SKRIPSI
Oleh:
Ahmad Zainul Ihsan
NPM: 171210001
Prodi: Pendidikan Agama Islam (PAI)
BAB I
PENDAHULUAN
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Jika kita
terdiri dari dua bagian yang saling terkait. Dimensi tersebut adalah dimensi
religius dan sosial. Beragama dalam ranah pengabdian serta iman dan sosial
Fakta tersebut dapat dilihat dari banyaknya perilaku tidak hormat yang
peserta didik yang berkepribadian utuh. Dan memiliki akhlak yang baik.
Akhlak merupakan salah satu ajaran Islam yang wajib dimiliki oleh
karena itu akhlak sangat penting bagi manusia dalam hubungannya dengan
kaum Khaliq dan dengan sesama manusia. Akhlak yang merupakan keadaan
muncul sebagai wujud nyata dari hasil perbuatan baik atau buruk menurut
tidak hanya dari segi keterampilan, kognitif, afektif, tetapi juga aspek
dan berakhlak mulia, dengan personal skill yang berkualitas, secara kognitif,
dan spiritual.
4
al-ustadz atau al-mu'alim, dalam hal ini juga memiliki arti sebagai orang
moral pada siswanya. .Pandangan terhadap peserta didik tidak terlepas dari
dengan sendirinya tanpa interaksi yang baik dengan orang lain. Fuad Ihsan
Mengajar dan belajar adalah satu istilah tetapi dengan arti yang berbeda.
Belajar adalah perubahan tingkah laku dari suatu pengalaman, dan mengajar
ketrampilan, nilai dan sikap yang baik yang dapat membawa perubahan
Kembali ke realitas masa kini, tak sedikit pula hubungan yang kurang
harmonis antara guru dan siswa. Apalagi bagi seorang guru yang salah
paham terhadap profesinya, lambat laun fungsi guru tersebut akan bergeser.
Begitu pula dengan seorang siswa, tidak sedikit siswa yang bersekolah
niat baik. Sementara di masa depan, prestise seorang guru semakin menurun
4
Departemen Agama RI, AL-HIKMAH Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: CV.
Penerbit Diponegoro, 2010).
5
H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar kependidikan (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1997), hlm. 13.
6
khusus lagi di bidang lembaga publik). Guru hanya dipandang sebagai orang
kontrak sosial dalam dunia pendidikan dan dalam proses belajar mengajar,
sehingga pada saat proses belajar mengajar dirasa sudah selesai maka
hubungan antara pendidik dan peserta didik tidak akan terjalin lagi. Padahal,
seorang siswa harus selalu menjaga hubungan dengan gurunya meskipun dia
Mengenai kinerja seorang guru pun dimasa kini tidak sedikit yang
menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya. Namun tidak dipungkiri
bahwa akhir-akhir ini muncul pengakuan dari peserta didik itu sendiri
terhadap rasa tidak sukanya pada seorang guru, yang disebabkan antara lain
mungkin guru yang merokok, guru yang galak, guru yang suka datang
terlambat dan terkadang masih ada alasan lain yang diungkapkan oleh
6
Muhammad Taslim, “Konsep Pendidikan Akhlak dalam Kitab Taisirul Khalaq Karya
Hafidz Hasan Al-Mas’ udi” (PhD Thesis, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, 2016), hlm. 4-5.
7
Oleh karena itu, seorang pendidik tidak boleh meremehkan apa yang
selalu siap memberikan nurani yang tinggi dan bimbingan beretika kepada
baik apabila interaksi antara pendidik dan siswa juga baik. Untuk itu
dalam sebuah studi pustaka dengan judul “Anlisis Kitab Adabul Alim Wal
Muta'alim Tentang Akhlak Pendidik dan Murid oleh KH. Hasyim Asy'ari”.
kepada peserta didik. Pikiran KH. Hasyim Asy'ari yang cenderung pada
pesan tersebut disajikan secara singkat agar pembaca tidak kesulitan untuk
Kitab Adabul Alim Wal Muta'alim Tentang Akhlak Pendidik dan Murid
seperti yang dijelaskan dalam Kitab Adabul 'Alim wal Muta'allim, yaitu
kitab akhlak yang fundamental dan mudah dipahami. Selain itu penulis akan
menganalisis akhlak apa saja yang harus dimiliki oleh pendidik dan peserta
8
didik agar selaras dan tidak ada celah diantara keduanya, karena pendidik
B. Fokus Masalah
ini adalah Menganlisis Kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’alim Tentang Akhlak
C. Rumusan Masalah
berikut:
kitab yang terkandung dalam kitab Kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’alim
D. Tujuan Penelitian
terkandung dalam Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim karya dari KH.
Hasyim Asy’ari.
peserta didik yang terdapat dalam Kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’alim
Dari uraian tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini terdapat
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat menjadi konsep baru bagi dunia pendidikan
2. Manfaat praktis
baik.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Kajian teori
1. Akhlak
a. Pengertian Akhlak
10
Akhlak berasal dari bahasa arab jama 'dari khulukun ُخ ُلٌقyang artinya
menurut istilahnya adalah ilmu yang menggambarkan baik dan buruk (benar
dari usaha dan pekerjaannya.8 Akhlak hampir sama dengan etika dan akhlak,
ada kata lain yang selalu didekatkan maknanya yaitu akhlak, akhlak, akhlak,
laku.
akhlak “Akhlak adalah sifat damai dalam jiwa dimana perbuatan mudah
membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak adalah kemauan yang
kekuatan yang lebih besar, dan kekuatan yang besar ini disebut akhlak.
7
Mustofa, Akhlak Tasawuf (Bandung: 2007, Pustaka Setia), hlm. 11.
8
Syarifah Habibah, “Akhlak Dan Etika Dalam Islam,” Jurnal Pesona Dasar 1, no. 4
(2015): hlm. 73.
11
adalah watak atau watak seseorang, yakni keadaan jiwa yang dilatih,
membayangkannya.
b. Sumber Ahklak
Akhlak tidak bisa dipisahkan dari aqidah dan syariah. Oleh karena itu
dan ketaatan sehingga tercermin dalam tingkah laku yang baik. Akhlak
adalah perilaku yang dapat dilihat (dilihat) dengan jelas, baik dalam
Allah. Namun demikian banyak pula aspek yang berkaitan dengan sikap
atau pikiran mental, seperti moralitas yang berkaitan dengan berbagai aspek
yaitu pola tingkah laku terhadap Tuhan, sesama manusia, dan pola tingkah
bersumber dari ajaran Allah dan Nabi. Akhlak Islam ini bersifat open act
sehingga bisa menjadi indikator seseorang apakah seorang muslim itu baik
atau buruk. Akhlak ini adalah buah dari iman dan syariah yang benar. Pada
dasarnya akhlak ini erat kaitannya dengan peristiwa manusia yaitu khaliq
9
Mustofa, Akhlak Tasawuf, hlm. 12-13.
12
manusia dengan khaliq (Allah Ta'ala) dan hubungan baik antara makhluk
dan makhluk. 10
macam, dari akhlak yang sangat buruk, buruk, sedang, baik, sangat baik
dasar bagi siapa saja yang bertugas meningkatkan akhlak orang lain. Secara
logika, tidak mungkin memperbaiki akhlak orang lain kecuali dia sendiri
10
Habibah, “Akhlak Dan Etika Dalam Islam,” hlm.74.
11
Al-Qur’an [68]: 4.
13
Karena salah satu ciri ilmu adalah pragmatis. Adanya ilmu pasti
teori dalam sains, maka akan menambah wawasan tentang tindakan dan
diantaranya:
yang baik.
12
Al-Qur’an [33]: 21.
14
Dengan ilmu moral, manusia bisa mengetahui batasan mana yang baik
dan mana yang buruk. Juga bisa tempat sesuai tempat. Dengan maksud agar
2. Pendidik
a. Pengertian Pendidik
Ada berbagai julukan yang diberikan untuk sosok seorang guru atau
pendidik. Salah satu yang terkenal adalah "pahlawan tanpa tanda jasa".
Julukan ini menunjukkan seberapa besar peran dan dedikasi yang dimainkan
pengaruh yang didapat siswa di sekolah berasal dari guru yang mengajar di
13
Mustofa, Akhlak Tasawuf, hlm. 26.
14
“UU14,2005GuruDosen.pdf,”diakses11November2020,http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/
UU14-2005GuruDosen.pdf.
15
diberikan kepada orang lain (siswa) dengan tujuan agar anak didik
Mengenai tugas pendidik atau guru, para ahli sepakat bahwa tugas guru
besar tugas guru adalah mengajar, memang itu bagian dari mendidik. Di
2) Soal kesehatan harus sehat jasmani dan rohani. Badan yang tidak
idiot tidak bisa mengajar karena dia tidak akan bisa bertanggung
jawab.
3. Peserta Didik
15
Tholib Kasan, Dasar-dasar pendidikan, Cet. 3 (Jakarta: Studia Press, 2009), hlm. 32-33.
17
akhirat kelak.
ditaati mulai dari segala peraturan sekolah, segala tata usaha, serta
memuaskan.
18
berkaitan erat dan bergantung satu sama lain, terpisah satu sama lain
dan berjalan secara bersamaan dalam proses mengajar siswa. Hal ini
terlihat dari berbagai aspek yang sejalan dengan aspek tugas guru yaitu
sekolah juga memiliki kewajiban yang harus ditaati mulai dari semua
16
Kasan, Dasar-Dasar Pendidikan. (Jakarta: Studia Press, 2009) hlm. 36.
19
berkaitan erat dan bergantung satu sama lain, terpisah satu sama lain
dan berjalan secara bersamaan dalam proses mengajar siswa. Hal ini
terlihat dari berbagai aspek yang sejalan dengan aspek tugas guru
pencari ilmu) merupakan salah satu dari kitab KH. Hasyim Asy’ari
lembaga pendidikan.
Bab enam adalah pekerti pekerti (studi lulus) dalam kaitannya dengan
dengan siswa yang dia ajar. Dan bab kedelapan membahas tentang
Melihat isi kitab Adabul 'Alim wal Muta'allim tampak bagi kita
Asy'ari dalam kitab ini: Pertama, bahwa ketenaran ilmu hanya akan
berkaitan erat dan bergantung satu sama lain, terpisah satu sama lain
dan berjalan secara simultan dalam proses mengajar siswa. Hal ini
terlihat dari berbagai aspek yang sejalan dengan aspek tugas guru
alim wamutaalim
Al-Azhar Mesir) adalah bahwa setiap karya akan diakui sebagai karya
'Imam Malik adalah contoh yang dapat dikedepankan dalam hal ini.
bagian belakang buku ini terdapat catatan beberapa ulama Hijaz yang
Syekh Hasan bin Said Al-Yamani; (4) Syekh Muhammad Ali bin As-
Said Al-Yamani.17
B. Kerangka Berfikir
17
“Menengok Isi Kitab Adab Al-Alim wal Muta’allim Karya KH Hasyim Asy’ari,” 12 Mei
2020, https://www.nu.or.id/post/read/119954/menengok-isi-kitab-adab-al-alim-wal-muta-allim-
karya-kh-hasyim-asy-ari.
23
KH. Hasyim Asy'ari adalah salah seorang alim alamah yang alim di
bidang Islam saat itu. Sebagai orang yang shalih dalam bidang agama, ia
mengikuti tradisi ulama kuno Salafus Salih, salah satu tradisi yang
KH. Hasyim Asy'ari dijadikan satu kitab oleh Kiai Ishomuddin Hadziq yang
diberi nama kitab Irsyadus Syari. Di kitab Irsyadus Syari, ada kitab Adabul
mendalami lebih jauh tentang KH. Hasyim Asy'ari khususnya dalam kitab
Ajar Sudrajat dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada kedua
Muhammada Rizal Fadli dan Ajar Sudrajat yang meneliti Islam dan
tentang Akhlak Pendidik dan Murid dalam buku Adabul 'Alim Wal
Muta'allim. Muhammad Rizal Fadli dan Ajar Sudrajat, dalam artikel yang
18
Muhammad Rijal Fadli dan Ajat Sudrajat, “Keislaman Dan Kebangsaan: Telaah
Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari,” Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora 18, no. 1 (2020):
109–130.
25
Ideal dalam Kitab Adabul Alim Wal Muta'allim dan relevansinya dengan
penelitian ini, hasil analisis yang diperoleh dari buku Adabul 'Alim Wal
Muta'allim mengandung tiga ciri untuk menjadi guru yang ideal atau
didiknya. Dalam UU Guru dan Dosen no. 14 Tahun 2005 memuat empat
19
M. Yazid Albasthomi, Muhammad Hanif, dan Dzulfikar Rodafi, “Karakteristik Guru
Ideal Dalam Kitab Adabul Alim Wal Muta’allim Dan Relevansinya Dengan Undang-Undang
Guru Dan Dosen No 14 Tahun 2005,” Vicratina: Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 4 (2020): 38–48.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian adalah terjemahan dari penelitian kata bahasa Inggris. Dari situ
sendiri berasal dari kata re yang artinya "kembali" dan to search yang
artinya mencari. Dengan demikian, arti sebenarnya dari riset atau reset
kualitatif.
rekaman, dll.
majalah, dokumen, catatan dan cerita sejarah dan lain-lain. Intinya, data
yang diperoleh dari studi pustaka ini dapat digunakan sebagai landasan
dasar dan alat utama untuk pelaksanaan riset lapangan. Studi tersebut juga
majalah, dokumen, catatan sejarah dan cerita dan lain-lain. Intinya, data
yang diperoleh dari studi pustaka ini dapat digunakan sebagai landasan
dasar dan alat utama untuk melakukan penelitian lapangan. Penelitian juga
B. Meode pendekatan
hipotesis tertentu, tetapi hanya mendeskripsikan apa itu tentang suatu gejala
atau kondisi.
C. Sumber data
dan sekunder.
Sumber data primer yaitu sumber data utama yang akan dikaji dalam
penelitian.
sekunder ini diambil dari sumber lain dengan mencari, dari berbagai
kabar yang berkaitan dengan akhlak pendidik dan siswa, serta browsing
internet dan informasi. orang lain yang mendukung judul penelitian ini.
melalui prosedur yang sistematis, logis dan proses pencarian data yang
valid, baik yang diperoleh secara langsung (primer) maupun tidak langsung
jawaban (output) dan sebagai upaya untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapi peneliti.
30
1. Deskriptif
peristiwa di masa kini. Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat
2. Kontekstual
antara isi dalam buku Adabul' Alim Wal Muta'allim dan aplikasinya di
kehidupan kontemporer.
31
BAB IV
ibunya diyakini sebagai keturunan Jaka Tingkir yang tak lain adalah
Syambu) bin Putri Pangeran Benowo bin Pangeran Benowo bin Jaka
Tingkir. Untuk garis keturunan ibunya yaitu Kiai Hasyim Asy'ari bin
Halimah binti Layyinah binti Shihhah (Abdussalam) bin Abdul Jabar bin
Jombang dari pasangan Kiai Asy'ari dan Nyai Halimah. Nama depannya
Hasyim Asy'ari.22
22
Amirul Ulum, Muassis Nahdlatul Ulama: manaqib 26 tokoh pendiri NU, Cetakan
pertama (Ngaglik, Sleman, Yogyakarta: Aswaja Pressindo bekerjasama dengan Pustaka Musi,
2015), hlm. 9-10.
33
dengan gadis asal Kiai Romli dari Desa Karangkates (Kediri) bernama
lagi dengan Masrurah, putri Kiai Hasan yang juga pengurus Pondok
dari orang tua dan kakeknya. Ayah dan kekekeknya adalah ulama yang
ala pesantren inilah pelajaran Islam dengan mudah tertanam dalam sumur
beberapa pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di Jawa Timur Kiai
Semarang. Selain itu, ia juga sempat mengaji Kiai Syuaib bin Abadurrozak
Timur), Syekh Amin al-Atthar, Sayyid Sultan bin Hasyim, Sayyid Ahmad
bin Hasan al-Atthar, Syekh Sayyid Yamani, Sayyid Alwi bin Ahmad as-
Shaleh Bafadhal, Syekh Sultan Hasyim Dagastani dan Syekh Khatib al-
24
Ulum, 11.
35
berdakwah bil yad (dengan kekuasaan atau organisasi), bil hal (berperilaku
baik) dan lisan (tutur kata), ia juga berdakwah secara tertulis yang cukup
langka bagi para ulama. Sehingga dengan mempelajari karyanya kita yang
mengikuti salah satu dari Empat Mazhab seperti kitab "Risalah fi Ta'dib
Dan ada juga buku yang membahas tentang tata krama seorang guru dan
orang berilmu dan pencari ilmu) yang akan dipelajari oleh penulis, dan
Buku atau buku karangan KH. Asy'ari ini telah diedit dan
Hasyim Asy'ari". Selain karya yang sudah direkam, ada juga karya KH.
Aktor penting disebut sebagai subjek yang menerima di satu sisi, dan subjek
yang memberi di sisi lain dalam interaksi pendidikan. Mata pelajaran yang
praktik dan kepribadian siswa. Di tangan para pendidik itu adalah kegagalan
pada terciptanya tingkah laku lahir batin manusia sehingga menjadi manusia
berkepribadian utuh baik untuk dirinya sendiri. dan kepada orang lain Adapun
akhlak pribadi seorang pendidik yang terdapat dalam kitab Adabul 'Alim wal
muta'allim dijelaskan bahwa terdapat dua puluh Akhlak Pendidik secara rinci
sebagai berikut:
Selalu merasa diawasi oleh Allah sendiri dan dengan orang lain. 27
selalu mengingat Allah SWT. Hal inilah yang mendasari bahwa seorang
sehingga manusia tidak akan menjadi sombong dan merasa paling hebat
“Wahai para pencari hidayah, kamu tidak akan bisa menjalankan perintah
setiap pandangan mata dan nafasmu, dari pagi hingga sore. Ketahuilah,
Allah SWT Tinggi. Selalu menjaga hati, dhahir dan pikiran Anda,
menutupi setiap langkah dan gerakan Anda. Apakah Anda sendirian atau
dengan orang lain, Anda selalu di hadirat-Nya. Tidak ada yang bergerak
kebohongan mata dan apa yang disimpan di peti, entah samar atau
rahasia "28
28
Imam Al-Ghazali Penyunting Muhammad Khatib, cara memperoleh hidayah Allah
meraih puncak mkrifat KITAB BIDAYATUL HIDAYAH (Mitrapres studio, 2013), hlm. 69.
29
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 52.
38
yang wajib dilakukan oleh setiap muslim, terutama bagi pendidik dalam
maupun jasmani. Wara 'adalah bentuk menahan diri dari hal-hal yang
hal yang halal dan halal. Ini bertujuan untuk mengajari umat Islam bahwa
yang berbunyi:
Hadits di atas telah mencakup segala hal yang tidak berguna, mulai dari
perkataan, pendengaran, pandangan, dan segala gerak jasmani dan rohani
yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari..32
33
Selalu senantiasa bersikap tawadlu’ . Selalu selalu tawadlu '.
baik kepada manusia maupun kepada Allah, karena orang yang sombong
selalu menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. Sikap ini terjadi
mendefinisikan:
yang bertaqwa kepada Allah SWT. Dan dengan tawadlu ', orang yang
32
Siti Syamsiatum Munawaroh, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Sikap
Wara’(Telaah Kitab Riyadhu Al-Shalihin Karya Imam An-Nawawi)” (PhD Thesis, UIN Raden
Intan Lampung, 2019), hlm. 5.
33
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 52.
34
Aliyyah Aliyyah, “Analisis Pendidikan Karakter Dalam Kitab Ta’limul Muta’alim Dan
Kitab Bidayatul Hidayah Serta Relevansinya Dengan Program Pendidikan Karakter Di Indonesia”
(PhD Thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019), hlm. 100.
40
pengaruh ilmu itu, juga otoritas, ketenangan, dan kesopanan dari ilmu itu.
Karena Rasul pernah berkata demikian. ulama adalah ahli waris nabi.35
dimilikinya.
kepada Allah.
adalah pendidik tidak merasa kesulitan karena masalah rizki dan tidak
ilmu atau mengajarkan ilmu itu akan diberikan oleh Allah sendiri. Abu
sahabat Nabi:
من تفقه فى دين هللا كفى همه هللا تعالى ورزقه من حيث َل
يحتسب.
35
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 53.
36
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 53.
41
niat pendidik itu sendiri, ia harus memiliki niat baik yang tetap ada di
simpati dari banyak kalangan, karena ini adalah hal yang rendah yaitu
diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas yang pernah berkata, “saya
pergi ke Harun ar-Rasyid, lalu dia berkata kepada saya, 'Wahai Abu
anak saya dapat mempelajari kitab al-muwatta' dari kalian. ' Saya berkata
pengetahuan ini telah keluar dari Anda; akan mulia jika Anda
37
Aliyyah, “Analisis Pendidikan Karakter Dalam Kitab Ta’limul Muta’alim Dan Kitab
Bidayatul Hidayah Serta Relevansinya Dengan Program Pendidikan Karakter Di Indonesia,” hlm.
66.
42
orang). "
hina ilmu adalah jika guru datang ke rumah siswa dengan membawa ilmu
untuk diajar." Jika ada keadaan mendesak yang perlu dilakukan seperti di
atas atau ada tuntutan keuntungan yang lebih besar dari pada penghinaan
kondisi seperti itu. Faktor inilah yang menjadi dasar dari apa yang
dilakukan sebagian ulama salaf ketika bertemu dengan beberapa raja dan
merasa puas dengan ilmunya, tanpa merindukan dunia orang lain karena
dunia dan bersikap qana’ah atas apa yang diberikan oleh Allah.
38
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm 53-55.
43
dunia dan fitnah yang ditimbulkannya, juga tahu bahwa dunia dengan
cepat menghilang dan sangat melelahkan. Dialah orang yang berhak cuek
terpintar akan memberikannya kepada ahli zuhud. Jadi siapa yang paling
kesempurnaan akal?”. Yahya bin Muadz berkata, “Jika dunia ini seperti
emas latak yang hancur (kayu) sedangkan akhirat adalah gerabah yang
kekal (keramik), niscaya orang bijak akan lebih memilih gerabah yang
kekal daripada emas latak yang pecah. Namun (nyatanya) dunia gerabah
kepada ahli waris dan akan mengalami kehancuran, zuhudnya harus lebih
kuat dari pada kecintaannya pada kekayaan dan dia lebih memilih untuk
39
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 56-57.
44
menurut adat istiadat dan hukum Islam, seperti hookup, penyamak kulit,
ini dilakukan, itu berarti dia membuka dirinya pada posisi yang rawan
melakukan perbuatan di atas, karena ada keperluan atau alasan lain, guru
berdosa (dengan prasangka) dan lari; tidak ingin menimba ilmu darinya
lagi.
Karena itu, Nabi Muhammad SAW. berkata kepada dua pria yang
Shofiyyah," lalu dia berkata, "Sesungguhnya setan itu seperti darah yang
40
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 57.
45
menghancurkan Anda.”41
memberi salam kepada siapapun, amar makruf nahi munkar, dan selalu
berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT. tanpa takut dikritik, dan
“....dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya
yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”(QS.
Luqman:17).43
putranya, Nabi Syits dengan Kaumnya, Nabi Nuh, Hud, dan Shaleh
Nabi Musa dengan dengan bani Isralil setelah selamat dari banjir besar,
diterima secara syariah, adat dan akhlak. Tidak cukup hanya menjalankan
pekerjaan fisik dan mental yang kekal, tetapi harus memilih yang terbaik
44
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 59.
45
M. A. Subandi, “Sabar: Sebuah konsep psikologi,” Jurnal psikologi 38, no. 2 (2011):
hlm. 225.
47
dan sempurna, karena ulama adalah panutan, rujukan hukum, dan hujatan
Allah SWT. untuk orang biasa. Dan terkadang tanpa sepengetahuan para
yang tidak mereka kenal. Jika orang saleh tidak mempraktekkan ilmunya,
maka orang lain lebih jauh mengambil contoh darinya. Kesalahan kecil
pengikutnya.46
hati dan lisan. Seperti halnya bacaan doa, dzikir yang diajarkan Nabi
pada siang dan malam, salat, puasa, haji jika bisa, bacaan doa, cinta,
hormat, dan hormat kepada Nabi. dan menjaga akhlak saat mendengar
baik, diantaranya:
c. Kirim salam,
d. Berikan makanan,
e. Kendalikan amarah,
46
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 60.
47
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 60-61.
48
menahannya,
perlahan dan dengan kasih sayang sebagai sikap Nabi terhadap orang
Badui yang buang air kecil di masjid dan kepada Muawiyah bin al-
menjadi panutan bagi anak didik yang mereka asuh. Menurut Ki Hadjar
48
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 61.
49
pengajaran dan pendidikan yang didasarkan pada cinta, asah dan pola
asuh atau pengertian, ngroso nglakoni. Inilah modal awal bagi para guru
kepala, hati dan panca indera (mendidik kepala, hati, dan tangan).
b. Iri,
c. Pelanggaran,
e. Menipu,
f. Sombong,
j. Pelit,
l. Serakah,
orang,
t. Bergosip,
KH. Akhlak tercela di atas dilarang keras oleh KH. Hasyim Asy'ari
karena semuanya bisa membuka pintu kejahatan lain. Selain itu, pendidik
yang memiliki karakter yang baik akan menjadi panutan bagi anak didik
oleh kasih sayang, penajaman dan pola asuh atau pengertian, ngroso
nglakoni. Inilah modal awal bagi para guru untuk menjadi guru teladan.
Metode teknik pengajaran ini meliputi kepala, hati dan panca indera
atau di masa yang akan datang sebagai contoh yang selalu ditiru dan
gugu.50
Beberapa ulama dan ahli fiqih yang berhati kotor tidak lolos uji
sebagai obat penyakit liver tersebut. Dan wajib bagi yang ingin
Hidayah yang ditulis oleh Imam Al-Ghazali menurut KH. Buku Hasyim
Asy'ari merupakan salah satu kitab kutub ar-raqaiq yang paling bergizi dan
b. Iri,
50
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 62.
52
c. Pelanggaran,
e. Menipu,
f. Sombong,
I. Ingin dihormati,
j. Pelit,
l. Serakah,
n. Perebutan kekayaan,
dilihat orang,
t. Bergosip,
KH. Akhlak tercela di atas dilarang keras oleh KH. Hasyim Asy'ari
karena semuanya bisa membuka pintu kejahatan lain. Selain itu, pendidik
yang memiliki karakter yang baik akan menjadi panutan bagi anak didik
pada kasih sayang, penajaman dan pola asuh atau pengertian, ngroso
nglakoni. Inilah modal awal bagi para guru untuk menjadi guru teladan.
Metode teknik pengajaran ini meliputi kepala, hati dan panca indera
atau di masa yang akan datang sebagai contoh yang selalu ditiru dan
51
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 62.
54
kepada orang yang iri dan rasa iri itu hanya akan membuat hati lelah
bahwa dengki hanya akan membuat hati capek serta tersiksa oleh
bersabda:
52
Al-Qur’an [14]: 20.
53
Al-Qur’an [7]: 99.
55
c. Obat ingin dipuji (riya) adalah mengira bahwa semua makhluk tidak
akan bisa membawa manfaat atau kerugian bagi mereka jika tidak
Allah Ta’ala:
54
Al-Qur’an [49]: 11.
56
اَل َتْح َـَتِقْر ِفي اْلَع ا َلِم ْيَن َاَقَّلُهْم * َفُرَّبَم ا َك اَن اْلَح ِقْيُر َا ُج َّلُهْم
Karena bisa jadi orang yang rendah adalah orang yang paling
mulia.”57
55
Al-Qur’an [49]: 13.
56
Al-Qur’an [53]: 32.
57
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 63-65.
57
Allah Ta'ala dan manusia, ketakutan, dan harapan. Cinta kepada Allah
18. Selalu semangat untuk menambah ilmu dan amal dengan sungguh-
58
Al-Qur’an [3]: 31.
58
bosan, memenuhi hak istri atau tamu, mencari nafkah keluarga, istirahat
sakit ringan. Mereka mencari obat untuk rasa sakit dengan belajar dan
berkata:
sedang sakit ringan. Mereka mencari obat untuk rasa sakit dengan
kemuliaan tidak bisa dicapai kecuali dengan usaha keras. Dalam Sahih
Muslin diceritakan bahwa Yahya bin Katsir berkata, "Ilmu tidak bisa
bahwa jalan surga dipenuhi dengan hal-hal yang tidak disukai oleh nafsu.
belajarnya ketika sedang sakit ringan. Mereka mencari obat untuk rasa
dalam menimba ilmu baik dengan menghafal teks dan menganalisis dan
19. Tidak malu untuk belajar kepada siapa saja, walaupaun statusnya
lebih rendah darinya, baik dari segi jabatan, nasab ataupun usia.
(wisdom) adalah harta yang hilang milik seorang mukmin, sehingga jika
59
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 66-68.
60
masih belajar. Ketika dia tidak mau belajar dan mengira dia cukup
pernah ada."
hadits yang mereka dapat dari tabi'in. Dan yang lebih hebat dari semua
Beliau bersabda:
َأَم َرِني ُهللا َأْن َأْقَر َأ َع َلْيَك َلْم َيُك ِن اّلذِيِن َكَفُرواز.
menyampaikan pesan bahwa orang yang lebih mulia tidak perlu ragu
Imam as-Syafi'i dari Mekah sampai Mesir. Selama itu saya memperoleh
ilmu yang berguna tentang beberapa hal dan dia juga belajar hadits dari
saya."
'Kamu lebih alim soal hadits daripada aku. Jadi kalau ada hadits yang
bukti)’”60
indah dan banyak pahala serta nama penulis akan langgeng selamanya.
tidak bisa dipahami, dan coba berikan materi yang sesuai untuk setiap
60
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 68-70.
62
jenis esai. Jangan terbitkan esai Anda sampai proses pengeditan, review,
yang jelas ahli dan dikenal luas. Tidak ada dasar untuk penolakan kecuali
menulis apa yang dia inginkan, puisi, cerita yang diperbolehkan atau
apapun itu, tidak ada yang menolak karyanya. Apalagi jika ada yang
menulis tentang ilmu syariah dan ilmu-ilmu yang bermanfaat, maka tidak
membuang-buang waktu untuk sesuatu yang tidak dia kuasai, dan dia
C. Analisis Akhlak peserta didik dalam kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’allim
adalah individu yang akan memenuhi kebutuhan akan pengetahuan, sikap dan
61
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, 70–71.
63
tata krama seorang peserta didik Secara lebih rinci terurai sebagai berikut:
a. Dendam
b. Dengki
niat yang baik dalam mencari ilmu diantara niat-niat itu adalah;
b. Mengamalkan ilmu
62
M Ramli, “HAKIKAT PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK,” t.t., hlm. 61.
63
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 19.
64
KH. Hasyim Asy'ari juga melarang santri untuk tidak niat buruk
duniawi seperti;
a. Mendapatkan kepemimpinan
b. Mendapatkan pangkat
c. Mendapatkan harta
pencari ilmu harus memiliki niat baik yang tertanam di dalam hatinya.
banyak kalangan. Karena itu hal yang hina yaitu menukar kebahagiaan
64
Aliyyah, “Analisis Pendidikan Karakter Dalam Kitab Ta’limul Muta’alim Dan Kitab
Bidayatul Hidayah Serta Relevansinya Dengan Program Pendidikan Karakter Di Indonesia,” hlm.
78.
65
itu dari Essence yang sangat welas asih dan welas asih.65
memperoleh ilmu
yang terlewat sejak usia tidak akan tergantikan. Seorang siswa harus
peserta didik melakukan usaha cara belajar yang efektif akan mencapai
Pada poin keempat ini, KH. Hasyim Asy'ari berpesan kepada santri
65
Khatib, cara memperoleh hidayah Allah meraih puncak mkrifat KITAB BIDAYATUL
HIDAYAH, hlm. 57.
66
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 19-20.
67
Veta Lidya Delimah Pasaribu dkk., “Penggunaan Manajemen Waktu Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Di SMP Araisiyah,” Jurnal ABDIMAS Tri Dharma Manajemen 1, no.
1 (2020): hlm. 7.
66
dengan kelimpahan hidup akan membawa ilmu yang luas, fokus pada hati
luhur dan mewah tidak akan berbahagia. Tetapi yang berbahagia adalah
orang yang mencari ilmu dengan hati, kesulitan hidup, dan khidmah dari
ulama.68
berharga itu.
e. Dan tempat yang paling baik untuk menghafal adalah kamar dan
dan minum sedikit karena kenyang hanya akan menghalangi beribadah dan
membuat kamu merasa sulit untuk belajar. Diantara manfaat makan sedikit
68
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 20.
67
adalah tubuh yang sehat dan terhindar dari penyakit akibat makan dan
َفِإ َّن الَّد َأ أْكَثُر َم ا َتَر اُه * َيُك ْو ُن ِم َن الَّطَع اِم َاِو الَّش َر اِب
terpilih yang memiliki ciri atau ciri atau dipuji dengan makan banyak.
Yang dipuji karena banyak makan adalah hewan yang tidak berakal dan
papan, dan segala kebutuhan hidup agar hatinya cerah dan mudah
ada kebutuhan dan sebab yang didapat. Faktanya, Allag senang ketika
69
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm .20-21.
70
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 21.
68
otak mati rasa dan indra lemah seperti; 1) apel asam, 2) kacang hijau, 3)
dan ikan yang berlebihan. Dan seorang siswa hendaknya menjauhi hal-hal
“jangan menambah jam tidur siang dan malam lebih dari delapan jam.
Bisa kurang dari itu asalkan tubuh cukup kuat. Bolehlah mengistirahatkan
tubuh, hati, pikiran, dan mata jika lelah dan merasa lemas dengan pergi ke
10. Meninggalkan pergaulan yang tidak mendewasakan diri dan jika dia
71
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 22.
72
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 22.
69
Karakter manusia ibarat pencuri ulung (cepat meniru perilaku orang lain)
bersamanya, maka ia harus bersahabat baik, kuat dalam agama, alim, wara
', berhati bersih, baik hati, baik hati (muru'ah), dan tidak banyak konflik. :
jika temannya dia lupa mengingatkan dan ketika dia sadar maka dia
membantunya. 73
73
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 22-23.
74
“2019_11_12-03_49_06_9ab7e1fa524ba603bc2cdbeb7bff93c3.pdf,” diakses 16 Maret
2021,https://pusdiklat.perpusnas.go.id/public/media/regulasi/2019/11/12/2019_11_12-
03_49_06_9ab7e1fa524ba603bc2cdbeb7bff93c3.pdf.
70
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
jawab.” 75
nasional saat ini. Kita bisa melihat dengan jelas, misalnya dalam tinjauan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional di atas, yang tidak lain adalah
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
akan bisa berbuat banyak dan tentunya yang terbaik untuk kemaslahatan
75
“2019_11_12-03_49_06_9ab7e1fa524ba603bc2cdbeb7bff93c3.pdf.”
71
mencapai kebahagiaan di dunia ini dan akhirat. Oleh karena itu, KH.
(keindonesiaan). Dalam hal ini, ia dikenal luas sebagai sosok yang sangat
tradisi dan akhlak mulia yang dikemukakan oleh KH. Hasyim Asy’ari
serta aktualisasi diri. Selain itu, hal penting yang harus diupayakan oleh
dan tugasnya: guru harus memiliki persiapan yang matang, baik secara
dan lain-lain.
yang mengundang murka Tuhan sebagai bentuk rasa takut kepada Allah
(khauf); tenang (sakinah) dan hati-hati (wara') dalam setiap langkah dan
76
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 70.
73
lembut kepada yang orang fakir (miskin), mencintai para tetangga dan
kerabat.
lain dengan membangun niat dan tujuan yang luhur yaitu mencari ridha
kehidupan umat (sumber daya manusia), serta demi meraih pahala dan
dan tidak menutup diri dari tradisi atau pengaruh apapun dari
guru yang tidak pernah berhenti belajar dari sumber manapun untuk
ilmu dan wawasannya. Karena ketika seorang guru merasa dirinya adalah
yang terpintar dan karena itu dia berhenti belajar, sebenarnya dia telah
(guru) selama dia masih belajar, dan jika dia pergi karena dia memiliki
cukup ilmu yang dia miliki, pada saat itu dia telah menjadi orang yang
diskusi, menulis buku, atau kegiatan ilmiah lainnya. Dalam salah satu
77
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 68-69.
75
sangat penting bagi seorang 'alim (guru), karena akan semakin mengasah
ini, apalagi jika dikaitkan dengan profil guru ideal yang dirumuskan
adalah pewaris tugas para Nabi. Karena para Nabi diutus oleh Allah
peran dan tugasnya, seorang guru dituntut memiliki jiwa profetik beserta
78
Pendidikan akhlak untuk pengajar dan pelajar, hlm. 68.
76
2017, yang telah diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna
79
“2019_11_12-03_49_06_9ab7e1fa524ba603bc2cdbeb7bff93c3.pdf.”
80
“Perpres_Nomor_87_Tahun_2017.pdf,” diakses 16 Maret 2021, https://setkab.go.id/wp-
content/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_2017.pdf.
77
yang dapat mengotori seperti; dendam, dengki, keyakinan yang sesat, dan
Jujur.
8 Meminimalisir makanan yang dapat Nilai Religius, Nilai
memperlambat kinerja otak dan hal-hal yang Jujur.
menyebabkan lupa
9 Meminimalisir tidur Nilai Religius, Nilai
Jujur. Nilai kerja keras
10 Meninggalkan pergaulan yang banyak main- Nilai Religius, Nilai
main Jujur. Nilai Bersahabat/
komunikatif
kerja keras, percaya diri, jiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif dan
inovatif, mandiri, ingin tahu, cinta ilmu , sadar akan hak dan kewajiban
diri sendiri dan orang lain, taat pada aturan, menghargai pekerjaan dan
relevan dengan pendidikan moral peserta didik dalam buku Adabul 'Alim
BAB V
A. Kesimpulan
Adabul 'Alim wal Muta'allim disebutkan ada dua puluh Akhlak yang harus
diawasi oleh Tuhan baik sendiri maupun bersama orang lain, 2) Bersikap
khauf dan khasyyah kepada Allah dalam segala geraknya, diam, berkata
dan berbuat, 3) Yakin, (selalu tenang), 4) Jadilah wara ', jaga hal-hal yang
ilmu dan tidak menghina ilmu, 10) Bersikap zuhud (berbalik menuju
dunia, tidak mencintai) terhadap dunia dan menjadi qana'ah untuk apa
adanya. Diberikan oleh Allah, 11) Orang saleh (berilmu) semua lebih baik
tradisi Islam dan hukum zahir, seperti shalat berjamaah 'ah di masjid 14)
terpuji, 17 Membersihkan jiwa dan raga dari akhlak tercela, lalu menghiasi
Jangan malu belajar dari siapapun, padahal statusnya adalah lebih rendah
dari dia, baik dari segi jabatan, garis keturunan atau umur, 20) Sibukkan
2. 2. Ada sepuluh akhlak santri dalam kitab Adabul Alim Wal Muta'allim,
yaitu; 1) Membersihkan hati dari segala hal yang dapat mencemari seperti;
3. Relevansi akhlak pendidik dan peserta didik dalam kitab Adabul ‘Alim
profesional.
keras, percaya diri, jiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif dan
inovatif, mandiri, ingin tahu, cinta ilmu, sadar akan hak dan kewajiban
B. Saran
1. Bagi pendidik
Dari kajian Akhlak Pendidik dan Siswa diharapkan menjadi wacana bagi
para pendidik, baik orang tua maupun guru dalam membina moral anak
dalam jiwa). Selain itu keteladanan dari pendidik sangat diperlukan karena
sekolah yang Islami dan dinamis dengan mengacu pada Alquran dan
Hadist.
3. Bagi masyarakat
83
Hasil penelitian yang penulis sajikan disini masih jauh dari sempurna
Oleh karena itu, penulis berharap ada peneliti baru untuk menindaklanjuti
DAFTAR PUSTAKA
“2019_11_12-03_49_06_9ab7e1fa524ba603bc2cdbeb7bff93c3.pdf.” Diakses 16
Maret2021.
https://pusdiklat.perpusnas.go.id/public/media/regulasi/2019/11/12/2019_1
1_12-03_49_06_9ab7e1fa524ba603bc2cdbeb7bff93c3.pdf.
Albasthomi, M. Yazid, Muhammad Hanif, dan Dzulfikar Rodafi.
“KARAKTERISTIK GURU IDEAL DALAM KITAB ADABUL ALIM
WAL MUTA’ALLIM DAN RLEVANSINYA DENGAN UNDANG-
UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN 2005.” Vicratina:
Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 4 (2020): 38–48.
ALIANI, SYAHRUL ODE. “ETIKA PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF AL-
QUR’AN,” 2018.
Aliyyah, Aliyyah. “Analisis Pendidikan Karakter Dalam Kitab Ta’limul
Muta’alim Dan Kitab Bidayatul Hidayah Serta Relevansinya Dengan
Program Pendidikan Karakter Di Indonesia.” PhD Thesis, UIN Sunan
Ampel Surabaya, 2019.
Departemen Agama RI. AL-HIKMAH Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung:
CV. Penerbit Diponegoro, 2010.
Fadli, Muhammad Rijal, dan Ajat Sudrajat. “Keislaman Dan Kebangsaan: Telaah
Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari.” Khazanah: Jurnal Studi Islam dan
Humaniora 18, no. 1 (2020): 109–130.
Habibah, Syarifah. “Akhlak Dan Etika Dalam Islam.” Jurnal Pesona Dasar 1, no.
4 (2015).
Ihsan, H. Fuad. Dasar-dasar kependidikan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1997.
Kasan, Tholib. Dasar-dasar pendidikan. Cet. 3. Jakarta: Studia Press, 2009.
Khatib, Imam Al-Ghazali Penyunting Muhammad. cara memperoleh hidayah
Allah meraih puncak mkrifat KITAB BIDAYATUL HIDAYAH. Mitrapres
studio, 2013.
Khatibah, Khatibah. “Penelitian kepustakaan.” Iqra’: Jurnal Perpustakaan dan
Informasi 5, no. 01 (2011): 36–39.
Kosim, Muhammad. Pemikiran Pendidikan Islam Ibn Khaldun (Kritis, Humanis
dan Religius). Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012.
Mardalis. Metode penelitian: suatu pendekatan proposal. Jakarta: Bumi Aksara,
1995.
“Menengok Isi Kitab Adab Al-Alim wal Muta’allim Karya KH Hasyim Asy’ari,”
12 Mei 2020. https://www.nu.or.id/post/read/119954/menengok-isi-kitab-
adab-al-alim-wal-muta-allim-karya-kh-hasyim-asy-ari.
85