Anda di halaman 1dari 18

MENGANALISIS HADIS NABI TENTANG MATERI PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Hadis Tarbawi

Dosen Pengampu : Aat Hidayat, M.Pd.I.

Disusun oleh :

Isnaeni Amrina Rusdah (1710310123)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hadis merupakan segala sesuatu dari Nabi Muhammad SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, ketetapan, sifat-sifat dan keadaannya. Hadis yang banyak
memberikan dasar-dasar bagi pendidikan Islam juga merupakan sumber ajaran kedua
sesudah Al Qur’an. Hadis berfungsi sebagai penjelas dari petunjuk-petunjuk Allah yang
terdapat dalam Al Qur’an, termasuk masalah pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, materi pembelajaran menjadi salah satu unsur penting
dalam proses pembelajaran. Materi pembelajaran sendiri adalah bahan ilmu pengetahuan
yang ditetapkan dalam suatu proses. Dan tanpa adanya materi pendidikan, proses
pembelajaran tidak akan pernah terjadi.
Untuk mengetahui materi pendidikan itu seperti apa, kita perlu mengkaji hadis-
hadis pendidikan atau yang biasanya disebut dengan hadis tarbawi, guna dijadikan
sebagai pedoman bagi kita dalam melakukan segala sesuatu yang kita jalani dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya saja dalam penerapan akidah dan keimanan,
keterampilan, pendidikan sholat bagi anak, dan lainnya. Hal ini menjadikan kita agar
mengerti dalam menjalankan kehidupan sesuai dengan hadis nabi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hadis nabi yang termasuk dalam materi pendidikan?
2. Bagaimana mufradat (kosa kata) dari hadis tersebut?
3. Bagaimana asbabul wurud (sejarah) tentang hadis tersebut?
4. Bagaimana syarah (penjelasan) dari hadis tersebut?
5. Apa saja makna yang dapat dirumuskan dalam nila-nilai pendidikan?
6. Bagaimana kontekstualisasi atau penerapan nilai-nilai pendidikan dalam kehidupan
sehari-hari?

C. Tujuan
1. Mengetahui hadis nabi yang termasuk materi pendidikan.

1
2. Menjelaskan mufradat (kosa kata) dari hadis tersebut.
3. Menjelaskan asbabul wurud (sejarah) tentang hadis tersebut.
4. Menjelaskan syarah (penjelasan dari hadis tersebut.
5. Mengetahui makna yang dapat dirumuskan dalam nilai-nilai pendidikan.
6. Menjelaskan kontekstualisasi atau penerapan nilai-nilai pendidikan dalam kehidupan
sehari-hari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teks Hadis dan Terjemahan


1. Hadis nabi tentang akidah dan keimanan

‫ا‬44‫لَّ َم يَوْ ًم‬4‫ ِه َو َس‬4‫لَّى هللاُ َعلَ ْي‬4‫ص‬ ْ ‫ت‬


َ ‫فَ النَّبِ ِّي‬44‫خَل‬ ُ ‫ ُك ْن‬:‫ال‬4
َ 4َ‫ا ق‬44‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َم‬ ِ ‫س َر‬ ٍ ‫ع َِن اب ِْن َعبَّا‬
َ‫أ َ ْلت‬44‫اس‬
َ ‫ إِ َذ‬،‫ك‬ َ َ‫ اِ ْخفَ ِظ هللاَ تَ ِج ْدهُ تُ َجاه‬،‫ك‬ ْ َ‫ت اِ ْخفَ ِظ هللاَ يَحْ ف‬
َ ‫ظ‬ ٍ ‫ يَا ُغالَ ُم اِنَّى اُ َعلَّ ُمكَ َكلِ َما‬:‫فَقَا َل‬
‫ك‬ َ ْ‫و‬44‫ت َعلَى أَ ْن يَ ْنفَ ُع‬ْ ‫ َواجْ تَ َم َع‬4َ‫ َوا ْعلَ ْم أَ َّن ْاالُ َّمةَ ل‬،ِ‫ت َِع ْن بِاهلل‬4‫ا ْس‬44َ‫تَ َع ْنتَ ف‬4‫اس‬ ْ ‫ َو إِ َذا‬،َ‫فَسْأ َ ِل هللا‬
‫ي ِْئ لَ ْم‬4‫ك بِ َش‬ ُ َ‫وْ ا َعلَى أَ ْن ي‬44‫ َوإِ ِن اجْ تَ َم ُع‬،‫ك‬
َ ْ‫رُّ و‬4‫ض‬ َ 4َ‫هُ هَّللا ُ ل‬4َ‫بِ َشي ِْئ لَ ْم يَ ْنفَعُوْ كَ إِالَّ بِ َشي ِْئ قَ ْد َكتَب‬
ِ َّ‫ت ْاالَ ْقالَ ُم َو َجف‬
ُ ‫ت الصُّ ح‬
‫ذي‬44‫ (رواه الترم‬.‫ُف‬ ِ ‫ ُرفِ َع‬، َ‫يَضُرُّ وْ كَ إِالَّ بِ َشي ِْئ قَ ْد َكتَبَهُ هَّللا ُ َعلَ ْيك‬
1
)‫ حديث حسن صحيح‬: ‫وقال‬
Artinya: Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata: “Pada suatu hari saya (membonceng)
dibelakangi Nabi Muhammad SAW kemudian beliau bersabda: “Wahai
pemuda sesungguhnya saya akan mengajarkan beberapa kalimat (hal)
kepadamu: Periharalah perintah Allah niscaya Allah akan memelihara
kamu, jagalah larangan Allah niscaya kamu akan mendapatkan Allah selalu
berada di hadapanmu. Apabila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah.
Apabila kamu memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada
Allah. Ketauhilah olehmu, bahwa seandainya ummat manusia berkumpul
dan bersepakat untuk memberikan sesuatu pertolongan kepadamu niscaya
mereka tidak akan dapat memberikan pertolongan kepadamu kecuali sesuatu
yang telah ditetapkan oleh Allah atas kamu. Dan seandainya mereka
berkumpul untuk mencelakakanmu, maka mereka tidak akan mampu
mencelakakanmu sedikitpun juga kecuali sesuatu yang telah ditetapkan oleh
Allah atas kamu. “Pena telah terangkat dan tulisan-tulisan pada buku catatan
telah kering”. (HR. Al Tirmidzi dan ia berkata Hadis Hasan Shahih)2

2. Hadis nabi tentang keterampilan


1
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi: Hadis-hadis Pendidikan (Jakarta: Prenadamedia Group, 2012), hlm. 2.
2
Ibid, hlm. 4.

3
َ‫ة‬4َ‫ ِد ثَالَئ‬4‫ه ِْم ْال َوا ِح‬4‫الس‬
َّ ِ‫ ْد ِخ ُل ب‬4ُ‫لَّ َم إِ َّن هَّللا َ ي‬4‫ ِه َو َس‬4‫وْ ُل هلَّلا ُ َعلَ ْي‬4‫ا َل َر ُس‬44َ‫ا ِم ِر ق‬4َ‫ت ب ُْن ع‬
ُ َ‫ع َْن ُع ْقب‬
‫وْ ا َوأَ ْن‬44ُ‫وْ ا َورْ َكب‬44‫هُ َوارْ ُم‬4 َ‫ ِه َو ُمنَبَّل‬4 ِ‫ َي ب‬4 ‫َّاس‬
ِ ‫ص ْن ِع ِه ْال َخ ْي َر َوالر‬
ُ ‫صانِ َعهُ يَحْ تَ ِسبُ ِف ْي‬ َ َ‫نَفَ ِر ْال َجنَّة‬
ُ‫ه‬444‫ل فَ َر َس‬444ُ
ِ ‫ب ال َّرج‬ ِ ‫أْ ِد ْي‬444َ‫ ِة ت‬444َ‫ ُو إِالَ فِ ْي ثَالَث‬444ْ‫ْس اللَّه‬
َ ‫وْ ا َولَي‬444ُ‫ي ِم ْن أَ ْن تَرْ َكب‬
َّ ‫وْ ا اَ َحبُّ إِل‬444‫تَرْ ُم‬
‫ا‬44َ‫َو ُمالَ َعبَتِ ِه ا ْم َرأَتَهُ َو َر ِم ْي ِه بِقَوْ ِس ِه َونَ ْبلِ ِه َو َم ْن تَ َركَ ال َّر ْم َي بَ ْع َد َما عَالِ َمهُ َر ْغبَةُ َع ْنهُ فَإِنَّه‬
3
)‫ال َكفَ َربِهَا (النسائي‬ َ َ‫نِ ْع َمةٌ َكفَ َرهَا أَوْ ق‬

Artinya: Dari Uqbah bin Amir berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya
Allah memasukkan tiga orang ke surga sebab satu panah, pembuatnya yang
mengharapkan kebaikan dalam pembuatannya, pemanahnya dan pemberi
anak panah. Panahlah dan berkendaraanlah, dan panahmu lebih aku cintai
daripada engkau berkendaraan. Tidak ada permainan melainkan pada tiga
perkara; pengajaran seseorang pada kudanya, bermain-main dengan istrinya
dan memanah dengan busur dan anak panah. Barang siapa yang
meninggalkan memanah setelah dia terampil karena benci, maka
sesungguhnya ia nikmat yang dikufuri atau ia bersabda; ia mengkufurinya.”
(HR. Al-Nasai)

3. Hadis nabi tentang pendidikan shalat bagi anak

‫َح َّدثَنَا َعلِ ُّي ب ُْن حُجْ ِرأَ ْخبَ َرنَا َحرْ َملَةُ ب ُْن َع ْب ُد ْال َع ِزي ِْزب ِْن ال َّربِي ِْع َس ْب َر ِة ْال ُجهَنِ ُّي ع َْن َع ِّم ِه َع ْب ُد‬
‫لَّ َم‬4 ‫ ِه َو َس‬4 ‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬4 ‫ص‬
َ ِ ‫ال َرسُوْ ُل هَّللا‬ َ َ‫ك ب ِْن ال َّربِي ِْع ب ِْن َسب َْر ِة ع َْن أَبِ ْي ِه ع َْن َج ِّد ِه ق‬
َ َ‫ال ق‬ ِ ِ‫ْال َمل‬
)‫ َعلَ ْيهَا اب ِْن َع ْش ٍر (الترمذي‬4ُ‫صالَ ِة ا ْبنَ َسب ِْع ِسنِي ِْن َواضْ ِربُوْ ه‬ َّ ‫ي ال‬ َّ ِ‫صب‬َّ ‫َعلِّ ُمواال‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr berkata; telah mengabarkan
kepada kami Harmalah bin Abdul Aziz bin Ar Rabi’ bin Syabrah Al Juhani
dari Abdul Malik bin Ar Rabi’ bin Sabrah dari ayahnya dari kakeknya ia
berkata: “Ajarkanlah shalat kepada anak-anak di umur tujuh tahun, dan
pukullah mereka ketika meninggalkan shalat di umur sepuluh tahun”. (HR.
At Tirmidzi)4

3
Ibid, hlm. 25.
4
Suryani, Hadis Tarbawi: Analisis Paedagogis Hadis-hadis Nabi (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 102.

4
B. Mufradat (Kosa Kata)
1. Hadis nabi tentang akidah dan keimanan

a. ‫ ُغالَ ُم‬, Asalnya ‫ = يَا ُغالَ ِم ْي‬Wahai anakku! Seorang anak yang berusia sejak pisah
dari susu ibu (disapih) sampai dengan baligh (remaja). Ibn ‘Abbas yang dipanggil
Rasul sebagai ghulam berusia 10 tahun pada waktu itu.

b. ٍ ‫ = َكلِ َما‬Beberapa kalimat. Berbentuk jama’ qillah (sedikit) untuk memudahkan


‫ت‬
hafalan. Kata tersebut ditanwinkan karena memberikan makna agung
permasalahannya, sekalipun beberapa kata saja dan inilah yang disebut kalimat
universal (jawami’alkalim).

c. ِ ‫ ِظ هَّللا‬4 َ‫= اِ ْخف‬ Peliharalah Allah, artinya memelihara agama-Nya yakni dengan
melazimi takwa, menjalankan segala perintah dan menjauhkan segala larangan-
Nya.

d. َ‫ = تُ َجاهَك‬Bersamamu (bersama Allah) artinya dipelihara, diperkuat, dan ditolong


Allah.

e. َ‫ = ا ْستَ َع ْنت‬Engkau minta tolong pada urusan agama.


f. َ‫ = االُ َّمة‬Jemaah dan pengikut para nabi, disini dimaksudkan seluruh makhluk
g. ‫ت ْاالَ ْقالَ ُم‬
ِ ‫ = ُرفِ َع‬Pena terangkat, artinya tidak ada tulisan tidak ada qada’
h. ُ ‫ = الصُّ ح‬Lembaran-lembaran yang tertulis segala keputusan (qada’ Allah) alam
‫ُف‬
semesta ini di lawh al-Mahfizh.5
2. Hadis nabi tentang keterampilan

a. ُ‫ = يَحْ تَ ِسب‬Mengharapkan pahala dari Allah.


b. ‫ْس اللَّ ْه ُو‬
َ ‫ = َولَي‬Tidak termasuk permainan yang terlarang.
c. ‫ = َوارْ َكبُوْ ا‬Berkendaraanlah.
d. ‫ = أَوْ قَا َل‬Atau dia berkata, adanya keraguan dari perawi Hadis.
e. ُ‫ت َع ْنه‬
ُ َ‫ = َر ْغب‬Karena benci.6
3. Hadis nabi tentang pendidikan shalat bagi anak
5
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi: Hadis-hadis Pendidikan, hlm. 3.
6
Ibid, hlm.26.

5
a. ‫ = َعلِّ ُموا‬Ajarkanlah.
b. ‫ = َسب ِْع ِسنِي ِْن‬Umur tujuh tahun.
c. ُ‫ = اضْ ِرب‬Pukullah.
d. ‫ = ا ْب ِن َع ْش ٍر‬Umur sepuluh tahun.7

C. Asbabul Wurud
1. Hadis nabi tentang akidah dan keimanan
Pengajaran yang diberikan Rasul kepada seorang anak yang pada waktu itu
masih berusia sekitar 10 tahun. Ia adalah Ibn Abbas. Pergaulan antara murid dan
guru sangat akrab. Nabi yang seorang guru saat itu sedang memboncengkan
muridnya di sebuah kendaraan. Disitulah terjadi suatu proses pembelajaran atau
kegiatan belajar mengajar (KBM).8
2. Hadis nabi tentang keterampilan
Asbabul wurud hadis nabi tentang keterampilan, pemakalah menjelaskan kala
itu Rasulullah telah lewat di depan orang-orang yang sedang melakukan sejenis
pencak di Madinah. Aku dengar beliau berkata: “Lakukanlah hai Bani Arfidah, dan
seterusnya”. Sehingga mereka berkata: “Abu Qashim yang baik, Abu Qashim yang
baik”. Maka datanglah Umar dan mereka menghindar ketakutan.
Maksud dari semua itu adalah “Teruskanlah melakukan latihan bela diri di
masjid untuk kelak bisa ditampilkan pada hari-hari raya sehingga orang-orang
Yahudi dan Nashara tahu bahwa di dalam agama Islampun ada kelonggaran”.9
3. Hadis nabi tentang pendidikan shalat bagi anak
Asbabul wurud hadis nabi tentang pendidikan shalat bagi anak ini, pemakalah
mengemukakannya dengan menggunakan hadis Abu Daud yang memiliki matan
yang semakna. Karena tidak ada penjelasan secara jelas mengenai asbabul wurud
dari hadis tersebut.

7
Suryani, Hadis Tarbawi: Analisis Paedagogis Hadis-hadis Nabi, hlm. 103.
8
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi: Hadis-hadis Pendidikan, hlm. 4.
9
Damsyiqi, Asbabul Wurud 1 (Jakarta: Kalam Mulia, 2003), hlm. 32.

6
‫ا َل‬44َ‫ ِه فَق‬4‫ا َعلَ ْي‬44َ‫ َدخ َْلن‬:‫ا َل‬44َ‫ب ْال ُج ْهنِ ْي ق‬
ِ ‫ا ِذ ْب ِن َع ْب ُدهَّللا ِ ْب ِن ُخبَ ْي‬44‫ َدثَنِ ْي َم َع‬4‫ َع ِد َح‬4‫ ِام ْب ِن َس‬4‫ع َْن ِه َش‬
َ ِ ‫وْ ُل هَّللا‬4‫ذ ُك ُر ع َْن َر ُس‬4ْ 4َ‫ ٌل ِمنَّا ي‬4‫ َكانَ َر ُج‬:‫ت‬
‫ ِه‬4‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬4‫ص‬ ْ َ‫ فَقَال‬.‫صبِ ُّي‬
َّ ‫ي ال‬ َ ‫ ي‬:‫اِل َ ْم َرأَتِ ِه‬
َّ ُّ‫ُصل‬
َ َ‫ فَق‬، َ‫َو َسلَّ َم اَنَّهُ ُسئِ َل ع َْن َذلِك‬
َّ ‫ اِ َذا ع ََرفَ يَ ِم ْينَهُ ِم ْن ِش َمالِ ِه فَ ُمرُوْ هُ بِال‬:‫ال‬
)‫صالَ ِة (ابوداوود‬
Artinya: Dari Hisyam bin Sa’ad dia berkata: pernah kami pergi ke rumah Mu’adz bin
Abdullah bin Khubaid al-Juhni RA. Lalu dia berkata kepada isterinya:
“Kapankah anak-anak itu harus mengerjakan shalat?” Maka isterinya
berkata: Seorang diantar kami menyebutkan dari Rasulullah bahwa beliau
pernah ditanya seseorang tentang itu, maka beliau bersabda: “Apabila anak
itu telah mengenal kanan dan kirinya, maka suruhlah dia mengerjakan
shalat”. (HR. Abu Daud)
Dari hadis di atas, terlihat bahwa munculnya hadis pendidikan shalat bagi anak
dapat diketahui ketika seorang sahabat bernama Mu’adz bin Abdillah bin Khuaid al-
Juhni RA. Bertanya kepada isterinya, “Kapankah anak-anak harus mengerjakan
shalat?” dan isterinya tersebut menjawab, bahwa ada seseorang yang menyebutkan
dari Rasulullah bahwasanya beliau pernah ditanya tentang itu, kemudian beliau
menjawab, ketika seorang anak telah bisa membedakan kanan dan kiri.
Dalam syarah Sunan Abu Daud disebutkan, bahwa ketika anak telah bisa
membedakan mana yang kiri dan mana yang kanan, maka anak tersebut telah
mumayyiz. Dan usia tamziz bagi seorang anak, umumnya 7 tahun. Maka ketika
memasuki usia mumayyiz inilah anak-anak sudah dipandang tepat untuk
diperkenalkan dengan shalat.10

D. Syarah (penjelasan hadis)


1. Hadis nabi tentang akidah dan keimanan
Hadis ini menjelaskan keindahan pengajaran yang diberikan Rasul kepada
seorang anak yang pada waktu itu masih berusia sekitar 10 tahun. Ia adalah Ibn
Abbas. Pergaulan antara murid dan guru sangat akrab. Nabi yang seorang guru saat
itu sedang memboncengkan muridnya di sebuah kendaraan. Disitulah terjadi suatu

10
Jihan Avie Yusrina, “Studi Analisis Hadis Nabi Tentang Perintah Shalat Pada Anak Sejak Usia Tujuh Tahun
dalam Perspektif Pendidikan Islam”, Skripsi, IAIN Walisongo Semarang, 2014, hlm. 31.

7
proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar (KBM). Jadi, proses kegiatan
belajar ternyata dapat dilakukan di mana saja sekalipun dilakukan di sebuah
kendaraan, dan tidak harus di dalam kelas saja. Nabi seorang guru yang penuh kasih
sayang senang memanggil muridnya dengan ungkapan yang dicintai muridnya:

‫ يَا ُغالَ ُم‬yang berarti “Wahai anakku!”.


Sebelum Rasul menyampaikan materi pengajaran, Rasul memberitahukan

kepada muridnya agar siap menerima pelajaran dengan ungkapan beliau: َ‫اِنَّى اُعَلَّ ُمك‬
ٍ ‫( َكلِ َما‬Sesungguhnya aku akan mengajarkan beberapa kalimat kepadamu).
‫ت‬
Kesiapan murid menerima pelajaran menjadi syarat mutlak tercapainya suatu
pengajaran, oleh karena itu, guru harus bisa menenangkan murid pada saat bercanda
atau suara gaduh yang menganggu kesiapan belajar mengajar. Jika kedua belah pihak
tidak ada kesiapan, tentu materi pengajaran yang disampaikan kepadanya akan sia-
sia, juga tidak akan berhasil mengantarkan anak didiknya kepada tujuan yang ingin
dicapai. Materi pelajaran yang disampaikan menggunakan kalimat universal yang
menyangkut segala permasalahan, mulai dari ketaatan dalam beragama, akidah, dan
beriman kapada qada’ dan qadar.
Setelah murid siap menerima pelajaran baru dimulai pengajaran itu, yaitu:

َ َ‫اِ ْخفَ ِظ هللاَ تَ ِج ْدهُ تُ َجاه‬


‫ك‬ (Peliharalah perintah Allah niscaya Allah akan memelihara
kamu). Maknanya, peliharalah segala perintah Allah untuk dilaksanakan dan
peliharalah segala larangan Allah untuk dijauhi yaitu dengan selalu takwa kepada-
Nya di mana saja berada. Kalau seseorang sudah memeliharanya dengn baik, maka
Allah pasti memeliharanya dari segala bencana dan dari sesuatu yang tidak
diinginkan. Perintah memelihara segala perintah dan segala larangan diulangi dua
kali untuk memperkuat perintah, perintah kedua dengan balasan yang berbeda yakni
Allah dihadapanmu atau Allah bersamamu.
Selanjutnya, Rasululah juga memberikan bimbingan agar senantiasa minta
sesuatu hanya kepada Allah dan meminta pertolongan hanya kepada Allah.

ِ ‫ َوإِ َذا ا ْستَ َع ْنتَ فَا ْست َِع ْن بِاهَّلل‬،َ ‫إِ َذا َسأ َ ْلتَ فَسْأ َ ِل هَّللا‬

8
“Jika kamu minta (berdoa), mintalah kepada Allah dan jika kamu minta pertolongan,
mintalah kepada Allah”.
Hadis ini perintah berdoa atau bermohon kepada Allah sama dengan QS. Al
Mu’min (40) : 60 :

‫ال َربُّ ُك ُم ا ْد ُعوْ نِ ْي أَ ْست َِجبُ لَ ُك ُم‬


َ َ‫َوق‬

“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan


bagimu”.

Hadis dan ayat di atas mendidik manusia agar mengesakan Allah dalam
berdoa. Tentunya dalam hal-hal yang tidak ada kemampuan selain Dia seperti
masalah rezeki, penyembuhan, pengampunan, dan kemenangan.

Kemudian beliau menegaskan bahwa segala yang terjadi ini sesuai dengan
keputusan (qada) dan ketentuan-Nya (qadar). Qada dan qadar adalah rahasia Allah,
manusia tidak mungkin mengetahuinya sebelum terjadi. Tetapi, manusia diwajibkan
menentukan nasibnya sendiri dengan segala kemampuannya berusaha dan berikhtiar.

‫ُف‬ ِ َّ‫ت ْاالَ ْقالَ ُم َو َجف‬


ُ ‫ت الصُّ ح‬ ِ ‫ُرفِ َع‬

“Pena telah terangkat dan tulisan-tulisan pada buku catatan telah kering”.

Segala keputusan Allah tidak dapat dihapus dan diganti, kecuali kehendaki-
Nya. Pena terangkat, maknanya jika tidak ada qada pada sesuatu maka tidak akan
terjadi apa-apa. Sedangkan telah kering segala lembaran, maknanya sesuatu yang
telah diputuskan Allah dengan qada-Nya sudah kering dan tidak akan dapat dihapus
lagi kecuali dengan kehendak-Nya.

Hadis di atas memberikan pelajaran tentang keimanan kepada Allah SWT dan
konsistensi dalam beragama. Dalam pendidikan Islam faktor keimanan sangat
penting ditanamkan kepada anak didik, misalnya mengajarkan bahwa Allah Maha
Melihat, Maha Mengawasi makhluk-Nya di mana saja kita berada. Demikian juga
anak didik dapat meyakini segala yang terjadi baik dan buruk adalah sudah
dikehendaki Allah SWT.

9
Rasulullah SAW sangat memperhatikan pendidikan anak didik sejak lahir dari
kandungan ibunya disunahkan azan di telinga kanan dan ikamah di telinga kiri
sebagai mana yang beliau lakukan terhadap cucunya Hasan Husain.

Para sarjana pendidikan Islam juga sepakat bahwa pendidikan keimanan


merupakan materi pendidikan vital terhadap anak didik dalammembentuk moral
yang baik, sehingga kehidupan anak mempunyai pedoman hidup yang
menenteramkan dan tidak mudah tergoyah oleh berbagai pengaruh yang ada
disekitarnya.11

2. Hadis nabi tentang keterampilan


Islam mengajarkan keterampilan yang bermanfaat baik untuk di dunia maupun
untuk di akhiratnya. Banyak sekali hadis yang mengajarkan keterampilan diantaranya
mengajarkan berenang untuk anak-anak, naik kendaraan kuda, panah memanah, dan
lain-lain. Hadis di atas menjelaskan tiga orang masuk surga sebab satu alat
keterampilan yakni panah. Tiga orang itu antara lain:
a. Pembuat panah yang mengharapkan pahala dari Allah.
b. Pemanah.
c. Pemberi anak panah.

Keterampilan panah memanah memang diperlukan pada masa awal Islam,


karena ia sebagai alat perang yang canggih pada saat itu untuk membela diri atau
mempertahankan keselamatan umat Islam ketika diserang musuh. Umat Islam harus
memiliki keterampilan membuat alat-alat perlengkapan perang dan cara
menggunakannya.

Perkembangan berikutnya tentunya keterampilan yang diperlukan sesuai


dengan zaman dan kebutuhan. Dalam dunia pendidikan guru dapat membekali anak
didiknya dengan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan zaman, misalnya
penguasaan konsep komputerisasi, perbengkelan, dan kesenian. Semua itu dilakukan
untuk memajukan bangsa dan untuk membekali anak umat Islam sehingga tidak
ketinggalan zaman.

11
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi: Hadis-hadis Pendidikan, hlm. 4.

10
‫وْ ا‬4ُ‫وْ ا َورْ َكب‬4‫ َوارْ ُم‬, “Panahlah dan berkendaralah”. Maksudnya jangan hanya
menguasai memanah dengan pejalan kaki saja (infanteri), akan tetapi penggabungan
infanteri dan invalteri atau menguasai keduanya.

‫ي ِم ْن أَ ْن تَرْ َكبُوْ ا‬
َّ ‫وأَ ْن تَرْ ُموْ ا اَ َحبُّ إِل‬,
َ “ Dan panahlah lebih aku cintai daripada
engkau berkendara”. Menurut al-Qariy dalam umdah-nya mengatakan, bahwa belajar
panah memanah, tembak menembak lebih dicintai daripada melatih kendaraan kuda
karena ada unsur pamer dan kesombongan.

Dalam hadis juga dijelaskan tiga keterampilan yang diperbolehkan dan


mendapat pahala, yaitu melatih kuda, bermain-main bersama istri, dan memanah. Tiga
keterampilan yang terpuji dan mendapat pahala, yaitu: Pertama, melatih keterampilan
kuda dalam menghadapi lawan berperang agar unggul dan mengalahkan lawan.
Kedua, seni bermain-main dengan istri agar terangsang untuk melakukan hubungan
dengan suami sehingga merasakan kebersamaan. Ketiga, melatih panah memanah
dengan busur dan anak panah. Maknanya segala sesuatu yang medukung kebenaran
baik ilmu teoretis maupun terapannya tergolong permainan yang dianjurkan dengan
catatan pada hal yang buka haram, seperti lomba jalan kaki, mengendarai kuda, unta,
mobil, dan motor, dan berbagai bentuk atlet olahraga lainnya.

Semua keterampilan hendaknya dikuasai umat Islam dan diberikan kepada


anak didik baik yang meningkatkan kesehatan metabolisme tubuh seperti berbagai
ragam olahraga maupun yang bersifat keterampilan murni untuk meningkatkan
kualitas sains dan teknologi.

‫َو َم ْن تَ َركَ ال َّر ْم َي بَ ْع َد َما عَالِ َمهُ َر ْغبَةُ َع ْنهُ فَإِنَّهَا نِ ْع َمةٌ َكفَ َرهَا‬

“Barang siapa yang meninggalkan memanah setelah dia terampil karena benci, maka
sesungguhnya ia nikmat yang dikufuri”.

Hadis ini menjelaskan kewajiban seseorang yang telah menguasai suatu ilmu
dan terampil melakukannya (psikomotorik), hendaknya dipelihara baik-baik jangan
dilupakan atau dihilangkan. Jika dilupakan dengan sengaja karena benci, maka

11
perbuatan itu kufur terhadap nikmat. Kufur disini antonym dari syukur, orang yang
tidak mensyukuri nikmat berarti kufur.

Hadis di atas juga sebagai bukti bahwa pendidikan Islam tidak hanya
memperhatikan materi agama saja tetapi juga materi keterampilan bersifat duniawi
secara bersama, keduanya agama dan dunia tidak dapat dipisahkan. Tetapi status
materi keterampilan itu semata sebagai sarana atau pendukung mencapai
kesempurnaan dalam beragama, keterampilan manah memanah, berbalap mengendarai
kuda, dan keterampilan bermain-main suami istri semuanya untuk kemaslahatan yang
dianjurkan Islam bukan semata kepentingan hawa nafsu yang jahat.12

3. Hadis nabi tentang pendidikan shalat bagi anak


Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab atas pendidikan shalat kepada
anaknya. Oleh sebab itu, bila ingin menyuruh anak melaksanakan shalat, maka
terlebih dahulu mengajari dan memberikan contoh kebiasaan kepada anak. “Bila anak
itu tidak mempunyai orang tua lagi, maka menjadi tanggung jawab walinya”.
Dalam hadis tersebut menjelaskan bahwa sanksi yang diberikan kepada anak
yang meninggalkan shalat adalah berupa hukaman yang sifatnya mendidik dan
pengajaran kepada anak, agar anak bertanggung jawab dan untuk pembentukan
pribadi anak. Sanksi berupa hukuman dengan pukulan bagi anak yang meninggalkan
shalat adalah jalan terakhir setelah anak dinasehati, diajak dan diajari. Pukulan yang
diberikan juga ada aturan sendiri, yakni:
a) Tidak boleh memukul, lebih dari sepuluh kali. Pemukul yang digunakan bukan
yang membahayakan fisik anak.
b) Tidak boleh memukul muka.
c) Tidak boleh memberikan hukuman ketika marah.13

E. Makna dirumuskan dalam nilai-nilai pendidikan


1. Hadis nabi tentang akidah dan keimanan

12
Ibid, hlm. 26.
13
Suryani, Hadis Tarbawi: Analisis Paedagogis Hadis-hadis Nabi, hlm. 103.

12
a) Perlu adanya interaksi dan komunikasi yang hangat antara murid dan guru baik
secara lahir maupun batin serta adanya kesiapan kedua belah pihak dalam proses
pembelajaran, sehingga tujuan pendidikan akan tercapai dengan mudah. Dalam
hal ini interaksi dan komunikasi sangatlah penting sebagai acuan dalam proses
pembelajaran. Karena tanpa adanya interaksi dan komunikasi, proses
pembelajaran tidak akan pernah terlaksana.
b) Materi pelajaran akidah dan tauhid merupakan materi pokok dalam Islam
hendaknya diberikan sejak awal dan sejak kecil agar dapat memelihara agama
dengan baik. Hal ini dilakukan karena di masa kecil adalah masa yang baik
digunakan untuk mempelajari hal-hal yang baru.
c) Meyakini sifat Allah Maha Pemelihara, Maha Pelindung, dan Maha Pengaman,
dan lain-lain terhadap setiap orang yang memelihara agama yakni memelihara
perintah agama dan segala larangannya. Hal ini dimaksudkan agar setiap manusia
selalu menjalakan perintah Allah dan selalu menjauhi larangan Allah.
d) Percaya kepada qada dan qadar yang telah ditentukan Allah pada setiap kejadian
yang ada disekitarnya. Hal ini penting karena percaya qada dan qadar adalah
sebagian dari rukun iman.
e) Kewajiban manusia berusaha dan berikhtiar lahir dan batin untuk menentukan
nasib atau takdir dan menyerahkan diri pada ketentuan Allah (qada dan qadar)
setelah berusaha. Hal ini dijadikan sebagai cara dalam setiap melakukan kegiatan
hendaklah disertai dengan usaha serta berikhtiar. Karena usaha tidak akan berhasil
tanpa adanya ikhtiar.14
2. Hadis nabi tentang keterampilan
a) Perlunya pelajaran keterampilan pada anak didik yang sesuai dengan zaman dan
kebutuhannya, seperti panah memanah, tembak menembak, pembalap, computer,
dan bengkel. Hal ini diperlukan bagi anak didik, karena dalam kehidupan tidak
hanya keterampilan akademik saja yang dikembangkan, tetapi keterampilan non
akademik seperti olahraga memanah juga diperlukan, agar anak didik tidak
ketinggalan zaman.

14
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi: Hadis-hadis Pendidikan, hlm. 9.

13
b) Materi keterampilan apapun yang bermanfaat dengan niat yang baik dinilai baik
dan mendapat pahala dari Allah SWT. Dalam hadis sudah disebutkan
keterampilan seperti panah memanah sangat bermanfaat untuk dunia dan akhirat.
Selain mendapatkan tubuh yang sehat juga bisa mendapat pahala juga di akhirat.
c) Tergolong bersyukur nikmat segala latihan untuk memelihara keterampilan yang
telah dimiliki agar tidak dilupakan. Hal ini dimaksudkan ketika mempunyai
sebuah keterampilan hendaknya terus dikembangkan dan jangan untuk
dilupakan.15
3. Hadis nabi tentang pendidikan shalat bagi anak
a) Tugas orang tua sebagai subyek pendidikan di keluarga untuk mengajari,
menyuruh, membimbing, dan memberikan teladan bagi anak-anaknya mengenai
shalat, baik shalat fardu, maupun shalat sunnah. Hal ini dimaksudkan karena
orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya.
b) Seorang anak sebagai obyek pendidikan, mulai disuruh dan dibimbing serta
dibiasakan mengerjakan shalat mulai dari umur tujuh tahun. Karena dalam usia itu
awal anak untuk diajarkan bagaimana tata cara untuk mengerjakan shalat.
c) Apabila anak telah berumur sepuluh tahun, tetapi tidak mengerjakan shalat, maka
orang tua memberikan sanksi berupa hukuman dengan pukulan. Seperti dalam
hadis di atas, ketika anak meninggalkan shalat di usia sepuluh tahun, maka
hendaklah dipukul sesuai aturan hadis yang berlaku.16

F. Kontekstualisasi
1. Hadis nabi tentang akidah dan keimanan
a) Pada pendidikan agama Islam tingkat dasar, peserta didik bisa diajarkan tentang
rukun iman. Hal ini bertujuan agar peserta didik bisa mengetahuinya.
b) Guru mengajarkan peserta didik untuk senantiasa meminta sesuatu atau berdoa
kepada Allah, dan menjelaskan kalau Allah-Lah yang bisa mengabulkan doa kita.
2. Hadis nabi tentang keterampilan

15
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi: Hadis-hadis Pendidikan, hlm. 30.
16
Suryani, Hadis Tarbawi: Analisis Paedagogis Hadis-hadis Nabi, hlm. 103.

14
a) Saat anak usia 8 tahun, ada kecenderungan anak susah mengontrol emosi. Cara
mengatasinya adalah dengan olahraga memanah. Karena dengan memanah akan
meningkatkan kosentrasi bagi anak tersebut.
b) Ketika isterinya marah, suaminya bisa menenangkannya dengan memeluk
isterinya. Hal ini akan mempererat kebersamaan serta mendapat pahala.
3. Hadis nabi tentang pendidikan shalat bagi anak
a) Mengajari anak tentang tata cara melakukan shalat. Hal ini bertujuan agar anak
mengetahui jika shalat itu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah.
b) Memberi pelajaran mengenai hukuman meninggalkan shalat kepada peserta didik,
dan memberi peringatan bahwasanya ketika kita meinggalkan shalat akan
mendapat dosa dan masuk neraka.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penjelasan hadis mengenai materi pendidikan di atas, terdapat 3 pokok
pembahasan yang telah dibahas. Pertama, hadis nabi tentang akidah dan keimanan.
Kedua, hadis nabi tentang keterampilan. Ketiga, hadis nabi tentang pendidikan shalat bagi
anak.
Dalam hadis nabi tentang akidah dan keimanan terdapat uraian mengenai strategi
yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Setelah murid siap untuk menerima materi
pembelajaran, barulah diajarkan bagaimana cara untuk menjalankan setiap perintah Allah
dan menjauhi larangan-Nya. Dalam hadis tersebut juga diajarkan untuk percaya kepada
rukun iman seperti percaya adanya qada dan qadar.
Dalam hadis nabi tentang keterampilan terdapat uraian mengenai tiga
keterampilan yang diperbolehkan dan mendapat pahala, yaitu melatih kuda, bermain-
main bersama istri, dan memanah.
Dalam hadis nabi tentang pendidikan shalat bagi anak terdapat uraian mengenai
cara mengajarkan shalat kepada anak yang berusia tujuh tahun. Dan apabila usianya
sudah sepuluh tahun dan anak tersebut tidak menjalankan shalat maka anak itu harus
diberi hukuman pukulan sesuai aturan yang berlaku.

16
DAFTAR PUSTAKA

Khon, Abdul Majid. Hadis Tarbawi: Hadis-hadis Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group,
2012.
Suryani. Hadis Tarbawi: Analisis Paedagogis Hadis-hadis Nabi, Yogyakarta: Teras, 2012.
Damsyiqi. Asbabul Wurud 1 , Jakarta: Kalam Mulia, 2003.
Yusrina, Jihan Avie. “Studi Analisis Hadis Nabi Tentang Perintah Shalat Pada Anak Sejak Usia
Tujuh Tahun dalam Perspektif Pendidikan Islam”, Skripsi, IAIN Walisongo Semarang,
2014.

17

Anda mungkin juga menyukai