Anda di halaman 1dari 2

1. Bagi seseorang yang memasuki dunia tasawuf ada 3 proses yang harus dilalui.

Masing-
masing proses diatas memiliki 3 tingkatan (maqom) dalam menjalani titian tasawuf. Dalam
setiap titian pelakunya memiliki situasi-situasi tertentu.
a. Takhalli (pembersihan diri)
- Taubat
- Waro'i
- Zuhud
b. Tahalli (menghias diri)
- Tawakal
- Ridho
- Syukur
c. Tajalli (manifestasi)
- Mahabbah
- Tuma'ninah
- Ma'rifat

Keterangan:
a. Takhalli (pembersihan diri)
- Taubat
Yang dimaksud taubat itu bukan hanya sekadar mengucap astaghfirullah atau mohon ampunan
kepada Allah, tapi perubahan sikap atas dosa yang telah dilakukan.
- Waro’i
Orang yang mencapai maqom ini melihat segala sesuatu dengan hati-hati. Yang tidak betul-betul
halal, tidak akan diambilnya. Tidak akan mengambil kedudukan yang bukan miliknya.
- Zuhud
Memandang rendah dunia. Misalnya dapat uang 10 juta biasa-biasa saja. Hilang 10 juta juga
biasa-biasa saja. Zuhud itu bukan berarti harus melarat, tapi lebih pada sikap. Orang kaya bisa
zuhud, orang melarat bisa serakah. Tapi zuhud lebih pada sikap dan cara pandang orang terhadap
dunia. Ia menyikapi selain Allah itu kecil.
Efek spritual temporalnya adalah khauf, atau takut kepada Allah. “Segala amal soleh dan ibadah
yang dilakukannya adalah lita’abud, untuk beribadah.”

b. Tahalli (menghias diri)


- Tawakal
Pasrah kepada Allah. Orang yang tawakal, jika melakukan sesuatu, tidak mengandalkan
upayanya, tapi hanya kepada Allah.
- Ridho
Apapun yang terjadi, apapun yang didapat, diterima dengan suka cita, tidak sedikit pun gelisah
dan mengeluh.
- Syukur
Selalu mensyukuri apa yang diterima dari Allah. Apapun wujudnya tetap bersyukur. Ketika
diredaksikan, syukur itu mengucap "Alhamdulillah". Tapi bukan berarti ucapan saja, melainkan
sikap.

c. Tajjali (manifestasi)
- Mahabbah
Adalah maqom cinta kepada Allah. Kalau sudah cinta kepada-Nya, kepada apapun cinta,
mencintai segalanya. Orang yang menapaki maqom tersebut, yang cantik, yang jelek, yang
pintar, yang bodoh, yang kaya, yang miskin, semua dicintainya. Karena semuanya yang ada itu
adalah tanda-tanda keagungan Allah.
- Tuma’ninah
Selalu full happy atau enjoy. Hati orang yang menempuh jalan tuma’ninah adalah tenang.
Tuma’ninah bukan di rumah, mobil, uang, tapi dalam hati.
- Ma’rifat
Seperti pengalaman Imam Al-Ghazali sepulang menyepi (berkhalwat) di masjid Damaskus.
Setelah keluar dari masjid tersebut, ia tak bisa mengatakan pengalamannya. Ilmu ma’rifah tak
bisa dituliskan. Tak bisa diceritakan. Tidak bisa diajarkan dengan kata-kata. Orang yang sedang
mengalami maqom ma’rifat, tahu betul bahwa segala sesuatu dari Allah, untuk Allah, karena
Allah, bersama Allah. Tanpa itu sedetik saja, dunia hancur.

2.

3. Sebagaimana telah diketahui bahwa tasawuf itu secara umum adalah usaha mendekatkan diri
kepada Allah dengan sedekat mungkin, melalui penyesuaian rohani dan memperbanyak
ibadah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah usaha mendekatkan diri
kepada Allah, sedangkan tarekat adalah cara dan jalan yang ditempuh seseorang dalam
usahanya mendekatkan diri kepada Allah.

4.

Anda mungkin juga menyukai