Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

"Perkembangan Teknologi Pendidikan di negara Singapura, Brunei Darussalam,


Thailand, Myanmar, dan Filipina"

Oleh :

JERO GEEDE NGARTI 1829071004


MADE DELINA RUSNAWATI 1829071003
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Perkembangan Teknologi
Pendidikan di Negara Lain“ ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun agar pembaca
dapat mengetahui tentang bagaimana Perkembangan Teknologi Pendidikan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak, tantangan itu bisa teratasi. Dalam kesempatan ini, saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dr. Ni Nyoman Parwati,M.Pd dan Bapak Dr. I
Komang Sudarma, M.Pd selaku dosen mata kuliah Teknologi Pembelajaran yang telah
membimbing saya dalam pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita dan dapat
memberi kontribusi yang nyata untuk membawa kehidupan kita bersama ke arah yang lebih
baik. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Singaraja, 02 Juli 2019

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Teknologi Pendidikan di negara Singapura, Malaysia, Brunei
Darussalam, Thailand, Myanmar, dan Filipina .................................................................... 3
2.2 Pelajaran berharga yang bisa dipetik dari pengalaman negara tetangga dalam
menerapkan Teknologi Pendidikan...................................................................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan .............................................................................................................................. 16
3.2 Saran .................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PEMBUKAAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat signifikan dalam sebuah
kehidupan berbangsa. Pendidikan merupakan media strategis dalam memacu kualitas
sumber daya manusia. Hal ini telah menjadikan pendidikan bagian terpenting untuk
keberlangsungan, perkembangan dan kemajuan suatu negara.
Jika kita melihat realita yang ada, terdapat kesenjangan antara apa yang
diharapkan dengan implementasi dari pendidikan itu sendiri. Posisi Indonesia
menduduki peringkat 10 dari 14 negara berkembang di kawasan Asia Pasifik.
Peringkat ini dilansir dari laporan monitoring global yang dikeluarkan lembaga PBB,
UNESCO.
Ini adalah obat pahit yang harus ditelan bangsa ini, agar dapat menjadi refleksi
terhadap potret pendidikan bangsa ini. Namun ini bukanlah harga mati bagi bangsa ini
karena masih banyak peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan bangsa ini, jika
bangsa ini mau belajar dengan bangsa lain yang telah mengalami kamajuan dalam
bidang pendidikan.
Singapura merupakan salah satu negara yang telah memiliki kemajuan dalam
bidang pendidikan. Hasil survey Times Higher Education-QS World University
Rankings 2009 yang menyatakan beberapa Universitas di Singapura ke dalam 200
Universitas terbaik di dunia. Universitas itu adalah National University of Singapor
(peringkat 30) dan Nanyang Technological University (peringkat 73). Untuk kawasan
Asia Tenggara, hanya Negara Singapura yang termasuk dalam 200 universitas terbaik
dunia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan perkembangan Teknologi Pendidikan di negara Singapura,
Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Myanmar, dan Filipina?
2. Apakah pembelajaran berharga yang bisa dipetik dari pengalaman negara
tetangga dalam menerapkan Teknologi Pendidikan?

1
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui perkembangan Teknologi Pendidikan di negara Singapura,
Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Myanmar, dan Filipina.
2. Untuk mengetahui pembelajaran berharga yang bisa dipetik dari pengalaman
negara tetangga dalam menerapkan Teknologi Pendidikan.

1.4 MANFAAT
Adapun manfaat yang diperolah dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Dapat mengetahui perkembangan Teknologi Pendidikan di negara Singapura,
Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Myanmar, dan Filipina.
2. Dapat mengetahui pembelajaran berharga yang bisa dipetik dari pengalaman
negara tetangga dalam menerapkan Teknologi Pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Teknologi Pendidikan Di Negara Singapura, Malaysia, Brunei


Darussalam, Thailand, Myanmar, Dan Filipina
A. SISTEM PENDIDIKAN DI SINGAPURA
Kurikulum pendidikan Singapura ternyata tidak berbeda jauh dari kurikulum
pendidikan di Indonesia. Mereka juga menyelenggarakan ujian nasional atau yang
sering disebut UN bagi semua siswa setiap akan melanjutkan pendidikan ke jenjang
berikutnya. Bedanya, jenjang pendidikan di Singapura itu agak belibet.
Wajib pendidikan di Singapura berlangsung selama sepuluh tahun, walaupun
untuk meneruskan pendidikan universitas di Singapura dibutuhkan 13 tahun
pendidikan dasar. Sekolah dasar dan sekolah menengah berlangsung selama 10
tahun. Di akhir kelas 10, siswa akan menghadapi ujian GCE O-Level atau GCE N-
Level. Siswa dapat menyelesaikan pendidikan di Junior College, mendapatkan gelar
dan sertifikar diploma di salah satu Polytechnics, atau meninggalkan sekolah dan
mulai bekerja. Pre-University akan berlangsung selama 3 tahun - dimana siswa
mempersiapkan GCE A-Level. Setelah menyelesaikan GCE A-Level, siswa akan
mengambil kuliah di salah satu universitas di Singapura. Gelar sarjana akan diraih
setelah tiga sampai dengan lima tahun. Pilihan jurusan adalah Teknik, Kedokteran
Gigi, Hukum, Pembangunan, Musik, dan Arsitektur ataupun Kedokteran. Minimal
persyaratan bahasa Inggris adalah IELTS 6.0. Gelar Master di Singapura bisa
didapatkan setelah menyelesaikan satu sampai dengan tiga tahun. Minimal
persyaratan bahasa Inggris adalah IELTS 6.5.
JENJANG PENDIDIKAN DI SINGAPURA:
1. Kindergartens (Taman Kanak-kanak)
Sekolah dengan program masa pendidikan 3 tahun untuk anak-anak mulai
umur 4 hingga 6 tahun. Program pendidikan 3 tahun ini terdiri dari Nursery,
Kindergarten 1 dan 2.
2. Primary Education (Sekolah Dasar)
Ini adalah program sekolah wajib di Singapura dengan masa tempuh
pendidikan selama 6 tahun yang terdiri dari 4 tahun pendidikan dasar dari kelas 1
hingga 4 dan dilanjutkan dengan 2 tahun masa orientasi mulai kelas 5 hingga 6
3. Secondary Education (SMP + SMA)
3
Program pendidikan kursus dengan masa tempuh 4-5 tahun di khususkan
pada beberapa pilihan Special, Express, Normal (Academic) atau Normal
(Technical), sesuai dengan hasil yang mereka dapatkan pada saat ujian akhir
nasional (PSLE). Kurikulum yang berbeda didesain untuk para siswa sesuai
dengan kemampuan belajar dan juga minat dari pribadi para siswa tersebut.
d. Pre-University Education (Pendidikan Pra-Universitas)
Ini adalah program pendidikan 2 tahun untuk mempersiapkan para siswa
untuk menempuh ujian GCE ‘A’ Levels. Tergantung dari jurusan yang mereka
tempuh dan nilai akhir, para siswa yang lulus bisa melanjutkan pendidikan
mereka ke level Universitas di Universitas Lokal Singapura.
e. Polytechnics (Politeknik)
Institusi ini dibentuk dengan misi untuk melatih para profesional level
menengah untuk mendukung pembangunan ekonomi dan teknologi di Singapura.
Memberikan banyak pilihan jurusan kepada para siswanya, politeknik ditujukan
untuk melatih para siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan minat dan
keahlian mereka masing-masing sehingga bisa mendapatkan tempat di dunia kerja
kelak setelah lulus nanti.
4. Singapore Universities (Universitas Singapura)
Pendidikan Universitas di Singapura memiliki misi untuk mempersiapkan
para siswa tidak untuk dunia kerja saat ini tapi untuk mempersiapkan mereka
pada saat masuk ke dunia kerja setelah mereka lulus nanti. Singapura memiliki
tiga universitas lokal, Nanyang Technological University (NTU), National
University of Singapore (NUS) dan Singapore Management University (SMU),
semua menawarkan program sarjana yang diakui oleh dunia internasional.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN DI SINGAPURA
Kemajuan pendidikan di Singapura didukung oleh banyak faktor. Di antaranya yaitu:
➢ Fasilitas yang memadai
Setiap sekolah di Singapura memiliki web sekolah yang berguna untuk
menghubungkan siswa, guru, dan orang tua. Selain itu, disetiap kelas terdapat
Liquid Crystal Display (LCD) untuk proses pembelajaran. Fasilitas lainnya yaitu
tersedianya sistem transportasi yang memiliki akses ke semua sekolah di
singapura yang memudahkan siswa untuk menuju ke sekolahnya.
➢ Faktor biaya

4
Faktor biaya juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan. Karena jika
biaya sekolah murah, setiap orang di negara tersebut dapat mengenyam
pendidikan dengan mudah. Di singapura, biaya pendidikan disesuaikan dengan
kemampuan rakyat, ditambah lagi dengan beasiswa bagi rakyat yang kurang
beruntung.
➢ Faktor pendidik
Proses penyaringan untuk menjadi guru sangat ketat dan calon guru yang
diterima disesuaikan dengan jumlah guru yang diperlukan, sehingga semua calon
guru tersebut pasti akan mendapatkan pekerjaan. Setelah teraudisi, para calon
guru diberi pelatihan sebelum bekerja sehingga guru-guru sudah mendapatkan
pembekalan sebelumnya. Selain itu, gaji yang diberikan untuk guru-guru di
singapura juga banyak. Hal itu menyebabkan kehidupan guru-guru terjamin
kesejahteraannya.
➢ Faktor Anggaran Pendidikan
Singapura mengeluarkan sekitar 25 persen dari anggaran pemerintahannya
untuk mengelola sektor pendidikan di negara pulau yang luasnya hanya 692
kilometer persegi dan memiliki penduduk sebanyak 4,5 juta orang itu. Sektor
pendidikan mencapai 25 persen dari total pengeluaran pemerintah. Dari jumlah
tersebut, sebanyak 40 persen adalah untuk tingkat pendidikan tersier (setingkat
perguruan tinggi). Selain itu, pemerintah Singapura juga menyediakan 75 persen
dana subsidi operasional dan mendorong lebih banyak donasi atau bantuan dari
sektor swasta untuk membantu institusi pendidikan. Sedangkan, agar pendidkan
dapat mendorong inovasi yang berkelanjutan, Singapura menekankan pendekatan
antara pemerintah dan kalangan pembisnis.
➢ Analisis Kurikulum
Kurikulum pendidikan Singapura ternyata tidak berbeda jauh dari kurikulum
pendidikan di Indonesia. Mereka juga menyelenggarakan ujian nasional atau yang
sering disebut UN bagi semua siswa setiap akan melanjutkan pendidikan ke
jenjang berikutnya. Bedanya,UN di Singapura tidak menentukan kelulusan
seseorang karena, menurut pemerintah Singapura, setiap orang punya kesempatan
sama untuk melanjutkan pendidikan. Tetapi di Indonesia UN sangat
mempengaruhi kelulusan siswa yaitu UN menjadi tolak ukur kelulusan siswa.

5
MASALAH PENDIDIKAN DI SINGAPURA
➢ Kurang adanya hubungan yang harmonis antara guru dan murid.
Tentang masalah sistem pendidikan di Negara maju, memang sistemnya saat ini
sudah berjalan dengan baik itu digambarkan dengan desentralisasi pendidikan
yang itu masih belum mampu dilakukan oleh kebanyakan Negara–Negara
berkembang, masalah utama dengan sekolah-sekolah di Negara maju adalah
hubungan antara guru dan siswa. Ada konflik kepribadian dan nilai. Beberapa
siswa, khususnya di kelas bawah, bolos sekolah atau menyebabkan masalah di
kelas karena mereka tidak peduli, atau tidak dapat mengendalikan diri mereka
sendiri

STRATEGI PENDIDIKAN DI SINGAPURA


Singapura mengaku tidak memiliki formula spesifik yang dapat menciptakan
sebuah kesuksesan bagi sektor pendidikan karena hal tersebut hanya dapat diraih
berdasarkan berbagai upaya jangka panjang yang berkelanjutan.

Singapura memiliki tiga fase dalam mengembangkan strategi ipteknya, yaitu:

1. Fase transfer pengetahuan dari luar negeri (1970 hingga 1980-an)


2. Fase pembangunan landasan riset dan pengembangan (1990-an) antara lain
dengan mendirikan Dewan Teknologi dan Sains Nasional pada 1991.
3. Fase terakhir yang dimulai pada 2000 hingga kini adalah menciptakan
pengetahuan baru bagi industri dengan cara memaksimalkan hubungan antara
perguruan tinggi, institusi riset, dan industri.

SISTEM PENDIDIKAN SINGAPURA MENJADI SISTEM PENDIDIKAN


TERBAIK DI ASEAN
Kemajuan pendidikan di Singapura didukung oleh banyak faktor. Di
antaranya yaitu adanya fasilitas yang memadai. Contohnya, setiap sekolah di
Singapura memiliki web sekolah yang berguna untuk menghubungkan siswa,
guru, dan orang tua. selain itu, di setiap kelas terdapat Liquid Crystal Display
(LCD) untuk proses pembelajaran. Fasilitas lainnya yaitu tersedianya sistem
transportasi yang memiliki akses ke semua sekolah di singapura yang
memudahkan siswa untuk menuju ke sekolahnya.
6
Faktor biaya juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan. Karena jika
biaya sekolah murah, setiap orang di negara tersebut dapat mengenyam
pendidikan dengan mudah. Di singapura, biaya pendidikan disesuaikan dengan
kemampuan rakyat, ditambah lagi dengan beasiswa bagi rakyat yang kurang
beruntung.
Faktor lain yang menyebabkan singapura menjadi negara dengan sistem
pendidikan terbaik di ASEAN adalah faktor pendidik. Proses penyaringan untuk
menjadi guru sangat ketat dan calon guru yang di terima disesuaikan dengan
jumlah guru yang diperlukan, sehingga semua calon guru tersebut pasti akan
mendapatkan pekerjaan. Setelah teraudisi, para calon guru diberi pelatihan
sebelum bekerja, sehingga guru-guru sudah mendapatkan pembekalan
sebelumnya. Selain itu, gaji yang diberikan untuk guru-guru di singapura juga
banyak. Hal itu menyebabkan kehidupan guru-guru terjamin kesejahteraannya.

B. SISTEM PENDIDIKAN DI BRUNEI DARUSSALAM


Sistem pendidikan umum Brunei memiliki banyak kesamaan dengan negara
lainnya seperti Inggris, Malaysia, Singapura dan lain-lain. Sistem ini dikenal dengan
pola A7-3-2-2" yang melambangkan lamanya masa studi untuk masing-masing
tingkatan pendidikan seperti: 7 tahun tingkat dasar, 3 tahun tingkat menengah
pertama, 2 tahun tingkat menengah atas dan 2 tahun pra-universitas.
Untuk tingkat dasar dan menengah pertama, sistem pendidikan Brunei tidak
jauh berbeda dengan Indonesia. Pendidikan dasar bertujuan memberikan
kemampuan dasar bagi murid-murid dalam menulis, membaca, dan berhitung
disamping membina dan mengembangkan karakter pribadi.
Pendidikan TK yang merupakan bagian tingkat dasar mulai diterapkan di
Brunei tahun 1979 dan sejak itu setiap anak berumur 5 tahun diwajibkan memasuki
TK selama setahun sebelum diterima di SD kelas 1. Kenaikan tingkat dari TK ke SD
dilakukan secara otomatis. Di tingkat SD, mulai dari kelas 1 dan seterusnya setiap
murid akan mengikuti ujian akhir tahun dan hanya murid yang berprestasi saja yang
dapat melanjutkan ke kelas berikutnya. Sementara yang gagal harus Atinggal kelas@
dan sesudah itu baru mendapat kenaikan kelas otomatis.

7
Setelah mengikuti pendidikan dasar 7 tahun, murid yang lulus ujian akhir
dapat melanjutkan pendidikannya ke SLTP selama 3 tahun. Bagi siswa yang lulus
ujian akhir SLTP akan memiliki pilihan yaitu:
➢ Dapat meneruskan pelajaran ke tingkat SLTA. Di tahun ke-2, siswa akan
menjalani ujian penentuan tingkat yang dikenal BCGCE (Brunei Cambridge
General Certificate of Education) yang terdiri dari 2 tingkat yaitu tingkat AO@
dan AN@. Bagi siswa yang berprestasi baik akan mendapat ijazah tingkat AO@
artinya siswa dapat meneruskan pelajaran langsung ke pra-universitas selama 2
tahun untuk mendapatkan ijazah Brunei Cambridge Advanced Level Certificate
tingkat AA@. Sementara itu, siswa tingkat AN@ harus melanjutkan studinya
selama setahun lagi dan kemudian baru dapat mengikuti ujian bagi mendapatkan
ijazah tingkat AO@.
➢ Bagi siswa tamatan SLTP yang tidak ingin melanjutkan pelajarannya ke
universitas dapat memilih sekolah kejuruan seperti perawat kesehatan, kejuruan
teknik dan seni, kursus-kursus atau dapat terjun langsung ke dunia kerja.

UPAYA MEMAJUKAN PENDIDIKAN BRUNEI DARUSSALAM


Dalam bidang pendidikan, Pemerintah Brunei Darussalam lebih mengutamakan pada
penciptaan SDM yang berahlak, beragama, dan menguasai teknologi. Sistim
pendidikan umum di Brunei Darussalam memiliki banyak kesamaan dengan negara-
negara “commonwealth” seperti Inggris, Malaysia, Singapura, dan lain-lain. Salah
satu target yang akan dicapai di bidang Pendidikan adalah meningkatkan angka
lulusan Pendidikan sekolah tinggi di Brunei Darussalam. Upaya yang telah dilakukan
antara lain sejak tahun 2003, UBD telah membuka peluang bagi keterlibatan sektor
swasta di bidang penelitian. Peluang keterlibatan pihak swasta dimaksudkan agar
Pemerintah dan pihak swasta dapat bekerjasama dalam pembangunan nasional di
bidang Pendidikan.

Kelebihan sistem pendidikan Brunei Terdapat kelebihan dan kekurangan pada


sistem pendidikan di Brunei Darussalam, kelebihannya: Program pendidikan di
Brunei diarahkan untuk menciptakan manusia yang berakhlak dan beragama dan
menguasi teknologi. Tentu ini menjadi hal positif dalam perkembangan kualitas

8
pelajar muslim di kanca dunia.Selain itu sekolah kejaraan (negeri) di Brunei gratis dari
TK sampai Universitas.3.Kelemahan sistem pendidikan Brunei
Sementara Kekurangannya: Seperti yang terlihat pada jenjang pendidikan tingkat
dasar, kewajiban pendidikan dimulai pada anak berusia 5 tahun. Hal ini kurangefektif
karena usia 5 tahun merupakan usia yang terlalu dini bagi anak untuk bergeliat di
dunia pendidikan. Seharusnya jika memang sudah wajib untuk sekolah, anak
dalamusia 5 tahun ini disediakan pendidikan jenjang pra-tingkat dasar untuk mengolah
kecerdasan sensorik-motorik anak. Pada pendidikan tingkat dasar ini juga terdapat
kekurangan yang begitu jelas, yaitu siswa yang tidak naik kelas akan naik kelas
secaraotomatis pada tahun berikutnya setelah ia mengulang pendidikannya di kelas
sebelumnya

C. SISTEM PENDIDIKAN DI THAILAND


Sistem pendidikan di Thailand tidak beda dengan sistem pendidikan di
Indonesia. Dari paparan tulisan ini adalah hasil dari interviu penulis dengan guru-
guru di Thailand selama penulis di Bangkok maupun penulis lakukan dalam video
calling dengan guru yang ada di Thailand. Untuk menambah lengkapnya paparan
tulisan ini penulis mengambil juga berbagai sumber dari buku maupun internet.
Sistem pendidikan di Thailand terbagi menjadi 3, yaitu : pendidikan formal,
pendidikan non-formal dan pendidikan informal.Untuk sistem pendidikan formal
terdiri dari pendidikan dasar dan pendidikan tinggi. sedangkan sistem pendidikan
non-formal terdiri dari : program sertifikat kejuruan, program short course sekolah
kejuruan dan interest group program.
Wajib belajar di Thailand lebih menekankan wajib belajar 12 tahun artinya
bahwa usia sekolah menjadi perhatian bagi pemerintah Thailand, dengan rincian
grade sebagai berikut :

➢ Pendidikan play group dan TK usia 3-6 tahun


➢ Pendidikan Sekolah dasar (selama 6 tahun), grade 1-6
➢ Pendidikan Sekolah Menengah (selama 3 tahun), grade 7-9
➢ Pendidikan Sekolah Menengah atas (selama 3 tahun), grade 10-12
Sedangkan Sekolah Agama (pondok) di Thailand secara keseluruhan bisa dibilang
sama dengan Sekolah pesanteren yang ada dijawa atau ditempat lainnya di
9
Indonesia pada ahun 1950/1960-an sebelum mengalami modernisasi. Terdapat
empat kunci sukses pendidikan di Thailand, yaitu:
1. Selalu mendasarkan pada sains dan teknologi, sehingga semua produk yang
dihasilkan berdasarkan pada penenlitian dan riset. Hasilnya akan menghasilkan
prosuk yang unggul dimata dunia.
2. Profit, artinya setiap kegiatan harus memberikan keuntungan, sehingga tidak
mengherankan apabila prostitusi dinegara ini dikemas dalam industry
pariwisata. Hal inilah yang ttidak perlu ditiru ooleh bangsa Indonesia, karena
demi pendapatan atau mendapatkan keuntungan, segala cara dihalakan. Hal ini
karena sebagian besar didaerah Thailannd banyak mengembangkan industry
pariwisata.
3. Value dan menjaga nilai-nilai budaya, sehingga Thailand menjadi Negara
bersih, tertib hukum dan disiplin, serta selalu berpegang pada ideology yang ada
dan umbuh di Thailand.
4. Raja sebagai wakil Tuhan, sehingga kedudukannya kuat dan dihati rakyatnya,
dan inilah yang dapat menghidupkan nilai yang tumbuh subur dikalangan siswa
sekolah di Thailand dan menjadiikan hidup itu mejadi lebih bermakna.
D. SISTEM PENDIDIKAN DI MYANMAR
Pendidikan di Myanmar saat ini memang tidak lebih baik dari pendidikan di
Indonesia. Namun tidak ada salahnya jika Indonesia sekedar bercermin dari
Myanmar serta konflik-konflik internal yang terjadi di negara tersebut yang
berpengaruh besar terhadap pendidikan Myanmar.
Struktur pendidikan yang diterapkan di Myanmar adalah pendidikan dasar
lima tahun, pendidikan menengah empat tahun, dan dua tahun di tingkat yang lebih
tinggi. Ada tujuh departemen yang berada di bawah departemen pendidikan, yaitu:
1. Departemen Pendidikan Dasar, yang bertanggung jawab terhadap pendidikan
umum di sekolah dasar, menengah, dan tinggi.
2. Departemen Pendidikan Tinggi, yang bertanggung jawab terhadap universitas
dan perguruan tinggi.
3. Departemen Pendidikan Teknik, Pertanian, dan Kejuruan, yang bertanggung
jawab terhadap pelaatihan teknis di sekolah dan lembaga pendidikan tinggi,
pelatihan pertanian di sekolah, dan lembaga pertanian.
4. Dewan Evaluasi Myanmar yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ujian
dalam pendidikan.
10
5. Biro Penelitian Pendidikan Myanmar, yang bertanggung jawab mengenai
penelitian pengajaran.
6. Departemen Komisi Bahasa Myanmar
7. Organisasi Penelitian Pusat
Myanmar adalah Negara yang penuh dengan konflik terutama konflik internal. Di
tengah konflik tersebut pemerintah diwajibkan untuk tetap meningkatkan kualitas
pendidikan terutama pendidikan dasar dan menengah. Kebijakan-kebijakan pun dibuat
meskipun implementasinya masih kurang baik dengan adanya konflik internal. Badan
PBB pun ikut membantu dengan menyarankan untuk menerapkan sistem pendidikan
untuk semua (Education for All).
Dalam kebijakan pendidikan di Myanmar, pendidikan dasar menjadi proyek
terpenting dari sistem pendidikan di negara tersebut. Oleh karena itu pemerintah
berusaha untuk meningkatkan akses ke pendidikan dasar dan meningkatkan kualitas
pendidikan dasar. Sekolah-sekolah akan diubah menjadi pusat-pusat budaya dan
pendidikan yang melayani masyarakat. Pendidikan memainkan peran penting dalam
mewujudkan sumber daya manusia dalam program-program pembangunan bangsa.

E. SISTEM PENDIDIKAN DI FILIPINA


Filiphina sering kali dianggap sebagai Negara sau-saunya di Asia Tenggara
yang sanga kuat pengaruh budya baratnya. Filiphina adalah Negara yang paling maju
di Asia setelah perang dunia ke II. Saat ini, Filiphina mengalami pertumbuhan
ekonomi yang moderat, yakni banyak disumbangkan dari pengiriman uang oleh para
pekerja filiphina diluar negegri dan sector teknologi yang sedang tumbuh pesat.
Sistem Pendidikan di Negara Filiphina yaitu:
1. Pra-Pendidikan Dasar
Pra pendididikan dasar ini disediakan untuk anak berusia 3-5 tahun, program
yang ditawarkan sangat beragam, seperti Nursery (Pendidikan anak usia dini)
yaitu usia 3-4 tahun, Kindergaten (TK) untuk usia 4-5 tahun, dan Persiapan
memasuki sekolah dasar yaitu 5-6 Tahun.
2. Pendidikan Dasar
Sekolah dasar terdiri dari 6 tingkatan, tetapi ada juga sekolah yang
menambahkan tingkat tambahan. Tinkatan ini dikelompokkan menjadi dua
yaitu tingkat primer (dasar) meliputi 3 tingkat pertama, dan tingkat
Intermediiet atau lanjutan yang terdiri dari 3 atau 4 tingkatan. Penyelenggaraan
11
6 tahun pendidikan dasar ini wajib dan disedikan gratis untuk sekolah-sekolah
umum.
3. Pendidikan Sekolah menengah
Sekolah menengah ini sama halnya dengan di Indonesia, ditempuh selama 3
tahun, sekolah ini dibagi menjadi 2 yaitu sekolah Publik dan sekolah Swasta.
Pelajaran inti pada sekolah public yaitu: Matematika, Ilmu pengetahuan,
bahasa inggris, bahasa bahasa filiphina, dan Makabayan (Ilmu sosial,
pendidikan kehidupan, dan nilai-nilai). Pada tingkatan ke-3 ditambahkan mata
pelajaran Sains, dan mata pelajaran lainnya seperti Seni, Musik, dan
pendidikan Jasmani. Sedangkan sekolah Swasta mata pelajaran yang diajarkan
sama dengan halnya sekolah public, hanya saja disekolah katholik diberikan
materi Pendidikan Agama atau kehidupan Umat Kristen. Pada sekolah
Internasional dan sekolah Cina diberikan mata pelajaran tambahan berupa
bahasa dan budaya. Bahasa pengantarnya adalah bahasa inggris. Bahasa
filiphina digunakan dalam pengajaran makabayan dan bahasa filiphina, selain
itu juga digunakan dengan bahasa-bahasa daerah lainnya.
4. Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Pendidikan sekolah ini berlangsung selama empat tahun yaitu usia 12-16 tahun
dan disediakan gratis disekolah-sekolah umum. Pendidikan menengah ini
bersifa terkotak, yaitu setipa tingka berfokus pada tema atau isi tertentu. Tahun
ke 1(freshman) diajarkan aljabar I. sains terintegrasi, bahasa inggris I, Bahasa
Filiphina dan setelah itu siswa dapat memilih pelatihan kejuruan 2 atau 3 tahun
untuk melanjutkan ke Universitas.
5. Pendidikan Teknik dan Kejuruan
Pendidikan Teknik dan kejuruan adalah suatu badan yang mengawasi
pendidikan Pasca Sekolah menengah Pendidikan teknis dan kejuruan, termasuk
orientasi keterampilan, pelatihan dan pengembangan pemuda luar sekolah dan
masyarakat pengangguran dewasa. Pendidikan ini dikelola oleh dewan tenaga
kerja dan Pemuda dan program Magang di Biro ketenagakerjaan Lokal.
6. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi di Filiphina diklasifikasikan menjadi Universitas dan
Perguruan tinggi Negeri. Pendidikan tinggi dikelola oleh Komisi Pendidikan
Tinggi (CHED). Ched adalah lembaga Indiependent setingkat dengan
departemen yang berasal dan bekerja sama dengan Departemen Pendidikan.
12
Tugasnya adalah mengkoordinasikan program atau lebaga pendidikan tinggi
dan menerapkan kebijakan dan standar.
Sedangkan HEIs (High Education Institutions) adalah lembaga pendidikan
tinggi yang berada langsung dibawah lembaga pemerintah yang ditetapkan
dalam Undang-undang. Mereka menyediakan Pelatihan khusus dibidang ilmu
militer dan Pertahanan Sosial.

Terdapat kelebihan dan kekurangan pada sistem pendidikan di Filipina,


kelebihannya: Mata pelajaran pada Sekolah di Filipina tersusun berurutan tahap
demi tahap, dari jenjang yang lebih rendah ke jenjang yang lebih tinggi.
Sementara Kekurangannya: Hampir tidak ada kekurangan pada sistem
pendidikan di Filipina. Akan tetapi yang menjadi kejanggalan adalah usia siswa
untuk masuk ke Universitas biasanya dimulai dari 16 tahun. Hal ini tentunya
memerlukan seleksi yang ketat, karena dalam usia 16 tahun kebanyakan siswa
masih belum mencukupi penguasaan materi-materi di tingkat lanjutan.

2.2 Paparan Pelajaran Berharga Yang Bisa Dipetik Dari Pengalaman Negara
Tetangga Dalam Menerapkan Teknologi Pendidikan

4 fase penanda dalam proses integrasi teknologi di dunia pendidikan.

Fase 1 : Directed

Pada fase ini, pembelajar (learner)—atau dengan kata yang lebih familiar: siswa—
diarahkan untuk menggunakan teknologi. Siswa berperan pasif dalam fase ini dimana
teknologi hanya digunakan sesuai dengan arahan saja. Biasanya, pekerjaan yang
dilakukan pada fase ini adalah pekerjaan yang bisa berlangsung tanpa teknologi. UN
CBT adalah contoh dari fase ini dimana (sebagian) siswa menggunakan komputer
untuk mengerjakan ujian, walaupun siswa lain (yang secara infrastruktur belum siap)
tetap melakukan secara tertulis.

13
Fase 2 : Access

Perbedaan mendasar fase 2 dari fase 1 adalah ranah akses yang lebih luas bagi siswa.
Dengan fasilitas yang tersedia, siswa sebagai pengguna bebas menjelajah informasi,
mengakses halaman dan berinteraksi dengan kelompok-kelompok khusus. Namun,
akses masih terbatas sesuai dengan yang ditentukan. Metode blended learning dapat
dijadikan contoh dimana siswa dapat mengakses informasi di situs daring tapi tetap
dalam lingkup akademik yang ditentukan tutor (guru).

Fase 3 : Mobile

Lingkup perangkat keras yang digunakan mulai berubah menjadi seluler yang artinya
siswa dapat mengakses atau melakukan pembelajaran dimanapun, dalam keadaan
tidak diam di satu tempat (mobile). Fase mobile ini melibatkan kemauan dari siswa
untuk menggunakan gawai sebagai media belajar sehingga terjadi arus informasi
terus-menerus. Heick menggambarkan fase ini mulai menggantikan proses belajar
tatap muka tradisional.

Fase 4: Self-directed

Pada fase ini, siswa leluasa mengakses dan terlibat pembelajaran secara aktif. Siswa
mandiri mengarahkan pembelajarannya dengan didukung oleh perangkat teknologi
yang secara daring saling terhubung. Dari segi pembelajaran, fase ini menandakan
adanya motivasi intrinsik yang tinggi untuk belajar sehingga siswa sendiri yang
menentukan kecepatan dan konten pembelajaran.

Keempat proses penggunaan teknologi di atas sebetulnya dapat kita temukan sehari-
hari. Namun, konteksnya masih sangat umum, bukan pada pendidikan. Contohnya
fase mobile bisa kita temukan dari riuhnya aplikasi chatting atau sosial media dimana
penggunanya saling bertukar informasi secara aktif. Kalaupun ada penggunaannya
dalam konteks pendidikan, sifatnya bukan nasional di seluruh Indonesia, melainkan
aplikasi tertentu saja yang dimanfaatkan oleh sebagian orang. Situs seperti
www.zenius.net, misalnya, telah menyediakan konten pembelajaran (SD sampai
SMA) yang dapat diakses secara mandiri oleh siswa.

14
Pandangan saya, penerapaan teknologi dalam pendidikan di Indonesia ada dalam
beberapa fase secara tersebar. Sebagian sudah ada di fase 4, sebagian lagi baru
menerapkan fase 2. Hal ini juga disebabkan belum meratanya infrastruktur teknologi
sehingga secara kolektif integrasinya dalam dunia pendidikan masih terbilang rendah.
Namun, seiring dengan kebutuhan dan kecerdasan dalam mengadaptasi teknologi,
kemajuan bersama yang ditandai oleh fase-fase di atas perlahan akan muncul dan
diaplikasikan di dunia pendidikan kita tidak lama lagi.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari paparan di atas dapat kita simpulkan mengenai hal-hal yang
membandingkan antara pendidikan di Singapura, Brunei Darussalam, dan Filipina,
yaitu Jenjang Pendidikannya.
Pendidikan dasar dari masing-masing negara di atas relatif sama, yaitu sama-
sama diawali dari pendidikan tingkat dasar. Namun, yang sedikit membedakan adalah
pada Singapura yang memisahkan antara Tingkatan Dasar dengan TK, dan durasi
waktu yang ditempuh dari masing-masing negara di atas. Pada Tingkat Dasar di
Singapura berdurasi selama 3 tahun kindergartens dan 6 tahun tingkat dasar.
Sementara pada Tingkat Dasar di Brunei Darussalam berdurasi selama 6 tahun dengan
1 tahun di TK. Dan pada Tingkat Dasar di Filipina terdiri dari 6 tingkat dengan 1
tingkat tambahan dengan durasi waktu selama 2 tahun.
Sementara pada hal-hal lain seperti perhatian lembaga pendidikan terhadap
siswa dari masing-masing negara sama-sama mengoptimalkan pelayanan kepada
siswa dengan harapan terwujudnya siswa yang berkualitas.
Dari keterangan-keteranagan di atas juga terdapat relevansi dengan pendidikan
di Indonesia.
3.2 SARAN
Bagi siapa saja yang membaca makalah ini, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan
makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua dalam menjalankan segala aktifitas
sebagai seorang mahasiswa.

16
DAFTAR PUSTAKA

AECT, 1977, Defenisi Teknologi Pendidikan : Satuan Tugas Defenisi Dan Terminologi,
Jakarta, Rajawali.
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu pendidika. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009.
Suparlan, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2004.
Suyanto, Dinamika Pendidikan Nasional, Jakarta Pusat: Pusat Studi Agama dan Peradaban
Muhammadiyah, 2006.
Wisata.(2011). Sistem Pendidikan Singapura. http://www.wisatasingapura.sg/2011/07/03/
sistem-pendidikan-di-singapura/. (akses 2 juli 2019)

17

Anda mungkin juga menyukai