Dosen Pengampu:
Moh. Faizin, M.Pd.I
197208152005011004
Disusun oleh:
1. NAMA NIM
2. NAMA NIM
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, mari kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena atas
ridhonya telah memberikan kesempatan pada kelompok untuk menyelesaikan
makalah ini. Serta atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul aqidah sebagai pokok ajaran Islam. Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini, kami sudah berusaha untuk memberikan dan
mencapai hasil yang semaksimal mungkin. Oleh sebab itu pada kesempatan ini,
kami ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada
Bapak Moh. Faizin, M.Pd.I. Selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Studi Islam.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan ke depannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam mempunyai peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan sumber
daya manusia (SDM), yang mana dalam ajaran Islam menempatkan manusia sebagai
kesatuan yang utuh antara sisi duniawi maupun ukhrowi. Manusia telah diamanahi sebagai
khalifah oleh Allah SWT di muka bumi dengan tugas mensejahterakan dan memakmurkan
kehidupan manusia itu sendiri.
Pendidikan Islam adalah bagian dari Pendidikan Nasional yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yaitu Mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan YME, berakhlak mulia,
sehat, ilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan
demokratis.1
Pendidikan Islam pada hakikatnya adalah pendidikan yang berdasarkan atas Al-
Qur’an dan Sunnah, bertujuan membantu perkembangan manusia menjadi lebih baik. Pada
dasarnya manusia lahir dalam keadaan fitrah, dan bertauhid, pendidikan sebagai upaya
seorang untuk mengembangkan potensi tauhid agar dapat mewarnai kualitas kehidupan
pribadi seseorang.2
Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar dalam membimbing, memelihara baik
secara jasmani dan sosial, rohani pada tingkat kehidupan individu dan sosial, untuk
mengembangkan fitrah manusia berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknnya
manusia ideal (insan kamil) yang berkepribadian muslim dan berakhlak terpuji serta taat pada
agama Islam, sehingga dapat tercapai kehidupan bahagia dan sejahtera lahir dan batin di
dunia dan akhirat,3
1
Made Pidana, Manajeman Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Rineka cipta, 2002),
2
Chabib thoha. Kapita selekta pendidikan islam. pustaka pelajar, Yogyakarta, 1996. Halaman 25
3
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2009.
Halaman 36-37
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ilmu Pendidikan Islam Secara Umum Dan Menurut Para Tokoh
Pendidikan adalah transformasi ilmu pengetahuan, budaya, sekaligus nilai- nilai yang
berkembang pada suatu generasi agar dapat ditransformasi kepada generasi berikutnya.
Dalam pengertian ini pendidikan tidak hanya merupakan transformasi ilmu, melainkan sudah
berada dalam wilayah transformasi budaya dan nilai yang berkembang dalam masyarakat.
Pendidikan dalam makna yang demikian, jauh lebih luas cakupannya dibandingkan
dengan pengertian yang hanya merupakan transformasi ilmu. Budaya yang dibangun oleh
manusia dan masyarakat dalam konteks ini mempunyai hubungan dengan pendidikan.
Pendidikan dalam konteks yang luas mengarahkan manusia pada perwujudan budaya yang
mengarah pada kebaikan dan pengembangan masyarakat. Dalam Dictionary of Education,
makna education adalah kumpulan proses yang memungkinkan seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap, dan bentuk tingkah laku yang bernilai positif di dalam masyarakat.4
Pendidikan dalam pandangan Made Pidarta (1997: 1) tidak terpisah dengan kehidupan
manusia. Tegasnya, tidak ada makhluk lain yang membutuhkan pendidikan kecuali manusia.
Menurut Hasan Langgulung (1998: 4) pendidikan diterjemahkan sebagai usaha
memasukan ilmu pengetahuan dari orang yang dianggap memilikinya kepada mereka yang
dianggap belum memilikinya. Menurut Ahmad Tafsir (1994: 26) menjelaskan pengertian
yang lebih luas tentang pendidikan, yaitu pengembangan pribadi dalam semua aspeknya,
yang mencakup pendidikan oleh diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan dan pendidikan oleh
orang lain (guru).
Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan
eksistensi dan perkembangan masyarakat tersebut, oleh karena pendidikan merupakan usaha
melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai- nilai kebudayaan dalam
segala aspeknya dan jenisnya kepada generasi penerus.
Menurut Zakiah Daradjat (1992: 28) pendidikan Islam adalah sekaligus pendidikan iman
dan pendidikan amal. karena ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi
masyarakat menuju kesejahteraan hidup perorangan dan hidup bersama, maka pendidikan
Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat.
Pendidikan Islam pada khususnya bersumberkan nilai-nilai dalam menanamkan dan
membentuk sikap hidup yang dijiwai oleh nilai-nilai agama Islam, juga mengembangkan
kemampuan berilmu pengetahuan sejalan dengan nilai-nilai Islam yang melandasinya (Nur
Uhbiyati, 1997: 22).
4
Suryadi, Rudi Ahmad. Ilmu Pendidikan Islam. Deepublish, 2018. Hlm, 1-2
2
Jika yang dilihat, diamati dan dicatat itu fenomena sosial, maka ia menjadi rumpun ilmu-
ilmu sosial. Jika yang dilihat, diamati, dan dicatat fenomena alam fisik, maka ia menjadi
rumpun ilmu-ilmu alam (natural sciences atau sains).
Selanjutnya, filsafat adalah konsep-konsep tentang hakikat atau inti segala sesuatu yang
dihasilkan melalui berpikir secara spekulatif, sistematik, mendalam, radikal, dan universal.
Secara aksiologis, baik ilmu pengetahuan, filsafat mau- pun agama tergantung kepada yang
menggunakannya.5
Pendidikan menurut Islam atau pendidikan Islami, yaitu pendidikan yang dipahami yang
dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber
dasarnya, yaitu Al-Qur'an dan Hadits. Dalam pengertian ini pendidikan Islam dapat berwujud
pemikiran dan teori pendidikan yang mendasarkan diri atau dibangun dan dikembangkan dari
sumber-sumber dasar tersebut.
Metode pendidikan islam menyangkut permasalahan individual atau sosial peserta didik
dan pendidik itu sendiri. Sebab metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju
tujuan pendidikan sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah
mengacu pada dasar-dasar metode pendidikan islam. Adapun metode tersebut sebagai
berikut:
1. Dasar Agamis : Dalam konteks ini, agama merupakan salah satu dasar metode
pendidikan dan pengajaran oleh pendidik. Sehingga Al-Qur'an dan Hadits tidak
dapat terlepas dari pelaksanaan metode pendidikan islam.
2. Dasar Biologis : Perkembangan biologis manusia mempunyai pengaruh dalam
perkembangan intelektual nya. Semakin dinamis perkembangan biologis
seseorang, maka dengan sendirinya makin meningkat pula daya intelektual nya.
3. Dasar Psikologis : Metode pendidikan islam baru dapat diterapkan secara efektif
bila didasarkan pada perkembangan dan kondisi psikologis peserta didiknya.
4. Dasar Sosiologis : Interaksi yang terjadi antara sesama pesema didik dan interaksi
antara pendidik dan peserta didik, merupakan interaksi timbal balik dan saling
memberikan dampak pada keduanya (Hamdanah, 2017: 63-65).6
Menurut Muhaimin (2001: 29) istilah pendidikan Islam dapat dipahami dalam beberapa
pengertian, yaitu:
1. Pendidikan menurut Islam atau pendidikan Islami, yaitu pendidikan yang dipahami
yang dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam
sumber dasarnya, yaitu Al-Qur'an dan Hadits. Dalam pengertian ini pendidikan Islam
dapat berwujud pemikiran dan teori pendidikan yang mendasarkan diri atau dibangun
dan dikembangkan dari sumber-sumber dasar tersebut.
5
Nata, DR H. Abuddin. Ilmu pendidikan islam. Prenada Media, 2016. Halaman 81-82
6
Surawan, Surawan, and Muhammad Athaillah. Ilmu pendidikan islam. K-Media, 2021. Halaman 48
3
2. Pendidikan ke-Islaman atau pendidikan Agama Islam, yaitu upaya mendidikkan
agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi way of life (pandangan
dan sikap hidup) seseorang.
3. Pendidikan dalam Islam atau proses dan praktek penyelenggaraan pendidikan yang
berlangsung dan berkembanag dalam sejarah umat Islam. pendidikan Islam dapat
dipahami sebagai proses pembudayaan dan pewarisan ajaran agama, budaya dan
peradaban umat Islam dari generasi ke generasi sepanjang sejarahnya.
Pemikiran Muhaimin di atas memberikan pengertian bahwa, pendidikan Islam tidak hanya
terbatas pada pengajaran agama Islam pada peserta didik. Pendidikan Islam memiliki
pengertian yang cukup luas, baik pada aspek filosofis, content pembelajaran, maupun praktik
pendidikan yang dijalankan oleh komunitas Muslim.
Selain itu, Ahmad Supardi (1997: 25) berpendapat bahwa pendidikan Islâm adalah
pendidikan yang berdasarkan ajaran Islâm atau tuntunan agama Islâm dalam usaha membina
dan membentuk pribadi muslim yang takwa kepada Allâh Swt.
Sedangkan Ahmad Tafsîr memaknai pendidikan Islâm sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islâm.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islâm merupakan
upaya mengembangkan selurûh potensi individual dan sosial manusia berdasarkan ajaran
Islâm.
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang kepada yang lainnya
untuk mengembangkan seluruh potensinya, sehingga tumbuh dan berkembang menuju
terbentuknya kepribadian muslim.
Muhammad Quthb (1993: 18) dalam salah satu bukunya mengenai pendidikan Islam,
Manhaj al-Tarbiyah al-Islamiyah, menyatakan bahwa pendidikan merupakan pendidikan
manusia seutuhnya, akal dan hatinya, ruhani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya,
serta segala aktivitasnya, baik aktivitas individu maupun sosial dan lingkungannya
berdasarkan nilai-nilai moral Islam.
Pendidikan dalam perspektif Islâm merupakan proses pembentukan individu berdasarkan
nilai-nilai islâmi.
Al-Ghazali dalam pandangan Busyairi Majdi (1997: 47) mengemukakan bahwa
pendidikan dalam pandangan Islam merupakan suatu kegiatan yang sistematis yang
melahirkan perubahan progresif pada tingkah laku manusia; atau usaha untuk menghilangkan
akhlak yang buruk dan menanamkan akhlak yang baik.
Al-Qardhawi sebagaimana dikemukakan oleh Saifullah (2001: 23) menyatakan bahwa
pendidikan dalam perspektif Islam merupakan pendidikan manusia seutuhnya; akal dan
hatinya; rûhani dan jasmaninya; serta akhlak dan keterampilannya.
Pendidikan dalam Islam banyak dikenal dengan menggunakan istilah at-Tarbiyah. Oleh
karena itu, untuk mengetahui definisi pendidikan Islam maka ada dua cara yang harus
4
dipahami yaitu secara etimologi (bahasa) dan secara terminologi (istilah), walaupun secara
sederhana pendidikan seringkali dinilai sebagai suatu usaha yang menentukan dalam
membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Pendidikan dalam Islam banyak dikenal dengan menggunakan istilah at-Tarbiyah, Taʼlim,
al-Ta'dib. Masing-masing istilah mempunyai makna yang berbeda karena perbedaan teks dan
konteks kalimatnya oleh karena itu, untuk mengetahui definisi pendidikan Islam maka ada
dua aspek yang harus dipahami yaitu secara etimologi (bahasa) dan secara terminologi
(istilah) walaupun secara sederhana pendidikan seringkali dinilai suatu usaha untuk
menentukan untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat.7
b. Anak didik
Yaitu pihak yang merupakan obyek terpenting dalam pendidikan. Hal ini
disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakaa atau dilakukan
hanyalah untuk membawa anak didik kepada tujuan pendidikan Islam yang kita
cita-citakan. Dalam pendidikan Islam anak didik itu sering kali disebut dengan
istilah yang bermacam-macam, antara lain: Santri, talib, muta allim, muhazb dan
tilmiz.
Pendidikan Islam memahami peserta didik atas dasar pendekatan terhadap hakikat
kejadian manusia yang menempatkannya selaku makhluk Allah yang mulia.
Kemuliaan yang disandang manusia harus dihargai, dan perlakuan terhadapnya
harus dibedakan dari perlakuan terhadap makhluk lain. Kemuliaan itu sendiri
tidak mungkin dapat terwujud dengan mengendalikan diri sendiri, tanpa adanya
7
Haryanti, Nik. Ilmu Pendidikan Islam (IPI). Penerbit Gunung Samudera (Grup Penerbit Pt Book Mart
Indonesia), 2014. Halaman 2.
8
Muhaimin, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996), hlm. 91
5
upaya pendidikan dan pembinaan yang sungguh-sungguh meliputi pembinaaan
aspek jasmaniah maupun rohani ,fisik material maupun mental spiritual.9
d. Pendidik
Yaitu subyek yang melaksanakan pendidikan Islam. Pendidik ini mempunyai
peranan penting untuk berlangsungnya pendidikan Baik atau tidaknya pendidik
berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan Islam. Pendidik ini sering disebut
mu'allim, muhaab. ustdz, kyai dan sebagainya. Di samping itu ada pula yang
menyebutnya dengan istilah mursyid artinya memberikam berikan petunjuk,
karena mereka memang memberikan petunjuk-petunjuk kepada anak didiknya.
h. Evaluasi pendidikan
Yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap
hasil belajar. Tujuan pendidikan Islam umumnya tidak dapat dicapai sekaligus,
9
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya mengaktifkan pendidikan Agam Islam di Sekolah
6
melainkan melalui proses atau pentahapan tertentu. Apabila tujuan pada tahap
atau fase ini telah tercapai maka pelaksanaan pendidikan dapat dilanjutkan pada
tahap berikutnya dan berakhir dengan terbentuknya kepribadian muslim. Dalam
pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen sistem pendidikan
Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk
mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan
Islam dan proses pembelajaran. Pembelajaran adalah kegiatan yang disengaja
(sadar) oleh peserta didik dengan arahan, bimbingan atau bantuan dari pendidik
untuk memperoleh suatu perubahan.
i. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan merupkan salah satu sistem yang memungkinkan
berlangsungnya pendidikan secar berkesinambungan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.10 Islam telah mengenal lembaga pendidikan sejak dtik-detik
awal turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Rumah al-Arqam ibn Abi
al-Arqam merupakan lembaga pendidikan yang pertama.11
Sedang menurut Hasbi Ash-Shidiqi, ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi :
a. Tarbiyah jismiyyah, yaitu segala rupa pendidikan yang wujudnya menyuburkan dan
menyehatkan tubuh serta menegakkannya, supaya dapat merintangi kesukaran yang
dihadapi dalam pengalamannya.
b. Tarbiyah aqliyah, yaitu sebagaimana rupa pendidikan dan pelajaran yang hasilnya
dapat mencerdaskan akal menajamkan otak semisal ilmu berhitung.
c. Tarbiyah adabiyah, segala sesuatu praktek maupun teori yang dapat meningkatkan
budi dan meningkatkn perangai. Tarbiyah adabiyah atau pendidikan budi
pekerti/akhlak dalam ajaran islam merupakan salah satu ajaran pokok yang mesti
diajarkan agar umatnya memiliki dan melaksanakan akhlak yang mulia sebagaimana
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
10
Muhaimin, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996), hlm. 91
11
Hasan Abd. Al-Ali, Tarbiyah al-Islamiyah fi al-Qarniy al-Rabi’ al-Hijry ( Mesir: Dar al-Fikr, 1978), h. 181.
7
b. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan dunia dan akhirat.
c. Mempersiapkan peserta didik dalam dunia usaha (mencari rizki) yang
professional.
d. Menumbuhkan semangat ilmiah kepada peserta didik untuk selalu belajar dan
mengkaji ilmu.
e. Mempersiapkan peserta didik yang profesional dalam bidang teknik dan
pertukangan. (al-Abrasy, 1969)
Al-Jammali, merumuskan tujuan umum pendidikan Islam dari Al-Qur`an kedalam empat
bagian, yaitu:
a. Mengenalkan peserta didik posisinya diantara makhluk ciptaan Tuhan serta
tanggungjawabnya dalam hidup ini.
b. Mengenalkan kepada peserta didik sebagai makhluk sosial serta
tanggungjawabnya terhadap masyarakat dalam kondisi dan sistem yang
berlaku.
c. Mengenalkan kepada peserta didik tentang alam semesta dan segala isinya.
Memberikan pemahaman akan penciptaanya serta bagaimana cara mengolah
dan memanfaatkan alam tersebut.
d. Mengenalkan kepada peserta didik tentang keberadaan alam maya (ghaib).
(Al-jammali,1967)
Tujuan umum ini meliputi pengertian, pemahaman, penghayatan, dan ketrampilan berbuat.
Karena itu ada tujuan umum untuk tingkat sekolah permulaan, sekolah menengah, sekolah
lanjutan, dan dan perguruan tinggi,; dan ada juga untuk sekolah umum, sekolah kejuruan,
lembaga-lembaga pendidikan dan sebagainya. (Muchsin,2010:13-14)
Tujuan-tujuan pendidikan Islam tersebut diatas,baik yang umum maupun yang khusus
jangkauan masih sangat luas,dan perlu dicari atau disarikan lagi sehingga lebih operasional
dan fungsional. MenurutAbdurrahman Saleh Abdullah ada tiga tujuan pokok pendidikan
Islam itu, yaitu “tujuan jasmaniah (ahdaf al-jismiyyah), tujuan ruhani (ahdaf a Dengan
demikian, maka pendidikan mempunyal- ruhiyyah), dan tujuan mental (ahdaf al-„aqliyyah)”.
(Abdullah,2007) 12
Tujuan ruhani dalam pendidikan Islam di istilahkan dengan Ahdaf al ruhiyyah. Bagiorang
yang betul-betul menerima ajaran Islam, tentu akan menerima keseluruhan cita-cita ideal
yang ada di dalam Al-qur‟an. Peningkatan iman dan kekuatan jiwa seseorang mampu
menunjukkan dirinya untuk taat dan tunduk kepada Allah untuk melaksanakan moralitas
Islami yang telah diteladankan ke dalam perilaku Rasulullah SAW.
Tujuan pendidikan akal (ahdaf al-„aqliyyah) adalah mengarahkan kepada perkembangan
intelegensi seorang manusia sebagai individu untuk dapat menemukan kebenaran yang
sebenar-benarnya. Telaah terhadaptanda-tanda kekuasaan Allah dan penemuan-penemuan
ayat-ayat-Nya membawa iman seseorang kepada sang Sang Pencipta segala sesuatu yang ada
ini.Akal mempunyaikekuatan yang luarbiasa untuk mempelajari, mengkaji dan meneliti
12
Syafe'i, Imam. "Tujuan Pendidikan Islam." Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam 6.2 (2015): 151-
166.
8
gejala-gejala alam dan fenomena social. Menurut HarunNasution, ilmu merupakan konsumsi
otak manusia yang melahirkan akal cerdas, semakin banyak otak mengkonsumsi ilmu maka
semakin cerdas akal seseorang.
Tujuan pendidikan Islam mempunyai corak yang berbeda dengan pendidikan umum.
Pendidikan umum hanya bertujuan mentransfer ilmu pengetahuan dan mengantarkan
kedewasaan berfikir peserta didik. Berbeda dengan pendidikan Islam yang mempunyai tujuan
lebih holistik. Dalam pendidikan Islam yang terpenting adalah bagaimana menyadarkan
peserta didik tahu tentang dirinya sendiri sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan makhluk yang
hidup di alam semesta ini.
13
Departemen Pendidikan Nasional, Ibid., h. 966
9
g. Kepercayaan bahwa alam adalah teman terbaik manusia dan alat terbaik untuk
kemajuannya.
h. Kepercayaan bahwa alam ini baru.
i. Kepercayaan bahwa Allah Taala pencipta alam ini.
j. Kepercayaan bahwa Allah bersifat dengan segala sifat yang sempurna.
2. Prinsip-prinsip yang menjadi dasar pandangan Islam terhadap manusia, ada delapan,
yaitu:
10
Abdul majid mengemukakan bahwa kurikulum pendidikan agama Islam untuk
sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut :15
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik
kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada
dasarnya dan pertama-tama kewajiban dilakukan oleh setiap orang tua dalam
keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkan menanamkan keimanan dan
ketakwaan dilakukanoleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi
untuk menumbuh kembangkankan lebih lanjut dalam diri anak melalui
bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut
dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan-nya baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya
sesuai dengan ajaran agama Islam. Penyesuaian menta, yaitu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran
agama Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan
nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di
bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.
BAB III
PENUTUP
15
Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. Cit. 136
11