:
1) Kegiatan awal pembelajaran meliputi langkah – langkah sebagai berikut:
a) Menyiapkan alat bantu yang sesuai dan menarik materi yang akan disampaikan.
b) Memberikasn motivasi untuk meningkatkan minat belajar siswa.
c) Memberikan tinjauan yang jelas tentang materi yang akan disampaikan sehingga siswa
mempunyai arah yang jelas saat belajar.
d) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar
e) Membuka pelajaran sesuai dengan pendekatan untuk meningkatkan rasa takut siswa.
2) Tindakan penyampaian dan pengembangan meliputi langkah- langkah sebagi berikut:
a) Penyampaian konsep dasar materi
b) Penjelasan cara menggunakan alat peraga yang digunakan dalam proses belajar.
c) Penyampaian disesuaikan dengan gaya bahasa siswa sehingga siswa dapat menerima
pelajaran dengan mudah.
d) Belajar kelompok dan pengembangan minat individu dengan mempraktekkan alat
peraga yang sudah disiapkan.
e) Pelatihan memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan materi baik secara individu
maupun kelompok.
3) Tindakan pada tahap penerapan
a) Mengusahakan umpan balik/.
b) Pemberian soal latihan baik kelompok maupun individu kepada siswa dan
kesempatan untuk mengerjakannya.
c) Pembahasan soal latihan secara bersama-sama.
d) Refleksi individu tentang capaian materi yang telah didapat selama proses belajar
e) Review materi pelajaran yang belum dipahami siswa.
4) Tindakan pada akhir prmbelajaran
23
a) Penarikan kesimpulan bersama
b) Penguatan materi yang tela didapat siswa dengan memberikan waktu kepada siswa
untuk bertanya.
c) Evaluasi kinerja siswa oleh guru dan memberikan motivasi kepada seluruh siswa.
d) Eksplorasi kesulitan belajar siswa, hal-hal yang menarik yang telah didapat siswa dan
hal-hal yang tidak disukai siswa.
e) Pembagian tugas rumah yang menyenangkan sesuai materi yang telah dipelajari.

D. Shalat Kewajibanku
a. Inti Ibadah Shalat
Shalat menurut makna adalah doa. Yang dimaksud dalam hal ini ialah ibadah
yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan. Dimulai dengan Salat menurut
makna adalah doa. Yang dimaksud dalam hal ini ialah ibadah yang tersusun dari beberapa
perkataan dan perbuatan. Dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Serta
memenuhi syarat yang telah ditentukan. Salat dilaksanakan untuk membuktikan
pengabdian diri kepada Allah SWT. Melaksanakan salat berarti menyembah Allah Swt.
Salat merupakan ibadah yang diperhitungkan pertama kali setelah kiamat tiba.Salat
mencegah perbuatan keji dan munkar. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa shalat
adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu, yang diawali dengan takbiratul
ikhram dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun shalat yang telah ditentukan
dalam islam. Sedangkan shalat fardhu atau yang biasa disebut shalat wajib 5waktu
adalah shalat yang hukumnya fardhu (wajib), dimana shalat yang wajib dilaksanakan oleh
semua umat muslim dan dikerjakan pada 5 waktu yaitu: subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya
sesuai dengan firman Allah Q.S. al-Isra / 17 :78.
Artinya : Laksanakanlah salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam
dan ( laksanakan pula salat ) subuh. Sungguh, salat subuh itu disaksikan ( oleh
malaikat )

Berikut ini materi Salat Kewajibanku di kelas III SD Negeri 2 Lembak semester Ganjil
kurikulum 2013 TP. 2022/2023.
Tabel 1
Materi Salat Kewajibanku di kelas III Semester Ganjil Kurikulum 2013

No Materi Kompetensi Dasar


1 Inti Ibadah Shalat 3.4 Mengerti makna salat sebagai wujud dari
pemahaman Q.S al-Kautsar .
4.4.1 Menunjukkan contoh makna salat sebagai
wujud dari pemahaman Q.S al-Kautsar .
2 Hikmah Shalat 3.6 Mengetahui hikmah ibadah salat melalui
pengamatan dan pengalaman di
rumah dan sekolah.
3 Praktik Shalat 4.6 Menceritakan pengalaman pelaksanaan ibadah
salat di rumah dan sekolah.

24
b. Hikmah Salat
Salat akan memberikan hikmah yang bermanfaat jika dilaksanakan dengan sempurna, memenuhi
syarat rukun, khusyu dan ikhlas karena Allah Swt. Hikmah salat di antaranya seperti berikut:
1. Selalu mengingat Allah Swt.
2. Mendekatkan diri kepada Allah Swt.
3. Disiplin waktu
4. Hidup bersih.
5. Hidup tertib dan teratur.
6. Bersikap rendah hati.
7. Hidup damai dan menyebarkan keselamatan.
8. Hati menjadi tenang dan tenteram.
9. Membina kebersamaan, persatuan dan persaudaraan.
10. Memelihara diri dari perbuatan dosa.
Shalat yang diperintahkan kita untuk melaksanakannya mengandung berbagai rupa hikmah
dalam kehidupan manusia. Hikmah yang terkandung itu ialah yang disebutkan di bawah ini :
Hikmah salat menurut Hasbi Ash Shiddieqy adalah mendidik para manusia berorganisasi,
mengutamakan peraturan dan membiasakan rajin dan tangkas. Lanjutnya, sembahyang itu
membiasakan kita memelihara dan menjaga waktu serta membiasakan kita mengerjakan sesuatu di
masa-masa yang sudah ditentukan.45 Sehubungan dengan itu, Qodri A. Azizy berpendapat,
bahwa dari aspek keteraturan pelaksanaan, shalat dapat membentuk pribadi disiplin dan mampu
mewujudkan etika penghargaan waktu.46 Jadi, seorang yang mendapat pelajaran dari shalatnya
tentulah ia bersifat disiplin dan menghargai waktu dengan sebaik-baiknya.
Berkaitan dengan hikmah shalat di atas, Sentot Haryanto dalam bukunya Psikologi Shalat9
menjelaskan, bahwa shalat telah dan senantiasa mengajarkan kepada umat Islam untuk disiplin,
taat waktu, sekaligus menghargai waktu itu sendiri dan kerja keras. Dari sini jelas, bahwa shalat
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari disiplin dan barang siapa yang berdisiplin, maka
dialah yang sukses. Di samping itu, shalat dapat memberikan ketentraman dan ketabahan hati,
sehingga tidak mudah putus asa dan gelisah jiwanya tatkala musibah menimpa dan tidak mudah
lupa daratan bila sedang memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan. Diwajibkannya shalat diiringi
dengan tujuantujuan yang mulia untuk kemaslahatan manusia, Adanya tujuan tersebut tentu tidak
lepas dari hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya. Banyak hikmah yang terkandung
dalam shalat, baik hikmah yang dihasilkan lewat gerakangerakan shalat ataupun dari bacaan-
bacaan yang tentunya bermanfaat bagi kehidupan umat manusia, baik darisegi kesehatan jasmani atau
rohani serta dari segi peribadatan dan ketundukan manusia kepada Allah.
Hikmah-hikmah dalam shalat terutama dari segi peribadatan danketundukkan hamba
kepada Tuhan-Nya dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental dan mewarnai kepribadian
seseorang. Gerakan-gerakan dalam shalat seperti mengangkat tangan ketika takbir, sujud, rukun dan
sebagainya dapat bermanfaat menghimpun anggota-anggota lahir dalam rangka mengarahkan
tenaga-tenaga batin dengan tujuan ta9dzim dan tunduk kepada Allah, sedangkan bacaan-bacaan yang
ada dalam sholat adalah sebagai bukti pengakuan manusia. Kepada Allah sebagai Tuhan Yang
Maha Kuasa sesuai dengan makna yang terkandung dalam bacaan sholat ketika melaksanakan
sholat tersebut. Sebagai contoh ketika seseorang melakukan gerakan-gerakan sholat diiringi
dengan sikap tunduk ( ruku9) menunjukkan ketundukan dan kepatuhan kita kepada Allah.
Gerakan-gerakan dan bacaan dalam sholat yang dilakukan berdasarkan ketentuan syari9at disertai
25
dengan khusyu9 dapat member hikmah pada posisi tenang dan santai. Pada posisi seperti inilah
urat-urat syaraf yang
tegang yang ditimbulkan oleh berbagai persoalan dan problem kehidupan akan mengendor.
Shalat bagi kaum muslim tidak sekedar kewajiban, merupakan cara yang
paling efektif dalam menjaga stamina jasmaniah dan rohaniah. Setiap gerakan shalat ternyata
memberi manfaat yang luar biasa bagi kesehatan.
a. Takbiratul ikhram
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, dan ditanamkan dalam hati
kesadaran diri bahwa kita adalah hamba Allah yang paling kecil dan hina di depan-Nya. Lalu
melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran
darah (proses keseimbangan sirkulasi darah) jika darah lancer, maka tubuh kita akan sehat.
Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir ke seluruh tubuh. Saat mengangkat
kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian
kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari
berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
b. Rukuk
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila
diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang
belakang. Sambil membaca Subhanaka Allahumma wa bihamdika (Maha Suci Engkau ya Allah
dan pujian untuk-Mu), disamping itu, rukuk juga memberikan peringatan kepada kita tentang
perjalanan hidup kita yang selalu berubah. Tidak selamanya kita tegak, Berjaya, popular, akan
tetapi pada masanya kita harus tunduk lesu merenungi nasib yang menimpa kita. Manfaat: Postur ini
menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang sebagai penyangga tubuh dan pusat
syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah.
Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu,
rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
c. I‟tidal
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi
telinga. Dalam hati kita bersyukur, karena Allah memberikan cinta dan kasih sayang-Nya Manfaat:
itidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri
sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut
mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih
rosta.
d. Sujud
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada
lantai. Dalam hati seorang hamba dengan sadar mengaku bahwa dirinya tidak terlepas dari
perbuatan dosa dan selalu dalam rahmat Allah dalam cinta dan kasih sanyang. Sadar bahwa
segala yang dinikmatinya selama ini semata-mat pemberian Allah, jika dia berkehendak untuk
merendahkan atau meninggikan drajat dan memohon Allah agar rezkinya senangtiasa dipenuhi oleh
Allah. Dan sadar bahwa dirinya sangat membutuhkan bimbingan danpetunjuk Allah dalam
menjalankan kehidupan di dunia dan meminta ampunan. Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke
bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa
mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya ingat seseorang. Karena itu,
lakukan sujud dengan tuma ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di
26
otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud
memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
e. Duduk
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat
akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada
pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada
pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk
sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin
pria (prostat) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah
impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot
tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali.
f. Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal, Manfaat: Relaksasi otot
sekitar leher dan kepala menyempurnakanmengaku bahwa dirinya tidak terlepas dari perbuatan dosa
dan selalu dalam rahmat Allah dalam cinta dan kasih sanyang. Sadar bahwa segala yang
dinikmatinya selama ini semata-mat pemberian Allah, jika dia berkehendak untuk merendahkan
atau meninggikan drajat dan memohon Allah agar rezkinya senangtiasa dipenuhi oleh Allah. Dan
sadar bahwa dirinya sangat membutuhkan bimbingan danpetunjuk Allah dalam menjalankan
kehidupan di dunia dan meminta ampunan. Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher
dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal
ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya otak seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan
tumaninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga
menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk
maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
e. Duduk
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat
akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada
pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada
pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk
sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin
pria (prostat) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah
impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot
tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali.
f. Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal, Manfaat: Relaksasi otot
sekitar leher dan kepala menyempurnakanaliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit
kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

c. Praktik Salat
Dalam melaksanakan salat harus sesuai denganurutan gerakana salat yang benar, yaitu sebagai
berikut.
1. Berdiri tegak menghadap kiblat.
2. Takbiratul Ihram membaca Allahu Akbar.
3. Meletakkan tangan di antara pusar dan dada.
27
4. Ruku sambil membaca Allahu Akbar.
5. Itidal sambil membaca Sammi8allahuliman hamidah.
6. Sujud sambil membaca Allahu Akbar.
7. Duduk di antara dua sujud sambil membaca Allahu
Akbar.
8. Duduk tasyahhud awwal sambil membaca Allahu Akbar.
9. Duduk tasyahhud akhir sambil membaca Allahu Akbar.
10. Salam

28
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berdasarkan dua siklus.
Dari tiap-tiap siklus yang dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai dalam penelitian.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian belajar yang berusaha memecahkan masalah kesulitan
belajar siswa melalui pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAIKEM) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 2 Lembak,
dengan jumlah siswa 18 orang, laki-laki 10 orang, perempuan 8 orang.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Lembak yang terletak di desa Lembak Kecamatan
Lembak Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Waktu penelitian, penelitian ini akan di
laksanakan pada 8 s/d 21 Desember 2022 pada semester Ganjil TP. 2022/2023, yang di awali survey
awal, penyusunan instrument, kemudian di lanjutkan dengan analisis data dan proses laporan.

C. Subjek dan Objek Penelitian


Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 2 Lembak.
Keputusan untuk mengambil kelas III ini sebagai objek peneltian telah disepakati bersama guru
kelas yang terkait beserta izin dari kepala sekolah. Sedangkan untuk objek penelitian ini adalah
jalannya proses kegiatan mengajar dengan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan pada peningkatan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam .

D. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini persiapan yang telah ditetapkan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian tindakan merupakan cara suatu kelompok atau seseorang untuk mengorganisasi
sebuah kondisi dimana mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dapat di ketahui oleh orang
lain. Rancangan penelian tindakan kelas (PTK) yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari empat
langkah perencanaan, kemudian pelaksanaan, pengamatan dan sesudah itu refleksi. Adapun siklus yang
dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut.

Gambar 1.1
29
Masing-masing langkah dalam gambar 1.1dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Perencanaan (plenning)
Perencanaan (plenning) yaitu rencana tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau
mengubah perilaku dan sikap sebagai solusi. Adapun susunan rencana yang dilakukan peneliti yaitu:
a. Menetapkan materi yang akan diajarkan
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran
discovery learning
c. Menyediakan media dalam pembelajaran
d. Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan peserta didik
e. Menyusun evaluasi berupa pre-tes I, postes I, dan pre-tes II postes II
2. Tindakan (action)
Tindakan (action) adalah tindakan yang dilaksanakan secara sadar dan terkendali, yang merupakan
variasi praktik yang cermat dan bijaksana,4 langkah yang akan dilaksana mengacu pada kurikulum
yang berlaku dengan-langkah adalah sebagai berikut:
a. Guru menjelaskan prosedur model pembelajaran discovery learning
b. Guru membagikan kelas dalam beberapa kelompok dam meminta peserta didik untuk mencari
sebuah permasalahan yang sudah ditetapkan
c. Guru meminta peserta didik tiap-tiap kelompok mepresentasikan hasil pencariannya kepada setiap
kelompok
d. Guru meminta setiap kelompok ketua dan anggota kelompok maju kedepan kelas untuk
memprentasikan hasil yang telah didapat
e. Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menyimpulkan hasil pembelajan.
3. Pengamatan (observing)
Pengamatan observing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan pengamatan data yang
berupa proses perubahan kinerja belajar mengajar5 data yang diamati dalam observasi adalah
kegiatana ktivitas kegiatan guru dan kegiatan aktivitas kegiatan peserta didik serta pre-tes I pos-tes I
dan pre-tes II pos-tes II yang dijalankan selama proses pembelajaran berjalan atau dilaksanakan.
Tujuan dilakukan pengamatan untuk mengupul hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan
sebagai tindakan dalam melakukan reflesi.
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah kegiatan untuk mengingat, merenungkan,dan mengemukakan kembali apa yang
telah dilakukan pada siklus I.
Hal ini bertujuan untuk menganalisis, mereview, serta mengetahui hasil belajar yang telah diperoleh
pada siklus I. dalam ha lini peneliti dan pengamat mendiskusi untuk mengetahui kendala atau
hambatan yang dihadapi. Di samping itu siswa juga berperan untuk merespon terhadap tindakan
yang dilakukan pada setiap siklus. Dan jika pada siklus I telah dilaksakan sebaik mungkin namun
masih juga memiliki kekurangan, maka memungkinkan peneliti untuk melanjut ke siklus II, ini di
harapkan menjadi masukan dalam proses penyempurnaan pembelajaran kearah yang lebih baik.

E. Instrumen pengumpulan data


Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
dalam suatu penelitian sesuai dengan jenis data yang ingin diperoleh dalam penelitian. Adapun
insrumen pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
30
1. Lembar pengamatan aktivitas guru dan peserta didik
Instrumen lembar pengamatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini berbentuk lembar
pengamatan aktivitas guru dan lembar pengamatan aktivitas peserta didik selama proses kegiatan
proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi aktivitas guru ditunjukan untuk mendapat
informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti untuk memberikan pemahaman
peserta didiknya. Sedangkan lembar observasi peserta didik ditujukan untuk mendapatkan informasi
tingkat efektivitas peserta didik dalam hasil pembelajaran yang terdapat dalam aspek-aspek efektif dan
psikomotor peserta didik.
2. Lembar tes tertulis
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.7 Tes tertulis jenis tes dimana tester
dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memberikan
jawabannya juga secara tertulis.8 Materi tes yaitu tentang menghindari akhlak tercela, soal tes
berbentuk pilihan ganda.

F. Teknik analisis data


Analisis data adalah proses pencarian data pengaturan secara sistematik catatan-catatan, dan bahan-
bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan
memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.
Setelah semua kegiatan mengumpulkan data selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya dalam
penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap semua data yang diperoleh selama penelitian.9
Tujuan analisis adalah untuk menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan adapun data
yang dianalisis yaitu:
1. Analisis data observasi aktivitas guru dan peserta didik
Data dari hasil pengamatan (observasi) aktivitas guru dan peserta didik selama proses pembelajaran
dalam penelitian ini dianalisis menggunakan rumus:

Katagori penilaian aktivitas guru dan pesertadidik


Keterangan:
Baik : baik apabila memperoleh skor 80-100 Baik =3
Cukup : apabila memperoleh skor 60-79 Cukup =2
Kurang : apabila memperoleh skor 0-59 Kurang =1
2. Analisis data testertulis
Data dari hasil tes tertulis peserta didik berupa pre-test dan post- test selama proses pembelajaran
dalam penelitian ini dianalisis menggunakan rumus:

Keterangan penilaian tes tertulis peserta didik


Baik : baik apabila memperoleh skor 80-100
Cukup : apabila memperoleh skor 60-79
Kurang : apabila memperoleh skor 0-59
Selanjutnya peserta didik dikatakan telah memahami pelajaran akidah akhlak menghindari akhlak
31
tercela, apabila mendapat kriteriabaik didalam penilaian, data yang diperoleh peneliti, kemudian dioleh
dan dianalisis serta yang dihimpun dari hasil observasi dan tes.
3. Analisis data nilai ketuntasan
Peserta didik , apabila mendapat kiteria baik .dan apabila nilai yang diperoleh mencapai nilai KKM
sebesar 75 dengan kriteria cukup dengan penilaian.
Sedangkan indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah jika 80% dari jumlah peserta
didik yang ada di kelas tersebut mampu mencapai nilai yang telah ditentukan. Untuk menentukan
seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran, dianalisis dengan
menggunakan rumus (%) yaitu:

Keterangan:
P = angka persentase yang dicari
F = jumlah peserta didik yang tuntas
N = jumlah peserta didik didalam kelas

32
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 8 s/d 21 Desember 2022 di SDN 2 Lembak. Dalam hal ini
yang menjadi sabjek penelitian adalah peserta didik kelas III yang berjumlah 18 orang pada tahun
ajaran 2022/2023. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar sumbangan
implementasi model discovery learning untuk keefektifan dalam meningkatkan hasil belajar bidang
study PAI shalat Kewajibanku materi Inti Shalat, Hikmah dan praktik Shalat selama proses
pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga (3) tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan
pembelajaran dan tahap pelaksanaan evaluasi.
1. Tahap persiapan
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mendatangi sekolah menjumpai kepala sekolah terlebih
dahulu untuk meminta izin melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mempersiapakan segala
perangkat intrumen peneliti yang dikonsultasikan dengan pembimbing yaitu berupa observasi aktivitas
guru siklus I dan siklus II, observasi aktivitas peserta didik siklus I dan siklus II untuk mengetahui
model pembelajaran yang akan diterapakan pada saat pembelajaran, serta tes berupa soal pilihan ganda
yang akan diberikan kepada peserta didik siklus I dan II.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tanggal 8 s/d 21 Desember 2022 peneliti melakukan kegiatan pembelajaran shalat kewajibanku
pada materi bahasan Inti Shalat, Hikmah dan praktik Shalat.
3. Tahap evaluasi
Selama berlangsungnya pembelajaran peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan
aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dan 5 menit sebelum pembelajaran
berakhir peneliti memberikan tes berupa soal pilihan ganda kepada peserta didik. Dari hasil observasi
serta tes tersebut berguna untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan pada saat
pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning terhadap Inti Shalat, Hikmah dan
praktik Shalat pada siswa kelas III

B. Penyajian Hasil Penelitian


Penelitian ini adalah Peneitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak dua siklus.Dalam
setiap siklus dilakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini
dilakukan di SDN 2 Lembak mulai tanggal 8 s/d 21 Desember 2022. Kelas yang menjadi subjek dalam
penelitian ini adalah kelas III, dengan jumlah peserta didik 18 orang.
Tabel: 2 Nilai Pre-Tes Peserta Didik Kelas III SDN 2 Lembak
No Nama PesertaDidik KKM Nilai Keterangan
1. Jefy Cahaya Nagisa 75 80 Tuntas
2. Mutiara Cantika Khalista 75 80 Tuntas
3. Cahaya Gebbyta 75 60 Tidak tuntas
4. Alfhada Iswaya 75 60 Tidak tuntas
5. Mutiara Sakhi Ramadani 75 80 Tuntas
6. Laila Putri Zahira 75 40 Tidak tuntas
7. Mersela Adinda Putri 75 80 Tuntas
8. Afiqa Naila Vanesya 75 60 Tidak tuntas
9. Tasya Yuanita Caesar 75 80 Tuntas
10. Juna Afrilio 75 80 Tuntas
33
11. Azka Purnama 75 80 Tuntas
12. Raka Abyan Pranaja 75 80 Tuntas
13. Muhammad Rhohid A 75 40 Tidak tuntas
14. Try Rezeky srya Abbadi 75 80 Tuntas
15. Alan Dito Arjuna R 75 60 Tidak tuntas
16. Naura Adinda Zahra 75 80 Tuntas
17. Rizky Amanda Kurniasih 75 60 Tidak tuntas
18. M.Abri A 75 60 Tidak tuntas

Sumber: Nilai Peserta Didik Di Kelas Pada Tanggal 8 Desember 2022.

1. Siklus I
a. Tahapan Perencanaan
Sebelum melakukan proses mengajar terlebih dahulu, peneliti mempersiapkan RPP, LKPD,
mempelajari materi yang akan di ajarkan kepada siswa, mempersiapkan media yang sesuai dengan
model discovery learning di hari tersebut.
b. Tahapan Tindakan
Guru mengajar sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkannya, pada saat kegiatan pendahuluan guru
memotivasi peserta didik supaya lebih fokus saat pembelajaran berangsung. Dalam kegiatan inti guru
membagi peserta didik berkelompok yang terdiri atas 4 kelompok mencari dan mendiskusikan materi
pada hari tersebut dengan model discovery learning.Pada kegiatan penutup guru membimbing siswa
menyimpulkan pembelajaran dan mengerjakan soal evaluasi.
c. Tahap Pengamatan
1) Observasi Aktivitas Peserta Didik
Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus l dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3 Aktivitas Peserta Didik pada Siklus I
Skala
Aktivitas yang diamat Pengamatan
No 1 2 3 4
1 Pendahuluan
a. Menjawab salam

b. Mendengar guru sedang mengabsen siswa
c. Mendengarkan guru yang sedang √
menyampaikan apersepsi
d. Mendengarkan motivasi yang √
disampaikan oleh guru
e. Mendengarkan tujuan pembelajaran
f. Mendengarkan secara seksama cara-cara

model pembelajaran discovery learning
yang dijelaskan oleh guru sebelum
memulai pembelajaran. √

2 Kegiatan Inti
a. Mendengarkan penjelasan materi yang
disampaikan guru

b. Membentuk kelompok sesuai dengan
arahan guru √
c. Menerima tugas yang diberikan oleh guru
d. Melakukan model discovery learning √
e. Mendiskusikan waktu yang dibutuhka
dengan guru untuk menemukan, tugas dari √
masing-masing kelompok
f. Menyampaikan hal-hal yang belum
dimengerti kepada guru. √

34
3 Penutup
a. Menyimpulkan materi pembelajaran
b. Mengerjakan evaluasi √
c. Mendengarkan judul materi selanjutnya


yang disampaikan guru
d. Menjawab salam dan berdo‟a untuk
mengakhiri pembelajaran. √
Jumlah Skor 44
Rata-rata 2.75
Persentase 68,75%
Kategori cukup

Sumber: Aktivitas Peserta Didik Siklus I, 16 Desember 202.


Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Rumus mencari aktivitas peserta didik

P = 𝐹 𝑥 100%
𝑁

P = 44 x 100%
64

P = 68,75%

Berdasarkan hasil aktivitas peserta didik pada pelaksanaan pembelajaran Siklus I di


persentasekan menjadi 68,75%. dari hasil observasi. Aktivitas peserta didik yang di amati termasuk
ke dalam kategori cukup. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik pada
siklus pertama tidak mencapai tujuan Pembelajaran yang di harapkan.
Adapun pada kegiatan pendahuluan menjawab salam,menjawab absen, mendengar motivasi
dari guru dan, mendengarkan tujuan pembelajaran dikategorikan baik.
Kegiatan inti, peserta didik mendengarkan penjelasan materi pembelajaran yang disampaikan guru
dikatagorikan baik, membentuk kelompok dikatagorikan cukup, menerima tugas yang diberikan
dikatagorikan baik, melakukan model discovery learning dikatagorikan cukup, mendiskusikan waktu
yang dibutuhkan dengan guru untuk menemukan tugas dari masing-masing kelompok dikatagorikan
baik, dan menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dikatagorikan cukup.
Kegiatan penutup menyimpulkan materi pembelajaran dikatagorikan cukup,mengerjakan
evaluasi,mendengarkan judul materi selanjutnya dan menjawabsalam doa mengakhiri pembelajaran
dikatagorikan baik.
2) Hasil Belajar Peserta Didik
Setelah pembelajaran pada siklus l, guru memberikan soal post- test yang diikuti oleh 18 orang
pada kelas III. Nilai hasil test belajar siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel: 4 Hasil Tes Belajar siswa Pada Siklus I

No Nama Peserta Didik KKM Nilai Keterangan


1. Jefy Cahaya Nagisa 75 80 Tuntas
2. Mutiara Cantika Khalista 75 90 Tuntas
3. Cahaya Gebbyta 75 70 Tidak tuntas
4. Alfhada Iswaya 75 60 Tidak tuntas
5. Mutiara Sakhi Ramadani 75 80 Tuntas
6. Laila Putri Zahira 75 60 Tidak tuntas
7. Mersela Adinda Putri 75 80 Tuntas
35
8. Afiqa Naila Vanesya 75 80 Tuntas
9. Tasya Yuanita Caesar 75 90 Tuntas
10. Juna Afrilio 75 80 Tuntas
11. Azka Purnama 75 90 Tuntas
12. Raka Abyan Pranaja 75 80 Tuntas
13. Muhammad Rhohid A 75 60 Tidak tuntas
14. Try Rezeky srya Abbadi 75 80 Tuntas
15. Alan Dito Arjuna R 75 70 Tidak tuntas
16. Naura Adinda Zahra 75 80 Tuntas
17. Rizky Amanda Kurniasih 75 70 Tidak tuntas
18. M.Abri A 75 50 Tidak tuntas
Jumlah 1,350
Sumber: Nilai Hasil Belajar peserta Didik Siklus I, 16 Desember 2022

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individual) jika proporsi jawaban benar
peserta didik 75%.
Rumus mencari hasil belajar peserta didik
P = 𝐹 𝑥 100%
𝑁

P = 11 x 100%
18
P = 65%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 11 atau 61% siswa yang sudah
tuntas belajarnya nilainya sudah mencapai kkm 75,sedangkan 7 atau 39% siswa belum tuntas dan
ketuntasan secara klasikal 65% siswa di kelas tersebut tuntas belajar oleh karena itu disampaikan
bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal untuk siklus I belum tercapai.
Tabel 5 Analisis Aktivitas Guru dan Peserta Didik pada Siklus I
Aktivitas Peserta Didik Keterangan
64 Skor Maksimal
44 Skor Yang di Peroleh
2.75 Rata-rata
68.75% Persentase
Cukup Kategori
Sumber: Hasil Analisis Peserta Didik Siklus I.

d. Tahap Refleksi
Melakukan evaluasi tindakan dari hasil penemuan proses pembelajaran adapun yang perlu diperbaiki
di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Kelemahan peserta didik dan guru
a) Terdapat 7 peserta didik yang hasil belajarnya belum mencapai skor ketuntasan dikarenakan
peserta didik kurang fokus pada saat pembelajaran berlangsung
b) Peserta didik kurang menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari bacaan buku peserta
didik
c) Perhatian peserta didik kurang.
d) Kerja sama dengan kelompok.
e) Peserta didik masih ada yang kurang mampu menjawab soal tes.
f) Guru masih kurang maksimal dalam menguasai kelas III SDN 2 Lembak.
2) Keberhasilan peserta didik dan guru
a) Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru dengan baik.
b) Peserta didik mendengarkan langkah pembelajaran discovery learning dengan baik.
c) Peserta didik mencari jawaban dari tugas yang diberikan dengan baik.
d) Kemampuan guru mengelola waktu dengan baik.
36
e) Kemampuan guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dengan baik.

Melanjutkan keberhasilan dan kekurangan yang ditemukan di siklus I, guru bersama pengamat,
melanjutkan siklus ke II untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan pada penelitian tindakan
kelas pada siklus sebelumnya supaya lebih berkembang dan semakin baik.

2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Siklus II
Perencanaan merupakan tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti. Pada tahap awal
perencanaan pada siklus II, yaitu dengan mempersiapkan segala keperluan dan langkah-langkah
dalam melakukan penelitian, sama seperti hal yang dilakukan pada siklus I. Langkah awal yang
dilakukan seperti, mempersiapkan RPP, media pembelajaran, LKPD, serta menyusun soal post test.
Pada siklus ini juga akan dilakukan perbaikan siklus sebelumnya, supaya lebih efektif dalam
mengelola waktu pembelajaran, harus mengetahui kepribadian murid, memberikan perhatian yang
sama ke semua peserta didik, membagi ringkasan materi yang mudah di pahami peserta didik.
b. Tahap Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil dari siklus pertama tersebut, perlu adanya perbaikan tindakan kelas siklus ll
yang akan dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2022. agar pembelajaran berlangsung maksimal,
kegiatan pembelajaran pada siklus II lebih memfokuskan penguasaan kelas,mengelola waktu dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
c. Tahap Pengamatan Siklus II
Hasil pengamatan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran melalui model discovery
learning dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
1) Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Hasil pengamatan aktivitas peserta didik pada RPP dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6 Aktivitas Siswa Siklus II.
Skala
Pengamatan
No. Aktivitas yang diamati 1 2 3 4
1 Pendahuluan
a. Menjawab salam

b. Mendengar guru sedang mengabsen siswa
c. Mendengarkan guru yang sedang

menyampaikan apersepsi √
d. Mendengarkan motivasi yang disampaikan oleh guru
e. Mendengarkan tujuan pembelajaran
f. Mendengarkan secara seksama cara-cara model √

pembelajaran discovery learning yang dijelaskan
oleh guru sebelum
memulai pembelajaran.

2 Kegiatan Inti
a. Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan
guru

b. Membentuk kelompok sesuai dengan arahan guru
c. Menerima tugas yang diberikan oleh guru
d. Melakukan model discovery learning √
e. Mendiskusikan waktu yang dibutuhka dengan guru
untuk menemukan, tugas dari masing-masing √
kelompok √
f. Menyampaikan hal-hal yang belum dimengerti
kepada guru.

37

3 Penutup
a. Menyimpulkan materi pembelajaran √
b. Mengerjakan evaluasi
c. Mendengarkan judul materi selanjutnya yang √
disampaikan guru √
d. Menjawab salam dan berdo‟a untuk
mengakhiri pembelajaran. √
Jumlah Skor 61
Rata-rata 3,8
Persentase 95,3%
Kategori Sangat baik
Sumber: Aktivitas Peserta Didik Siklus II, 21 Desember 2022
Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup

3 = Baik
4 = Sangat Baik
Rumusan mencari aktivitas peserta didik

P = 𝐹 𝑥 100%
𝑁

P = 61 x 100%
64
P = 95,3%

Tabel di atas terlihat bahwa aktivitas peserta didik dalam pembelajaran shalat kewajibanku
materi inti shalat, hikmah shalat dan praktik shalat, aktivitasnya bertambah baik dari pada siklus
pertama. Pada tahap ini aktivitas peserta didik mencapai kategori sangat baik yaitu 95,3%. Hal ini
menyebabkan guru sangat mempertahankan aspek yang sudah dimiliki sehingga peserta didik
bertambah tertarik terhadap model pembelajaran discovery learning.
Kegiatan pendahuluan menjawab salam, menjawab absen, mendengar guru yang sedang
menyampaikan apersepsi dikatagorikan sangat baik, mendegarkan motivasi dari guru dikatagorikan
baik dan mendegarkan tujuan pembelajaran dan mendengarkan cara-cara pembelajaran discovery
learning dikatagorikan sangat baik.
Di kegiatan inti peserta didik mendengarkan dan menjelaskan materi pembelajaran yang di
sampaikan guru, membentuk kelompok sesuai arahan yang dibagikan guru,menerima tugas yang
diberikan guru,melaksanakan model discovery learning,mendiskusikan waktu yang dibutuhkan
dengan guru untuk menemukan tugas dari masing- masing kelompok dikatagorikan sangat baik, dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti kepada guru dikatagorikan baik.
Kegiatan penutup, menyimpulkan materi pembelajaran bersama- sama dikatagorikan baik,
mengerjakan evaluasi. Mendengarkan penguatan yang disampaikan guru menjawab salam dan
berdoa untuk mengakhiri pembelajaran menjawab salam dan doa dikategorikan sangat baik.
Tabel 7 Nilai Tes Siklus II

No Nama PesertaDidik KKM Nilai Keterangan


1. Jefy Cahaya Nagisa 75 90 Tuntas
2. Mutiara Cantika Khalista 75 90 Tuntas
3. Cahaya Gebbyta 75 80 Tuntat
38
4. Alfhada Iswaya 75 80 Tuntas
5. Mutiara Sakhi Ramadani 75 80 Tuntas
6. Laila Putri Zahira 75 80 Tuntas
7. Mersela Adinda Putri 75 90 Tuntas
8. Afiqa Naila Vanesya 75 80 Tuntas
9. Tasya Yuanita Caesar 75 90 Tuntas
10. Juna Afrilio 75 90 Tuntas
11. Azka Purnama 75 90 Tuntas
12. Raka Abyan Pranaja 75 90 Tuntas
13. Muhammad Rhohid A 75 70 Tidak tuntas
14. Try Rezeky srya Abbadi 75 90 Tuntas
15. Alan Dito Arjuna R 75 80 Tuntas
16. Naura Adinda Zahra 75 80 Tuntas
17. Rizky Amanda Kurniasih 75 80 Tuntas
18. Jefy Cahaya Nagisa 75 60 Tidak tuntas
Jumlah 1,490
Sumber: Nilai Peserta Didik di Kelas Pada Tanggal 21Desember 2022.

Berdasarkan hasil belajar peseta didik pada siklus ke II di atas dapat dilihat adanya peningkatan
dari siklus l. pada siklus sebelum nya ada 7 peserta didik yang belum mencapai KKM, pada siklus ke
2 ini menjadi 2 orang sedangkan peserta didik lainnya dinyatakan tuntas.

Untuk melihat hasil belajar peserta didik tuntas secara klasikal dapat ditentukan pada rumusnya
bertikut:
P = 𝐹 𝑥 100%
𝑁

P = 16 x 100%
18
P = 89 %

Dapat di simpulkan bahwa hasil belajar peserta didik XII-IPS 2 Aceh Besar pada siklus II
dikategorikan baik sekali, yaitu 90% sudah mencapai ketuntasan secara klasikal.
Tabel 8 Analisis Observasi Guru dan Peseta Didik Silus II
Aktivitas Peserta Didik Keterangan
64 Skor Maksimal
61 Skor yang di Peroleh
3.8 Rata-rata
95,3% Persentase
Sangat baik Kategori
Sumber: Hasil analisis aktivitas guru dan peserta didik siklus II.
a. Tahap Refleksi
Uraian hasil refleksi observasi siklus II sebagai berikut, hasil belajar peserta didik yang sudah
mencapai KKM secara individu sebanyak 16 orang atau 89% ketuntasan hasil belajar peserta didik
melalui penerapan model discovery learning pada mata pelajaran shalat kewajibanku materi inti
shalat, hikmah shalat dan praktik shalat, untuk siklus II di kelas III di SDN 2 Lembak sudah
mencapai ketuntasan secara klasikal.
Hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus ke II terlihat bahwa aktivitas peseta didik
dalam pembelajaran sudah semakin baik semua langkah-langkah pembelajaran model discovery
learning dilaksanakan.Persentase aktivitas peserta didik pada siklus ke II adalah. 95,3%
peningkatannya sebesar 26,6% dari siklus I.
Hasil belajar peserta didik melalui penerapan model discovery learning pada pelajaran akidah
akhlak pada menghindari akhlak tercela membuktikan dapat meningkat kan hasil belajar peserta
didik pada siklus II. hal ini di karenakan belajar dalam kelompok dapat memperkecil rasa takut
39
peserta didik. Belajar dalam kelompok dapat membuat peserta didik lebih aktif.dengan penerapan
model discovery learning peserta didik lebih terpacu dan lebih siap, serta mampu menambah
pemahamanpeserta didik.
Berikut hasil temuan hasil belajar peserta didik dari shalat kewajibanku materi inti shalat,
hikmah shalat dan praktik shalat dalam penerapan model discovery learning dari siklus I dan II.

3. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I dan Siklus II


Pada siklus penelitian, terdapat 7 peserta didik yang belum tuntas belajarnya dan sebanyak 11
peserta didik tuntas. pada siklus II terdapat 16 peseta didik tuntas, dan masih terdapat 2 peserta didik
yang nilainya belum tercapai KKM.
Tabel 9 Nilai Hasil Belajar Peserta Didik dari Penerapan Model discovery learning
Siklus I dan Siklus II.
Hasil Nilai Tes
NO Nama PesertaDidik
Siklus I Siklus II Keterangan
1. Jefy Cahaya Nagisa 80 90 Tuntas
2. Mutiara Cantika Khalista 90 90 Tuntas
3. Cahaya Gebbyta 70 80 Tuntat
4. Alfhada Iswaya 60 80 Tuntas
5. Mutiara Sakhi Ramadani 80 80 Tuntas
6. Laila Putri Zahira 60 80 Tuntas
7. Mersela Adinda Putri 80 90 Tuntas
8. Afiqa Naila Vanesya 80 80 Tuntas
9. Tasya Yuanita Caesar 90 90 Tuntas
10. Juna Afrilio 80 90 Tuntas
11. Azka Purnama 90 90 Tuntas
12. Raka Abyan Pranaja 80 90 Tuntas
13. Muhammad Rhohid A 60 70 Tidak tuntas
14. Try Rezeky srya Abbadi 80 90 Tuntas
15. Alan Dito Arjuna R 70 80 Tuntas
16. Naura Adinda Zahra 80 80 Tuntas
17. Rizky Amanda Kurniasih 70 80 Tuntas
18. M.Abri A 50 60 Tidak tuntas
Jumlah 1,350 1,490
Sumber: Nilai Hasil Siklus I dan Siklus II.

Keberhasilan penelitian dari keseluruhan siklus dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel:10 Peningkatan Hasil Belajar dari Siklus I dan Siklus II
No Aspek Yang Siklus I Siklus Peningkata
Tercapai II n
1. Aktivitas Peserta 68,7 95.3 26,6%
Didik
2. Hasil Tes Belajar
Peserta Didik 61 89 28%
Sumber: Keberhasilan Penelitian dari Keseluruhan Siklus.

Berdasarkan tabel 10 terlihat bahwa aktivitas guru aktivitas peserta didik dari 68,7% menjadi
95,3% peningkatannya sebesar 26,6%. Hasil tes belajar peserta didik pada siklus pertama adalah
61% namun pada siklus ll meningkat terjadi 89% peningkatan sebesar 28%.

C. Analisis hasil penelitian


1. Aktivitas Peserta Didik Dalam implementasi Model discovery learning pada pembelajaran shalat
kewajibanku materi inti shalat, hikmah shalat dan praktik shalat di Kelas III SDN 2 Lembak.
Pengamatan aktivitas belajar peserta didik selama pembelajaran dengan Penerapan model

40
pembelajaran discovery learning, berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peserta didik pada waktu
pembelajaran di ketahui bahwa aktifitas peserta didik tidak efektif karena peserta didik belum
terbiasa dengan model discovery learning oleh karena itu guru mengarahkan supaya peserta didik
fokus dan berkonsentrasi untuk memahami apa yang sedang dikerjakan.
Setelah guru melakukan refleksi pada siklus I siklus II prestanse aktivitas peserta didik terlihat
sudah semakin baik.Peserta didik sudah semakin memahami langkah-langkah model discovery
learning dan semua kriteria nya dijalankan karena sudah terbiasa.
Berdasarkan kriteria yang sudah dilakukan pada setiap aspek pengamatan dapat di simpulkan
bahwa aktivitas peserta didik untuk masing-masing kategori adalah baik. Dimyati dan Modjono
mengemukakan bahwa pembelajaran dikatakan efektif apabila anak memiliki sifat aktif, konsruktif
dan mampu merencanakan sesuatu.Anak mampu mencari, menemukan, dan menggunakan
pengetahuan yang telah di perolehnya.Peserta didik tidak hanya pasif menerima informasi dari guru
tetapi peserta didik juga berusaha untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Hasil analisis pada
aktivitas siklus II diketahui adanya peningkatan pada siklus I nilai persentase aktivitas peserta didik
adalah 68,7% dengan kriteria cukup. kemudian pada siklus II nilai aktivitas peserta didik adalah
95,3% kriterianya sangat baik. Terlihat Model discovery learning dapat memperbaiki proses
pembelajaran yang selama ini kurang kreatif dan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Dan
peserta didik tidak merasa bosan dalam belajar.di karenakan ada permainan yang membuat peserta
didik harus berfikir dan peserta didik terlibat secara aktif dalam menerima pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
2. Hasil Belajar Peserta
Dalam implementasi Model discovery learning pada pembelajaran shalat kewajibanku materi
inti shalat, hikmah shalat dan praktik shalat di Kelas III SDN 2 Lembak melalui penerapan model
discovery learning maka diadakan tes pada setiap akhir pertemuan. Tes diadakan setelah
pembelajaran berlangsung bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan, setelah hasil tes terkumpul maka data tersebut diolah dengan melihat kriteria KKM
SDN 2 Lembak yaitu 75.
Berdasarkan hasil tes pada siklus I terdapat 7 (39%) peserta didik dari 18 peserta didik belum
tuntas hasil belajarnya dan yang tuntas belajarnya 11 peserta didik (61%). Kategori ketuntasan
peserta didik dalam pembelajaran adalah jika mencapai 75%.Ketuntasan secara klasikal pada siklus I
belum tercapai.Hal ini terjadi karena kurangnya kemampuan konsentrasi dan peserta didik belum
terbiasa dengan model pembelajaran discovery learning, Jadi untuk mengatasi hal ini, guru harus
meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga peserta didik selalu aktif, dan Mandiri dalam
pembelajaran.
Siklus II terdapat 2 (11%) peserta didik yang belum tuntas belajarnya.Kategori ketuntasan
peserta didik dalam pembelajaran secara klasikal adalah jika mencapai 75%. Pada siklus II guru
memberikan motivasi belajar peserta didik sehingga peserta didik selalu aktif, Mandiri dalam
pembelajaran, sehingga dapat merubah hasil belajar menjadi lebih baik. Dengan demikian hasil tes
belajar peserta didik pada siklus II tuntas secara klasikal.
Hasil analisis data dari masing-masing siklus menunjukkan bahwa penerapan model discovery
learning dapat meningkatkan hasil belajar shalat kewajibanku materi inti shalat, hikmah shalat dan
praktik shalat di Kelas III SDN 2 Lembak. . Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari peningkatan
nilai peserta didik pada tes koognitif dan nilai rata-rata kognitif dari guru Akidah akhlak serta pada
siklus I dan siklus II.
41
Tabel 11 Jumlah Peserta Didik Yang Tuntas dan Tidak Tuntas Belajar Pada Siklus I

Kriteria Jumlah Peserta Didik Persentase


Tuntas 70 – 100 11 61%
Tidak Tuntas 0 -69 7 39%
Jumlah 18 100%
Sumber: Nilai Evaluasi Peserta Didik Siklus I pada Tanggal 16 Desember 2022.

Tabel 12 Jumlah Peserta Didik Yang Tuntas dan Tidak Tuntas Belajar Pada silus II
Kriteria Jumlah Peserta Didik Persentase
Tuntas 70 – 100 16 89%
Tidak Tuntas 0 -69 2 11%
Jumlah 18 100%
Sumber: Nilai Evaluasi Peserta Didik Siklus II pada Tanggal 23 september 2020.

Tabel 4.18 Perbandingan Nilai Hasil Belajar


Peserta Didik dari Pre-Tes, dengan siklus I, dan siklus II.
Hasil Nilai Tes
Nama PesertaDidik
NO Pretes Siklus I Siklus II
1. Jefy Cahaya Nagisa 80 80 90
2. Mutiara Cantika Khalista 80 90 90
3. Cahaya Gebbyta 60 70 80
4. Alfhada Iswaya 60 60 80
5. Mutiara Sakhi Ramadani 80 80 80
6. Laila Putri Zahira 40 60 80
7. Mersela Adinda Putri 80 80 90
8. Afiqa Naila Vanesya 60 80 80
9. Tasya Yuanita Caesar 80 90 90
10. Juna Afrilio 80 80 90
11. Azka Purnama 80 90 90
12. Raka Abyan Pranaja 80 80 90
13. Muhammad Rhohid A 40 60 70
14. Try Rezeky srya Abbadi 80 80 90
15. Alan Dito Arjuna R 60 70 80
16. Naura Adinda Zahra 80 80 80
17. Rizky Amanda Kurniasih 60 70 80
18. M.Abri A 60 50 60
Jumlah 1,340 1,350 1,490
Sumber: Nilai pre-tes dan Hasil Belajar Model discovery learning Siklus I danSiklus II.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan nilai hasil belajar peserta didik
mengalami peningkatan setelah diterapkan model discovery learning. Akan tetapi masih ada
beberapa orang yang belum mencapai KKM (75) pada siklus II yaitu Muhammad Rhohid A (70),
dan M.Abri A (60), sehubungan dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang belum dikuasai
oleh kedua peserta didik tersebut maka guru perlu melakukan remedial agar peserta didik dapat
mencapai hasil yang memuaskan, tuntas dalam belajar dan mencapai nilai (KKM), untuk itu peneliti
mengadakan pelaksanaan remedial sebagai alternatif untuk memengaruhi daya ingat peserta didik
untuk mengulang kembali materi pembelajaran yang telah disampaikanoleh guru.
Adapun remedial menurut Suharsimi Arikunto remedial adalah kegiatan yang diberikan kepada
peserta didik yang belum menguasai bahan pembelajaran yang ada diberikan oleh guru dengan
maksud mempertinggi tingkat penguasaan terhadap bahan pembelajaran tersebut.1Menurut sukardi
remedial adalah upaya guru (dengan atau tanpa bantuan) untuk memungkinkan individu atau
kelompok siswa dengan karakteristik tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya (meningkatkan
prestasi penyesuaian kembali) seoptimal mungkin sehingga dapat memahami kriteria keberhasilan
42
minimal yang diharapkan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa remedial merupakan upaya
perbaikan terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, peserta didik dikatakan
mengalami kesulitan belajar jika peserta didik tersebut belum mencapai nilai standar minimal
(KKM), kemudian peneliti melakukan remedial pada tanggal 23 Desember 2022 di SDN 2 Lembak,
dan memperoleh hasil dari remedial peserta didik yaitu Muhammad Rhohid A (80), dan M.Abri A
(90)yang mana nilai kedua peserta didik tersebut telah mencapai (KKM) secara tuntas.
Setelah diterapkan model discovery learning pada siklus I diketahui bahwa hasil belajar peserta
didik belum tuntas terdapat 7 peserta didik yang belum mencapai KKM.Kemudian penelitian ini
dilanjutkan ke siklus II karena dengan harapan supaya peserta didik kelas III SDN 2 Lembak bisa
mencapai nilai hasil belajar yang baik, pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar peserta didik adalah
89%.persentase peningkatan hasil belajar peserta didik sampai siklus II dari siklus I adalah 28%.
Pemberian tes siklus I dilakukan pada tanggal 16 Desember 2022 dan tes siklus II pada tanggal
21 Desember 2022. Dari hasil analisis data diperoleh nilai hasil belajar peserta didik pada siklus I,
terdapat 11 peserta didik yang nilainya mencapai KKM (75) atau 61% peserta didik tuntas, dan 7
(39%) peserta didik belum tuntas. Nilai hasil belajar peserta didik di siklus II terdapat peningkatan
sebanyak 28% dari pada siklus I, pada sklus II ada 16 peserta didik yang mencapai KKM atau 89%
peserta didik yang tuntas, dan 2 lainnya masih belum tuntas belajar pada materi .
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery
learning, bisa menigkatkan pemahaman peserta didik tentang materi inti shalat, hikmah shalat dan
praktik shalat. Peserta didik memperoleh nilai KKM di siklus II 89%. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa model pembelajaran discovery learning bisa meningkatkan hasil belajar peserta
didik.

43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diteliti yaitu tentang implementasi model discovery
learning pada pembelajaran akidah akhlak materi menghindari akhlak tercela di MAN 2 Aceh Besar,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa pada siklus I dengan nilai 68,7% dengan katagori cukup, pada siklus II
memperoleh nilai 95,3% dengan katagori sangat baik, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas
guru dan siswa dalam implementasi model discovery learning sangat baik dalam pembelajaran
akidah akhlak dengan materi menghindari akhlak tercela.
2. Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah penerapan model discovery learning pada mata
pelejaran shalat kewajibanku materi inti shalat, hikmah shalat dan praktik shalat, siklus I
memperoleh nilai ketuntasan secara klasikal yaitu 61, dan pada siklus II dengan nilai 89, maka
dapat disimpulkan siswa kelas III SDN 2 Lembak dalam materi shalat kewajibanku materi inti
shalat, hikmah shalat dan praktik shalat tuntas secara klasikal.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diatas,dalam implementasi model discovery learning pada
pembelajaran shalat kewajibanku materi inti shalat, hikmah shalat dan praktik shalat di Kelas III
SDN 2 Lembak maka perlu dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:
1. Diharapakan kepada setiap guru supaya dapat menerapakan model discovery learning dalam mata
pelajaran yang lain bukan hanya pada pelajaran akidah akhlak.
2. Diharapkan kepada setiap guru akidah akhlak agar dapat menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi yang sesuai dengan materi diajarkan dengan proses pembelajaran.
3. Diharapkan kepada penelitian selanjutnya agar model discovery learning ini dapat diterapkan
pada materi lain yang lebih luas.

44
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan
Implementasi KuirikuluM 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar,

Bandung: Pustaka Setia, 2000.


Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pusaka Setia, 2005.

Agus N Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler,
Yogjakarta: Diva Press, 2019.
Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawwir, Yogyakarta: Pustaka Progresif, 2003.
Alamsyah Said, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences, Jakarta: Kencana, 2015.
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Binti Maunah, Pendidikan Kurikulum SD- Mi, Surabaya: Elkaf, 2009.

Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Darmadi, Pengembangan
Model Metode Pembelajaran Dalam di
Namika Belajar Siswa, Jakarta: Depublish, 2017.

Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pendoman Ilmu Jaya, 2008. Fuhaim Musthafa, Manhaj
Pendidikan Anak Muslim Terj, Abdillah
Obid dan Yessi Hm. Basyaruddin, Jakarta Selatan: Mustaqim,
2003.
Idrus Alwi, Panduan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan, Jakarta: Saraz Publizing, 2014.
Iman Funawan, Metode Penelitian Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rajawali Press, 2010. Kunandar, Penilaian Autentik
Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum, 2013, Jakarta: Raja Grafindo, 2015.
Kunandar, Penilaian Kotentik Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013, Jakarta: Raja Gravindo Persada, 2015.

Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis, Multidimensional, Jakarta:


Bumi Aksara, Cet I, 2012.
Max Darsono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi Dalam
Proses Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.

Muhammad M. Basyuni, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Jakarta:
2008.
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: 2004.
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.


Rahmat Djatnika, Sistem Etika Islam Akhlak Mulia, Surabaya: Pustaka Islam, 2000.
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Erlangga, 2011.

45
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001. Roestiyah, Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Sayful Bahri Njamarah, Psikologi Belajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2011.

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2016.

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Jakarta: Raja Wali, 2001.
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Jakarta: Rajawali, 2000.

Sukardi, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Suryosubroto, Proses Belajar
Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.
Suyitno Amin, Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran, Semarang: Rineka, 2004.

Syaifurahman dan Tri Ujiati, Manajemen Dalam Pembelajaran, Jakarta: Indeks, 2013.

Wina Sanjaya, Srategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada
Media Group, 2010.

Abdulmajid, strategi pembelajaran, bandung : remaja rosda karya, 2013.

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,

Yogyakarta,Pustaka Belajar, 2011.

Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Grafindo Persada, 1996.

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Idrus Alwi, PanduanImplementasi Kurikulum 2013 Untuk Pendidikan dan Tenaga


Kependidikan, Jakarta: Saraz Publizing, 2014.

Panduan Akademik dan Penulisan Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry
Banda Aceh, 2016.

46
LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SDN 2 LEMBAK


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam& Budi Pekerti
Kelas/Semester : III / 1
Pembelajaran 5 : Salat Kewajibanku
Materi Pokok : A. Inti Ibadah Salat
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit ( 1 x Pertemuan )
Tgl Pelaksanaan: …………………….

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI-1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya
KI-3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4 Mengerti makna salat 3.4.1 Menyebutkan arti salat.
sebagai wujud dari 3.4.2 Menjelaskan pentingnya melaksanakan
pemahaman Q.S al-Kautsar salat.
.
4.4.1 Mengidentifikasi contoh inti ibadah salat.
4.4.1 Menunjukkan contoh
makna salat sebagai wujud 4.4.2 Menunjukkan contoh inti ibadah salat
dari pemahaman Q.S al-
Kautsar .

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui tanya jawab dan bercerita, peserta didik dapat:
 Mengidentifikasi contoh inti ibadah salat dengan benar.
 Menunjukkan contoh inti ibadah salat dengan benar

D. MATERI PEMBELAJARAN
A. Inti Ibadah Salat

Salat artinya doa. Salat diartikan pula sebagai serangkaian ucapan dan gerakan tertentu yang
diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Salat dilaksanakan untuk membuktikan pengabdian diri kita kepada Allah Swt. Melaksanakan salat
berarti memohon ampunan kepada Allah Swt.
Salat merupakan ibadah yang diperhitungkan pertama kali setelah hari kiamat tiba. Salat mencegah
perbuatan keji dan mungkar.
Apakah kamu sudah terbiasa melaksanakan salat lima waktu? Di manakah kamu melaksanakan
salat lima waktu?

47
E. METODE PEMBELAJARAN
 Pendekatan : Saintifik
 Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah

F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR


 Media
- PPT tentang Inti Ibadah Shalat.
 Alat
- Laptop, Infokus, Layar
- Kertas
 Sumber Belajar
- Buku Guru & Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas III SD/MI,
Penulis: M. Kholid Fathoni dan Achmad Hasim, Kemdikbud, Jakarta, 2015.
- PTT Tentang Inti Ibadah Shalat.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan 5 menit
1) Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo‟a bersama dipimpin
oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat.
2) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
3) Mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan materi.
4) Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai
5) Guru menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan.

2. Kegiatan Inti 25
1) Mengamati / Observasi menit
a) Peserta didik mengamati tayangan penjelasan tentang inti ibadah
shalat melalui media alat peraga dan slide LCD Projector.
2) Menanya
a) Peserta didik melakukan tanya jawab mengenai tayangan tentang
inti ibadah shalat yang telah dicermatinya.
3) Eksplorasi
a) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dengan
kemampuan yang beragam.
b) Setiap peserta didik membaca dan menemukan konsep inti ibadah
shalat di buku paket.
c) Setiap peserta didik membuat pertanyaan tertulis tentang inti ibadah
shalat beserta kunci jawabannya.
d) Setelah membuat pertanyaan, peserta didik dalam satu kelompok
saling bertukar dan menjawab pertanyaan yang dibuat temannya.
e) Setelah saling menjawab, peserta didik mengembalikan
pertanyaannya dan dikoreksi temannya serta memberinya
tanggapan.
4) Asosiasi
a) Dalam kelompok peserta didik saling mendiskusikan inti ibadah
shalat dan memberikan pemahaman yang benar kepada temannya.

48
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

b) Dalam kelompok peserta didik sambil berdiskusi juga mengisi


Lembar Kegiatan Siswa yang disediakan guru.
5) Komunikasi
a) Wakil kelompok peserta didik membacakan hasil diskusi yang
dituliskan dalam Lembar Kegiatan Siswa.
b) Kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok lainnya yang
dipandu oleh guru.

3. Penutup 5 menit
 Peserta didik membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru.
 Guru melakukan penilaian dan refleksi dengan mengajukan
pertanyaan atau tanggapan peserta didik.
 Guru menutup pembelajaran dengan mengajak berdo‟a bersama
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dan diakhiri dengan salam.

Mengetahui, Lembak, ........................20


Kepala Sekolah Guru Mapel PAI & Budi Pekerti

MAHDALENA, S.Pd LILIS SURYANI, S.Pd


NIP 196406261984062002 NIP 196707312006042004

49
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SDN 2 LEMBAK


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam& Budi Pekerti
Kelas/Semester : III / 1
Pembelajaran 5 : Salat Kewajibanku
Materi Pokok : B. Hikmah Salat
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Tgl Pelaksanaan: …………………….

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI-1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya
KI-3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,membaca]
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6 Mengetahui hikmah ibadah salat 3.6.1 Menyebutkan hikmah salat .
melalui pengamatan dan pengalaman 3.6.2 Menjelaskan hikmah salat .
di rumah dan sekolah.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Menyebutkan hikmah salat dengan benar.
 Menjelaskan hikmah salat dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Salat akan memberikan hikmah yang bermanfaat jika dilaksanakan dengan sempurna, memenuhi
syarat rukun, khusyu‟ dan ikhlas karena Allah Swt.
Hikmah salat di antaranya:
1. Selalu mengingat Allah Swt.
2. Mendekatkan diri kepada Allah Swt.
3. Disiplin waktu.
4. Hidup bersih.
5. Hidup tertib dan teratur.
6. Bersikap rendah hati.

50
7. Hidup damai dan menyebarkan keselamatan.
8. Hati menjadi tenang dan tenteram.
9. Membina kebersamaan, persatuan dan persaudaraan.
10. Memelihara diri dari perbuatan dosa.
E. METODE PEMBELAJARAN
 Pendekatan : Saintifik
 Model Pembelajaran : Discovery Learning ( Pembelajaran Penemuan )

F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR


 Media
- LCD projector, laptop, Gambar/Poster, tayangan tentang pedoman shalat.
 Alat
- Laptop, Infokus, Layar
- Kertas
 Sumber Belajar
- Buku Guru & Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas III SD/MI,
Penulis: M. Kholid Fathoni dan Achmad Hasim, Kemdikbud, Jakarta, 2015.
- Bahan ajar
- Sumber lain yang relevan

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Pendahuluan 5 menit
Orientasi
1) Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo‟a bersama dipimpin oleh salah seorang
peserta didik dengan penuh khidmat.
2) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
1) Mengaitkan materi/tema/kegiatan/pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
Motivasi
1) Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
1) Menyampaikan materi pelajaran yang akan dibahas
2) Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai
3) Membagi kelompok belajar
4) Guru menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pembelajaran
Orientasi peserta 1) Mengamati / Observasi 25
didik kepada a) Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan menit
masalah perhatian pada topik Hikmah Shalat dengan cara mengamati poster /
gambar-gambar tentang hikmah shalat melalui media alat peraga dan
slide LCD Projector.
b) Penjelasan pengantar kegiatan//materi secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai Hikmah Shalat untuk melatih
kesungguhan, ketelitian mencari informasi

51
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Mengorganisasi Menanya
kan peserta a) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
didik mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar contohnya : Mengajukan pertanyaan tentang Hikmah Shalat
yang tidak difahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai
dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat, misalnya :
- Mengapa sesudah melakukan shalat hati menjadi tenang?
Membimbing Mengumpulkan Informasi
penyelidikan Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
individu dan pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan :
kelompok  Mengamati obyek/kejadian, gambar/poster
 Membaca sumber lain selain buku teks, mengunjungi laboratorium
komputer perpustakaan sekolah untuk mencari dan membaca artikel
tentang Hikmah Shalat
 Mengumpulkan informasi melalui diskusi kelompok atau kegiatan
lain guna menemukan solusi masalah terkait materi pokok yaitu
Hikmah Shalat
 Saling tukar informasi tentang Hikmah Shalat dengan ditanggapi
oleh peserta didik dari kelompok lain sehingga diperoleh
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok, kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja
yang disediakan untuk mengembangan sikap teliti jujur, sopan,
emnghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melali berbagai
cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat
Mengembangka Mengkomunikasikan
n dan  Peserta didik menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
menyajikan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya
hasil karya untuk mengembangkan sikap jujur,, teliti toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat seccara sopan
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan
ditanggapi oleh kelompok lainnya
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami atau guru melemparkan
pertanyaan kepada siswa
Menganalisa & Mengasosiasikan
mengevaluasi  Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru
proses terkait pembelajaran tentang Hikmah Shalat dengan cara mengolah
pemecahan informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan mengamati
masalah dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung
dengan bantuan pertanyaan pada lembar kerja
Penutup 5 menit
 Peserta didik membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru.
 Guru melakukan penilaian dan refleksi dengan mengajukan
pertanyaan atau tanggapan peserta didik.
 Guru menutup pembelajaran dengan mengajak berdo‟a bersama
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dan diakhiri dengan salam.

Mengetahui, Lembak, ........................20


Kepala Sekolah Guru Mapel PAI & Budi Pekerti

MAHDALENA, S.Pd LILIS SURYANI, S.Pd


NIP 196406261984062002 NIP 196707312006042004
52
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SDN 2 LEMBAK


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam& Budi Pekerti
Kelas/Semester : III / 1
Pembelajaran 5 : Salat Kewajibanku
Materi Pokok : Praktik shalat
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Tgl Pelaksanaan: …………………….

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI-1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya
KI-3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
4.6 Menceritakan pengalaman 4.6.1 Menceritakan pengalaman melaksanakan
pelaksanaan ibadah salat di salat di rumah.
rumah dan sekolah. 4.6.2 Menceritakan pengalaman melaksanakan
salat di sekolah.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengamati, tanya jawab dan bercerita, peserta didikt:
 Mampu menceritakan pengalaman melaksanakan salat di rumah.
 Mampu menceritakan pengalaman melaksanakan salat di sekolah.

D. MATERI PEMBELAJARAN
A. Praktik Shalat
Ayo kamu praktikan gerakan salat berikut ini:

53
1. Berdiri tegak menghadap kiblat.
2. Takbiratul Ihram membaca Allahu Akbar.
3. Meletakkan tangan di antara pusar dan dada.
4. Ruku sambil membaca Allahu Akbar.
5. I‟tidal sambil membaca Sammi„allahuliman hamidah.
6. Sujud sambil membaca Allahu Akbar.
7. Duduk di antara dua sujud sambil membaca Allahu Akbar.
8. Duduk tasyahhud awwal sambil membaca Allahu Akbar.
9. Duduk tasyahhud akhir sambil membaca Allahu Akbar.
10. Salam

E. METODE PEMBELAJARAN
 Pendekatan : Saintifik
 Model Pembelajaran : Discovery Learning ( Pembelajaran Penemuan )
 Metode Pembelajaran : Guided Discovery Learning, diskusi, tanya jawab.

F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR


 Media
- LCD projector, laptop, Gambar/Poster, tayangan tentang pedoman shalat.
 Alat
- Laptop, Infokus, Layar
- Kertas
 Sumber Belajar
- Buku Guru & Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas III SD/MI,
Penulis: M. Kholid Fathoni dan Achmad Hasim, Kemdikbud, Jakarta, 2015.
- Video Pembelajaran
- Gambar/poster

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Pendahuluan

54
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Pendahuluan 5 menit
Orientasi
1) Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo‟a bersama dipimpin oleh salah seorang
peserta didik dengan penuh khidmat.
2) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
1) Mengaitkan materi/tema/kegiatan/pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
Motivasi
1) Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
1) Menyampaikan materi pelajaran yang akan dibahas
2) Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai
3) Membagi kelompok belajar
4) Guru menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pembelajaran
Orientasi peserta 1) Mengamati / Observasi 25
didik kepada Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan menit
masalah perhatian pada topik Praktik Shalat dengan cara :
 Melihat : Menayangkan gambar/poster tentang Praktik Shalat

 Mengamati : Lembar kerja, pemberian cotoh-contoh materi/soal


untuk dapat dikembangkan peserta didik dari media interaktif, dan
sebagainya yang berhubungan dengan Praktik Shalat

 Membaca : dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran


berlangsung), materi dari buku paket atau buku-buku penunjang
lain,, dari internet/ materi yang berhubungan dengan Praktik Shalat
 Mendengar : pemberian materi oleh guru yang berkaitan dengan
Praktik Shalat
 Menyimak : penjelasan pengantar kegiatan/ materi secar garis

55
Kegiatan Pembelajaran Waktu
besar/global tentang materi pelajaran mengenai Praktik Shalat untuk
melatih ketelitian
Mengorganisasi Menanya
kan peserta a) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
didik mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar contohnya :
 Mengajukan pertanyaan tentang Praktik Shalat yang tidak difahami
dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
- Shalat yang baik dan benar harus memenuhi ?
Membimbing Mengumpulkan Informasi
penyelidikan Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
individu dan pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan :
kelompok  Mengamati obyek/kejadian, gambar/poster
 Membaca sumber lain selain buku teks, mengunjungi laboratorium
komputer perpustakaan sekolah untuk mencari dan membaca artikel
tentang Praktik Shalat
 Mengumpulkan informasi melalui diskusi kelompok atau kegiatan
lain guna menemukan solusi masalah terkait materi pokok yaitu
Praktik Shalat
 Aktivitas :
- Mempraktikan gerakan shalat
- Mengamati gambar 1.1 dan 1.2
- Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi
- Kelompok lain menyimak dan memberikan tanggapan
 Mempraktikan :
- Menceritakan pengalaman ketika melaksanakan shalat di rumah
dan di sekolah
 Mendiskusikan :
- Saling tukar informasi tentang Praktik Shalat dengan ditanggapi
oleh peserta didik dari kelompok lain sehingga diperoleh
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok, kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar
kerja yang disediakan untuk mengembangan sikap teliti jujur,
sopan, emnghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melali berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat
Mengembangka Mengkomunikasikan
n dan  Peserta didik menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
menyajikan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya
hasil karya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat secara sopan
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan
ditanggapi oleh kelompok lainnya.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami atau guru melemparkan
pertanyaan kepada siswa
Menganalisa & Mengasosiasikan
mengevaluasi  Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru
proses terkait pembelajaran tentang Praktik Shalat dengan cara mengolah
pemecahan informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan mengamati
masalah dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung
dengan bantuan pertanyaan pada lembar kerja
Penutup 5 menit
 Peserta didik membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru.
 Guru melakukan penilaian dan refleksi dengan mengajukan
pertanyaan atau tanggapan peserta didik.
 Guru menutup pembelajaran dengan mengajak berdo‟a bersama

56
Kegiatan Pembelajaran Waktu
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dan diakhiri dengan salam.

Mengetahui, Lembak, ........................20


Kepala Sekolah Guru Mapel PAI & Budi Pekerti

MAHDALENA, S.Pd LILIS SURYANI, S.Pd


NIP 196406261984062002 NIP 196707312006042004

57
Nama Siswa : .....................................
Kelas : .....................................
Tanggal Penyerahan : .....................................

Kompetensi Dasar

3.4 Mengerti makna salat sebagai wujud dari pemahaman Q.S al-Kautsar .
4.4.1 Menunjukkan contoh makna salat sebagai wujud dari pemahamanQ.S al-Kautsar .

Tujuan Pembelajaran

 Mengidentifikasi contoh inti ibadah salat dengan benar.


 Menunjukkan contoh inti ibadah salat dengan benar

Ayo, Berlatih 1

1. Arti salat menurut bahasa adalah . . . .


2. Pengertian salat adalah . . . .
3. Salat adalah tanda . . . . kepada Allah karena Allah telah memberi kita banyak kenikmatan
4. sesuatu yang harus dipenuhi sebelum salat disebut . . . . salat
5. hal-hal yang harus dikerjakan ketika sedang salat disebut . . . . salat

58
Nama Siswa : .....................................
Kelas : .....................................
Tanggal Penyerahan : .....................................

Kompetensi Dasar

3.6 Mengetahui hikmah ibadah salat melalui pengamatan danpengalaman di rumah dan sekolah.

Tujuan Pembelajaran

 Menyebutkan hikmah salat dengan benar.


 Menjelaskan hikmah salat dengan benar.

59
Nama Siswa : .....................................
Kelas : .....................................
Tanggal Penyerahan : .....................................

Kompetensi Dasar

4.6 Menceritakan pengalaman pelaksanaan ibadah salat di rumah dan sekolah.

Tujuan Pembelajaran

 . Membiasakan melaksanakan salat tepat waktu.


 Menjelaskan pentingnya melaksanan salat dengan benar.

60
LEMBARAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I

Nama sekolah :
Kelas/semester :
Bidang studi :
Materi :
Hari tanggal :

Petunjuk pengisian lembar observasi siswa, berikan tanda chek list (√ ) pada kolom

yang menurut penilaian ibu/bapak sesuai dengan yang di amati.


1 (Kurang) 3 (Baik)
2 (Cukup) 4 (Sangat Baik)

Skala
NO Aktivitas Guru Yang Diamati pengamata
n
1 Pendahuluan 1 2 3 4
a. menjawab salam
b. Mendengar guru yang
sedangmengabsen siswa
c. Mendengar guru yang
sedangmenyampaikan
apersepsi
d. Mendengarkan motivasi
yangdisampaikan guru
e. Mendengarkan tujuan pembelajaran
f. Mendengarkan secara seksama
cara-cara model pembelajaran
discovery learning yang di
jelaskan oleh guru
sebelum memulai pelajaran
2 Kegiatan inti
a. Mendengarkan penjelasan materi
pembelajaran yang disampaikan
guru
b. Membentuk kelompok sesuai
arahanguru
c. Menerima tugas yang diberikan
oleh
guru
d. Melakukan model discovery
learning
e. Mendiskusikan waktu yang
dibutuhkandengan guru untuk
menemukan, tugas dari masing-
masing kelompok
f. Menanyakan hal-hal yang
belumdimengerti kepada
guru
3 Penutup
a. Menyimpulkan materi pembelajaran
b. Mengerjakan evaluasi
c. Mendengarkan judul materi
selanjutnya yang disampaikan
olehguru
d. Menjawab salam, dan berdo’a untuk
mengakhiri pembelajaran

61
LEMBARAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II

Nama sekolah :
Kelas/semester :
Bidang studi :
Materi :
Hari tanggal :

Petunjuk pengisian lembar observasi siswa, berikan tanda chek list (√ ) pada kolom

yang menurut penilaian ibu/bapak sesuai dengan yang di amati.


3 (Kurang) 3 (Baik)
4 (Cukup) 4 (Sangat Baik)

Skala
NO Aktivitas Guru Yang Diamati pengamata
n
1 Pendahuluan 1 2 3 4
g. menjawab salam
h. Mendengar guru yang
sedangmengabsen siswa
i. Mendengar guru yang
sedangmenyampaikan
apersepsi
j. Mendengarkan motivasi
yangdisampaikan guru
k. Mendengarkan tujuan pembelajaran
l. Mendengarkan secara seksama
cara-cara model pembelajaran
discovery learning yang di
jelaskan oleh guru
sebelum memulai pelajaran
2 Kegiatan inti
d. Mendengarkan penjelasan materi
pembelajaran yang disampaikan
guru
e. Membentuk kelompok sesuai
arahanguru
f. Menerima tugas yang diberikan
oleh
guru
g. Melakukan model discovery
learning
h. Mendiskusikan waktu yang
dibutuhkandengan guru untuk
menemukan, tugas dari masing-
masing kelompok
i. Menanyakan hal-hal yang
belumdimengerti kepada
guru
3 Penutup
e. Menyimpulkan materi pembelajaran
f. Mengerjakan evaluasi
g. Mendengarkan judul materi
selanjutnya yang disampaikan
olehguru
h. Menjawab salam, dan berdo’a untuk
mengakhiri pembelajaran

62
GAMBAR SIKLUS I DAN II

A. GAMBAR SIKLUS I

63
64
B. GAMBAR SIKLUS II

65
66
67
68

Anda mungkin juga menyukai