HADIS SOSIAL
DI SUSUN OLEH:
TAHUN 2020-2021
ENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada zaman modern ini, etika para murid mengalami penurunan. Kita banyak melihat murid-
murid yang berbicara kasar kepada gurunya, berbicara dengan seenaknya. Menganggap guru
sebagai teman itu boleh-boleh saja, akan tetapi tetap harus mempunyai rasa hormat kepada guru.
Tetapi tidak hanya murid yang tidak sopan terhadap gurunya, ada juga guru yang bersikap kasar
kepada muridnya. Banyak sekali kasus yang kita temui mengenai guru yang melakukan tindakan
kepada murid-muridnya.
Maka dari itu, dalam tulisan ini akan sedikit dipaparkan mengenai etika guru terhadap
muridnya, dan juga etika murid terhadap gurunya dalam bidang pendidikan. Agar para murid dan
para guru tau batasan-batasan seperti apa yang harus diperhatikan dalam hal belajar dan
mengajar.
Murid
Unsur kedua yang memegang peranan penting dalam pendidikan adalah anak didik atau
murid. Murid adalah manusia yang akan dibentuk oleh dunia pendidikan. Ia adalah objek
sekaligus subjek, yang tanpa keberadaannya proses pendidikan mustahil berjalan.
Murid merupakan potensi kelas yang harus dimanfaatkan guru dalam mewujudkan proses
belajar mengajar yang efektif. Murid adalah anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang,
baik secara fisik maupun psikologis dalam rangka mencapai tujuan pendidikannya melalui
lembaga pendidikan formal, khususnya berupa sekolah.
Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan yang sangat penting artinya bagi
terciptanya situasi kelas yang dinamis. Setiap murid harus memiliki perasaan diterima
(membership) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan diterima
itu akan menentukan sikap bertanggung jawab terhadap kelas yang secara langsung berpengaruh
pada pertumbuhan dan perkembangannya masing-masing.
3. Etika Guru terhadap Murid dalam Pendidikan
Guru merupakan seseorang yang sangat penting bagi muridnya, karena dialah yang menjadi
panutan bagi murid-muridnya itu. Dia merupakan contoh untuk murid-muridnya di sekolah,
karena sekolah adalah tempat untuk belajar setelah pembelajaran dalam keluarga. Untuk hal ini,
guru (pendidik) memiliki peran yang sangat penting dalam mengarahkan peserta didik untuk
terus belajar dan belajar karakter. Berikut ini beberapa cara yang dapat ditempuh oleh guru
(pendidik).
Guru memilih model atau metode pembelajaran yang dapat melibatkan partisipasi aktif peserta
didik dalam setiap proses pembelajaran di kelas.
Guru perlu mengajak orangtua peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam membantu
terlaksananya pendidikan karakter bagi putra-putri mereka, seperti menjadikan rumah tinggal
(keluarga) sebagai basis utama pembangunan karakter.
Guru juga harus dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didik agar ia
dapat belajar dengan efektif dalam suasana belajar yang aman; aktif; kreatif demokratis; serta
didukung dengan kedisiplinan, kejujuran, dan kesantunan.
Guru juga harus memfasilitasi peserta didiknya agar terbiasa dengan sikap dan perilaku yang
berkarakter.
Guru juga dituntut memahami karakteristik para peserta didiknya yang beragam sehingga ia
dapat menerapkan kurikulum yang tepat demi terwujudnya lulusan yang berkarakter.
Hal yang sangat penting adalah guru harus menjadi model atau teladan (uswah hasanah) bagi
peserta didik yang dapat memudahkan tugasnya dalam melaksanakan pendidikan karakter, baik
di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Beberapa peran guru seperti di atas
sangatlah penting untuk diperhatikan.
Selain itu guru juga sangatlah penting sebagai pemberi ilmu kepada muridnya, karena di dalam
Islam ilmu itu sendiri wajib untuk dituntut.
Artinya: ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim”. (Ibnu Majah).
ْ َض ُل ا ْل ِع ْل ِم َخ ْي ٌر ِمنْ ف
ُ ض ِل ا ْل ِعبَا َد ِة َو َخ ْي ُر ِد ْينِ ُك ُم ا ْل َو َر
ع ْ َف
Artinya: “Keutamaan ilmu lebih baik daripada keutamaan ibadah, dan sebaik-baik agama kalian
adalah sikap wara’.” (Ath-Thabrani).
Dari kedua hadis di atas dapat kita ketahui bahwa guru sangatlah penting sebagai pembawa
ilmu yang wajib kita tuntut itu. Akan tetapi guru juga harus mempunyai etika yang baik karena
dia merupakan teladan bagi muridnya. Berikut beberapa etika guru terhadap muridnya:
Seorang guru dalam menyampaikan proses belajar kepada santri hendaknya dengan niat;
mencari ridlo Allah SWT, menyebarkan ilmu, menghidupkan syariat agama, menghilangkan
kebatilan, terpeliharanya kebaikan iman dengan tumbuhnya generasi ulama, memperoleh pahala
dari mereka, mendapat barokah doa dari mereka, terhitung dalam orang yang menyampaikan
hukum-hukum Allah SWT.
Tidak ada alasan untuk tidak mengajar karena tidak adanya keikhlasan. Mengajarlah sekalipun
belum ikhlas, sambil membenahi niat yang benar.
Mencintai siswa seperti halnya seorang guru yang mencintai dirinya sendiri
Memberikan kemudahan dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami.
Menyampaikan materi pembelajaran dengan semangat yang tinggi.
Menganjurkan kepada siswa untuk mengulang hafalan.
Menegur siswa yang belajar diluar kemampuannya.
Tidak boleh menonjolkan rasa pilih kasih.
Buatlah suasana yang harmonis dalam ruang kelas, ingatkan siswa yang tidak hadir dengan baik.
Memperhatikan apa saja yang dikerjakan para siswa, baik dalam penyampaian salam,
berkomunikasi, saling tolong menolong dalam kebaikan.
Apabila ada siswa yang absen melebihi batas izin maka tanyakan kondisi dan keadaannya.
Menaruh rasa tawadu’ kepada siswa dan orang yang meminta petunjuk.
Berbicara dengan siswa dengan sopan dan santun terlebih kepada mereka yang berprestasi.
Selain itu saat guru mengajarkan ilmu kepada muridnya, guru tidak boleh bersikap keras atau
kasar kepada muridnya. Al-Harits, Ath-Thayalisi dan Al-Baihaqi meriwayatkan:
1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru dalam mengajarkan ilmunya
kepada murid haruslah dengan cara yang baik. Saat berbicara dengan muridnya diusahakan
untuk selalu tersenyum, iklas, dan tetap menjaga kesopan santunan walaupun dengan muridnya
sendiri.
Begitu juga dengan murid, murid harus mempunyai rasa hormat kepada gurunya. Tidak
boleh berkata kasar, dan selalu menuruti perintah guru asalkan hal itu baik. Selalu menghargai
guru dan memuliakannya.