Anda di halaman 1dari 14

KORELASI UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN

dengan AJARAN ISLAM

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Dr. Fifi Nofiaturrohmah, M. Pd.I, M.Si

Disusun Oleh:

1. Agustina (1510310009)
2. Elviana Lailatul Qomariyah (1510310034)
3. Ahmad Imamuddin (1510310038)
4. Muhammad Abdul Ghofur (1310310078)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidik dalam islam adalah orang yang mengajarkan ilmu dan
pengetahuannya untuk peserta didik. Setiap manusia dapat menjadi
pendidik, jika ia mau mengajarkan dan mengamalkan ilmu yang ia punyai.
Pendidik harus manusia, karena hanya manusialah yang dapat dididik.
Manusia dengan manusia adalah sejenis, jadi manusia pendidik dapat
mendidik manusia lain sebagai peserta didik.

Menjadi seorang pendidik bukan hanya sekedar memiliki


kecerdasan dan ilmu atau pengetahuan yang diunggulkan, tetapi seorang
pendidikharus mempunyai sifat-sifat mulia untuk mendidik peserta didik,
seperti sifat dewasa, dalam artian pendidik harus mempunyai sikap yang
dewasa dalam menghadapi semua masalah, dewasa juga dapat diartikan
bahwa pendidik harus lebih dewasa dari pada peserta didik, mulai dari
umur, cara berfikir, sikap, dan lain-lain. Seorang pendidik harus
mempunyai sifat tanggung jawab untuk membimbing peserta didik agar
mereka mengerti akan mata pelajaran tersebut, dan memberikan contoh
sikap yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan kepada peserta didik,
menjelaskan pada peserta didik bahwa ini adalah sikap yang baik atau
sikap yang buruk. Seorang pendidik juga harus mempunyai sifat bijaksana,
tidak memilih atau membeda-bedakan antara peserta didik yang pandai
atau pun kurang pandai, pendidik harus bersikap netral dan tidak memihak
satu sama lain.
Dalam hal ini, kita akan membahas mengenai korelasi unsur-unsur
dari pendidikan dengan ajaran Islam. Adapun unsur-unsur dari pendidikan
yakni: pendidik (orang yang membimbing), peserta didik, tujuan
pendidikan, materi pendidikan, alat dan metode, dan lingkungan.

1
B. Rumusan Maslah
1. Apa pengertian dari pendidikan?
2. Apa unsur-unsur pendidikan dalam filsafat pendidikan Islam?
3. Bagaimana korelasi antar unsur pendidikan dalam ajaran Islam?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan dan Pendidik


Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas, yakni
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.1
Sedangkan menurut John Dewey Pendidikan adalah The General
Theory Of Education. John Dewey tidak membedakan filsafat pendidikan
dengan teori pendidikan, sebab itu dia mengatakan pendidikan adalah teori
umum pendidikan.
Menurut Hamka pendidikan adalah adalah proses ta’lim dan
menyampaikan sebuah misi (Tarbiyah). Tarbiyah mengandung arti yang
lebih komprehensif dalam memaknai pendidikan terutama pendidikan
Islam baik secar vertikal maupun horizontal. Prosesnya merujuk pada
pemeliharaan dan pengembangan seluruh potensi (fitrah) peserta didik
baik jasmani maupun rohani. Jadi yang dimaksud pendidikan dalam
makalah ini ialah usaha sadar dan terencana untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan.
Adapun aspek dari pendidikan salah satunya adalah menolong.
Mengapa menolong? Bukan mencetak atau mewujudkan? Ya, karena
pendidik mengetahui bahwa pada manusia itu ada potensi yang
dikembangkan untuk menjadi manusia.
Kata “menolong” mengkiaskan agar pendidik tidak sombong. Bila
berhasil maka hasil itu adalah berkat usaha murid itu sendiri dan usaha
dari orang lain atau pengaruh lainnya, sebagiannya merupakan hasil dari si

1
UU RI NO. 20 th. 2003, tentang SISDIKNAS, Bandung: CitraUmbara, 2003, hlm 07
3
pendidik. Kata “menolong” juga mengajarkan kepada pendidik bahwa ia
mestilah melakukan pertolongan itu dengan kasih sayang. Tidak ada
pertolongan yang kosong dari kasih sayang. Konsekuensinya ialah
pendidik tidak akan berhasil menolong bila dalam menolong itu tidak ada
kasih sayang kepada yang ditolong. Kata “menolong” juga mengandung
pengertian kearah benar.2 Jadi pendidik harus menolong murid dan
pertolongannya harus berisi sesuatu yang benar. Dan Al-Qur’a mengaskan
“tolong menolonglah kamu dalam hal kebaikan”.3

B. Unsur-unsur Pendidikan
Unsur-unsur pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Pendidik (Orang yang membimbing)
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi
bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan
jasmani dan rohani agar mencapai kedewasaannya, mampu
melaksanakan tugasya sebagai makhluk Allah sebagai kholifah di
muka bumi, sebagai mahluk sosial dan sebagai individu yang sanggup
berdiri sendiri.4 Oleh karena itu, yang bertanggung jawab atas
pendidikan adalah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran
dan latihan, dan masyarakat.
Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses
pendidikan, dipundaknya terletak tanggung jawab yang besar dalam
upaya mengantarkan peserta didik kearah tujuan pendidikan yang
dicita-citakan. Secara umum, pendidik adalah mereka yang memliki
tanggung jawab mendidik. Mereka adalah manusia dewasa karena hak
dan kewajibannya melaksanakan proses pendidikan.
Selain mendidik pendidik/guru mempunyai empat tugas, yaitu:

2
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, hlm
37
3
Ibid, hlm 38
4
Abd. Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, Komplek POLRI Gowok Blok D: Teras, 2009,
hlm 179
4
a. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam
b. Menanamkan keilmuwan dalam jiwa anak
c. Mendidik anak agar taat menjalankan agama
d. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang baik.
Toto Suharto mengutip dari pendapat Muraini dan Abdul Majid
dalam bukunya mengemukakan tiga fungsi pendidik, yaitu:
a. Fungsi Instruksional yang bertugas melaksanakan pengajaran
b. Fungsi Edukasional yang bertugas mendidik peserta didik agar
mencapai tujuan pendidikan
c. Fungsi Managerial yang bertugas memimpin dan mengelola
pendidikan.5

2. Peserta Didik
Dalam paradigma pendidikan Islam, peserta didik merupakan
sesuatu yang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar
(fitrah) yang perlu dikembangkan.
Di sini peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri dari
aspek jasmani dan ruhani yang belum mencapai kematangan, baik
fisik, mental, intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, ia
senantiasa memerlukan bimbingan arahan pendidik agar dapat
mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya
menuju kedewasaan. Potensi dasar yang dimiliki peserta didik tidak
akan berkembang secara maksimal tanpa melalui proses pendidikan.
Islam memandang “setiap anak dilahirkan dengan dibekali fitrah,
kedua orangtuanyalah yang dapat membuat ia menjadi seorang majusi,
nasrani atau yahudi”. Dari pandangan ini tampak bahwa islam
mengakui bahwa peserta didik selaku manusia memang memiliki
fitrah, tetapi bagaimana fitrah ini dapat dikembangkan dengan baik
5
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, hlm 113-
114

5
tergantung juga oleh keadaan lingkungan yang melingkupinya.
Perpaduan Antara faktor fitrah dan faktor lingkungan dalam konsepsi
islam merupakan proses dominan yang dapat memengaruhi
pembentukan kepribadian seorang peserta didik.
Peserta didik sebagai subjek pendidikan, menurut Sayyidina Ali
Bin Abi Thalib, Jika menginginkan keberhasilan meraih ilmu harus
memenuhi enam syarat yaitu :
a. ‫دكاء‬ (cerdas)
b. ‫حزص‬ (bersungguh-sungguh)
c. ‫اصطبار‬ (sabar)
d. ‫بلغة‬ (biaya)
e. ‫ارشاداستاذ‬ (petunjuk guru)
f. ‫طىلزمان‬ (waktu yang lama)6
3. Tujuan Pendidikan
Ghozali melukiskan tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan
hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya yaitu sesuai
dengan filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan
jiwa dengan maksud dibalik itu membentuk individu-individu yang
tertandai dengan sifat-sifat utama dan takwa.7
Al-Qabisi berpendapat juga bahwa tujuan pendidikan adalah untuk
meningkatkan kepribadian (syakhsiah) pelajar agar selaras dengan
nilai-nilai islam. Lebih spesifik lagi tujuan pendidikan untuk
mengembangkan kekuatan akhlak, menimbulkan rsa cinta kepada
agama, berpegang teguh kepada ajarannya serta berperilaku yang
sesuai dengan ajaran islam.8
Tujuan pendidikan dapat dijumpai pada tujuan hidup manusia agar
menjadi orang yang baik dan berguna sesuai dengan kehendak

6
Ibid, hlm 119-120
7
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru,
Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002, hlm 33
8
Abd. Achmad Assegaf, Aliran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadroh Keilmuwan Tokoh
Klasik Sampai Modern, Jakarta: Rajawali Press, 2013, hlm 66
6
Penciptanya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa, bekerja keras,
hidup yang seimbang, beribadah, tolong-menolong, dan berakhlak
mulia.9
4. Materi Pendidikan
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam
kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan.
Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal.Materi ini bersifat
nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan
bangsa.Sedangkan muatan lokal misinya adalah mengembangkan
kebhinnekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan.
Dengan demikian jiwa dan semangat Bhinneka Tunggal Ika dapat
ditumbuhkembangkan.
5. Alat dan Metode
Agar interaksi dapat berlangsung baik dan tercapai tujuan, maka
disamping dibutuhkan pemilihan materi pendidikan yang tepat, perlu
dipilih metode yang tepat pula. Metode adalah cara menyampaikan
materi untuk mencapai tujuan pendidikan.
Adapun yang dimaksud dengan alat pendidikan ialah segala
sesuatu yang dipergunaan dalam usah untuk mencapai tujuan dari
pendidikan.
Alat-alat pendidikan dapat dikelompokkan menjadi 3 dengan
uraian atau klasifikasi sebagai berikut :

Alat pengajaran dibagi menjadi 3:


a. Alat pengajaran klasikal. Seperti: papan tulis, kapur, dan lain-
lain.
b. Alat pengajaran individual. Seperti: alat tulis, buku pelajaran,
dan lain-lain

9
Abudin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: Prenadamedia, 2016,
hlm 173
7
c. Alat Peraga. Seperti Globe (tiruan bumi)
6. Lingkungan
Lingkungan adalah yang meliputi kondisi dan alam dunia yang
dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan
dan perkembangan manusia. Meskipun lingkungan tidak bertanggung
jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun sangat menentukan
yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab
bagaimanapun anak tinggal dalam suatu lingkungan yang disadari atau
tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan
mencakup beberapa hal, yaitu:
a. Tempat (lingkungan fisik); keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan
alam.
b. Kebudayaan (lingkungan budaya); dengan warisan budaya tertentu
, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.
c. Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat)
keluarga, kelompok bermain, desa,dan perkumpulan. Dilihat dari
segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di
dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat mengalami
pendidikan.

C. Korelasi Unsur Pendidikan dengan Ajaran Islam


Pendidik dalam islam adalah orang yang mengajarkan ilmu dan
pengetahuannya untuk peserta didik. Setiap manusia dapat menjadi
pendidik, jika ia mau mengajarkan dan mengamalkan ilmu yang ia punyai.
Pendidik harus manusia, karena hanya manusialah yang dapat dididik.
Manusia dengan manusia adalah sejenis, jadi manusia pendidik dapat
mendidik manusia lain sebagai peserta didik.
Menjadi seorang pendidik bukan hanya kecerdasan dan ilmu atau
pengetahuan yang diunggulkan, tetapi seorang pendidik juga harus
mempunyai sifat-sifat yang mulia untuk mendidik peserta didik, seperti
seorang pendidik harus bersifat dewasa, dalam artian pendidik harus

8
mempunyai sikap yang dewasa dalam menghadapi semua masalah, dewasa
juga dapat diartikan bahwa pendidik harus lebih dewasa daripada peserta
didik, mulai dari umur, cara berfikir, sikap, dan lain-lain. Dewasa juga
mempunyai arti seseorang yang dapat bertahan hidup sendiri. Pendidik
juga harus mempunyai sifat tanggung jawab, seorang pendidik harus
mempunyai sifat tanggung jawab untuk membimbing peserta didik agar
mereka mengerti akan mata pelajaran tersebut, juga tanggung jawab untuk
memberikan nilai-nilai yang baik untuk peserta didik, memberikan contoh
sikap yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan kepada peserta didik,
menjelaskan pada peserta didik bahwa ini adalah sikap yang baik atau
sikap yang buruk. Seorang pendidik juga harus mempunyai sifat bijaksana,
tidak memilih atau membeda-bedakan antara peserta didik yang pandai
atau pun kurang pandai, pendidik harus bersikap netral dan tidak memihak
satu sama lain.
Kedudukan pendidik dalam islam adalah sebagai Bapak Rohani
(Spiritual Father), yaitu seorang bapak yang memberikan ilmu, akhlak
mulia, kenyamanan, memberi naungan, sebagai tempat curhat, dan lain-
lain. Seperti itulah ibaratnya seorang pendidik, yang memberikan ilmu dan
pengetahuan untuk peserta didik dan menjadi bapak atau ibu saat peserta
didik berada di lingkungan sekolah. Seorang pendidik harus memberikan
kenyamanan untuk peserta didik dan menaungi disaat peserta didik merasa
katakutan untuk belajar, memberikan semangat disaat peserta didik malas
untuk belajar. Pendidik menjadi ayah atau ibu yang kedua bagi peserta
didik, pendidik memberikan dorongan dan nasihat ketika peserta didik
berada dalam lingkungan pendidikan.
Kata pendidik banyak disebut dalam Al-Qur’an, seperti Tarbiyah,
Ta’lim ta’dib, dan Tahzib. 1) Tarbiyah memiliki tujuh arti, yaitu
education (pendidikan), upbringing (asuhan), teaching (pengajaran),
instruction (perintah), pedagogy (pendidikan), breeding (pemeliharaan),
raising (peningkatan). Tarbiyah yaitu pertumbuhan atau pengembangan.
Tarbiyah adalah pendidikan dan yang mendidik disebut Murabbi atau

9
alimun. Tarbiyah dalam Al-Qur’an tidak sekedar upaya pendidikan pada
umumnya, tapi tarbiyah juga menyinggung tentang aspek religius, 2)
Ta’lim, mempunyai Sembilan arti, yaitu information (berita), advice
(nasehat), instruction (perintah), direction (petunjuk), teaching
(pengajaran), training (pelatihan), schooling (pendidikan di sekolah),
education (pendidikan), apprenticeship (bekerja sambil belajar). Ta’lim
adalah pendidikan dan yang mendidik disebut Mu’alim. Ta’lim lebih
condong pda aspek pemberian informasi, karena pengetahuan yang
dimiliki akibat dari pemberitahuan. Sehingga dalam istilah ta’lim
menempatkan peserta didik pasif, 3) Ta’dib memiliki lima macam arti,
yaitu education (pendidikan), discipline (ketertiban), punishment
(hukuman), discipline punishment (hukuman deni ketertiban). Ta’dib
adalah pendidikan dan yang mendidik disebut Mua’ddib. 4) Tahzib,
memiliki sepuluh arti, yaitu expurgation (penghilangan yang jelek),
emendation (perbaikan), correction (pembetulan), revision (perbaikan),
training (pelatihan), instruction (perintah), education (pendidikan),
upbringing (penumbuhan), culture (kebudayaan), refinement (perbaikan).
Tahzib lebih menitik beratkan pada aspek perbaikan atau penghilangan
sifat buruk berdasarkan masalah moral.10
Peran pendidik dalam islam adalah mencerdaskan peserta didik,
jika di dunia ini tidak ada pendidik maka dunia akan hancur karena
manusia-manusia bodoh. Orang-orang yang berilmu tidak boleh
menyembunyikan ilmu yang dimilikinya untuk dirinya sendiri, melainkan
harus memberikan atau mengamalkan ilmu tersebut untuk orang lain yang
tidak berilmu sehingga menjadi berilmu dan pandai. Sesuai dengan firman
Allah swt dalam QS.al-Mujadalah 11:
‫يأيها الذيه ءامىىا إذا قيل لكم تفسحىا فى المجلس فافسحىا يفسح هللا لكم وإذاقيل اوشزوا‬
‫فاوشزوا يزفع هللا الذيه ءامىىا مىكم والذيه أوتىا العلم درجت وهللا بما تعملىن خبيز‬

10
Abdurrahman Mas’ud, dkk., Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2001, hlm 63
10
"Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan."
Tetapi jika orang-orang yang berilmu yang tidak mengajarkan atau
menyampaikan ilmunya kepada orang lain akan mendapatkan ancaman
berat, seperti hadis Nabi yang berbunyi “Barang siapa yang diajari
sesuatu ilmu lalu dia menyembunyikannya, maka Allah mengekangannya
pada hari kiamat dengan kalungan api neraka”
Dengan adanya ancaman yang demikian, maka sebaliknya orang
yang senang dan gembira serta sadar akan tanggung jawabnya sebagai
pendidik, akan selalu mendapat perlindungan dari Allah dan dicintai
sesame manusia. Dengan pendapat hadis tersebut, menunjukkan betapa
beratnya tugas pendidik itu menurut pendapat islam. Ancaman tersebut
tidak lain adalah untuk tujuan agar para pendidik dalam memberikan
pendidikan kepada peserta didik tidak merugikan pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik dan agama. Secara tidak langsung peran
pendidik sangat besar terhadap peserta didik untuk mencerdaskan mereka
dan memberikan ilmu kepada mereka. Peran pendidik kepada peserta
sangat besar, yaitu memberikan contoh perilaku yang baik kepada peserta
didik karena guru adalah digugu dan ditiru.

11
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas, yakni pendidikan


adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.

Unsur-unsur pendidikan meliputi: Pendidik (Orang yang membimbing),


peserta didik, tujuan pendidikan, materi pendidikan, alat dan metode, lingkungan.

Kedudukan pendidik dalam islam adalah sebagai Bapak Rohani (Spiritual


Father), yaitu seorang bapak yang memberikan ilmu, akhlak mulia, kenyamanan,
memberi naungan, sebagai tempat curhat, dan lain-lain. Seperti itulah ibaratnya
seorang pendidik, yang memberikan ilmu dan pengetahuan untuk peserta didik
dan menjadi bapak atau ibu saat peserta didik berada di lingkungan sekolah.

Peran pendidik dalam islam adalah mencerdaskan peserta didik, jika di


dunia ini tidak ada pendidik maka dunia akan hancur karena manusia-manusia
bodoh. Orang-orang yang berilmu tidak boleh menyembunyikan ilmu yang
dimilikinya untuk dirinya sendiri, melainkan harus memberikan atau
mengamalkan ilmu tersebut untuk orang lain yang tidak berilmu sehingga menjadi
berilmu dan pandai. Sesuai dengan firman Allah swt dalam QS. Al-Mujadalah
ayat 11 yang berbunyi:"Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang

12
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."

DAFTAR PUSTAKA

UU RI NO. 20 th. 2003, tentang SISDIKNAS, Bandung: CitraUmbara, 2003

Assegaf, Abd. Achmad Aliran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadroh Keilmuwan Tokoh
Klasik Sampai Modern, Jakarta: Rajawali Press, 2013

Aziz, Abd, Filsafat Pendidikan Islam, Komplek POLRI Gowok Blok D: Teras, 2009

Azra, Azzumardi, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru,
Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002

Mas’ud, Abdurrahman, dkk., Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Fakultas


Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2001

Nata, Abudin, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: Prenadamedia, 2016

Suharto, Toto, Filsafat Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011

Tafsir, Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012

13

Anda mungkin juga menyukai