Anda di halaman 1dari 7

Nama : Jihad Mufry Annahl

NIM : 1502619064

Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran

Tugas:

1. Buatlah ringkasan berisi (tujuan, metode, hasil dan kesimpulan) dari satu hasil penelitian
dalam bentuk artikel ilmiah tentang penerapan model Active learning!
2. Buatlah ringkasan berisi (tujuan, metode, hasil dan kesimpulan) dari satu hasil penelitian
dalam bentuk artikel ilmiah tentang penerapan Problem Based Learning!
3. Buatlah ringkasan berisi (tujuan, metode, hasil dan kesimpulan) dari satu hasil penelitian
dalam bentuk artikel ilmiah tentang penerapan Project Based Learning!

Jawaban :
1. Saya mengambil ringkasan yang berupa (tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan) dari
penelitiann yang berupa artikel ilmiah tentang penerapan model Active learning yang berjudul
” MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING DENGAN STRATEGI PENGAJUAN
PERTANYAAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN PKn”

* Penelitian ini bertujuan untul melatih kemampuan bekerja sama, melatih kemampuan
mendengarkan pendapat orang lain, peningkatan daya ingat terhadap materi yang dipelajari,
melatih rasa peduli dan kerelaan untuk berbagi, menumbuhkan rasa penghargaan terhadap orang
lain, melatih kecerdasan emosional, mengasah kecerdasan interpesonal, meningkatkan motivasi
dan suasana belajar serta kecepatan dan hasil belajar dapat lebih meningkat

* Metode yang dilakukan penelitian ini adalah Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi,
mengidentifikasi wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, majalah, jurnal, koran,
web(internet), ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penulisan untuk
mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, dan sebagainya yang
mempunyai keterkaitan dengan kajian tentang harmonisasi nilai kosmopolitan & nasionalisme
melalui PKn untuk pendidikan berwawasan global berkarakter lokal. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto, metode dokumentasi adalah mencari suatu data mengenai
suatu hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti-
prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002: 83). Hal ini dilakukan dengan
analisis wacana (discourse analysis) supaya tidak tumpang tindih dalam melakukan analisa.
Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul maka data tersebut dianalisis untuk mendapatkan
konklusi, bentuk-bentuk dalam teknik analisis deskriptif. Analisis deskriftif yaitu usaha untuk
mengumpulkan dan menyusun suatu data, kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut
(Winarno, 1990: 139). Pendapat analisis data deskriptif tersebut adalah data yang kumpulkan
berupa kata-kata dan gambar bukan dalam bentuk angka-angka, hal ini disebabkan oleh adanya
penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci
terhadap apa yang sudah diteliti (Moleong, 2002: 16). Dengan demikian, laporan penelitian akan
berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan penyajian laporan tersebut

* Hasil yang di peroleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran aktif (active learning)
dengan strategi pengajuan pertanyaan” ini, akan diperoleh banyak manfaat-manfaat positif yang
akan diperoleh baik oleh guru sendiri dan seluruh siswa akan merasakan, hal-hal positif antara
lain: 1) Kepercayaan diri siswa semakin meningkat. 2) Guru lebih terbuka terhadap siswa untuk
terus mau belajar dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajarannya dengan penguasaan
ilmu yang komprehensif tentunya. 3) Adanya kompetisi sehat antar-siswa di kelas. 4) Semakin
meningkatnya antusiasme dan keseriusan siswa dalam memperhatikan seluruh materi yang
sedang disampaikan oleh guru di kelas. 5) Mengurangi kesenjangan pengetahuan antar-siswa, 6)
Semangat belajar siswa di luar sekolah semakin bertambah. 7) Semakin menyadarkan siswa
untuk menyukai seluruh mata pelajaran atau bidang studi yang dipelajari di sekolah, karena pada
dasarnya seluruh materi pelajaran ada hubungan erat antara satu dengan yang lainnya. 8)
Munculnya ide-ide kreatif baik dari siswa maupun guru dalam rangka memajukan kualitas
pendidikan di sekolah masing-masing. 9) Meningkatkan sinergitas dan kekompakan antar- siswa
maupun antar-guru.

* Simpulan dari penelitian ini adalah : Keaktifan mahasiswa dalam proses interaksi pembelajaran
secara umum berkaitan erat dengan menarik dan tidaknya proses kegiatan pembelajaran. karena
“model pembelajaran aktif (active learning) dengan strategi pengajuan pertanyaan” menuntut
kreativitas dan inovasi dari guru. Proses pembelajaran aktif (active learning) dengan strategi
pengajuan pertanyaan yang dibangun dengan mendorong keaktifan belajar siswa, tentunya akan
mampu mendorong keterlibatan siswa dalam setiap langkah pembelajaran. Terjadinya
peningkatan keaktifan mahasiswa dalam seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran
mengindikasikan bahwa proses pembelajaran telah berlangsung secara berkualitas. Dengan
terciptanya proses pembelajaran yang berkualitas, pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap
hasil pembelajaran yang lebih baik.

2. Saya mengambil ringkasan yang berupa (tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan) dari
penelitiann yang berupa artikel ilmiah tentang penerapan Problem Based Learning yang berjudul
“PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA”

* Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelas X Teknik Komputer Jaringan (TKJ) dalam
pembelajaran Perbaikan dan Setting Ulang PC melalui penerapan model Problem-Based
Learning (PBL).

* Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Desain PTK dalam
penelitian ini menggunakan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Mc
Taggart, 1983:4), yang terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Model PTK berbentuk spiral dan berkelanjutan apabila target hasil tindakan yang
dilakukan belum tercapai maka dilanjutkan dengan siklus berikutnya. penelitian ini melibatkan
seorang kolaborator yaitu guru produktif Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Kolaborator bertugas
membantu peneliti dalam melaksanakan pembelajaran dengan PBL dan mengobservasi siswa
pada saat pembelajaran .
Tahapan observasi dilakukan oleh peneliti bekerjasama dengan kolaborator untuk mengamati
secara langsung pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti bertindak sebagai guru
pengajar dibantu oleh kolaborator. Observasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang dilaksanakan yaitu
penerapan model PBL. Tahap refleksi tindakan yakni mengevaluasi dari hasil pelaksanaan
tindakan. Refleksi didasarkan dari data yang terkumpul berupa hasil observasi dan penilaian.
Hasil refleksi dijadikan sebagai dasar untuk penentuan dilaksanakan atau tidak tindakan pada
siklus selanjutnya.
penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kasus disuatu kelas yang hasilnya tidak untuk
digeneralisasikan, maka analisis data cukup dengan mendeskripsikan data yang terkumpul.
Teknik statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif. Masing-masing variabel penelitian
dianalisis dengan mengacu pada kriteria yang ditetapkan.

* Hasil dari penelitian ini adalah, Berhasil atau tidaknya pembelajaran dengan model PBL pada
siswa dianalisis dengan melihat hasil tes. Diakhir penerapan PBL, dilakukan tes unjuk kerja
untuk mengetahui apakah materi pembelajaran dapat terserap. Tes unjuk kerja dilaksanakan dua
kali yaitu diakhir siklus I dan diakhir siklus II. Tes unjuk kerja merupakan tes untuk melihat
unjuk kerja siswa dalam melaksanakan tahap-tahap dalam perbaikan PC. Tes dilaksanakan
secara individu sehingga guru dapat mengetahui siswa yang belum dapat menyerap materi, dan
dapat melihat secara rinci aspek mana saja yang masih kurang.
Hasil penilaian pada siklus I menunjukkan bahwa nilai tertinggi 89,65, nilai terrendah 50,50,
nilai rata-rata 78,16. Jumlah siswa yang tuntas KKM yaitu 21 siswa (68,97%) dan siswa yang
belum tuntas KKM 9 siswa (31,03%). Dilihat dari rekapitulasi nilai untuk tiap indikator unjuk
kerja, masih ada siswa yang memperoleh skor nol (0) pada aspek sikap kerja, hasil kerja dan
waktu. Hal ini dikarenakan ada siswa yang pada saat penilaian unjuk kerja kurang menerapkan
keselamatan kerja sehingga pada saat ujicoba PC terdapat komponen Random Access Memory
(RAM) yang terbakar karena pemasangan pada slot memori kurang tepat. Kesalahan tersebut
menyebabkan PC tidak dapat selesai diperbaiki karena waktu telah habis sehingga komponen
penilaian hasil kerja dan waktu juga memperoleh nilai nol (0). Hasil penilaian menunjukkan
peningkatan penilaian pada aspek-aspek yang sebelumnya masih kurang. Berdasarkan
rekapitulasi data diperoleh nilai tertinggi 88,18 , nilai terrendah 78,38, nilai rata-rata 83,2.
Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM yaitu 29 siswa

* Simpulan dari Penelitian ini adalah, Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dan data-
data yang diperoleh, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Melalui penerapan model problem based learning dalam pembelajaran materi
perbaikan dan setting ulang PC dalam penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir
kritis siswa dalam pembelajaran.
2. Melalui penerapan model problem based learning dalam pembelajaran materi
perbaikan dan setting ulang PC dalam penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa .
3. Keterampilan berpikir kritis siswa setelah penerapan problem based learning
meningkat sebesar 24,2%. Jumlah siswa dengan kategori keterampilan berpikir kritis tinggi pada
akhir siklus II yaitu sebanyak 27 siswa (93,1%).
4. Peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan problem based learning yakni
sebesar 31,03%. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada akhir siklus II yakni sebanyak 29
siswa (100%).

3. Saya mengambil ringkasan yang berupa (tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan) dari
penelitiann yang berupa artikel ilmiah tentang penerapan Project Based Learning yang berjudul
“PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V”
* Tujuan dari penelitian ini adalah Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
motivasi belajar matematika melalui implementasi model pembelajaran berbasis proyek yaitu
project based learning (PjBL) pada peserta didik kelas 5.

* Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian tindakan kelas ini termasuk dalam bentuk
PTK kolaboratif. Penelitian tindakan ini melibatkan beberapa pihak yaitu mahasiswa PPG
sebagai observer, guru kelas 5 sebagai pelaksana, serta dosen sebagai pembimbing peneliti dalam
melakukan penelitian.
Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Sumber dalam penelitian ini berasal dari peserta didik dan
guru. Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas berupa model
pembelajaran project based learning dan variabel terikat berupa motivasi belajar matematika.
Teknik pengumpulan data motivasi belajar menggunakan angket, observasi, dan wawancara.
Angket yang akan digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui peningkatan
motivasi belajar matematika dalam pengunaan model project based learning. Berdasarkan cara
responden menjawab, penelitian ini memakai angket tertutup. Dipandang dari dari jawaban yang
diberikan, penelitian ini menggunakan angket langsung. Sedangkan dipandang dari bentuk
angket, penelitian ini menggunakan angket/kuisioner bentuk skala sikap. Adapun skor yang
diberikan untuk mengungkap motivasi belajar matematika dalam penggunaan model project
based learning menggunakan 4 alternatif jawaban yang bergerak dari 1-4.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan terhadap hasil
angket yang ditujukan kepada peserta didik sehingga dapat diketahui bagaimanakah peningkatan
motivasi belajar matematika dengan penggunaan model project based learning. Penelitian ini
digunakan analisis dengan persentase. Persentase skor dapat diketahui dengan membaca isian
yang ada di lembar instrument. Dapat dipastikan semakin tinggi persentase suatu pernyataan atau
indikator maka semakin besar tingkat keterlaksanaan.

* Hasil dari penelitian ini adalah, Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan persentase yang
berbeda-beda pada setiap indikator diantararanya 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil
memperoeh persentase pada siklus 1 sebesar 77% dengan kategori baik; 2) pada indikator adanya
harapan dan cita-cita masa depan memperoleh 71% pada siklus 1 dengan kategori baik; 3)
diperoleh persentase 78% pada indikator dorongan dan kebutuhan belajar degan kategori baik
pada siklus 1; 4) adanya penghargaan dalam belajar memperoleh persentase sebanyak 77% pada
siklus 1 dengan kategoi baik 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar mendapatkan
persentase sebesar 82% pada siklus 1 dengan kategori baik; 6) adanya lingkungan belajar yang
kondusif memperoleh persentase pada siklus 1 sebesar 75% dengan kategori baik.
Peningkatan yang terjadi pada siklus 2 menunjukkan angka yang berbeda-beda pada masing-
masing indikator. Indikator pertama mengenai adanya hasrat dan keinginan berhasil memperoleh
persentase pada siklus 2 sebesar 84% dengan kategori sangat baik, kemudian pada indikator
adanya harapan dan cita-cita masa depan memperoleh kategori baik dengan persentase yang
meningkat menjadi 81%, pada indikator ketiga memperoleh persentase 82% dengan kategori
baik dengan indikator dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Pada indikator adanya
penghargaan dalam belajar memperoleh persentase sebesar 87% dengan kategori sangat baik.
Pada indikator kelima mengenai adanya kegiatan yang menarik dalam belajar menperoleh
persentase sebesar 89% dengan kategori sangat baik. Kemudian pada indikator terahir yaitu
adanya lingkungan belajar yang kondusif memperoleh persentase sebesar 85% dengan kategori
sangat baik.
Persentase peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 menunjukkan perbedaan pada setiap indikator.
Indikator pertama adanya hasrat dan keinginan berhasil memperoleh persentase kenaikan dari
siklus 1 ke siklus 2 sebesar 7%. Indikator adanya harapan serta cita-cita masa depan memperoleh
persentase kenaikan sebesar 10%. Indikator ketiga menunjukkan persentase kenaikan sebesar 4%
mengenai adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Indikator keempat adanya
penghargaan dalam belajar memperoleh persentase kenaikan dari siklus 1 ke silus 2 sebanyak
10%. Pada indikator kelima menunjukkan kenaikan dengan persentase 7% yaitu mengenai
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Indikator terahir mengenai adanya lingkungan
belajar yang kondusif memperoleh persentase kenaikan sebesar 8%.

* Simpulan dari penelitian ini adalah, Motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran
matematika dapat ditingkatkan dengan menerapkan model project based learning (PjBL). Hal
tersebut ditunjukkan oleh hasil angket yang menunjukkan pada persentase pada siklus 1 sebesar
75% dan mengalami peningkatan pada siklus dua menjadi 83%. Selain itu project based learning
memberikan dampak positif bagi guru dan peserta didik, antara lain kreativitas peserta didik
terbangun dengan adanya proyek yang harus mereka kerjakan, meningkatnya kemampuan
mengorganisir kelompok karena peserta didik harus dapat mengatur pembagian tugas agar
proyek dapat diselesaikan dengan baik, menumbuhkan jiwa kompetitif antar peserta didik supaya
menjadi kelompok yang terbaik, dan pembelajaran lebih bermakna dan memberikan arti
mendalam bagi peserta didik dan guru.

Anda mungkin juga menyukai