BAB I
PENDAHULUAN
1
Suparta, dkk. Metodologi Pengajaran Agama Islam.( Jakarta : AMISSCO. 2002). Hlm. 1
2
Din Wahyudin, dkk. Pengantar Pendidikan. (Jakarta : Universitas Terbuka, 2009), hal. 1
2
pendidik dan calon pendidik perlu memahami hakikat manusia sehingga seo-
rang pendidik maupun calon pendidik mengerti dan memahami apa yang ha-
rus diperbuat terhadap peserta didiknya, hal ini agar pendidikan dapat berhasil
secara maksimal sesuai dengan harapan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu pendidikan berarti upaya membantu manusia untuk
menjadi manusia yang seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan yang Maha Esa serta dapat berkompetisi sehat dengan manusia
yang lain.
Pendidikan juga dapat membentuk dan merubah karakter serta akhlak
manusia yang tadinya kurang baik menjadi baik dan yang sudah baik menjadi
lebih baik, hal ini senada dengan sabda Rasulullah saw:
إنما بعثت: قال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص: عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال
)ألتمم صالح األخالق (رواه البخاري والحكيم والبيهقي
3
Jalaluddin Abdirrahman bin Abi Bakar As-Suyuti, Jaami'us Shoghir, (Indonesia: Maktabah Darul
Ihya' Al-Arabiyah), juz 1, hlm. 103
4
Umar Tirtarahardja & S.L.La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan.(Jakarta: Rineka Cipta, 2005), cet.
II, hlm. 115
3
لقد كان لكم في رسول هللا أسوة حسنة لمن كان يرجو هللا واليوم
)۱۲ : اآلخر وذكر هللا كثيرا (سورة االحزاب
Sungguh telah ada pada diri Rasulullah saw itu suri tauladan
yang baik. bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan
kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah (QS. Al-
Ahzab)5
5
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. ( Jakarta : Pustaka Amani, 2005), hlm. 595
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka selanjutnya penulis
mengemukakan permasalahan yang membutuhkan pembahasan lebih lanjut.
Pokok-pokok permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Peran Guru PAI di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan
Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2020/2021?
2. Bagaimanakah kedisiplinan beribadah siswa SD Negeri Balerejo 2
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2020/2021?
3. Bagaimanakah Peran Guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan
beribadah siswa di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet Kabu-
paten Demak Tahun Pelajaran 2020/2021?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Peran Guru PAI di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan
Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2020 2021.
2. Untuk mengetahui kedisiplinan beribadah siswa SD Negeri Balerejo 2
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2020/2021.
3. Untuk mengetahui Peran Guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan
beribadah siswa di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet Kabupaten
Demak Tahun Pelajaran 2020/2021.
D. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang dibedakan men-
jadi dua yaitu:
1. Secara Teoritis
a. Sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang peran guru
PAI dan kedisiplinan beribadah siswa.
b. Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai acuan
penelitian berikutnya.
c. Memberikan sumbangan pikiran bagi pihak-pihak yang berkepentin-
gan khususnya dalam upaya meningkatkan kedisiplinan beribadah
siswa melalui peran guru.
2. Secara Praktis
Secara praktis manfaat penelitian ini antara lain :
a. Bagi sekolah (SD Negeri Balerejo 2 Dempet), penelitian ini dapat di-
jadikan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kedisiplinan beri-
badah siswa di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet.
6
E. Kajian Pustaka
Penelitian mengenai peran guru PAI ini bukanlah yang pertama kali
dilakukan, sebab sebelumnya telah dilakukan beberapa penelitian yang berte-
makan peran guru PAI. Penelitian-penelitian tersebut menyoroti herbagai
balasan mengenai peran guru PAI yang tersebar luas di seluruh nusantara. Tu-
lisan-tulisan yang telah mencoba mengangkat peran guru PAI dan yang
senada dengannya antara lain:
Hasan Hafidz dalam buku karangan Abudin Nata yang berjudul "Se-
jarah Pendidikan Islam" menjelaskan bahwa secara umum peran guru dibe-
dakan menjadi 2 yaitu sebagai murabbi dan penggerak masyarakat.6
Menurut Syaiful Bahri Djamarah., dkk dalam bukunya yang berjudul
"Strategi Belajar Mengajar" menyatakan bahwa disiplin berarti suatu pola
tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah di-
taati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar".7
Menurut Moh. Sochib dalam bukunya yang berjudul "Pola Asuh
Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri” menyata-
kan bahwa Disiplin merupakan substansi essensial di era global untuk dimiliki
dan dikembangkan oleh anak karena dengannya ia dapat memiliki kontrol in-
ternal untuk berperilaku yang senantiasa taat moral.8
Marjiyanti dalam skripsinya yang berjudul Penegakan Kedisiplinan
Siswa Sebagai Upaya Mewujudkan Akhlaq Al-Karimah di Madrasah Ibtidai-
yah Muhammadiyah Karanganyar Tahun 2013" menyatakan bahwa (1) pelak-
sanaan kedisipinan di MI Muhammadiyah Karanganyar tergolong baik: (2)
Kepala madrasah telah melakukan perencanaan, pengorganisasian. pengara-
han. dan pengawasan dalam pelaksanaan kedisiplinan di MI Muhammadiyah
Karanganyar: (3) guru sudah berperan dalam penegakan kedisiplinan di MI
6
Abudin Nata. Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2004), hlm. 150
7
Syaiful Bahri Djamarah, dkk. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta Rineka Cipta. 2010). edisi revisi,
hlm. 41
8
Moh. Sochib, Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000), hlm. 12
7
9
Marjiyanti, Penegakan Kedisiplinan Siswa Sebagai Upaya Mewujudkan Akhlaq Al Karimab di Ma-
drasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karanganyar Tahun 2013.(Surakarta IAIN Surakarta, 2014), hlm.
105
8
BAB II
PERAN GURU PAI DAN KEDISIPLINAN BERIBADAH
10
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1989). Cet. II.
11
Suparlan. Guru sebagai Profesi, (Yogyakarta: Hikayat Publishing. 2006), hlm. 88
12
Zakiyah daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 2004) hlm. 87
9
13
Ibid.hlm.88
14
'Abdul kholiq, dkk, Pemikiran Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999) hlm. 38
15
Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta Aksara. 2004) hlm. 152
16
Muziyyin Arifin. Filsafat Pendidikan Islam (Jakaria Bumi Aksara, 2009) edasi revisi. hlm. 15
17
Keputusan Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia di Cipayung, Bogor, tanggal 7-11 Mei 1960
18
Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004), hlm. 150)
10
b. Tugas Guru
Ada beberapa tugas seorang guru menurut Slameto diantaranya adalah;
1) Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi
pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka Panjang
2) Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar
yang memadai
3) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai
nilai, dan penyesuaian diri.20
Jadi, tugas seorang guru tidak hanya sebagai pengajar akan tetapi
guru juga bertugas sebagai fasilitator dan membantu siswa untuk dapat
mengembangkan aspek-aspek pribadinya, sehingga siswa dapat
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya serta mampu
mengembangkan daya kreatifitasnya. Sedangkan menurut Suparta tugas
guru itu ada 3 yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator.21
Sebagai proses belajar mengajar. Seorang pengajar guru
mempunyai tugas sebagai seorang menyelenggarakan pembimbing, guru
bertugas memberikan bimbingan kepada pelajar dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya, sebab proses belajar mengajar berkaitan erat
dengan berbagai masalah di luar kelas yang sifatnya non akademis,
sedangkan tugas guru sebagai administrator mencakup ketatalaksanaan
bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya seperti
mengelolah sekolah. memanfaatkan prosedur dan mekanisme
pengelolaan tersebut untuk melncarkan tugasnya, serta bertindak sesuai
dengan etika jabatan.
Disamping mempunyai tugas guru juga mempunyai kewajiban
sebagaimana dijelaskan dalam UUSPN Pasal 31 yaitu :
1) Membina loyalitas pribadi dan peserta didik terhadap ideologi
negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
2) Menjunjung tinggi kebudayaan bangsa
19
Ibid. hlm. 151
20
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. (Jakarta - Rineka Cipta, 2010)
21
Suparta.dkk. Metodologi Pengajaran Agama Islam. (Jakarta AMISSCO, 2002), hlm. 2
11
c. Fungsi Guru
Ada beberapa fungsi guru dalam kehidupan di masyarakat
menurut Abdul Mughist yaitu:
1) Sebagai filter terhadap kebudayaan-kebudayaan yang negative
2) Sebagai agen budaya (culture broker)
3) Sebagai Pengayom dan konsultan agama.23
22
Zaenal Mustakim. Metode dan Strategi Pembelajaran. (Pekalongan: STAIN Press,2009), hlm. 15-16
23
Abdul Mughist. Kritik Nalar Fiqih Pesantren. (Jakarta Kencana Prenada Media Group. 2008 hlm 146-
147
12
Berikut penjelasannya:
1) Sebagai filter terhadap kebudayaan-kebudayaan yang negatif
Guru sebagai seorang figur yang disegani, dihormati dan
dimuliakan masyarakat, membuat guru agama semakin mudah dalam
mengantisipasi budaya-budaya negatif yang akan masuk kedalam
masyarakat. Dengan otoritas sosial yang tinggi, guru agama
dipercaya masyarakat mampu menyeleksi nilai-nilai dan sikap-sikap
positif yang seharusnya dikembangkan oleh masyarakat
2) Sebagai agen budaya (culture broker)
Pada awalnya, guru agama berfungsi sebagai perantara antara
budaya-budaya animisme Hindu-Budha dengan ajaran Islam yang
baru. Jadi guru agama dengan kedudukannya dapat dengan mudah
mengembangkan kebudayaan kebudayaan yang tidak bertentengan
atau selaras dengan ajaran agama Islam
3) Sebagai Pengayom dan konsultan agama
Seorang guru agama harus mampu menjadi pengayom siswa dan
masyarakat sekitarnya, serta dapat menjadi konsultan agama bagi.
semuanya. artinya jika ada permasalahan yang terjadi masyarakat,
seorang guru agama harus mampu ikut menyelesaikannya. Jadi
jelaslah bahwa guru PAI mempunyai fungsi ganda. Karena tidak
hanya mengajar dan mendidik saja, akan tetapi juga ikut andil dalam
pembinaan akhlak, kepribadian dan karakter di masyarakat sekitar
serta juga mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi
masyarakat.
d. Tanggung jawab Guru
Seorang guru memikul tanggung jawab yang sangat berat.
dikarenakan guru bukan hanya mentransfer pengetahuan tetapi juga nilai
nilai akhlakul karimah. Allah swt menjelaskan dalam al-Qur'an surat An-
Nisa ayat 58 :
24
Departemen Agama RI,Op.Cit., hlm. 113
13
قال رسول هللا صلى هللا عليه: عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال
)وسلم إذا وسد األمر إلى غير الهله فانتظر الساعة (رواه البخاري
“Dari Abu Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda apabila satu
perkara diserahkan bukan pada ahlinya pada tungguhlah sant
kehancuran (HR. Al-Bukhori)”25
3. Kompetensi Guru
Keberhasilan pendidikan didukung oleh beberapa faktor diantaranya
siswa, guru, sarana dan prasarana serta metode pembelajaran yang tepat.
Faktor guru sangat berpengaruh bahkan sangat dominan dalam menentukan
keberhasilan pendidikan. Ada beberapa kompetensi guru yang harus dimiliki
oleh seorang guru yaitu:
a. Kompetensi Utama
Kompetensi utanta yang harus dimiliki oleh seorang guru meliputi:
1) Kemampuan Akademik
Pengetahuan seorang guru harus mendalam terutama meliputi
hal-hal berikut:
a) Memahami dengan baik dasar-dasar sosiologi dan psikologi
pendidikan Islam dan umum.
b) Memahami karakter dan perkembangan psikologis, sosiologis
dan akademik setiap pengajar
c) Memahami cara mengembangkan kecerdasan intelektual
emosional dan spiritual anak didik
d) Memahami kurikulum yang berlaku secara utuh. terutama
menyangkut mata pelajaran yang menjadi bidang tugasnya
25
Jataluddin Abdurrahman ibn Abu bakar As-Shuyuti. Jami'u As-Shoghir, (Indonesia Maktstiah Darul
Ihya's, hlm 36
14
26
Departemen Agama RI. Standar Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum
dan Madrasah (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2004). hlm 9
15
b. Kompetensi Pendukung
Seorang guru disamping mempunyai kompetensi utama juga harus
memiliki kompetensi pendukung, sebab guru merupakan faktor
penentu keberhasilan pendidikan. sehingga harus mempunyai beberapa
kompetensi, diantara kompetensi pendukung yang harus dimiliki guru
adalah:
1. Kemampuan membangun hubungan/komunikasi
a) Mengutamakan kerja kolaboratif dan kolektif sesama guru
dan warga madrasah lainnya
b) Membangun lingkungan kerja yang bersahabat (healty rela-
tionship)
c) Membantu jalannya program dan kebijakan madrasah serta
berpartisipasi didalamnya
d) Menjaga komunikasi dengan orang tua siswa dan
masyarakat
e) Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat sekitar madrasah
f) Menjaga kepercayaan warga madrasah
g) Mengikuti peraturan dan prosedur yang berlaku dalam mad-
rasah
h) Menerima dan melaksanakan tanggung jawab yang
diberikan
i) Menjamin bahwa setiap siswa mendapat perlakuan dan
kesempatan yang sama untuk belajar
j) Menempatkan kesuksesan setiap siswa sebagai tujuan dari
setiap langkah yang diambil. 28
27
Ibid. hlm.10
28
Loc. Cit.
16
29
Ibid.hlm 11-12
17
B. KEDISIPLINAN BERIBADAH
1. Pengertian Kedesiplinan Beribadah
Kata kedisiplinan berasal dari bahasa Latin yaitu discipulus, yang
berarti mengajari atau mengikuti yang dihormati.31 Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, menyatakan bahwa disiplin adalah: "a). Tata tertib (di
sekolah. di kantor, kemiliteran, dan sebagainya), b) Ketaatan (kepatuhan)
pada peraturan tata tertib, c) Bidang studi yang memiliki objek dan sistem
tertentu.32
Sri Anita menyatakan bahwa disiplin secara umum berarti "Ketaatan
terhadap aturan. baik aturan untuk umum maupun kelompok tertentu, dan
bahkan aturan yang kita buat sendiri.33
Syaiful Bahri Djamarah, dkk menyatakan bahwa Disiplin berarti
suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang
sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.34
Sedangkan menurut Good's dalam Dictionary of Education
sebagaimana dikutip oleh Ondi Saondi, dkk dalam bukunya yang berjudul
"Etika Profesi Keguruan" mengartikan disiplin sebagai berikut:
a. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan
atau kepentingan guna mencapai maksud atau untuk mencapai
tindakan yang lebih sangkil.
b. Mencari tindakan terpilih dengan ulet. aktif dan diarahkan sendiri
sekalipun menghadapi rintangan.
c. Pengendalian perilaku secara langsung dan otoriter dengan hukuman
atau hadiah.
d. Pengekangan dorongan dengan cara yang tidak nyaman dan bahkan
menyakitkan.35
30
Ibid. hlm. 12-13
31
Santoso, L.H. Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Surabaya: Pustaka Agung Harapan) hlm: 396
32
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia…, Hlm. 105
33
Sri Anita: dkk. Strategi Pembelajaran di SD, (Jakarta Universitas Terbuka, 2009), hlm.11
34
Syaiful Bahri Djamarah, dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta Rineka Cipta, 2010), edisi re-
visi.hlm. 41
18
Jadi, kedisiplinan adalah sikap seseorang untuk selalu tunduk dan taat
terhadap aturan atau hukum yang berlaku baik di sekolah, di masyarakat
maupun di rumah.
Kedisplinan dalam Al-quran dijelaskan pada surat An Nisa ayat: 59
yang berbunyi:
َ ْ س ْو َل َواُو ِلى
اْل ْم ِر ِم ْن ُك ْۚ ْم فَا ِْن َّ ّٰللا َوا َ ِط ْيعُوا
ُ الر َ ٰي ٰٓٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا ا َ ِط ْيعُوا ه
اّٰلل َو ْال َي ْو ِم
ِ س ْو ِل ا ِْن ُك ْنت ُ ْم تُؤْ ِمنُ ْونَ ِب ه
ُ الر ِ ش ْيءٍ فَ ُرد ُّْوهُ اِلَى ه
َّ ّٰللا َو َ ت َنَازَ ْعت ُ ْم فِ ْي
س ُن تَأ ْ ِوي ًْل َ اْل ِخ ِر ۗٓ ٰذ ِل َك َخي ٌْر َّواَ ْح ْٰ
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan
Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya" (QS. An-Nisa: 59).
إذا أمسيت فال تنتظر الصباح وإذا:وكان ابن عمر رضياهلل عنهما يقول
أصبحتفال تنتظر المساء وحد صحتك لمرضك ومن حياتك لمؤنث (رواه
)البخاري
35
ondi Saondi, dkk. Erika Profesi Keguruan. (Jakarta Refika Aditan, 2010). hlm 40
36
Departemen Agama. Al-Qur'an dan Terjemahnya,( Jakarta: Pustaka Amani, 2005), hlm 125.
37
Yahya bin Syarafiddin Al-Nawawi, Al-Arbain An-Nawawiyah, (Surabaya Muhammd ibn Abmad ibn
Nabhan wa auladihi), hlm. 105
19
surat an-Nisa ayat 103 menerangkan masalah sholat, dalam hal ini sama
dengan kedisiplinan yaitu taat azaz, taat aturan sebagaimana Firman Allah
tersebut. Dalam ayat tersebut menerangkan tentang sholat, sholat merupakan
ibadah yang berhubungan erat dengan waktu, sebab sholat telah ditentukan
waktunya oleh Allah, sehingga diharapkan dengan sholat dapat meningkat-
kan kedisiplinan hidup manusia.
Sedangan Ibadah menurut bahasa dipakai dalam beberapa arti antara
lain.tunduk hanya kepada Allah. Kata ibadah dalam arti luas meliputi segala
amal shalih yang di kerjakan manusia, karena mengharap ridho Allah SWT.
Ibadah dalam arti sempit, terbatas pada amal perbuatan, sholat, zakat, puasa.
dan haji.38
Ibadah baik dalam arti luas maupum sempit, merupakan manifestasi
murni dari aqidah, yaitu suatu sistem praktis untuk menguatkan hubungan
manusia dengan tuhannya. Manusia beribadah kepada Allah dengan menga-
kui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mengakui bahwa Nabi Mu-
hammad Rosul-Nya. mendirikan shalat, membayar zakat dan perpuasa.39 Di
dalam pengertian ibadah sholat, ibadah menurut bahasa adalah tunduk hanya
kepada Allah SWT. Ibadah baik dalam arti luas maupun sempit.
Jadi. Kedisiplinan beribadah adalah suatu kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-
nilai ketaatan kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban untuk
beribadak/menyembah kepada Allah, baik secara langsung (ibadah
muhdhoh). maupun tidak langsung (ibadah ghoru mahdhoh). Karena sudah
menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi
atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan
membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya.
2. Indikator Kedisiplinan
Ada dua jenis indikator yang dikembangkan dalam pendidikan karak-
ter yaitu indikator untuk kelas dan untuk sekolah. Menurut Slameto dalam
bukunya yang berjudul "Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi”
menyatakan bahwa kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan
pserta didik dan sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah men-
cakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib.
kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersi-
han/keteraturan kelas, gedung sekolah, dan lain lain, kedisiplinan kepala se-
kolah dalam mengelola seluruh staff beserta siswa-siswanya, dan
38
Abdul Qadir Ahmad: dkk. Metodologi Pengguran Agama Islam. (Jakarta: Rineka Cipta 2008) Cet.1.
hlm. 134.
39
Loc. Cit.
20
3. Tujuan Kedisiplinan
Moh. Sochib mengemukakan bahwa kedisiplinan memiliki 2 (dua)
tujuan, yaitu memberi kenyamanan pada para siswa dan staf (guru) serta
40
Slameto, Betaparsakter faktor yang Mempengaruhi. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Hlm.67
41
Slameto, Ibid. hlm. 55
42
Kemendiknas. Keputusan Kemendiknas Tentang Kedisiplinan no. 34 tahun 2010
21
4. Fungsi Kedisiplinan
Fungsi kedisiplinan menurut Umar Tirtarahardja, dkk dalam bukunya
yang berjudul "Pengantar Pendidikan” adalah:
a. Menata kehidupan Bersama
Kedisiplinan sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa
dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan me-
matuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak
lain dan hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar.46
b. Membangun kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing ling-
43
Moh, Sochib. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. (Ja-
karta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 100
44
Ibid. hlm. 95.
45
Saeful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta: Asdi Mahasatya,
2001), hlm 67
46
Umar Tirtarahardja, dkk. Pengantar Pendidikan. (Jakarta: Rineka Masdakarya, 2006).
22
7. Aspek-Aspek Kedisiplinan
Prijodarminto menyatakan bahwa disiplin memiliki 3 (tiga) aspek.
Ketiga aspek tersebut adalah :
a. Sikap mental (mental attitude) yang merupakan sikap taat dan tertib se-
bagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan
pengendalian watak.
b. Pemahaman yang baik mengenai sistem peraturan perilaku, norma.
kriteria, dan standar yang sedemikan rupa. sehingga pemahaman terse-
but menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran, bahwa
ketaatan akan aturan. Norma, dan standar tadi merupakan syarat mutlak
untuk mencapai keberhasilan (sukses).
c. Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati, un-
tuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib. 52
50
Sri Anita. Op. Cit., hlm. 118
51
Loc. Cit.
52
Djam'an Satori, dkk. Profesi Keguruan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011),hlm. 2.3
24
8. Prinsip-Prinsip Ibadah
Untuk memberikan pedoman ibadah yang bersifat final. Islam mem-
berikan prinsip-prinsip ibadah sebagai berikut:
a. Prinsip utama dalam ibadah adalah hanya menyembah kepada Allah
semata sebagai wujud mengesakan Allah SWT. Firman Allah dalam
Surat An-Nisa ayat 36:
سانًا َّوبِذِى ْالقُ ْر ٰبىَ شيْـًٔا َّوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن ا ِْح
َ ّٰللاَ َو َال ت ُ ْش ِر ُك ْوا بِ ٖه
۞ َوا ْعبُد ُوا ه
ب
ِ اح ِ ص
َّ ب َوال ْ
ِ ُار ال ُجن ْ ْ
ِ ار ذِى القُ ْر ٰبى َوال َج ِ َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َمسٰ ِكي ِْن َوال َج
ْ
ّٰللاَ َال ي ُِحب َم ْن َكانَ ُم ْخت َ ًاال ت ا َ ْي َمانُ ُك ْم ۗ ا َِّن هْ سبِ ْي ِۙ ِل َو َما َملَ َك ِ بِ ْال َج ْۢ ْن
َّ ب َواب ِْن ال
فَ ُخ ْو ًر ِۙا
“Dan Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangga-banggakan diri". (QS.An Nisa : 36)53
ِۙ ع
ان ُ ْب ۗٓ ا ُ ِجي
َ ْب َدع َْوة َ الدَّاعِ اِ َذا َد ٌ عنِ ْي فَاِنِ ْي قَ ِري َ ِي ْ ب اد َ ساَلَ َك ِع َ َواِ َذا
َشد ُْونُ فَ ْليَ ْست َ ِج ْيب ُْوا ِل ْي َو ْليُؤْ ِمنُ ْوا ِب ْي لَ َعلَّ ُه ْم َي ْر
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan per-
mohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebena-
ran”. (QS. Al-Baqarah: 186)54
c. Ibadah harus dilakukan secara ikhlas yakni dengan niat yang murni se-
mata hanya mengharapkan keridhaan Allah SWT. Keikhlasan harus ada
dalam seluruh ibadah, karena keikhlasan inilah jiwa dari ibadah. Tanpa
keikhlasan, maka tidak mungkin ada ibadah yang sesungguhnya. Se-
dangkan ibadah yang dilakukan secara tidak ikhlas, seperti karena un-
sur riya (karena ingin dilihat).
d. Ibadah harus sesuai dengan tuntunan, firman Allah dalam Surat Al Ka-
hfi ayat 110:
53
Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya hlm. 109
54
Ibid. hlm. 35
25
e. Seimbang antara unsur jasmani dengan rohani, firman Allah dalam Su-
rat Al-Qashash ayat 77:
55
Loc. Cit.
56
Ibid., hlm. 556
57
Departemen Agama RI. Ibid, hlm. 61
26
58
http://www.al-intima.com/tarbiyatul-aulad/memotivasi - ibadah - anak – dengan – visualisasi –
indahnya - surga
27
kepada Allah SWT, seperti ibadah sholat, ibadah puasa, menepati janji. ber-
do'a, meminta tolong, mencintai, bertawakal,dan takut kepada-Nya.
Manusia berbeda pendapat tentang macam ibadah yang lebih utama.
sebagian mereka berpendapat bahwa ibadah yang lebih utama ialah amal
perbuatan yang lebih disenangi dan dicintai Allah SWT, sesuai menurut
waktu, tempat dan keadaaannya.
Menurut Abdul Qadir Ahmad dan Muhammad, macam-macam
Ibadah ada 5. yaitu:
a. Ibadah hati
Ibadah hati adalah seluruh amal perbuatan batin yang tidak tam-
pak dilihat dengan mata Ibadih hati ini dilakukan dengan tawakal dan
penuh kepercayaan kepada Allah, takut kepada-Nya, meminta tolong
hanya kepada-Nya dan mencintai-Nya.
b. Tawakal dan Percaya Kepada Allah
Tawakal mampu mendatangkan ketenangan, ketentraman. dan
kerelaan hati orang tersebut, karena menggantungkan diri kepada
Alah SWT.
c. Takut Kepada Allah Takut kepada Allah termasuk ibadah hati dan
merupakan bukti iman Firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat
175:59
59
Abdul Qadir Ahmad.dkk. Metodologi Pengajaran Agama Islam. (Jakarta: Rineka Cipta. 2008). Cet 1.
hlm. 136.
60
Departemen Agama R1. Op. cit.. .hlm. 93
28
e. Mencintai Allah
Salah satu buah iman kepada Allah adalah cinta hamba kepada
Juhannya, menguasai seluruh jiwanya. Cinta yang menuntut ketaatan
dan kepatuhan untuk melaksanakan perintah-perintah-Nyadan men-
gutamakan apa yang dicintai Allah daripada apa yang disenangi
mereka.61
Di dalam macam-macam ibadah meurut Abdul Qodir Ahmad dan
Muhammad ada lima. Yaitu ibadah hati, tawakal dan percaya kepada
Allah. takut kepada Allah, mohon pertolongan kepada Allah.
61
Jamaluddin, M.A. Syakir, Shalat Sesuai Tuntunan Nabi SAW, (Yogyakarta: LPPI UMY, 2009), Cet. 2,
hlm. 6.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Fokus Penelitian
Dari uraian pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu
usaha yang dilakukan secara ilmiyah, sistematis dan logis dalam rangka memahami
dan sekaligus mencari jalan keluar untuk memecahkan suatu masalah.
6262
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif, Kualitati, dan R & D), (Bandung:
Alfabeta, 2010), hlm. 285-286
63
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, jilid1, (Yogyakarta :ANDI, 2004), hlm. 4
64
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, Cet. Ke-6, (Jakarta: STIA-LAN, 2004), hlm. 32
65
S. Margono, Metodologi Penelinian Pendidikan, Cet. 8,(Jakarta Rineka Cipta, 2010), hlm. 18
66
M. Natsir, Metode Penelitian, Jakarta: Gahlia Indonesia, 201), Cet VI, hlm. 12
30
B. Pendekatan Penelitian
Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.68 Dalam suatu
penelitian sumber data merupakan suatu bagian atau faktor yang sangat diperlukan
guna mempermudah penelitian agar hasil yang di peroleh itu akurat dan sesuai den-
gan maksud penelitian. Dalam hal ini ada dua macam sumber data penelitian sebagai
berikut :
a. Data Primer
Sumber data primer atau sumber data utama adalah kata-kata dan tinda-
kan orang-orang yang diamati atau diwawancarai.69 Nara sumber dari penelitian
ini diperoleh melalui, kepala sekolah, dan para guru SD Negeri Balerejo 2 Ke-
camatan Dempet Kabupaten Demak.
67
S. Margono, Op Cit, hlm.35
68
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (suatu pendekatan prakiek). (Jakarta : PT Rineka Cipta,
edisi revisi, 2010), hlm. 172
69
Moleong, J, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010), Cet 27,
hlm. 157
31
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder atau sumber data kedua adalah sumber diluar
kata dan tindakan.70 "Data sekunder adalah dokumen-dokumen baik dokumen
pribadi ataupun resmi di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet Kabupaten
Demak dan buku-buku yang dapat dijadikan sumber yang mendukung sebagai
landasan teori.
Data ini digunakan untuk mencari data atau fakta dari teori, yang dapat
mendukung penulisan skripsi ini. Hal ini dilakukan karena tidak ada suatu
penelitian ilmiah yang tidak melibatkan data sekunder oleh penelitinya.
70
Ibid, hlm. 159
71
Miftahul A'la, Quantum Teaching (buku pintar dan praktis), (Yogyakarta: DIVAPrees, 2012), Cet.
III, hlm. 66
72
Moleong, J, Lexy, Op.Cit., hlm. 186
32
3. Metode Dokumentasi
1. Reduksi data
Data yang pada umumnya berbentuk field note dan belum tersusun
rapi itu akan sulit dianalisis apabila tidak direduksi. Reduksi data sangat
diperlukan karena banyaknya data dari masing-masing informan yang diang-
gap tidak relevan dengan fokus penelitian, sehingga perlu dibuang atau di-
kurangi. Selanjutnya proses reduksi data dilakukan dengan memi-
lah/menyortir hal-hal yang pokok yang sesuai dengan fokus penelitian ini.
Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang ob-
jek pengamatan yang telah dilakukan penelitian.
2. Display data
73
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R D), (Bandung :
Alfabeta, 2012), cet. XIV, hlm. 329
74
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm.279
75
S. Margono.Op Cit. hlm. 39
76
Loc. Cit.
33
demikian data tersebut akan lebih mudah dikuasai, sehingga mudah dipahami
dan memudahkan pula dalam penarikan kesimpulan.
BAB IV
77
Jamal Ma’mur Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan
Profesional, (Yogyakarta : DIVA Press, 2009), hlm. 130
36
Tabel I
Data Guru SD Negeri Balerejo 2 78
No Nama Pengajar Jabatan
1 Tuskirah,S.Pd Kepala Sekolah
2 Makmur,S.Pd.SD Guru Kelas III
3 Suwarsih,S.Pd Guru Kelas IV
4 Mulyasih,S.Pd Guru Kelas I
5 Erning Rustini,S.Pd Guru Kelas VI
6 Linggar Vitika,S.Pd Guru Kelas II
7 Budi Setiawan,S.Pd Guru Kelas V
8 Maskuri Guru PAI
9 Ika Aminullah Fatah Guru Penjas Orkes
Tabel II
Data Siswa SD Negeri Balerejo 2 79
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 I 18 20 38
2 II 21 10 31
3 III 19 14 33
4 IV 21 11 32
5 V 10 19 29
6 VI 18 13 31
Jumlah 107 87 194
Sumber : observasi daftar papan ruang kantor SD Negeri Balerejo 2
78
Daftar dokumentasi dan Observasi daftar papan ruang kantor SD Negeri Balerejo 2 dengan
bpk. H.M. Sudwiharto.S.Pd, pada tanggal 1 Maret 2021. Jam 08.30.
79
Daftar dokumentasi dan Observasi daftar papan ruang kantor SD Negeri Balerejo 2 dengan
bpk. H.M. Sudwiharto.S.Pd, pada tanggal 1 Maret 2021. Jam 08.30.
37
b. Pengorganisasian
Seorang kepala sekolah mempunyai multi tugas, salah satunya
adalah pengorganisasian, yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialoka-
sikan diantara para anggota sehingga tujuan organisasi/lembaga dapat
tercapai secara efektif. Sebagaimana yang dikatakan oleh Chester I Bar-
nard, bahwa organisasi mengandung tiga elemen yaitu: kemampuan un-
tuk bekerja sama, tujuan yang ingin dicapai dan komunikasi.
Dalam pengorganisasian, terdapat pembagian tugas, wewenang
dan tanggung jawab secara rinci menurut bidang-bidang dan bagian-
bagian sehingga terciptalah adanya hubungan kerja sama yang harmonis
dan lancar menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Yang perlu
diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab hendaknya disesuaikan dengan pen-
galaman, bakat, minat, pengetahuan, dan kepribadian masing-masing
orang yang diperlukan dalam melaksanakan tugas tersebut.
2) Asas-asas organisasi
Menurut Ibu Tuskirah bahwa untuk menunjukkan organisasi
yang baik dan efektif bagi pencapaian tujuan perlu penerapan be-
berapa asas pengorganisasian sebagai berikut:
a) Organisasi harus fungsional
b) Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pem-
bagian kerja
c) Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tang-
gung jawab
d) Organisasi harus mencerminkan rentang kontrol
e) Organisasi harus mengandung kesatuan perintah
f) Organisasi harus fleksibel dan seimbang
Dalam SD Negeri Balerejo 2 Taman Pemalang dalam mem-
bentuk struktur organisasi sekolah sudah mengacu pada asas-asas
pengorganisasian
3) Tahap-tahap pengoganisasian
Menurutnya dalam melaksanakan pengorganisasian. Paling
tidak ada lima tahapan yang harus dilalui. Tahap pertama, memer-
inci pekerjaan, adalah menentukan tugas-tugas apa yang harus di-
lakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tahap kedua, membagi
seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilak-
sanakan oleh perorangan atau kelompok. Tahap ketiga, mengga-
bungkan pekerjaan para anggota dengan cara rasional, efektif dan
efisien. Tahap keempat, menetapkan mekanisme kerja untuk
mengkoordinasikan pekerjaan dalam suatu kesatuan yang har-
monis. Tahap kelima, melakukan monitoring dan mengambil
langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan men-
ingkatkan efektivitas.
c. Bimbingan /pengarahan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk Makmur, bahwa kepala
sekolah SD N Balerejo 2 Dempet yaitu ibu Tuskirah telah membagi
job/tugas masing-masing guru dan pengurus berdasarkan dengan wewe-
nang, tanggung jawab dan keahliannya. Untuk kelancaran tugas-tugas
tersebut, maka kepala sekolah melakukan bimbingan dan pengarahan
sebagai salah satu kegiatan manajemen administratif. Bimbingan dan
pengarahan tersebut dilakukan secara kontinyu agar seluruh kegiatan di
sekolah dapat berjalan secara terarah menuju pencapaian tujuan yang
ingin dicapai dan telah dirumuskan.
40
d. Perencanaan
Semua kegiatan sekolah direncanakan dengan baik dan sedini
mungkin, karena perencanaan pada dasarnya merupakan kegiatan awal,
kegiatan persiapan dalam menyusun kegiatan-kegiatan dan langkah-
langkah dalam rangka pencapaian tujuan tertentu.
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi kegiatan
administrasi. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan men-
galami kesulitan bahkan dapat menuai kegagalan dalam mencapai tu-
juan yang diinginkan. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus di-
laksanakan pada permulaan dan selama kegiatan administrasi itu ber-
langsung.
Adapun yang dilakukan kepala sekolah dan guru-guru yang lain
dalam merencanakan pendidikan itu diawali dari kegiatan orientasi un-
tuk memperoleh data yang cukup dan tepat. Kegiatan orientasi atau pen-
genalan itu antara lain sebagai berikut :
1) Orientasi terhadap masalah, fungsi dan tujuan sekolah yang me-
merlukan perencanaan kegiatan
41
siswa, hal ini dilaksanakan untuk melatih siswa hidup disiplin dalam
beribadah, sehingga dapat memberikan nilai positif pada diri diri siswa.
bahwa:
2. Istighotsah
80
Wawancara pribadi dengan Ibu Tuskirah, S.Pd., selaku kepala SD Negeri Balerejo 2 Dempet
di kantornya pada tanggal 1 Maret 2021, pkl. 09.00 WIB.
81
Wawancara pribadi dengan Ibu Tuskirah, S.Pd., selaku kepala SD Negeri Balerejo 2 Dempet
di kantornya pada tanggal 1 Maret 2021, pkl. 09.00 WIB.
44
82
Wawancara pribadi dengan Ibu Tuskirah, S.Pd., selaku kepala SD Negeri Balerejo 2 Dempet
di kantornya pada tanggal 1 Maret 2021, pkl. 09.00 WIB.
83
Wawancara pribadi dengan Ibu Tuskirah, S.Pd., selaku kepala SD Negeri Balerejo 2 Dempet
di kantornya pada tanggal 1 Maret 2021, pkl. 09.00 WIB.
45
5. Sholat dhuha
Sholat dhuha dilaksanakan pada jam istirahat pertama.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan didapatkan hasil bahwa
siswa sebagian besar antusias dalam melaksanakan sholat dhuha,
terbukti ketika jam istirahat tiba mereka sebagian besar langsung keluar
kelas untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat dhuha.
Diharapkan dengan pelaksanaan secara berkesinambungan dapat
meningkatkan kedisiplinan siswa dalam beribadah.
84
Wawancara pribadi dengan Ibu Tuskirah, S.Pd., selaku kepala SD Negeri Balerejo 2 Dempet di
kantornya pada tanggal 1 Maret 2021, pkl. 09.00 WIB.
46
6. Pesantren kilat
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah bahwa:
Pesantren kilat merupakan agenda rutin tahunan yang dilaksanakan
pada setiap awal bulan ramadhan, itu dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan siswa akan arti pentingnya puasa, dan juga
membangun kebiasaan baik siswa, untuk selalu melaksanakan ibadah
kapanpun, dimanapun dalam kondisi apapun85.
85
Wawancara pribadi dengan Ibu Tuskirah, S.Pd., selaku kepala SD Negeri Balerejo 2 Dempet
di kantornya pada tanggal 1 Maret 2021, pkl. 09.00 WIB.
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan analisa terhadap berbagai sumber penelitian dapat
disimpulkan bahwa SD Negeri Balerejo 2 Kec. Dempet Kab. Demak telah me-
laksanakan peran guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan beribadah siswa-
siswanya melalui berbagai macam kegiatan yang bernuansa keagamaan dengan
perincian sebagai berikut:
1. Peran Guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan beribadah siswa di SD
Negeri Balerejo 2 Kec. Dempet Kab. Demak sangatlah besar dikarenakan
seorang guru PAI dapat mempengaruhi siswa-siswanya dan merupakan to-
koh sentral dalam masalah agama, hal ini terbukti setiap kali siswa berpa-
pasan dengan guru-gurunya, maka mereka langsung berjabat tangan sambil
mencium tangan guru- gurunya tersebut dan mengucapkan salam. Peran
guru PAI dalam memimpin lembaganya dapat diukur dari beberapa faktor
diantaranya adalah kepemimpinan, pengorganisasian, perencanaan, penga-
wasan, bimbingan dan evaluasi.
2. Peningkatan Kedisiplinan beribadah siswa antara lain: a) ketertarikan
siswa akan ibadah, b) komitmen siswa dalam melaksanakan ibadah, c)
meningkatkan rasa senang dalam menjalankan ibadah, d) menimbulkan
energi positif dalam diri siswa serta e) meningkatkan rasa kemanusiaan dan
solidaritas antar sesama anggota masyarakat sekolah.
3. Peran Guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan beribadah sangatlah be-
sar. Dikarenakan dalam setiap Pendidikan bertujuan untuk memupuk dan
meningkatkan kebersamaan dan persaudaraan serta persatuan dan kesatuan
diantara anggota masyarakat SD.
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti mengajukan saran:
1. Hendaknya kepada pihak SD Negeri Balerejo 2 Kec. Dempet Kab. Demak
untuk menjadikan kompetensi guru sebagai syarat utama dalam penerimaan
guru-guru,bukan sekedar mempunyai secarik kertas/ijazah.
2. Hendaknya kepada para guru, khususnya guru PAI senantiasa mengem-
bangkan kompetensi yang ada pada dirinya, baik kompetensi paedagogik
maupun kompetensi profesional.
3. Diharapkan masyarakat sekitar SD Negeri Balerejo 2 Kec. Dempet Kab.
Demak ikut melaksanakan pengawasan secara eksternal terkait dengan
kedisiplinan beribadah siswa.
48
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan syukur kehadirat alloh swt, atas rahmat dan hi-
dayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa menemui ham-
batan yang berarti.Skripsi yang penulis buat ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kekuranganoleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun.Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pe-
nulis secara khususnya dan bagi pembaca yang budiman secara luasnya.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penelitian peneliti
hanya bisa mengucapkan terimakasih. Semoga alloh senantiasa menetapkan iman
dan taqwa serta ridlonya kepada kita smua. Jazakillah khoiron katsiron jazaakh-
sanaljaza.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul kholiq, dkk. 1999. Pemikiran Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset
49
Abdul Mughist. 2008. Kritik Nalar Fiqih Pesantren. (Jakarta Kencana Prenada Me-
dia Group.
Abdul Qadir Ahmad.dkk. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Cet 1. Ja-
karta: Rineka Cipta.
Abudin Nata. 2004. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : PT. Grafindo Persada
Departemen Agama RI. 2004. Standar Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam
Pada Sekolah Umum dan Madrasah. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelemba-
gaan Agama Islam.
Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. II. Jakarta : Balai Pustaka
Jamaluddin, M.A. Syakir. 2009. Shalat Sesuai Tuntunan Nabi SAW. Yogyakarta:
LPPI UMY. Cet. 2
Miftahul A'la. 2012. Quantum Teaching (buku pintar dan praktis). Yogyakarta: DI-
VAPrees. Cet. III
Moh. Sochib. 2000. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan
Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta
Muziyyin Arifin. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. edisi revisi. Jakarta: Bumi Ak-
sara
Ondi Saondi, dkk. 2010. Erika Profesi Keguruan. Jakarta: Refika Aditama
50
Prasetya Irawan. 2004. Logika dan Prosedur Penelitian, Cet. Ke-6, Jakarta: STIA-
LAN
Saeful Bahri Djamarah. 2001. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Ja-
karta: Asdi Mahasatya
Santoso, L.H. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya: Pustaka Agung Harapan
Sri Anita: dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Syaiful Bahri Djamarah, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta
Zakiyah daradjat, dkk. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara
Thesis
51