HAKIKAT GURU
Sulistianingsih, M, Pd
KELOMPOK II
SYAHRI SYA’BANI
LULU HUMAIROH
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah.
Makalah ini membahas “Hakikat Guru”
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan adalah bagian dari kehidupan manusia, pendidikan
yang berkualitas akan membawa perubahan yang besar dalam pola hidup
manusia. Profesionalisme guru yang merupakan satu bagian
yang menunjukan berkualitasnya suatu pendidikan.
Oleh karena itu guru merupakan orang yang harus digugu dan ditiru.
Dalam arti orang yang memiliki karisma dan wibawa hingga perlu untuk
ditiru dan diteladani.
Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan
merancang program pembelajaran serat mampu menata dan mengelola
kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai
tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir proses pendidikan.1
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai hakikat, syarat, peran
dan kedudukan guru dalam proses pendidikan.
B. Rumusan masalah
1. Apa makna dan hakikat sosok guru dalam pendidikan ?
2. Apa syarat-syarat mejadi seorang guru ?
3. Apakah peran dan kedudukan seorang guru ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui makna dan hakikat seorang guru
2. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat seorang guru
3. Untuk mengetahui peran dan kedudukan seorang guru
2 Siti Suwadah, Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna, (Bandung: ALFABETA, 2011), hal. 1-3.
B. Hakikat guru
Nugroho Notosusanto berpendapat bahwa di dunia ini hanya ada
dua jabatan yaitu : jabatan guru dan jabatan non guru. Yang membedakan
jabatan keduanya adalah mengajar. Mengajar merupakan langkah seorang
guru untuk memandaikan bangsa dengan tanpa memikirkan efek untung
dan ruginya secara material-personal, melainkan memikirkan bagaimana
nistanya jika generasi selanjutnya tidak lebih berkualitas dalam semua
aspek kehidupan. Aktivitas mengajar tersebut tentunya menuntut kepekaan
emosional dan spiritual yang mampu melahirkan mentalitas dan moralitas
suatu bangsa.
Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik , mengajar , membimbng , mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu
akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang
tercermin dan kompetensi , kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang
memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.
Di negara ini guru dibagi menjadi dua yaitu guru negeri dan guru
swasta. Guru negeri berada dalam struktur pemerintahan dan digaji oleh
pemerintah , sedang guru swasta mendapat pembinaan dari pemerintah dan
mendapat gaji dari sekolahnya masing-masing.3
C. Syarat-syarat guru
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan bab VI pasal 28 menyebutkan bahwa :
1) pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2) kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik
6 Amir Daiem Indrakusuma, Ilmu Pendidikan Sebuah Tinjauan Teoritis Filosofis, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1973), hlm: 176-179
D. Peranan dan Kedudukan guru
Peranan
Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru
sangar signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses
belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer
kelas, supervisor, motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan
dikemukakan disini adalah peran yang dianggap paling dominan dan
klasifikasi guru sebagai:
1. Demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar,
guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang
akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti
meningkatkan kemampuannya dalam ilmu yang dimilikinya hal ini akan
sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2. Manajer/pengelola kelas
7 Rugaiyah dan Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), hal.137-141
1. Diakui oleh masyarakat dan layanan ynag diberikan hanya
dikerjakan oleh pekerja yang dikategorikan sebagai suatu profesi.
2. Memiliki sekumpulan bidang ilmu pengetahuan sebagai landasan
dari sejumlah teknik dan prosedur yang unik. Sebagai contoh misalnya
profesi di bidang kedokteran, harus pula mempelajari, anatomi,
bakteriologi, dan sebagainya. Juga profesi di bidang keguruan misalnya
harus mempelajari psikologi, metodik, dan lain-lain.
3. Diperlukan perisapan yang sengaja dan sistematis, sebelum orang
itu dapat melaksanakan pekerjaan professional.
4. Memiliki mekanisme untuk menyaring sehingga orang yang
berkompeten saja yang diperbolehkan bekerja.
5. Memiliki organisasi professional untuk meningkatkan layanan pada
masyarakat.
Secara garis besar ada tiga tingkatan kualifikasi professional guru sebagai
tenaga professional kependidikan, yaitu:
1. Tingkatan capability personal, maksdunya guru diharapkan
memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih
mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses belajar-
mengajarsecara efektif.
2. Guru sebagai innovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang
memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi. Para guru
diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta
sikap ynag tepat terhadap pembaharuan dan sekaligus merupakan
penyebar idepembaharuan yang efektif.
3. Guru sebagai developer. Guru harus memiliki visi keguruan yang
mantap dan luas perspektifnya. Guru harus mampu dan mau melihat jauh
ke depan dalam menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh sektor
pendidikan sebagai suatu sistem.8
9 Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Prifesi Kependidikan, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,
2012), hal. 69-70
BAB III
KESIMPULAN
4) syarat pedagogis-didaktis
http://finaniswati.blogspot.com/2014/09/makna-hakikat-dan-peran-guru-
dalam.html
https://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/9155-syarat-syarat-
guru.html
http://bloglindaadress.blogspot.com/2015/06/makalah-kedudukan-guru-
dalam-pendidikan.html
Ibid, hlm: 9