Anda di halaman 1dari 11

TINJAUAN SOSIOLOGIS TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN DALAM

PERSPEKTIF ISLAM

Disusun untuk memenuhi

Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:

ZAINUDDIN FANANI, S.E.I., M.Pd.I

Disusun Oleh:
Aburizal Fahmi (20178401011128)
Fahrul Asrori (20178401011139)
Irfan Bashoir (20178401011140)
M. Husni Mubarok
Nur Hamidi (20178401011142)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH IAI AL-QOLAM
GONDANGLEGI MALANG
TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan dalam sejarah telah merupakan kilas balik yang dapat


dijadikan rujukan penting yang mana senantiasa menanamkan kesadaran
akan urgensi ilmu dan selalu mendorong umat untuk senantiasa mencari ilmu.
Hal ini dapat kita buktikan dengan adanya banyak konsep Al-Qur’an dan Hadits
yang menjelaskan tentang urgensidan keutamaan (hikmah) ilmu dan orang yang
memiliki pengetahuan.

Dalam kehidupan sosial kemanusiaan, pendidikan bukan hanya suatu


upaya yang melahirkan proses pembelajaran yang bermaksud membawa manusia
menjadi sosok yang potensial secara intelektual (intellectual oriented) melalui
proses transfer of knowledge yang kental. Tetapi proses tersebut juga bermuara
pada upaya pembentukan masyarakat yang berwatak, beretika dan estetika
melalui proses transfer of values yang terkandung didalamnya.

Apabila ditelusuri kembali tentang tujuan pendidikan secara umum, maka


tujuan-tujuan tersebut berbeda berdasarkan apa yang mendasari pendidikan itu
sendiri. Para tokoh etika melihat bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk
masyarakat berakhlak mulia dan berbudi luhur. Para tokoh sosial memandang
bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk wilayah dan komunitas yang bersih,
berbudaya dan memelihara nilai-nilai luhur dan tradisi sosial. Demikian
seterusnya, orientasi pendidikan menjadi sangat beragam berdasarkan keragaman
sudut pandang para tokoh yang berbicara tentang pendidikan.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah sebagai berikut:

2
1. Bagaimana tujuan pendidikan Islam dalam persfektif Islam berbasis
masyarakat?
2. Bagaimana tinjauan sosiologis tentang tujuan pendidikan Islam dalam
persfektif Islam?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tujuan pendidikan Islam dalam persfektif Islam


berbasis masyarakat.
2. Untuk mengetahui tinjauan sosiologis tentang tujuan pendidikan Islam
dalam persfektif Islam.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Pendidikan Islam dalam Persfektif Islam Berbasis Masyarakat

Perlu diketahui bahwa pendidikan Islam sangat berhubungan erat dengan


agama Islam itu sendiri,lengkap dengan akidah, syariat, dan sistem kehidupannya.
Keduanya ibarat dua kendaraan yang berjalan di atas dua jalur seimbang, baik dari
segi tujuan maupun rambu-rambunya yang disyariatkan bagi hamba Allah yang
membekali diri dengan takwa, ilmu, hidayah, serta akhlak untuk menempuh
perjalanan hidup.

Hubungan antara pendidikan Islam dan agama Islam dapat digambarkan


dalam pokok-pokok sebagai berikut:
a. Agama Islam menyerukan manusia agar beriman dan bertakwa.
Pendidikan Islam berupaya menanamkan ketakwaan itu dan
mengembangkannya agar bertambah terus sejalan dengan pertambahan
ilmu.
b. Agama Islam menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan menyeru
manusia agar berpikir tentang kerajaan Allah. Sementara dalam
pendidikan Islam, dibangun di atas ilmu dan pengetahuan guna
mengembangkan manusia, baik pengetahuan, keterampilan, maupun arah
tujuannya.
c. Agama Islam menekankan amal saleh dan menetapkan bahwa iman selalu
diwujudkan dengan amal saleh tersebut. Sedangkan dalam pendidikan
Islam menekankan pentingnya belajar.

Untuk maksud tersebut, manusia diciptakan lengkap dengan potensinya


berupa akal dan kemampuan belajar. Pada sisi lain, persoalan pendidikan
merupakan faktor penentu bagi perkembangan umat. Ia menjadi prioritas utama
untuk dilaksanakan. Dengan demikian salah satu target yang harus diusahakan
semaksimal mungkin adalah revitalisasi pelaksanaan pendidikan bagi umat Islam

4
melalui cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai dan motif ajaran Islam sehingga
tidak salah arah dengan pelaksanaan pendidikan ala Barat. Untuk menyikapinya
diperlukan penyusunan sistem pendidikan yang berakar pada nilai-nilai, prinsip-
prinsip dan tujuan-tujuan Islam.
Dalam menetapkan tujuan pendidikan, Islam memperhatikan posisi
manusia sebagai ciptaan Tuhan yang terbaik (QS. At-Tin: 4) dan sebagai khalifah
fil ardh (QS. Yunus: 14). Begitu pula tentang islam yang rahmatan
lil‘alamin/universal. “Mengandung ajaran-ajaran yang konkret, dapat disesuaikan
dengan situasi tempat dan kebutuhan zaman”. Sebagai agama pilihan Allah (QS.
Al-Maidah: 3) untuk panutan kita yang abadi, adalah tiada ragu lagi. Maka dunia
kita, yakni terbentuknya kepribadian muslim atau terwujudnya masyarakat yang
sebesar-besarnya, yang menjadi tugas akhir pendidikan islam, secara normative-
filosofis ditetapkan atas dasar satu keyakinan tentang nilai-nilai Islami yang oleh
ummat islam dipegangi sebagai kebenaran yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Al-Hadis.
Menurut pandangan diatas dapat kita fahami, dalam persfektif islam tujuan
pendidikan islam secara umum ialah membentuk kepribadian muslim pada
manusia dan mewujudkannya menjadi masyarakat yang besar didunia, yaitu
masyarakat yang maju yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist dimana
didalamnya terdapat ajaran-ajaran (ilmu) yang konkret, yang sesuai dengan
tempat dan kebutuhan zaman.
Pada rumusan tujuan pendidikan Islam diatas disebutkan istilah
masyarakat atau sosial dimana dari segi pendidikan, Islam dalam menentukan
tujuannya ingin membentuk berbagai individu melalui latihan jiwa, akal pikiran
(intelektual), perasaan dan panca indera demi mewujudkan masyarakat muslim
yang berinteraksi sosial dengan baik diantara sesamanya.
Tujuan pendidikan dalam konsep Islam harus mengarah pada hakikat
pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya yaitu tujuan dan tugas hidup
manusia, memperhatikan sifat-sifat dasar manusia, tuntutan masyarakat, dan
dimensi- dimensi ideal islam.

5
Tujuan pendidikan islam menurut konsepnya harus terdiri atas beberapa
hal yang berkaitan erat dengan hakikat manusia diciptakan didunia ini oleh Allah
SWT. “Islam menetapkan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan
Islam–buistu li utammima makarimal akhlak; dan bahwa mencapai akhlak yang
sempurna adalah tujuan pendidikan sebenarnya”. Menurut tujuan ini setiap
pengajaran harus berorientasi pada pendidikan akhlak, dan akhlak keagamaan di
atas segala-galanya.
Oleh sebab itu, tujuan pendidikan islam juga memperhatikan sifat-sifat
dasar manusia (nature of human) yang oleh Allah SWT ditempatkan sebagai
khalifah-Nya dimuka bumi yang bertujuan mengabdi kepada-Nya sebagaimana
dilukiskan dalam QS. Az-Zariyat ayat 56 yang artinya:
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. (QS. Az-Zariyat: 56)
Sebagai khalifah tentunya manusia memiliki tanggung jawab yang besar,
oleh sebab itu dalam mengabdi kepada Allah SWT, dalam hidupnya ia harus
menjalankan segala perintah Allah SWT dengan baik. Al-Qur’an sebagai Nash
yang utama banyak menjelaskan tentang wawasan kemasyarakatan, dimana
ditegaskan tentang saling tolong-menolong dan kerja sama, dapat kita fahami
bahwa aspek sosial yang ada dalam tujuan pendidikan islam sangat besar.
Adapun aspek dimensi kehidupan ideal islam mengandung nilai yang
dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia didunia untuk mengelola dan
memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan diakhirat, serta mengandung nilai
yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan akhirat yang
lebih membahagiakan sehingga manusia tidak dituntut untuk terbelenggu dengan
kehidupan dunia yang melenakan, sebagaimana dilukiskan dalam QS. Al-Qhasas
ayat 77 yang artinya:
dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di

6
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. (QS. Al-Qhasas: 77)

2.2 Tinjauan Sosiologis Tentang Tujuan Pendidikan Islam Dalam Persfektif


Islam
Sosiologi dapat dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami
agama. Hal demikian dapat dimengerti, karena banyaknya bidang kajian agama
yang baru dapat dipahami secara proporsional dan lengkap apabila menggunakan
jasa dan bantuan sosiologi. Tanpa ilmu sosial peristiwa-peristiwa tersebut sulit
dijelaskan dan sulit pula dipahami maksudnya. Disinilah letaknya sosiologi
sebagai salah satu alat dalam memahami ajaran agama.
Penjelasan yang bagaimanapun tentang tujuan pendidikan islam dalam
persfektif islam, tidak akan pernah tuntas tanpa mengikutsertakan aspek-aspek
sosiologinya. Islam yang menyangkut kepercayaan serta berbagai prakteknya
benar-benar merupakan masalah sosial, dan sampai saat ini senantiasa ditemukan
dalam sumber hukum islam. Tujuan pendidikan islam adalah menyangkut hal
yang mengandung arti penting menyangkut masalah kehidupan manusia, yang
dalam transedensinya mencakup sesuatu yang mempunyai arti penting dan
menonjol bagi manusia. . Dimana didalamnya aspek-aspek sosial dalam
pendidikan tidak diabaikan dan diberi perhatian besar, tentunya menurut disiplin
ilmu sosiologi yang mengkhususkan diri dalam menelaah perubahan sosial yang
sangat drastis di masyarakat, memandang islam memiliki keselarasan dan
perhatian besar terhadap pendidikan islam, oleh sebab itu agama yang pada
sumbernya benar-benar mengatur dengan baik hubungan antara individu – dengan
individu, individu dengan kelompoknya, dan individu dengan Tuhannya, dalam
tujuan pendidikannya mengharapkan tercapainya sebuah masyarakat yang baik
dalam hubungan sesama dalam hal ini masyarakat, walaupun dalam menghadapi
perbedaan zaman yang terus mengalir dengan deras, islam tetap eksis dengan
ajarannya yang bersumber dari Nash yang selalu relevan dengan kehidupan
karena memiliki banyak kandungan yang bersifat universal.

7
Disamping itu, tujuan pendidikan islam telah dicirikan sebagai pemersatu
aspirasi manusia yang paling kental: sebagai sejumlah besar moralitas, sumber
tatanan masyarakat dan perdamaian batin individu, sebagai sesuatu yang
memuliakan dan yang membuat manusia beradab. Dalam hal ini dapat difahami
bahwa secara sosiologis tujuan pendidikan Islam dalam persfektif islam
dipandang menunjukkan seperangkat aktivitas sosial yang mempunyai arti
penting.
Islam telah menunjukkan besarnya perhatian terhadap masalah sosial,
dengan mengajukan beberapa alasan sebagai berikut:
a. Dalam Al-Qur’an atau Hadist, proporsi terbesar kedua sumber hukum
Islam itu berkenaan dengan urusan mu’amalah. Sedangkan menurut
Ayatullah Khoemeini dalam bukunya Al-Hukumah al-Islamiyah yang
dikutip oleh Jalaluddin Rahmat dikemukakan bahwa perbandingan antara
ayat-ayat ibadah dan ayat-ayat yang menyangkut kehidupan sosial adalah
satu berbanding seratus. Artinya untuk satu ayat ibadah, ada seratus ayat
mu’amalah (masalah sosial).
b. Bahwa ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi ganjaran
lebih besar dari ibadah yang bersifat perseorangan. Karena itu shalat yang
dilakukan secara berjama’ah dinilai lebih tinggi nilainya daripada shalat
yang dikerjakan sendirian dengan ukuran satu berbanding dua puluh tujuh
derajat.
c. Dalam Islam terdapat ketentuan bila urusan ibadah dilakukan tidak
sempurna atau batal, karena melanggar pantangan tertentu, maka
kifaratnya ialah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan masalah
sosial. Bila puasa tidak mampu dilakukan misalnya, maka jalan keluarnya:
dengan membayar fidyah dalam bentuk memberi makan bagi orang
miskin, dan sebagainya.

Berdasarkan pemahaman ke lima alasan di atas, maka melalui pendekatan


sosiologis, akan dapat dipahami dengan mudah, karena agama itu sendiri
diturunkan untuk kepentingan sosial. Dalam Al-Qur’an misalnya dijumpai ayat-

8
ayat berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya, sebab-sebab
yang menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu bangsa dan yang menyebabkan
terjadinya kesengsaraan. Semua itu hanya baru dapat dijelaskan apabila yang
memahaminya mengetahui sejarah sosial pada ajaran agama itu diturunkan.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

10
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2012.
Drs. H. Rois Mahfud, M.Pd, Al-Islam; Pendidikan Agama Islam, Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2011.
Abuddin Nata, Metodelogi Studi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2002).
Jalaluddin Rahmat, Islam alternatif (Bandung: Mizan, 1986).
Hussein Bahreisi, Hadits Bukhari-Muslim (Surabaya: Karya Utama, tt).

11

Anda mungkin juga menyukai