Anda di halaman 1dari 17

Kisi kisi PPTK

1. Mengetahui apa yg menjadi tugas dan kewajiban tenaga kependidikan aspek


yuridis
Jawab :
 Pendidik (guru dan dosen) merupakan suatu pekerjaan professional, yang
memerlukan suatu keahlian khusus sehingga kedudukan guru dan dosen
dalam proses pembelajaran masih belum dapat digantikan oleh mesin
secanggih apapun.
Beberapa landasan akademik yang perlu dan harus dikuasai anda adalah:
 Filosofis pendidikan dalam berbagai pandangan filsafat, termasuk
filosofi pendidik dalam melaksanakan tugas pendidikan.
 Ilmu Pendidikan, baik ilmu pendidikan terkait dengan anak
(pedagogic) maupun ilmu pendidikan orang dewasa (andragogic).
 Ilmu Psikologi, khususnya psikologi pendidikan dan psikologi
perkembangan
 Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan antara pendidik dan tenaga
kependidikan dibutuhkan profesionalisme
 Pendidik sebagai sosok yang begitu dihormati lantaran memiliki andil
yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah dan
juga membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan
hidupnya secara optimal.
 Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang Penyelenggaraan Pendidika.
Tenaga kependidikan meliputi tenaga pendidik, pengelola satuan
pendidik, penilik, pengawas, peneliti, dan pengembang di bidang
pendidikan, pustakawan laboran, teknisi sumber belajar, dan penguji.
 Tugas Tu
Administrasi
Keuangan
Perlengkapan
Administrasi kepegawaian
Administrasi kesiswaan
Surat menyurat
Tugas laporan administrasi lab
 Tugas perpustakawan
Administrasi pembukuan perpus
 Secara yuridis, guru dan dosen merupakan pendidik profesional, tetapi
tugas dan tanggung jawabnya berbeda. Disamping tenaga pendidik,
dosen juga berfungsi sebagai peneliti yang memperdalam, memperluas,
dan mengembangkan IPTEK dan seni.

2. Kode etika tenaga kependidikan


Jawab :
 Profesi kependidikan mengandung dua kata: profesi dan pendidikan.
Profesi adalah pekerjaan khusus yang harus memenuhi persyaratan
keahlian, tanggung jawab,dan kesejawatan. Pendidikan adalah “
mempengaruhi anak dalam membimbingnya supaya menjadi dewasa”.
Profesi kependidikan adalah pengkajian yang berkaitan dengan pekerjaan
khusus yang membutuhkan keahlian, tanggung jawab, dan kesejawatan
dalam rangka mempengaruhi anak untuk mencapai manusia dewasa yang
selamat dan bahagia.
 Kode etik adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan di dalam
dan di luar kedinasan. Tujuan kode etik itu sendiri adalah untuk
menunjang tinggi martabat profesi: menjaga dan memelihara
kesejahteraan para anggota ; meningkatkan pengadian para anggota
profesi; meningkatkan mutu profesi
 Organisasi profesi adalah suatu organisasi yang besifat nirlaba yang
ditunjukkan untuk suatu profesi tertentu dan bertujuan melindungi
kepentingan public dan atau anggotanya maupun profesi pada bidang
tersebut.
 Beberapa contoh organisasi profesi: PGRI (Persatuan Guru Republik
Indonesia), ABKIN (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia), ISPI
(Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia), ISMaPI (Ikatan Sarjana
Manajemen Pendidikan Indonesia), MGMP. (Musyawarah Guru Mata
Pelajaran)
 Tujuan dan peran organisasi pada masa pandemi gini
 Meningkatkan dan/atau mengembangkan karier anggota,
merupakan upaya dalam mengembangkan karier anggota sesuai
dengan bidang pekerjaan yang diembannya. Karier yang
dimaksud adalah perwujudan diri seorang pengemban profesi
secara bermakna, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain
(lingkungannya) melalui serangkaian aktivitas. Organisasi profesi
berperan sebagai fasilitator dan motifator terjadinya peningkatan
karier setiap anggota. Adalah kewajiban organisasi profesi
kependidikan untuk mampu memfasilitasi dan memotifasi
anggotanya mencapai karier yang diharapkan sesuai dengan tugas
yang diembannya.
 Meningkatkan dan/atau mengembangkan kemampuan
anggota, merupkan upaya terwujudnya kompetensi kependidikan
yang handal. Dengan kekuatan dan kewibawaan organisasi, para
pengemban profsi akan memiliki mkekuatan moral untuk
senantiasa meningkatkan kemampuannya.
 Meningkatkan dan/atau mengembangkan kewenangan
profesional anggota, merupakan upaya para profsional untuk
menmpatkan anggota suatu profesi sesuai dengan
kemampuannya. Organisasi profesi keendidikan bertujuan untuk
megembangkan dan meningkatkan kemampuan kepada
anggotanya melaluai pendidikan atau latihan terprogram.
 Meningkatkan dan/atau mengembangkan martabat anggota,
merupakan upaya organisasi profesi kependidikan agar
anggotanya terhindar dari perlakuan tidak manusiawi dari pihak
lain dan tidak melakukan praktik melecehkan nilai-nilai
kemanusiaan. Dengan memasuki organisasi profesi keendidikan
anggota sekaligus terlindungi dari perlakuan masyarakat yang
tidak mengindahkan martabat kemanusiaan dan berupaya
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan standar
etis yang disepakati.
 Meningkatkan dan/atau mengembangkan kesejahteraan,
merupakan upaya organisasi profesi keendidikan untuk
meningkatkan kesejahteraanlahir batin anggotanya. Dalam teori
Maslow, kesejahteraan ini mungkin menempati urutan pertama
berupa kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi. Banyak kiprah
organisasi profesi keendidikan dalam meningkatkan
kesejahteraan anggota. Asprasi anggota melalui organisasi
terhadap pemerintah akan lebih terindahkan dibandingkan
individu.

3. Standar, kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan


Jawab :
 Kualifikasi adalah pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian
atau keahlian yang diperlukan untuk mencapai sesuatu (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Sedangkan akademik memiliki arti akademis.
 Jadi, kualifikasi akademik adalah keahlian atau kecakapan khusus dalam
bidang pendidikan baik sebagai pengajar pelajaran, administrasi
pendidikan yang diperoleh dari proses pendidikan.
Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal
 Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA
Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)
dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang
diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
 Kualifikasi Akademik Guru SD/MI
Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI
(D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
 Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTS
Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
 Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA
Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
 Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB atau bentuk lain yang
sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program
pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.
 Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK*
Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.4. Pelaksanaan tugas dan hak
profesi pendidikan dalam bidang yg nyata
 Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru
dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan
di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji
kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah
dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.
 Kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu
tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan,
ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan
untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada
pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan
 Kompetensi Pedagogik Guru adalah kemampuan atau keterampilan guru
yang bisa mengelola suatu proses pembelajaran atau interaksi belajar
mengajar dengan peserta didik.
 Karakteristik para peserta didik. Dari informasi mengenai karakteristik
peserta didik, guru harus bisa menyesuaikan diri untuk membantu
pembelajaran pada tiap-tiap peserta didik. Karakteristik yang perlu
dilihat meliputi aspek intelektual, emosional, sosial, moral, fisik, dll.
 Teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik. Guru harus
bisa menerangkan teori pelajaran secara jelas pada peserta didik.
Menggunakan pendekatan tertentu dengan menerapkan strategi, teknik
atau metode yang kreatif.
 Pengembangan kurikulum. Guru harus bisa menyusun silabus dan
RPP sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan. Mengembangkan
kurikulum mengacu pada relevansi, efisiensi, efektivitas, kontinuitas,
integritas, dan fleksibilitas.
 Pembelajaran yang mendidik. Guru tidak sekedar menyampaikan
materi pelajaran, namun juga melakukan pendampingan. Materi
pelajaran dan sumber materi harus bisa dioptimalkan untuk mencapai
tujuan tersebut.
 Pengembangan potensi para peserta didik. Setiap peserta didik
memiliki potensi yang berbeda-beda. Guru harus mampu menganalisis
hal tersebut dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai,
supaya setiap peserta didik bisa mengaktualisasikan potensinya.
 Cara berkomunikasi. Sebagai guru harus bisa berkomunikasi dengan
efektif saat menyampaikan pengajaran. Guru juga harus
berkomunikasi dengan santun dan penuh empati pada peserta didik.

 Kompetensi Kepribadian berkaitan dengan karakter personal. Ada


indikator yang mencerminkan kepribadian positif seorang guru yaitu:
supel, sabar, disiplin, jujur, rendah hati, berwibawa, santun, empati, ikhlas,
berakhlak mulia, bertindak sesuai norma sosial & hukum, dll.
 Kompetensi Profesional Guru adalah kemampuan atau keterampilan yang
wajib dimiliki supaya tugas-tugas keguruan bisa diselesaikan dengan baik.

 Menguasai materi pelajaran yang diampu, berikut struktur, konsep,


dan pola pikir keilmuannya.
 Menguasai Standar Kompetensi (SK) pelajaran, Kompetensi Dasar
(KD) pelajaran, dan tujuan pembelajaran dari suatu pelajaran yang
diampu.
 Mampu mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif sehingga
bisa memberi pengetahuan dengan lebih luas dan mendalam bagi
peserta didik.
 Mampu bertindak reflektif demi mengembangkan keprofesionalan
secara kontinu.
 Mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
proses pembelajaran dan juga pengembangan diri.

 Kompetensi Sosial berkaitan dengan keterampilan komunikasi, bersikap


dan berinteraksi secara umum, baik itu dengan peserta didik, sesama guru,
tenaga kependidikan, orang tua siswa, hingga masyarakat secara luas.
 Mampu bersikap inklusif, objektif, dan tidak melakukan diskriminasi
terkait latar belakang seseorang, baik itu berkaitan dengan kondisi
fisik, status sosial, jenis kelamin, ras, latar belakang keluarga, dll.
 Mampu berkomunikasi dengan efektif, menggunakan bahasa yang
santun dan empatik.
 Mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
 Mampu beradaptasi dan menjalankan tugas sebagai guru di berbagai
lingkungan dengan bermacam-macam ciri sosial budaya masing-
masing.

4. Pelaksanaan tugas dan hak profesi pendidikan dalam bidang yg nyata


Jawab :
Tugas pokok tenaga kependidikan sebagaimana dijelaskan dalam Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
bab XI pasal 39 ayat 1 disebutkan bahwa tugas pokok tenaga kependidikan adalah
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan
teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan, UU No. 20 Pasal 40
Ayat (2): Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:

a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis,


dan dialogis;

b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan

c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Hak yang melekat pada diri tenaga kependidikan sebagaimana dipaparkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai.

2. Memperoleh penghasilan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

3. Memperoleh pembinaan karir sesuai dengan tuntunan pengembangan kualitas.


4. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual.

5. Memperoleh kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas


pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Macam-macam Tenaga Kependidikan dan Tugasnya

1. Pendidik dan pengajar


UU No. 20 Pasal 1 Ayat (6) Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi dan berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
UU No.20 Tahun 2003 Pasal 39 Ayat (2) : Pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Tanggung Jawab Pengajar :
1. Merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran
2. Menilai hasil pembelajaran
3. Melakukan pembimbingan dan pelatihan
4. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

2. Pustakawan
Pustakawan ialah seseorang yang bekerja di perpustakaan dan membantu
orang menemukan buku, majalah, dan informasi lain.
Tanggung Jawab Umum Pustakawan:
1. Melakukan perawatan koleksi.
2. Mengembangkan koleksi perpustakaan.
3. Memberikan bimbingan literasi informasi.
4. Menunjukkan kebiasaan membaca.
3. Kepala Satuan Pendidikan
Kepala satuan pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan
tanggung jawab untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan
Pendidikan harus mampu melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator,
manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, figur dan
mediator.

4. Pelatih
Pelatih merupakan posisi yang penting dalam susksesnya suatu
pengembangan profesional. Penguasannya terhadap materi latih tidak cukup
untuk menjadi andalan bila tidak didampingi dengan beberapa keahlian lain.
Keahlian lain ini berkaitan dengan pemahaman mengenai metode pembelajaran
orang dewasa dan keterkaitan kegiatan belajar dalam pelatihan tersebut dengan
kegiatan profesional para siswa latihnya selama ini.

5. Bimbingan Konseling (BK)


Fungsi bimbingan dan konseling secara umum adalah sebagai fasilitator
dan motivator client dalm upaya mengatasi dan mencegah problema kehidupan
client dengan kemampuan yang ada pada diri sendiri.Sesuai dengan uraian
sebelumnya bahwa bimbingan dan konseling bertujuan agar peserta didik dapat
menemukan dirinya, mengenal dirinya dan mampu merencanakan masa
depannya.

6. Tata Usaha
Tugas dan tanggungjawab tata usaha:
1) Mengkoordinir pengelolaan keuangan sekolah;
2) Mengurus kebutuhan fasilitas tata usaha sekolah;
3) Mengatur pengurusan kepegawaian;
4) Membina dan mengembangkan karier tenaga tata usaha sekolah;
5) Mengurus kebutuhan fasilitas tata usaha.
5. Evaluasi kinerja
Jawab :
Pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No. 16 Tahun 2009 mengatakan bahwa penilaian kinerja guru adalah
penilaian  yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka
pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Evaluasi kinerja guru/tenaga pendidik
merupakan sebuah sistem pengelolaan kinerja berbasis guru yang di buat untuk
menilai/mengevaluasi tingkat kinerja guru secara individu dalam langka mencapai
kinerja sekolah secara maksimal yang berdampak pada peningkatan prestasi peserta
didik.
tujuan pelaksanaanya evaluasi kinerja guru/tenaga pendidik ialah sebagai berikut:
1. Menentukan tingkat kompetensi seorang guru.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja guru dan sekolah.
3. Menyajikan suatu landasan untuk pengambilan keputusan dalam mekanisme
penetapan efektif  atau kurang efektifnya  kinerja guru.
Konsep Evaluasi Kinerja Tenaga Pendidik
Konsep evaluasi disini mencakup syarat system evaluasi, prinsip pelaksanaan,
aspek yang dinilai dalam evaluasi dan perangkat pelaksanaan evaluasi.
Syarat-syarat sistem evaluasi kinerja tenaga pendidik diperlukan untuk
memperoleh hasil evaluasi yang benar dan tepat. Syarat-syarat tersebut antara lain:
1. Valid. Aspek yang dinilai benar-benar mengukur komponen-komponen tugas tenaga
pendidik dalam melaksanakan pembelajaran, pembimbingan, dan/atauBtugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah.
2. Reliable. Mempunyai tingkat kepercayaan tinggi bila proses yang dilakukan
memberikan hasil yang sama untuk seorang tenaga pendidik yang devaluasi kinerjanya
oleh siapapun dan kapanpun.
3. Praktis. Dapat dilakukan oleh siapapun dengan relatif mudah, dengan tingkat
validitas dan reliabilitas yang sama dalam semua kondisi tanpa memerlukan persyaratan
tambahan.

Adapun prinsip-prinsipnya diantaranya:


1. Berdasarkan ketentuan. Evaluasi kinerja  tenaga pendidik harus dilaksanakan
sesuai dengan prosedur dan mengacu pada peraturan yang berlaku.
2. Berdasarkan kinerja. Aspek yang dinilai dalam  evaluasi kinerja  tenaga pendidik
adalah kinerja yang dapat diamati dan dipantau sesuai dengan tugas guru/tenaga
pendidik sehari-hari dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, pembimbingan,
dan/atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
3. Berlandaskan dokumen PK Guru. Penilai, guru/tenaga pendidik yang dinilai, dan
unsur lain yang terlibat dalam proses  evaluasi kinerja  tenaga pendidik harus
memahami semua dokumen yang terkait dengan system evaluasi  kinerja tenaga
pendidik,
4. Dilaksanakan secara konsisten. Dilaksanakan teratur setiap tahun diawali dengan
penilaian formatif di awal tahun dan penilaian sumatif di akhir tahun.

Hal-hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:


a. Objektif. Evaluasi kinerja tenaga pendidik dilaksanakan secara objektif sesuai
dengan kondisi nyata guru/tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas sehari hari.
b. Adil. Evaluator/penilai kinerja tenaga pendidik memberlakukan syarat, ketentuan,
dan prosedur standar kepada semua guru/tenaga pendidik yang dievaluasi.
c. Akuntabel. Hasil pelaksanaan evaluasi dapat dipertanggungjawabkan.
d. Bermanfaat. Evaluasi kinerja tenaga pendidik bermanfaat bagi guru/tenaga pendidik
dalam rangka peningkatan kualitas kinerjanya secara berkelanjutan, dan sekaligus
pengembangan karir profesinya.
e. Transparan. Proses evaluasi kinerja tenaga pendidik memungkinkan bagi
evaluator/penilai, guru/tenaga pendidik yang devaluasi dan pihak lain yang
berkepentingan, untuk memperoleh akses informasi atas penyelenggaraan evaluasi
tersebut.
f. Berorientasi pada tujuan. Evaluasi berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan.
g. Berkelanjutan. Evaluasi-evaluasi kinerja tenaga pendidik dilaksanakan secara
periodik, teratur, dan berlangsung secara terus menerus selama seseorang menjadi
guru/tenaga pendidik.
i. Rahasia. Hasil evaluasi hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak terkait yang
berkepentingan.
Tujuan Evaluasi Kinerja Tenaga Kependidikan
1. Untuk mengetahui tingkat prestasi kerja tenaga pendidik
2. Pemberian penghargaan yang serasi, misalnya: tunjangan prestasi, insentif, kenaikan
gaji, pengembangan karier, kesempatan mengikuti tenaga pendidikan tambahan, dsb.
3. Mendorong pertanggungjawaban atau akuntabilitas kinerja tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan
4. Meningkatkan motivasi dan etos kerja kinerja tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan
5. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari kinerja tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan untuk memperbaiki lingkungan kerja, system pembinaan, sarana
pendukung, dsb.

Prosedur Evaluasi Kinerja Pada Guru


Penetapan standar hendaknya dikaitkan dengan :
1. Keterampilan-keterampilan dalam mengajar
2. Bersifat seobyektif mungkin
3. Komunikasi secara jelas dengan guru sebelum evalusi dilaksanakan dan ditinjau
ulang setelah selesai dievaluasi,
4. Dikaitkan dengan pengembangan profesional guru

Beberapa prosedur yang dapat digunakan oleh evaluator, diantaranya :


1. Mengobservasi kegiatan kelas (observe classroom activities).
Tujuan observasi kelas adalah untuk memperoleh gambaran secara
representatif tentang kinerja guru di dalam kelas. untuk memperoleh tujuan ini,
evaluator dalam menentukan hasil evaluasi tidak cukup dengan waktu yang
relatif sedikit atau hanya satu kelas. Oleh karena itu observasi dapat
dilaksanakan secara formal dan direncanakan atau
secara informal dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu sehingga dapat
diperoleh informasi yang bernilai (valuable).
2. Meninjau kembali rencana pengajaran dan catatan – catatan dalam kelas.
Peninjauan catatan-cataan dalam kelas, seperti hasil test dan tugas-tugas
merupakan indikator sejauhmana guru dapat mengkaitkan antara perencanaan
pengajaran, proses pengajaran dan testing (evaluasi).
3. Memperluas jumlah orang-orang yang terlibat dalam evaluasi.
Jika tujuan evaluasi untuk meningkatkan pertumbuhan kinerja guru maka
kegiatan evaluasi sebaiknya dapat melibatkan berbagai pihak sebagai evaluator,
seperti: siswa, rekan sejawat, dan tenaga administrasi. Bahkan self evaluation
akan memberikan perspektif tentang kinerjanya. Namun jika untuk kepentingan
pengujian kompetensi, pada umumnya yang bertindak sebagai evaluator adalah
kepala sekolah atau pengawas.

beberapa hal yang harus diperhatikan oleh evaluator :


1. Penyampaian umpan balik dilakukan secara positif dan bijak.
2. Penyampaian gagasan dan mendorong untuk terjadinya perubahan pada guru
3. Menjaga derajat formalitas sesuai dengan keperluan untuk mencapai tujuan- tujuan
evaluasi (maintain a level of formality necessary to achieve the goals of the evaluation)
4. Menjaga keseimbangan antara pujian dan kritik
5. Memberikan umpan balik yang bermanfaat secara secukupnya dan tidak berlebihan

beberapa jawaban yang sederhana bahwa evaluasi kinerja guru dapat digunakan
dalam:
 Bekerja sama dengan guru-guru untuk menata secara khusus tujuan yang dapat
dicapai.
 Menyajikan kritik membangun dan dukungan memperbaiki kelemahan dan
mengembangkan kekuatan.
 Menginventarisasi guru-guru yang berpengalaman untuk diminta bantuannya dalam
meningkatkan kinerja guru-guru yang kurang berpengalaman.

6. Pola pengembangan karir


Jawab :
Kegiatan pengembangan dan peningkatan professional guru yang sudah
memiliki sertifikat pendidik dimaksud dapat berupa : kegiatan kolektif guru yang
meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian, pendidikan dan pelatihan, pemagangan,
publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif, karya inovatif, presentasi
pada forum ilmiah, publikasi buku teks pelajaran yang lolos penilaian BSNP, publikasi
buku penggayaan, publikasi buku pedoman guru, publikasi pengalaman lapangan pada
pendidikan khusus dan/atau pendidikan layanan khusus, dan/atau penghargaan atau
prestasi atau dedikasi sebagai guru yang diberikan oleh pemerintah atau pemerintah
daerah.
Pada sisi lain, UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
mengamanatkan bahwa terdapat dua alur pembinaan dan pengembangan profesi guru,
yaitu pembinaan dan pengembangan profesi, dan pembinaan dan pengembangan karir.
Pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi
pedagonik , kepribadian, social, dan professional. Pembinaan dan pengembangan
profesi guru sebagaimana dimaksud dilakukan melalui jabatan fungsional.
Pembinaan dan pengembangan karir meliputi : (1) penugasan, (2) kenaikan
pangkat, dan (3) promosi. Upaya pembinaan dan pengembangan karir guru ini harus
sejalan dengan jenjang jabatan fungsional guru. Pola pembinaan dan pengembangan
profesi dan karir guru tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi institusi terkait di
dalam melaksanakan tugasnya.
Pengembangan profesi dan karir tersebut diarahkan untuk meningkatkan
kompetensi dan kinerja guru dalam rangka pelaksanaan proses pendidikan dan
pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Upaya peningkatan kompetensi dan
profesionalitas ini harus sejalan dengan upaya memberikan penghargaan,
Syarat berkembangnya karier seorang guru adalah guru tersebut harus kompeten,
mampu baik pengetahuan, keterampilan, maupun prilaku guru kompeten yaitu guru
yang memiliki kecakapan hidup (life skill) dengan rincian sebagai berikut:
A. Cakap mengenali diri (self awareness skill)
 Sadar sebagai makhluk Tuhan.
 Sadar eksistensi sendiri.
 Sadar potensi diri.
B. Cakap berfikir (thingking skill)
 Cakap menggali informasi
 Cakap mengolah informasi
 Cakap mengambil keputusan
 Cakap memecahkan masalah

C. Cakap bersosialisasi (sosial skill)


 Cakap berkomunikasi lisan
 Cakap berkomunukasi secara tertulis
 Cakap dalam berkerjasama

D. Cakap secara akademik (akademik skill)


 Cakap mengidentifikasi variable
 Cakap menghubungkan variable
 Cakap merumuskan hipotesis
 Cakap melaksanakan suatu penelitian

E. Cakap secara vokasional (vocational skill)


 Memiliki keahlian khusus dibidang pekerjaan, misal:ahli komputer, ahli
akutansi, dan lain-lain.

Contoh pengembangan karier seorang guru, antara lain:


1. Secara Fromal
  Sebagai tenaga fungsional:dari guru SD bisa sampai menjadi Dosen
 Sebagai tenaga fungsional pindah ke struktural:dari guru bisa menjadi
seorang Kepala Kanwil Diknas.
2. Secara Non-Formal
 Menjadi penulis buku.
 Aktif di masyarakat sebagai tenaga pendidik.
 Membuka tempat kursus yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

1. Penugasan
Dalam rangka melaksanakan tugasnya, guru melakukan kegiatan pokok yang
mencakup: merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan
tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan
beban kerja guru.
2. Promosi
Promosi dimaksud dapat berupa penugasan sebagai guru Pembina, guru inti,
instruktur, wakil kepala sekolah, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan
sebagainya. Kegiatan promosi ini harus didasari atas pertimbangan prestasi dan
dedikasi tertentu yang dimiliki oleh guru. Peraturan pemerintah No. 74 Tentang
Guru mengamanatkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesian, guru berhak
mendapatkan promosi sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. Promosi dimaksud
meliputi kenaikan pangkat dan/atau kenaikan jenjang jabatan fungsional.
3. Kenaikan pangkat
Kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru dalam rangka pengembangan
karir merupakan gabungan dari angka kredit unsur utama dan penunjang
ditetapkan  sesuai dengan permenneg PAN dan BR Nomor 16 Tahun 2009.
Tugas–tugas guru yang dapat dinilai dengan angka kredit untuk keperluan
kenaikan pangkat dan/atau jabatan fungsional guru mencakup unsur utama dan
unsure penunjang.

Beberapa alasan penting adalah sebagai berikut :


A. Perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK).
Dinamika ini menuntut guru selalu meningkatkan dan menyesuaikan
kompetensinya agar mampu mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran
yang aktual dengan menggunakan berbagai pendekatan, metoda, dan teknologi
pembelajaran.
B. Tuntutan Lembaga Pendidikan.
Dengan adanya dampak perkembangan IPTEK maka berbagai institusi
pendidikan mempunyai tuntutan baru. Dinamika ini menuntut guru selalu
meningkatkan kualitas profesinya dengan mengembangkan pengetahuan baru,
keterampilan baru, dan sikap baru sesuai dengan tuntutan lembaga pendidikan.
C. Tuntutan Dunia Kerja.
Tuntutan lapangan kerja yang mengedepankan kualitas sumber daya
manusia mendorong berbagai lembaga pendidikan untuk terus meningkatkan
kualitas pendidikan (pembelajaran). Dengan terbatasnya lapangan kerja pada
satu sisi, dan tuntutan persyaratan penerimaan tenaga kerja pada sisi lain
mengharuskan lembaga-lembaga pendidikan mengadaptasikan kurikulum
dengan kebutuhan lapangan kerja.

Prinsip-Prinsip Pengembangan Profesi


A. Prinsip-prinsip Umum
1. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa.
2. Satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
3. Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung
sepanjang hayat.
4. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas
guru dalam proses pembelajaran.
5. Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

B. Prinsip-prinsip Khusus
1. Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
kompetensi dan indikator harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara
keilmuan.
2. Relevan, rumusannya berorientasi pada tugas dan fungsi guru sebagai tenaga
pendidik profesional yakni memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
dan profesional.
3. Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten, adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antara kompetensi dan
indikator.
Tahapan-Tahapan Penting Pengembangan Profesi Guru
Pengembangan keprofesian guru adakalanya diawali dengan penilaian kinerja
dan uji kompetensi. Untuk mengetahui kinerja dan kompetensi guru dilakukan penilaian
kinerja dan uji kompetensi. Atas dasar itu dapat dirumuskan profil dan peta kinerja dan
kompetensinya. Kondisi nyata itulah yang menjadi salah satu dasar peningkatan
kompetensi guru.
Dengan demikian, hasil penilaian kinerja dan uji kompetensi menjadi salah satu
basis utama desain program peningkatan kompetensi guru. Setelah diketahui kinerja
guru maka selanjutnya disusunlah rencana program kegiatan yang akan dilaksanakan
dengan mempertimbangkan banyak faktor baik pendukung (potensi) maupun
penghambat (kendala) sehingga pelaksanaan kegiatan peningkatan profesi guru menjadi
efektif. Untuk meningkatkan keaktifan para guru dalam melakukan kegiatan-kegiatan
peningkatan profesinya hendaknya disertai dengan insentif.
Tahapan berikutnya adalah bagaimana guru mampu mengimplementasikan
pengalaman baru yang diperoleh dari keikutsertaannya dalam kegiatan- kegiatan
pelatihan dan sejenisnya, atau kemampuan melakukan inovasi dalam bidang
pembelajaran. Pada saat guru melakukan inovasi atau mengimplementasikan
pengetahuan baru, keterampilan baru, dan sikap-sikap baru hendaknya dilakukan
pengawasan untuk diketahui kelancaran dan/atau kendala dalam mengimplementasikan
pengalamannya.
Tahap penting terakhir yang hendaknya dilakukan dalam pengembangan profesi
guru adalah pelaksanaan kegiatan lanjutan (follow-up). Tahap ini menekankan
pentingnya dilakukan tindakan-tindakan lanjutan yang memungkinkan para guru yang
menerapkan pengalaman barunya terus mempertahankan dan meningkatkan lebih jauh
kualitas diri yang dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai