Dalam pengertian yang paling umum, pendidikan adalah orang yang tugasnya mendidik. Dalam pengertian khusus
perspektif falsafah pendidikan islam, pendidik adalah orang yang bertugas untuk mengigatkan dan meneguhkan kembali
perjanjian suci (syahadah), Maka pendidik harus memiliki al- ‘ilm wa al-adab .
Dalam historika masyarakat muslim mengenal beberapa terminology untuk memqnggil orang yang bertugassebagai
pendidik antara lain:
• Mu’allim berarti orang yang memiliki ilmu pengetahuan.
• Murabbi, yaitu berarti pendidik.
Pada satu sisi, pengetahuan tentang al-rabb inilah yang mengantarkan dirinya pada peneguhan dan realisasi
syahadah primordial terhadap Tuhan. Sementara di sisi lain, pengetahuan dan syahadah tentang al-Rabb itu pulalah yang
menjadikannya layak sebagai murabbi bagi peserta didiknya (mutarrabi). Bila dikaitkan dengan Q.S, al-Isra [17] : 24
ًۗاْر ِيَغ صْ ِيٰن َّيَب ا رَ َم ا كَ ُم ْهَم ْح ارِ َّب رْ ُلَق وِ َةْم َّح الرَ ِن مِ ُّل الذَ احَ َن ا جَ ُمَه لْ ِض ْف اخَ و
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku!
Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”
Adapun muaddib, secara literal bermakna manusia yang beradab (insan adabi). Karenanya, dalam
konteks ini, sebagai muaddib, pendidik adalah orang yang bertugas menyamai dan menanamkan adab ke dalam diri
seseorang (mutaaddib).
Selain tiga istilah di atas, di dalam literature pendidikan Islam dikenal juga istilah mursyid, mudarris,
dan ustadz untuk menyebut pendidik dalam pendidikan Islam.
a. Mursyid adalah pendidik spiritual yang memberikan bimbingan ruhaniah kepada peserta didik untuk munuju dan
mendekatkan diri kepada Allah Swt.
b. Secara etimologi, terma mudarris berasal dari kata “darasa-yadarusu-darsan wa durusan wa dirasatan”, yang
berarti: terhapus, hilang bekasnya, menghapus, menjadikan usang, melatih, dan mempelajari. Dari pengertian
etimologi ini, maka pendidik dapat didefinisikan sebagai orang yang berusaha mencerdaskan peserta didik.
c. penggunaan kata ustadz untuk menyebutkan seorang pendidik, sering digunakan untuk menyebut seorang guru
besar atau professor.
B. Kedudukan Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Pendidik adalah spiritual father (bapak rohani), bagi peserta didik yang
memberikan santapan jiwa dengan ilmu, dan meluruskan perilakunya yang buruk.
Oleh karena itu, pendidik memiliki kedudukan tinggi. Dalam beberapa Hadits
disebutkan: “Jadilah engkau sebagai guru, atau pelajar atau pendengar atau
pecinta, dan Janganlah engkau menjadi orang yang kelima, sehingga engkau
menjadi rusak”..
Al-Ghazali berkesimpulan bahwa pendidik disebut sebagai orang-orang
besar yang aktivitasnya lebih baik daripada ibadah setahun, selanjutnya Al-
Ghazali menukil dari perkataan para ulama yang menyatakan bahwa pendidik
merupakan pelita segala zaman, orang yang hidup semasa dengannya akan
memperoleh pancaran cahaya keilmiahannya
Kedudukan guru dalam seluruh kehidupan si murid demikian pentingnya,
sehingga seorang murid harus mempertimbangkan betul-betul sebelum
memutuskan untuk belajar dengan seorang guru tertentu.
C. Syarat-syarat dan Sifat-sifat Pendidik dalam Pendidikan Islam
Ramayulis, menguraikan tugas pendidik sebagai warasat al-anbiya (pewaris nabi), pada
hakekatnya mengemban misi rahmat li al-„alamin yakni suatu misi yang mengajak manusia untuk tunduk
dan patuh pada hukum-hukum Allah, guna memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Untuk
melaksanakan tugas demikian, pendidik harus bertitik tolak pada amar ma ‟ruf nahi mungkar, menjadikan
prinsip tauhid sebagai pusat kegiatan penyebaran misi iman, islam dan ihsan, kekuatan yang dikembangkan
oleh pendidik adalah individualitas, sosial dan moral.
Muh. Uzer Usman, menjelaskan bahwa tugas guru (pendidik) sebagai profesi meliputi mendidik,
mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Pada bagian lain, Usman menyoroti tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua, Sedangkan tugas guru pada bagian lain adalah terhadap
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pada bidang ini guru merupakan komponen strategis
yang memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa.