PENDAHULUAN
Begitu juga dengan pendapat S.A Bramata, dkk bahwa: Pendidikan adalah
usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun tidak langsung, untuk
membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasannya.2
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, penguasaan
metodologi pembelajaran merupakan hal yang paling penting bagi seorang guru,
karena metodologi yang baik akan mampu mewujudkan tujuan pembelajaran.
Wina Sanjaya menyatakan bahwa:
Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak hanya sekedar
menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik.Namun pembelajaran
Pendidikan Agama Islam bertujuan mengarahkan peserta didik agar memiliki
kualitas iman, takwa dan akhlak mulia. Oleh sebab itu dalam
pembelajaran,seorang guru hendaknya tidak hanya membangun aspek kognitif
1
Sasmi Nelwati, Dasar-Dasar Pendidikan (IAIN IB Press Padang, 2006), hal. 57
2
Ibid. Hal. 41
1
2
peserta didik namun aspek efektif dan psikomotor peserta didik harus
dikembangkan.3
Jadi dalam proses pembelajaran seorang pendidik selain memberikan
pengetahuan dan penguasaan ilmu yang setinggi-tingginya yaitu secara kognitif,
seorang pendidik juga memberikan pengetahuan secara afektif dan psikomotor
kepada peserta didik, sehingga dapat membantuk kepribadian, serta peradaban
bangsa dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta
bertanggung jawab.
Untuk itu, harus diadakan rekonstruksi konsep pendidikan Islam yang
berangkat dan berorientasi pada potensi dasar manusia secara lebih sistematik dan
realistik sebab bagaimanapun sederhananya suatu proses pendidikan, ultimate
goal-nya haruslah diarahkan pada tujuan yang mulia, yakni membuat manusia
benar-benar menjadi manusia dengan melaksanakan proses pendidikan yang
memanusiakan manusia. Untuk mengoptimalkan serta mengaktualkan potensi
dasar kemanusiaan itu menjadi inti kegiatan Tarbiyah Islamiyah.
Untuk mencari serta menemukan paradigma baru, pendidikan Islam yang
humanistik, pekerjaan paling awalnya adalah menelaah manusia itu sendiri baru
kemudian menelaah konstelasi pendidikan Islam agar bisa menemukan hubungan
keduanya. Menurut Abdurrahman Mas’ud, dinyatakan bahwa:
Konsep humanisme religius merupakan sebuah konsep keagamaan yang
menempatkan manusia sebagai manusia, serta upaya humanisasi ilmu-
ilmu dengan tetap memperhatikan tanggung jawab hablum minallah dan
hablum minannas. Yang jika konsep ini diimplementasikan dalam praktek
dunia pendidik Islam akan berfokus pada akal sehat (common sense),
individualisme (menuju kemandirian), tanggung jawab (responsible),
pengetahuan yang tinggi (first for knowledge), menghargai orang lain
(pluralisme), kontektualisme (hubungan kalimat), lebih mementingkan
fungsi dari simbol, serta keseimbangan antara reward dan punishment.4
3
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
(Jakarta: Kencana, 2006), hal. 80
4
Abdurrahman Mas’ud, Menggagas Format Pendidikan Non Dikotomik Humanisme
religius Sebagai Paradigma Pendidikan Islam. Yogyakarta: Gamma Media, 2002, hal. 193
3
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka
berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan
mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi
kerendahan….”5
5
Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: PT. Insan Media Pustaka, 2013), 3:112.
4
6
Kompas.com tanggal akses 12 September 2019, 18:33 WIB tentang motivasi anak dan
remaja mengakses internet.
5
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu dan
sebaginya.
Dengan demikian implementasi Pembelajaran PAI dalam menumbuhkan
humanisme religius ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam
menyelesaikan problem atau masalah yang sedang dihadapi dunia pendidikan,
khususnya PAI.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
sebuah penelitian kualitatif deskriptif untuk melihat, mengamati dan
mendeskripsikan lebih jauh mengenai implementasi Pembelajaran PAI dalam
menumbuhkan humanisme religius.
Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini ialah PP Darussalam
Aur Duri Sumani. Hal ini dikarenakan, PP Darussalam Aur Duri Sumani
merupakan salah satu lembaga pendidikan terbaik di kabupaten Solok yang sangat
memperhatikan pengembangan dan penerapan ajaran Islam, baik pengembangan
dan penerapan dalam hal ilmu pengetahuan, sikap, nilai ataupun karakter peserta
didik yang diaplikasikan melalui berbagai program pembelajaran, khususnya
melalui pelaksanaan program pembelajaran PAI, baik di dalam maupun
diluar kelas yang kemudian dinternalisasikan kepada peserta didik melalui
berbagai aspek, baik dari aspek karakter yang harus ditampilkan pendidik sebagai
suri tauladan, penyampaian materi atau metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran dan sebagainya demi mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu
membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa.
Melalui berbagai program inilah PP Darussalam Aur Duri Sumani mampu
menumbuhkan dan menanamkan nilai nilai atau karakter yang sesuai dengan
ajaran Islam kedalam pribadi setiap peserta didik, misalnya sikap saling
menghormati, saling menghargai, semangat, sopan santun, sabar, dan sebagainya.
Selain itu, jika ditinjau dari sisi prestasi, PP Darussalam Aur Duri Sumani
merupakan salah satu lembaga yang berhasil mengantarkan peserta didiknya
mengembangkan berbagai potensi yang mereka miliki, sehingga memperoleh
berbagai prestasi, baik prestasi akademik maupun non akademik.10
10
Observasi, PP Darussalam Aur Duri Sumani, 17 Desember 2021
7
Terdapat beberapa manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
pengetahuan dan wawasan mengenai implementasi Pembelajaran PAI
dalam menumbuhkan humanisme religius.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi :
a. Pihak perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
1) Menambah literatur perpustakaan UMSB khususnya jurusan PAI
2) Bahan informasi dan ilmu pengetahuan tentang implementasi
Pembelajaran PAI dalam menumbuhkan humanisme religius,
khususnya jika ditinjau dari aspek metode yang digunakan oleh
pendidik, serta karakter humanis religius peserta didik dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
b. Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Darussalam Aur Duri Sumani
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi atau
sumbangsih pemikiran bagi lembaga pendidikan PP Darussalam Aur
Duri Sumani khususnya, mengenai implementasi Pembelajaran PAI
dalam menumbuhkan humanisme religius.
c. Bagi Peneliti
1) Penelitian ini memberikan pengalaman tersendiri bagi peneliti
dalam penulisan karya ilmiah baik secara teori maupun secara
praktek.
2) Penelitian ini memperkaya wawasan pengetahuan peneliti
mengenai implementasi Pembelajaran PAI dalam menumbuhkan
humanisme religius.
E. Penjelasan Judul
Definisi istilah berisi mengenai beberapa pengertian dari istilah istilah
penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuan
9
definisi istilah adalah agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah
sebagaimana dimaksud oleh peneliti.
1. Definisi implementasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) implementasi
memiliki arti pelaksanaan atau melaksanakan. 11 Definisi impementasi yang
dimaksud oleh peneliti dalam penelitian ini ialah pelaksanaan suatu proses
pembelajaran PAI dalam sebuah lembaga pendidikan untuk mencapai
tujuan yang di inginkan.
2. Definisi pembelajaran PAI
Pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
merupakan proses, cara dan perbuatan menjadikan orang belajar.12
Sedangkan definisi PAI dapat dipahami sebagai suatu proses pendidikan
yang memberikan tuntunan dan pedoman dalam kehidupan seseorang,
agar dapat membentuk sebuah kehidupan yang sesuai dengan ideologi
Islam.
Oemar Muhammad al-Toumy al-Syaibany menyebutkan
bahwa Pembelajaran PAI ialah segala upaya untuk mengubah
tingkah laku seseorang baik dalam hal kehidupan pribadinya, kehidupan
kemasyarakatannya maupun kehidupan alam sekitarnya, melalui sebuah
proses pendidikan.13
Definisi Pembelajaran PAI yang dimaksud oleh peneliti dalam
penelitian ini ialah sebuah proses pendidikan yang memberikan tuntunan
dan pedoman untuk memperbaiki kehidupan pribadinya, masyarakat dan
alam sekitarnya sesuai dengan ajaran Islam, agar mampu mencapai
kehidupan yang bahagia dan selamat di dunia maupun di akhirat kelak.
3. Humanisme religius
11
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hal. 548
12
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal.
24
13
Djumransjah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam: Menggali Tradisi,
Meneguhkan Eksistensi, (Malang: UIN Malang Press), hal. 18-19
10
14
Abdurrahman Mas’ud, Menggagas format pendidikan Nondikotomik (Humanisme
Religius sebagai Paradigma Pendidikan Islam), (Yogyakarta: Gama Media, 2007), hal. 193
11
BAB III
12
METODOLOGI PENELITIAN
B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan
datanya, maka sumber data di sebut Responden, yaitu orang yang merespon atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.
Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa
berupa benda, gerak atau proses sesuatu.20
Untuk mengungkap tentang bagaimana Bagaimana Implementasi
Pembelajaran PAI dalam Menumbuhkan Humanisme Religius Peserta Didik di
Pondok Pesantren Darussalam Aur Duri Sumani, maka sumber data dalam
penelitian ini terdiri dari :
1. Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
lapangan yang berkaitan dengan apa yang diteliti atau pokok dari penelitian
yang dilakukan.21 Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian
ini adalah pendidik Pondok Pesantren Darussalam Aur Duri Sumani yang
dapat memberikan data berkenaan dengan bagaimana Implementasi
Pembelajaran PAI dalam Menumbuhkan Humanisme Religius Peserta Didik
di Pondok Pesantren Darussalam Aur Duri Sumani.
2. Sumber data skunder adalah sumber data yang diperoleh dari sumber lain
yang berkaitan dengan apa yang diteliti, dalam hal ini yaitu berkenaan
bagaimana Implementasi Pembelajaran PAI dalam Meningkatkan Humanisme
Religius Peserta Didik di Pondok Pesantren Darussalam Aur Duri Sumani.
3. Sumber data skunder yang dimaksud adalah Kepala Sekolah Pondok
Pesantren Darussalam Aur Duri Sumani yang ada di Pondok Pesantren
Darussalam Aur Duri Sumani yang dapat memberikan data berkenaan dengan
apa yang diteliti.
20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta; Rineka
Cipta, 2006), h. 129
21
Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 143
14
25
Syafrudin Jamal, Dasar-dasar Metode Penelitian, (Jakarta Barat: The Minangkabau
Foundation, 2000), h. 64
26
Suharsimi, Op. Cit., (2006), h. 11
27
.Ibid., h. 6
28
Ibid., h. 244
16
datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data
display, dan conclusion drawing/ verification.29
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan batasan masalah dalam
penelitian ini kemudian dicari tema dan polanya. Reduksi berlangsung selama
penelitian dilaksanakan. Memilih data yang mereduksi memberikan gambaran
hasil penelitian. Maksudnya yaitu memeriksa kembali data yang diperoleh
pada setiap pertanyaan sesuai dengan masalah yang diteliti.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya dalah menyajikan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam penelitian ini penyajian data digunakan sesuai dengan yang
diungkapkan Miles and Huberman dalam Sugiyono the most ferequent form of
display data for qualitative research data in the past has been narrative text.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.30
3. Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan)
Penarikan atau pengambilan kesimpulan yaitu pembahasan untuk
mencari hubungan dan mendapatkan inti permasalahan. Menurut Suharsimi
Arikunto terhadap yang bersifat kualitatif, maka pengolahannya dibandingkan
dengan suatu standar atau criteria yang telah dibuat oleh peneliti.31
Berdasarkan beberapa proses itu, dapat disimpulkan bahwa dalam
mengolah dan menganalisis data, dapat dilakukan beberapa langkah sebagai
berikut:
a. Peneliti memeriksa kembali data yang diperoleh pada setiap pertanyaan
sesuai dengan permasalahan yang telah ditelit.
29
Ibid., h. 246
30
Ibid., h. 249
31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 312
17
BAB IV
32
lexy j. Moleong, Op.Cit., h. 326-338
19
A. HASIL PENELITIAN
Pada hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data dan hasil
penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, penelitian ini
menggunakan tiga jenis teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi dan
dokumentasi. Ketiga teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data data yang
berkaitan dengan fokus penelitian, yaitu mengenai implementasi Pembelajaran
PAI dalam menumbuhkan humanisme religius. Sehingga, pada bab ini, peneliti
memaparkan dan menganalisis seluruh data yang telah diperoleh selama
melakukan penelitian dilokasi penelitian.
Paparan data dan analisis data ini merupakan proses menguraikan,
menjelaskan, dan menyusun secara sistematis seluruh data yang telah diperoleh
sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh pembaca dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Adapun data data yang telah diperoleh peneliti
mengenai implementasi Pembelajaran PAI dalam menumbuhkan humanisme
religius sebagai berikut:
1. Karakter Humanisme Religius Peserta Didik di Pondok Pesantren
Darussalam Aur Duri Sumani
Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru PAI di pesantren
Darussalam Aur Duri Sumani dengan Bapak Syaiful :
Menurut Bapak Syaiful bahwa salah satu tujuan pelaksanaan
Pembelajaran PAI adalah dalam rangka mengembangkan berbagai potensi
yang dimiliki peserta didik serta menumbuhkan dan menanamkan nilai
atau karakter yang humanis dan religius kedalam diri atau pribadi peserta
didik. Proses pembelajaran pada dasarnya dapat dikatakan berhasil, ketika
dua hal tersebut dapat tercapai33.
33
Syaiful, Wawancara, Sumani, sabtu 23 Juli 2022
20
Mereka juga tidak lupa tersenyum dan bersalaman ketika bertemu dengan
34
Yulvanela, Wawancara, Sumani, Senin 25 Juli 2022
35
Ratna Dewi, Wawancara, Sumani, Senin 25 Juli 2022
36
Observasi, Sumani 26 Juli 2022
37
Mustofa, Wawancara, Sumani, selasa 26 Juli 2022
21
asrama menjelang maghrib, baik karena ada tugas yang harus dilakukan
atau ekstrakurikuler yang mereka ikuti. Di kelas juga seperti itu, biasanya
kalau dibuka sesi tanya jawab, atau saya bertanya apa ada hal yang belum
dipahami, kurang lebih enam siswa mengajukan pertanyaannya, apalagi
ketika mereka diberi kesempatan bertanya di luar materi juga, masih
banyak yang bertanya.40
ingin kembali menambah Shalat Dhuha yang sudah dilakukan ataupun peserta
didik yang mengaku tidak sempat melaksanakannya dipagi hari, misalnya karena
kelalaian yang disebabkan beberapa tugas atau kegiatan yang harus mereka
lakukan dan selesaikan dipagi hari, sehingga pada akhirnya dengan terpaksa
mereka melaksankannya di jam istirahat, meski di dalam absensi mereka sudah
terhitung tidak melaksanakan Shalat Dhuha. Hal ini dikarenakan, absensi Shalat
Dhuha tertutup pada jam 07.00 pagi.
Pada beberapa kesempatan, peneliti melakukan beberapa wawancara
dengan peserta didik yang melaksanakan Shalat Dhuha pada jam istirahat.
Sebagian besar mereka menjelaskan bahwa penyebab Shalat Dhuha dijam
istirahat pertama karena ingin menambahkan amal atau pahala Shalat Dhuha
atau karena memang mereka tidak memiliki cukup waktu melaksanakan Shalat
Dhuha di pagi hari dengan beberapa alasan tertentu45. Selain tekun, peserta
didik di PP Darussalam Aur Duri Sumani juga dapat dikatakan memiliki karakter
sabar. Sabar ini dalam artian sabar dalam menyelesaikan berbagai tugas yang
diberikan oleh pendidik, sabar dalam menghadapi karakter pendidik atau teman
yang berbeda, serta sabar dalam menghadapi berbagai masalah yang mereka
hadapi.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa terdapat beberapa karakter
humanis religius peserta didik yang sudah berhasil ditumbuhkan dan
dikembangkan di PP Darussalam Aur Duri Sumani, seperti hormat dan patuh
kepada pendidik serta saling menghormati antar sesama peserta didik, motivasi
atau semangat belajar peserta didik yang tinggi serta tekun dan sabar.
Selain melalui implementasi pembelajaran PAI, terdapat beberapa hal
yang mendukung proses menumbuhkan dan mengembangkan karakter humanis
religius peserta didik. Beberapa faaktor pendukung menumbuhkan dan
mengembangkan karakter humanis religius peserta didik di PP Darussalam Aur
Duri Sumani diantaranya sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh bapak
Hakim Hasami, yakni:
Faktor pendukung lainnya yang juga ikut berpengaruh dalam
45
Wawancara, Peserta didik, Sabtu 30 Juli 2022
25
46
Hakim Hasami, Wawancara, Sumani, 01 Agustus 2022
47
Zaituni, wawancara, Sumani, Selasa 02 Agustus 2022
26
48
Burhanudin, Wawancara, Selasa 02 Agustus 2022
27
Bapak Zaituni selaku kepala sekolah Pondok Pesantren Darussalam Aur Duri
Sumani juga memaparkan :
Pembelajaran agama merupakan pembelajaran yang kompleks,
karena pembelajaran agama berhubungan dengan hubungan manusia
dengan manusia, dengan alam, dan juga sang pencipta. Bicara tentang
evaluasi semua mata pelajaran juga mengevaluasi proses dan hasilnya.
Dalam menilai sikap tentunya diperlukan adanya pemahaman karakter dari
setiap peserta didik, hingga pendidik mampu untuk menilai setiap peserta
didik secara obyektif. Di pesantren ini terdapat dua absensi di kelas, yaitu
absensi kelas dan absensi yang di pegang masing-masing pendidik yang
dipergunakan untuk mrnjadi acuan dalam menilai sikap peserta didik.
49
Syaiful, Wawancara, Sumani, Selasa 02 Agustus 2022
50
Observasi, Rabu 03 Agustus 2022
51
Yulvanela, Wawancara Rabu 03 Agustus 2022
28
Wawancara pada waktu yang lain tentang penilaian sikap juga peneliti
lakukan dengan Muhammad Al Adan seorang peserta didik kelas XI di Pesantren
Darussalam Aur Duri Sumani yang menjelaskan :
Untuk pembelajaran Ibu Yulvanela terkadang kami peserta didik
diminta untuk menilai sikap teman kami sendiri dengan memberikan
kertas yang berisi pertanyaan tentang sikap teman yang harus di isi dengan
jujur52.
B. TEMUAN PENELITIAN
Berdasarkan paparan data hasil penelitian dan analisis data tersebut, maka
dapat dipaparkan temuan penelitian mengenai implementasi Pembelajaran PAI
dalam menumbuhkan humanisme religius di MA PP Darussalam Aur Duri
Sumani yaitu sebagai berikut:
57
Syaiful, Wawancara, Sumani, 20 Agustus 2022
31
a. Hormat kepada pendidik serta saling menghargai antar sesama peserta didik.
Karakter humanis religius peserta didik berupa sikap hormat kepada
pendidik serta saling menghargai antar sesama peserta didik, merupakan salah
satu karakter humanis religius peserta didik yang paling menonjol dan dapat
langsung diamati dan dirasakan ketika memasuki lembaga PP Darussalam Aur
Duri Sumani. Peserta didik di PP Darussalam Aur Duri Sumani sebagian besar
selalu membungkukkan badan ketika mereka kebetulan berpapasan dan melewati
salah satu pendidik ataupun orang yang dianggap lebih tua, serta bertutur kata dan
berperilaku baik dan sopan.
Hal ini dikarenakan menurut ajaran agama Islam, pendidik memiliki
peranan yang sangat penting diantaranya ialah tanggung jawab dalam menentukan
arah pendidikan, karenanya kemudian Islam sangat menghormati dan
menghargai orang yang berilmu serta bertugas sebagi pendidik. Sehingga Allah
mengangkat derajat serta memuliakan mereka melebihi orang orang yang tidak
32
berilmu58.
Sebagaimana yang telah termaktub dalam Quran surah Al-Mujadilah
ayat 11:
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.59
Hal ini mengandung pengertian bahwa terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh peserta didik dalam berinteraksi dengan pendidik, agar
senantiasa dapat menunjukkan perilaku hormat diantaranya selalu berperilaku dan
bertutur kata sopan dan lemah lembut, tidak menyombongkan diri, tidak
merendahkan atau meremehkan arahan atau nasihat pendidik dan sebagainya.61
mematuhi arahan dan bimbingan pendidik adalah sebagaimana orang sakit yang
mematuhi arahan dokternya.62
Selain bersikap hormat dan mematuhi segala arahan dan bimbingan kepada
pendidik, peserta didik di PP Darussalam Aur Duri Sumani juga memiliki karakter
saling menghargai antar sesama peserta didik. Menurut penjelasan beberapa
pendidik, di PP Darussalam Aur Duri Sumani tidak pernah terjadi masalah
mengenai saling mengejek antar sesama teman dengan teman yang lain.
62
An-Nawawi, At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an, penerjemah Siri Tarbiyah, (Jakarta:
Konsis Media, 2001), hal.35
63
Departemen Agama, Al Quran dan Terjemahannya,
34
Artinya: Kesungguhan dapat mendekatkan sesuatu yang jauh, dan bisa membuka
pintu yang terkunci.67
Hal ini mengandung pengertian bahwa dengan semangat yang kuat dan
senantiasa bersungguh sungguh maka segala hal yang diinginkan dapat tercapai,
begitupun keberhasilan dalam proses pembelajaran. Semangat atau motivasi yang
kuat yang terdapat dalam diri seseorang atau peserta didik memiliki beberapa ciri,
diantaranya:
1 ) Memiliki keinginan atau hasrat yang kuat untuk berhasil mencapai segala
keinginannya.
3 ) Giat, suka bekerja keras dan tidak pernah berhenti atau menyerah dalam
menyelesaikan tugas.
65
Abraham H. Motivation and Personality, 46
66
Abdurrahman Mas’ud, Menggagas Pendidikan Nondikotomik (Humanisme Religius
Sebagai Paradigma Pendidikan Islam), 204-205
67
Syaikh Az-Zarnuji, Terjemah Ta’lim Muta’allim, (Surabaya: Mutiara Ilmu, 2009), 40
36
68
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2014), 83
69
Nurulia Dwiyanti Tamardiyah, “Minat Kedisiplinan dan Ketekunan Belajar”, Jurnal
Manajemen Pendidikan Vol. 12 No. 1 (Januari 2017), ISSN: 1907-4034), 27
37
atau materi yang mereka anggap sulit, shalat dhuha bagi yang belum meskipun
sudah tercatat tidak melakukan shalat dhuha di absensi, ataupun kegiatan lainnya.
Tempat tempat yang biasa dijadikan sebagai tempat belajar mandiri atau
kelompok tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di tempat tempat yang mereka
anggap nyaman, seperti di halaman masjid, taman sekolah, perpustakaan,
kantin ataupun tempat tempat lainnya.
71
Departemen Agama, Al Quran dan Terjemahannya,
39
Evaluasi sikap peserta didik yang diterapkan oleh pendidik yaitu melalui
observasi mandiri yang secara langsung dikemas melalui buku catatan pendidik
dan juga absensi pendidik. Penilaian sikap yang kedua yaitu melalui teman sebaya
yang dilakukan dengan adanya kusioner yang berisi pertanyaan terkait sikap
peserta didik yang nantinya akan diisi oleh teman sebayanya.
Pre Test, Past Tes, dan Past Test, yang dilakukan oleh PP Darussalam Aur
Duir Sumani yaitu berupa pertanyaan secara lisan dan harus dijawab pula
secara lisan.
Menurut Moh. Sahlan. Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban
dari peserta didik dalam bentuk Bahasa lisan. Tes lisan digunakan untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi serta pemahaman
materi secara langsung oleh peserta didik.
75
Moh. Sahlan, Evaluasi Pembelajaran, (Jember : STAIN Jember PRESS, 2013), Hal. 5
41
bentuk tulisan, tetapi dalam menjawab tidak selalu merespon dalam bentuk
tulisan, dapat huga dalam bentuk yang lain misalnya memberikan tanda,
mewarnai, mengarsir, dan menggambar.
Hal tersebut relevan dengan pendapat Moh. Sahlan. Tes untuk unjuk kerja
adalah tekhnik penilaian berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta
didik dalam melakukan sesuatu. Sesuatu tersebut bisa berupa praktik, ataupun
penerapan dalam kehidupan sehari-hari77.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
menghormati antar sesama peserta didik, semangat belajar peserta didik yang
tinggi, serta tekun dan sabar baik dalam dalam menghadapi berbagai karakter
teman atau peserta didik lain yang tentunya berbeda beda, sabar dalam
menghadapi masalah, dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dan
sebagainya.
2. Evaluasi pembelajaran PAI dalam menumbuhkan humanisme religius peserta
didik di Pondok Pesantren Darussalam Aur Duri Sumani adalah berupa
penilaian sikap (afektif) peserta didik dengan melakukan observasi mandiri
atau secara langsung dengan mengamati sikap peserta didik, juga
menggunakan kusioner penilaian sikap teman sebaya untuk menilai sikap
temannya yang lain. Pada penilaian pengetahuan (kognitif) ialah
menggunakan pre test, past tes dan post tes, serta pelaksanaan UTS dan UAS.
Kemudian pada penilaian keterampilan (psikomotor) atau penerapan
pembelajaran PAI di lakukan penilaian terhadap kegiatan-kegiatan
keagamaan yang ada di Pondok Pesantren Darussalam Auri Duri Sumani,
seperti program sholat dhuha, sholat dzuhur, dan sholat jumat berjamaah di
pesantren.
B. SARAN
1. Bagi Kepala Sekolah Pondok Pesantren Darussalam Aur Duri Sumani
a. Diharapkab mempertahankan dan mengembangkan program program atau
kegiatan yang dapat membantu pembelajaran PAI dalam menumbuhkan
humanism religius peserta didik.
b. Diharapkan senantiasa memberikan pengarahan dan bimbingan kepada
seluruh warga Pondok Pesantren Darussalam Aur Duri Sumani..
2. Bagi Pendidik
a. Diharapkan senantiasa memberikan keteladanan, arahan, bimbingan serta
motivasi kepada peserta didik, khususnya dalam menumbuhkan humanism
religius peserta didik.
b. Diharapkan senantiasa mempertahankan dan lebih mengembangkan
penggunaan evaluasi terhadap sikap dan penerapan peserta didik dalam
hal ubudiyah.
43