Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

KARAKTERISTIK DAN PERAN GURU DALAM PROSES BELAJAR


SISWA

Untuk Memenuhi Tugas : Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : M.Farid Nasrullah.M.Pd.I

DiSusun Oleh:

Kelompok 14

1. Budi Sarjana(1904100103)
2. Lukluil Maknun(1904100102)

UNIVERSITAS KH.A.WAHAB CHASBULLAH


TAMBAKBERAS JOMBANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum.wr.wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Peran Guru
Dalam Proses Pembelajaran” Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok
semester 2 mata kuliah Psikologi Pendidikan

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari dosen
mata kuliah Psikologi Pendidikan agar menjadi acuan dalam bekal pengalaman
kami untuk lebih baik di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
memberikan informasi yang bermanfaat bagi orang lain yang membacanya dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Wa’alaikumussalam.wr.wb
DAFTAR ISI

Cover…………………………………………………………………………...
……………………

Kata Pengantar…………………….
…………………………………………………….

Daftar Isi……………………………………………………………………….
…………….

Bab I
Pendahuluan………………………………………………………………………

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………


B. Rumusan Masalah………………………………….………………….
C. Tujuan dan Manfaat…………………………………..……………

Bab II Pembahasan……………………………………………………….
…………..

A. Syarat Menjadi Guru………………………………….…………..


B. Peran Guru Sebagai Pengajar…………….…..………….
C. Peran Guru Sebagai Pendidik……………...................

Bab III Penutup…………………………………………….............


………………………………….

A. Kesimpulan……………..............
…………………………………………………………..
B. Saran………………………………….................
………………………………………………

Daftar Pustaka…………...........
………………………………………………………………………

 
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan wadah yang berfungsi untuk


mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia ynag beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dalam
mewujudkan tujuan pendidikan dibutuhkan sosok yang mampu
menjadi tumpuan proses pendidikan itu berlangsung. Guru merupakan
sosok yang dibutuhkan dalam mewujudkan tujuan tersebut. Sebagai
tenaga profesional yang bertugas dalam mengajar, mendidik,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi para
peserta didik sehingga sosok guru dibutuhkan dalam dunia pendidikan.

Dewasa ini, banyak guru yang lalai akan peranannya dalam dunia
pendidikan. Seperti beberapa kasus guru yang melakukan tindakan
kurang pantas, misalnya merokok dihadapan peserta didiknya maupun
dilingkungan beliau mengajar. Tindakan seperti kasus tersebut tidak
pantas dilakukan oleh seorang guru mengiingat istilah Guru “Digugu
dan Ditiru”. Sudah sepantasnya guru memberi contoh tindakan yang
baik bagi peserta didiknya agar tindakan beliau dapat ditiru dan
diterapkan oleh peserta didik yang diampunya.

Guru merupakan salah satu profesi yang dibutuhkan oleh dunia


pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebuah profesi
menuntut orang untuk memiliki profesi tersebut. Begitu juga guru,
profesi tersebut dituntut memiliki kriteria dan syarat-syarat menjadi
seorang guru. Selain syarat, profesi guru juga dituntut untuk memiliki
peran sertanya dalam dunia pendidikan. Beberapa peran guru adalah:
1) seabgai pengajar; 2) sebagai pendidik; 3) sebagai pembimbing; 4)
sebagai tenaga profesional; dan 5) sebagai pembaharu. Untuk
melaksanakan peran guru tersebut, guru harus memerhatikan
bagaimana dia mengimplementasikan perannya dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami penulis akan
membahas mengenai syarat sesorang disebut sebagai guru dan apa saja
peran guru dalam dunia pendidikan.

A. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana syarat menjadi guru ?

b. Bagaimana peran guru sebagai pengajar ?

c. Bagaimana peran guru sebagai pendidik ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. SYARAT MENJADI GURU

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,


mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru
menjadi salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan. Hal ini
dikarenakan guru merupakan titik sentral didalam tenaga kependidikan
yang berhubungan langsung dengan peserta didik sehingga dijadikan
sebagai tauladan bagi peserta didik. Keberhasilan penyelenggaraan
pendidikan sangat ditentukan oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan
peserta didik melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu, untuk
melaksanakan tugas sebagai guru, tidak sembarang orang dapat
menjalankannya. Sebagai seorang guru yang baik harus memenuhi
berbagai persyaratan. Menurut Undang-Undang RI No 14 Tahun 2005
terdapat lima syarat menjadi seorang guru, yaitu :

1. Memiliki Kualifikasi Akademik, artinya ijazah jenjang pendidikan


akademik yang harus dimiliki oleh seorang guru sesuai dengan jenis,
jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Ijazah
yang harus dimiliki guru adalah ijazah jenjang Sarjana S1 atau
Diploma IV sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan atau
mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan standar nasional
pendidikan.
2. Kompetensi, artinya memiliki seperangkat pengetahuan, ketrampilan,
dan perilaku yang harus dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Kompetensi guru tersebut meliputi, kompetensi
kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial.
3. Memiliki Sertifikat Pendidik, artinya harus memiliki sertifikat pendidik
yang ditandatangani oleh perguruan tinggi sebagi bukti formal telah
memenuhi standar profesi guru melalui proses sertifikasi.
4. Sehat Jasmani dan Rohani, artinya harus memiliki kondisi kesehatan
fisik dan mental yang memungkinkan guru dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik.
5. Memiliki Kemampuan untuk Mewujudkan Tujuan Pendidikan
Nasional, artinya harus ikut serta dalam mewujudkan tujuan
pendidikan nasional yaitu mengembangkan watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara demokratis serta bertanggungjawab.
Didalam Undang-Undang No 12 Tahun 1954 yang dikutip oleh
Ngalim Purwanto (1995:139) tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan
Pengajaran di sekolah untuk seluruh Indonesia, pada pasal 15 dinyatakan
tentang guru sebagai berikut :

“Syarat utama untuk menjadi guru, selain ijazah dan syarat-syarat


yang mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat-sifat yang perlu
untuk dapat memberi pendidikan dan pengajaran seperti yang dimaksud
dalam pasalundang-undang ini.”

Berdasarkan kutipan pasal yang terdapat dari undang-undang


tersebut, dapat dijelaskan secara rinci syarat-syarat menjadi seorang guru
adalah sebagai berikut :

1. Memiliki Ijazah
Ijazah merupakan dokumen pengakuan atas hasil belajar
peserta didik dan merupakan bukti penyelesaian suatu jenjang
pendidikan setelah melaksanakan ujian, dimana Ijazah juga
dijadikan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya
maupun untuk melamar suatu pekerjaan.
Ijazah tidak hanya semata-mata selembar kertas. Menjadi
seorang guru harus mempunyai Ijazah jenjang pendidikan.
Ijazah yang harus dimiliki oleh guru adalah Ijazah pada jenjang
Sarjana/S1 atau Diploma IV yang sesuai dengan jenis, jenjang ,
dan satuan pendidikan atau mata pelajaran yang diampunya
berdasarkan standar nasional pendidikan. Dengan adanya
Ijazah maka dapat dipercayai oleh negara dan masyarakat untuk
menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.
2. Sehat Jasmani dan Rohani
Kesehatan jasmani dan rohani yang baik merupakan syarat
mutlak bagi seorang guru. Menjadi seorang guru harus sehat
jasmani, sehat rohani. Karena jika seorang guru memiliki
masalah mengenai jasmani dan rohaninya akan dapat
menggangu proses pembelajaran sehingga ilmu yang akan
ditransferkan kepada peserta didik tidak akan maksimal.
3. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berkelakuan Baik
Tujuan dari pendidikan dan pengajaran adalah membentuk
manusia susila. Sedangkan tugas dari guru adalah mengajar
serta mendidik peserta didiknya agar dapat mencapai tujuan
pendidikan dan pengajaran.
Oleh karena itu, guru sebagai tauladan atau contoh yang
baik bagi peserta didik harus memiliki ketakwaan kepada
Tuhan YME agar perilaku tersebut dapat dicontoh oleh peserta
didik.
4. Bertanggungjawab
Guru merupakan pihak atau komponen yang dipercaya
oleh orang tua/wali murid untuk mencerdaskan anak-anaknya
sebagai peserta didik. Menjadi seorang guru harus
bertanggungjawab atas amanah yang telah diberikan orang tua
peserta didik berikan, yaitu dengan melakukan pembelajaran
atau transfer ilmu, menanamkan kepribadian baik, membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar serta turut
membina kurikulum sekolah.
5. Berjiwa Nasional
Indonesia memiliki keberagaman suku bangsa maupun
adat istiadat. Dengan adanya keberagaman tersebut maka harus
memiliki rasa nasionalisme tinggi, toleransi, dan saling gotong
royong agar tidak terjadi disintegrasi atau perpecahan didalam
negara.
Dalam hal ini guru yang mempunyai jiwa nasional
merupakan syarat yang penting untuk mendidik peserta didik
sesuai tujuan pendidikan dan pengajaran yang terdapat didalam
Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya adalah membentuk
manusia yang berjiwa pancasila serta bertanggungjawab atas
kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

Sebagai komponen utama dalam dunia kependidikan, guru sangat berpengaruh


dalam kegiatan proses belajar mengajar. Sikap-sikap yang dimiliki guru dapat
menjadi contoh atau tauladan bagi peserta didik sehingga sikap-sikap yang baik
wajib dimiliki oleh guru agar menjadi cerminan bagi peserta didik dengn harapan
sikap dari peserta didik sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam Ngalim
Purwanto (1995:143) terdapat beberapa sikap dan sifat guru yang baik,
diantaranya :

1. Adil
Menjadi seorang guru harus memiliki sifat adil kepada seluruh peserta
didik. Tidak membedakan peserta didik baik dari fisik maupun
kemampuannya. Semua peserta didik sama dimata guru karena sama-sama
orang yang memiliki kemauan untuk menambah pengetahuan dengan
memberikan kepercayaan guru dalam memberikan tambahan pengetahuan
sehingga guru juga harus memberikan porsi yang sama dalam memberikan
pelayanan tersebut.

Perlakuan adil oleh seorang guru misalnya dalam hal pemberian nilai.
Seorang guru harus memberikan nilai sesuai dengan kemampuan peserta
didik, tidak dibuat-buat agar nilai tersebut menjadi baik padahal tidak
sesuai dengan kemampuannya (memasukkan unsur subjektif).

2. Percaya dan Suka Kepada Peserta Didik

Guru harus percaya kepada peserta didiknya, artinya guru harus mengakui
dan menginsyafi bahwa peserta didik adalah makhluk yang mempunyai
kemauan dan kata hati sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatannya
yang buruk dan menimbulkan kemauan untuk mencegah perbuatan buruk.

Guru yang menaruh prasangka buruk kepada peserta didik akan selalu
mengintai-intai perbuatan dan tingkah laku peserta didik dan tidak mau tau
bahwa mereka juga mempunyai kemauan sendiri.Seorang guru juga harus
memiliki rasa suka kepada peserta didik, tidak ada dendam maupun benci
karena hal itu dapat memunculkan subjektifitas guru kepada peserta didik,
misalnya dalam hal penilaian.

3. Sabar dan Rela Berkorban

Sebagai seorang pendidik, guru harus mempunyai kesabaran dalam


menjalankan tugasnya. Sifat sabar dan rela berkorban harus senantiasa
dipupuk setiap saat dan setiap waktu agar mendapatkan hasil yang
menggembirakan dalam melahirkan generasi mandiri dan berakhlak
terpuji.

4. Memiliki Kewibawaan

Wibawa artinya mampu mengendalikan, mengatur, serta mengontrol


perilaku peserta didik. Kewibawaan sejati seorang guru adalah berdasarkan
kepribadiannya. Kepribadian tersebut diperoleh dari rasa tanggungjawab,
disiplin waktu, kerajinan memeriksa pekerjaan peserta didik, kesediaan
membimbing dan membantu kesulitan belajar peserta didik, kesabaran,
dan ketekunan. Guru dapat memelihara kewibawaannya dengan menjaga
adanya jarak sosial antara dirinya dengan peserta didik karena kewibawaan
akan mudah luntur apabila guru terlalu akrab dengan peserta didik.
5. Penggembira

Seorang guru hendaknya memiliki sifat suka tertawa dan memberikan


kesempatan untuk tertawa pada peserta didik agar peserta didik tidak
merasa tegang saat pelajaran dan tidak mudah bosan sehingga dapat
membangkitkan gairah peserta didik untuk lebih serius dan giat dalam
menerima pembelajaran.

B. PERAN GURU SEBAGAI PENGAJAR

            Mengajar merupakan salah satu tugas seorang guru yang harus


dilaksanakan dengan baik karena dalam tugas mengajar guru
menyampaikan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya kepada peserta didik. Dengan pengajaran yang baik maka ilmu
pengetahuan yang diberikan akan terserap dengan optimal oleh peserta
didik. Menurut Wina Sanjaya (2006:95) terdapat dua konsep dasar
mengajar, yaitu :

1. Mengajar sebagai proses menyampaikan materi pelajaran


Sebagai proses menyampaikan atau menambah ilmu pengetahuan
maka mengajar memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
 Proses pengajaran berorientasi pada guru, artinya guru berperan
sebagai penyampai materi belajar atau informasi kepada peserta
didik sehingga guru harus menyiapkan berbagai hal, misalnya
bagaimana cara menyampaikannya, media apa yang diperlukan,
atau metode apa yang tepat sesuai dengan materi yang akan
disampaikan.
 Siswa sebagai objek belajar, artinya siswa dianggap sebagai
organisme pasif yang belum memahami apa yang harus dipahami
sehingga melalui proses pengajaran mereka dituntut memahami
segala sesuatu yang diberikan oleh guru. Sebagai objek belajar,
kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan sesuai
dengan minat dan bakatnya, bahkan untuk belajar sesuai dengan
gayanya, sangat terbatas. Sebab, dalam proses pembelajaran
segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.
 Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu,
artinya proses pengajaran berlangsung ditempat tertentu misalnya
di kelas dengan penjadwalan ketat sehingga siswa hanya belajar
jika ada kelas yang telah dipersiapkan sebagai tempat belajar.
Waktu dalam pembelajaran juga sangat ketat karena jika waktu
belajar suatu materi pelajaran tertentu habis maka siswa akan
belajar materi lain sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
 Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi, artinya
keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejau mana siswa
dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru dengan
menggunakan alat evaluasi seperti tes hasil belajar tertulis yang
dilakukan secara periodik.
2. Mengajar sebagai proses mengatur lingkungan
Pandangan lain mengajar dianggap sebagai proses mengatur
lingkungan dengan harapan agar siswa belajar maka dalam kegiatan
pembelajaran terdapat beberapa karakteristik, yaitu :
 Mengajar berpusat pada siswa, artinya mengajar tidak ditentukan
oleh guru tetapi ditentukan oleh siswa itu sendiri. Hendak belajar
apa siswa dari topik yang harus dipelajari, bagaimana cara
mempelajarinya, bukan hanya guru yang menentukan tetapi juga
siswa. Sehingga guru dalam hal ini bertindak sebagai fasilitator
atau pihak yang membantu siswa untuk belajar. Oleh karena itu,
kritetia keberhasilan proses mengajar tidak diukur dari sejauh mana
siswa telah menguasai materi pelajaran, tetapi diukur dari sejauh
mana siswa telah melakukan proses belajar.
 Siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa tidak dianggap sebagai
organisme pasif yang hanya sebagai penerima informasi, akan
tetapi siswa dipandang sebagai organisme aktif yang memiliki
potensi untuk berkembang.
 Proses pembelajaran berlangsung dimana saja, artinya proses
pembelajaran tidak hanya dilakukan didalam kelas saja. Siswa
dapat memanfaatkan berbagai macam tempat untuk belajar sesuai
dengan kebutuhan dan sifat materi pelajaran.
 Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan, artinya
pembelajaran tidak hanya bertujuan untuk penguasaan materi
pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu,
penguasaan materi pelajaran bukan akhir dari proses pengajaran
tapi hanya sebagai tujuan antara untuk pembentukan tingkah laku
yang lebih luas.
Guru sebagai pengajar lebih menekankan pada tugas dalam merencanakan
dan melaksanakan pengajaran, yang juga memberikan arti bahwa guru
pada umumnya akan memberikan kriteria keberhasilan anak didiknya
melalui nilai-nilai pelajaran yang diajarkan setiap harinya. Dalam tugas ini
guru dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan ketrampilan
teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan
diajarkannya. Dalam kegiatan pembelajaran guru dijadikan sebagai
fasilitator, artinya guru memfasilitasi peserta didik dalam berlangsungnya
proses pembelajaran guna memperoleh pengalaman belajar yang nyata dan
autentik. Selain itu guru juga sebagai motivator yang artinya guru harus
mampu menumbuhkan potensi yang terdapat pada peserta didik serta
mengarahkan agar mereka dapat memanfaatkan potensinya secara tepat
sehingga peserta didik dapat belajar dengan tekun untuk mencapai cita-
citanya. Hal tersebut dilaksanakan dengan memperlakukan peserta didik
sebagai mitra dalam menggali serta mengolah informasi menuju tujuan
belajar mengajar yang telah direncanakan.
Dapat disimpulkan bahwa peran guru sebagai pengajar adalah proses guru
mentransformasikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan
merencanakan pengajaran, melaksanakan pengajaran, dan melakukan
evaluasi pengajaran.
C. PERAN GURU SEBAGAI PENDIDIK

Amanat dalam Undang-Undang Sisdiknas Bab II pasal 3, bahwa


pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Pendidikan membutuhkan sosok pendidik yang harus mewujudkan
tujuan pendidikan tersebut. UU No. 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa
pendidik didefinisikan dengan tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, tutor, instruktor, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. UU Nomor 20 Tahun 2003, Bab XI Pasal
39 Ayat (2) menyebutkan bahwa guru sebagai pendidik adalah tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelejaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Menurut Slameto (2010: 97) bahwa dalam proses belajar mengajar, guru
mempunyai tuugas untuk mendorong, membimbing, dan memberikan
fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.

Guru dalam dunia pendidikan mempunyai peranan yang kompleks


dalam kehidupan peserta didiknya. Peran guru sebagai pendidik adalah
menanamkan sikap, nilai, dan perilaku melalui keteladanan sikap dan
perilaku diri sendiri atau yang dipetik dari orang lain untuk ditanamkan
kepada anak didik. Guru sebagai pendidik adalah sebagai pribadi yang
memberikan bantuan, dorongan, pengawasan, dan pembinaan dalam
mendisiplinkan peserta didik agar menjadi patuh terhadap aturan sekolah
dan norma dalam masyarakat. Guru dalam rangka mendidik harus mampu
menjadikan peserta didik yang di ampunya menjadi pribadi yang berbudi
pekerti baik. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, guru harus mampu
mengontrol aktivitas peserta didik yang diampunya agar tidak
menyimpang pada norma yang berlaku. Sebagai seorang pendidik, guru
juga harus membentuk karakter peserta didik yang baik.

Menurut An Nahlawi (1995) agar seorang guru dapat menjalankan


fungsinya sebagai pendidik maka ia harus memiliki sifat-sifat berikut ini:

1. Setiap pendidik harus memiliki sifat rabbani, yaitu memiliki ketaatan


kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Seorang guru hendaknya menyempurnakan sifat rabbaniahnya dengan
keikhlasan
3. Seorang pendidik hendaknya mengajarkan ilmunya dengan sabar
4. Seorang pendidik harus memiliki kejujuran dengan menerapkan apa
yang dia ajarkan dalam kehidupan pribadinya
5. Seorang guru harus senantiasa meningkatkan wawasan dan
pengetahuannya
6. Seorang pendidik harus cerdik dan terampil dalam menciptakan
metode pengajaran yang variatif serta sesuai dengan situasi dan materi
pelajaran
7. Seorang guru harus mampu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu
sesuai proporsinya
8. Seorang guru dituntut untuk memhami psikologi anak didiknya
9. Seorang guru dituntut untuk peka terhadap fenomena kehidupan
sehingga dia mampu memhami berbagai kecenderungan dunia beserta
dunia beserta dampak dan akibatnya terhadap anak didik
10. Seorang guru dituntut untuk memiliki sikap adil terhadap seluruh anak
didiknya

Peran guru sebagai pendidik berkaitan dengan tugas guru yang


memberikan bantuan, dorongan, pengawasan, dan pembinaan dalam rangka
mendisiplinkan agar peserta didik patuh dan taat pada aturan, nilai, dan norma
yang berlaku pada lingkungan sekitarnya. Untuk membentuk peserta didik
berkepribadian yang baik. Seorang guru juga dituntut memiliki kepribadian
yang baik pula. Seorang guru dituntut untuk menjunjung kulaitas kepribadain
yang baik meliputi jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong,
santun, percaya diri, wibawa, dan lain-lain. Guru dituntut untuk memahami
nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat dan mengimplementasikannya
dalam kehidupannya untuk dapat di contoh dan di ajarkan pada peserta
didiknya.

Peran guru sebagai pendidik erat kaitannya dengan pendidikan moral


pada peserta didik yang diampunya. Pendidikan moral juga erat kaitannya
dengan pembangunan karakter peserta didik tersebut. Menurut Gough (1998:
23) tujuan akhir dari pembangunan karakter terjadi apabila setiap orang
mencapai titik di mana berbuat “baik” menjadi otomatis atau terbiasa. Seperti
belajar keterampilan olahraga melalui praktek berkelanjutan, secara moral
tindakan tepat menjadi alami dan konsisten. Penalaran moral adalah proses
sistematis untuk mengevaluasi kebajikan dan mengembangkan pribadi yang
konsisten dan tidak memihak serangkaian prinsip-prinsip moral yang
digunakan untuk hidup. Titik awal untuk belajar secara moral adalah
mempelajari prinsip-prinsip moral. Prinsip merupakan aturan perilaku yang
bersifat universal yang mengidentifikasi jenis tindakan, niat, dan motif-motif
yang dihargai. Dalam memutuskan apakah hal-hal seperti berbohong, mencuri,
menipu, dan inkar janji merupakan tindakan yang prinsip, maka pada setiap
individu bergerak melalui tiga tahapan penalaran proses moral. Tiga tahapan
penalaran moral itu, yaitu:

1. Fase Pengetahuan Moral


yang merupakan fase kognitif belajar tentang isu-isu moral dan
bagaimana mengatasinya
2. Fase Perasaan Moral
yang merupakan dasar dari apa yang diyakini tentang dirimya
sendiri dan orang lain
3. Fase Bertindak Secara Moral
yaitu bagaimana orang-orang bertindak secara nyata berdasarkan
nilai dan apa yang diketahui (Lumpkin, dkk., 2003)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Syarat menjadi seorang guru adalah harus memiliki ijazah, sehat jasmani
dan rohani, takwa kepada Tuhan YME dan berkelakuan baik,
bertanggungjawab, berjiwa nasional.

2. Peran guru sebagai pengajar adalah proses guru mentransformasikan ilmu


pengetahuan kepada peserta didik dengan merencanakan serta
melaksanakan pengajaran.

3. Peran guru sebagai pendidik adalah upaya yang dilakukan guru dalam
menamanamkan pendidikan karakterdan penalaran moral yang sesuai
dengan nilai dan norma dalam masyarakat dalam proses pembelajaran.

4. Guru sebagai pembimbing merupakan peran yang diberikan guru dalam


memantau dan mengarahkan peserta didik agar dapat mengembangkan
pribadinya sesuai dengan potensi yang ada.

5. Guru sebagai tenaga profesional adalah guru harus memiliki kompetensi


yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran
secara efektif, efisien agar mampu meningkatkan martabat dan perannya.

6. Guru sebagai pembaharu adalah guru memiliki tugas memberikan


informasi, mempercepat terjadinya penyebaran inovasi, sebagai
komunikator, dan membantu peserta didik untuk menerima pengetahuan
dengan bahasa yang mudah dimengerti.

B.SARAN

a. Bagi Guru
Dengan adanya tugas dan peranan guru dalam dunia pendidikan
khususnya dalam proses belajar mengajar diharapkan guru dapat
mengetahui serta menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik dan diharapkan terjalin hubungan antara peserta didik sebagai
subjek dan objek pembelajaran sehingga tujuan pendidikan mudah
tercapai.
b. Bagi Masyarakat
Diharapkan membantu membantu peran guru sebagai pengajar,
pendidik, pembimbing, tenaga profesional, dan pembaharu.
c. Bagi pembaca
Dapat menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi untuk
penulisan karya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

An Nahlawi, Abdurarahman. 1995. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan


Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Pers.

Fasli Jalal & Dedi Supardi. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi
Daerah. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.
Gough, R. W. 1998. A Practical Strategy for Emphasizing Character
Development in Sport and Physical Educatio. Journal of Physical Education,
Recreation & Danc. 69(2), 18-20, 23.

H.M. Surya, dkk. 2007. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka


Cipta: Jakarta.

Havelock, Ronald G. 1995. The Change Agent’s Guide 2ed., NJ: Educational


Technology Publ

Ibrahim. 1988. Inovasi Pendidikan. Proyek Pengembangan LPTK Depdikbud.


Dikti. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai