Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI

Hakekat Dan Konsep Pengembangan Kurikulum


Dosen Pengampu: Zulihi, S.Ag., M.Ag

Disusun oleh:
Wardati Humairo (021111043)
Nur Rohim (021111025)
Sukma Putriyani (021111037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI FATTAHUL MULUK PAPUA
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI, dengan
judul: “Hakekat dan Konsep Pengembangan Kurikulum”
Tak lupa pula kami sebagai penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pak
Zulihi, M.Pd yang telah membantu kami dengan memberikan arahan dalam mengerjakan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kamipun menyadari bahwa terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu,
saran dan kritik senantiasa kami harapkan demi perbaikan karya tulis ini. Kami juga
berharap semoga makalah ini mampu memberikan serta menambah pengetahuan tentang
seperti apa hakekat dan konsep pengembangan kurikulum yang ada saat ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang di rencanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. Oleh karena itu,
setiap ada perubahan tujuan atau faktor lain yang mempengaruhi tercapainya tujuan,
kurikulumpun akan mengalami perubahan. Mengingat kondisi masyarakat yang selalu
berubah, maka kurikulum harus tepat untuk mengalami penyesuaian sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan masyarakatnya. Perubahan yang dimaksud disini
diharapkan perubahan menuju pada pengembangan, bukan sebaliknya.
Kurikulum sebenarnya memiliki dua kegiatan yang saling terkait, yaitu
pengembangan dan pembinaan kurikulum. Pengembangan kurikulum merupakan
kegiatan untuk menghasilkan kurikulum, sedangkan pembinaan merupakan kegiatan
pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaanya.
Funghsi pengembangan kurikulum adalah menghasilkan kurikulum, sedangkan
pembinaan berfungsi untuk mempertahankan dan menyempurnakan kurikulum yang
sudah ada, supaya hasilnya maksimal. Kalau dilihat dari sifatnya, pengembangan
bersifat konseptual, sedangkan pembinaan bersifat material.
Banyak faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, misalnya
masyarakat dimana kurikulum itu dikembangkan. Untuk keperluan ini banyak faktor
yang perlu diperhatikan di dalam pengembangan kurikulum.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari pengembangan kurikulum?
2. Bagaimana hakikat kurikulum?
3. Seperti apa konsep pengembangan kurikulum?

C. TUJUAN
1. Memahami pengertian pengembangan kurikulum.
2. Memahami hakekat dari kurikulum.
3. Menjelaskan apa saja konsep pengembangan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas, menurut
Sukmadinata (2001:1), pengembangan kurikulum bisa berarti penyususnan kurikulum
yang sama sekali baru (Curriculum Construction) bisa juga menyempurnakan
kurikulum yang sudah ada (Curriculum Improvement). Pada satu sisi beliau juga
menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum berarti menyusun seluruh perangkat
kurikulum mulai dari dasar-dasar kurikulum, struktur dan sebaran mata pelajaran, garis-
garis besar program pengajaran, sampai dengan pedoman-pedoman pelaksanaan
(Macro curriculum). Pada sisi lainya berkenaan dengan penjabaran kurikulum yang
telah disusun oleh tim pusat menjadi rencana dan persiapan- persiapan mengajar yang
lebih khusus, yang dikerjakan oleh guru- guru di sekolah, seperti penyusunan rencana
tahunan, semester, satuan pelajaran dan lain- lain (Micro Curriculum).1
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum
oleh pengembang kurikulum dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang
dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan secara nasional.2 Pada dasarnya pengembangan kurikulum mengarahkan
kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena berbagai pengaruh
yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan harapan
agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik.
Kurikulum pendidikan Islam bersifat menyeluruh yang mencerminkan semangat
pemikiran dan ajaran Islam yang bersifat universal dan menjangkau semua aspek
kehidupan, baik intelektual, psikologis, social, dan spiritual.3 Kurikulum pendidikan
Islam merupakan suatu rancangan atau program studi yang berhubungan dengan materi
atau pelajaran Islam, tujuan proses pembelajaran, metode dan pendekatan, serta
bentuk evaluasinya.
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat di simpulkan bahwa pengembangan
kurikulum sangatlah dibutuhkan dalam dunia pendidikan dikarenakan adanya faktor-
faktor tertentu, untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan oleh suatu lembaga
pendidikan, sesuai dengan undang-undang pendidikan yang berlaku.

B. HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum pada hakikatnya merupakan salah satu alat yang sangat strategis dan
menentukan dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Kedudukan dan posisi
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan ini sangatlah vital, bahkan menjadi syarat
mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan proses pendidikan sehingga
1
Edi Elisa, “Pengembangan Kurikulum”, educhanel.id, 8 Juni 2021.
2
Muhammad Rouf, “Pengembangan Kurikulum Sekolah: Konsep, Model, dan Implementasi”, Al-Ibrah 5, No. 2
(Desember 2020).
3
Ifham Choli, “Hakikat pengembangan kurikulum pendidikan Islam”, Al-Risalah 10, No. 2 (Juni 2019)
sangatlah sulit dibayangkan bagaimana bentuk pelaksanaan pendidikan dan
pembelajaran pada satuan pendidikan yang tidak memiliki kurikulum. Dengan
demikian, pada dasarnya bukan hanya guru yang harus memahami tentang hakikat
kurikulum ini, tetapi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di
sekolah idealnya dapat memahami hakikat kurikulum sesuai dengan bidang
tugas masing-masing.
Kurikulum (manhaj/curriculum) adalah seperangkat perencanaan dan media
untuk mengantar lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang
diinginkan.4 Konsep dasar kurikulum sebenarnya tidak sesederhana itu, tetapi
kurikulum dapat diartikan menurut fungsinya sebagaimana dalam pengertian berikut:5
1. Kurikulum sebagai program studi. Pengertiannya adalah seperangkat mata
pelajaran yang mampu dipelajari oleh peserta didik di sekolah atau di institusi
pendidikan lainnya.
2. Kurikulum sebagai konten. Pengertiannya adalah data atau informasi yang tertera
didalam buku-buku kelas tanpa dilengkapi dengan data atau informasi lain yang
memungkinkan timbulnya belajar.
3. Kurikulum sebagai kegiatan terencana. Pengertiannya adalah kegiatan yang
direncanakan tentang hal-hal yang akan diajarkan dan dengan cara bagaimana hal
itu dapat diajarkan dengan berhasil.
4. Kurikulum sebagai hasil belajar. Pengertiannya adalah seperangkat alat yang utuh
untuk memperoleh suatu hasil tertentu tanpa menspesifikasi cara-cara yang dituju
untuk memperoleh hasil itu, atau seperangkat hasil belajar yang direncanakan atau
diinginkan.
5. Kurikulum sebagai reproduksi kultural. Pengertiannya adaalah transfer dan
refleksi butir-butir kebudayaan masyarakat, agar dimiliki dan dipahami anak-anak
generasi muda masyarakat tersebut.
6. Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Pengertiannya adalah keseluruhan
pengalaman belajar yang direncanakan di bawah pimpinan sekolah.
7. Kurikulum sebagai produksi. Pengertiannya adalah seperangkat tugas yang harus
dilakukan untuk mencapai hasil yang ditetapkan terlebih dahulu.
Dari beberapa definisi itu, baik dilihat dari fungsi kurikulum maupun tujuannya,
hakikat kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta
didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi
belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal
yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan.6
Hakikat kurikulum merupakan acuan sebuah lembaga untuk membentuk citra dan
aturan sekolah untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan yang telah dirancang. Pada
dasarnya sebuah kurikulum dibentuk dan dirancang agar mampu mewujudkan anak
didik yang memuat semua aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

4
Abdul Mujib dan Djusuf Muzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. VI; Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2019), h.
98.
5
Abdul Mujib dan Djusuf Muzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, h. 98-99.
6
Abdul Mujib dan Djusuf Muzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, h. 99.
C. KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses penyusunan dan perencanaan
kurikulum. Supaya menghasilkan kurikulum yang dapat menjadi bahan acuan yang
lebih baik dalam mencapai suatu tujuan. Proses pengembangan kurikulum juga dikenal
dengan kata implementasi, evaluasi, dan penyempurnaan kurikulum. Dan juga
kurikulum perlu dikembangkan karena tiga alasan yaitu7:
1. Merespon ITEKS
Ilmu Teknologi setiap waktu pasti selalu mengalami perkembangan dan
kemajuan oleh sebab itu kurikulum juga harus mengikuti perkembangan
ITEKS agar dapat seiring berjalan dan mampu menyesuaikan dengan
perkembangan zaman.
2. Merespon perubahan sosial
Dalam realita kehidupan sehari-hari bahwa selain menjadi bagian dari
pendidikan sekolah juga menjadi bagian dari masyarakat. Sekolah yang
mampu memenuhi dan mewujudkan kebutuhan masyarakat akan mampu
bertahan.
3. Memenuhi kebutuhan peserta didik
Kebutuhan dari masing-masing peserta didik berbeda-beda dan dinamik.
Pengembangan kurikulum ini bertujuan untuk memahami dan mewujudkan
kebutuhan dari peserta didik. Misal kebutuhan sarana, prasana, media.
Menurut Towaf, kurikulum Pendidikan Agama Islam yang dirancang oleh
sekolah sebenarnya lebih menawarkkan minimum kompetensi atau minimum
informasi, tetapi pihak guru PAI seringkali terpaku pada kurikulum itu sehingga
semangat untuk memperkaya kurikulum dengan pengalaman belajar yang bervariasi
kurang tumbuh. Sebagai dampak daari situasi tersebut, maka guru PAI kurang berupaya
mengenali berbagai metode yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran agama.
Sehingga pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton.
Hal inilah yang kemudian menimbulkan kurang berhasilnya lulusan berlatar
belakang agama dalam kompetisi di masyarakat. Oleh kemudian, para ahli pendidikan
mengadakan perubahan dalam sistem pendidikan agama. Salah satu pembaharuan itu
adalah dengan mengembangkan kurikulum Pendidikan Agama Islam.
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya sangat kompleks karena banyak
faktor yang terlibat didalamnya. Tiap kurikulum didasarkan atas asas-asas tertentu,
yakni8:
1. Asas filosofis, pada hakikatnya menentukan tujuan umum pendidikan.
2. Asas sosiologis, yang memberikan dasar untuk menentukan apa yang akan
dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Asas organisatoris, yang memberikan dasar dalam bentuk bagaimana bahan
pelajaran itu disusun, bagaimana luas dan urutannya.
7
Sukmadinata dan Nana S.,” Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek” (Bandung: PT RemajaRosdakarya,
1997).
8
Anshar,”Konsep Pengembangan Kurikulum PAI”, Blogspot (15 Februari 2015).
4. Asas psikologis, memberikan prinsip-prinsip dasar tentang perkembangan
individu dalam berbagai aspek serta caranya belajar agar bahan yang disediakan dapat
dicernakan dan dikuasai anak sesuai taraf perkembangannya.
Setiap asas itu akan memunculkan kurikulum yang berbeda. Tidak hanya itu,
falsafah yang berbeda-beda, religius atau sekuler, demokratis atau otoriter, juga akan
mempunyai tujuan tersendiri dan menentukan kurikulum yang diwujudkan.
Oleh karena itu, dalam pengembangan kurikulum PAI, para ahli kurikulum
mempunyai rumusan-rumusannya sendiri. Rumusan-rumusan kurikulum tersebut dapat
bertolak dari satu asas ataupun mengintegrasikan dari semua asas yang ada sehingga
pada kemudian muncul suatu pengembangan dari kurikulum yang lama.
Menurut Al-Syaibani, kurikulum Pendidikan Agama Islam mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut9:
1. Kurikulum pendidikan agama Islam harus menonjolkan mataa pelajaran
agama dan akhlak. Agama dan Akhlak itu harus diambil dari al-Qur’an dan Hadis serta
contoh-contoh dari tokoh terdahulu yang saleh.
2. Kurikulum pendidikan agama Islam harus memperhatikan pengembangan
menyeluruh aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal dan rohani. Untuk
pengembangan menyeluruh ini kurikulum harus berisi mata pelajaran yang banyak
sesuai dengan tujuan pembinaan aspek tersebut.
3. Kurikulum pendidikan agama Islam memperhatikan keseimbangan antara
pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat, jasmani, akal dan rohani manusia.
Keseimbangan itu tentulah bersifat relative karena tidak dapat diukur secara obyektif.
4. Kurikulum pendidikan agama Islam memperhatikan juga seni halus, yaitu
pahat, ukir, tulis-indah, gambar dan sejenisnya. Selain iu, memperhatikan juga
pendidikan jasmani, keterampilan, teknik, dan bahasa asing.
5. Kurikulum pendidikan agama Islam mempertimbangkan perbedaan-
perbedaan kebudayaan yang sering terdapat ditengah manusia karena perbedaan tempat
dan zaman. Kurikulum dirancang sesuai dengan kebudayaan itu.
Melihat gambaran mengenai kurikulum pendidikan agama Islam menurut al-
Syaibani diatas, maka dalam pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam harus
selalu mempertimbangkan komponen-komponen kurikulum. Adapun komponen-
komponen kurikulum yang selalu dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum
antara lain10:
a. Tujuan
b. Bahan pelajaran
c. Proses belajar-mengajar
d. Penilaian
Dalam pengembangan kurikulum, ada urutan-urutan komponen yang
dikembangkan. Biasanya dalam pengembangan kurikulum secara teoritis dimulai
dengan merumuskan tujuan kurikulum. Kemudian diikuti oleh penentuan atau
pemilihan bahan pelajaran. Selanjutnya menentukan proses belajar mengajar serta yang
terakhir membuat alat penilaian.
9
Ahmad Tantowi,”Pendidikan Islam di Era Globalisasi” (Pustaka Rizki Putra: Semarang, 2002).
10
Oemar Hamalik,” Kurikulum dan Pembelajaran, (Bumi Aksara: Jakarta, 2005)
Namun, adapula yang menganjurkan agar setelah dirumuskan tujuan disusun alat
evaluasinya, kemudian bahan dan proses belajar-mengajarnya. Adpula yang memulai
dengan melihat bahan yang akan dipelajari dengan cara sering berpedoman pada buku
pelajaran yang dianggap serasi. Sesudah itu baru, ditentukan tujuan yang akan dicapai
berdasarkan bahan itu.kemudian pada akhirnya dipikirkan proses belajar-mengajar dan
cara penilaiannya.
Dalam prakteknya, biasanya semua unsur itu dipertimbangkan tanpa urutan yang
pasti. Sekalipun telah dimulai dengan perumusan tujuan masih ada kemungkinan
perubahan atau tambahan setelah mempelajari bahan yang di anggap perlu diberikan.
Jadi, dalam proses pengembangannya tampak proses menuju perpaduan
dan penyempurnaan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum
oleh pengembang kurikulum dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang
dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan secara nasional.
pengembangan kurikulum sangatlah dibutuhkan dalam dunia pendidikan
dikarenakan adanya faktor-faktor tertentu, untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan oleh suatu lembaga pendidikan, sesuai dengan undang-undang pendidikan
yang berlaku.
hakikat kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan
peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran
strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan
hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan.
Hakikat kurikulum merupakan acuan sebuah lembaga untuk membentuk citra dan
aturan sekolah untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan yang telah dirancang. Pada
dasarnya sebuah kurikulum dibentuk dan dirancang agar mampu mewujudkan anak
didik yang memuat semua aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses penyusunan dan perencanaan
kurikulum. Supaya menghasilkan kurikulum yang dapat menjadi bahan acuan yang
lebih baik dalam mencapai suatu tujuan. Proses pengembangan kurikulum juga dikenal
dengan kata implementasi, evaluasi, dan penyempurnaan kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA
Elisa, Edi “Pengembangan Kurikulum”, educhanel.id, 8 Juni 2021.
Rouf, Muhammad “Pengembangan Kurikulum Sekolah: Konsep, Model, dan Implementasi”,
Al-Ibrah 5, No. 2 (Desember 2020).
Choli, Ifham “Hakikat pengembangan kurikulum pendidikan Islam”, Al-Risalah 10, No. 2
(Juni 2019)
Mujib, Abdul dan Djusuf Muzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. VI; Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP, 2019)
Sukmadinata dan Nana S.,” Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek” (Bandung: PT
RemajaRosdakarya, 1997).
Anshar, ”Konsep Pengembangan Kurikulum PAI”, Blogspot (15 Februari 2015).
Tantowi, Ahmad”Pendidikan Islam di Era Globalisasi” (Pustaka Rizki Putra: Semarang,
2002).
Hamalik, Oemar” Kurikulum dan Pembelajaran, (Bumi Aksara: Jakarta, 2005)

Anda mungkin juga menyukai