Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HAKIKAT GURU
Sulistianingsih, M, Pd

KELOMPOK II

SYAHRI SYA’BANI

LULU HUMAIROH
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah.
Makalah ini membahas “Hakikat Guru”
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Bekasi, 11 oktober 2018


Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan adalah bagian dari kehidupan manusia, pendidikan
yang berkualitas akan membawa perubahan yang besar dalam pola hidup
manusia. Profesionalisme guru yang merupakan satu bagian
yang menunjukan berkualitasnya suatu pendidikan.
Oleh karena itu guru merupakan orang yang harus digugu dan ditiru.
Dalam arti orang yang memiliki karisma dan wibawa hingga perlu untuk
ditiru dan diteladani.
Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan
merancang program pembelajaran serat mampu menata dan mengelola
kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai
tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir proses pendidikan.1
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai hakikat, syarat, peran
dan kedudukan guru dalam proses pendidikan.

B. Rumusan masalah
1. Apa makna dan hakikat sosok guru dalam pendidikan ?
2. Apa syarat-syarat mejadi seorang guru ?
3. Apakah peran dan kedudukan seorang guru ?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui makna dan hakikat seorang guru
2. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat seorang guru
3. Untuk mengetahui peran dan kedudukan seorang guru

1 Hamzah,Profesi Kependidikan.(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2007),hlm.15


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian guru
Guru itu kata orang Jawa dari kata digugu (dipercaya) dan ditiru
(dicontoh). Kehadiran seorang guru bukan sekedar mengajar dan berdiri di
depan kelas, melainkan seorang yang mampu menjadi seorang pendidik.
Guru adalah manusia yang rela menyumbangkan sebagian besar waktunya
untuk berbagi ilmu kepada semua anak didiknya. Guru bertanggung jawab
terhadap perkembangan anak didik dengan tetap berusaha mengupayakan
seluruh potensi afektif, kognitif, maupun prikomotorik demi kelangsungan
sebuah proses pendidikan.
Guru merupakan manusia yang paling bertanggung jawab
mencerdaskan kehidupan anak didik, mengubah segala bentuk perilaku
dan pola piker mnusia, membebaskan manusia dari terbelenggu
kebodohan.
Guru merupakan ujung tombak pelaksana pendidikan sekolah.
Maju mundurnya kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas
guru.untuk memperoleh murid dengan sumber daya manusia yang tinggi
maka dibutuhkan guru yang memiliki sumber daa manusia yang tinggi
pula.
Walaupun bukan mrupakan satu-satunya faktor penentu
keberhasilan pendidikan, guru tetapah merupakan titik sentral dalam
keterlaksanaan pendidikan. Tanpa guru, proses pedidikan akan timpang
bahkan tidak terarah. Manusia tidak akan dapat membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk, karena mereka tidak mendapat bimbingan dari
guru.2

2 Siti Suwadah, Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna, (Bandung: ALFABETA, 2011), hal. 1-3.
B. Hakikat guru
Nugroho Notosusanto berpendapat bahwa di dunia ini hanya ada
dua jabatan yaitu : jabatan guru dan jabatan non guru. Yang membedakan
jabatan keduanya adalah mengajar. Mengajar merupakan langkah seorang
guru untuk memandaikan bangsa dengan tanpa memikirkan efek untung
dan ruginya secara material-personal, melainkan memikirkan bagaimana
nistanya jika generasi selanjutnya tidak lebih berkualitas dalam semua
aspek kehidupan. Aktivitas mengajar tersebut tentunya menuntut kepekaan
emosional dan spiritual yang mampu melahirkan mentalitas dan moralitas
suatu bangsa.
Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik , mengajar , membimbng , mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu
akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang
tercermin dan kompetensi , kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang
memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.
Di negara ini guru dibagi menjadi dua yaitu guru negeri dan guru
swasta. Guru negeri berada dalam struktur pemerintahan dan digaji oleh
pemerintah , sedang guru swasta mendapat pembinaan dari pemerintah dan
mendapat gaji dari sekolahnya masing-masing.3
C. Syarat-syarat guru
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan bab VI pasal 28 menyebutkan bahwa :
1) pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2) kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik

3 Zaenal,Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan:Stain Pekalongan Press,


2013).hlm:9-10
yang dibuktikan denga ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3) kompetensi sebagai agen pembelajaran atau jenjang pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a)
kompetensi pedagogik, b) kompetensi kepribadian, c) kompetensi
professional, d) kompetensi sosial.

4) seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang
diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati
uji kelayakan dan kesetaraan[2]
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh guru meliputi:
1) syarat professional
2) syarat biologis
3) syarat psikologis
4) syarat pedagogis-didaktis
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang guru
sebagaimana disebutkan tersebut secara rinci dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1) syarat professional
Pekerjaan guru merupakan profesi dalam masyarakat, karena itu
seorang guru sebelum menunaikan tugas mendidik dan mengajar dituntut
untuk memiliki beberapa macam keterampilan yang merupakan pelengkap
profesinya. Profesional tersebut biasanya diasosiasikan dengan ijazah yang
memberikan kewenangan dan tanggung jawab guru dalam melaksanakan
tugasnya.
2) syarat biologis
Profesi guru sebagai pendidik formal di sekolah tidak dapat
dipandang ringan, karena menyangkut berbagai aspek kehidupan serta
menuntut pertanggung jawaban moral yang berat. Salah satu aspek yang
perlu diperhitungkan untuk menjadi seorang guru adalah persyaratan fisik
atau persyaratan jasmani. Hal ini dimaksudkan bahwa seorang calon guru
harus berbadan sehat dan tidak memiliki cacat tubuh yang dapat
mengganggu tugas mengajarnya. Dalam dunia pendidikan selalu
berhadapan dengan muruidnya dan juga guru sebagai penentu keberhasilan
pendidikan dituntut untuk memiliki fisik yang memenuhi syarat,
maksudnya guru dalam proses belajar-mengajar harus selalu dala keadaan
sehat, tidak cacat tubuh serta memiliki stamina yang kuat untuk
melaksanakan tugasnya.
Mengenai persyaratan fisik yang harus dipenuhi oleh seorang guru,
ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Siti Meichati MA:
“Keadaan jasmani calon pendidik seperti kesehatan dan tidak adanya cacat
jasmani yang menyolok adalah syarat penting”4
Berdasarkan persyaratan tersebut, jelaslah bahwa persyaratan
fisiknya sehat dan tidak adanya cacat merupakan salah satu persyaratan
yang harus dipenuhi guru. Dengan kondisi yang baik, maka guru akan
dapat tampil di depan kelas dengan baik pula, sehingga interaksi edukatif
yang diharapkan dapat mencapai hasil maksimal.
3) syarat psikologis
Persyaratan psikologis ini pada hakikatnya ada dua unsur yang
sangat kompeten terhadap perkembangan manusia yaitu unsur jasmani dan
unsur rohani. Perpaduan dua unsur dalam setiap manusia itulah yang
menentukan figure guru yang baik.
Persyaratan psikis yang harus dimiliki oleh guru dikemukakan oleh
team didaktik motodik IKIP Surabaya yang mengatakan:
Persyataran psikis yaitu sehat rohaninya. Maksudnya, tidak
mengalami gangguan kelainaan jiwa atau penyakit syaraf, yang tidak
memungkinkan dapat menuinaikan tuasnya dengan baik, selain itu juga
diharapkan memiliki bakat dan minat keguruan.5

4 Siti Meichati , Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta), hlm:58


5 Ibid, hlm: 9
Persyaratan tersebut, sepintas lebih menekankan pada kesehatan
jiwa guru. Kesehatan yang dimaksud juga berkaitan dengan kesetabilan
emosi guru dalam melaksanakan tugasnya. Karena perasaan dan emosi
guru yang mempunyai kepribadian yang terpadu tampak stabil optimis dan
menyenangkan. Dia dapat memikat hati anak didiknya, karena setiap anak
merasa diterima dan disayangi oleh guru . Demikian juga emosi yang tidak
staabil akan membawa keadaan emosi yang tidak stabil kepada anak
didiknya, khususnya dalam masalah yang berkaitan dengan kewajiban
anak didik tersebut. Dengan adanya hal di atas, maka seorang guru harus
memiliki mental yang sehat dalam rangka menunjang keberhasilan
program pengajaran.
4) syarat pedagogis-didaktis
Seorang guru akan melaksanakan tugasnya dengan baik ditentukan
oleh pengetahuan-pengatahuan yang dimilikinya. Baik pengetahuan yang
bersifat umum maupun pengetahun pendidikan. Dengan dasar-dasar
pengetahun yang dimiliki diharapkan guru dapat membuka wawasan yang
luas dan dapat mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan zaman.
Disamping itu, persyaratan pengetahuan bagi guru ini juga sangat penting
sebagai penunjang dan pembentukan profesi guru. Hal ini dikemukakan
oleh Amir Daiem Indrakusuma dalam bukunya Ilmu Pendidikan Sebuah
Tinjauan Teoritis Filosofis, mengatakan:
“Pembentukan profesi guru, maka diperlukan pengetahuan-
pengetahuan yang merupakan persiapan atau belak dalam melaksanakan
pekerjaan mendidik”.6

6 Amir Daiem Indrakusuma, Ilmu Pendidikan Sebuah Tinjauan Teoritis Filosofis, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1973), hlm: 176-179
D. Peranan dan Kedudukan guru
 Peranan
Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru
sangar signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses
belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer
kelas, supervisor, motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan
dikemukakan disini adalah peran yang dianggap paling dominan dan
klasifikasi guru sebagai:
1. Demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar,
guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang
akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti
meningkatkan kemampuannya dalam ilmu yang dimilikinya hal ini akan
sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

2. Manajer/pengelola kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan


dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain
kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar.
3. Mediator/fasilitator
Melalui pembelajaran aktif guru dapat berperan sebagai fasilitator.
Ia bertugas memfasilitasi pembelajaran yang berlangsung pada diri peserta
didik, sehingga mereka memperoleh pengalaman belajar nyata dan otentik.
Dengan memfasilitasi pembelajaran, berarti guru berusaha mengajak dan
membawa seluruh peserta didik yang ada di kelasnya untuk berpartisipasi.
4. Evaluator
Evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran merupakan proses
menetapkan kualitas hasil belajar atau proses untuk meentukan tingkat
pencapaian tujauan pembelajaran oleh peserta didik.
Guru sebagai evaluator perlu memiliki pengetahuan , keterampilan dan
sikap yang memadai serta kemampuan dalam memahami teknik evaluasi
baik tes maupun non tes yang mencakup jenis masing-masing teknik
karakteristik serta cara menentukan baik atau tidaknya ditinaju dari
berbagai segi, validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal.
Peneliaan harus dilakukan dengan rancangan dan frekuensi yang memadai
dan berkesinambungan serta diadministrasikan dengan baik. Guru selain
menilai hasil belajar peserta didik, guru harus pula menilai dirinya sendiri
baik sebagi perencana, pelaksana, maupun penilai program pembelajaran.
 Kedudukan guru
a) Guru Sebagai Pendidik dan Pembimbing
Guru memang seorang “pendidik”, sebab dalam pekerjaanya ia tidak
hanya “mengajar” seseorang agar tahu beberapa hal, tetapi guru juga
melatih beberapa keterampilan dan terutama sikap mental anak didik.
“Mendidik” sikap ental seseorang tidak cukup hanya “mengajarkan”
sesuatu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan itu harus dididikkan,
dengan guru sebagai idolanya.
Sebagai seorang pendidik, guru harus memenuhi beberapa syarat
khusus. Untuk mengajar ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan
sebagai dasar, disertai pula seperangkat latihan keterampilan keguruan,
dan pada kondisi itu pula, ia belajar memersonalisasikan beberapa sikap
keguruan yang diperlukan.
Seorang guru menjadi pendidik berarti sekaligus menjadi pembimbing.
Sebagai contoh guru yang berfungsi sebagai “pendidik” dan “pengajar”
seringkali akan melakukan pekerjaan bimbingan, moisalnya bimbingan
belajar, bimbingan tentang sesuatu keterampilan dan sebagainya. Jadi yang
jelas dalam proses pendidikan kegiatan “mendidik”, “mengajar”, dan
“bimbingan” sebagai yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan
menuntun anak didik dalam perkembangannya dengan jalan memberikan
lingkungan dan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan.Sebagai
pendidik, guru harus berlaku membimbing, dalam arti menuntun sesuai
dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembanagn anak didik
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan, termasuk dalam hal ini, yang
penting ikut memecahkan persoalan-ersoalan atau kesulitan yang dihadapi
anak didik.Dengan demikian, diharapkan dapat menciptakan
perkembangan yang lebih baik pada diri siswa, baik perkembangan fisik
maupun mental.
Pendidikan adalah usaha pendidik memimpin anak didik, secara umum
untuk mencapai perkembanagn menuju kedewasaan jasmani maupun
rohani, dan bimbingan adalah usaha pendidik memimpin anak didik dalam
arti khusus misalnya memberikan dorongan atau motivasi dan mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak didik. Hal ini susuai dengan apa
yang pernah disampaikan Ki Hajar Dewantoro dengan sistem among, “ing
madyo mangun karso”.7
b) Guru Sebagai Tenaga Profesional
Pekerjaan professional akan senantiasa menggunakan teknik dan
procedur yang berpijak pada landasan intelektual yang harus dipelajari
secara sengaja, terencana dan kemudian dipergunakan demi kemaslahatan
orang lain.
Kompetensi seorang guru sebagai tenaga profeional kependidikan,
ditandai dengan serentetan diagnosis, rediagnosis, dan penyesuaian yang
terus-menerus.
Westby dan Gibson, mengemukakan ciri-ciri keprofesian di bidang
kependidikan sebagai berikut:

7 Rugaiyah dan Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), hal.137-141
1. Diakui oleh masyarakat dan layanan ynag diberikan hanya
dikerjakan oleh pekerja yang dikategorikan sebagai suatu profesi.
2. Memiliki sekumpulan bidang ilmu pengetahuan sebagai landasan
dari sejumlah teknik dan prosedur yang unik. Sebagai contoh misalnya
profesi di bidang kedokteran, harus pula mempelajari, anatomi,
bakteriologi, dan sebagainya. Juga profesi di bidang keguruan misalnya
harus mempelajari psikologi, metodik, dan lain-lain.
3. Diperlukan perisapan yang sengaja dan sistematis, sebelum orang
itu dapat melaksanakan pekerjaan professional.
4. Memiliki mekanisme untuk menyaring sehingga orang yang
berkompeten saja yang diperbolehkan bekerja.
5. Memiliki organisasi professional untuk meningkatkan layanan pada
masyarakat.
Secara garis besar ada tiga tingkatan kualifikasi professional guru sebagai
tenaga professional kependidikan, yaitu:
1. Tingkatan capability personal, maksdunya guru diharapkan
memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih
mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses belajar-
mengajarsecara efektif.
2. Guru sebagai innovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang
memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi. Para guru
diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta
sikap ynag tepat terhadap pembaharuan dan sekaligus merupakan
penyebar idepembaharuan yang efektif.
3. Guru sebagai developer. Guru harus memiliki visi keguruan yang
mantap dan luas perspektifnya. Guru harus mampu dan mau melihat jauh
ke depan dalam menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh sektor
pendidikan sebagai suatu sistem.8

8 Ibid., hal. 133-136.


c) Guru Sebagai Agen Pembelajaran (Learning Agent)
Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 2 ayat (1) berbunyi
“Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada
jenjang pendidikan dasar, pendidikn menengah, dan pendidikan anak usia
dini pada jalur pendidikanformal yang diangkat sesuai dengan perundang-
undangan.” Lebih lanju dalam pasal 4, menjelaskan mengenai fungsi
kedudukan guru yang berbunyi: “Kedudukan guru sebagi tenga
profesional sebagaimana dimaksud dalam pasa 2 ayat (1) berfungsi
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dan
berfungsi meningkatkan mutu pendidikan nasional.”Penjelasan pasal 4
dalam undang-undang ini menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
guru sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran guru antara
lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan
pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang mampu


meletakkan posisi guru dengan tepat sehingga guru dapat memainkan
perannya sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.Sebagai fasilitator,
guru tidaklah mengajar, tetapi melayani peserta didik untuk belajar.Sebagi
motivator, guru mendrong peserta didik untuk belajar.Sebagai pemacu,
guru menyentuh faktor-faktor belajar agar kompetensi peserta didik
meningkat.Sebagai perekayasa, guru manfaatkan segala media dan sumber
belajar agar peserta didik mencapai kompetensi yang telah
ditentukan.Sebagai pemberi inspirasi, guru mengubah pandangan dan
kehidupan peserta didik menjadi lebih baik.9

9 Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Prifesi Kependidikan, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,
2012), hal. 69-70
BAB III

KESIMPULAN

Guru adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-


tempat tertentu tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga
di masjid, di surau atau musholla , di rumah, dan sebagainya.

Hakikat Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama


mendidik , mengajar , membimbng , mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas guru tidak
hanya sebagai profesi , tetapi juga sebagi suatu tugas kemanusiaan dan
kemasyarakatan.

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh guru meliputi:

1) syarat professional 2) syarat biologis 3) syarat


psikologis

4) syarat pedagogis-didaktis

Kedudukan guru dalam pendidikan :

1. Guru Sebagai Pendidik dan Pembimbing

2. Guru Sebagai Tenaga Profesional

3. Guru Sebagai Agen Pembelajaran (Learning Agent)


DAFTAR PUSTAKA

http://finaniswati.blogspot.com/2014/09/makna-hakikat-dan-peran-guru-
dalam.html

https://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/9155-syarat-syarat-
guru.html

http://bloglindaadress.blogspot.com/2015/06/makalah-kedudukan-guru-
dalam-pendidikan.html

Hamzah,Profesi Kependidikan.(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2007),hlm.15

Siti Suwadah, Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna, (Bandung:


ALFABETA, 2011), hal. 1-3.

Zaenal,Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan:Stain Pekalongan


Press, 2013).hlm:9-10

Siti Meichati , Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta), hlm:58

Ibid, hlm: 9

Amir Daiem Indrakusuma, Ilmu Pendidikan Sebuah Tinjauan Teoritis


Filosofis, (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), hlm: 176-179

Rugaiyah dan Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, (Bogor: Ghalia


Indonesia, 2013), hal.137-141

Ibid., hal. 133-136

Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Prifesi Kependidikan,


(Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012), hal. 69-70

Zaenal,Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan:Stain Pekalongan


Press, 2013).hlm:9-10

Anda mungkin juga menyukai