A. Pembelajaran PAI
1. Pengertian Pembelajaran PAI
Mewujudkan manusia Indonesia yang taat berbagama dan berakhlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis,
berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga kehormatan secara personal dan
sosial serta mengembangkan budaya agama dan komunitas sekolah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam
adalah membentuk kepribadian muslim yang beriman, bertakwa, berpengetahuan
C. Fungsi Pendidikan
Agama Islam dalam keputusan menteri agama R.I. nomor 211 tahun 2011,
tentang pedoman pengembangan standar nasional Pendidikan Agama Islam pada
sekolah adalah sebagai berikut:
Bila seorang peserta didik hanya dididik secara agamis, jangka panjangnya
mereka malah berpotensi menjadi manusia-manusia ignorant dan ujung ekstrem
nya bisa menjadi benih baru ormas-ormas seperti FPI. Oleh sebab itu, rasanya
tidak tepat dan kelewat buru-buru jika pendidikan agama malah dihapuskan.
Lebih baik perbaiki sistem-sistemnya dari segi kualitas, demikian pula untuk
pendidikan pelajaran lainnya.
F. Implikasi
Artinya:
“Dan aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku” (Q.S Adzariat, 56)
Moral adalah perbuatan atau tingkah laku dan ucapan seseorang dalam
berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan
nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai
moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan
agama. Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan
yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan
pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasehat.
Agar lebih jelas tentang konsep moral, maka akan dibahas pula gambaran-
gambaran moral menurut para pakar-pakar moral diantaranya,
Hal ini mengingat cukup banyak aspek yang dibahas dalam mata pelajaran
agama dengan alokasi waktu yang amat minim. Oleh karena itu, sentuhan aspek
moral/akhlak/budi pekerti menjadi amat tipis dan tandus. Padahal zaman terus
berjalan, budaya terus berkembang, teknologi berlari pesat. Arus informasi manca
negara bagai tak terbatas.
Dalam hal ini, bisa saja terjadi pelaku dan korban pelecehan tersebut
adalah anak-anak. Tindak kejahatan mencuri, menodong bahkan membajak bus
umum semua pelakunya adalah pelajar sekolah.
Sementara itu, bagi orang tua yang kurang mampu diharapkan tidak terlalu
membebani anak dengan tuntutan bekerja, sementara mengabaikan hak mereka
untuk mendapatkan pendidikan, khususnya pendidikan moral dan budi pekerti.
Ada beberapa manfaat yang bisa didapat dari pendidikan moral dan budi
pekerti salah satunya yaitu dapat membantu seseorang sehingga bisa
meningkatkan nilai diri lewat penanaman ketatasusilaan dan nilai-nilai moralitas
dan mulai belajar bagaimana seseorang bersikap yang lebih baik. Selain itu
pendidikan moral dan budi pekerti memiliki manfaat dalam membantu
meningkatkan kesadaran dan akhlak yang baik bagi seseorang untuk melakukan
sesuatu yang dapat berguna untuk berbagai kalangan dan juga sangat bermanfaat
untuk mencegah perilaku menyimpang yang dapat merusak fikiran seorang yang
tidak sesuai dengan ajaran agama, bangsa dan Negara.
E. Implikasi
Dalam menanamkan pendidikan moral dan budi pekerti yang baik kepada
peserta didik seorang guru harus mampu menciptakan suasana baik untuk
pertumbuhan sikap-sikap positif sehingga mampu memengaruhi masyarakat
disekolah. Unsur lingkungan sosialsangat berpengaruh untuk memberikan akhlak
yang baik. Jadi bila seorang guru mau menanamkan nilai-nilai dan sikap-sikap
hidup positif pada masyarakat sekolah, ia harus hadir sebagai perwujudan nilai-
nilai positif itu.
Salah satu komponen dalam pendidikan adalah guru. Guru merupakan aset
terpenting dalam perubahan peradaban. Lahirnya para tokoh-tokoh terkemuka dan
terkenal diseluruh dunia tidak akan pernah lepas dari pengajaran seorang guru.
Mereka tidak terkenal begitu saja, mereka juga pernah menjalani jenjang
pendidikan dan diajar oleh seorang guru hingga mereka bisa sesukses sekarang
ini.
Dalam UUD 1945, jelas bahwa pemerintah negara indonesia yang dibentuk
antara lain dimaksudkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka tentu
unsur yang sangat penting dan trategis serta harus mendapatkan perhatian dan
perlindungan adalah unsur pendidik pada semua jenjang pendidikan.
Ada istilah yang mengatakan bahwa “Guru adalah Pahlawan tanpa tanda
jasa”. Hal ini tidak berlebihan mengingat besarnya jasa guru dalam membangun
sebuah bangsa. Jasa besarnya guru terjadi dari perannya sebagai aktor utama bagi
terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi
intelektulitas saja melainkan juga dari tata cara berperilaku dalam masyarakat.
Namun dibalik kebesarannya, masih ada kendala besar menanti dari segi
pendidikan seorang Guru. Dilansir dari data Kementerian Pendidikan Nasional
pada tahun 2015 ada 19 persen guru di jenjang dini, dasar dan menengah di
Indonesia belum berijazah sarjana (S1). Berarti jika dihitung 19 persen dari total
3.400.000-an guru yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, ada sekitar600
Ribu an guru belum menyandang gelar sarjana. Padahal jika kembali kita menilik
dari UU No 14 tahun 2005 bahwa pemerintah berkewajiban meningkatkan
kualifikasi guru yang belum sarjana dalam waktu sepuluh tahun.
Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak
mengajar. Persentase guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003
di berbagai satuan pendidikan sebagai berikut : untuk SD yang layak mengajar
hanya 21,07% (negeri) dan 28,94% (swasta), untuk SMP 54,12% (negeri) dan
Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu
sendiri. Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru
SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2-Kependidikan ke atas.
Selain itu, dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan
diploma D3-Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 337.503
guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan
tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48%
berpendidikan S3).
C. Implikasi
Jadi semakin dia waspada dan tulus utuh berbuat baik semakin
bertambah pula kekaguman orang padadirinya. Bentuk-bentuk keteladanan
tidak dapat terwujud dengansendirinya, dalam sekolah gurulah yang harus
terwujud semua itu.
Guru yang hebat adalah guru yang memiliki karakter yang unggul dan
menjadi teladan bagi peserta didik sehingga anak dapat tumbuh dengan bekal
pengetahuan, keterampilan serta keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.
Pembentukan karakter pada peserta didik dilakukan melalui keteladanan yang
dapat ditiru oleh siswa. Pembentukan karakter pada siswa peserta didik hanya
dapat dilakukan oleh guru-guru yang berkarakter pula. Pendidikan karakter
menanamkan kebiasaan tentang hal yang baik sehingga siswa menjadi paham
tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan nilai yang baik, dan biasa
melakukannya. Dengan demikian pendidikan karakter erat kaitannya dengan
kebiasaan yang dilakukan terus menerusDan apabila guru yang tidak profesional
yang lari dari tanggung jawabnya sebagai pendidik yang berkualitas dan
profisional misalnya guru yang datang terlambat, tutur kata yang buruk sebagai
guru yang malah pada kenyataannya hanya membuat peningkatan motivasi belajar
siswa-siswi itu berkurang akibatnya kemalasan,cuek dalam mengerjakan tugas
sehingga timbulnya rasa ketidak nyamanan didalam kelas maunya keluar karena
metode yang membuat dia bosan dan ada juga yang tibul dibenak siswa kata-kata
samaran yang ia berikan kepada guru tersebut yang terkesan menurut meraka lucu
sebagai gurauan tetapi sebenarnya itu masuk pada karakter yang tidak baik
D. Implikasi
KIP merupakan kartu yang ditujukan bagi keluarga miskin yang ingin
menyekolahkan anaknya yang berusia 7-18 tahun secara gratis. Mereka yang
mendapat KIP ini akan diberikan dana tunai dari pemerintah secara reguler yang
tersimpan dalam fungsi kartu KIP untuk bersekolah secara gratis tanpa biaya.
Program KIP sendiri akan ditujukan pada 15,5 juta keluarga kurang mampu di
seluruh indonesia yang memiliki anak usia sekolah 7 hingga 18 tahun baik yang
telah terdaftar maupun yang belum terdaftar di sekolah maupun madrasah.
Dengan program KIP ini diharapkan angka putus sekolah bisa turun dengan
drastis.
Kartu Indonesia Pintar (KIP) tujuannya juga adalah untuk menjamin dan
memastikan seluruh anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu terdaftar
sebagai penerima bantuan tunai pendidikan sampai lulus SMA/SMK/MA.
2. Akibat
KIP juga mencakup anak usia sekolah yang tidak berada di sekolah seperti
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) seperti anak-anak Panti
Asuhan/Sosial, anak jalanan, dan pekerja anak dan difabel. KIP juga berlaku di
Pondok Pesantren, Pusat kegiatan belajar masyarakat dan lembaga kursus dan
Pelatihan yang ditentukan oleh pemerintah.
E. Implikasi
Implementasi Program Kartu Indonesia Pintar, dirasakan belum baik hal ini
tampak dari sosialisasi yang dilakukan masih dirasakan kurang, data penerima
program masih menggunakan data 2011 sehingga kurang tepat sasaran dan
pernyataan yang berbeda dari penyelenggaraan kebijakan yang membuat Pro-
Kontra di kalangan masyarakat serta menimbulkan kebingungan. Kenyataan
dilapangan, banyak kartu yang salah sasaran. Di antara penerima KIP ada yang
sudah lulus sekolah, jenjang pendidikan yang sudah berbeda, bahkan telah
menikah. Sehingga berpengaruh penundaan distribusi KIP yang mengakibatkan
penumpukan KIP di kelurahan atau kecamatan disebabkan penerimanya tidak
B. Tujuan Dari Aturan Baru Tentang Sistem Zonasi Yang Dibuat Oleh Nadiem
“Kebijakan zonasi esensinya adalah adanya (jalur) afirmasi untuk siswa dan
keluarga pemegang KIP yang tingkat ekonominya masih rendah, serta bagi
yang menginginkan (adanya) peningkatan jalur prestasi sampai maksimal 30
persen diperbolehkan,” kata Mendikbud.
“Banyak ibu yang komplain anaknya sudah belajar keras untuk mendapat
hasil yang diinginkan. Jadi (aturan) ini adalah kompromi di antara
kebutuhan pemerataan pendidikan bagi semua jenjang pendidikan sehingga
kita bisa mengakses sekolah yang baik dan kompromi bagi orangtua yang
sudah kerja keras untuk (anaknya) mencapai prestasi di kelas maupun
memenangkan lomba-lomba di luar sekolah, di mana mereka bisa
mendapatkan pilihan bersekolah di sekolah yang diinginkan,” ungkapnya
pada sesi jumpa pers.
“Kemendikbud tidak bisa melakukan ini tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Daerah berwenang menentukan proporsi final dan menetapkan wilayah
zonasi,” katanya saat mengenalkan kebijakan “Merdeka Belajar”.
“Pemerataan tidak cukup hanya dengan zonasi. Dampak yang lebih besar
lagi adalah pemerataan kuantitas dan kualitas guru. Inilah yang banyak
manfaatnya terhadap pemerataan pendidikan,” kata Mendikbud.
Berikut ini fakta-fakta tentang Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Zonasi :
“Zonasi sangat penting dan kami mendukung penuh inisiatif zonasi. Oleh
karena itu, beberapa waktu lalu kami berdiskusi intensif dengan guru,
kepala sekolah, pengawas, dan seluruh stakeholder pendidikan baik di
dalam maupun luar negeri, supaya sistem zonasi dapat kita rancang lebih
baik lagi,” kata Nadiem.
Komposisi PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50%, jalur
afirmasi minimal 15% dan jalur perpindahan maksimal 5%. Sedangkan
untuk jalur prestasi atau sisa 0-30% lainnya disesuaikan dengan kondisi
daerah. Komposisi tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 44 Tahun 2019, memberikan
penambahan porsi untuk jalur prestasi dan afirmasi.
Akibat dari adanya aturan baru Nadiem soal sistem zonasi ini berdampak
pada jalur prestasi, karna dengan meningkatkan persen dari jalur prestasi
ini maka sekolah favorit dapat tercipta kembali, sedangkan kebijakan
sekolah zonasi ini dibuat untuk menghilangkan adanya kasta atau sekolah
favorit.
Perubahan yang dibuat oleh Nadiem itu tentu berdampak pada jalur
penerimaan lainnya. Jalur penerimaan melalui pemetaan wilayah atau
zonasi jadi hanya 50 persen, jalur perpindahan sebanyak 5 persen, 30
persen jalur prestasi, dan jalur afirmasi sebanyak 15 persen. Jalur afirmasi
sendiri merupakan jalur penerimaan bagi penerima Kartu Indonesia Pintar.
Perubahan sistem zonasi itu terutama menyasar para siswa berprestasi yang
ingin bersekolah di sekolah favorit dan siswa kurang mampu.Aturan yang akan
ditetapkan, jika awalnya jalur prestasi hanya diberi kuota 15 persen, maka akan
ditingkatkan menjadi 30 persen.
Manfaatnya yaitu :
Perubahan sistem zonasi ini, meningkatkan kualitas guru menjadi lebih baik.
Dikarenakan jalur prestasi yang bertambah membuat kualitas gurunya juga
bertambah baik.
E. Implikasi
Kuota untuk siswa yang berada dalam zonasi sekolah bakal dikecilkan. Bila
sebelumnya kebijakan zonasi mengalokasikan 80% untuk siswa sekitar zona
sekolah, kini Nadiem menurunkan jatah itu menjadi 50%. Kuota untuk jalur
afirmasi untuk pemegang Kartu Indonesia Pintar tidak diubah Nadiem alias tetap
15%. Kuota untuk jalur perpindahan domisili orang tua juga tetap 5%.Begini
kuota sistem zonasi sekolah ala Nadiem :
Ujian nasional biasa disingkat UN/ UNAS adalah system evaluasi standar
pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan bersamaan mutu tingkat
pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh pusat penilaian pendidikan,
depdiknas di Indonesia berdasarkan undang-undang republic Indonesia nomor 20
tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan
secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan
bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh,
transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan
dan proses pemantauan evaluasi tersebut harus dilakukan secara
berkesinambungan.
Ujian Nasional UN menjadi beban bagi peseta didik, guru, dan orang tua
karena menjadi indicator keberhasilan peserta didik sebagai individu. Padahal
ujian nasional UN seharusnya berfungsi sebagai pemetaan mutu system
pendidikan nasional, bukan penilaian peserta didik.
Berdasarkan tiga hal ini, maka pelaksaan ujia nasional (UN) tahun
2019/2020 yang rencananya berdasakan POS UN akan dilaksanakan pada 16-19
maret 2020 untuk SMK dan 30 maret-2 april 2020 bagi SMA/MA merupakan
pelaksaan ujian nasional yang terakhir kalinya. Dengan kata lain Ujian Nasional
(UN) di Hapus untuk tahun pelajaran 2020/2021. Sebagai gantinya berupa
penilaian kompetensi minimum (PKM) dan survei karakter.penilaian kompetensi
minimum yang dimaksud berupa penilaian literasi (kemampuan bernalar tentang
menganalisi suatu bacaan serta kemampuan memahami konsep dibalik tulisan)
dan penilaian numerasi (kemampuan menganalisi denga menggunakan angka-
angka). Sedangkan survey karakter mengacu pada kompetensi sikap sosial dan
nilai-nilai pancasila.
A. Definisi pendidikan
Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada
tingkat global, Pasal 13 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan. Meskipun pendidikan adalah
wajib di sebagian besar tempat sampai usia tertentu, bentuk pendidikan dengan
hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil orang tua memilih
untuk pendidikan home-schooling, e-learning atau yang serupa untuk anak-anak
mereka.
Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum tersedia. PP No.
17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta didik berkelainan
terdiri atas peserta didik yang tunanetra; tunarungu; tunawicara; tunagrahita;
tunadaksa; tunalaras; berkesulitan belajar; lamban belajar; autis; memiliki
gangguan motorik; menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang,
dan zat adiktif lain; dan memiliki kelainan lain
Terlebih lagi masalah yang dapat ditimbulkan adalah kurangnya tenaga guru
ahli di bidang PLB (Pendidikan Luar Biasa) di beberapa sekolah luar biasa.
Mayoritas yang mengajarkan anak berkebutuhan khusus adalah guru yang bukan
berlatar belakang PLB. Pelaksanaan pembelajaran anak berkebutuhan khusus
sangatlah penting.
Kebijakan sekolah
Meskipun telah didukung dengan visi dan misi yang cukup jelas,
menerima semua jenis anak berkebutuhan khusus, sebagian sudah memiliki guru
khusus, mempunyai catatan hambatan belajar pada masing-masing ABK, dan
kebebasan guru kelas dan guru khusus untuk mengimplementasikan pembelajaran
yang lebih kreatif dan inovatif, namun cenderung belum didukung dengan
koordinasi dengan tenaga profesional, organisasi atau institusi terkait.
Kebijakan sekolah yang masih kurang tepat, yaitu guru kelas tidak
memiliki tangung jawab pada kemajuan belajar ABK, serta keharusan orang tua
ABK dalam penyediaan guru khusus.
Proses pembelajaran
Kondisi guru
Belum didukung dengan kualitas guru yang memadai. Guru kelas masih
dipandang not sensitive and proactive yet to the special needs children.
Keberadaan guru khusus masih dinilai belum sensitif dan proaktif terhadap
permasalahan yang dihadapi ABK.
Sistem dukungan
Belum didukung dengan sistem dukungan yang memadai. Peran orang tua,
sekolah khusus, tenaga ahli, perguruan tinggi-LPTK PLB, dan pemerintah masih
dinilai minimal. Sementara itu fasilitas sekolah juga masih terbatas. Keterlibatan
orang tua sebagai salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan inklusif, belum
terbina dengan baik. Dampaknya, orang tua sering bersikap kurang peduli dan
realistik terhadap anaknya.
1. Masih ada sekolah yang secara formal belum berpredikat sebagai sekolah
inklusif, bahkan sampai sekarang belum tersentuh proyek sosialisasi dan
pelatihan di bidang pendidikan inklusif. Para guru belum memahami dan
terampil melakukan proses pembelajaran di kelas inklusif yang terdapat
ABK
2. Para guru masih merasa sulit menyelaraskan antara standar layanan
persekolahan reguler yang selama ini berjalan dan variasi kebutuhan
belajar ABK.
Menurut crow, seperti yang dikutip oleh fuad ihsan dalam bukunya “Dasar-
dasar kependidikan”, mengatakan bahwa pendidikan adalah proses yang berisikan
berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untu kehidupan sosialnya dan
membantu menerusakan adat dan budaya serta kelembagaan social dari generasi
ke generasi.
Pendidkan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasa belajar
dan proses pembelajaran agar peserta dididk sevcara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
Istilah kurikulum di gunakan pertama kali pada olahraga pada zaman yunani
kuno yang berasal dari kata curir dan curer, yang artinya jarak yang harus
ditempuh oleh seorang atlit. Pada waktu itu,orang mengistilahkan dengan tempat
berpacu atau tempat berlari dari mulai start sampai finish. (wina sanjaya,200:10).
Jadi kurikulum adalah suatu alat dalam proses suatu pembelajaran dalam suatu
pendidikan agar dapat berjalan dengan teratur dan proses belajar mengajar dan
arah dalam suatu pembelajaran. Dan alat membantu siswa agar tercapai segala
yang diinginkan dalam proses belajar.
Berbicara tentang tujuan pendidikan, tak dapat tidak mengajak kita bicara
tentang tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang
digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya baik secara
individu maupun sebagai masyarakat, jadi tujuan pendidikan adalah suatu yang
menyiaplan moral, mental sikap dan kepribadian anak dalam melangsungkan
kehidupan supaya dalam diwaktu dewasa kelak mereka cakap melakukan
pekerjaan dunia dan amalan akhirat sehingga tercipta kebahagiaan bersama.
Setiap kurkulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun
1945 himgga kurikulum tahun 2006, memiliki beberapa perbedaan system
permasalahannya apakah setiap perbedaan system tersebut dilengkapi oleh
kurikulum yang diterapkan berikutnya atau merupakan perombakan ulang.
Disadari bahwa pada saat ini, bangsa ini memerlukan langkah perbaikan
pendidikan dasar dan menengah yang tidak boleh keliru guna menghadapi
peluang, permasalahannya adalah apakah setiap kurikulum yang pernah di
implementasikan telah disiapkan untuk menghadapi peluang tersebut.
E. Implikasi
A. Pengertian Pendidikan
Menurut Crow and crow, seperti yang dikutip oleh Fuad Ihsan dalam
bukunya “Dasar-dasar Kependidikan”, mengatakan bahwa pendidikan adalah
proses yang berisikan berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk
kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta
kelembagaan sosial dari generasi ke generasi.
Otonomi berasal dari bahasa yunani autos yang berarti “sendiri’’ dan
nomos yang berarti “hukum’’ atau “aturan’’ sedangkan menurut ateng syafruddin
mengatakan bahwa istilah otonomi mempunyai makna kebebasan dan
kemandirian,tetapi bukan kemerdekaan.
b. Wayong
d. Ateng syafruddin
Pada dasarnya mempunyai tujuan agar pendidikan dapat berjalan lebih efektif
dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Pemerintah dan
masyarakat harus mau bekerjasama demi tercapainya kualitas pemberdayaan
manusia yang diinginkan. Agar sesuai dengan perkembangan zaman, system
pendidikan harus sesuai pula dengan tuntutan yang terkini.
1. Belum jelas aturan permainan tentang peran dan tata kerja ditingkat
kabupaten dan kota
2. Pengelolaan sector public termasuk pengelolaan pendidikan yang belum
siap untuk dilaksanakan secara otonom karena SDM Yang terbatas serta
fasilitas yang tidak memadai
3. Dana pendidikan dan APBD Belum memadai
4. Kurangnya perhatian pemerintah maupun pemerintah daerah untuk lebih
melibatkan masyarakat dalam pengelolaan pendidikan
5. Otoritas pimpinan dalam hal ini Bupati, Walikota, Sebagai penguasa
tunggal di daerah kurang memperhatikan dengan sungguh-sungguh
D. Manfaat
E. Implikasi
Menurut pendapat yang lain bahwa lingkungan sekolah adalah kesatuan ruang
dalam lingkup pendidikan formal yang memberi pengaruh pembentukan sikap dan
pengembangan potensi siswa.
Sekolah Ramah Anak (SRA) adalah satuan pendidikan formal, nonformal dan
informal yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup,
mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak hak anak dan perlindungan anak
dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah lainya serta mendukung
partisipasi anak tertuma dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran,
pengawaasan dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan
anak di pendidikan.
Sekolah Ramah Anak juga adalah sekolah secara sadar berupaya menjamin
dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan
Dari penjabaran tujuan tersebut jelaslah bahwa Sekolah Ramah anak adalah
sebuah Program yang betul-betul sangat berguna dan dibutuhkan oleh anak-anak
di zaman sekarang ini. Agar tujuan dari sekolah yang belum ramah anak ini dapat
terealisasi maka perlu diperhatikan aspek penyelenggaraannya.
Ketiga, adalah sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana
sekolah aman tidak menimbulkan bahaya baik perorangan maupun kelompok,
bebas dari asap rokok, kantin sehat dan lain sebagainya. Ketiga aspek ini sangat
mendukung terwujudnya tujuan dari sekolah yang belum ramah anak.
Dengan terwujudnya sekolah yang belum ramah anak, maka semakin banyak
sekolah yang mengembangkan program Sekolah Ramah Anak. Sehingga
diharapkan dengan berkembangnya dan semakin luasnya program sekolah ramah
anak ini hingga keseluruh penjuru Indonesia terutama didaerah, maka
pengembangan anak-anak semakin baik. Tumbuh kembangnya berjalan dengan
baik dan normal dan terhindar dari kerusakan moral serta memberi dampak positif
pada proses tumbuh kembang anak-anak.
Dan untuk menciptakan rasa aman dan ramah anak di sekolah, pemerintah dan
juga pihak sekolah harus memberikan sangsi tegas kepada pihak-pihak manapun
apabila melakukan kekerasan di lingkungan sekolah. Selain itu, partisipasi orang
tua juga sangat penting untuk digenjot.
E. Implikasi
Anak di usia dini merupakan usia keemasan atau sering disebut Golden
Age. Dalam usia ini otak anak mengalami perkembangan paling tercepat
sepanjang masa kehidupannya. Hal ini berlangsung ketika anak dalam kandungan
hingga usia dini, yaitu usia nol sampai enam tahun. Ketika bayi dalam kandungan
hingga lahir, hingga usia empat tahun adalah masa-masa yang paling menentukan.
Pada masa ini, otak anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.
Banyak sekali alasan mengapa pendidikan anak pada usia dini menjadi begitu
terkenal di Indonesia ini, salah satunya karena pendidikan sejak dini memiliki
pengaruh yang besar serta sangat perlu pada perkembangan SDM (Sumber Daya
Manusia) serta membentuk manusia yang seutuhnya.
Tujuan PAUD dari beberapa ahli antara lain adalah bertujuan dalam:
Dalam ajaran Islam sendiri juga memiliki konsep yang sangat mulia dan
komprehensif sejak anak dalam usia dini sebagai dasar dalam mempersiapkan
serta membentuk generasi yang potensial dimasa yang akan datang. Diantaranya
Islam menganjurkan dalam Pendidikan Islam Anak Usia Dini sebagai berikut:
Ekspresi emosi pada anak mudah berubah dengan cepat . rangsangan yang
sering membangkitkan emosi anak adalah keinnan yang tidak terpenuhi
dengan cara mengungkapkan ekspresi yang tidak terkendali.
Profil Penulis
Riwayat Pendidikan
SD : Inpres Pa'rappunganta 2
SMP : MTS Assalam
SMA : SMK Negeri 6Takalar
KULIAH STAI Yapis Takalar
Profil Penulis
Nama : HAERANI
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tgl Lahir : U. Pandang, 17 September 1998
Tinggi : 160 cm
Riwayat Pendidikan
SD : SDN Bontociniayo
SMP : SMPN 2 Bontonompo Selatan
SMA : MA Abnaul Amir
KULIAH STAI Yapis Takalar
Profil Penulis
Riwayat Pendidikan
SD : SDN No 45 Biringbalang
SMP : Mts Manongkoki
SMA : MA Manongkoki
Profil Penulis
Nama : Rosmiati
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tgl Lahir : Takalar, 17 Februari 1997
Tinggi : 159 cm
Alamat : Mangadu, Kec. Mangarabombang
Kab.Takalar
Riwayat Pendidikan
2004-2011 : SDN INP. Lengkese II
2011- 2013 : SMPN 1 Mangarabombang
2013 -2016 : SMAN 2 Takalar
Kuliah : STAI Yapis Takalar
Profil Penulis
Nama : Asrianti
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tgl Lahir : Barembeng, 16 Juli 1999
Tinggi : 159 cm
Alamat : Desa Barembeng. Kel. Taipajawaya.
Kec. Bontonompo, Kab. Gowa
No. Telp : 082346972428
Riwayat Pendidikan
2006-2012 : SD Negeri Barembeng II
2012-2014 : SMP PGRI Barembeng
2014-2017 : SMA Negeri 1 Bontonompo
Profil Penulis
Nama : lisnawati
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tgl Lahir : Tanasambayang, 20 Agustus 1998
Tinggi : 55 cm
Alamat : Tanasambayang desa Timbuseng
No. Telp : 82259133967
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
(2006-2012) : SDN Inpres Tanasambayang
(2012-2014) : Mts Assalam Timbuseng
Profil Penulis
Riwayat Pendidikan
2006-2012 : SDN Inpres 205 Masalleng
2012-2014 : SMPN 1 Takalar
2014-2017 : SMKN 2 Takalar
Kuliah STAI Yapis Takalar
Nama : Shinta
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tgl Lahir : Takalar, 20 November 1999
Tinggi : 156 cm
Alamat : Cikoang, Kec. Mangarabombang
Kab.Takalar
No. Telp : 082347640459
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
SD : SDN NO.64 Jonggoa
SMP : SMPN 3 Mangarabombang
SMA : SMAN 7 Takalar
Kuliah Kampus Stai Yapis Takalar
Tinggi : 158 cm
Alamat : Dusun Minasa Te’ne, Desa Galesong
Baru, Kec. Galesong, Kab. Takalar
No. Telp : 085145414070
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
2005 – 2006 : TK AMRAH
2006 – 2012 : SDN Inpres 115 Galesong
2014 – 2017 : SMPN 2 GALESONG SELATAN
2014 – 2017 : SMAN 1 GALESONG SELATAN
Nama : NADILA
Jenis Kelamin : PEREMPUAN
Tempat/ Tgl Lahir : TAKALAR, 09 JULI 1999
Tinggi : 156 cm
Alamat : Cikoang,Kec.Mangarabombang
No. Telp : 085397649996
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
SD : SDN NO. 64 JONGGOA
SMP : SMPN 3 Mangarabombang
SMA : SMAN 7 TAKALAR
KULIAH STAI Yapis Takalar
Nama : WARSUKNI
Jenis Kelamin : PEREMPUAN
Tempat/ Tgl Lahir : TAKALAR, 13 OKTEBER 1999
Tinggi : 157 cm
Alamat : Dusun Malelaya Desa Punaga Kec.
Mangarabombang Kab. Takalar
No. Telp : 085242141846
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
SD : SDN NO. 185 INPRES SALAMBU
SMP : SMPN 3 MANGARABOMBANG
SMA : SMAN 7 TAKALAR
KULIAH STAI Yapis Takalar
Riwayat Pendidikan
SD : SDI Palompong
SMP : SMPN 2 BAJENG
SMA : SMK NEGERI 1 LIMBUNG
KULIAH STAI Yapis Takalar