Anda di halaman 1dari 51

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Guru memegang peranan yang penting dalam proses belajar mengajar.
Dipundaknya terpikul tanggung jawab utama keefektifan seluruh usahu ke-
pendidikan persekolahan.1 Dikarenakan guru merupakan faktor penentu ke-
berhasilan suatu pembelajaran, dimana guru dapat mengajar, mendidik. mem-
bimbing dan mengarahkan peserta didiknya untuk menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa, manusia yang cerdas emosional. cerdas intelektual dan
juga diharapkan juga cerdas secara finansial.
Di negara-negara maju sudah ada yang menggunakan media elektronik
sebagai alat pengajar dan terbukti berhasil membawakan bahan pengajaran
kepada peserta didik, akan tetapi tidak sepenuhnya menggantikan posisi guru,
dikarenakan pendidikan bukan sekedar proses pentransferan ilmu (transfer of
knowledge), akan tetapi juga nilai-nilai moral, sopan santun, tata kerama, etika
dan akhlakul karimah, yang mana semua itu hanya dapat terjadi jika seorang
guru dapat beriteraksi langsung dengan peserta didik.
Begitu besar tanggung jawab guru dalam menjalankan amanat yang
diberikan kepadanya oleh orang tua, masyarakat serta mereka menaruh hara-
pan yang sangat besar kepadanya, maka guru harus benar-benar dan sungguh
sungguh dalam menjalankan amanat yang diberikan oleh Allah swt. orang tua
siswa, masyarakat, bangsa dan negara.
Jadi, jelaslah bahwa tugas guru bukan hanya mengajar akan tetapi le-
bih dari itu yaitu mendidik, membimbing, mengarahkan dan menjadi teladan
serta sumber inspirasi bagi peserta didiknya. Guru harus mampu mengubah
kepribadian peserta didiknya, agar menjadi insan-insan yang berkepribadian
dan berkarakter. sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas.
kreatif, mandiri, inovatif, berakhlakul karimah, beriman dan bertaqwa kepada
Allah swt. Hal ini dapat terwujud jika guru dapat memainkan perannya den-
gan baik dan didasarkan karena Allah (lillaahi ta'aala). karena jika semuanya
disandarkan kepada Allah, maka semuanya akan berjalan dengan lancar, be-
gitu juga pendidikan dapat berhasil secara maksimal.
Pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia
atau upaya membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sesuai dengan
martabat kemanusiaannya.2 Oleh karena pendidikan berarti upaya membantu
manusia untuk menjadi apa. mereka dapat dan seharusnya menjadi, maka

1
Suparta, dkk. Metodologi Pengajaran Agama Islam.( Jakarta : AMISSCO. 2002). Hlm. 1
2
Din Wahyudin, dkk. Pengantar Pendidikan. (Jakarta : Universitas Terbuka, 2009), hal. 1
2

pendidik dan calon pendidik perlu memahami hakikat manusia sehingga seo-
rang pendidik maupun calon pendidik mengerti dan memahami apa yang ha-
rus diperbuat terhadap peserta didiknya, hal ini agar pendidikan dapat berhasil
secara maksimal sesuai dengan harapan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu pendidikan berarti upaya membantu manusia untuk
menjadi manusia yang seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan yang Maha Esa serta dapat berkompetisi sehat dengan manusia
yang lain.
Pendidikan juga dapat membentuk dan merubah karakter serta akhlak
manusia yang tadinya kurang baik menjadi baik dan yang sudah baik menjadi
lebih baik, hal ini senada dengan sabda Rasulullah saw:

‫ إنما بعثت‬: ‫ قال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص‬: ‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال‬
)‫ألتمم صالح األخالق (رواه البخاري والحكيم والبيهقي‬

Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah saw bersabda:


sesungguhnya saya diutus oleh Allah untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia (H.R. Bukhori. Hakim dan Al-Baihaqi)"3

Pendidikan dianggap berhasil tatkali bisa merubah peserta didiknya


untuk lebih maju, kreatif, mandiri, dewasa dan berfikir jauh kedepan, serta
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sasaran pendidikan bu-
kan hanya kecerdasan intelektual akan tetapi lebih dari itu yaitu kecerdasan
emosional dan kecerdasan finansial serta kecerdasan imasional.
Jadi pendidikan bukannya hanya aspek kognitif (pengetahuan) yang
akan dicapai, tetapi juga afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan/
skill). untuk mencapai ketiga-tiganya pendidikan harus menekankan pada
pendidikan moral akhlak kepada peserta didik sedini dan semaksimal mung-
kin, untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan, tentunya den-
gan memperbanyak pelajaran agama Islam dalam kurikulum pendidikan,
karena pendidikan Agama Islamlah yang mampu mengubah akhlak peserta
didik menjadi lebih baik. sehingga pada akhirnya menjadi manusia yang ber-
martabat dan berkarakter serta mempunyai budaya yang tinggi.4
Pendidikan Agama Islam yang dilakukan secara intensif dan kompre-
hensif akan dapat merubah perilaku peserta didik untuk menjadi lebih baik
serta dapat mengurangi timbulnya kenakalan remaja yang dewasa ini marak
terjadi, sebagaimana diberitakan di media massa maupun media elektronik.

3
Jalaluddin Abdirrahman bin Abi Bakar As-Suyuti, Jaami'us Shoghir, (Indonesia: Maktabah Darul
Ihya' Al-Arabiyah), juz 1, hlm. 103
4
Umar Tirtarahardja & S.L.La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan.(Jakarta: Rineka Cipta, 2005), cet.
II, hlm. 115
3

Perkembangan teknologi yang begitu pesat akan memberikan dampak


yang sangat besar bagi perubahan perilaku peserta didik, hal ini hanya dapat
diantisipasi dengan menekankan pendidikan Agama Islam pada peserta didik.
serta adanya uswtun hasanah (keteladanan) dari seorang guru. Hal ini di-
karenakan guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan.
Seorang pendidik disamping dibekali pengetahuan yang cukup, juga
perlu kesiapan mental, dan juga guru harus mampu menjadi suritauladan bagi
anak didiknya, sebab tingkah laku dan sikap guru akan ditiru oleh siswanya.
siswa akan lebih suka meniru tingkah laku dan sikap gurunya dari pada sikap
dan tingkah laku orang tuanya, siswa akan lebih percaya kepada gurunya dari
pada orang tuanya.
Banyaknya kasus tawuran antar siswa yang marak terjadi dewasa ini.
dikarenakan terjadinya krisis keteladanan dari seorang guru, guru tidak men-
cerminkan akhlakul karimah dihadapan peserta didiknya, sehingga apa yang
guru ajarkan tidak membekas dalam sanubari siswa, tetapi sebaliknya malah
membuat peserta didik semakin brutal dan beringas.
Oleh karena itu guru harus mencerminkan kepanutanan bagi siswanya
sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab ayat 21:

‫لقد كان لكم في رسول هللا أسوة حسنة لمن كان يرجو هللا واليوم‬
)۱۲ : ‫اآلخر وذكر هللا كثيرا (سورة االحزاب‬
Sungguh telah ada pada diri Rasulullah saw itu suri tauladan
yang baik. bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan
kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah (QS. Al-
Ahzab)5

Ayat di atas menjelaskan bahwa keteladanan guru pada umumnya da-


pat memberikan pengaruh positif terhadap kepribadian peserta didik. seba-
gaimana Rasulullah saw dalam menyampaikan risalah ketuhanan, beliau
dalam berdakwah lebih mengedepankan dakwa berhal yaitu dengan memberi-
kan contoh yang baik yaitu berupa ucapan yang halus, sopan santun, tawadhu,
dan juga selalu menampilkan wajah yang berseri-seri. sehingga banyak kaum
kafir quraisy yang masuk Islam karena kagum dengan akhlaknya bukan
karena paksaan, mereka menyatakan keimanan kepada beliau berdasarkan
kemauan sendiri yang timbul dari hati nurani bukan karena paksaan.
Hal ini juga dirasakan oleh siswa di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan
Dempet Kabupaten Demak, dimana guru PAI selalu berusaha untuk mem-
berikan teladanan kepada para peserta didiknya dalam masalah ibadah dan
perilaku.

5
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. ( Jakarta : Pustaka Amani, 2005), hlm. 595
4

SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet Kabupaten Demak yang re-


latif tidak terlalu jauh dari pusat perkotaan seharusnya menjadikan desa ini
mudah terkontaminasi budaya-budaya dari kota yang kadang tidak sesumi
dengan budaya Islami, namun hal ini tidak terjadi di desa ini terutama anak
anak yang sekolah di SD Negeri Balerejo 2. Kedisiplinan beribadah Siswa di
SD ini dapat dikategorikan bagus dan masih menggunakan budaya-budaya
desa (tata krama). sopan terhadap orang tua, dan tidak ugal-ugalan, hal ini
disebabkan kebanyakan siswa di desa tersebut mengikuti kegiatan pendidikan
yang diselengarakan oleh SD Negeri Balerejo 2 yang mengajarkan ilmu ten-
tang keislaman terutama dibidang ibadah.
Pendidikan di SD Negeri Balerejo 2 lebih menekankan pada pendidi-
kan karakter, khususnya pelajaran PAI yang diharapkan dapat berpengaruh
terhadap peningkatan kedisiplinan beribadah siswa. Kedisiplinan beribadah
siswa dapat terbentuk dengan baik apabila didukung oleh guru yang berkom-
peten juga, dikarenakan siswa akan lebih mudah mengikuti apa-apa yang dila-
kukan oleh gurunya dari pada orang tuanya sendiri.
Dari uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian
dan penelitian mengenai keteladanan guru akidah akhlak terhadap kepribadian
siswa yang dituangkan dalam bentuk penelitian dengan judul "Peran Guru
PAI dalam Meningkatkan Kedisiplinan Beribadah Siswa di SD Negeri
Balerejo 2 Kecamatan Demper Kabupaten Demak Tahun Pelajaran
2020/2021”. Dengan beberapa alasan diantaranya adalah:
1. SD (Sekolah Dasar) yang lebih mengedepankan pelajaran-pelajaran umum
daripada pelajaran-pelajaran agama.
2. Guru PAI mempunyai peran penting dalam meningkatkan kedisiplinan
beribadah siswa, dikarenakan sesuai dan ada korelasinya dengan mata pe-
lajaran yang diampunya,
3. Guru PAI diharapkan dapat memaksimalkan perannya dalam rangka men-
ingkatkan kedisiplinan beribadah siswa di SDN Balerejo 2 Dempet.
4. Kedisiplinan beribadah merupakan hal yang perlu dibentuk sedini mung-
kin dan ditangani seintensif mungkin kepada siswa.
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka selanjutnya penulis
mengemukakan permasalahan yang membutuhkan pembahasan lebih lanjut.
Pokok-pokok permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Peran Guru PAI di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan
Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2020/2021?
2. Bagaimanakah kedisiplinan beribadah siswa SD Negeri Balerejo 2
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2020/2021?
3. Bagaimanakah Peran Guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan
beribadah siswa di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet Kabu-
paten Demak Tahun Pelajaran 2020/2021?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Peran Guru PAI di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan
Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2020 2021.
2. Untuk mengetahui kedisiplinan beribadah siswa SD Negeri Balerejo 2
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2020/2021.
3. Untuk mengetahui Peran Guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan
beribadah siswa di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet Kabupaten
Demak Tahun Pelajaran 2020/2021.

D. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang dibedakan men-
jadi dua yaitu:
1. Secara Teoritis
a. Sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang peran guru
PAI dan kedisiplinan beribadah siswa.
b. Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai acuan
penelitian berikutnya.
c. Memberikan sumbangan pikiran bagi pihak-pihak yang berkepentin-
gan khususnya dalam upaya meningkatkan kedisiplinan beribadah
siswa melalui peran guru.
2. Secara Praktis
Secara praktis manfaat penelitian ini antara lain :
a. Bagi sekolah (SD Negeri Balerejo 2 Dempet), penelitian ini dapat di-
jadikan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kedisiplinan beri-
badah siswa di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet.
6

b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi


kepada guru, di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet supaya da-
pat meningkatkan perannya.
c. Bagi masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan keikutsertaanty a
dalam memberikan keteladanan kepada generasi muda dan ikut men-
ciptakan suasana yang kondusif dan mendukung terhadap kemajuan
pendidikan, khususnya pendidikan di SD Negeri Balerejo 2 Kecama-
tan Dempet.

E. Kajian Pustaka
Penelitian mengenai peran guru PAI ini bukanlah yang pertama kali
dilakukan, sebab sebelumnya telah dilakukan beberapa penelitian yang berte-
makan peran guru PAI. Penelitian-penelitian tersebut menyoroti herbagai
balasan mengenai peran guru PAI yang tersebar luas di seluruh nusantara. Tu-
lisan-tulisan yang telah mencoba mengangkat peran guru PAI dan yang
senada dengannya antara lain:
Hasan Hafidz dalam buku karangan Abudin Nata yang berjudul "Se-
jarah Pendidikan Islam" menjelaskan bahwa secara umum peran guru dibe-
dakan menjadi 2 yaitu sebagai murabbi dan penggerak masyarakat.6
Menurut Syaiful Bahri Djamarah., dkk dalam bukunya yang berjudul
"Strategi Belajar Mengajar" menyatakan bahwa disiplin berarti suatu pola
tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah di-
taati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar".7
Menurut Moh. Sochib dalam bukunya yang berjudul "Pola Asuh
Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri” menyata-
kan bahwa Disiplin merupakan substansi essensial di era global untuk dimiliki
dan dikembangkan oleh anak karena dengannya ia dapat memiliki kontrol in-
ternal untuk berperilaku yang senantiasa taat moral.8
Marjiyanti dalam skripsinya yang berjudul Penegakan Kedisiplinan
Siswa Sebagai Upaya Mewujudkan Akhlaq Al-Karimah di Madrasah Ibtidai-
yah Muhammadiyah Karanganyar Tahun 2013" menyatakan bahwa (1) pelak-
sanaan kedisipinan di MI Muhammadiyah Karanganyar tergolong baik: (2)
Kepala madrasah telah melakukan perencanaan, pengorganisasian. pengara-
han. dan pengawasan dalam pelaksanaan kedisiplinan di MI Muhammadiyah
Karanganyar: (3) guru sudah berperan dalam penegakan kedisiplinan di MI

6
Abudin Nata. Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2004), hlm. 150
7
Syaiful Bahri Djamarah, dkk. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta Rineka Cipta. 2010). edisi revisi,
hlm. 41
8
Moh. Sochib, Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000), hlm. 12
7

Muhammadiyah Karanganyar dengan jalan memberikan sosialisasi kepada


orang tua/wali murid, memberikan contoh kedisiplinan, mencatat pelaksanaan
kedisiplinan siswa dalam Kartu Tertib Siswa (KTS) serta melaporkannya
kepada Kepala Madrasah dan oung tua/wali: (4) orang tua berperan mendu-
kung program kedisiplinan dengan memberikan dorongan kepada siswa dan
menasehati apabila ada pelanggaran tata tertib dan kedisiplinan di madrasah.
Faktor penghambat pelaksanaan kedisiplinan diantaranya: Kurangnya
motivasi orang tua terhadap siswa dalam mentaati tata tertib sekolah, Perbe-
daan kematangan siswa dalam tanggung jawab di sekolah terutama dalam
kedisiplinan seperti tercantum dalam tata tertib sekolah: Kurangnya motivasi
guru terhadap siswa terutama dalam kedisiplinan dan pelaksanaan tata tertib
sekolah: Faktor pendukung diantaranya Adanya tata tertib sekolah yang ter-
pasang di setiap kelas; Adanya tata tertib yang terdapat dalam Kartu Tertib
Siswa (KTS); Adanya sosialisasi tata tertib.9
Dari penelitian di atas, terdapat korelasi dengan penelitian yang akan
penulis angkat dalam skripsi ini, hanya saja, yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah fokus penelitian lebih menitik beratkan
pada kajian peran guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan beribadah siswa
di SD Negeri SD Negeri Balerejo 2 Tahun Pelajaran 2020 2021.

9
Marjiyanti, Penegakan Kedisiplinan Siswa Sebagai Upaya Mewujudkan Akhlaq Al Karimab di Ma-
drasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karanganyar Tahun 2013.(Surakarta IAIN Surakarta, 2014), hlm.
105
8

BAB II
PERAN GURU PAI DAN KEDISIPLINAN BERIBADAH

A. PERAN GURU PAI


1. Pengertian Peran Guru PAI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ada beberapa pengertian
peran diantaranya:
a. Peran adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan oleh
seorang pelaksana tugas yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat.
b. Peran adalah pemain yang diandaikan dalam sandiwara maka ia
adalah pemain sandiwara atau pemain utama
c. Peran adalah bagian yang dimainkan oleh seorang pemain dalam
sandiwara, ia berusaha bermain dengan baik dalam semua peran
diberikan. 10

Dalam bahasa Arab, kosakata guru dikenal dengan mu 'allim atau al


ustad: yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim (tempat
memperoleh ilmu). dalam hal ini juga guru mempunyai pengertian orang
yang mempunyai tugas untuk membangun aspek spiritual manusia. Akan
tetapi menurut Suparlan11 dalam bukunya yang berjudul "Guru sebagai
Profesi menyatakan bahwa pengertian guru tidak terbatas dalam kegiatan
keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual (spiritual intelligence) dan
kecerdasan intelektual (intelectual intelligence), tetapi juga menyangkut
kecerdasan kinestetik jasmaniah (bodily kinesthetic). seperti guru tari, guru
olahraga, guru senam, dan guru musik.

Pendidikan Agama Islam merupakan bagian pendidikan yang amat


penting yang berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan nilai. Oleh karena itu
Pendidikan Agama Islam perlu dketahui, dipahami, dan diamalkan agar
menjadi dasar kepribadian.12
Menurut Direktorat Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum
negeri (Ditbinpaisun). Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari
pendidikan dapat memahami apa yang terkandung didalam islam secara
keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya pada akhirnya
dapat mengenalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran Agama Islam yang

10
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1989). Cet. II.
11
Suparlan. Guru sebagai Profesi, (Yogyakarta: Hikayat Publishing. 2006), hlm. 88
12
Zakiyah daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 2004) hlm. 87
9

telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat


13
mendatangkan keselamatan dunia dan akhiratnya kelak.
Pendidikan Agama Islam menurut Hasan Langgulung didefinisikan
sebagai suatu proses spiritual, akhlak, intelektual dan sosial yang berusaha
membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai, prinsip-prinsip dan
teladan ideal dalam kehidupan yang bertujuan mempersiapkan kehidupan
dunia dan akhirat.14
Sementara itu menurut Zuhairini. Pendidikan Agama Islam adalah:
usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai
dengan ajaran islam atau suatu upaya dengan ajaran islam, memikir.
memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam.15
Menurut Omar Muhammad Al-Touny al-Syaebani yang dikutip oleh
Muzayyin Arifin16 dalam bukunya yang berjudul "Filsafat Pendidikan Islan
menyatakan bahwa Pendidikan Islam adalah usaha mengubah tingkah laku
individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya
dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan.

Hasil rumusan Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960,


memberikan pengertian Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah
mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya
semua ajaran Islam.17
Jadi peran guru PAI adalah tugas utama seorang guru PAI dalam
mendidik dan membimbing peserta didiknya.

2. Peran, Tugas, dan Fungsi serta Tanggung jawab Guru PAI


a. Peran Guru
Menurut Hasan Hafidz sebagaimana dikutip oleh Abudin Nata
dalam bukunya yang berjudul "Sejarah Pendidikan Islam" menyatakan
bahwa secara umum peran guru dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai murabbi dan penggerak masyarakat. sebagai murabbi ia
mempunyai tanggung jawab menjaga kepribadian anak dan
mengembangkan segala potensi yang dimilkinya. Sedangkan sebagai
penggerak masyarakat. ia mempunyai kewajiban untuk memberikan
layanan kepada masyarakat dengan baik, membangkitkannya dan
mengangkatnya ke peradaban yang lebih maju.18

13
Ibid.hlm.88
14
'Abdul kholiq, dkk, Pemikiran Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999) hlm. 38
15
Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta Aksara. 2004) hlm. 152
16
Muziyyin Arifin. Filsafat Pendidikan Islam (Jakaria Bumi Aksara, 2009) edasi revisi. hlm. 15
17
Keputusan Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia di Cipayung, Bogor, tanggal 7-11 Mei 1960
18
Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004), hlm. 150)
10

Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa guru sebagai murabbi


maksudnya adalah tugas guru bukan hanya mentransfer ilmu
pengetahuan akan tetapi juga memasukkan nilai-nilai akhlakul karimah
yaitu memberikan pendidikan dan pengajaran hadap anak melalui
konsep dan latihan budi pekerti dan menghubungkan dengan lahirnya
kebaikan serta kualitas moral.19

b. Tugas Guru
Ada beberapa tugas seorang guru menurut Slameto diantaranya adalah;
1) Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi
pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka Panjang
2) Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar
yang memadai
3) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai
nilai, dan penyesuaian diri.20

Jadi, tugas seorang guru tidak hanya sebagai pengajar akan tetapi
guru juga bertugas sebagai fasilitator dan membantu siswa untuk dapat
mengembangkan aspek-aspek pribadinya, sehingga siswa dapat
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya serta mampu
mengembangkan daya kreatifitasnya. Sedangkan menurut Suparta tugas
guru itu ada 3 yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator.21
Sebagai proses belajar mengajar. Seorang pengajar guru
mempunyai tugas sebagai seorang menyelenggarakan pembimbing, guru
bertugas memberikan bimbingan kepada pelajar dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya, sebab proses belajar mengajar berkaitan erat
dengan berbagai masalah di luar kelas yang sifatnya non akademis,
sedangkan tugas guru sebagai administrator mencakup ketatalaksanaan
bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya seperti
mengelolah sekolah. memanfaatkan prosedur dan mekanisme
pengelolaan tersebut untuk melncarkan tugasnya, serta bertindak sesuai
dengan etika jabatan.
Disamping mempunyai tugas guru juga mempunyai kewajiban
sebagaimana dijelaskan dalam UUSPN Pasal 31 yaitu :
1) Membina loyalitas pribadi dan peserta didik terhadap ideologi
negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
2) Menjunjung tinggi kebudayaan bangsa

19
Ibid. hlm. 151
20
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. (Jakarta - Rineka Cipta, 2010)
21
Suparta.dkk. Metodologi Pengajaran Agama Islam. (Jakarta AMISSCO, 2002), hlm. 2
11

3) Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan


pengabdian
4) Meningkatkan kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pem-
bangunan bangsa
5) Menjaga nama baik sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Roestiyah N.K. sebagaimana dikutip oleh Zaenal
Mustaqim bab guru dalam mendidik peserta didik bertugas untuk:
1) Menyerahkan kebudayaan kepada peserta didik berupa
kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalaman.
2) Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan
dasar negara kita Pancasila.
3) Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai dengan
Undang-Undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No.
II Tahun 1983.
4) Sebagai perantara dalam belajar
5) Guru adalah sebagai pembimbing untuk membawa peserta didik
ke arah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat
membentuk anak menurut sekehendaknya.
6) Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
7) Sebagai penegak disiplin
8) Guru sebagai administrator dan manajer
9) Pekerjaan guru sebagai suatu protest.
10) Guru sebagai perencana kurikulum
11) Guru sebagai pemimpin (guidance worker)
12) Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.22

c. Fungsi Guru
Ada beberapa fungsi guru dalam kehidupan di masyarakat
menurut Abdul Mughist yaitu:
1) Sebagai filter terhadap kebudayaan-kebudayaan yang negative
2) Sebagai agen budaya (culture broker)
3) Sebagai Pengayom dan konsultan agama.23

22
Zaenal Mustakim. Metode dan Strategi Pembelajaran. (Pekalongan: STAIN Press,2009), hlm. 15-16
23
Abdul Mughist. Kritik Nalar Fiqih Pesantren. (Jakarta Kencana Prenada Media Group. 2008 hlm 146-
147
12

Berikut penjelasannya:
1) Sebagai filter terhadap kebudayaan-kebudayaan yang negatif
Guru sebagai seorang figur yang disegani, dihormati dan
dimuliakan masyarakat, membuat guru agama semakin mudah dalam
mengantisipasi budaya-budaya negatif yang akan masuk kedalam
masyarakat. Dengan otoritas sosial yang tinggi, guru agama
dipercaya masyarakat mampu menyeleksi nilai-nilai dan sikap-sikap
positif yang seharusnya dikembangkan oleh masyarakat
2) Sebagai agen budaya (culture broker)
Pada awalnya, guru agama berfungsi sebagai perantara antara
budaya-budaya animisme Hindu-Budha dengan ajaran Islam yang
baru. Jadi guru agama dengan kedudukannya dapat dengan mudah
mengembangkan kebudayaan kebudayaan yang tidak bertentengan
atau selaras dengan ajaran agama Islam
3) Sebagai Pengayom dan konsultan agama
Seorang guru agama harus mampu menjadi pengayom siswa dan
masyarakat sekitarnya, serta dapat menjadi konsultan agama bagi.
semuanya. artinya jika ada permasalahan yang terjadi masyarakat,
seorang guru agama harus mampu ikut menyelesaikannya. Jadi
jelaslah bahwa guru PAI mempunyai fungsi ganda. Karena tidak
hanya mengajar dan mendidik saja, akan tetapi juga ikut andil dalam
pembinaan akhlak, kepribadian dan karakter di masyarakat sekitar
serta juga mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi
masyarakat.
d. Tanggung jawab Guru
Seorang guru memikul tanggung jawab yang sangat berat.
dikarenakan guru bukan hanya mentransfer pengetahuan tetapi juga nilai
nilai akhlakul karimah. Allah swt menjelaskan dalam al-Qur'an surat An-
Nisa ayat 58 :

‫ت ا ٰ ِٰٓلى ا َ ْه ِل َه ۙا َواِ َذا َح َك ْمت ُ ْم‬


ِ ‫ّٰللا َيأ ْ ُم ُر ُك ْم ا َ ْن ت ُ َؤدُّوا ْاْلَمٰ ٰن‬
َ ‫ا َِّن ه‬
ُ ‫ّٰللاَ نِ ِع َّما يَ ِع‬
‫ظ ُك ْم بِ ٖه ۗ ا َِّن ه‬
َ‫ّٰللا‬ ‫اس ا َ ْن ت َ ْح ُك ُم ْوا بِ ْال َع ْد ِل ۗ ا َِّن ه‬ ِ َّ‫بَيْنَ الن‬
ِ َ‫س ِم ْيعً ۢا ب‬
‫صي ًْرا‬ َ َ‫َكان‬
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat (Q.S. al-Nisa: 58).24

24
Departemen Agama RI,Op.Cit., hlm. 113
13

Tanggung jawab guru adalah keyakinannya bahwa segala


tindakannya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban didasarkan atas
pertimbangan profesional (professional judgement) secara tepat. Pekerjaan
guru menuntut kesungguhan dalam berbagai hal. Karenanya. posisi dan
persyaratan para "pekerja pendidikan atau orang-orang yang disebut
pendidik karena pekerjaannya ini patut mendapat pertimbangan dan
perhatian yang sungguh-sungguh pula. Pertimbangan tersebut dimaksudkan
agar usaha pendidikan tidak jatuh ke tangan orang-orang yang bukan
ahlinya. yang dapat mengakibatkan banyak kerugian. Rasulullah saw
mengingat hal ini di dalam hadist sebagai berikut :

‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه‬: ‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال‬
)‫وسلم إذا وسد األمر إلى غير الهله فانتظر الساعة (رواه البخاري‬
“Dari Abu Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda apabila satu
perkara diserahkan bukan pada ahlinya pada tungguhlah sant
kehancuran (HR. Al-Bukhori)”25

3. Kompetensi Guru
Keberhasilan pendidikan didukung oleh beberapa faktor diantaranya
siswa, guru, sarana dan prasarana serta metode pembelajaran yang tepat.
Faktor guru sangat berpengaruh bahkan sangat dominan dalam menentukan
keberhasilan pendidikan. Ada beberapa kompetensi guru yang harus dimiliki
oleh seorang guru yaitu:
a. Kompetensi Utama
Kompetensi utanta yang harus dimiliki oleh seorang guru meliputi:
1) Kemampuan Akademik
Pengetahuan seorang guru harus mendalam terutama meliputi
hal-hal berikut:
a) Memahami dengan baik dasar-dasar sosiologi dan psikologi
pendidikan Islam dan umum.
b) Memahami karakter dan perkembangan psikologis, sosiologis
dan akademik setiap pengajar
c) Memahami cara mengembangkan kecerdasan intelektual
emosional dan spiritual anak didik
d) Memahami kurikulum yang berlaku secara utuh. terutama
menyangkut mata pelajaran yang menjadi bidang tugasnya

25
Jataluddin Abdurrahman ibn Abu bakar As-Shuyuti. Jami'u As-Shoghir, (Indonesia Maktstiah Darul
Ihya's, hlm 36
14

e) Memahami relevansi bidang studi yang diajarkan dengan


ajaran ajaran keislaman atau sebaliknya.
f) Memahami metode pembelajaran yang paling tepat dan
mutakhir
g) Memahami perencanaan, proses dan evaluasi belajar yang
tepat
h) Memahami cara memanfaatkan jam belajar yang terbatas
secara efektif.
i) Memahami cara penggunan alat bantu (teknologi) dan sumber
belajar secara tepat
j) Memahami tujuan pendidikan dan pengajaran di madrasah
(sesuai dengan tingkatannya)
k) Memahami tujuan pendidikan nasional.26

2) Kemampuan menciptakan suasana belajar yang kondusif


Dalam hal ini guru harus mempunyai kemampuan untuk.
melakukan beberapa hal di antaranya :
a) Menciptakan lingkungan madrasah yang saling menghormati
dan memahami
b) Menanamkan agar siswa memberi penghargaan yang tinggi
terhadap ilmu dan belajar
c) Menanamkan kepada siswa agar merasa bangga dan percaya
diri menjadi siswa di madrasah
d) Membiasakan perilaku dan sikap yang sopan kepada orang
lain
e) Menumbuhkan sikap positif seperti tekun (sabar). menghargai
dan menerima diri dan tegar terhadap kenyataan yang dialami
(tawakal) dan berfikir positif.
f) Membiasakan anak didik menjaga kebersihan dan merawat
kepentingan umum
g) Mengembangkan perilaku tepat waktu dan memenuhi janji
h) Membangun hubungan emosional yang erat antara siswa dan
madrasah
i) Berkomunikasi dengan bahasa indonesia yang baik, jelas dan
tepat
j) Menggunakan berbagai pendekatan dalam pengajaran

26
Departemen Agama RI. Standar Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum
dan Madrasah (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2004). hlm 9
15

k) Melibatkan siswa secara maksimal dalam proses


pembelajaran
l) Memberi perhatian kepada setiap siswa dengan baik, serta
mengevaluasi proses dan perkembangan belajar mereka
m) Menunjukkan sikap mudah dihubungi, tidak kaku (fleksibel)
dan bertanggung jawab.27

b. Kompetensi Pendukung
Seorang guru disamping mempunyai kompetensi utama juga harus
memiliki kompetensi pendukung, sebab guru merupakan faktor
penentu keberhasilan pendidikan. sehingga harus mempunyai beberapa
kompetensi, diantara kompetensi pendukung yang harus dimiliki guru
adalah:
1. Kemampuan membangun hubungan/komunikasi
a) Mengutamakan kerja kolaboratif dan kolektif sesama guru
dan warga madrasah lainnya
b) Membangun lingkungan kerja yang bersahabat (healty rela-
tionship)
c) Membantu jalannya program dan kebijakan madrasah serta
berpartisipasi didalamnya
d) Menjaga komunikasi dengan orang tua siswa dan
masyarakat
e) Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat sekitar madrasah
f) Menjaga kepercayaan warga madrasah
g) Mengikuti peraturan dan prosedur yang berlaku dalam mad-
rasah
h) Menerima dan melaksanakan tanggung jawab yang
diberikan
i) Menjamin bahwa setiap siswa mendapat perlakuan dan
kesempatan yang sama untuk belajar
j) Menempatkan kesuksesan setiap siswa sebagai tujuan dari
setiap langkah yang diambil. 28

2. Kemampuan Kepemimpinan (Leadership)


Seorang guru disamping dituntut memiliki pengetahuan yang
cukup (enough knowledge) juga memiliki sifat kepemimpinan.
sehingga guru bisa mendidik, mengarahkan dan membimbing

27
Ibid. hlm.10
28
Loc. Cit.
16

peserta didiknya dengan baik. diantara aspek kepemimpinan yang


harus dimiliki oleh seorang guru adalah :
a) Memiliki dedikasi yang tinggi untuk meningkatkan prestasi
siswa
b) Mendorong anak didik untuk tidak tergantung pada orang lain
dalam belajar
c) Menunjukkan kemampuan beradaptasi dan fleksibel
d) Fokus pada pengajaran dan pembelajaran.
e) Menunjukkan sikap adil tidak memihak atau
mengistimewakan seorang anak lebih dari anak yang lain
f) Memberi dukungan dan bantuan kepada sesama guru atau
tenaga kependidikan lain yang menghadapi masalah
g) Menunjukkan perilaku yang sopan dan bertanggung jawab
h) Mengakui menghargai dan memberi dukungan terhadap
perbedaan pandangan.
i) Berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan keahlian dan
mendorong guru-guru lain untuk juga ikut berpartisipasi
j) Mengelola sumber-sumber yang ada secara efektif dan benar
k) Mendorong dan sebisa mungkin memfasilitasi guru lain untuk
mengembangkan diri.29

3. Kemampuan dalam Mengembangkan Diri


Guru yang baik akan selalu mengembangkan kemampuan
profesionalnya secara terus menerus (continou/ongoing self devel-
opment) dan berskesinambungan. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan pendidikan yang dijalankannya baik
disekolah yang bersifat formal maupun informal serta non formal.
Dalam hal ini kemampuan mengembangkan diri meliputi beberapa
hal diantaranya:
a) Mengambil inisiatif dalam mengembangkan kemampuan diri
tanpa perlu menunggu instruksi atasan
b) Menyediakan waktu untuk membaca dan mempelajari metode
mengajar terkini
c) Melakukan refleksi dan riset sederhana terhadap pengajaran
mereka sendiri secara berkala
d) Mengikuti latihan-latihan atau pertemuan-pertemuan non
formal tentang Pendidikan

29
Ibid.hlm 11-12
17

e) Melakukan dialog-dialog informal untuk berbagi pengalaman


dengan sesama guru
f) Memberi bantuan baik secara langsung maupun tertulis
kepada guru-guru lain
g) Mendorong sesama guru dan tenaga kependidikan lainnya
untuk melakukan kerja kolektif dalam memberi masukan bagi
perbaikan praktek pengajaran.30

B. KEDISIPLINAN BERIBADAH
1. Pengertian Kedesiplinan Beribadah
Kata kedisiplinan berasal dari bahasa Latin yaitu discipulus, yang
berarti mengajari atau mengikuti yang dihormati.31 Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, menyatakan bahwa disiplin adalah: "a). Tata tertib (di
sekolah. di kantor, kemiliteran, dan sebagainya), b) Ketaatan (kepatuhan)
pada peraturan tata tertib, c) Bidang studi yang memiliki objek dan sistem
tertentu.32
Sri Anita menyatakan bahwa disiplin secara umum berarti "Ketaatan
terhadap aturan. baik aturan untuk umum maupun kelompok tertentu, dan
bahkan aturan yang kita buat sendiri.33
Syaiful Bahri Djamarah, dkk menyatakan bahwa Disiplin berarti
suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang
sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.34
Sedangkan menurut Good's dalam Dictionary of Education
sebagaimana dikutip oleh Ondi Saondi, dkk dalam bukunya yang berjudul
"Etika Profesi Keguruan" mengartikan disiplin sebagai berikut:
a. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan
atau kepentingan guna mencapai maksud atau untuk mencapai
tindakan yang lebih sangkil.
b. Mencari tindakan terpilih dengan ulet. aktif dan diarahkan sendiri
sekalipun menghadapi rintangan.
c. Pengendalian perilaku secara langsung dan otoriter dengan hukuman
atau hadiah.
d. Pengekangan dorongan dengan cara yang tidak nyaman dan bahkan
menyakitkan.35

30
Ibid. hlm. 12-13
31
Santoso, L.H. Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Surabaya: Pustaka Agung Harapan) hlm: 396
32
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia…, Hlm. 105
33
Sri Anita: dkk. Strategi Pembelajaran di SD, (Jakarta Universitas Terbuka, 2009), hlm.11
34
Syaiful Bahri Djamarah, dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta Rineka Cipta, 2010), edisi re-
visi.hlm. 41
18

Jadi, kedisiplinan adalah sikap seseorang untuk selalu tunduk dan taat
terhadap aturan atau hukum yang berlaku baik di sekolah, di masyarakat
maupun di rumah.
Kedisplinan dalam Al-quran dijelaskan pada surat An Nisa ayat: 59
yang berbunyi:

َ ْ ‫س ْو َل َواُو ِلى‬
‫اْل ْم ِر ِم ْن ُك ْۚ ْم فَا ِْن‬ َّ ‫ّٰللا َوا َ ِط ْيعُوا‬
ُ ‫الر‬ َ ‫ٰي ٰٓٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا ا َ ِط ْيعُوا ه‬
‫اّٰلل َو ْال َي ْو ِم‬
ِ ‫س ْو ِل ا ِْن ُك ْنت ُ ْم تُؤْ ِمنُ ْونَ ِب ه‬
ُ ‫الر‬ ِ ‫ش ْيءٍ فَ ُرد ُّْوهُ اِلَى ه‬
َّ ‫ّٰللا َو‬ َ ‫ت َنَازَ ْعت ُ ْم فِ ْي‬
‫س ُن تَأ ْ ِوي ًْل‬ َ ‫اْل ِخ ِر ۗٓ ٰذ ِل َك َخي ٌْر َّواَ ْح‬ ْٰ
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan
Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya" (QS. An-Nisa: 59).

Berkaitan dengan kedisiplinan, al-qur'an juga menyebutkan dalam su-


rat An-Nisa ayat 103 yang berbunyi:

‫ع ٰلى ُجنُ ْوبِ ُك ْم ْۚٓ فَ ِا َذا‬ َ ‫ص ٰلوة َ فَا ْذكُ ُروا ه‬


َ ‫ّٰللا قِيَا ًما َّوقُعُ ْودًا َّو‬ َّ ‫ض ْيت ُ ُم ال‬ َ َ‫فَ ِا َذا ق‬
‫علَى ْال ُمؤْ ِم ِنيْنَ ِك ٰتبًا َّم ْوقُ ْوتًا‬ َ ‫َت‬ ْ ‫ص ٰلوة َ َكان‬ َّ ‫اط َمأْنَ ْنت ُ ْم فَاَقِ ْي ُموا ال‬
َّ ‫ص ٰلوة َ ۚ ا َِّن ال‬ ْ
"Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan salatmu, ingatlah
Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring.
Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah
sholat itu (sebagaimana biasa), sungguh sholat itu adalah kewajiban
yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman" (Q.S. An-
Nisa 103).36

Sahabat Ibnu Umar berkata :

‫ إذا أمسيت فال تنتظر الصباح وإذا‬:‫وكان ابن عمر رضياهلل عنهما يقول‬
‫أصبحتفال تنتظر المساء وحد صحتك لمرضك ومن حياتك لمؤنث (رواه‬
)‫البخاري‬

“Ibnu Umar ra berkata: apabila kamu disore hari, maka janganlah


menunggu pagi, apabila kamu di pagi hari maka janganlah menunggu
sore, dan gunakanlah sehatmu untuk sakitmu dan hidupmu untuk
kematianmu (HR Bukhori).37

Dari kedua ayat di atas dapat dihubungkan dengan kedisiplinan yaitu


ayat yang pertama pada surat an-Nisa ayat 59 menerangkan tentang perintah
untuk taat kepada Allah. Rasul-Nya dan pemerintah (ulil amri) dan juga jika
terjadi perselisihan maka dikembalikan kepada al-Qur'an, sedangkan surat

35
ondi Saondi, dkk. Erika Profesi Keguruan. (Jakarta Refika Aditan, 2010). hlm 40
36
Departemen Agama. Al-Qur'an dan Terjemahnya,( Jakarta: Pustaka Amani, 2005), hlm 125.
37
Yahya bin Syarafiddin Al-Nawawi, Al-Arbain An-Nawawiyah, (Surabaya Muhammd ibn Abmad ibn
Nabhan wa auladihi), hlm. 105
19

surat an-Nisa ayat 103 menerangkan masalah sholat, dalam hal ini sama
dengan kedisiplinan yaitu taat azaz, taat aturan sebagaimana Firman Allah
tersebut. Dalam ayat tersebut menerangkan tentang sholat, sholat merupakan
ibadah yang berhubungan erat dengan waktu, sebab sholat telah ditentukan
waktunya oleh Allah, sehingga diharapkan dengan sholat dapat meningkat-
kan kedisiplinan hidup manusia.
Sedangan Ibadah menurut bahasa dipakai dalam beberapa arti antara
lain.tunduk hanya kepada Allah. Kata ibadah dalam arti luas meliputi segala
amal shalih yang di kerjakan manusia, karena mengharap ridho Allah SWT.
Ibadah dalam arti sempit, terbatas pada amal perbuatan, sholat, zakat, puasa.
dan haji.38
Ibadah baik dalam arti luas maupum sempit, merupakan manifestasi
murni dari aqidah, yaitu suatu sistem praktis untuk menguatkan hubungan
manusia dengan tuhannya. Manusia beribadah kepada Allah dengan menga-
kui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mengakui bahwa Nabi Mu-
hammad Rosul-Nya. mendirikan shalat, membayar zakat dan perpuasa.39 Di
dalam pengertian ibadah sholat, ibadah menurut bahasa adalah tunduk hanya
kepada Allah SWT. Ibadah baik dalam arti luas maupun sempit.
Jadi. Kedisiplinan beribadah adalah suatu kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-
nilai ketaatan kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban untuk
beribadak/menyembah kepada Allah, baik secara langsung (ibadah
muhdhoh). maupun tidak langsung (ibadah ghoru mahdhoh). Karena sudah
menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi
atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan
membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya.

2. Indikator Kedisiplinan
Ada dua jenis indikator yang dikembangkan dalam pendidikan karak-
ter yaitu indikator untuk kelas dan untuk sekolah. Menurut Slameto dalam
bukunya yang berjudul "Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi”
menyatakan bahwa kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan
pserta didik dan sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah men-
cakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib.
kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersi-
han/keteraturan kelas, gedung sekolah, dan lain lain, kedisiplinan kepala se-
kolah dalam mengelola seluruh staff beserta siswa-siswanya, dan
38
Abdul Qadir Ahmad: dkk. Metodologi Pengguran Agama Islam. (Jakarta: Rineka Cipta 2008) Cet.1.
hlm. 134.
39
Loc. Cit.
20

kedisiplinan tim BP (Bimbingan dan Penyuluhan) dalam pelayanannya


kepada peserta didiknya.40 Indikator sekolah dan guru kelas adalah penanda
yang digunakan oleh kepala sekolah dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya
dan karakter bangsa. Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku seo-
rang siswa dengan mata pelajaran tertentu yang salah satunya adalah pen-
didikan spiritual.
Indikator kedisiplinan yang dapat diterapkan di dalam kelas menurut
slameto antara lain:
a. Guru dan siswa datang tepat waktu
b. Menegakkan prinsip dengan memberikan punishment bagi dan re-
ward
c. Menjalankan tata tertib sekolah.41
Indikator disiplin digunakan sebagai acuan untuk mengetahui sikap
siswa terutama sikap disiplin. Selain indikator disiplin dalam kelas dan pada
Pendidikan spiritual, indikator disiplin secara umum juga ditetapkan oleh
Kemendiknas antara lain:
a. Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya
b. Saling menjaga dengan teman agar semua tugas-tugas kelas terlak-
sana
c. Selalu mengajak teman menjaga ketertiban kelas
d. Mengingatkan teman yang melanggar peraturan dengan kata-kata
yang sopan dan tidak menyinggung
e. Berpakaian sopan dan rapi
f. Mematuhi aturan sekolah42

Kedisiplinan siswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya,


sehingga perlu adanya peran guru yang mengembangkan disiplin.
Kedisiplinan merupakan salah satu hal yang ditekankan dalam membangun
karakter anak dalam pembelajaran. Siswa yang disiplin akan terbiasa tepat
waktu dalam melakukan Pendidikan sehari-hari, karena aspek terpenting dari
disiplin adalah sikap kekuatan dan kepatuhan terhadap aturan-aturan serta
menjalankan tata tertib secara sadar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Tujuan Kedisiplinan
Moh. Sochib mengemukakan bahwa kedisiplinan memiliki 2 (dua)
tujuan, yaitu memberi kenyamanan pada para siswa dan staf (guru) serta

40
Slameto, Betaparsakter faktor yang Mempengaruhi. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Hlm.67
41
Slameto, Ibid. hlm. 55
42
Kemendiknas. Keputusan Kemendiknas Tentang Kedisiplinan no. 34 tahun 2010
21

menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar.43 Subari berpendapat


sebagaimana dikutip oleh Moh. Sochib bahwa kedisiplinan mempunyai tu-
juan untuk penurutan terhadap suatu peraturan dengan kesadaran sendiri un-
tuk terciptanya peraturan itu.44 Menurut Durkeim kedisiplinan mempunyai
tujuan ganda yaitu mengembangkan suatu peraturan tertentu dalam tindak
tanduk manusia dan memberinya suatu sasaran tertentu dan sekaligus mem-
batasi cakrawalanya.
Yahya berpendapat sebagaimana dikutip oleh Saeful Bahri Djamarah
dalam bukunya yang berjudul "Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edu-
katif”, menyatakan bahwa tujuan kedisiplinan adalah perkembangan dari
pengembangan diri sendiri dan pengarahan diri sendiri tanpa pengaruh atau
kendali dari luar.45 Kedisiplinan adalah suatu latihan batin yang tercermin
dalam tingkah laku yang bertujuan agar orang selalu patuh pada peraturan.
Dengan adanya kedisiplinan diharapkan anak didik mendisiplinkan diri
dalam mentaati peraturan sekolah sehingga proses: belajar mengajar berjalan
dengan lancar dan memudahkan pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena
itu, anak didik perlu dibimbing atau ditunjukkan mana perbuatan yang
melanggar tata tertib dan mana perbuatan yang menunjang terlaksananya
proses belajar mengajar dengan baik. Beberapa pendapat di atas dapat dis-
impulkan bahwa tujuan kedisiplinan adalah memberi kenyamanan pada para
siswa dan staf (guru) serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk be-
lajar serta perkembangan dari pengembangan diri sendiri dan pengarahan
diri sendiri tanpa pengaruh atau kendali dari luar.

4. Fungsi Kedisiplinan
Fungsi kedisiplinan menurut Umar Tirtarahardja, dkk dalam bukunya
yang berjudul "Pengantar Pendidikan” adalah:
a. Menata kehidupan Bersama
Kedisiplinan sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa
dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan me-
matuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak
lain dan hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar.46
b. Membangun kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing ling-

43
Moh, Sochib. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. (Ja-
karta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 100
44
Ibid. hlm. 95.
45
Saeful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta: Asdi Mahasatya,
2001), hlm 67
46
Umar Tirtarahardja, dkk. Pengantar Pendidikan. (Jakarta: Rineka Masdakarya, 2006).
22

kungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian


yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa
mengikuti mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama ke-
lamaan masuk ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun
kepribadian yang baik.47
c. Melatih kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin
terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang
tertib, teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih.
d. Pemaksaan
Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan
dari luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk
ke satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata
tertib yang ada di sekolah tersebut.
e. Hukuman
Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau huku-
man bagi yang melanggar tata tertib tersebut.
f. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses dan
Pendidikan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh
bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondu-
sif bagi Pendidikan pembelajaran.48

5. Cara Membentuk Kedisiplinan beribadah Siswa


Moch. Sochib berpendapat bahwa kedisiplinan dapat terbentuk den-
gan beberapa cara diantaranya: a) Melatih. b) Membiasakan diri berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai berdasarkan acuan moral, c) Perlu adanya kontrol
orang tua dalam hal ini guru untuk mengembangkannya.49
Jadi, kedisiplinan diri dapat dibentuk lewat beberapa cara diantaranya
lewat latihan baik secara rutin maupun tidak rutin, pembiasaan dalam ke-
hidupan sehari-hari baik dirumah maupun di luar rumah dan juga pengawa-
san orang tua.

6. Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan


Terdapat beberapa faktor atau sumber yang dapat menyebabkan tim-
bulnya masalah-masalah yang dapat mengganggu terpeliharanya disiplin.
Menurut Sri Anita dalam bukunya yang berjudul “Strategi Pembelajaran”
47
Loc. Cit.
48
Ibid. hlm. 11-141
49
Op. Cit., hlm. 21
23

menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan, antara


lain:
Dari sekolah, contohnya:
a. Tipe kepemimpinan guru atau sekolah yang otoriter yang senan-
tiasa mendiktekan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan
siswa. Perbuatan seperti itu mengakibatkan siswa menjadi berpura-
pura patuh, apatis atau sebaliknya. Hal itu akan menjadikan siswa
agresif, yaitu ingin berontak terhadap kekangan dan perlakuan
yang tidak manusiawi yang mereka terima.
b. Guru yang membiarkan siswa berbuat salah, lebih mementingkan
mata pelajaran daripada siswanya.
c. Lingkungan sekolah seperti: hari-hari pertama dan hari-hari akhir
sekolah (akan libur atau sesudah libur), pergantian pelajaran, per-
gantian guru, jadwal yang kaku atau jadwal aktivitas sekolah yang
kurang cermat, suasana yang gaduh, dll.50
Dari keluarga, contohnya:
a. Lingkungan rumah atau keluarga, seperti kurang perhatian, keti-
dakteraturan, pertengkaran, masa bodoh, tekanan, dan sibuk uru-
sannya masing-masing.
b. Lingkungan atau situasi tempat tinggal, seperti lingkungan krimi-
nal, lingkungan bising, dan lingkungan minuman keras.51

7. Aspek-Aspek Kedisiplinan
Prijodarminto menyatakan bahwa disiplin memiliki 3 (tiga) aspek.
Ketiga aspek tersebut adalah :
a. Sikap mental (mental attitude) yang merupakan sikap taat dan tertib se-
bagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan
pengendalian watak.
b. Pemahaman yang baik mengenai sistem peraturan perilaku, norma.
kriteria, dan standar yang sedemikan rupa. sehingga pemahaman terse-
but menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran, bahwa
ketaatan akan aturan. Norma, dan standar tadi merupakan syarat mutlak
untuk mencapai keberhasilan (sukses).
c. Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati, un-
tuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib. 52

50
Sri Anita. Op. Cit., hlm. 118
51
Loc. Cit.
52
Djam'an Satori, dkk. Profesi Keguruan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011),hlm. 2.3
24

8. Prinsip-Prinsip Ibadah
Untuk memberikan pedoman ibadah yang bersifat final. Islam mem-
berikan prinsip-prinsip ibadah sebagai berikut:
a. Prinsip utama dalam ibadah adalah hanya menyembah kepada Allah
semata sebagai wujud mengesakan Allah SWT. Firman Allah dalam
Surat An-Nisa ayat 36:

‫سانًا َّوبِذِى ْالقُ ْر ٰبى‬َ ‫شيْـًٔا َّوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن ا ِْح‬
َ ‫ّٰللاَ َو َال ت ُ ْش ِر ُك ْوا بِ ٖه‬
‫۞ َوا ْعبُد ُوا ه‬
‫ب‬
ِ ‫اح‬ ِ ‫ص‬
َّ ‫ب َوال‬ ْ
ِ ُ‫ار ال ُجن‬ ْ ْ
ِ ‫ار ذِى القُ ْر ٰبى َوال َج‬ ِ ‫َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َمسٰ ِكي ِْن َوال َج‬
ْ
‫ّٰللاَ َال ي ُِحب َم ْن َكانَ ُم ْخت َ ًاال‬ ‫ت ا َ ْي َمانُ ُك ْم ۗ ا َِّن ه‬ْ ‫سبِ ْي ِۙ ِل َو َما َملَ َك‬ ِ ‫بِ ْال َج ْۢ ْن‬
َّ ‫ب َواب ِْن ال‬
‫فَ ُخ ْو ًر ِۙا‬
“Dan Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangga-banggakan diri". (QS.An Nisa : 36)53

b. Ibadah tanpa perantara dalam dasar firman Allah dalam Surat Al


Baqarah ayat 186:

ِۙ ‫ع‬
‫ان‬ ُ ‫ْب ۗٓ ا ُ ِجي‬
َ ‫ْب َدع َْوة َ الدَّاعِ اِ َذا َد‬ ٌ ‫عنِ ْي فَاِنِ ْي قَ ِري‬ َ ‫ِي‬ ْ ‫ب اد‬ َ ‫ساَلَ َك ِع‬ َ ‫َواِ َذا‬
َ‫شد ُْون‬ُ ‫فَ ْليَ ْست َ ِج ْيب ُْوا ِل ْي َو ْليُؤْ ِمنُ ْوا ِب ْي لَ َعلَّ ُه ْم َي ْر‬
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan per-
mohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebena-
ran”. (QS. Al-Baqarah: 186)54

c. Ibadah harus dilakukan secara ikhlas yakni dengan niat yang murni se-
mata hanya mengharapkan keridhaan Allah SWT. Keikhlasan harus ada
dalam seluruh ibadah, karena keikhlasan inilah jiwa dari ibadah. Tanpa
keikhlasan, maka tidak mungkin ada ibadah yang sesungguhnya. Se-
dangkan ibadah yang dilakukan secara tidak ikhlas, seperti karena un-
sur riya (karena ingin dilihat).
d. Ibadah harus sesuai dengan tuntunan, firman Allah dalam Surat Al Ka-
hfi ayat 110:

‫اح ْۚ ٌد فَ َم ْن َكانَ َي ْر ُج ْوا‬ ِ ‫ي ا َنَّ َما ٰٓ ا ِٰل ُه ُك ْم ا ِٰلهٌ َّو‬


َّ َ‫قُ ْل اِنَّ َما ٰٓ اَنَا َبش ٌَر ِمثْلُ ُك ْم ي ُْوحٰ ٰٓ ى اِل‬
‫صا ِل ًحا َّو َْل يُ ْش ِر ْك ِب ِع َبا َد ِة َر ِب ٖ ٰٓه ا َ َحدًا‬ َ ‫ِلقَا َء َر ِب ٖه ف َٓ ْل َي ْع َم ْل َع َم ًل‬

53
Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya hlm. 109
54
Ibid. hlm. 35
25

“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang


diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tu-
hannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah
ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
(QS.Al-Kahfi : 110). 55

e. Seimbang antara unsur jasmani dengan rohani, firman Allah dalam Su-
rat Al-Qashash ayat 77:

‫َص ْيبَ َك ِمنَ ال ُّد ْنيَا َواَ ْح ِس ْن‬


ِ ‫سن‬ ٰ ْ ‫َّار‬
َ ‫اْل ِخ َرة َ َو َْل تَ ْن‬ َ ‫ّٰللاُ الد‬
‫ىك ه‬ َ ‫َوا ْبتَغِ ِف ْي َما ٰٓ ٰا ٰت‬
ُٓ‫ّٰللا َْل ي ُِحب‬ َ ‫ض ۗٓا َِّن ه‬ ِ ‫سا َد فِى ْاْلَ ْر‬ َ َ‫ّٰللاُ اِلَي َْك َو َْل تَبْغِ ْالف‬
‫سنَ ه‬ َ ‫َك َما ٰٓ ا َ ْح‬
َ‫ْال ُم ْف ِس ِديْن‬
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (ke-
bahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) se-
bagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyu-
kai orang-orang yang berbuat kerusakan". (QS. Al Qashash: 77)56

f. Mudah dan meringankan, firman Allah dalam Surat Al - Baqarah ayat


286:

‫ت ۗٓ َربَّنَا‬ َ َ ‫علَ ْي َها َما ا ْكت‬


ْ ‫س َب‬ َ ‫ت َو‬ َ ‫سا ا َِّْل ُو ْس َع َها ۗٓ لَ َها َما َك‬
ْ ‫س َب‬ ً ‫ّٰللاُ نَ ْف‬
‫ف ه‬ ُ ‫َْل يُ َك ِل‬
‫ص ًرا َك َما‬ َ ‫طأْنَا ْۚٓ َربَّنَا َو َْل تَ ْح ِم ْل‬
ْ ِ‫علَ ْينَا ٰٓ ا‬ َ ‫اخ ْذنَا ٰٓ ا ِْن نَّ ِس ْينَا ٰٓ ا َ ْو اَ ْخ‬
ِ ‫َْل ت ُ َؤ‬
ُ ‫طاقَةَ لَنَا ِب ٖ ْۚه َواع‬
‫ْف‬ َ ‫علَى الَّ ِذيْنَ ِم ْن َق ْب ِلنَا ْۚٓ َربَّنَا َو َْل ت ُ َح ِم ْلنَا َما َْل‬ َ ‫َح َم ْلتَه‬
َ‫ص ْرنَا َعلَى ْالقَ ْو ِم ْال ٰك ِف ِريْن‬ ُ ‫ت َم ْو ٰلىنَا فَا ْن‬
َ ‫ار َح ْمنَا ۗٓ ا َ ْن‬ ْ ‫عنَّ ۗا َوا ْغ ِف ْر لَن َۗا َو‬ َ
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggu-
pannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya
dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka
berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami
lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Eng-
kau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau be-
bankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikul-
nya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau-
lah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang
kafir”. (QS. Al-Baqarah: 286)57

Dalam prinsip-prinsip ibadah adalah prinsip utama dalam


ibadah. ibadah tanpa perantara. ibadah harus dilakukan dengan ikhlas
ibadah harus sesuai dengan tuntunan, seimbang antara unsur jasmani
dan rohani dan mudah.

55
Loc. Cit.
56
Ibid., hlm. 556
57
Departemen Agama RI. Ibid, hlm. 61
26

9. Faktor-Faktor Motivasi Ibadah


Menurut tingkatannya motivasi ibadah dilihat dari keikhlasannya
dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :
a. Motivasi karena memandang ibadah sebagai suatu kewajiban yang
harus ditunaikan. Bagi orang yang memandang ibadah sebagai kewa-
jiban. sikap yang muncul adalah pantang menolak dan tidak ada
keinginan atau angan-angan untuk mengingkarinya.
b. Keinginan mendapatkan pahala atau imbalan dari Allah SWT. Ibadah
ini disebut Ibadah Lil-Marsubah ibadah karena upah atau pahala.
c. Motivasi yang lebih tinggi mutunya, yaitu ibadah karena semata-
mata untuk mendekatkan diri kepada Allah, memperoleh ridho Allah
atau ingin hubungannya dengan Allah bertambah dekat. Imam Al-
Ghazali memberikan sebuah pepatah
Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya, dan hatinya yang suci
adalah permata yang sangat mahal harganya. Karenanya, jika dibiasakan
pada kebaikan dan kebahagiaan kepadanya, maka ia akan tumbuh pada ke-
baikan tersebut, dan akan berbahagialah di dunia dan di akhirat.
Motivasi ibadah tentang indahnya surga tidak terbatas hanya untuk
orang tua, tetapi anak-anak juga perlu mendapatkannya. Fungsi motivasi
ibadah bagi orang tua adalah sebagai bekal dalam membina buah hati, se-
hingga pendidikan yang kita berikan dalam koridor-koridor Ilahiyah.
Sedangkan motivasi ibadah bagi anak-anak merupakan penyemangat
yang akan membakar jiwa mereka untuk konsisten melakukan segala sesuatu
yang ma'ruf, sehingga tidak ada kata surut bagi buah hati untuk mencapai
menuju puncak kebaikan. Anak bisa memiliki semangat yang tinggi ber-
ibadah dengan keyakinan bahwa kelak dirinya akan meraih reward berupa
surga yang maha mempesona. Dengan motivasi, anak dapat belajar bertang-
gung jawab untuk dapat memahami tentang bagaimana seharusnya dan apa
yang seharusnya dilakukan.58 Di dalam motivasi ibadah adalah motivasi
ibadah sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, untuk mendapat-
kan pahala dari Allah SWT dan indahnya surga tidak terbatas.

10. Macam-Macam Ibadah


Cara memanifestasikan kepatuhan kepada Allah SWT adalah ber-
macam-macam ibadah di lihat dari segi macamnya merupakan nama bagi
setiap yang di cintai Allah dan di senangi-Nya. baik perkataan, perbuatan
lhir maupun batin yang di kerjakan manusia karena tunduk dan dan ta'at

58
http://www.al-intima.com/tarbiyatul-aulad/memotivasi - ibadah - anak – dengan – visualisasi –
indahnya - surga
27

kepada Allah SWT, seperti ibadah sholat, ibadah puasa, menepati janji. ber-
do'a, meminta tolong, mencintai, bertawakal,dan takut kepada-Nya.
Manusia berbeda pendapat tentang macam ibadah yang lebih utama.
sebagian mereka berpendapat bahwa ibadah yang lebih utama ialah amal
perbuatan yang lebih disenangi dan dicintai Allah SWT, sesuai menurut
waktu, tempat dan keadaaannya.
Menurut Abdul Qadir Ahmad dan Muhammad, macam-macam
Ibadah ada 5. yaitu:
a. Ibadah hati
Ibadah hati adalah seluruh amal perbuatan batin yang tidak tam-
pak dilihat dengan mata Ibadih hati ini dilakukan dengan tawakal dan
penuh kepercayaan kepada Allah, takut kepada-Nya, meminta tolong
hanya kepada-Nya dan mencintai-Nya.
b. Tawakal dan Percaya Kepada Allah
Tawakal mampu mendatangkan ketenangan, ketentraman. dan
kerelaan hati orang tersebut, karena menggantungkan diri kepada
Alah SWT.
c. Takut Kepada Allah Takut kepada Allah termasuk ibadah hati dan
merupakan bukti iman Firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat
175:59

ُ ‫شي ْٰط ُن يُخ َِو‬


‫ف ا َ ْو ِليَا َء ۖٗه فَ َل تَخَافُ ْو ُه ْم َوخَافُ ْو ِن ا ِْن ُك ْنت ُ ْم‬ َّ ‫اِنَّ َما ٰذ ِل ُك ُم ال‬
َ‫ُّمؤْ ِم ِنيْن‬
"Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan
yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-
orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut
kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-
benar orang yang beriman. (QS. Ali Imran: 175 )60

Takut adalah menjauhkan diri dari perbuatan maksiat kepada


Alah. Rasa takut kepada Allah akan menimbulkan semangat dalam
beribadah dan melakukan hal-hal yang positif yang dapat bermanfaat
bagi diri sendiri dan juga orang lain.
d. Mohon Pertolongan Kepada Allah
Meminta tolong kepada Allah adalah ibadah hati, yang meru-
pakan suatu kesatuan dari dua Konsep, yaitu percaya kepada Allah
dan berpegang teguh kepada-Nya.

59
Abdul Qadir Ahmad.dkk. Metodologi Pengajaran Agama Islam. (Jakarta: Rineka Cipta. 2008). Cet 1.
hlm. 136.
60
Departemen Agama R1. Op. cit.. .hlm. 93
28

e. Mencintai Allah
Salah satu buah iman kepada Allah adalah cinta hamba kepada
Juhannya, menguasai seluruh jiwanya. Cinta yang menuntut ketaatan
dan kepatuhan untuk melaksanakan perintah-perintah-Nyadan men-
gutamakan apa yang dicintai Allah daripada apa yang disenangi
mereka.61
Di dalam macam-macam ibadah meurut Abdul Qodir Ahmad dan
Muhammad ada lima. Yaitu ibadah hati, tawakal dan percaya kepada
Allah. takut kepada Allah, mohon pertolongan kepada Allah.

61
Jamaluddin, M.A. Syakir, Shalat Sesuai Tuntunan Nabi SAW, (Yogyakarta: LPPI UMY, 2009), Cet. 2,
hlm. 6.
29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Fokus Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Permasalahan dalam


penelitian kualitatif biasanya muncul dari isu-isu umum dalam suatu masyarakat.
Permasalahan ini semakin lama semakin jelas dan mengkristal sejalan dengan se-
makin dalamnya pengetahuan si peneliti terhadap obyek yang diteliti. Dalam hal ini,
definisi atau batasan permasalahan penelitian dalam penelitian kualitatif lazim disebut
sebagai fokus penelitian.62 Penelitian ini difokuskan pada peran guru PAI dalam men-
ingkatkan kedisiplinan beribadah siswa di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet
Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2020/2021 yang dipimpin oleh Ibu Dzuratul
Aeni.

Penelitian atau research dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan,


mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Usaha ini dilakukan
dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Pelajaran yang membahas metode-
metode ilmiyah untuk research disebut metodologi research63 Sementara menurut
prasetya Irawan, metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara (science of meth-
ods), dalam konteks penelitian, metodologi adalah totalitas cara untuk meneliti dan
menemukan kebenaran, sebab metodologi tidak hanya mengacu pada metode peneli-
tian, tetapi juga paradigma, pola pikir, metode pengumpulan dan analisis data, sampai
dengan metode penafsiran temuan penelitian itu sendiri".64

Adapun pengertian penelitian adalah penerapan metode ilmiyah pada pengka-


jian suatu masalah.65 Sementara menurut Hillway yang dikutip oleh M. Natsir, bahwa
penelitian merupakan suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penye-
lidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pe-
mecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.66

Dari uraian pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu
usaha yang dilakukan secara ilmiyah, sistematis dan logis dalam rangka memahami
dan sekaligus mencari jalan keluar untuk memecahkan suatu masalah.

6262
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif, Kualitati, dan R & D), (Bandung:
Alfabeta, 2010), hlm. 285-286
63
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, jilid1, (Yogyakarta :ANDI, 2004), hlm. 4
64
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, Cet. Ke-6, (Jakarta: STIA-LAN, 2004), hlm. 32

65
S. Margono, Metodologi Penelinian Pendidikan, Cet. 8,(Jakarta Rineka Cipta, 2010), hlm. 18
66
M. Natsir, Metode Penelitian, Jakarta: Gahlia Indonesia, 201), Cet VI, hlm. 12
30

B. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan judul penelitian ini, maka jenis penelitiannya penulis mengguna-


kan pendekatan kualitatif. Berbeda dari penelitain kuantitatif yang tujuan utanmanya
adalah menjelaskan fakta-fakta, maka tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk
memahami makna yang berada dibalik fakta-fakta tersebut. Pendekatan penelitian
kualitatif lebih banyak mengunakan logika hipotetik verifikatif67 Adapun analisis
yang digunakan adalah diskriptik analitik, dinmana data yang diperoleh (berupa kata-
kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik,
melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar
angka.

Kemudian dalam rangka mempermudah penelitian ini. Peneliti menggunakan


pendekatan analisis sejarah dan sosiologis. Pendekatan historis dipergunakan dalam
rangka mengungkap akar-akar sejarah SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet Ka-
bupaten Demak. Adapun pendekatan sosiologis untuk mengetahui interaksi sosial
dari unsur-unsur yang terjadi di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet Kabupaten
Demak tersebut.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.68 Dalam suatu
penelitian sumber data merupakan suatu bagian atau faktor yang sangat diperlukan
guna mempermudah penelitian agar hasil yang di peroleh itu akurat dan sesuai den-
gan maksud penelitian. Dalam hal ini ada dua macam sumber data penelitian sebagai
berikut :

a. Data Primer

Sumber data primer atau sumber data utama adalah kata-kata dan tinda-
kan orang-orang yang diamati atau diwawancarai.69 Nara sumber dari penelitian
ini diperoleh melalui, kepala sekolah, dan para guru SD Negeri Balerejo 2 Ke-
camatan Dempet Kabupaten Demak.

Inilah yang merupakan subjek penelitian (informan) yang berkenaan


dengan sejauh peran kepala sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru SD
Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran
2020/2021.

67
S. Margono, Op Cit, hlm.35
68
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (suatu pendekatan prakiek). (Jakarta : PT Rineka Cipta,
edisi revisi, 2010), hlm. 172
69
Moleong, J, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010), Cet 27,
hlm. 157
31

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder atau sumber data kedua adalah sumber diluar
kata dan tindakan.70 "Data sekunder adalah dokumen-dokumen baik dokumen
pribadi ataupun resmi di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet Kabupaten
Demak dan buku-buku yang dapat dijadikan sumber yang mendukung sebagai
landasan teori.

Data ini digunakan untuk mencari data atau fakta dari teori, yang dapat
mendukung penulisan skripsi ini. Hal ini dilakukan karena tidak ada suatu
penelitian ilmiah yang tidak melibatkan data sekunder oleh penelitinya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dalam pengumpulan datanya menggunakan metode sebagai Beri-


kut:

1. Metode Observasi (pengamatan)

Metode observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan me-


lalui pengamatan dan pencatatan gejala yang tampak pada objek penelitian atau
secara singkatnya adalah pengamatan kegiatan praktik.71 Metode iní digunakan
untuk memperolch data yang bersifat fistk. Seperti letak lokasi, serta pelak-
sanaan kegiatan belajar mengajar.

2. Metode Interview (wawancara)

Metode interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan


penelitian dengan cara percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (in-
terviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.72

Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berupa gambaran


umum. peran guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan beribadah siswa di
SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran
2020/2021. Untuk memperoleh data tersebut digunakan metode wawancara
dengan responden, adapun respondennya adalah Kepala Sekolah, Guru-guru
dan Operator.

70
Ibid, hlm. 159
71
Miftahul A'la, Quantum Teaching (buku pintar dan praktis), (Yogyakarta: DIVAPrees, 2012), Cet.
III, hlm. 66
72
Moleong, J, Lexy, Op.Cit., hlm. 186
32

3. Metode Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,73 jadi do-


kumentasi adalah teknik penyelidikan untuk memperoleh data, informasi dan
catatan tentang peristiwa di masa lalu.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang bersifat dokumen


yang berkenaan dengan data instansi pendidikan, struktur organisasi, kuriku-
lum, sejarah pendirian, gambar dan lain-lain.

E. Teknis Analisis Data

Setelah data terkumpul, yang diperoleh melalui observasi, interview, dan


dokumentasi maka langkah selanjutnya adalah analisis data. Dengan cara
memilih/menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja
yang tinggal Langkah tersebut bermaksud merapikan data agar bersih, rapi dan
tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis.74

Secara rinci langkah-langkah analisis data dapat dilakukan dengan men-


gikuti cara yang dikemukakan ofeh Miles dan Hluberman dalam HB Sutopo,
yaitu ; reduksi data, display data (sajian data), dan verifikasi data (penarikan ke-
simpulan).75

1. Reduksi data

Data yang pada umumnya berbentuk field note dan belum tersusun
rapi itu akan sulit dianalisis apabila tidak direduksi. Reduksi data sangat
diperlukan karena banyaknya data dari masing-masing informan yang diang-
gap tidak relevan dengan fokus penelitian, sehingga perlu dibuang atau di-
kurangi. Selanjutnya proses reduksi data dilakukan dengan memi-
lah/menyortir hal-hal yang pokok yang sesuai dengan fokus penelitian ini.
Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang ob-
jek pengamatan yang telah dilakukan penelitian.

2. Display data

Display data yaitu menampilkan data kembali setelah direduksi.76 Dis-


play data dengan cara data yang telah direduksi selanjutnya disajikan dalam
bentuk tabel atau gambar, tulisan yang tersusun secara Sistematis, dengan

73
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R D), (Bandung :
Alfabeta, 2012), cet. XIV, hlm. 329
74
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm.279
75
S. Margono.Op Cit. hlm. 39
76
Loc. Cit.
33

demikian data tersebut akan lebih mudah dikuasai, sehingga mudah dipahami
dan memudahkan pula dalam penarikan kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Data

Penarikan kesimpulan/verifikasi sudah dilakukan sejak awal penelitian


berlangsung. Data yang diperoleh yang jumlahnya masih sedikit dianalisis dan
ditarik kesimpulan, akan tetapi kesimpulan yang diambil masih kabur, tetapi
lama kelamaan semakin jelas karena data yang diperoleh semakinbanyak yang
mendukung. Verifikasi dilakukan dengan mengumpulkan data baru dilapan-
gan demikian seterusnya sehingga membentuk suatu siklus.

Dalam metode analisis data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata.


Data yang dimaksud meliputi catatan data lapangan, wawancara dan catatan
yang lainnya. Metode ini digunakan untuk menggambarkan dan menguraikan
bagaimana Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Kedisiplinan Beribadah
Siswa di SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun
Pelajaran 2020/2021.
34

BAB IV

HASIL PENELITIAN TENTANG PERAN GURU PAI DALAM


MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA DI SD NEGERI
BALEREJO 2 KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK TAHUN
PELAJARAN 2020/2021

A. Profil SD Negeri Balerejo 2 Kec. Dempet Kab. Denak


1. Letak dan Kondisi Geografis SD Negeri Balerejo 2 Kec. Dempet Kab. Demak
SD Negeri Balerejo 2 terletak di desa Balerejo Kecamatan Dempet
Kabupaten Demak. Secara geografis, SD Negeri Balerejo 2 letaknya cukup
strategis dan memenuhi syarat untuk didirikan lembaga sebuah pendidikan,
karena:
1) Jauh dari keramaian
2) Jauh dari tempat hiburan
3) Terletak di tengah-tengah desa
SD Negeri Balerejo 2 juga berdekatan dengan lembaga pendidikan lain-
nya, namun suasana lembaga pendidikan yang satu dengan lainnya tidak saling
mengganggu, dan juga secara geografis letak SD Negeri Balerejo 2
bertetanggaan dengan Desa-desa lain. Adapun batas geografis Desa Balerejo
adalah :
 Sebelah Utara : Desa Pedurunga
 Sebelah Barat : Desa Cibelok
 Sebelah Timur : Desa Kejambon
 Sebelah Selatan : Desa Sungapan

2. Visi dan Misi SD Negeri Balerejo 2 Kec. Dempet Kab. Demak


Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka suatu lembaga atau
organisasi harus merumuskan visi dan misinya, hal ini dikarenakan jika sebuah
lembaga atau organisasi tidak mempunyai visi dan misi yang mengarahkan
seluruh kegiatan yang dilaksanakan menuju satu titik visi dan misi yang dituju,
tentu hal ini mengakibatkan lembaga pendidikan tidak punya arah dan kurang
maksimal dalam mengejar prestasi.
Rumusan visi mencakup nilai-nilai yang mendasari komitmen dan tujuan
yang ingin dicapai lembaga tersebut. Visi penting dirumuskan karena:
1) Memberikan konsep untuk mendukung dari apa yang diharapkan suatu
lembaga tersebut.
2) Memberikan konsepsi keberhasilan
3) Menghindari adanya perdebatan mengenai apa yang harus dikerjakan
35

4) Merancang keberhasilan dimasa mendatang dengan belajar dari masa-masa


sebelumnya
Visi adalah pandangan-pandangan, pemikiran-pemikiran, dan filosofi
kehidupan yang jauh kedepan dalam menetapkan tujuan substantif77. Visi
menggambarkan tujuan yang ingin dicapai. Visi dibuat oleh ketajaman analisis,
kedalama insting, dan keluasan pemikiran. Adapun visi SD Negeri Balerejo 2
Dempet Demak adalah :

“Mewujudkan siswayang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berbudi


pekerti luhur dan bersaing dalam prestasi”

Kemudian dalam rangka mewujudkan visi tersebut, SD Negeri Balerejo 2


Dempet Demak menawarkan beberapa misi, adapun misi tersebut antara lain :

1) Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa


2) Meningkatkan kedisiplinan dan kerja sama warga sekolah.
3) Meningkatkan efektifitas dan evesiensi pembelajaran
4) Meningkatkan prestasi belajar siswa
5) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pendidikan

Tujuan sekolah mengacu pada tujuan pendidikan dasar yang dirumuskan


sesuai dengan visi dan misi sekolah .Tujuan Sekolah Dasar Negeri Balerejo 2
sebagai berikut : Pada akhir tahun pelajaran 2018/2019 sekolah mengantarkan
peserta didik untuk ;
1) Meningkatkan prestasi belajar dan kedisiplinan siswa dengan tetap
berlandaskan pada ketaqwaan terhadapTuhan Yang Maha Esa.
2) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
3) Melibatkan peran serta masyarakat dalam kemajuan dan perkembangan
pendidikan.

3. Keadaan Guru dan Siswa SD Negeri Balerejo 2


a. Keadaan Guru SD Negeri Balerejo 2
Untuk dapat meningkatkan keberhasilan pelaksanaan pendidikan di SD
Negeri Balerejo 2 serta tujuan pendidikan dapat tercapai, maka pengajar SD
Negeri Balerejo 2 kebanyakan alumni atau lulusan dari berbagai perguruan
tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan dalam tabel I berikut ini:

77
Jamal Ma’mur Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan
Profesional, (Yogyakarta : DIVA Press, 2009), hlm. 130
36

Tabel I
Data Guru SD Negeri Balerejo 2 78
No Nama Pengajar Jabatan
1 Tuskirah,S.Pd Kepala Sekolah
2 Makmur,S.Pd.SD Guru Kelas III
3 Suwarsih,S.Pd Guru Kelas IV
4 Mulyasih,S.Pd Guru Kelas I
5 Erning Rustini,S.Pd Guru Kelas VI
6 Linggar Vitika,S.Pd Guru Kelas II
7 Budi Setiawan,S.Pd Guru Kelas V
8 Maskuri Guru PAI
9 Ika Aminullah Fatah Guru Penjas Orkes

b. Keadaan Siswa SD Negeri Balerejo 2


Siswa SD Negeri Balerejo 2 kebanyakan dari masyarakat sekitar,
sebagaimana sekolah dasar pada umumnya, maka Siswa SD Negeri Balerejo
2 di kelompokkan menjadi 6 kelas, sesuai dengan kemampuan siswa itu
sendiri. Hal ini di lakukan agar dalam pelaksanaan pendidikan sekolah dapat
terkontrol dan dapat berjalan secara efektif. Dengan demikian akan memu-
dahkan dalam proses belajar mengajar serta diharapkan dapat berhasil secara
maksimal.
Untuk lebih jelasnya keadaan santri Siswa SD Negeri Balerejo 2 Kec.
Dempet Kab. Demak dapat dilihat dalam tabel IV berikut.

Tabel II
Data Siswa SD Negeri Balerejo 2 79
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 I 18 20 38
2 II 21 10 31
3 III 19 14 33
4 IV 21 11 32
5 V 10 19 29
6 VI 18 13 31
Jumlah 107 87 194
Sumber : observasi daftar papan ruang kantor SD Negeri Balerejo 2

78
Daftar dokumentasi dan Observasi daftar papan ruang kantor SD Negeri Balerejo 2 dengan
bpk. H.M. Sudwiharto.S.Pd, pada tanggal 1 Maret 2021. Jam 08.30.
79
Daftar dokumentasi dan Observasi daftar papan ruang kantor SD Negeri Balerejo 2 dengan
bpk. H.M. Sudwiharto.S.Pd, pada tanggal 1 Maret 2021. Jam 08.30.
37

5. Sarana dan Prasarana SD Negeri Balerejo 2


Untuk dapat menunjang proses kegiatan pendidikan di SD Negeri
Balerejo 2, terdapat sarana dan prasarana yang cukup memadai. Kebutuhan
akan sarana dan prasarana ini dapat memperlancar penyelenggaraan pendidikan
di SD Negeri Balerejo 2, sehingga dapat berjalan secara efektif dan efesien..
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki SD Negeri Balerejo 2 adalah
sebagai berikut.
a. Bangunan
1) Ruang Kelas
2) Ruang Kantor
3) Ruang Aula
4) Ruang Kamar
5) Ruang Kamar Kecil
b. Peralatan Pendidikan
1. Komputer
2. Papan Tulis
3. Bangku
4. Sound System

B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Peran Guru PAI di SD Negeri Balerejo 2 Kec. Dempet Kab. Demak

Peran guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan beribadah siswanya


dapat diukur dengan beberapa hal diantaranya:
a. Kepemimpinan
Menurut bpk. Budi Setiawan bahwa kepala sekolah di SD Negeri
Balerejo 2 Taman adalah tokoh sentral yang selalu di mintai pertimban-
gan, saran, dan solusi baik yang terkait dengan pendidikan di sekolah
tersebut, seorang kepala sekolah merupakan suatu figur yang di hormati,
dihargai dan disegani oleh semua siswa-siswanya, sehingga dalam
kegiatan apapun keputusan ditangan seorang kepala sekolah, namun
demikian tidak semata-mata kepala sekolah sewenang-wenang, akan
tetapi dalam mengambil keputusan kepala sekolah selalu mengadakan
musyawarah dengan guru dan juga dewan pendidikan.
Kepemimpinan yang diterapkan ibu Tuskirah adalah gaya
kepemimpinan demokratis yaitu menafsirkan kepemimpinan bukan
sebagai diktator akan tetapi berdasarkan musyawarah. Hubungan antara
pengasuh dan para pengajar serta santri dibiasakan melakukan musy-
awarah, walaupun masalah sepele. Karena beliau berusaha menstimulasi
38

para pengajar dan santri-santrinya agar dapat melaksanakan tugasnya


dengan rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama.

b. Pengorganisasian
Seorang kepala sekolah mempunyai multi tugas, salah satunya
adalah pengorganisasian, yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialoka-
sikan diantara para anggota sehingga tujuan organisasi/lembaga dapat
tercapai secara efektif. Sebagaimana yang dikatakan oleh Chester I Bar-
nard, bahwa organisasi mengandung tiga elemen yaitu: kemampuan un-
tuk bekerja sama, tujuan yang ingin dicapai dan komunikasi.
Dalam pengorganisasian, terdapat pembagian tugas, wewenang
dan tanggung jawab secara rinci menurut bidang-bidang dan bagian-
bagian sehingga terciptalah adanya hubungan kerja sama yang harmonis
dan lancar menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Yang perlu
diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab hendaknya disesuaikan dengan pen-
galaman, bakat, minat, pengetahuan, dan kepribadian masing-masing
orang yang diperlukan dalam melaksanakan tugas tersebut.

Dalam pengoganisasian kepala sekolah bersama para Guru dan


komite telah membentuk beberapa hal diantaranya yaitu:

1) Struktur organisasi Sekolah


Menurut E.Kast dan James.E. Rosenzweig, struktur or-
ganisasi diartikan sebagai pola hubungan komponen atau bagian
suatu organisasi. Struktur merupakan sistem formal hubungan
kerja yang membagi dan mengkoordinasikan tugas orang dalam
kelompok agar tercapai tujuan. Menurut Simon, struktur bersifat
relatif stabil dan berubah lambat atau memerlukan waktu untuk
penyesuaian- penyesuaian. Pada struktur organisasi tergambar
posisi kerja, pembagian kerja, jenis kerja yang harus dilakukan,
hubungan atasan dan bawahan, kelompok, komponen, atau bagian
tingkat manajemen dan saluran komunikasi. Oleh karena itu,
Stoner mengatakan bahwa struktur organisasi dibangun oleh lima
unsur, yaitu spesialisasi aktivitas, standarisasi aktivitas, kordinasi
aktivitas, sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan
dan ukuran unit kerja.
Dalam bagian struktur organisasi secara keseluruhan dapat
disimpulkan tiga bentuk organisasi sebagai berikut : line organiza-
tion, staff organization dan line dan staff organization
39

2) Asas-asas organisasi
Menurut Ibu Tuskirah bahwa untuk menunjukkan organisasi
yang baik dan efektif bagi pencapaian tujuan perlu penerapan be-
berapa asas pengorganisasian sebagai berikut:
a) Organisasi harus fungsional
b) Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pem-
bagian kerja
c) Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tang-
gung jawab
d) Organisasi harus mencerminkan rentang kontrol
e) Organisasi harus mengandung kesatuan perintah
f) Organisasi harus fleksibel dan seimbang
Dalam SD Negeri Balerejo 2 Taman Pemalang dalam mem-
bentuk struktur organisasi sekolah sudah mengacu pada asas-asas
pengorganisasian
3) Tahap-tahap pengoganisasian
Menurutnya dalam melaksanakan pengorganisasian. Paling
tidak ada lima tahapan yang harus dilalui. Tahap pertama, memer-
inci pekerjaan, adalah menentukan tugas-tugas apa yang harus di-
lakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tahap kedua, membagi
seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilak-
sanakan oleh perorangan atau kelompok. Tahap ketiga, mengga-
bungkan pekerjaan para anggota dengan cara rasional, efektif dan
efisien. Tahap keempat, menetapkan mekanisme kerja untuk
mengkoordinasikan pekerjaan dalam suatu kesatuan yang har-
monis. Tahap kelima, melakukan monitoring dan mengambil
langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan men-
ingkatkan efektivitas.

c. Bimbingan /pengarahan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk Makmur, bahwa kepala
sekolah SD N Balerejo 2 Dempet yaitu ibu Tuskirah telah membagi
job/tugas masing-masing guru dan pengurus berdasarkan dengan wewe-
nang, tanggung jawab dan keahliannya. Untuk kelancaran tugas-tugas
tersebut, maka kepala sekolah melakukan bimbingan dan pengarahan
sebagai salah satu kegiatan manajemen administratif. Bimbingan dan
pengarahan tersebut dilakukan secara kontinyu agar seluruh kegiatan di
sekolah dapat berjalan secara terarah menuju pencapaian tujuan yang
ingin dicapai dan telah dirumuskan.
40

Bimbingan itu dilakukan oleh seorang pengasuh itu dalam rangka


memelihara, menjaga, dan memajukan intitusi/lembaga yang
dipimpinnya melalui setiap personal, baik secara struktural maupun
fungsional, agar setiap kegiatan tidak terlepas dari usaha mencapai
tujuan. Menurutnya realisasinya kegiatan bimbingan dapat berbentuk
sebagai berikut :
1) Memberikan dan menjelaskan perintah
2) Memberikan petunjuk melaksanakan suatu kegiatan
3) Memberikan kesempatan meningkatkan pengetahuan, keteran-
gan/percakapa dan keahlian agar lebih efektif dalam melaksana-
kan berbagai kegiatan sekolah.
4) Memberikan kesempatan ikut serta menyumbangkan tenaga dan
pikiran untuk memajukan sekolah berdasarkan inisiatif dan krea-
tivitas masing-masing.
5) Memberikan koreksi agar setiap personal melakukan tugas-
tugasnya secara efisien.
Dalam bimbingan/pengarahan, peran seorang kepala sekolah san-
gatlah besar dalam mengarahkan para pembantunya seperti para guru,
pengurus dan semua elemen yang terlibat dalam SD N Balerejo 2 Kec.
Dempet Kab. Demak.

d. Perencanaan
Semua kegiatan sekolah direncanakan dengan baik dan sedini
mungkin, karena perencanaan pada dasarnya merupakan kegiatan awal,
kegiatan persiapan dalam menyusun kegiatan-kegiatan dan langkah-
langkah dalam rangka pencapaian tujuan tertentu.
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi kegiatan
administrasi. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan men-
galami kesulitan bahkan dapat menuai kegagalan dalam mencapai tu-
juan yang diinginkan. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus di-
laksanakan pada permulaan dan selama kegiatan administrasi itu ber-
langsung.
Adapun yang dilakukan kepala sekolah dan guru-guru yang lain
dalam merencanakan pendidikan itu diawali dari kegiatan orientasi un-
tuk memperoleh data yang cukup dan tepat. Kegiatan orientasi atau pen-
genalan itu antara lain sebagai berikut :
1) Orientasi terhadap masalah, fungsi dan tujuan sekolah yang me-
merlukan perencanaan kegiatan
41

2) Orientasi terhadap personal yang akan melaksanakan perencanaan,


baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dari segi kualitatif mak-
sudnya mengenai kemampuan, keterampilan dan keahlian per-
sonal yang akan melakukan kegiatan operasional, apakah tersedia
tenaga yang mampu melaksanakannya. Dari segi kuantitatif mak-
sudnya adalah seberapa jumlah personal yang tersedia untuk me-
laksanakan kegiatan pendidikan tersebut.
3) Orientasi terhadap bahan/peralatan termasuk keuangan yang dapat
dipergunakan untuk mewujudkan suatu perencanaan
4) Orientasi terhadap kemungkinan-kemungkinan dilingkungan seki-
tar yang langsung atau tidak langsung akan dikenai kegiatan op-
erasional.

Dalam perencanaan kepala sekolah dan guru yang lain melakukan


beberapa langka diantaranya menentukan perumusan tujuan (tujuan
umum, khusus, kurikuler dan instruksional), perumusan ruang ling-
kup/fungsi-fungsi, menentukan jangka waktu pencapaian tujuan, me-
netapkan metode atau cara mencapai tujuan, menentukan alat yang
diperlukan dan merumuskan rencana evaluasi.

e. Kontrol dan Evaluasi


Kontrol atau pengawasan dalam organisasi berarti mengukur ting-
kat efektivitas kerja personal dan tingkat efisiensi penggunaan metode
dan alat tertentu dalam usaha mencapai tujuan.
Dalam hal ini perkara yang dikontrol dan dievaluasi adalah segala
perkara yang berhubungan dengan administrasi manajemen pondok, dan
ini langsung dibawah kepemimpinan kepala sekolah, kegiatan ini sangat
bermanfaat untuk:
1) Memperoleh data yang dapat digunakan dasar bagi usaha kegiatan
dimasa yang akan datang meliputi aspek-aspek perencanaan, or-
ganisasi, bimbingan, pengarahan dan lain-lain termasuk juga
kegiatan operasional sekolah
2) Memperoleh cara bekerja yang paling efisien, efektif, tepat dan
paling berhasil sebagai cara yang terbaik untuk mencapai tujuan
3) Memperoleh data tentang hambatan-hambatan dan kesukaran-
kesukaran yang dihadapi agar dapat dikurangi atau dihindari
4) Memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan
usaha pengembangan organisasi dan personal dalam berbagai
bidang
5) Mengetahui seberapa tingkat ketercapaian tujuan organisasi
42

2. Kedisiplinan Beribadah Siswa SD Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet


Kabupaten Demak

Kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan dalam segala kegiatan,


termasuk didalamnya adalah kegiatan ibadah, sebab ibadah yang dilaksanakan
secara disiplin akan dapat memberikan efek positif terhadap perilaku manusia,
dalam hal ini adalah perubahan perilaku siswa di SD Negeri Balerejo 2 Kec
Dempet Kab. Demak.
Untuk lebih jelasnya berikut hal-hal yang berhubungan dengan
kedisiplinan dalam beribadah antara lain:
1. Berdasarkan aturan dan kaidah ibadah
Aturan adalah sesuatu yang dibuat untuk membatasi dan mengatur
perilaku manusia. Begitu pula dalam ibadah ada aturan tersendiri yang
mengaturnya, agar sesuai dengan yang diharapkan dan diajarkan oleh
pembuat syari’at yaitu Rasulullah saw.
Disamping itu juga ibadah harus dilakukan berdasarkan
kaidah/dasar yang telah ada baik kaidah yang berasal dari al-qur’an,
hadits, ijma’ maupun qiyas, sehingga tidak bertentangan dengan kaidah-
kaidah tersebut. ibadah yang dilaksanakan sesuai dengan aturan dan
akidah yang telah dibuat oleh Allah dan Rasulullah akan memberikan
dampak positif terhadap kehidupan keseharian manusia. Sebab ibadah
yang baik adalah ibadah yang memberikan efek pada perilaku
seseorang, sehingga diharapkan dengan pelaksanaan ibadah yang
disiplin di SD Negeri Balerejo 2 Dempet, maka siswa-siswa akan dapat
mengalami perubahan baik secara lahir maupun batin untuk lebih baik.
2. Sesuai dengan waktu dan kebutuhan
Beribadah harus memperhatikan waktu dan kebutuhan, artinya
setiap hamba pasti membutuhkan terhadap Tuhannya, maka dia harus
selalu beribaah menyembahnya, dan juga harus dilakukan sesuai dengan
waktunya, sebagaimana sholat harus dilakukan sesuai dengan waktu
yang telah diatur oleh pembuat syari’at, misalnya sholat dzuhur harus
dikerjakan pada waktu dzuhur, sholat ashar harus dikerjakan pada waktu
ashar dan sebagainya, sholat hajat dilaksanakan ketika manusia
mempunyai hajat, sholat dhuha untuk meminta keluasan rizki dan
sebagainya.
Oleh karena itu di guru PAI di SD Negeri Balerejo 2 Dempet
berusaha untuk melaksanakan perannya dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa dalam beribadah sesuai dengan waktu dan kebutuha
43

siswa, hal ini dilaksanakan untuk melatih siswa hidup disiplin dalam
beribadah, sehingga dapat memberikan nilai positif pada diri diri siswa.

3. Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Kedisiplinan Beribadah Siswa SD


Negeri Balerejo 2 Kecamatan Dempet Kabupaten Demak

Guru PAI merupakan guru yang bertugas untuk mengajarkan


pendidikan agama kepada siswa-siswanya, yang mana pendidikan agama
merupakan pendidikan yang mendidik ruh agar manusia selalu ingat kepada
Allah swt dimanapun ia berada, mengetahui dan memahami kedudukan
sebagai seorang hamba dan juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari serta mengetahui bagaimana akhlak terhadap Allah, kepada sesama
manusia dan juga kepada alam sekitar.
Untuk lebih jelasnya berikut penulis cantumkan hasil wawancara
dengan kepada sekolah mengenai hal-hal yang telah dilakukan oleh guru PAI
dalam meningkatkan kedisiplinan beribadah siswa di SD Negeri Balerejo 2
Dempet Demak:

1. Pembacaan tahlil berjama’ah

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah didapatkan hasil

bahwa:

Pembacaan tahlil yang dilaksanakan sesuai dengan aturan dan secara


berkesinambungan diharapkan mampu meningkatkan kedisiplinan siswa
dalam beribadah, yang pada akhirnya dapat membentuk akhlakul
karimah pada diri setiap siswa di SD Negeri Balerejo 2 Dempet80.

2. Istighotsah

Beliau juga menambahkan

Salah satu pendidikan ibadah yang dapat dijadikan sebagai media


membina kedisiplinan beribadah siswa adalah Istighotsah merupakan
salah satu media untuk memohon kepada Allah SWT, dan merupakan
Pendidikan wajib yang dilaksanakan oleh seluruh siswa SD Negeri
Balerejo 2 Dempet, ketika akan menghadapi PPDB (Penerimaan Peserta
Didik Baru), dalam pelaksanaannya siswa diharapkan memakai
perlengkapan sholat yaitu siswa laki-laki memakai peci dan sarung,
sedangkan siswa putri memakai mukena81.

80
Wawancara pribadi dengan Ibu Tuskirah, S.Pd., selaku kepala SD Negeri Balerejo 2 Dempet
di kantornya pada tanggal 1 Maret 2021, pkl. 09.00 WIB.
81
Wawancara pribadi dengan Ibu Tuskirah, S.Pd., selaku kepala SD Negeri Balerejo 2 Dempet
di kantornya pada tanggal 1 Maret 2021, pkl. 09.00 WIB.
44

Disamping itu juga beliau mengatakan bahwa:

Pihak sekolah memberikan hukuman bagi siswa yang tidak mengikuti


Pendidikan tersebut. hal ini dikandung maksud untuk memberikan efek
jerah kepada seluruh siswa, agar terus mengikuti Pendidikan tersebut,
dan juga diharapkan Pendidikan tersebut dapat menjadi media untuk
membina kedisiplinan siswa dalam beribadah82.

3. Pembacaan surat-surat pendek

Pembacaan surat-surat pendek dilaksanakan setiap hari untuk


mengawali Kegiatan Belajarnya, dengan membaca surat pendek Al-
Qur'an yang telah di tentukan oleh kepala sekolah. Kegiatan pembiasaan
ini di lakukan dengan harapan membawa suatu kebaikan. Sebagai-
mana kata pepatah “setiap kegiatan yang selalu di awali dengan kebai-
kan maka akan menghasilkan kebaikan pula”.
Kegiatan membaca surat pendek ini di lakukan setiap hari sebelum
melaksanakan kegiatan belajar mengajar(KBM) di mulai . kecuali hari
libur guru yang mengampu jam pertama, hal ini dikandung maksud agar
semua siswa dapat menghafalnya dengan baik dan benar, sehingga dapat
digunakan sebagai bekal ketika terjun di masyarakat. Disamping itu juga
melatih siswa untuk terus melaksanakan ibadah, dikarenakan membaca
al-qur’an merupakan salah satu bentuk ibadah, sehingga dapat
menumbuhkan sikap disiplin dalam beribadah dalam diri siswa83.
Dalam membaca surat pendek ini di pandu oleh ketua kelas
masing- masing kelas dan guru yang mengajar pada saat itu mengawas-
inya. "kegiatan ini harus di tanam sejak kecil agar anak menjadi terbiasa
dalam membaca Al.Qur'an dapat membuat siswa - siswi SDN Balerejo 2
memiliki skill tambahan dengan pegangan ayat pendek yang di baca
tersebut minimal mereka hafal surat pendek untuk bacaan solat dan tar-
get besarnya lulusan SDN Balerejo 2 hafal jus 30"

4. Pembacaan sholawat nariyah


Anak perlu dikenalkan berbagai macam ibadah dalam Islam sejak
dini. Salah satunya adalah membaca sholawat Nariyah. Membaca
sholawat ini bisa menjadi cara Si Kecil menyatakan rasa cintanya pada
baginda Nabi Muhammad SAW.

82
Wawancara pribadi dengan Ibu Tuskirah, S.Pd., selaku kepala SD Negeri Balerejo 2 Dempet
di kantornya pada tanggal 1 Maret 2021, pkl. 09.00 WIB.
83
Wawancara pribadi dengan Ibu Tuskirah, S.Pd., selaku kepala SD Negeri Balerejo 2 Dempet
di kantornya pada tanggal 1 Maret 2021, pkl. 09.00 WIB.
45

Berikut bacaan sholawat nariyah :

‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ِد الّذِي‬ َ ‫س ِلّ ْم‬


َ ‫س َال ًما تَا ًّما َعلَى‬ َ ‫ام َلةً َو‬
ِ ‫ص َالة ً َك‬ َ ‫أللّ ُه َّم‬
َ ‫ص ِّل‬
ِ‫ب‬ َّ ‫ضى بِه ْال َح َوائِ ُج َوتُنَا ُل بِ ِه‬
ُ ِ‫الرغَائ‬ َ ‫ب َوت ُ ْق‬ ُ ‫ت َ ْن َحل بِه ْالعُقَد ُ ِ َوت َ ْنفَ ِر ُج بِ ِه ْال ُك َر‬
َ ‫َو ُحس ُْن ْالخ ََوا ِت ِم َويُ ْست َ ْسقَى ْالغَ َمام ِب َو ْج ِه ِه ْال َك ِري ِْم َو َعلَى آ ِل ِه َو‬
‫ص ْح ِب ِه ِف ْي ُك ِّل‬
ِ ‫لَ ْم َحة َو َنفَس ِِ ِب َعدَد ُك ّل َم ْعلُ ْوم لَ َك‬
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan
curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami
Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat
terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan
dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah
dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga
terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik
dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh
Engkau."

Menurut Imam Al-Qurthubi, keutamaan membaca sholawat


Nariyah, yakni Allah SWT akan:

1. Melepaskan kedukaan, kebimbangan, dan kesusahan


2. Menghilangkan segala bahaya
3. Memudahkan rezeki
4. Membuka pintu kebajikan
5. Setiap katanya dituruti
6. Diamankan dari bencana setiap waktu dan dari kelaparan serta
kefakiran
7. Dicintai semua manusia
8. Dikabulkan permintaannya

Pembacaan sholawat nariyah di SD Negeri Balerejo 2 Dempet,


dilaksanakan secara serentak sekitar 10 menit sebelum jam
pembelajaran terakhir berakhir, hal ini merupakan salah satu cara untuk
membiasakan siswa dalam beribadah terutama membaca sholawat, yang
diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam melaksanakan
ibadah.84

5. Sholat dhuha
Sholat dhuha dilaksanakan pada jam istirahat pertama.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan didapatkan hasil bahwa
siswa sebagian besar antusias dalam melaksanakan sholat dhuha,
terbukti ketika jam istirahat tiba mereka sebagian besar langsung keluar
kelas untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat dhuha.
Diharapkan dengan pelaksanaan secara berkesinambungan dapat
meningkatkan kedisiplinan siswa dalam beribadah.

84
Wawancara pribadi dengan Ibu Tuskirah, S.Pd., selaku kepala SD Negeri Balerejo 2 Dempet di
kantornya pada tanggal 1 Maret 2021, pkl. 09.00 WIB.
46

6. Pesantren kilat
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah bahwa:
Pesantren kilat merupakan agenda rutin tahunan yang dilaksanakan
pada setiap awal bulan ramadhan, itu dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan siswa akan arti pentingnya puasa, dan juga
membangun kebiasaan baik siswa, untuk selalu melaksanakan ibadah
kapanpun, dimanapun dalam kondisi apapun85.

7. Penyambutan kedatangan siswa


Penyambutan kedatangan siswa dilaksanakan setiap hari, dengan
petugas penyambutan yang secara bergilir oleh para guru. Pendidikan
tersebut ternyata dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam
berpakaian, kehadiran siswa, serta kepatuhan dan ketundukan siswa
terhadap guru, yang pada akhirnya para siswa akan mudah menuruti dan
mematuhi perintah guru, sehingga dapat merubah akhlak siswa, dari
yang kurang baik menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik.

85
Wawancara pribadi dengan Ibu Tuskirah, S.Pd., selaku kepala SD Negeri Balerejo 2 Dempet
di kantornya pada tanggal 1 Maret 2021, pkl. 09.00 WIB.
47

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan analisa terhadap berbagai sumber penelitian dapat
disimpulkan bahwa SD Negeri Balerejo 2 Kec. Dempet Kab. Demak telah me-
laksanakan peran guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan beribadah siswa-
siswanya melalui berbagai macam kegiatan yang bernuansa keagamaan dengan
perincian sebagai berikut:
1. Peran Guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan beribadah siswa di SD
Negeri Balerejo 2 Kec. Dempet Kab. Demak sangatlah besar dikarenakan
seorang guru PAI dapat mempengaruhi siswa-siswanya dan merupakan to-
koh sentral dalam masalah agama, hal ini terbukti setiap kali siswa berpa-
pasan dengan guru-gurunya, maka mereka langsung berjabat tangan sambil
mencium tangan guru- gurunya tersebut dan mengucapkan salam. Peran
guru PAI dalam memimpin lembaganya dapat diukur dari beberapa faktor
diantaranya adalah kepemimpinan, pengorganisasian, perencanaan, penga-
wasan, bimbingan dan evaluasi.
2. Peningkatan Kedisiplinan beribadah siswa antara lain: a) ketertarikan
siswa akan ibadah, b) komitmen siswa dalam melaksanakan ibadah, c)
meningkatkan rasa senang dalam menjalankan ibadah, d) menimbulkan
energi positif dalam diri siswa serta e) meningkatkan rasa kemanusiaan dan
solidaritas antar sesama anggota masyarakat sekolah.
3. Peran Guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan beribadah sangatlah be-
sar. Dikarenakan dalam setiap Pendidikan bertujuan untuk memupuk dan
meningkatkan kebersamaan dan persaudaraan serta persatuan dan kesatuan
diantara anggota masyarakat SD.

B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti mengajukan saran:
1. Hendaknya kepada pihak SD Negeri Balerejo 2 Kec. Dempet Kab. Demak
untuk menjadikan kompetensi guru sebagai syarat utama dalam penerimaan
guru-guru,bukan sekedar mempunyai secarik kertas/ijazah.
2. Hendaknya kepada para guru, khususnya guru PAI senantiasa mengem-
bangkan kompetensi yang ada pada dirinya, baik kompetensi paedagogik
maupun kompetensi profesional.
3. Diharapkan masyarakat sekitar SD Negeri Balerejo 2 Kec. Dempet Kab.
Demak ikut melaksanakan pengawasan secara eksternal terkait dengan
kedisiplinan beribadah siswa.
48

4. Bagi orang tua hendaknya terus memantau ibadah anak-anaknya, jangan


menyerahkan tugas tersebut hanya kepada guru.

C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan syukur kehadirat alloh swt, atas rahmat dan hi-
dayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa menemui ham-
batan yang berarti.Skripsi yang penulis buat ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kekuranganoleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun.Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pe-
nulis secara khususnya dan bagi pembaca yang budiman secara luasnya.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penelitian peneliti
hanya bisa mengucapkan terimakasih. Semoga alloh senantiasa menetapkan iman
dan taqwa serta ridlonya kepada kita smua. Jazakillah khoiron katsiron jazaakh-
sanaljaza.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul kholiq, dkk. 1999. Pemikiran Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset
49

Abdul Mughist. 2008. Kritik Nalar Fiqih Pesantren. (Jakarta Kencana Prenada Me-
dia Group.

Abdul Qadir Ahmad.dkk. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Cet 1. Ja-
karta: Rineka Cipta.

Abudin Nata. 2004. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : PT. Grafindo Persada

Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta : Pustaka


Amani

Departemen Agama RI. 2004. Standar Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam
Pada Sekolah Umum dan Madrasah. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelemba-
gaan Agama Islam.

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. II. Jakarta : Balai Pustaka

Din Wahyudin, dkk. 2009. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka

Djam'an Satori, dkk. 2011. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka

Jalaluddin Abdirrahman bin Abi Bakar As-Suyuti, Jaami'us Shoghir, Indonesia:


Maktabah Darul Ihya' Al-Arabiyah, juz 1

Jamal Ma’mur Asmani. 2009. Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan


Pendidikan Profesional. Yogyakarta : DIVA Press

Jamaluddin, M.A. Syakir. 2009. Shalat Sesuai Tuntunan Nabi SAW. Yogyakarta:
LPPI UMY. Cet. 2

M. Natsir. 2011. Metode Penelitian, Jakarta: Gahlia Indonesia, Cet VI

Miftahul A'la. 2012. Quantum Teaching (buku pintar dan praktis). Yogyakarta: DI-
VAPrees. Cet. III

Moh. Sochib. 2000. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan
Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta

Moleong, J, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda


Karya

Muziyyin Arifin. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. edisi revisi. Jakarta: Bumi Ak-
sara

Ondi Saondi, dkk. 2010. Erika Profesi Keguruan. Jakarta: Refika Aditama
50

Prasetya Irawan. 2004. Logika dan Prosedur Penelitian, Cet. Ke-6, Jakarta: STIA-
LAN

S. Margono. 2010. Metodologi Penelinian Pendidikan, Cet. 8. Jakarta: Rineka Cipta

Saeful Bahri Djamarah. 2001. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Ja-
karta: Asdi Mahasatya

Santoso, L.H. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya: Pustaka Agung Harapan

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka


Cipta

Sri Anita: dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitati,


dan R & D). Bandung: Alfabeta

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif,


dan R D). Bandung : Alfabeta. cet. XIV

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan prakiek). Jakarta


: PT Rineka Cipta, edisi revisi

Suparlan. 2006. Guru sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Suparta, dkk. 2002 Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta : AMISSCO.

Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Research, jilid1. Yogyakarta : ANDI

Syaiful Bahri Djamarah, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta

Umar Tirtarahardja, dkk. 2006. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Masdakarya

Yahya bin Syarafiddin Al-Nawawi, Al-Arbain An-Nawawiyah. Surabaya: Mu-


hammd ibn Abmad ibn Nabhan wa auladihi

Zaenal Mustakim. 2009. Metode dan Strategi Pembelajaran. Pekalongan: STAIN


Press

Zakiyah daradjat, dkk. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara

Zuhairini, dkk. 2004. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Aksara.

Thesis
51

Marjiyanti. 2014. Penegakan Kedisiplinan Siswa Sebagai Upaya Mewujudkan


Akhlaq Al Karimah di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karanganyar
Tahun 2013. Surakarta : IAIN Surakarta

Anda mungkin juga menyukai