Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERANAN GURU PAI DALAM PEMBELAJARAN DAN IMPLIKASINYA


TERHADAP PEMBENTUKKAN KARAKTER PESERTA DIDIK

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

WA ODE AGUSTINA RAHMAN: 18010101097

SUPRIANTO JUNIOR: 16010101065

INDRAWAN : 18010101102

RAHAYU: 18010101108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan Taufik dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Shallallahu A’alaihi Wa Sallam beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir
zaman. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Samsuri, M.pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Etika Profesi Guru yang
telah memberikan pengetahuan, arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya dengan judul “PERANAN GURU
PAI DALAM PEMBELAJARAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBENTUKKAN
KARAKTER PESERTA DIDIK”. Serta dalam penyempurnaan makalah ini, penulis menyadari
bahwa dalam tulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun isi
dari makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
dan membangun demi kesempurnaan makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para
pembaca umumnya.

Kendari, 18 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

B. Standar Kompetensi Guru Dalam Pendidikan

C. Peranan Dan Prinsip Guru Dalam Pembelajaran

D. Pengertian Karakter

E. Prinsip Pembentukkan Karakter

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan wadah yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
ynag beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan dibutuhkan sosok yang mampu menjadi tumpuan proses
pendidikan itu berlangsung. Guru merupakan sosok yang dibutuhkan dalam mewujudkan tujuan
tersebut. Sebagai tenaga profesional yang bertugas dalam mengajar, mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi para peserta didik sehingga sosok guru
dibutuhkan dalam dunia pendidikan.

Dewasa ini, banyak guru yang lalai akan peranannya dalam dunia pendidikan. Seperti
beberapa kasus guru yang melakukan tindakan kurang pantas, misalnya merokok dihadapan
peserta didiknya maupun dilingkungan beliau mengajar. Tindakan seperti kasus tersebut tidak
pantas dilakukan oleh seorang guru mengiingat istilah Guru “Digugu dan Ditiru”. Sudah
sepantasnya guru memberi contoh tindakan yang baik bagi peserta didiknya agar tindakan beliau
dapat ditiru dan diterapkan oleh peserta didik yang diampunya.

Guru merupakan salah satu profesi yang dibutuhkan oleh dunia pendidikan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebuah profesi menuntut orang untuk memiliki profesi
tersebut. Begitu juga guru, profesi tersebut dituntut memiliki kriteria dan syarat-syarat menjadi
seorang guru. Selain syarat, profesi guru juga dituntut untuk memiliki peran sertanya dalam
dunia pendidikan. Beberapa peran guru adalah: 1) seabgai pengajar; 2) sebagai pendidik; 3)
sebagai pembimbing; 4) sebagai tenaga profesional; dan 5) seabagai pemberharu. Untuk
melaksanakan peran guru tersebut, guru harus memerhatikan bagaimana dia
mengimplementasika perannya dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam makalah ini
kami penulis akan membahas mengenai syarat sesorang disebut sebagai guru dan apa saja peran
guru dalam dunia pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Guru PAI ?

2. Bagaimana Standar Kompetensi Guru Dalam Pendidikan ?

3. Apa Saja Tugas Dan Tanggung Jawab Guru PAI ?

4. Apa Pengertian Karakter ?


5. Bagaimana Prinsip Pembentukkan Karakter ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk Mengetahui Pengertian Guru PAI

2. Untuk Mengetahui Standar Kompetensi Guru Dalam Pendidikan

3. Untuk Mengetahui Peranan Dan Prinsip Guru Dalam Pembelajaran

4. Untuk Mengetahui Pengertian Karakter

5. Untuk Mengetahui Prinsip Pembentukkan Karakter


BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Guru agama adalah seseorang yang mengajar dan mendidik agama Islam dengan
membimbing, menuntun, memberi tauladan dan membantu mengantarkan anak didiknya ke arah
kedewasaan jasmani dan rohani. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan agama yang hendak di
capai yaitu membimbing anak agar menjadi seorang muslim yang sejati, beriman, teguh, beramal
sholeh dan berakhlak mulia, serta berguna bagi masyarakat, agama dan Negara.
Sebelum penulis membicarakan tentang pengertian guru pendidikan agama Islam,
perlulah kiranya penulis awali dengan menguraikan pengertian guru agama secara umum, hal ini
sebagai titik tolak untuk memberikan pengertian guru agama Islam.
Secara ethimologi (harfiah) ialah dalam literatur kependidikan Islam seorang guru biasa
disebut sebagai ustadz, mu`alim, murabbiy, mursyid, mudarris, dan mu`addib, yang artinya
orang memberikan ilmu pengetahuan dengan  tujuan  mencerdaskan  dan  membina   akhlak
peserta   didik  agar
menjadi orang yang berkepribadian baik.
Menurut Muhaimin bahwa guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab
terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual ataupun klasikal. Baik disekolah
maupun diluar sekolah.
Zakiah Daradjat dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam menguraikan bahwa seorang guru
adalah pendidik Profesional, karenanya secara implicit ia telah merelakan dirinya menerima dan
memikul sebagian tanggung jawab pendidikan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam setiap melakukan pekerjaan yang tentunya
dengan kesadaran bahwa yang dilakukan atau yang dikerjakan merupakan profesi bagi setiap
individu yang akan menghasilkan sesuatu dari pekerjaannya. Dalam hal ini yang dinamakan guru
dalam arti yang sederhana adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.
M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Praktis dan Teoritis menjelaskan
guru adalah orang yang telah memberikan suatu ilmu/ kepandaian kepada yang tertentu kepada
seseorang/ kelompok orang.
Dari  rumusan  pengertian  guru  diatas  dapat  disimpulkan bahwa guru adalah orang
yang memberikan pendidikan atau ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan tujuan agar
peserta didik mampu memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan pengertian guru pendidikan agama Islam, adalah seorang pendidik yang
mengajarkan ajaran Islam dan membimbing anak didik ke arah pencapaian kedewasaan serta
membentuk kepribadian muslim yang berakhlak, sehingga terjadi keseimbangan kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
Sebagai guru pendidikan agama Islam haruslah taat kepada Tuhan, mengamalkan segala
perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Bagaimana ia akan dapat menganjurkan dan
mendidik anak untuk berbakti kepada Tuhan kalau ia sendiri tidak mengamalkannya, jadi
sebagai guru agama haruslah berpegang teguh kepada agamanya, memberi teladan yang baik dan
menjauhi yang buruk. Anak mempunyai dorongan meniru, segala tingkah laku dan perbuatan
guru akan ditiru oleh anak-anak. Bukan hanya terbatas pada hal itu saja, tetapi sampai segala apa
yang dikatakan guru itulah yang dipercayai murid, dan tidak percaya kepada apa yang tidak
dikatakannya.
Dengan demikian seorang guru pendidikan agama Islam ialah merupakan figure seorang
pemimpin yang mana disetiap perkataan atau perbuatannya akan menjadi panutan bagi anak
didik, maka disamping sebagai profesi seorang guru agama hendaklah menjaga kewibawaannya
agar   jangan   sampai   seorang   guru   agama   melakukan  hal-hal  yang  bisa
menyebabkan hilangnya kepercayaan yang telah diberikan masyarakat.
Ahmad Tafsir mengutip pendapat dari Al-Ghazali mengatakan bahwa siapa yang memilih
pekerjaan mengajar, ia sesungguhnya telah memilih pekerjaan besar dan penting. Karena
kedudukan guru pendidikan agama Islam yang demikian tinggi dalam Islam dan merupakan
realisasi dari ajaran Islam itu sendiri, maka pekerjaan atau profesi sebagai guru agama Islam
tidak kalah pentingnya dengan guru yang mengajar pendidikan umum
Dengan demikian pengertian guru pendidikan agama Islam yang dimaksud disini adalah
mendidik dalam bidang keagamaan, merupakan taraf pencapaian yang diinginkan atau hasil yang
telah diperoleh dalam menjalankan pengajaran pendidikan agama Islam baik di tingkat dasar,
menengah atau perguruan tinggi.

B.Standar Kompetensi Guru Dalam Pendidikan

Standar Kompetensi Guru adalah beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran
karakteristik guru yang dinilai kompeten secara profesional. Kompetensi guru merupakan
perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara
menyeluruh membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi, dan
profesionalisme.

Guru merupakan komponen paling utama dalam sistem pendidikan secara keseluruhan
yang harus mendapatkan perhatian yang maksimal. Figur ini akan mendapat sorotan strategis
ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun
dalam sistem pendidikan. Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya
mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan, sehingga perlu
dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan professional.

Berdasarkan standar kompetensi ini, seorang guru harus memiliki empat kompetensi yaitu:

1. Kompetensi profesional, yaitu kecakapan seorang guru dalam mengimplementasikan hal-hal


yang terkait dengan profesionalisme yang terlihat dalam kemampuannya mengembangkan
taanggung jawab, melaksanakan peran dengan baik, berusaha mencapai tujuan pendidikan, dan
melaksanakan perannya dalam pembelajaran di kelas.

2. Kompetensi pedagogik yaitu menguasai dan memahami karakter serta mengidentifikasi


potensi dan kesulitan belajar siswa. Guru juga harus mampu mengembangkan kurikulum
sehingga mampu mebuat rancangan pembelajaran yang menarik dan memanfaatkaan teknologi
dan informasi untuk kepentingan pendidikan.

3. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru dalam berinteraksi dengan siswa, orang tua siswa,
rekan seprofesi dan lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

4. Kompetensi kepribadian, yaitu kemapuan menjadi teladan akan sikap sikap positif.

Siswa memiliki keinginan agar mereka lebih mudah dalam memahami pelajaran. Hal ini bisa
terlaksana apabila guru memiliki kemampuan berikut ini:

a. Mampu melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran, mampu memperlakukan mereka
secara adil dan mampu membedakan perbedaan setiap peserta didik

b. Mampu menguasai bidang ilmu yang diajarkan, dan mengaitkannya dengan pelajaran lain
serta menghubungkannya dengan dunia nyata

c. Mampu menciptakan, memperkaya dan menyesuaikan metode mengajar yang menarik minat
siswa

Dalam banyak analisis tentang kompetensi keguruan, aspek kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial umumnya disatukan.

Rincian kompetensi personal sosial yang disarankan dalam uraian ini adalah:

a. Mampu menghayati serta mengamalkan nilai hidup (nilai moral dan keimanan)

b. Jujur dan bertanggung jawab

c. Mampu berperan menjadi pemimpin

d. Bersikap bersahabat, terampil berkomunikasi

e. Mampu berperan aktif dalam pelestarisan dan pengembangan budaya

f. Mampu bersahabat dengan siapapun tanpa menghilangkan prinsip dan nilai hidup yang
diyakini
g. Mampu berperan dalam kegiatan sosial

h. Bermental sehat dan stabil

i. Mampu tampail secara pantas dan rapi

j. Kreatif dan penuh perhitungan

k. Mampu bertindak tepat tepat waktu dalam relasi sosial dan profesionalnya

l. Mampu menggunakaan waktu luang secara bijaksana dan produktif

Menurut Samana (1994:61-68), 10 kemampuan dasar guru adalah sebagai berikut:

1. Guru dituntut menguasai bahan ajar

2. Guru mampu mengelola program belajar mengajar

3. Guru mampu mengelola kelas

4. Guru mampu menggunakan media dan sumber pembelajaran

5. Guru menguasai landasan landasan pendidikan (Ilmu Pendidikan, Psikologi Pendidikan,


Administrasi Pendidikan dan Filsafat Pendidikan)

6. Guru mampu mengelola interakksi belajar mengajar

7. Guru mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran

8. Guru mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan

9. Guru mengenal dan mampu ikut serta dalam penyelanggaraan administrasi sekolah

10. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsirkan hasil
penelitian pendidikan demi kepentingan pengajaran.

C. Peranan dan Prinsip Guru dalam Pembelajaran

Sekolah sebagai lembaga pendidikan membantu mengembangkan potensi yang dimiliki


peserta didik melalui proses belajar mengajar. Fasilitas, sarana, media, sumber, dan tenaga
kependidikan merupakan fasilitator yang membantu guna memperoleh keberhasilan dalam
belajar.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang
sebagai hasil dari pengalaman dan latihan. Perubahan sebagai hasil dari belajar dapat
ditimbulkan dalam berbagai bentuk, kecakapan serta kemampuan.Oleh sebab itu, proses belajar
adalah proses aktif. Pembelajaran adalah reaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu. Proses belajar mengajar diarahkan kepada suatu tujuan, proses berbuat melalui
pengalaman. Proses belajar mengajar adalah suatu proses melihat dan mengalami, mengamati
dan memahami sesuatu yang dipelajari untuk memperoleh hasil yang ditenntukan, melalui
pembinaan, pemberian penjelasan, pemberian bantuan dan dorongan dari pendidik.

Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu proses pemberdayaan dan pembudayaan


individu agar mampu memenuhi kebutuhan perkembangan dan memenuhi tuntutan sosial,
cultural, serta religious dalam lingkungan kehidupannya. Pengertian pendidikan seperti ini
mengimplikasikasikan bahwa upaya apapun yang dilakukan dalam konteks pendidikan
seyogyanya terfokus pada upaya memfasilitasi proses perkembangan individu sesuai dengan
nilai agama dan kehidupan yang dianut.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi proses perkembangan
individu adalah dengan adanya sumber daya manusia (SDM) yang terkait langsung dengan
dunia pendidikan yaitu guru. Salah satu ujung tombak tercapainya tujuan pendidikan adalah
adanya peran guru. Di tangan para guru, masa depan pendidikan akan terlaksana, karena guru
merupakan salah satu unsur yang berhadapan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran
secara nyata.

Upaya pembentukkan watak/ karakter bangsa guru memegang peranan strategis dalam
pengembangan kepribadian dan nilai masyarakat Indonesia yang diinginkan peranan guru masih
dominan, meskipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang
sangat cepat.Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih
khusus lagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh guru yang tidak dapat digantikan oleh
teknologi. Fungsi guru tidak akan bisa seluruhnya dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar
bagi pesera didiknya.

Guru adalah orang yang digugu dan ditiru serta bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif,potensi
kognitif, maupun potensi psikomotorik. Guru juga berarti orang yang dewasa yang bertanggung
jawab memberikan pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya
agar mencapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya
sebagai hamba Allah. Di samping itu, ia mampu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu
yang mandiri. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Alquran yang berbunyi : “
Sesungguhya Allah telah memberi karunia kepada orang yang beriman ketika Allah mengutus
diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri yang membacakan mereka ayat-
ayat Allah, membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-kitab dan al-
hikmah. Dan sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi itu, mereka benar-benar dalam kesesatan
yang nyata’’ (QS Ali Imran : 164).

Dari ayat di atas, dapat ditarik kesimpulan yang utama bahwa tugas Rasulullah selain
Nabi, juga sebagai pendidik (guru). Oleh karena itu, tugas guru menurut ayat tersebut adalah
sebagai berikut.

a. Penyucian, yakni pengembangan, pembersihan, dan pengangkatan jiwa kepada pencipta-Nya,


menjauhkan diri dari kejahatan dan menjaga diri agar tetap berada pada fitrah.

b. Pengajaran, yakni pengalihan berbagai pengetahuan dan akidah kepada akal dan hati umat
manusia agar mereka merealisasikannya dalam tingkah laku kehidupan.

Jadi, jelas bahwa tugas guru dalam Islam tidak hanya mengajar dalam kelas, tetapi juga
sebagai norm drager (pembawa norma) agama ditengah-tengah masyarakat.

Aspek-aspek yang terlibat dalam pembelajaran meliputi seperti berikut ini.

a. Sikap atau tingkah laku guru dijadikan model oleh peserta didik. Peserta didik meniru sikap
atau tingkah laku guru, yang baik maupun yang buruk. Gaya guru dalam memimpin kelas juga
mempengaruhi suasana kelas dan kegiatan pelajar dalam belajar. Guru yang memberi semangat
kepada pelajar dengan menekankan bahwa semua peserta didik dapat berhasil dalam belajar, asal
berusaha keras, rajin, tekun dan tidak mengenal putus asa, akan menimbulkan semangat pelajar
untuk belajar. Mereka tidak takut untuk salah dalam belajar, karena mereka yakin jika salah,
mereka boleh berusaha lagi untuk memperoleh yang benar.

b. Kaidah mengajar yang menyenangkan dan menarik minat peserta didik untuk belajar adalah
memungkinkan peserta didik terlibat secara aktif dalam belajar. Berbagai model belajar yang
dikembangkan oleh Bruce Joyce Marsha, memungkinkan keterlibatan pelajar yang maksimum
dalam belajar. Model-model belajar dalam kaidah ini menuntut keaktifan peserta didik sesuai
dengan taraf perkembangan masing-masing peserta didik.

c. Bahan pembelajaran sangat penting peranannya dalam meningkatkan motivasi peserta didik
dalam proses pembelajaran. Guru harus mengenal faktor-faktor yang harus dikembangkan dalam
memilih bahan pembelajaran. Di samping itu, guru juga harus mahir dalam mengelola bahan
pembelajaran sehingga menarik dan memudahkan peserta didik untuk memahami bahan
pembelajaran tersebut.

d. Media pembelajaran dapat berfungsi untuk mendorong peserta didik belajar dengan minat
yang tinggi apabila media pembelajaran itu dipilih dengan mempertimbangkan ciri-ciri peserta
didik, tujuan pembelajaran, jenis bahan pembelajaran itu sendiri dan bentuk penilaian
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Untuk memilih media pembelajaran yang baik maka guru
perlu mengetahui langkah-langkah yang harus ditempuhnya.

e. Penilaian pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam belajar adalah
penilaian yang dapat memberitahu peserta didik tentang kelemahan dan kekuatannya dalam
belajar dan penilaian itu dirasakan oleh pelajar sebagai penggambaran yang benar tentang taraf
penguasaanya dalam belajar. Penilaian hendaknya diikuti dengan tindak lanjut dari guru, yaitu
membantu peserta didik untuk meningkatkan taraf penguasaan belajar yang sempurna, sehingga
peserta didik dengan berprestasi lebih tinggi.

Dalam rangka menciptakan dan mendorong situasi pembelajaran siswa aktif dan
kreatifitas siswa dalam pembelajaran maka diperlukan perubahan pola pikir sebagai berikut.

1. Sumber belajar bukan hanya guru dan buku teks.


2. Kelas bukan satu-satunya tempat belajar.
3. Belajar dengan beraktivitas.
4. Menggunakan pendekatan saintifik, melalui mengamati, menanya, dan seterusnya.
5. Membuat siswa suka bertanya, bukan guru yang suka bertanya.
6. Mengajak siswa mencari tahu, bukan diberi tahu.
7. Pembelajaran pengetahuan, keterampilan, sikap; secara langsung maupun tidak langsung.
8. Menekankan kolaborasi melalui pengerjaan projek.
9. Pentingnya proses procedural.
10. Mendahulukan pemahaman Bahasa Indonesia.

Sepanjang sejarah perkembangannya, rumusan profil tenaga kerja (guru) ternyata


bervariasi, tergantung kepada cara mempersepsikan dan memandang apa yang yang menjadi
peran dan tugas pokoknya. Pada umumnya, guru dipandang sebagai pengajar, pendidik, agen
pembaharu, bahkan dianggap memiliki banyak fungsi lain.

1. Peran Guru sebagai Pengajar

Ia harus menampilkan pribadinya sebagai cendekiawan (scholar) dan juga sekaligus


sebagai pengajar (teacher). Dengan demikian, yang bersangkutan itu harus menguasai:

a. Bidang disiplin ilmu (scientific discipline) yang akan diajarkannya, baik aspek substansinya
maupun metodologi penelitian dan pengembangannya, dan

b. Cara mengajarkannya kepada orang lain atau bagaimana cara mempelajarinya.

2. Peran Guru sebagai Pengajar dan sebagai Pendidik


Ia harus menampilkan pribadinya sebagai ilmuwan dan sekaligus sebagai pendidik seperti
berikut.
a. Menguasai disiplin ilmu yang diajarkannya.
b. Menguasai cara mengajarkan dan mengadministrasikannya.
c. Memiliki wawasan dan pemahaman tentang seluk beluk kependidikan, dengan mempelajari:
filsafat pendidikan,sejarah pendidikan, sosiologi pendidikan, dan psikologi pendidikan.

3. Guru sebagai Pengajar, Pendidik, Dan Juga Agen Pembaharuan dan Pembangunan
Masyarakat

Yang bersangkutan diharapkan dapat menampilkan pribadinya sebagai pengajar dan


pendidik siswanya dalam berbagai situasi (individual dan kelompok, di dalam dan di luar kelas,
formal dan non-formal, serta informal) sesuai dengan keragaman karakteristik dan kondisi
objektif siswa dengan lingkungan konstektualnya lebih luas lagi sebagai penggerak dan pelopor
pembaharuan dan perubahan masyarakatnya dimana ia berada.

Seorang guru yang dapat menyandang tugas professional itu seyogyanya memiliki
beberapa hal berikut.
a. Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang pertumbuhan jiwa manusia dari segala segi dan
sendinya, demikian pula tentang proses belajar.
b. Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang alam dan masyarakat, yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar khususnya dan pendidikan pada umumnya. Hal ini sangat penting
bagi pembentukkan dasar latar belakang cultural untuk seorang guru mengingat kedudukan dan
fungsinya dalam masyarakat dimana ia mengabdi.
c. Menguasai sepenuhnya pengetahuan dan kepahaman tentang (bidang disiplin ilmu/ studi) yang
ia ajarkan.
d. Memiliki secukupnya pengetahuan dan pengalaman tentang seni mengajar, hal ini hanya dapat
diperoleh setelah mempelajari metodik dan didaktik teoritis maupun praktis, umum maupun
khusus, termasuk praktik mengajar secukupnya.

4. Guru yang Berkewenangan Berganda sebagai Pendidik Profesional dengan Bidang


Keahlian Lain Selain Kependidikan.

Guru harus mampu merencanakan dan melaksanakan strategi belajar mengajar yang
sesuai dengan kondisi siswanya, guru harus mampu menggunakan berbagai pendekatan dan
metode pengajaran. Selain itu, guru pun harus memiliki kepribadian yang baik dan mampu
berkomunikasi dengan baik dengan siswanya. Dengan kata lain, guru harus memiliki
kemampuan pribadi, kemampuan pribadi, kemampuan professional dan kemampuan sosial.
Kemampuan pribadi meliputi berbagai karakteristik kepribadian seperti integritas pribadi, adil,
jujur, disiplin, simpatik, terbuka, kreatif, berwibawa, dan lain-lain. Kemampuan professional
meliputi penguasaan materi pelajaran dan kemampuan merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi proses pembelajaran. Sedangkan kemampuan sosial meliputi kemampuan
berkomunikasi dengan siswa dan dapat bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat langsung
maupun tidak langsung dalam pembelajaran.

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sangat penting peranannya untuk


keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Untuk itu, maka pembelajaran yang
diciptakan guru untuk menumbuhkembangkan potensi anak melalui pendekatan pembelajaran
terpadu perlu untuk dipahami dan dikuasai guru dalam proses pembelajarannya.

Agar memperoleh hasil yang memuaskan dalam proses belajar mengajar, peserta didik
dan guru dalam proses belajar mengajar perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Menciptakan suasana proses belajar mengajar yang menyenangkan dan merangsang aktivitas
proses belajar mengajar.
b. Mengoptimalkan hasil belajar, melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna dan hasil
guna.
c. Mengerjakan tugas dengan baik.
d. Merumuskan tujuan pembelajaran secara nyata.
e. Melihat kembali hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
f. Mencari jalan keluar agar dalam proses belajar mengajar lebih aktif dan kreatif.

Berikut ini, ada 10 prinsip dasar dalam pembelajaran.

1. Menguasai Isi Pembelajaran/ Pengajaran

Berdasarkan hukum yang pertama dalam teori “Tujuh Hukum Mengajar” dari John
Milton Gregory berbunyi: “Guru harus mengetahui apa yang diajarkan.”Jika teman-teman
pendidik mengetahui dengan jelas inti pelajaran yang akan disampaikan di kelas, tentu kita dapat
meyakinkan siswa dengan wibawa, sehingga siswa percaya apa yang dikatakan oleh teman-
teman pendidik, bahkan merasa tertarik terhadap pelajaran yang kita bawakan.

2. Utamakan Susunan yang Sistematis

Pengajaran yang tidak bersistem bagaikan sebuah lukisan yang semerawut, tidak


memberikan kesan yang jelas bagi orang lain. Tidak adanya inti, tidak tersusun, tidak sistematis,
akan sulit dipahami dan sulit diingat oleh siswa kita. Oleh sebab itu, inti pengajaran yang akan
disampaikan oleh teman-teman pendidik harus disusun dengan teratur dan sistematis.
3. Banyak Menggunakan Contoh Kehidupan

Pada saat mengajar, teman-teman pendidik sebaiknya menggunakan contoh atau


perumpamaan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah
jembatan antara kebenaran ilmu dan dunia nyata. Selain itu, ajak siswa untuk selalu memikirkan
solusi dari masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.

4. Mampu Menggunakan Bentuk Cerita

Bentuk cerita tidak hanya diutarakan dengan kata-kata, namun juga boleh dicoba dengan
menambahkan gerakan-gerakan, yang mampu memperdalam kesan pada siswa kita.

5. Melibatkan Panca Indra Peserta Didik

Penggunaan bahan pengajaran yang berbentuk audio visual berarti menggunakan panca
indera siswa.Ensiklopedia adalah buku yang sering dipakai oleh para ilmuwan, namun di
dalamnya terdapat banyak penjelasan yang menggunakan gambar-gambar. Itu berarti bahwa para
ilmuwan pun perlu bantuan gambar untuk mengadakan penelitian.

Para ahli pernah mengadakan catatan statistik selama 15 bulan, sebagai hasilnya mereka
mendapatkan persentase dari isi pelajaran yang masih dapat diingat oleh siswa. Bagi siswa yang
hanya tergantung pada indera pendengaran saja masih dapat mengingat 28%, sedangkan bagi
siswa yang menggunakan indera pendengaran ditambah dengan indra penglihatan dapat
mengingat 78%.

6. Melibatkan Siswa Dalam Pembelajaran

Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dapat menambah ingatan, motivasi, dan
kegemaran mereka. Cara itu dapat menghilangkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi
ditengah pertukaran pikiran antara teman-teman pendidik dengan siswa, selain mengurangi
tingkah laku yang mengacaukan suasana kelas.

Misalnya, biarkan siswa menggunakan kata-katanya sendiri untuk menjelaskan


argumentasi atau pendapatnya, biarlah siswa menggali dan menemukan hubungan antar konsep
yang berbeda, biarlah siswa bergerak sebentar di dalam kelas. Jika siswa sibuk melibatkan diri
dengan pelajaran, maka tidak ada peluang lagi untuk mengacaukan atau membuat ulah di dalam
kelas ketika proses pembelajaran berlangsung.
7. Menguasai Psikologis Siswa

Teman-teman pendidik yang ingin memberikan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
siswa, tentu harus memahami perkembangan jiwa siswa kita pada setiap usia. Teman-teman
pendidik juga harus mengetahui dengan jelas kebutuhan dan masalah pribadi mereka. Syarat
utama untuk komunikasi timbal balik antara guru dengan siswa adalah adanya pengertian
diantara kedua belah pihak. Komunikasi yang baik dapat membuat penyaluran pengetahuan
menjadi lebih efektif.

8. Gunakanlah Cara Mengajar yang Hidup, Menarik, dan Bervariasi

Sekalipun memiliki cara mengajar yang baik, namun cara mengajar tersebut tidak pernah
diubah, maka hal tersebut akan membuat siswa merasa jemu. Cara yang terbaik adalah
menggunakan cara mengajar yang bervariasi dan fleksibel untuk menambah kesegaran siswa di
dalam kelas.

9. Menjadikan Diri Sendiri Sebagai Teladan

“Mari guru berhenti memberi contoh, tapi menjadi contoh.” –Prof. Arief Rachman.
Masalah umum para guru adalah dapat berbicara, namun tidak dapat melaksanakan. Cara
mengajar yang efektif adalah teman-teman pendidik sendiri sebaiknya mampu menjadikan diri
sebagai teladan hidup untuk menyampaikan kebenaran, dan itu merupakan cara yang paling
berpengaruh untuk siswa-siswa kita di kelas. Karena kewibawaan seseorang terletak pada
keselarasan antara teori dan praktik. Oleh karena itu, teman-teman pendidik dapat menerapkan
kebenaran yang diajarkan pada kehidupan pribadi, maka kita pun memiliki wibawa untuk
mengajar di kelas. 

10. Mengenal dengan Jelas Sasaran Dalam Pembelajaran

Pengajaran yang jelas sasarannya membuat siswa melihat dengan jelas inti dari pokok
pelajaran itu. Mereka dapat menangkap seluruh liputan pelajaran, bahkan mengalami kemajuan
dalam proses belajar. Empat macam ciri khas yang harus diperhatikan pada saat memilih dan
menuliskan sasaran pengajaran:

a. Inti dari sasaran harus disebutkan dengan jelas.


b. Ungkapan penting dari sasaran harus bertitik tolak dari konsep siswa.
c. Sasaran harus meliputi hasil belajar.
d. Hasil sasaran yang dapat dicapai.
D. Pengertian Karakter

Karakter adalah watak, sifat, akhlak ataupun kepribadian yang membedakan seorang
individu dengan individu lainnya. Atau karakter dapat di katakan juga sebagai keadaan yang
sebenarnya dari dalam diri seorang individu, yang membedakan antara dirinya dengan individu
lain.
Dan yang dimaksud dengan pendidikan karakter adalah suatu sistem yang menanamkan
nilai-nilai karakter kepada seorang individu, yang meliputi: ilmu pengetahuan, kesadaran,
kemauan dan tindakan untuk dapat melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, dirinya sendiri, orang lain, lingkungannya maupun bangsa dan negaranya.
Berikut ini adalah pengertian Karakter Menurut Para Ahli, adapun para ahli tersebut
diantaranya

1. Menurut Kamisa
Menurut Kamisa, karakter yakni ialah sifat kejiwaan, akhlak dan budi pekerti yang dimiliki
oleh seseorang yang mana dengan ada hal tersebut dapat membuatnya berbeda apabila
dibandingkan dengan orang lainnya. Berkarakater juga bisa diartikan sebagai memiliki sebuah
watak dan kepribadian.

2. Menurut Doni Kusuma


Menurut Doni Kusuma, karakter merupakan sebuah gaya, sifat, ciri, dan juga karakteristik
yang dimiliki oleh seseorang yang berasal dari pembentukan atupun tempaan yang diperolehnya
melalui lingkungan di sekitarnya.

3. Menurut Maxwell
Menurut Maxwell karakter pada dasarnya jauh lebih baik daripada dengan sekedar
perkataan. Selain itu, karakter ialah pilihan yang dapat menentukan sebuah tingkat kesuksesan
dari seseorang.

E. Prinsip Pembentukkan Karakter

Menurut Asmani (2012:56-57), terdapat prinsip-prinsip yang harus dijalankan untuk


mewujudkan pembentukkn karakter yang efektif, yaitu:
1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter. 

2. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran , perasaan dan


perilaku.

3. Menggunakan pendekatan yang tajam proaktif dan efektif untuk membangun karakter. 
4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mewujudkan perilaku yang baik. 
6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai
semua peserta didik, membangun karakter mereka dan membangun mereka untuk sukses. 
7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada peserta didik. 
8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagai tanggung jawab
untuk pendidikan karakter yang setia pada nilai dasar yang sama.
9. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan yang luas dalam membangun inisiatif
pendidikan karakter. 
10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun
karakter. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter dan
manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Peranan guru dalam membina peserta didik menjadi insan yang berkarakter yang baik
sangat dibutuhkan. Penggunaan metode yang bervariasi dalam menciptakan suasana belajar agar
tidak membosankan untuk menarik minat peserta didik serta menjadi pembina ekstrakulikuler
dalam mendekatkan diri kepada peserta didik memudahkan para guru dalam menanamkan nilai-
nilai baik. Guru merupakan sosok panutan atau contoh bagi peserta didik. Keberhasilan
pendidikan karakter sangat tergantung dari peran seorang guru dalam proses pembelajaran. Jadi
sosok seorang guru dapat menjadi cerminan peserta didik yang sangat menentukan karakternya.

B. SARAN

a. Bagi Guru

Dengan adanya tugas dan peranan guru dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses
belajar mengajar diharapkan guru dapat mengetahui serta menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik dan diharapkan terjalin hubungan antara peserta didik sebagai subjek dan
objek pembelajaran sehingga tujuan pendidikan mudah tercapai.

b. Bagi Masyarakat

Diharapkan membantu membantu peran guru sebagai pengajar, pendidik, pembimbing,


tenaga profesional, dan pembaharu.

c. Bagi pembaca

Dapat menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi untuk penulisan karya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma'mur. 2012. Buku panduan internalisasi pendidikan karakter di sekolah.


Yogyakarta:Diva press.

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992).

Hosnan M, (2016). Etika profesi pendidik. Bogor: Ghalia Indonesia

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2005).

Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996).

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1988).

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan…

www.pengertianku.net/2015/11/pengertian-karakter-dan-pendidikan-karakter.html

Https:unjkita.com/10-prinsip-dasar-mengajar.html

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta,
2000).

Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Aksara, 1994).

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Angkasa, 1984).

Anda mungkin juga menyukai