DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
INDRAWAN : 18010101102
RAHAYU: 18010101108
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan Taufik dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Shallallahu A’alaihi Wa Sallam beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir
zaman. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Samsuri, M.pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Etika Profesi Guru yang
telah memberikan pengetahuan, arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya dengan judul “PERANAN GURU
PAI DALAM PEMBELAJARAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBENTUKKAN
KARAKTER PESERTA DIDIK”. Serta dalam penyempurnaan makalah ini, penulis menyadari
bahwa dalam tulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun isi
dari makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
dan membangun demi kesempurnaan makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para
pembaca umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
D. Pengertian Karakter
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, banyak guru yang lalai akan peranannya dalam dunia pendidikan. Seperti
beberapa kasus guru yang melakukan tindakan kurang pantas, misalnya merokok dihadapan
peserta didiknya maupun dilingkungan beliau mengajar. Tindakan seperti kasus tersebut tidak
pantas dilakukan oleh seorang guru mengiingat istilah Guru “Digugu dan Ditiru”. Sudah
sepantasnya guru memberi contoh tindakan yang baik bagi peserta didiknya agar tindakan beliau
dapat ditiru dan diterapkan oleh peserta didik yang diampunya.
Guru merupakan salah satu profesi yang dibutuhkan oleh dunia pendidikan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebuah profesi menuntut orang untuk memiliki profesi
tersebut. Begitu juga guru, profesi tersebut dituntut memiliki kriteria dan syarat-syarat menjadi
seorang guru. Selain syarat, profesi guru juga dituntut untuk memiliki peran sertanya dalam
dunia pendidikan. Beberapa peran guru adalah: 1) seabgai pengajar; 2) sebagai pendidik; 3)
sebagai pembimbing; 4) sebagai tenaga profesional; dan 5) seabagai pemberharu. Untuk
melaksanakan peran guru tersebut, guru harus memerhatikan bagaimana dia
mengimplementasika perannya dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam makalah ini
kami penulis akan membahas mengenai syarat sesorang disebut sebagai guru dan apa saja peran
guru dalam dunia pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
Guru agama adalah seseorang yang mengajar dan mendidik agama Islam dengan
membimbing, menuntun, memberi tauladan dan membantu mengantarkan anak didiknya ke arah
kedewasaan jasmani dan rohani. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan agama yang hendak di
capai yaitu membimbing anak agar menjadi seorang muslim yang sejati, beriman, teguh, beramal
sholeh dan berakhlak mulia, serta berguna bagi masyarakat, agama dan Negara.
Sebelum penulis membicarakan tentang pengertian guru pendidikan agama Islam,
perlulah kiranya penulis awali dengan menguraikan pengertian guru agama secara umum, hal ini
sebagai titik tolak untuk memberikan pengertian guru agama Islam.
Secara ethimologi (harfiah) ialah dalam literatur kependidikan Islam seorang guru biasa
disebut sebagai ustadz, mu`alim, murabbiy, mursyid, mudarris, dan mu`addib, yang artinya
orang memberikan ilmu pengetahuan dengan tujuan mencerdaskan dan membina akhlak
peserta didik agar
menjadi orang yang berkepribadian baik.
Menurut Muhaimin bahwa guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab
terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual ataupun klasikal. Baik disekolah
maupun diluar sekolah.
Zakiah Daradjat dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam menguraikan bahwa seorang guru
adalah pendidik Profesional, karenanya secara implicit ia telah merelakan dirinya menerima dan
memikul sebagian tanggung jawab pendidikan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam setiap melakukan pekerjaan yang tentunya
dengan kesadaran bahwa yang dilakukan atau yang dikerjakan merupakan profesi bagi setiap
individu yang akan menghasilkan sesuatu dari pekerjaannya. Dalam hal ini yang dinamakan guru
dalam arti yang sederhana adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.
M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Praktis dan Teoritis menjelaskan
guru adalah orang yang telah memberikan suatu ilmu/ kepandaian kepada yang tertentu kepada
seseorang/ kelompok orang.
Dari rumusan pengertian guru diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang
yang memberikan pendidikan atau ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan tujuan agar
peserta didik mampu memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan pengertian guru pendidikan agama Islam, adalah seorang pendidik yang
mengajarkan ajaran Islam dan membimbing anak didik ke arah pencapaian kedewasaan serta
membentuk kepribadian muslim yang berakhlak, sehingga terjadi keseimbangan kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
Sebagai guru pendidikan agama Islam haruslah taat kepada Tuhan, mengamalkan segala
perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Bagaimana ia akan dapat menganjurkan dan
mendidik anak untuk berbakti kepada Tuhan kalau ia sendiri tidak mengamalkannya, jadi
sebagai guru agama haruslah berpegang teguh kepada agamanya, memberi teladan yang baik dan
menjauhi yang buruk. Anak mempunyai dorongan meniru, segala tingkah laku dan perbuatan
guru akan ditiru oleh anak-anak. Bukan hanya terbatas pada hal itu saja, tetapi sampai segala apa
yang dikatakan guru itulah yang dipercayai murid, dan tidak percaya kepada apa yang tidak
dikatakannya.
Dengan demikian seorang guru pendidikan agama Islam ialah merupakan figure seorang
pemimpin yang mana disetiap perkataan atau perbuatannya akan menjadi panutan bagi anak
didik, maka disamping sebagai profesi seorang guru agama hendaklah menjaga kewibawaannya
agar jangan sampai seorang guru agama melakukan hal-hal yang bisa
menyebabkan hilangnya kepercayaan yang telah diberikan masyarakat.
Ahmad Tafsir mengutip pendapat dari Al-Ghazali mengatakan bahwa siapa yang memilih
pekerjaan mengajar, ia sesungguhnya telah memilih pekerjaan besar dan penting. Karena
kedudukan guru pendidikan agama Islam yang demikian tinggi dalam Islam dan merupakan
realisasi dari ajaran Islam itu sendiri, maka pekerjaan atau profesi sebagai guru agama Islam
tidak kalah pentingnya dengan guru yang mengajar pendidikan umum
Dengan demikian pengertian guru pendidikan agama Islam yang dimaksud disini adalah
mendidik dalam bidang keagamaan, merupakan taraf pencapaian yang diinginkan atau hasil yang
telah diperoleh dalam menjalankan pengajaran pendidikan agama Islam baik di tingkat dasar,
menengah atau perguruan tinggi.
Standar Kompetensi Guru adalah beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran
karakteristik guru yang dinilai kompeten secara profesional. Kompetensi guru merupakan
perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara
menyeluruh membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi, dan
profesionalisme.
Guru merupakan komponen paling utama dalam sistem pendidikan secara keseluruhan
yang harus mendapatkan perhatian yang maksimal. Figur ini akan mendapat sorotan strategis
ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun
dalam sistem pendidikan. Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya
mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan, sehingga perlu
dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan professional.
Berdasarkan standar kompetensi ini, seorang guru harus memiliki empat kompetensi yaitu:
3. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru dalam berinteraksi dengan siswa, orang tua siswa,
rekan seprofesi dan lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
4. Kompetensi kepribadian, yaitu kemapuan menjadi teladan akan sikap sikap positif.
Siswa memiliki keinginan agar mereka lebih mudah dalam memahami pelajaran. Hal ini bisa
terlaksana apabila guru memiliki kemampuan berikut ini:
a. Mampu melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran, mampu memperlakukan mereka
secara adil dan mampu membedakan perbedaan setiap peserta didik
b. Mampu menguasai bidang ilmu yang diajarkan, dan mengaitkannya dengan pelajaran lain
serta menghubungkannya dengan dunia nyata
c. Mampu menciptakan, memperkaya dan menyesuaikan metode mengajar yang menarik minat
siswa
Dalam banyak analisis tentang kompetensi keguruan, aspek kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial umumnya disatukan.
Rincian kompetensi personal sosial yang disarankan dalam uraian ini adalah:
a. Mampu menghayati serta mengamalkan nilai hidup (nilai moral dan keimanan)
f. Mampu bersahabat dengan siapapun tanpa menghilangkan prinsip dan nilai hidup yang
diyakini
g. Mampu berperan dalam kegiatan sosial
k. Mampu bertindak tepat tepat waktu dalam relasi sosial dan profesionalnya
9. Guru mengenal dan mampu ikut serta dalam penyelanggaraan administrasi sekolah
10. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsirkan hasil
penelitian pendidikan demi kepentingan pengajaran.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi proses perkembangan
individu adalah dengan adanya sumber daya manusia (SDM) yang terkait langsung dengan
dunia pendidikan yaitu guru. Salah satu ujung tombak tercapainya tujuan pendidikan adalah
adanya peran guru. Di tangan para guru, masa depan pendidikan akan terlaksana, karena guru
merupakan salah satu unsur yang berhadapan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran
secara nyata.
Upaya pembentukkan watak/ karakter bangsa guru memegang peranan strategis dalam
pengembangan kepribadian dan nilai masyarakat Indonesia yang diinginkan peranan guru masih
dominan, meskipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang
sangat cepat.Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih
khusus lagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh guru yang tidak dapat digantikan oleh
teknologi. Fungsi guru tidak akan bisa seluruhnya dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar
bagi pesera didiknya.
Guru adalah orang yang digugu dan ditiru serta bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif,potensi
kognitif, maupun potensi psikomotorik. Guru juga berarti orang yang dewasa yang bertanggung
jawab memberikan pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya
agar mencapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya
sebagai hamba Allah. Di samping itu, ia mampu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu
yang mandiri. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Alquran yang berbunyi : “
Sesungguhya Allah telah memberi karunia kepada orang yang beriman ketika Allah mengutus
diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri yang membacakan mereka ayat-
ayat Allah, membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-kitab dan al-
hikmah. Dan sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi itu, mereka benar-benar dalam kesesatan
yang nyata’’ (QS Ali Imran : 164).
Dari ayat di atas, dapat ditarik kesimpulan yang utama bahwa tugas Rasulullah selain
Nabi, juga sebagai pendidik (guru). Oleh karena itu, tugas guru menurut ayat tersebut adalah
sebagai berikut.
b. Pengajaran, yakni pengalihan berbagai pengetahuan dan akidah kepada akal dan hati umat
manusia agar mereka merealisasikannya dalam tingkah laku kehidupan.
Jadi, jelas bahwa tugas guru dalam Islam tidak hanya mengajar dalam kelas, tetapi juga
sebagai norm drager (pembawa norma) agama ditengah-tengah masyarakat.
a. Sikap atau tingkah laku guru dijadikan model oleh peserta didik. Peserta didik meniru sikap
atau tingkah laku guru, yang baik maupun yang buruk. Gaya guru dalam memimpin kelas juga
mempengaruhi suasana kelas dan kegiatan pelajar dalam belajar. Guru yang memberi semangat
kepada pelajar dengan menekankan bahwa semua peserta didik dapat berhasil dalam belajar, asal
berusaha keras, rajin, tekun dan tidak mengenal putus asa, akan menimbulkan semangat pelajar
untuk belajar. Mereka tidak takut untuk salah dalam belajar, karena mereka yakin jika salah,
mereka boleh berusaha lagi untuk memperoleh yang benar.
b. Kaidah mengajar yang menyenangkan dan menarik minat peserta didik untuk belajar adalah
memungkinkan peserta didik terlibat secara aktif dalam belajar. Berbagai model belajar yang
dikembangkan oleh Bruce Joyce Marsha, memungkinkan keterlibatan pelajar yang maksimum
dalam belajar. Model-model belajar dalam kaidah ini menuntut keaktifan peserta didik sesuai
dengan taraf perkembangan masing-masing peserta didik.
c. Bahan pembelajaran sangat penting peranannya dalam meningkatkan motivasi peserta didik
dalam proses pembelajaran. Guru harus mengenal faktor-faktor yang harus dikembangkan dalam
memilih bahan pembelajaran. Di samping itu, guru juga harus mahir dalam mengelola bahan
pembelajaran sehingga menarik dan memudahkan peserta didik untuk memahami bahan
pembelajaran tersebut.
d. Media pembelajaran dapat berfungsi untuk mendorong peserta didik belajar dengan minat
yang tinggi apabila media pembelajaran itu dipilih dengan mempertimbangkan ciri-ciri peserta
didik, tujuan pembelajaran, jenis bahan pembelajaran itu sendiri dan bentuk penilaian
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Untuk memilih media pembelajaran yang baik maka guru
perlu mengetahui langkah-langkah yang harus ditempuhnya.
e. Penilaian pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam belajar adalah
penilaian yang dapat memberitahu peserta didik tentang kelemahan dan kekuatannya dalam
belajar dan penilaian itu dirasakan oleh pelajar sebagai penggambaran yang benar tentang taraf
penguasaanya dalam belajar. Penilaian hendaknya diikuti dengan tindak lanjut dari guru, yaitu
membantu peserta didik untuk meningkatkan taraf penguasaan belajar yang sempurna, sehingga
peserta didik dengan berprestasi lebih tinggi.
Dalam rangka menciptakan dan mendorong situasi pembelajaran siswa aktif dan
kreatifitas siswa dalam pembelajaran maka diperlukan perubahan pola pikir sebagai berikut.
a. Bidang disiplin ilmu (scientific discipline) yang akan diajarkannya, baik aspek substansinya
maupun metodologi penelitian dan pengembangannya, dan
3. Guru sebagai Pengajar, Pendidik, Dan Juga Agen Pembaharuan dan Pembangunan
Masyarakat
Seorang guru yang dapat menyandang tugas professional itu seyogyanya memiliki
beberapa hal berikut.
a. Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang pertumbuhan jiwa manusia dari segala segi dan
sendinya, demikian pula tentang proses belajar.
b. Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang alam dan masyarakat, yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar khususnya dan pendidikan pada umumnya. Hal ini sangat penting
bagi pembentukkan dasar latar belakang cultural untuk seorang guru mengingat kedudukan dan
fungsinya dalam masyarakat dimana ia mengabdi.
c. Menguasai sepenuhnya pengetahuan dan kepahaman tentang (bidang disiplin ilmu/ studi) yang
ia ajarkan.
d. Memiliki secukupnya pengetahuan dan pengalaman tentang seni mengajar, hal ini hanya dapat
diperoleh setelah mempelajari metodik dan didaktik teoritis maupun praktis, umum maupun
khusus, termasuk praktik mengajar secukupnya.
Guru harus mampu merencanakan dan melaksanakan strategi belajar mengajar yang
sesuai dengan kondisi siswanya, guru harus mampu menggunakan berbagai pendekatan dan
metode pengajaran. Selain itu, guru pun harus memiliki kepribadian yang baik dan mampu
berkomunikasi dengan baik dengan siswanya. Dengan kata lain, guru harus memiliki
kemampuan pribadi, kemampuan pribadi, kemampuan professional dan kemampuan sosial.
Kemampuan pribadi meliputi berbagai karakteristik kepribadian seperti integritas pribadi, adil,
jujur, disiplin, simpatik, terbuka, kreatif, berwibawa, dan lain-lain. Kemampuan professional
meliputi penguasaan materi pelajaran dan kemampuan merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi proses pembelajaran. Sedangkan kemampuan sosial meliputi kemampuan
berkomunikasi dengan siswa dan dapat bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat langsung
maupun tidak langsung dalam pembelajaran.
Agar memperoleh hasil yang memuaskan dalam proses belajar mengajar, peserta didik
dan guru dalam proses belajar mengajar perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Menciptakan suasana proses belajar mengajar yang menyenangkan dan merangsang aktivitas
proses belajar mengajar.
b. Mengoptimalkan hasil belajar, melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna dan hasil
guna.
c. Mengerjakan tugas dengan baik.
d. Merumuskan tujuan pembelajaran secara nyata.
e. Melihat kembali hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
f. Mencari jalan keluar agar dalam proses belajar mengajar lebih aktif dan kreatif.
Berdasarkan hukum yang pertama dalam teori “Tujuh Hukum Mengajar” dari John
Milton Gregory berbunyi: “Guru harus mengetahui apa yang diajarkan.”Jika teman-teman
pendidik mengetahui dengan jelas inti pelajaran yang akan disampaikan di kelas, tentu kita dapat
meyakinkan siswa dengan wibawa, sehingga siswa percaya apa yang dikatakan oleh teman-
teman pendidik, bahkan merasa tertarik terhadap pelajaran yang kita bawakan.
Bentuk cerita tidak hanya diutarakan dengan kata-kata, namun juga boleh dicoba dengan
menambahkan gerakan-gerakan, yang mampu memperdalam kesan pada siswa kita.
Penggunaan bahan pengajaran yang berbentuk audio visual berarti menggunakan panca
indera siswa.Ensiklopedia adalah buku yang sering dipakai oleh para ilmuwan, namun di
dalamnya terdapat banyak penjelasan yang menggunakan gambar-gambar. Itu berarti bahwa para
ilmuwan pun perlu bantuan gambar untuk mengadakan penelitian.
Para ahli pernah mengadakan catatan statistik selama 15 bulan, sebagai hasilnya mereka
mendapatkan persentase dari isi pelajaran yang masih dapat diingat oleh siswa. Bagi siswa yang
hanya tergantung pada indera pendengaran saja masih dapat mengingat 28%, sedangkan bagi
siswa yang menggunakan indera pendengaran ditambah dengan indra penglihatan dapat
mengingat 78%.
Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dapat menambah ingatan, motivasi, dan
kegemaran mereka. Cara itu dapat menghilangkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi
ditengah pertukaran pikiran antara teman-teman pendidik dengan siswa, selain mengurangi
tingkah laku yang mengacaukan suasana kelas.
Teman-teman pendidik yang ingin memberikan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
siswa, tentu harus memahami perkembangan jiwa siswa kita pada setiap usia. Teman-teman
pendidik juga harus mengetahui dengan jelas kebutuhan dan masalah pribadi mereka. Syarat
utama untuk komunikasi timbal balik antara guru dengan siswa adalah adanya pengertian
diantara kedua belah pihak. Komunikasi yang baik dapat membuat penyaluran pengetahuan
menjadi lebih efektif.
Sekalipun memiliki cara mengajar yang baik, namun cara mengajar tersebut tidak pernah
diubah, maka hal tersebut akan membuat siswa merasa jemu. Cara yang terbaik adalah
menggunakan cara mengajar yang bervariasi dan fleksibel untuk menambah kesegaran siswa di
dalam kelas.
“Mari guru berhenti memberi contoh, tapi menjadi contoh.” –Prof. Arief Rachman.
Masalah umum para guru adalah dapat berbicara, namun tidak dapat melaksanakan. Cara
mengajar yang efektif adalah teman-teman pendidik sendiri sebaiknya mampu menjadikan diri
sebagai teladan hidup untuk menyampaikan kebenaran, dan itu merupakan cara yang paling
berpengaruh untuk siswa-siswa kita di kelas. Karena kewibawaan seseorang terletak pada
keselarasan antara teori dan praktik. Oleh karena itu, teman-teman pendidik dapat menerapkan
kebenaran yang diajarkan pada kehidupan pribadi, maka kita pun memiliki wibawa untuk
mengajar di kelas.
Pengajaran yang jelas sasarannya membuat siswa melihat dengan jelas inti dari pokok
pelajaran itu. Mereka dapat menangkap seluruh liputan pelajaran, bahkan mengalami kemajuan
dalam proses belajar. Empat macam ciri khas yang harus diperhatikan pada saat memilih dan
menuliskan sasaran pengajaran:
Karakter adalah watak, sifat, akhlak ataupun kepribadian yang membedakan seorang
individu dengan individu lainnya. Atau karakter dapat di katakan juga sebagai keadaan yang
sebenarnya dari dalam diri seorang individu, yang membedakan antara dirinya dengan individu
lain.
Dan yang dimaksud dengan pendidikan karakter adalah suatu sistem yang menanamkan
nilai-nilai karakter kepada seorang individu, yang meliputi: ilmu pengetahuan, kesadaran,
kemauan dan tindakan untuk dapat melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, dirinya sendiri, orang lain, lingkungannya maupun bangsa dan negaranya.
Berikut ini adalah pengertian Karakter Menurut Para Ahli, adapun para ahli tersebut
diantaranya
1. Menurut Kamisa
Menurut Kamisa, karakter yakni ialah sifat kejiwaan, akhlak dan budi pekerti yang dimiliki
oleh seseorang yang mana dengan ada hal tersebut dapat membuatnya berbeda apabila
dibandingkan dengan orang lainnya. Berkarakater juga bisa diartikan sebagai memiliki sebuah
watak dan kepribadian.
3. Menurut Maxwell
Menurut Maxwell karakter pada dasarnya jauh lebih baik daripada dengan sekedar
perkataan. Selain itu, karakter ialah pilihan yang dapat menentukan sebuah tingkat kesuksesan
dari seseorang.
3. Menggunakan pendekatan yang tajam proaktif dan efektif untuk membangun karakter.
4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mewujudkan perilaku yang baik.
6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai
semua peserta didik, membangun karakter mereka dan membangun mereka untuk sukses.
7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada peserta didik.
8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagai tanggung jawab
untuk pendidikan karakter yang setia pada nilai dasar yang sama.
9. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan yang luas dalam membangun inisiatif
pendidikan karakter.
10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun
karakter. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter dan
manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peranan guru dalam membina peserta didik menjadi insan yang berkarakter yang baik
sangat dibutuhkan. Penggunaan metode yang bervariasi dalam menciptakan suasana belajar agar
tidak membosankan untuk menarik minat peserta didik serta menjadi pembina ekstrakulikuler
dalam mendekatkan diri kepada peserta didik memudahkan para guru dalam menanamkan nilai-
nilai baik. Guru merupakan sosok panutan atau contoh bagi peserta didik. Keberhasilan
pendidikan karakter sangat tergantung dari peran seorang guru dalam proses pembelajaran. Jadi
sosok seorang guru dapat menjadi cerminan peserta didik yang sangat menentukan karakternya.
B. SARAN
a. Bagi Guru
Dengan adanya tugas dan peranan guru dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses
belajar mengajar diharapkan guru dapat mengetahui serta menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik dan diharapkan terjalin hubungan antara peserta didik sebagai subjek dan
objek pembelajaran sehingga tujuan pendidikan mudah tercapai.
b. Bagi Masyarakat
c. Bagi pembaca
Dapat menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi untuk penulisan karya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992).
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1988).
www.pengertianku.net/2015/11/pengertian-karakter-dan-pendidikan-karakter.html
Https:unjkita.com/10-prinsip-dasar-mengajar.html
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta,
2000).