Anda di halaman 1dari 11

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI

(Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI)

Dosen Pengampu: Dr. Zulihi, S.Ag., M.Ag.

Di Susun Oleh Kelompok 4 :

Muhammad Rouf Asrovy (021111049)

Amaliah Harianti Arsih (021111002)

Nadhirah Kurnia Hidayat (021111023)

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA

2022/2023
KATA PENGANTAR
‫ِبس ِْم هَّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِحيم‬

‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

Puji syukur alhamdulillah semoga senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah


SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah nya lah kita semua masih bisa merasakan
nikmat nya iman dan islam dan penulis bisa menyelesaikan makalah “MODEL-MODEL
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI”

Sholawat beriringkan salam tak luput juga kita haturkan kepada junjungan kita
suri tauladan nabi akhir yang mana kita nanti syafaatnya di hari akhir nanti nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang
Nuril iman.

Penulis juga menyampaikan terima kasih sebesar besarnya kepada Dosen


pengampu bapak Dr. Zulihi, S.Ag., M.Ag. yang mana telah memberikan tugas ini
sehingga penulis diberi kesempatan untuk memaparkan apa yang penulis ketahui tentang
materi ini. Tak lupa pula penulis juga menyampaikan kata maaf kepada para pembaca
sekalian bilamana terdapat kekeliruan dalam penulisan ataupun sumber referensi yang
kurang jelas karena penulis menyadari keterbatasan dalam hal ini

Jayapura, 20 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Pengertian Kurikulum...................................................................................................................2
B. Dasar Pengembangan Kurikulum………………………………………………………………………………………………3

C. Model-model Pengembangan Kurikulum PAI..............................................................................3


BAB III PENUTUP...............................................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................................................7
B. Saran.............................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pentingnya memahami model-model pengembangan kurikulum, manfaat
memahami model-model pengembangan kurikulum, akibat negative jika tidak
memahami model-model pengembangan kurikulum, mengapa perlu membahas materi
model-model pengembangan kurikulum pai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kurikulum?
2. Bagaimana dasar pengembangan kurikulum?
3. Apa saja model-model pengembangan kurikulum PAI?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui definisi kurikulum
2. Agar dapat memahami dasar pengembangan kurikulum
3. Paham akan model-model pengembangan kurikulum

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Secara etimologi, kurikulum berasal dari Bahasa Yunani, yaitu curir yang
artinya berlari dan curere yang berarti tempat terpacu (Abdullah Idi, 2007 : 183).
Sedangkan dalam Bahasa Prancis, kurikulum dikaitkan dengan kata courier yang
artinya to run, berlari. Kemudian, istilah itu digunakan untuk sejumlah courses atau
mata pelajaran yang harus ditempuh guna mencapai suatu gelar atau ijazah1. Dalam
pembahasan tentang makna kurikulum oleh para ilmuan Pendidikan dan paka
Pendidikan, banyak pendapat (mengenai pemahaman kurikulum). Oleh karena itu
terdapat berbagai macam definisi mengenai kurikulum. Diantaranya adalah:
1) Kurikulum dilihat sebagai suatu bahan tertulis yang didalamnya terdapat
penajabaran tentang kegiatan Pendidikan dalam suatu Lembaga Pendidikan yang rutin
berjalan dari masa ke masa.
2) Kurikulum digambarkan seperti bahan tertulis untuk dipakai staff pengajar atau
guru dalam menjalankan mandatnya sebagai pendidik.
3) Kurikulum adalah suatu cara untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang
urgent dari suatu metode dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dijalankan
pendidik dalam lembaga.
4) Kurikilum dikatakan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar,
alat-alat pembelajaran, cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam
Pendidikan.
5) Kurikulum dinilai sebagai program Pendidikan yang dirancang dan dipakai untuk
menuju pada harapan Pendidikan tertentu.

B. Dasar Pengembangan Kurikulum


1
Ahmad Taufik, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam, el-Ghiroh. Vol. XVII, No 02. September2019, h 83

2
Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah memberikan
arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan untuk berdirinya
sesuatu. Ia merupakan falsafah hidup suatu bangsa. Berpijak pada dasar itulah
Pendidikan suatu bangsa disusun. Dan oleh karena itu, maka sistem pendidikan setiap
bangsa berbeda karena mereka mempunyai falsafah hidup yang berbeda.2
Pengembangan kurikulum tidak hanya merupakan abstraksi, akan tetapi
mempersiapkan berbagai contoh dan alternatif untuk tindakan yang merupakan inspirasi
dari beberapa ide dan penyesuaian-penyesuaian lain yang dianggap penting. 3 Menurut
Audrey Nicholls dan Howard Nicholls, sebagaimana dipahami oleh Oemar Hamalik,
bahwa pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang
dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan yang diinginkan dan menilai
sampai dimana perubahan dimaksud telah terjadi pada diri siswa.

C. Model-model Pengembangan Kurikulum PAI

Di dalam teori kurikulum terdapat empat pendekatan dalam pengembangan


kurikulum diantaranya, yaitu: Pendekatan subyek akademik; pendekatan humanistik;
pendekatan teknologi; dan pendekatan rekonstruksi sosial.

a. Kurikulum sebagai subyek akademis


Model kurikulum ini sangat mengutamakan pengetahuan, sehingga pendidikan
diarahkan lebih bersifat intelektual. Konotasi model ini tidak hanya menerima apa
yang disampaikan dalam perkembangan, tetapi juga menerima proses belajar yang
dialami peserta didik. Sumber model subjek akademis dari pendidikan klasik
(perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Semua
pengetahuan dan nilai-nilai telah ditemukan pada pemikiran masa lalu, sedangkan
masa kini hanya memelihara dan mewarisi hasil budaya masa lalu tersebut.
Sebaliknya, kurikulum lebih mengutamakan isi pendidikan dan peserta didik
merupakan usaha untuk menguasai isi pendidikan sebanyak-banyaknya.4

Sekolah adalah tempat peserta didik untuk memperoleh ilmu pengetahuan.


Tanpa fungsi itu, eksistensi sekolah akan kehilangan pamornya yang paling utama.

2
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), hal 121
3
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2010), hal 90
4
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kencana, 2010), hal 144
Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, hal 144

3
Saat memuncak, model subjek akademis (istilah lain rasionalisasi-akademis) ini
mengalami perkembangan menjadi tiga struktur disiplin, yaitu:
a. Aliran yang melanjutkan struktur disiplin. Aliran ini menonjolkan proses
penelitian ilmiah, baik masalah social, nilai-nilai, maupun kebijaksanaan tokoh-
tokoh pemerintah
b. Belajar terpadu. Dalam memahami masalah yang kompleks, aliran ini
menggunakan beberapa disiplin ilmu yang terpadu, yang diperoleh dari pelajaran
konsep-konsep pokok, proses-proses ilmiah, gejala-gejala alam, dan masalah-
masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, pendekatannya adalah interdisipliner.
c. Pendidikan fundamental. Aliran ini mementingkan isi dan meteri, di samping
cara-cara atau proses berfikir.
Secara umum, kurikulum model subjek akademis dipandang sebagai model
yang masih sepihak, dan belum mampu mengintegrasikan antara nilai lama dan nilai
baru, padahal Islam menghendaki adanya model yang interdisipliner dan integrative
terhadap semua masalah kehidupan. Firman Allah SWT:

ٌ‫ش ْي ٰط ۗ ِن اِنَّ ٗه لَ ُك ْم َعد ٌُّو ُّمبِيْن‬ ِ ‫س ْل ِم َك ۤافَّةً ۖ َّواَل تَتَّبِ ُع ْوا ُخطُ ٰو‬
َّ ‫ت ال‬ ِّ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا اد ُْخلُ ْوا فِى ال‬

Terjemahan:

Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara


menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata
bagimu. (QS. Al-Baqarah:208)5

b. Kurikulum sebagai Model Humanistik (Aktualisasi Diri)


Suatu asumsi menyatakan bahwa peserta didik adalah faktor yang pertama
dan utama dalam pendidikan. Ia dapat menjadi subjek yang menjadikan pusat
kegiatan pendidikan, dan mempunyai kemampuan, potensi, dan kekuatan untuk
5
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan islam, hal 145
Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, hal 145

4
berkembang. Oleh karena itu, tugas pendidik hanya menciptakan situasi yang
permisif dan mendorong peserta didik untuk mencari dan mengembangkan
pemecahan sendiri.
Kurikulum model humanistik bertolah dari ide memanusiakan manusia.
Penciptaan konteks yang memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human,
dasar teori, dasar evaluasi, dan dasar pengembangan program Pendidikan. Kurikulum
pada pendekatan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Partisipasi, kurikulum ini menekankan partisipasi murid dalam belajar.
2) Integrasi, melalui partisipasi dalam berbagai kegiatan kelompok terjadi
interaksi, interprestasi, dan integrasi dari pemikiran, dan juga tindakan.
3) Relevansi, isi pendidikan relevan dengan kebutuhan, minat dan kebutuhan
murid karena diambil dari dunia murid oleh murid sendiri.

c. Kurikulum sebagai Model Rekonstruksi Sosial


Kurikulum model ini difokuskan pada problem yang sedang dihadapi oleh
masyarakat. Model kurikulum ini bersumber dari aliran pendidikan interaksional.
Desain yang ditampilkan kurikulum rekonstruksi sosial adalah sebagai berikut:
a. Asumsi tujuan utama kurikulum model ini adalah menghadapkan peseta didik
pada tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang dihadapi manusia
(teori konflik).
b. Masalah-masalah sosial yang ada memberi kontribusi pertanyaan-pertanyaan
masalah sosial yang harus dijawab dengan aktivitas kurikulum.
c. Pola-pola organisasi membuat kegiatan pleno yang membahas tema utama
yang dijadikan bahan dalam diskusi kelompok .

Model kurikulum rekonstruksi sosial dalam Menyusun kurikulum atau


program Pendidikan keahlian bertolak dari problem yang dihadapi dalam masyarakat,
untuk selanjutnya dengan memerankan ilmu-ilmu dan teknologi, serta bekerja secara
kooperatif, akan dicarikan upaya pemecahannya menuju pembentukan masyarakat
lebih baik.

5
d. Kurikulum sebagai Model Teknologi
Kurikulum sebagai model teknologi pendidikan menekankan pada
penyusunan program pengajaran dan rencana pelajaran dengan menggunakan
pendekatan sistem. Program pengajaran ini dapat menggunakan system saja, atau
juga dengan alat atau media. Selain itu, dapat juga dipadukan antara program
pendekatan sistem dengan program pendekatan alat dan media. Dalam konteks
kurikulum model teknologi, teknologi pendidikan mempunyai dua aspek, yakni
hardware berupa alat benda keras seperti proyektor, TV, LCD, radio, dan
sebagainya, dan software berupa alat teknik penyusunan kurikulum, baik secara
mikro maupun makro.
Yang telah diterapkan adakalanya berupa PPSI atau Prosedur Pengembangan
Sistem Intruksional, pelajaran berprogram dan modul pada segala kebijakan yang
bersifat teknis-praktis, islam memberikan otonomi bagi penyelenggara Pendidikan
seluas-luasnya, termasuk mengadopsi dari yang lain. Bentuk dan model yang dapat
digunakan, salama memiliki nilai mashlahah, maka bentuk dan model itu dapat
digunakan. Sabda Nabi SAW:

Artinya: “Engkau lebih tahu tentang urusan duniamu”. (HR. Muslim dari
Anas dan Aisyah)6

BAB III

6
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, hal 147&148
Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, hal 147&148

6
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Kurikulum adalah rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Lembaga itu
dan berjalan secara continue atau terus menerus.
b. Selain mengalami perubahan kurikulum juga mengalami perkembangan, agar tujuan
pembelajaran yang sudah disetujui oleh segala pihak dapat terselesaikan.
c. Dalam model-model pengembangan kurikulum, terdapat empat pendekatan dalam
pengembangan kurikulum diantaranya, yaitu: Pendekatan subyej akademik, pendekatan
humanistik, pendekatan teknologi, dan pendekatan rekonstruksi sosial.

B. Saran
Penulis berharap pembaca sekalian dapat mengetahui definisi kurikulum baik
secara bahasa maupun istilah secara komprehensif, penulis juga berharap kepada
pembaca sekalian bisa memahami dasar pengembangan kurikulum dengan seksama,
dan juga dapat mengetahui model-model pengembangan kurikulum PAI dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

7
Ahmad Taufik, 2019, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam,

Ramayulis, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia.

Oemar Hamalik, 2010, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung:Remaja Rosdakarya.

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, 2010, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kencana.

Anda mungkin juga menyukai