Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM ISLAM

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu :
Ratna Etikasari Agus, S. Pd. I, M. Pd.

Disusun oleh :
Rizal Nurdin (206210138) MPI.E
Robbiyatul ‘Addah (206210140) MPI.E
Septina Ningrum Zahrotun Niza (206210148) MPI.E
Sri Wahyu Ningsih (206210154) MPI.E

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONOROGO
2021/2022

0
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah suatu bentuk interaksi manusia.1 Dalam Undang-


Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2
Dalam pendidikan menuntut terwujudnya manusia Indonesia yang
berkualitas, cerdas, beriman, beriptek dan berakhlakul karimah sebagai tujuan
dari pendidikan, maka perlu pengamatan dari segi aktualisasinya bahwa
pendidikan merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik
untuk mencapai tujuan dari sebuah proses pendidikan.

Pendidik dan peserta adalah dua entitas yang tak dapat terpisahkan
dalam menggerakkan dimensi pendidikan terutama pendidikan Islam.
Kedunya mempunyai interaksi secara kontinyu yang dapat menghasilkan
perambahan intelektual, namun tidak dapat dipungkiri dalam praktek
pendidikan terkadang mengalami degradasi dan dekadensi bagi kalangan
pendidik dengan mengesampingkan tradisi-tradisi humanis yang seharusnya
diberlakukan dalam dimensi-dimensi peserta didik. Hal ini penting menjadi
sebuah otokritik yang produktif dalam membangun tradisi pendidikan dengan
mensejajarkan peserta didik tanpa adanya bentuk diskriminasi.

Pendidik, peserta didik dan tujuan utama pendidikan merupakan


komponen utama dalam pendidikan, ketiga komponen tersebut merupakan
komponen yang satu jika hilang salah satu dari komponen tersebut maka
hilang pula hakikat pendidikan tersebut. Hakikat pendidik dan peserta didik
inilah yang perlu menjadi bahan pengetahuan sebagai landasan untuk

1
melakukan kegiatan transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik
yang merupakan sebagai obyek dalam penanaman nilai moral, sosial,
intelektual, keterampilan dan spiritual. Pendidik merupakan pelaku utama
dalam tujuan dan sasaran pendidikan yaitu membentuk manusia yang
berkepribadian dan dewasa.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pengertian Pendidik Dan Peserta Didik?
2. Bagaimana Kedudukan Dan Fungsi Pendidik Dan Peserta Didik Dalam
Islam ?
3. Bagaimana Karakteristik Pendidik Dan Peserta Didik Dalam Islam ?
4. Bagaimana Tugas Dan Tanggung Jawab Pendidik Dan Peserta Didik?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pendidik Dan Peserta Didik
2. Untuk Mengetahui Kedudukan Dan Fungsi Pendidik Dan Peserta Didik
Dalam Islam
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Pendidik Dan Peserta Didik Dalam
Islam
4. Untuk Mengetahui Tugas Dan Tanggung Jawab Pendidik Dan Peserta
Didik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidik dan Peserta didik

Pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik.


Sementara itu secara khususnya, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam
adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik
dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi, baik potesi Afektif,
Kognitif maupun psikologis sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. 1

Dikutip dari Abudin Nata, pengertian pendidik adalah orang yang


mendidik. Pengertian ini memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang
melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Secara khusus pendidikan dalam
persepektif pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan seluruh potensi peseta didik. Kalau kita melihat secara
fungsional kata pendidik dapat di artikan sebagai pemberi atau penyalur
pengetahuan, keterampilan. Dari istilah-istilah sinonim di atas, kata pendidik
secara fungsional menunjukan kepada seseorang yang melakukan kegiatan
dalam memberikan pengetahuan, keterampilan, pendidikan, pengalaman, dan
sebagainya, bisa siapa saja dan dimana saja. Secara luas dalam keluarga adalah
orang tua, guru jika itu disekolah, di kampus disebut dosen, di pesantren
disebut murabbi atau kyai dan lain sebagainya2.

Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab disebut dengan Tilmidz
jamaknya adalah Talamid, yang artinya adalah “murid”, maksudnya adalah
“orang-orang yang mengingini pendidikan”. Dalam bahasa arab dikenal juga
dengan istilah Thalib, jamaknya adalah Thullab, yang artinya adalah

1
Tafsir, A. (1992). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakanya

2 Manzur, I. (1990). Lisan Al-'Arab Jilid XIV. Bairut: Dar Al-Fikr.

3
“mencari”, maksudnya adalah “orang-orang yang mencari ilmu. 3Berdasarkan
pengertian diatas, yang dimaksud dengan peserta didik adalah anggota
masyarakat yang belum dewasa yang memiliki fitrah (Potensi), baik secara
fisik maupun psikis, yang memerlukan usaha, bantuan dan bimbingan orang
lain yang lebih dewasa, untuk mengembangan dirinya melalui proses
pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

B. Kedudukan dan Fungsi pendidik dan peserta didik dalam islam

Pendidik memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan


pendidikan, karena pendidik adalah pihak yang bersentuhan langsung dengan
unsur-unsur yang ada dalam sebuah aktivitas pendidikan, terutama anak didik.
Sebagai wujud dari kedudukan yang sangat penting tersebut, fungsi pendidik
adalah berupaya untuk mengembangkan segenap potensi anak didiknya, agar
memiliki kesiapan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam
kehidupannya. Untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik hendaknya
bertolak pada prinsip amar ma’ruf nahi mungkar karena pendidik sebagai
panutan bagi peserta didiknya.Dari pandangan tersebut di atas maka dapat
dipahami bahwa fungsi utama pendidik pada umunya adalah mentransfer ilmu
pengetahuan dan mentransformasikan nilai dan norma kepada peserta didik
sehingga terbentuk kepribadian yang soleh. Tugas pendidik tersebut
merupakan tugas mulia dan melebihi tanggung jawab moral yang
diembangnya, atas segala tugas yang dilaksakannya.4.

Dalam paradigma pendidikan Islam, peserta didik merupakan orang yang


belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih
perlu dikembangkan. Paradigma tersebut menjelaskan bahwasanya
manusia/anak didik merupakan subjek dan objek pendidikan yang memerlukan

3
Hamadi, A. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
4
Hifza, Pendidik dan Kepribadiannya dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: Tesisi Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010)

4
bimbingan orang lain (pendidik) untuk membantu mengarahkannya
mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta membimbingnya menuju
kedewasaan.Pada bagian lain, Ibn Khaldun berpendapat bahwa dalam proses
belajar atau menuntut ilmu pengetahuan, manusia disamping harus sungguh-
sungguh juga harus memiliki bakat. Menurutnya, dalam mencapai pengetahuan
yang bermacam-macam itu seseorang tidak hanya membuuhkan ketekunan,
tetapi juga bakat. Berhasilnya suatu keahlian dalam satu bidang ilmu atau
disiplin memerlukan pengajaran.5.

C. Karakteristik Pendidik Dan Peserta Didik


1. Karakteristik Pendidik

Pada dasarnya seorang Pendidik adalah orang yang tergolong penting


dalam pendidikan karena seorang pendidik merupakan subjek dalam proses
pendidikan dan pengajaran Islam. Proses pendidikan tidak akan berjalan
secara efektif dan efisien tanpa adanya pendidik yang mampu menjadi
seorang pengajar yang profesional. Tugas pendidik dalam pandangan Islam
secara umum ialah mendidik, yaitu mengupayakan perkembangan seluruh
potensi peserta didik, baik potensi kognitif, afektif maupun
psikomotor.Potensi itu harus dikembangkan secara seimbang sampai ke
tingkat setinggi mungkin.6 Walaupun guru dan pendidik bukan satu-satunya
faktor penentuk dari keberhasilan pendidikan, tetapi tenaga pendidik
memberikan peran sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi
tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pendidik yang rendah juga
dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.

Untuk memberikan pendidikan yang baik dan bermutu bagi


masyarakat, tidak hanya dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang
berkualitas baik,tetapi juga harus dibarengi dengan kualitas pendidik yang

5
Yasin al-Fatah, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang Press,2008).
6
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: RemajaRosdakarya, 1992),
hal. 74

5
baik, yang dalam melaksanakan tugasnya mempunyai karakteristik,
kematangan diri dan sosial yang stabil serta kematangan professional.
sehingga mampu memberikan pengajaran yang tepat bagi masyarakat.
Pendidik memiliki peranan dan tugas yang sangat penting di dalam suatu
proses pendidikan,selain harus mengajar dan mendidik peserta didik,
pendidik juga harus menunjukkan kewibawaannya kepada peserta didiknya,
karena pendidik tidak hanya dijadikan contoh ketika berada didalam ruang,
tetapi segala yang dilakukan pendidik di luar itu merupakan gambaran dari
kewibawaandan ilmu yang di miliki seorang pendidik. Dalam pandangan
Islam, seorang pendidik hendaknya memiliki karateristik yang dapat
membedakannya dari yang lain.

Dengan karakteristiknya, menjadi ciri dan sifat yang akan menyatu


dalam seluruh totalitas kepribadiannya. Totalitas tersebut kemudian akan
teraktualisasi melalui seluruh perkataan dan perbuatannya. Dalam hal ini
Abdurrahman (1992: 239-246), membagi karakteristik pendidik muslim
kepada beberapa bentuk yaitu :

a. Mempunyai watak dan sifat robbaniyah yang terwujud dalam tujuan,


tingkah laku, dan pola pikirnya.
b. Bersifat ikhlas; melaksanakan tugasnya sebagai pendidik semata-mata
untuk mencari keridhoan Allah dan menegakkan kebenaran.
c. Bersifat sabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada peserta
didik.
d. Jujur dalam menyampaikan apa yang diketahuinya.
e. Senantiasa membekali diri dengan ilmu, kesediaan diri untuk terus
mendalami dan mengkajinya lebih lanjut.
f. Mampu menggunakan metode mengajar secara bervariasi sesuai dengan
prinsip-prinsip penggunaan metode pendidikan.
g. Mampu mengelola kelas dan peserta didik, tegas dalam bertindak dan
proporsional.
h. Mengetahui kehidupan psikis peserta didik.

6
i. Tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang dapat
mempengaruhi jiwa, keyakinan atau pola berpikir peserta didik.
j. Berlaku adil terhadap peserta didiknya.7
2. Karakteristik peserta didik

Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku


yang ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan
dengan lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola aktivitasnya dalam
mewujudkan harapan dan meraih cita-cita.

Karakteristik yang dimiliki setiap peserta didik itu berbeda-


beda.Seorang pendidik atau guru perlu memahami karakteristik awal setiap
peserta didiknya sehingga ia dapat dengan mudah untuk mengelola segala
sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran termasuk juga pemilihan
strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran,
Kemampuan yang dimiliki mereka sehingga komponen pengajaran dapat
sesuai dengan karakteristik dari peserta didik yang akhirnya pembelajaran
tersebut dapat lebih bermakna. Pemahaman tentang karakteristik peserta
didik sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai, aktivitas yang
perlu dilakukan, dan assesmen yang tepat bagi peserta didik. Atas dasar ini
sebenarnya karakteristik peserta didik harus menjadi perhatian dan pijakan
pendidik dalam melakukan seluruh aktivitas pembelajaran.

Demikian pula peserta didik hendaknya dituntut memiliki dan


menanamkan karateristik yang baik dalam diri dan kepribadiannya, menurut
Imam al-Gazali ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh peserta
didik yaitu:

a. Belajar dengan nilai ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT.
Sehingga dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dituntut untuk

7
Mukroji, HAKEKAT PENDIDIK DALAM PANDANGAN ISLAM, Jurnal Kependidikan, Vol.
II No. 2 November 2014

7
menyucikan jiwanya dari akhlak yang rendah dan watak yang tercelah
dan mengisi dengan akhlak yang terpuji.
b. Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah
ukhrawi. Artinya belajar tak semata-mata untuk mendapatkan
pekerjaan, tetapi belajar ingin berjihad melawan kebodohan demi
tercapainya derajat kemanusiaan yang tinggi baik dihadapan manusia
dan Allah SWT.
c. Bersikap tawadhu (rendah hati) dengan cara menanggalkan kepentingan
pribadi untuk kepentingan pendidikannya sekalipun ia cerdas.
d. Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran,
sehingga ia terfokus dan dapat memperoleh satu kompetensi yang utuh
dan mendalam dalam belajar.
e. Mempelajari ilmu yang terpuji, baik ilmu umum maupun ilmu agama
f. Belajar dengan bertahap dan berjenjang.
g. Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu yang
lainnya.
h. Memahami nilai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari.
i. Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi.
j. Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan yaitu ilmu
yang dapat membahagiakan serta memberi keselamatan dunia akhirat.
k. Harus tunduk dan patuh pada nasehat pendidik sebagaimana tunduknya
orang sakit terhadap dokternya, mengikuti segala prosedur dan metode
mazhab yang dianjurkan pendidik pada umumnya.8
D. Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik dan Peserta Didik
1. Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik

Pendidik adalah pekerja professional yang secara khusus dipersiapkan


untuk mendidik anak-anak yang telah diamanatkan orangtua ke lembaga
pendidikan/sekolah. Pendidik sebagai orangtua kedua dan sekaligus

8
M. Indra Saputra, HAKEKAT PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN
ISLAM, Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, November 2015

8
menjadi penanggung jawab pendidikan peserta didiknya setelah orangtua di
dalam keluarganya, pendidik harus memiliki tanggungjawab pendidikan
yang baik kepada peserta didiknya.9

Tanggung jawab guru merupakan keyakinannya bahwa setiap


tindakan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya didasarkan atas
pertimbangan professional secara tepat. Pertimbangan ini dimaksudkan
supaya usaha pendidikan tidak jatuh kepada orang-orang yang bukan
ahlinya, karena hal ini dapat mengakibatkan banyak kerugian seperti, tidak
lancarnya proses belajar mengajar karena profesionalitas pendidiknya
kurang.

Tugas pendidik mestinya menyiapkan program dalam melaksanakan


pendidikan dan pembelajaran. Beberapa program sekolah yang seharusnya
dilakukan oleh pendidik dalam Islam atau dalam pendidikan Islam, sebagai
berikut: Pertama, mempersiapkan program pengajaran yang meliputi;
program tahunan yang disebut kurikulum, program semester atau catur
wulan, dan program perencanaan mengajar. Kedua, pembelajaran atau
pengajaran yang meliputi; penyampaian materi, memakai metode
pembelajaran, memakai media pembelajaran. dan mengelola kelas atau
interaksi didalamnya. Ketiga, menjalankan evaluasi hasil belajar dengan
cara menganalisis hasil evaluasi belajar, membuat laporan hasil evaluasi
belajar dan melakukan program perbaikan.

Tugas dan tanggung jawab pendidik dalam Islam sebagai berikut:

a. Memberikan ilmu pengetahuan Islam, karena ilmu pengetahuan Islam


sama pentingnya dengan ilmu pengetahuan yang lain, ilmu pengetahuan
Islam ini untuk menyeimbangkan ilmu pengetahuan umum.

9
Novan Ardi Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Al-Ruzz Media, 2012), hlm.
97.

9
b. Menanamkan keimanan dalam diri peserta didik, penanaman keimanan
ini sangat penting untuk bekal awal peserta didik agar peserta didik
dapat menjadi manusia yang beriman.
c. Membimbing peserta didik agar taat beragama, ini merupakan proses
lajutan dari menanamka keimanan dalam diri peserta didik, apabila
keimanan tersebut sudah tertanam maka peserta didik akan bisa
melakukan ketaatannya dalam beragama.
d. Mendidik anak supaya baik budi pekertinya. Dalam pendidikan tidak
hanya ilmu penegtahuan saja yang diberikan, melainkan ada juga
pendidikan karakter/moral baik untuk peserta didik, agar mereka bisa
memiliki budi pekerti yang baik untuk dirinya sendiri dan orang lain.

Bagi pendidik dalam Islam, tugas yang dilakukannya merupakan


amanat yang diterima oleh guru atas dasar pilihannya untuk memangku
jabatan guru. Dimana amanat tersebut wajib dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab agar peserta didik dapat menjadi manusia yang
berpengetahuan dan berakhlak baik.10

2. Tugas dan Tanggung Jawab Peserta Didik

Tujuan dari proses pembelajaran adalah menta’lim, mentarbiyah, atau


menta’dibkan ilmu ke dalam diri setiap peserta didik. Ilmu yang akan
dita’lim, ditarbiyah, atau dita’dibkan tersebut adalah al-haqq, yaitu semua
kebenaran yang datang dan bersumber dari Allah Swt, baik yang melalui
Nabi dan Rasul, maupun yang ada pada seluruh alam semesta, termasuk diri
manusia itu sendiri. Ilmu tersebut merupakan penunjuk jalan bagi peserta
didik untuk mengenali dan meneguhkan kembali keimanannya terhadap
Allah Swt sehingga ia mampu mengaktualisasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Karenanya, dalam konteks ini, tugas utama setiap peserta didik

10
Nurhadi dan Muhammad Irhamuddin Harahap, Konsep Tanggung Jawab Pendidik dalam Islam
(Spasi Media), hlm. 31.

10
adalah mempelajari ilmu dan mempraktikkan atau mengamalkannya
sepanjang kehidupan. (Al-Rasyidin, 2008).

Proses menuntut ilmu dilakukan dengan berbagai cara, seperti


membaca, meneliti, dan mencermati, berpikir, berdialog, berdiskusi,
meneladani, mendengarkan pengajaran, membiasakan diri, dan masih
banyak lagi aktivitas belajar lainnya yang harus dilakukan setiap peserta
didik untuk meraih ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan. Seluruh
aktivitas pembelajaran tersebut wajib dilakukan peserta didik dalam proses
belajar. Karenanya, peserta didik tidak boleh mencukupkan aktivitas
belajarnya pada suatu aktivitas saja.

Dalam perspektif falsafah pendidikan Islami, tanggung jawab utama


peserta didik adalah memelihara agar semua potensi yang dianugerahkan
Allah Swt kepadanya dapat diberdayakan sebagaimana mestinya. Dimensi
jasmani/jismiyah wajib dipelihara, agar secara fisik peserta didik mampu
melakukan aktivitas belajar. Demikian pula, dimensi ruhiyah juga wajib
dipelihara, agar bisa difungsikan sebagai energi atau kekuatan untuk
melakukan aktivitas belajar. Ketika peserta didik tidak mampu memelihara
dimensi jismiyah dan ruhiyahnya, maka energi, daya, atau kemampuan
untuk belajar mencari imu akan terganggu, bahkan bisa menjadi tidak
mampu untuk melakukannya.11

11
M. Indra Saputra, Hakekat Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidika Islam, (Al-Tadzkiyyah:
Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6, 2015), hlm. 246-247.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik.


Sementara itu secara khususnya, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam
adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik
dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi, baik potesi Afektif,
Kognitif maupun psikologis sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang belum dewasa yang
memiliki fitrah (Potensi), baik secara fisik maupun psikis, yang memerlukan
usaha, bantuan dan bimbingan orang lain yang lebih dewasa, untuk
mengembangan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Pendidik memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan
pendidikan, karena pendidik adalah pihak yang bersentuhan langsung dengan
unsur-unsur yang ada dalam sebuah aktivitas pendidikan, terutama anak didik.
Sebagai wujud dari kedudukan yang sangat penting tersebut, fungsi pendidik
adalah berupaya untuk mengembangkan segenap potensi anak didiknya, agar
memiliki kesiapan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam
kehidupannya.
Untuk memberikan pendidikan yang baik dan bermutu bagi masyarakat,
tidak hanya dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas
baik,tetapi juga harus dibarengi dengan kualitas pendidik yang baik, yang
dalam melaksanakan tugasnya mempunyai karakteristik, kematangan diri dan
sosial yang stabil serta kematangan professional.
Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang
ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan
lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola aktivitasnya dalam
mewujudkan harapan dan meraih cita-cita.

12
Pendidik sebagai orangtua kedua dan sekaligus menjadi penanggung
jawab pendidikan peserta didiknya setelah orangtua di dalam keluarganya,
pendidik harus memiliki tanggungjawab pendidikan yang baik kepada peserta
didiknya
Tanggung jawab utama peserta didik adalah memelihara agar semua
potensi yang dianugerahkan Allah Swt kepadanya dapat diberdayakan
sebagaimana mestinya

13
DAFTAR PUSTAKA

Al-Fatah, Yasin, 2008, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN-Malang


Press,
Hamadi, A. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hifza, 2010, Pendidik dan Kepribadiannya dalam Al-Qur’an, Yogyakarta: Tesisi
Program Pascasarjana UIN Sunan Kali Yogyakarta
Manzur, I. 1990. Lisan Al-'Arab Jilid XIV. Bairut: Dar Al-Fikr.
Mukroji, 2014, HAKEKAT PENDIDIK DALAM PANDANGAN ISLAM, Jurnal
Kependidikan, Vol. II No. 2

Nurhadi dan Harahap, Muhammad Irhamuddin, Konsep Tanggung Jawab


Pendidik dalam Islam,Spasi Media
Saputra, Muhammad Indra, 2015, HAKEKAT PENDIDIK DAN PESERTA
DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM, Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan
Islam, Volume 6
Tafsir, Ahmad. 1992. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakanya
Wiyani, Novan Ardi dan Barnawi, 2012, Ilmu Pendidikan Islam, Jogjakarta: Al-
Ruzz Media

14

Anda mungkin juga menyukai