Anda di halaman 1dari 31

UNIT 5

PENINGKATAN PROFESIONALISME TENAGA PENDIDIK DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN

1. Pengertian Profesi Kependidikan

Gambar 1.1 Guru pada saat mengajar dikelas

Profesi kependidikan secara etimologis memiliki dua kata, tetapi mengandung satu makna,
ada kata profesi dan kependidikan. Profesi secara etimologis adalah profesi yang dalam
bahasa Inggris adalah profession, sama artinya dengan vocation, occupation, job. Kata
tersebut bila diterjemahkan memiliki arti “profesi, pekerjaan, jabatan”. Dalam Kamus Bahasa
Indonesia, profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan, keahlian
tertentu. Profesi bukan sekedar pekerjaan, tetapi vokasi khusus yang memiliki expertise,
responsibility, dan corporatness. Expertise adalah keahlian yang diperoleh melalui
pendidikan dan latihan dalam waktu yang lama. Responsibility adalah tanggung jawab.
Seseorang dikatakan bertanggung jawab bila ia berani melakukan sesuatu dan menerima
segala konsekuensi apa yang dikerjakan. Corporatness dapat diartikan sebagai rasa
kesejawatan. Dengan demikian, dapat dirumuskan profesi adalah suatu pekerjaan khusus
yang dilandasi dengan keahlian, tanggung jawab, dan kesejawatan.
Selain pengertian profesi, perlu juga dijelaskan istilah profesional dan profesionalisme.
Profesional adalah hal yang berkenaan dengan pekerjaan keahlian-keahlian khusus,
mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya, sedangkan profesionalisme adalah
merupakan suatu kelakuan, tujuan, nilai atau kualitas yang mencirikan profesi.
A. Tenaga profesi kependidikan
Tenaga yang dimaksudkan adalah tenaga profesi yang berkecimbung ditingkat
persekolahan, terdiri atas berikut ini. Guru, kepala sekolah, konselor, tenaga
administrasi sekolah, laboran, pustakawan, dan pengawsan sekolah.
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.

Gambar 1.2 Kepala Sekolah


Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin Taman Kanak-
Kanak/Rauhatul Athfal (TK/RA), Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
(SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), atau Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
( SMALB) yang bukan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) atau tidak dikembangkan
menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).
Konselor adalah tenaga pendidik professional yang telah menyelesaikan pendidikan
akademik strata 1 (S1) program studi bimbingan dan konseling dan program pendidikan
profesi konselor dari perguruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi.
Gambar 1.3 Tata Usaha
Tenaga administrasi sekolah adalah sumber daya manusia di sekolah yang tidak terlibat
langsung dalam kegiatan belajar mengajar, akan tetapi keberadaannya sangat mendukung
kebehasilan dalam kegiatan sekolah.
Laboran merupakan petugas nonguru yang membantu guru untuk melaksanakan kegiatan
pratikum/peragaan (meliputi penyiapan bahan, membantu pelaksanaan pratikum, serta
mengemasi/membersihkan bahan dan alat setelah pratikum). Selain itu, laboran adalah teknisi
yang membantu guru dalam melaksanakan KBM yang berupa peragaan atau pratikum.
Pengawas merupakan seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan sekolah dengan
melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada
satuan dasar dan menengah.

Gambar 1.4 Pustakawan

Pustakawan adalah tenaga kependidikan berkualifikasi serta professional yang bertanggung


jawab ats perencanaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah
Gambar 1.5 Petugas Kebersihan
Petugas kebersihan merupakan suatu profesi yang dilakukan untuk menjaga kebersihan
sekolah. Agar sekolah menjadi asri, nyaman, bersih, dan indah.
B. Syarat Profesi Kependidikan
Syarat profesi kependidikan yang dimaksudkan oleh National Education Association
(NEA) adalah jabatan bagi tenaga pendidik (guru) sebagai berikut :
1. Melibatkan kegiatan intelektual
2. Menggeluti batang tubuh ilmu khusus
3. Memerlukan persiapan professional lama
4. Mememerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan
5. Menjanjikan karier hidup
6. Menentukan baku (standar) sendiri
C. Kedudukan dan Profesi Guru di Indonesia
1) Kedudukan Guru dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 (UU Sistem Pendidikan
Nasional)
Untuk memperjelas kedudukan guru, maka diawali dengan pembahasan bab I pasal
1 UU No. 20 Tahun 2003 ayat 5 dan ayat 6. Pada ayat 5 menjelaskan tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggara pendidikan. Ayat 6 menjelaskan tentang pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, tutor,
instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Kualifikasi guru atau pendidik dijelaskan pada pasal 42 ayat 1, 2, dan 3. Pendidik
harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang
kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pendidik untuk pendidikan formal pada
jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi. Ketentuan
mengenai kualifikasi pendidik diatur lebih lanjut oleh peraturan pemerintah.
Mengenai kualifikasi guru ini, diperkuat lagi di dalam UU No.14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan guru adalah
pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Adapun kedudukan guru sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengakuan kedudukan
guru sebagai tenaga professional dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
2) Prinsip Profesionalitas Guru
Profesi guru di Indonesia menganut prinsip sebagai berikut
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme
b. Memilki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan,
dan akhlak mulia
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang
j. berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru
2. Konsep Dasar
A. Definisi Manajemen Tenaga Pendidik Dan Kependidikan Pemahaman konsep
manajemen tenaga pendidik dan kependidikan, kita terlebih dahulu harus mengerti arti
manajemen dan tenaga pendidik dan kependidikan. Berbagai definisi tentang manajemen
telah banyak dikemukakan. Sebagai ilmu, konsep manajemen bersifat universal dengan
menggunakan kerangka berpikir keilmuan, mencakup kaidah-kaidah dan prinsip-
prinsipnya.
1) Definisi Manajemen
Apakah sebenarnya manajemen itu? Kata manajemen berasal dari bahasa inggris,
management yang dikembangankan dari kata to manage, yang artinya
mengatur/mengelola. Kata manage itu sendiri berasal dari Italia Maneggio yang
diadopsi dari bahasa latin managiare, yang berasal dari kata manus yang artinya tangan.
Konsep manajemen tidaklah mudah untuk didefinisikan.
Apabila kita membuat suatu pembatasan atau definisi tentang manajemen dapatlah
dikemukakan sebagai tersebut. “bekerja dengan orang-orang untuk mencapai tujuan
organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penyusunan personalia (staffing) pengarahan dan kepemimpinan (leading)
dan pengawasan (controlling).
2) Definisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
1 ayat 5 dan 6 yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat
yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
3) Definisi Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dalam organisasi pendidikan
tenaga pendidik dan kependidikan ini merupakan sumber daya manusia potensial yang
turut berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan asumsi ini, penulis mengacu pada beberapa teori tentang manajemen
sumber daya manusia pada organisasi swasta/perusahaan sehingga sebelum diuraikan
definisi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan terlebih dahulu akan dipaparkan
definisi manajemen sumber daya manusia , yaitu
1) MSDM dipandang sebagai fungsi atau subsistem diskrit yang diharapkan mampu
menyelesaikan tugas-tugas khusus. Misal : Staffing yang efektif diarahkan untuk put
the right person in the right place at the right time. Sistem kompensasi diharapkan
mampu memotivasi performansi dan retensi pegawai.
2) MSDM merupakan serangkaian sistem yang terintegrasi dan bertujuan untuk
meningkatkan performansi SDM. Misal : staffing, kompensasi, dan pelatihan
dimaksudkan untuk menyediakan dukungan yang sinergis bagi organisasi untuk
meningkatkan kemampuannya dalam mencapai tujuan stratejik, dengan menekan
biaya atau melahirkan inovasi.
3) Penerapan konsep outsourcing untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
4) Pemanfaatan teknologi (khususnya TI) dalam memberikan layanan informasi secara
timbal balik. Dengan menggunakan teknologi yang tepat dapat mengurangi jumlah
tenaga kerja tanpa menurunkan mutu layanannya.
5) Pergeseran peran human capital menjadi peran sentral yang membantu organisasi
untuk memenangkan persaingan.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa manajemen
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan
mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi
pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan,
seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan
latihan/pengembangan dan pemberhentian.

B. Tujuan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan


Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan berbeda dengan manajemen
sumber daya manusia pada konteks bisnis. Di dunia pendidikan tujuan manajemen SDM
lebih mengarahkan pada pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk SDM
yang handal, produktif, kreatif dan berprestasi.
Di negara kita ada satu Dikrektorat Tenaga Pendidik di bawah Dirjen Peningkatan Mutu
Pendidik dan Kependidikan (PMPTK) yang memiliki wewenang untuk mengatur,
mengelola tenaga pendidik dan kependidikan.
Berdasarkan (Permendiknas No. 8 Tahun 2005) TUGAS DITJEN PMPTK Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK)
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan standarisasi teknis di
bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal.
C. Fungsi Ditjen PMPTK
a. Penyiapan perumusan kebijakan departemen di bidang peningkatan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan;
c. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang peningkatan
mutu pendidik dan tenaga kependidikan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan;
e. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Jenderal;
Penjabaran tugas dan fungsi dari Dirjen PMPTK ini merupakan tujuan yang ingin
dicapai dalam manajemen tenaga pendidik dan kependidikan. Aas Syaefudin
(2005:103) menyebutkan bahwa tujuan pengelolaan tenaga pendidik dan
kependidikan adalah agar mereka memiliki kemampuan, motivasi dan kreativitas
untuk :
f. Mewujudkan sistem sekolah yang mampu mengatasi kelemahan-kelemahannya
sendiri.
g. Secara berkesinambungan menyesuaikan program pendidikan sekolah terhadap
kebutuhan kehidupan (belajar) peserta didik dan persaingan terhadap kehidupan
masyarakat secara sehat dan dinamis.
h. Menyediakan bentuk kepemimpinan (khususnya menyiapkan kader pemimpin
pendidikan yang handal dan dapat menjadi teladan) yang mampu mewujudkan human
organization yang pengertiannya lebih dari human relationship pada setiap jenjang
manajemen organisasi pendidikan nasional.
Dari uraian-uraian tersebut penulis menarik kesimpulan bahwa tujuan manajemen tenaga
pendidik dan kependidikan secara umum adalah :
a. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang
cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi.
b. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan.
c. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur
perekrutan dan seleksi yang ketat, sistem kompensasi dan insentif yang disesuaikan
dengan kinerja, pengembangan manajemen serta aktivitas pelatihan yang terkait
dengan kebutuhan organisasi dan individu.
d. Mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi yang menyadari bahwa
tenaga pendidik dan kependidikan merupakan stekeholder internal yang berharga serta
membantu mengembangkan iklim kerjasama dan kepercayaan bersama.
e. Menciptakan iklim kerja yang harmonis.
D. Tugas dan Fungsi Tenaga Pendidik dan Kependidikan Berdasarkan Undang-Undang No.
2 Tahun 2003 pasal 39 :
(1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
(2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran melakukan
pembibingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik dan perguruan tinggi.
Secara khusus tugas dab fungsi tenaga pendidik (guru dan dosen) didasarkan pada
Undang-Undang No. 14 Tahun 2007, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni, serta pengabdi kepada masyarakat. Dalam pasal 6 disebutkan bahwa :
Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk
melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menajdi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara profesional tenaga pendidik dan
kependidikan harus memiliki kompetensi yang disyaratkan baik oleh peraturan
pemerintah maupun kebutuhan masyarakat antara lain :
a. Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang
kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi
yang terakreditas.
Mereka pun memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas yaitu :
(1)Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh :
(a) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai;
(b)Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
(c) Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;
(d)Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan
intelektual; dan
(e) Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
(2)Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban :
(a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis,
dan dialogis;
(b)Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan
(c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

3. Guru Profesional

Gambar 3.1 Guru Profesional


Dalam Pasal 1 UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (selanjutnya disingkat UUGD)
disebutkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Guru profesional sebagaimana dimaksud dalam pasal tersebut adalah pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan
keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
Menurut Oemar Hamalik, guru profesional, harus memiliki persyaratan yang meliputi:
memiliki bakat sebagai guru, memiliki keahlian sebagai guru, memiliki keahlian yang baik
dan terintegrasi, memiliki mental yang sehat, berbadan sehat, memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang luas, guru adalah manusia berjiwa pancasila, dan seorang warga negara
yang baik.
Apa yang disampaikan Oemar Hamalik tersebut, tidak jauh beda dengan pasal yang
tercantum dalam UUGD, pasal 8, 9, dan 10, sebagai berikut:
Pasal 8
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pasal 9
Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal diperoleh melalui pendidikan
tinggi program sarjana atau program diploma empat.
Pasal 10
1. Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kemudian dalam tugas
keprofesionalannya, guru mempunyai tugas:
a. merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
b. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
c. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status
sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
d. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta
nilai-nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan
bangsa.
4. Profesionalisme Tenaga Pendidik

Gambar 4.1 Rapat Kinerja Tenaga Kependidikan


Tentunya anda sudah memahami apa itu tenaga pendidik dan apa itu tenaga kependidikan.
Dalam menciptakan kualitas pendidikan, peningkatan kualitas profesionalisme tenaga
pendidik dan kependidikan merupakan sebuah keniscayaan. Pada pasal 42 ayat 1 UU Nomor
20 tahun 2003 tentang sisdiknas, menjelaskan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi
minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan
ruhani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pada
pasal 43 ayat 1 ditegaskan bahwa promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan,
dan prestasi kerja dalam bidang pendidikan. Oleh sebab itu, sekolah perlu berupaya secara
terus-menerus memberdayakan dan meningkatkan kompetensi dan profesionalisme tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan.
Tentunya anda ingat, bahwa profesionalisme guru merupakan tujuan dari pembinaan
ketenagaan untuk dapat menjawab segala tantangan dan perubahan sosial yang terjadi., secara
teoritis, karakteristik profesi meliputi :
(1) Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan akademik
(2) Memiliki pengetahuan khusus
(3) Memiliki pengetahuan praktis yang langsung dapat digunakan oleh orang lain
(4) Memiliki tekhnik kerja yang dapat dikomunikasikan
(5) Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri
(6) Altruisme yaitu mementingkan kepentingan orang lain, dan Memiliki etik.
A.Pengertian Tenaga Pendidik
Menurut undang-undang RI nomor 20 tahun 2003, tenaga pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Mengingat
peran yang diembannya, pendidik berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Ia mempunyai komitmen secara
profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, memberi teladan dan menjaga nama
baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.
Pendidik mempunyaoi dua arti, yaitu arti yang luas dan arti yang sempit. Dalam arti luas,
seorang pendidik adalah semua orang yang berkewajiban membina peserta didik. Dalam
arti sempit, pendidik adalah orang yang dengan sengaja dipersiapkan menjadi guru atau
dosen. Guru dan dosen adalah jabatan profesional, sebab mereka mendapatkan tunjangan
profesional.
Sebagai seorang profesional, pendidik memiliki ciri-ciri seperti yang dikembangkan oleh
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (1991).
1. Memiliki fungsi dan signifikan sosial.
2. Memiliki keahlian dan keterampilan melalui metode ilmiah.
3. Memperoleh keahlian dan keterampilan melalui metode ilmiah.
4. Memiliki disiplin ilmu.
5. Memiliki latar pendidikan perguruan tinggi.
6. Memiliki etika profesi yang dikontrol organisasi profesi.
7. Bebas memutuskan sendiri dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan
pekerjaannya.
8. Mempunyai nilai sosial dimasyarakat.
9. Berhak mendapatkan imbala yang layak.
Untuk memperkuat keprofesionalisannya, seorang pendidik (Pidarta,1997) perlu:
(1)Memiliki sikap suka belajar,
(2)Mengetahui cara belajar,
(3)Memiliki rasa percaya diri,
(4)Mencintai prestasi tinggi,
(5)Memiliki etos kerja produktif dan kreatif, serta
(6)Puas terhadap kesuksesan yang dicapai dan berusaha meningkatkannya
Setelah mencermati pengertian tersebut, anda dapat membuat sebuah pemahaman
bagaimana peran pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah sebagai
bagian dari Manajemen Berbasis Sekolah. Karena pendidik berkaitan pula dengan
masyarakat terutama dengan orang tua siswa, maka seorang pendidik;
1. Bertindak sebagai mitra orang tua peserta didik.
2. Melaksanakan disiplin yang permisif.
3. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengakualisasikan potensi diri anak
didik masing-masing.
4. Mengembangkan bakat peserta didik.
5. Melakukan dialog atau bertukar pikiran secara kritis dengan peserta didik, serta
6. Memperhatikan dan membina perilaku nyata agar positif pada setiap peserta didik
(Pidarta, 1997)
A. Pengembangan Kinerja Tenaga Pendidik
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, dalam pengembangan kinerja
tenaga pendidik, ia berhak untuk memperoleh pembinaan karier sesuai dengan tuntutan
pengembangan kualitas. Untuk itu, ia diberi kesempatan untuk menggunakan sarana
dan prasarana serta fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
tugasnya. Namun demikian, pengembangan kinerja tenaga pendidik harus beranjak dari
kualifikasi minimum yang dimilikinya dan sertifikasi yang sesuai dengan jenjang
keweangan mengajar, sehat jasmani dan ruhani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dilakkukan
berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi mereka
di bidang pendidikan. Pengembangan kinerja tenaga pendidik juga terkait dengan
kompetensi intelektual. Dalam menjalankan tugas, komitmen dan dedikasi pendidik dan
tenaga kependidikan terhadap pekerjaan merupakan indikator penting dalam
pengembangan kinerja. Indikator itu misalnya: penuh dengan ide, kreatif, inovatif,
toleran, kreatif, disiplin, evaluatif, kooperatif.
Seorang pendidik harus senantiasa mengembangkan kinerjanya secara konsisten dan
berkelanjutan meningat peranannya sebagai:
(1) Manajer pendidikan atau pengorganisasi kurikulum,
(2) Fasilitator pendidikan,
(3) Pelaksana pendidikan,
(4) Pembimbing atau supervisor para siswa,
(5) Penegak disiplin siswa,
(6) Model perilaku yang akan ditiru siswa,
(7) Konselor,
(8) Evaluator,
(9) Petugas tata usaha kelas,
(10) Komunikator dengan orang tua siswa dan masyarakat,
(11) Pengajar untuk meningkatkan profesi secara berkelanjutan, serta anggota profesi
pendidikan. (Pidarta, 1997)
Dalam mencapai usaha optimal tujuan pendidikan, peran guru dan kinerjanya merupakan hal
yang sangat penting. Secara ideal seorang pendidik diharapkan memiliki nilai-nilai kinerja
positif seperti: prestasi kerja, rasa tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa,
dan kepemimpinan. Hal-hal tersebut merupakan indikator kinerja seorang pendidik, selain
latar belakang akademik dan keterampilan khusus yang dimilikinya. Untuk itu, segala upaya
untuk memacu kinerja pendidik agar menjadi profesional akan sangat dipengaruhi oleh
keterlaksaan MBS, misalnya dalam kaitan dengan pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan yang memperlancar tugas guru, perancangan proses belajar mengajar
yang memacu metode kerja guru semakin kreatif, meningkatakan kemampuan akademik guru
melalui program in job training sehingga memcau kemampuan sumber daya manusia
kependidikan, serta meningkatkan motivasi dan gairah kerja guru.
Pada dasarnya, upaya memberdayakan kinerja tenaga pendidik dalam konteks MBS adalah
melalui koordinasi dan komunikasi. Koordinasi yang dilakukan kepala sekolah dengan para
guru dan masyarakat dapat secara vertikal, horisontal, fungsional dan diagonal. Koordinasi
dapat juga dilakukan secara internal dan eksternal, dan secara terus menerus sebagai langkah
konsolidasi dalam memperkuat kelembagaan untuk mencapai tujuan. Contohnya,
mengadakan pertemuan informal dengan para penjabat, mengadakan rapat baik rapat
koordinasi antara kepala sekolah dengan guru dengan komite sekolah, maupun dengan orang
tua siswa.
Pada dasarnya ada tiga kegiatan yang penting diperlukan pendidik untuk meningkatkan
kualitas sehingga dapat meningkatkan pangkatnya sampai pada jenjang kepangkatan
tertinggi. Pertama, memperbanyak tukar pikiran tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pengalaman mengembangkan materi pembelajaran dan berinteraksi dengan peserta didik.
Kedua, melakukan penelitian misalnya melalui Penelitian Tindakan (Action Research) dan
sosialisasi hasil penelitian dalam pertemuan ilmiah. Ketiga, membiasakan diri
mengkomunikasikan hasil penelitian yang dilakukan melalui media cetak agar dapat diakses
secara luas.
B. Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pendidik

Gambar 3.2 Seminar Profesionalisme Tenaga Pendidik

Berdasarkan pengalaman, anda pasti telah memahami bagaimana peningkatan


profesionalisme tenaga pendidik itu dilakukan, mula dari kegiatan rutin sampai pelatihan dan
pendidikan lanjut. Peningkatan profesionalisme tenaga pendidik sangat berkaitan erat dengan
empat kriteria kinerja, yaitu karakteristik tenaga pendidik, proses-proses peningkatan
profesionalisme, hasil dan kombinasi di antara ketiganya. Kualitas kerja perlu tenga pendidik,
kemampuan komunikasi, insiatif, dan motivasi kerja, termaksuk hal yang perlu perhatiakan.
Seorang tenaga pendidik harus memahami tugas dan tanggung jawabnya, memiliki
kemampuan mengajar sesuai dengan bidangnya, mempunyai semangat tinggi, serta memiliki
inisiatif dan kemauan tinggi, sehingga ia memiliki energi yang optimal dalam menjalankan
tugas profesionalismenya. Ada sejumlah hal yang perlu anda cermati untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga pendidik.
1. Senantiasa belajar dari pekerjaan sehari-hari
2. Melakukan observasi kegiatan manajemen pendidikan secara terencana
3. Membaca berbagai hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan atau proses-proses
pembelajaran yang sedang dilaksanakan
4. Memanfaatkan hasil-hasil penelitian pendidikan orang lain
5. Berfikir untuk kelangsungan dan aplikasi pendidikan di masa mendatang
6. Merumuskan ide-ide yang dapat diujicobakan
Dalam upaya pembinaan dan peningkatan profesionalisme tenaga pendidik, perlu pula
dilakukan melalui pengembangan konsep kesejawatan yang harmonis dan objektif. Untuk itu,
diperlukan adanya sinergi dengan sebuah wadah organisasi (kelembagaan) para pendidik,
dengan bentuk dan mekanisme kegiatan yang jelas, serta standar profesi yang dapat
diterapkan secara praktis.
Beberapa upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
pendidik adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan kualitas dan kemampuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
2. Berdiskusi tentang rencana pembelajaran.
3. Berdiskusi tentang substansi materi pelajaran.
4. Berdikusi tentang pelaksanaan proses belajar mengajar termaksud evaluasi pengajaran.
5. Melaksanakan observasi aktivasi revan sejawat di kelas
6. Mengembangkan kompetensi dan performansi guru.
7. Mengkaji jurnal dan buku pendidikan.
8. Mengikuti studi lanjut dan pengembangan pengetahuan melalui kegiatan ilmiah.
9. Melakukan penelitian.
10. Menulis artikel.
11. Menyusun laporan penelitian.
12. Menyusun makalah
13. Menyusun laporan atau review buku.
C. Peran dan Fungsi Kelembagaan Profesi dalam Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Pendidikan
Saudara, tentu anda telah paham bahwa terdapat sejumlah mekanisme yang telah
dikembangkan di indonesia untuk menunjang pengembangan kemampuan profesional
guru atau tenaga pendidik. Mekanisme utama adalah melalui gugus sekolah dan
pembinaan profesional di masing-masing sekolah. KKG (Kelompok Kerja Guru)
merupakan wadah berkumpulnya para guru dalam satu gugus untuk memecahkan masalah,
mengujicobakan dan mengembangkan ide-ide baru untuk peningktan mutu pembelajaran
di sekolah, serta meningkatkan profesionalisme guru. Sedangkan KKKS (Kelompok Kerja
Kepala Sekolah) berkumpulnya para kepala sekolah dalam satu gugus tersebut untuk
memecahkan masalah, mengujicobakan dan mengembangkan ide-ide baru untuk
peningkatan mutu manajerial pendidikan dan meningkatkan mutu profesionalisme kepala
sekolah. Peran kapala sekolah dalam memajukan pendidikan di sekolah dapat dilakukan,
misalanya melalui pengembangan informasi tentang pengelolaan kelas, cara mengajar
guru, peningkatan fasilitas pendukung pendidikan seperti perpustakaan dan laboraturium,
pembinaan dan monitoring guru, pembinaan secara individual, dan hubungan kepala
sekolah dengan masyarakat.
Masukan yang diperoleh dari KKKS memungkinkan kepala sekolah dapat memahami
kondisi sekolahnya dengan lebih baik. Oleh sebab itulah kepala sekolah perlu berperan
secara aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan gugus. Keaktifan itu tidak hanya di KKS,
tetapi juga dalam kegiatan KKG, sehingga dapat memperoleh masukan yang lebih riil
berkenaan dengan permasalahan yang dihadapi oleh guru.

5. Profesionalisme Tenaga Kependidikan


Sebagaimana halnya dengan tenaga pendidik, tenaga kependidikan atau educational
manpower perlu juga ditingkatkan kinerjanya agar standarisasi pendidikan dapat tercapai.
Ada sejumlah factor yang dapat digunakan sebagai dasar pemikiran untuk meningkatkan
kinerja tenaga pendidik . ffaktor tersebut adalah factor yang berrhhubungan sekolah dan
manajemen sekolah, para guru, anggaran pendidikan, lingkungan sekolah, monitor dan
evaluasi ( pengawas dan pengendalian), serta faktor yang berhubungan dengan kebijakan
pendidikan nasional.
Dalam kaitannya dengan MBS, factor-faktor tersebut apabila dikelola dengan manajemen
berbasis masyarakat dan sekolah akan dapat memberikan peluang untuk mencapai
produktifitas yang tinggi. Oleh sebab itu, untuk mendorong sekolah yang produktif,, efektif
dan efesien, pemberdayaan kinerja tenaga kependidikan harus selalu diperhatikan.
Pemberdayaan itu harus dilakukan dengan melalui peningkatan moral, etika kerja, motivasi,
jaminan sikap, sosial, disiplin, kesehatan, kesempatan berprestasi, dan berkarier, lingkungan
dan suasana kerja, hubungan antar personal disekolah, penguasaan teknologi berbasis IT,
kepuasan kerja, kebijakan pemerintah, besarnya pendapat, serta saran untuk berkembang.
A. Pengertian Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. tugasnya ialah melaksanakan
pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pasa suatu
satuan pendidkan. Seperti halnya tenaga pendidik, tenaga pendidikan juga berkewajiban
untuk membantu menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, meyenangkan,
kreatif, dinamis dan dialogis. Ia pun harus dapat menjadi teladan dan menjaga nama
baik lembaga profesi dan kedudukan, sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.
Dalam melaksanakan sistem adminiswtrasi sekolah, keberadaan tenaga kependidikan
sangatlah penting, mulai dari pengelolaan perpustakaan, bagian keuangan sampai pada
bagian kebersihan sekolah, merupakan suatu kesatuan sinergis yang membawa sekolah
dalam mencapai tujuan pendidikan.
Tenaga kependidikan dapat pula disebut sebagai tenaga penyelenggara pendidikan.
kepala sekolah dapat pula dimasukan kedalam tenaga kependidikan , karena ia
menyelenggarakan pendidikan dan mendudukan jabatan stuktural. Tenaga
kependidikan mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus diselenggarakan anatara
lain :
1. Menjadi manajer atau pengendali sistem manajerial lembaga pendidikan dengan tugas
di antaranya : membuat prediksi kelangsungan lembaga pendidikannya di masa
mendatang dengan untuk mengantisipasi dan mengembangkan prestasi,
merencanakan inovasi pendidikan, menciptakn strategi serta mengkoordinasikan dan
melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan pendidikan.
2. Menjadi pemimpin lembaga pendidikan dengan mempin semua aset insan di sekolah,
memotivasi kerja dengan kenerja positif, meningkatkan kesejahteraan , dan
mengendalikan disiplin kerja.
3. Menjadi supervisor atau pengawasan yang akan mengawwasi jelannya kinerjjja
administrasi pendidikan , melakukan supervise, serta mencari dan memberi peluang
untuk meningkatkan profesi para pendidik.
4. Menjadi pencipta iklim bekerja kondusif.
5. Menjadi administrator lembaga pendidik dengan tugas menyelenggarakn kegiatan
rutin yang dioprasikan oleh personalia lembaga.
6. Melaksanakan kegiatan administratif-subatantif yang administrasi kurikulum,
kesiswaan, personalia, keuangan, saran dan prasarana.
7. Menjadi koordinator kerja sama lembaga pendidikan dengan masyarakat
B. Pengembangan Kinerja Tenaga Kerja

Gambar 5.1 Kinerja Tenaga Kependidikan


Kinerja tenaga kependidikan juga perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil kerja yang
optimal. Pentingnya peningkatan kinerja agar sistem administrasi sekolah dapat berjalan
dengan lancar, agar dapat memahami pengembangan kinerja tenanga pendidikan dapat
dengan memperhatikan peenjelasan berikut .:
1. Standar akurasi : apakah tugas yang dikerjakan memenuhi standar kepuasan ?
2. Prestasi : apakah tugas yang dikerjakan dapat terselesaikam dengan penuh tanggung
jawab ?
3. Administrasi : apakah tenaga kependidikan menunjukan efektivitas adminitratif ?
4. Analitis : apakah tenaga kependidikan telah melakukan analisi pekerjaan secara
efektif ?
5. Komunikasi : bagaimanakah kemampuan komunikasi tenaga kependidikan ?
6. Kompetensi : apakah tenaga kependidikan menunjukan kemampuan dan kualitasnya
?
7. Kerjasama : bagaimana cara kerja tim mereka, apakah mereka mampu bekerjasama
dengan tim lain ?
8. Kreativitas : apakah mereka menunjuka daya imajinasi dan daya kreativitas dalam
bekerja ?
9. Pengambilan keputusan : apakah merekaa mampu memberi solusi dalam masalah
yang dihadapi ?
10. Pendelegasian : apakah mereka mampu mengatur tugas daah tanggung jawab dengan
tim secara kompak ?
11. Improvisasi : apakah terjadi peningkatan kualitas atau kondisi yang lebih baik ?
12. Inisiatif : apakah mereka mengemukakan gagasan, metode dan pendekatan dengan
yang lebih baik ?
13. Apakah inovasi yang di lakukan ?
14. Apakah mereka secara personal memiliki keahlian khusus ?
15. Apakah sifat kepemimpinan masing-masing tenaga kependidikan ?
16. Adakah usaha untuk terus belajar ?
17. Apakah mereka mau di motivasi atau memotivasi diri untuk meraih kemajuan prestasi
kerja ?
Dalam paparan tersebut , dapat dinilai bagaimana kinerja tenaga kependidikan semestinya
dikembangkan untuk mewujudkan MBS yang efektif dan optimal. Sekarang, bagaimana
dengan upaya peningkatan professional tenaga kerja ?
Secara konstensional pasal 41 UU No. 20/2003 tentang sisdiknas menyebutkan bahwa tenaga
kependidikan dapaat bekerja secara lintas daerah. Pengangkatan, penempatan, dan
penyebaran tenaga kependidikan diatur oleh lembaga yang mengangkat berdasarkan
kebutuhan satuan pendidikan formal. Promosi da penghargaan bagi tenaga kependidikan
dilakukan berdasarkan : latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi
kerja dalam bidang pendidikan.
Selain itu, pemerintah dan pemerintah daerah memiliki kewajiban membina dan
mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintahan maupun masyarakat. Secara internal, untuk menunjang pelaksanaan MBS ,
terdapat hal yang perlu dipantau dari tenaga kependidikan.
1. Pengetahuan tentang pekerjaan yang dilakukan
2. Kualitas kerja mereka
3. produktivitas kerja
4. Adaptasi dan fleksibilitas
5. Inisiatif dan pemecahan masalah
6. Kooperasi dan kerjasama
7. Kendala yang mampu diatasi dan tanggung jawab
8. Kemampuan berkomunikasi dan interkasinya.
Sebagai kepala sekolah , misalnya, anda dapat juga dipandang sebagai tenaga kependidikan,
karena peranannya sebagaiu penyelenggara serta adiministrator adminitrasi dan manajerial
pendidikan disekolah. Salah satu factor yang paling menentukan mutu pendidikan disekolah
adalah mutu kepala sekolah. Oleh sebab itu, diperlukan mengetahui apa yang dilakukan
kepala sekolah yang berhasi meningkatkan mutu pendidikannya di sekolah.
Pengelolaan sekolah yang seduh diketahui meencangkup beberapa unsur antara lain :
mengembangkan dan merawat fasilitas sekolah, memastikan ketersediaan buku serta alat dan
bahan yang dibutuhkan gurur untuk mengajar, bekerja sama dengan orang tua dan
masyarakat. Pengawas sekolah pun harus memiliki potensi untuk mempengaruhu kepala
sekolah dan guru di wilayahnya agar mereka secara aktif dapat meningkatkan mutu
pendidikan disekolahnya.
Pada dasarnya upaya memberdayakan kinerja tenaga pendidik dalam konteks MBS adalah
melalui koordinasi dan komunikasi. Koordinasi yang dilakukan kepala sekolah dengan para
guru dan masyarakat dapat dilakukan secara vertikal, horisontal, fungsional, dan diagonal.
Koordinasi dapat juga dilakukan secara internal dan eksternal. Koordinasi dilakukan secara
terus menerus sebagai langkah konsolidasi untuk memperkuat kelembagaan dalam mencapai
tujuan.
Guru merupakan kunci keberhasilan peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Sebagai
manajer kelas, guru harus mempromosikan fasilitas belajar bagi para siswa. Sebagai
motivator, guru harus mampu menjadi mendorong dan menyemangati siswanya dalam belajar
dan mengubah sikap siswa yang kurang termotivasi.
Kelompok Kerja Guru dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah sangat berperan dalam
mewujudkan MBS. Kelompok Kerja Guru merupakan wadah berkumpulnya para guru dalam
satu gugus yang berfungsi untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar di sekolah
melalui kegiatan pemecahan masalah, melakukan uji coba dan mengembangkan ide-ide baru
proses pembelajaran, serta kegiatan lain yang menunjang kemajuan pendidikan di sekolah.
Dalam sistem gugus, KKG menjadi penting dalam MBS karena dapat dipandang sebagai
pembinaan profesional guru. Peningkatan mutu pendidikan tidak dapat dilakukan hanya
dengan memperbaharui kurikulum belaka, melainkan professional behaviour dengan
motivasi instrinsiknya, yang dapat dilakukan di kelas, di sekolah, dan dalam hubungannya
antarguru sebagaimana terjadi dalam KKG.

6. Pentingnya Peningkatan Kemampuan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar


Pentingnya peningkatan kemampuan professional guru sekolah dasar dapat di tinjau dari
beberapa sudut pandang. Pertama, di tinjau dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pendidikan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
pesat, telah berhasil dikembangkan berbagai metode dan media baru dalam pembelajaran.
Begitu juga dengan pengembangan materi dalam rangka pencapaian target kurikulum.
Semuanya harus di kuasai oleh guru dan kepala sekolah dasar. Sehingga mampu
mengembangkan pembelajaran yang dapat membawa anak didik menjadi lulusan yang
berkualitas tinggi. Oleh sebab itu peningkatan kemampuan professional guru sekolah dasar
perlu dilakukan secara kontinu. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kedua, di tinjau dari kepuasan dan moral kerja.
Peningkatan kemampuan professional guru merupakan hak setiap guru. Artinya setiap guru
berhak mendapat pembinaan secara kontinu, baik dalam bentuk supervisi, study banding,
tugas belajar, maupun dalam bentuk lain. Guru sekolah dasar swasta berhak mendapatkan
pembinaan professional dari yayasan. Sedangkan guru sekolah dasar negeri berhak mendapat
pembinaan professional dari departemen atau dinas yang berwenang.
Peningkatan kemampuan professional guru juga di anggap sebagai pemenuhan hak apabila di
rancang dan dilakukan dengan baik merupakan satu upaya pembinaan kepuasan dan moral
kerja. Karena guru sekolah dasar tidak hanya semakin mampu dan terampil dalam
melaksanakan tugas profesionalnya tetapi juga semakin puas memiliki moral atau semangat
kerja yang tinggi dan berdisiplin. Ketiga, ditinjau dari keselamatan kerja. Banyak aktivitas
pembelajaran di sekolah dasar yang beresiko tinggi apabila tidak dirancang dan dilakukan
dengan hati-hati.
Aktivitas tersebut banyak ditemukan pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam, khususnya
pada pokok bahasan yang proses pembelajarannya menuntut keaktifan siswa atau guru
menggunakan bahan kimia. Jika tidak dirancang dan dilakukan dengan professional tidak
menutup kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti peledakan bahan kimia,
tersentuh jaringan listrik, dan sebagainya. Dalam rangka mengurangi terjadinya berbagai
kecelakaan atau menjamin keselamatan kerja. Pembinaan perlu dilakukan secara kontinu.
Keempat, peningakatan professional guru sangat penting dalam rangka manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah di sekolah dasar. Ciri implementasi manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah adalah kemandirian dari seluruh stakeholder sekolah
dasar salah satunya dari guru. Kemandirian akan tumbuh bilamana ada peningkatan
kemampuan professional kepada dirinya.
A. Proses Peningkatan Kemampuan Profesional Guru Sekolah Dasar
Peningkatan professional guru di sekolah dasar dapat dikelompokkan menjadi dua
macam pembinaan. Pertama, pembinaan kemampuan pegawai sekolah dasar melalui
supervisi pendidikan, program sertifikasi, dan tugas belajar. Kedua, pembinaan
komitmen pegawai sekolah dasar melalui pembinaan kesejahteraannya.
Sementara ini, seringkali pembinaan pegawai sekolah dasar, khususnya kepala dan guru
sekolah dasar, dilakukan melalui penataran. Mereka seringkali terpaksa harus
meninggalkan sekolah untuk mengikuti penataran yang diadakan oleh kantor Dinas
Pendidikan Nasional Kabupaten. Padahal sebenarnya banyak sekali teknik yang dapat
digunakan untuk mengembangkan kemampuan mereka. Beberapa teknik yang
dimaksud diantaranya berupa bimbingan, latihan, kursus, pendidikan formal, promosi,
rotasi jabatan, konferensi, rapat kerja, penataran, lokakarya, seminar, diskusi, dan studi
kasus.
7. Evaluasi dan Jawaban
7.1 Pilihan ganda; pilihlah satu jawaban pada huruf a, b, c, d yang paling paling benar.
1. KKG merupakan ...
A. Peer teachers yang efektif
B. Organisasi profesi
C. Kelompok pengembang profesionalisme
D. Jawaban a dan c
2. Dalam melaksanakan observasi aktivitas rekan sejawat di kelas, mengembangkan
kompetensi dan performansi guru, mengkaji jurnal dan buku pendidikan, serta
mengikuti studi lanjut dan pengembangan pengetahuan melalui kegiatan ilmiah
merupakan upaya peningkatan ...
A. Kinerja pendidik
B. Kerja pendidik
C. Profesionalisme pendidik
D. Profesi pendidik
3. Di bawah ini yang merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik, kecuali ...
A. Meningkatkan kualitas dan kemampuan dalam melaksanakan proses pembelajaran
B. Mendiskusikan rencana pembelajaran
C. Membahas substansi materi pelajaran
D. Mengikuti apapun peraturan kepala sekolah dan dinas pendidikan
4. Hal-hal yang meliputi peningkatan profesionalisme tenaga pendidik, kecuali ...
A. Pekerjaan sebagai pendidik sama halnya dengan profesi yang lain
B. Melakukan observasi kegiatan manajemen pendidikan secara terencana
C. Membaca berbagai hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan atau proses-
proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan
D. Memanfaaatkan hasil-hasil penelitian pendidikan orang lain
5. Seorang pendidik secara ideal diharapkan memiliki nilai-nilai kinerja positif seperti
...
A. Prestasi kerja dan tanggung jawab
B. Ketaatan, kejujuran, dan kerja sama
C. Prakarsa dan kepemimpinan
D. Semua benar
6. Tenaga kerja kependidikan perlu ditingkatkan kinerjanya agar ...
A. Tercapainya tujuan institusional
B. Tercapai tujuan kurikuler
C. Terjadinya optimalisasi pendidikan
D. Standardisai pencapaian tujuan pendidikan terlaksana
7. Bagi tenaga kependidikan penghargaan dan promosi dilakukan berdasarkan ...
A. Latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi kerja
dalam bidang pendidikan.
B. Latar belakang ekonomi tenaga kependidikan
C. Status sosial tenaga kependidikan
D. Kemampuan dan prestasi tenaga kependidikan
8. Kepala Sekolah adalah bagian tenaga kependidikan atau penyelenggara pendidikan
yang bertugas ...
A. Meningkatkan peran serta masyarakat
B. Mengelola sekolah dan melengkapi fasilitas sekolah
C. Membantu dan membina guru, termasuk meningkatkan profesionalisme guru
D. Semua jawaban benar
9. Tenaga kependidikan secara administratif merupakan ...
A. Pelaksanaan tugas dan wewenang yang diberikan kepala sekolah
B. Pelaksanaan tugas fungsional sekolah
C. Pelaksana administratif-subtantif yaitu administrasi kurikulum, kesiswaan,
personalia, keuangan, sarana dan prasarana
D. Pelaksana tugas struktural sekolah
10. Komunikasi, kompetensi dan kerjasama merupakan unsur penunjang tercapainya ...
A. Hubungan positif tenaga kependidikan dengan pihak luar
B. Kemampuan dasar tenaga kependidikan
C. Kemampuan penunjang profesi tenaga kependidikan
D. Produktivitas tenaga kependidikan
11. Secara internal, untuk menunjang MBS tenaga kependidikan harus dipantau hal-hal
yang berkaitan dengan ...
A. Pengetahuan tentang pekerjaan yang dilakukan
B. Produktivitas kerja
C. Kualitas kerja
D. Semua benar
12. Pengembangan tenaga pendidik melibatkan ...
A. Waktu, dana, dan tenaga
B. Aspek sosial, pedagogis, emosional, dan profesional
C. Aspek kognitif, afektif, psikomotor
D. Dimensi emosional dan psikologis
13. Sebagai tenaga pendidik dalam menjalankan tugas diperlukannya ...
A. Komitmen dan dedikasi pekerjaan
B. Pengembangan kinerja, seperti penuh dengan ide
C. Kreatif, isiplin, kooperatif
D. Semua benar
14. Kinerja tenaga kependidikan perlu mendapatkan perhatian untuk memperoleh hasil
...
A. Sesuai dengan pencapaian tujuan tertentu
B. Selaras dengan standar pemerintah
C. Sepadan dengan tenaga pendidik
D. Optimal sebagai upaya peningkatan profesionalisme
15. Dalam peningkatan profesionalisme tenaga pendidik sangat berkaitan dengan
kriteria kinerja berikut adalah ...
A. Karakteristik tenaga pendidik
B. Hasil dan kombinasi diantara ketiganya
C. Proses peningkatan profesionalisme
D. Semua benar

7.2 Essay
Jawablah dengan singkat, jelas dan benar.
1. Secara etimologis, apa arti profesi, profesional, dan profesionalisme?
Jawaban :
Profesi adalah suatu pekerjaan khusus yang dilandasi dengan keahlian, tanggung
jawab, dan kesejawatan. Profesional adalah hal yang berkenaan dengan pekerjaan
keahlian-keahlian khusus, mengharuskan adanya pembayaran untuk
melakukannya, sedangkan profesionalisme adalah merupakan suatu kelakuan,
tujuan, nilai atau kualitas yang mencirikan profesi.
2. Jelaskan yang dimaksud dengan profesi kependidikan?
Jawaban :
Profesi kependidikan adalah pengkajian yang berkaitan dengan pekerjaan khusus
yang membutuhkan keahlian, tanggung jawab dan kesejawatan dalam rangka
mempengaruhi anak untuk mencapai manusia dewasa yang selamat dan bahagia.
3. Jelaskan yang dimaksud dengan tenaga pendidik?
Jawaban :
Tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
4. Jelaskan yang dimaksud dengan tenaga kependidikan?
Jawaban :
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
5. Sebagai seorang profesional, pendidik memiliki ciri-ciri seperti yang
dikembangkan oleh Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia yaitu?
Jawaban :
Ciri-ciri seperti yang dikembangkan oleh Ikatan Sarjana Pendidikan
Indonesia(1991).
a. Memiliki fungsi dan signifikan sosial.
b. Memiliki keahlian dan keterampilan melalui metode ilmiah.
c. Memperoleh keahlian dan keterampilan melalui metode ilmiah.
d. Memiliki disiplin ilmu.
e. Memiliki latar pendidikan perguruan tinggi.
f. Memiliki etika profesi yang dikontrol organisasi profesi.
g. Bebas memutuskan sendiri dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan
pekerjaannya.
h. Mempunyai nilai sosial dimasyarakat.
i. Berhak mendapatkan imbala yang layak.
6. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
pendidik adalah?
Jawaban :
Beberapa upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme
tenaga pendidik adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan kualitas dan kemampuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
b. Berdiskusi tentang rencana pembelajaran.
c. Berdiskusi tentang substansi materi pelajaran.
d. Berdikusi tentang pelaksanaan proses belajar mengajar termaksud evaluasi
pengajaran.
e. Melaksanakan observasi aktivasi revan sejawat di kelas
f. Mengembangkan kompetensi dan performansi guru.
g. Mengkaji jurnal dan buku pendidikan.
h. Mengikuti studi lanjut dan pengembangan pengetahuan melalui kegiatan ilmiah.
i. Melakukan penelitian.
j. Menulis artikel.
k. Menyusun laporan penelitian.
l. Menyusun makalah
m. Menyusun laporan atau review buku.
7. Bagaimana cara untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik?
Jawaban :
untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik.
1. Senantiasa belajar dari pekerjaan sehari-hari
2. Melakukan observasi kegiatan manajemen pendidikan secara terencana
3. Membaca berbagai hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan atau proses-
proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan
4. Memanfaatkan hasil-hasil penelitian pendidikan orang lain
5. Berfikir untuk kelangsungan dan aplikasi pendidikan di masa mendatang
6. Merumuskan ide-ide yang dapat diujicobakan

8. Apa tujuan pembahasan profesi guru?


Jawaban :
Pembahasan jabatan profesi kependidikan ini bertujuan mengungkapkan apa yang
dimaksud dengan profesi, profesional, profesionalisme, dan mengajar sebagai
profesi
9. Apa hak dalam pendidik dan tenaga kependidikan?
Jawaban :
Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh :
a. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai;
b. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
c. Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;
d. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan
intelektual; dan
e. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan
untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
10. Apa kewajiban dalam pendidik dan tenaga kependidikan?
Jawaban :
Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban :
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis;
b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan; dan
c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

7.3 Studi Kasus


A. Kasus
Seorang guru menetapkan disiplin masuk kelas kepada siswanya sebagai berikut: Jika
murid terlambat lima menit, maka si murid dilarang masuk dan jika dia yang
terlambat, maka dia yang tidak masuk kelas. Beberapa Minggu berlangsung dengan
baik, tetapi suatu ketika di salah satu kelas terjadi tragedi. Ketika guru itu sudah
masuk kelas, murid-murid masih belum ada yang masuk. Waktu lima menit pun telah
lewat dan akhirnya ketika murid masuk, semua kena marah dan guru pun berlalu
keluar kelas dengan nada kesal. Minggu berikutnya guru tidak mau masuk kelas dan
murid-murid pun tidak peduli. Sang guru pun semakin marah dan dia bersikeras untuk
tidak mau mengajar lagi di kelas itu. Kepala sekolah turun tangan membujuk agar
mau masuk kelas lagi, tetapi gagal sang guru bersikeras bertahan dengan
pendiriannya, Akhirnya murid-murid kelas itu tidak mendapatkan pelajaran selama
enam bulan dan mereka belajar sendiri.
B. Analisis kasus
Kasus ini mengarah kepada konformitas membabi buta. Siswa oleh guru dituntut
untuk disiplin ketika masuk kelas saat mata pelajarannya, dengan cara menetapkan
secara paksa aturan tersebut. Guru memposisikan sebagai penguasa yang harus
dipatuhi, Dia dapat memperlakukan peserta didiknya sesuai keinginanya. Situasi
pendidikan pun akhirnya tidak terlaksana karena sang guru menghukum peserta
didiknya dengan tidak masuk kelas itu lagi selama berbulan-bulan. Hal ini jelas sangat
merugikan siswa, sehingga tidak ada hubungan lagi antara pendidik, peserta didik,
tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran. Konformitas membabi buta lainnya
yang mungkin terjadi, antara lain:
Peraturan tata tertib sekolah disertai sanksinya, mulai sanksi ringan, skorsing, hingga
dikeluarkan dari sekolah.Peserta didik dituntut untuk rajin belajar, mengerjakan tugas-
tugas, mengikuti tata tertib kelas, tidak menyontek, dan sebagainya yang apabila
melanggarnya/tidak mengindahkannya siswa tersebut dianggap tidak patuh kepada
aturan atau pendidik.Untuk meningkatkan kepatuhan peserta didik, sekolah
memberikan imbalan/hadiah misalnya kepada kelas yang yang paling bersih melalui
perlombaan, melakukan razia tas, rambut dan lainnya disertai sanksi.
Peserta didik kelas IX dipaksa untuk mengikuti program persiapan UN demi untuk
mengejar prestasi dan prestise sekolah, sekali pun mengorbankan kepentingan peserta
didik. Sekolah memperketat kenaikan kelas VII dan VIII semata-mata untuk
mengurangi jumlah siswa yang tidak lulus UN. Dan yang kemungkinan terancam
tidak naik kelas ditawari untuk pindah sekolah.
C. Keharusan Guru sebagai Pendidik
Berkaitan dengan kasus di atas, yang seyogyanya dilakukan guru sebagai pendidik:
Konformitas yang harus ditegakkan adalah konformitas internalisasi. Seharusnya
pendidik tidak menetapkan disiplin kaku seperti ini. Jika guru memiliki keteladanan
dalam kedisiplinan, itu sudah cukup memberikan pengaruh positif kepada peserta
didik untuk disiplin. Kalau ada siswa yang terlambat, pendidik dapat memberikan
Tindakan Tegas yang Mendidik
Tugas guru mestinya menciptakan situasi pendidikan yang didasarkan pada hubungan
ketiga komponen pendidik, peserta didik, tujuan pendidikan dalam proses
pembelajaran yang penuh dengan muatan HMM. Perlakuan pendidik yang seharusnya
humanis-demokratis, yaitu memperlakukan peserta didik sesuai konsep HAM dan
HMM. Oleh karena itu pendidik harus menciptakan situasi pendidikan yang dapat
mendorong dan menyerahkan kesempatan pengembangan kedirian peserta didik
kepada peserta didik sendiri. Kalau ini yang dipraktikan, maka konformitas
internalisasi dapat diwujudkan.
8. Glosarium
Profesionalisme : Kondisi pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar.
Tenaga Pendidik :Tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Tenaga :Anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan.
Kependidikan:Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan pengawasan dan pelayanan
teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
KKG :Singkatan dari Kelompok Kerja Guru, yaitu berkumpulnya para guru dalam satu
gugus tersebut untuk memecahkan masalah, mengujicobakan, dan mengembangkan
ide-ide baru untuk peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan
mutu profesionalisme guru.
KKKS:Singkatan dari Kelompok Kerja Kepala Sekolah adalah berkumpulnya para kepala
sekolah dalam satu gugus tersebut untuk memecahkan masalah, mengujicobakan dan
mengembangkan ide-ide baru untuk peningkatan mutu manajerial pendidikan dan
meningkatkan mutu profesionalisme kepala sekolah.
Pembinaan:Sebuah gugus yang terdiri dari rata-rata 6 sampai 10 sekolah.

Anda mungkin juga menyukai