Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Kurikulum Pendidikan


Matematika

Dosen pengampu : Nur Anwar, S.Pd.I, M.Pd.

Disusun Oleh :

Salsabila Azallia (202122001)

PROGRAM STUDI PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN


MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE

2023/2024
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Dasar
Pengembangan Kurikulum”.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Matematika. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Nur Anwar, S.Pd.I, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Matematika yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Lhokseumawe, 07 Maret 2023

Penulis

Salsabila Azallia
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam melakukan suatu kegiatan pasti akan memerlukan suatu perencanaan
dan organisai yang dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur agar dapat mencapai
tujuan yang ditentukan atau yang diharapkan. Demikian pula halnya pendidikan,
diperlukan adanya program yang terencana dan dapat mengantarkan proses
pembelajaran atau pendidikan sampai pada tujuan yang diharapkan. Proses,
pelaksaman, samapi penilaian dalam pendidikan lebih dikenal dengan istilah
"kurikulum pendidikan"
Dalam dunia pendidikan, kurikulum mempunyai peranan yang penting karena
merupakan operasional tujuan yang hendak dicapai, bahkan tujuan tidak akan tercapai
tanpa melibatkan kurikulum pendidikan. Kurikulum merupakan salah satu komponen
pokok dalam pendidikan. Sebagai alat penting dalam upaya pencapaian pendidikan,
kurikulum hendaknya berperan dan bersifat anticipatory dan adaptif terhadap
perubahan dan kemjuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, wajar jika
kurikulum selalu berubah dan berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
yang sedang terjadi. Pendapat sebagian masyarakat yang menyatakan "Ganti Menteri,
Ganti Kurikulum" hanyalah disebabkan karena mereka tidak memahami alasan
mendasar terjadinya pergantian tersebut. Kalau kita emua ingin maju, kita harus
menerima perubahan, karena pada dasarnya yang kekal hanyalah perubahan.
Kurikulum sendiri juga merupakan suatu sistem yang mempunyai komponen-
komponen tertentu. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan yang
berisi tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Sedangkan pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang mana di
dalamnya mencakup beberapa hal diantaranya: perencanaan, penerapan, dan evaluasi.
dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung
dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti
di dalam mengembangkan sebuah kurikulum juga harus menganut beberapa prinsip
dan melakukan pendekatan terlebih dahulu. sehingga di dalam penerapannya sebuah
kurikulum dapat mencapai sebuah tujuan seperti yang diharapkan. Dan mengenai
konsep dasar dan prinsip- prinsip pengembangan kurikulum akan kami jelaskan
selengkapnya dalam bab pembahasan.

1.2 Rumusan Masalah


Makalah ini mempunyai rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Apa itu kurikulum?
2. Bagaimanakan konsep dasar kurikulum?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum
2. Untuk memahami tentang konsep dasar dari pengembangan kurikulum
3. Untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Pegembangan
Kurikulum Pendidikan Matematika.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum


2.1.1 Konsep Dasar
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan
praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang
dianutnya. Menurut pandangan lama, Robert S dalam Sukmadinata, kurikulum
merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau
dipelajari oleh siswa. Anggapan ini telah ada sejak zaman Yunani Kuno, dalam
lingkungan atau hubungan tertentu pandangan ini masih dipakai sampai sekarang.
yaitu kurikulum sebagai "... a raccecourse of subject matter to be mastered".
(Sukmadinata, 1997)
Mendasar pada makna yang terkandung dari uraian diatas. kurikulum sebagai
program pendidikan harus mencakup: (1) sejumlah mata pelajaran atau organisasi
pengertahuan; (2) pengalaman belajar atau kegiatan belajar, (3) program belajar (plan
for learning) untuk siswa; (4) hasil belajar yang diharapkan Dari rumusan tersebut,
kurikulum diartikan sebagai program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar
yang diharapkan. Rumusan ini juga mengandaikan bahwa kurikulum diformulasikan
melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara sistematis yang diberikan
kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan pribadi dan kompetensi sosial siswa. (Kartikasari, 2010)
Pandangan lama, atau sering juga disebut pandangan tradisional, merumuskan
bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk
memperoleh ijazah. Pengertian tadi mempunyai implikasi sebagai berikut:
1. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran;
2. Mata pelajaran adalah sejumlah informasi atau pengetahuan, sehingga
penyampaian mata pelajaran pada siswa akan membentuk mereka menjadi
manusia yang mempunyai kecerdasan berpikir,
3. Mata pelajaran menggambarkan kebudayaan masa lalu;
4. Tujuan mempelajari mata pelajaran adalah untuk memperoleh ijazah;
5. Adanya aspek keharusan bagi setiap siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang
sama;
6. Sistem penyampaian yang digunakan oleh guru adalah sistem penugasan
(imposisi). (Simanjuntak)
Pengertian kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan pengalaman
potensial (isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam
kelas, di halaman sekolah mauun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk
mencapai tujuan pendidikan. (Arifin, 2011)
Konsep kurikulum dalam arti luas atau modern tidak hanya mencakup tentang
rencam pembelajaran saja. Akan tetapi juga mencakup tentang segala sesuatu yang
nyata yang terjadi dalam proses pendidikan di sekolah, baik di dalam ataupun di luar
kelas. Maka kurikulum bisa diartikan juga sebagai entitas pendidikan yang mengatur
tentang kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler. (Anam, 2009)
Pengertian-pengertian kurikulum dan gagasan-gagasan baru tentang kurikulum
akan selalu muncul seiring perkembangan zaman. Teori-teori baru akan muncul
karena manusia pemikir pendidikan memang tidak akan pernah merasa puas pada satu
hakikat saja. Para ahli baru dalam bidang pendidikan akan muncul dan membawa
serta teori teori baru pendidikan.
Secara konseptual kurikulum secara garis besar mempunyai tiga ranah, yaitu:
kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum sebagai
bidang studi. (FIP-UPI, 2007)
Pertama, kunkulum sebagai substansi, yaitu kurikulum dipandang sebagai
rencana pendidikan di sekolah atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.
Suatu kurikulum digambarkan sebagai dokumen tertulis yang berisi rumusan tentang
tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi yang telah
disepakati dan di setujui bersama oleh para penyusun kurikulum dan pemangku
kebijaksanaan dengan masyarakat.
Kedua, kurikulum sebagai sistem, yaitu kurikulum merupakan bagian dari
sistem sekolah, sistem pendidikan, dan sistem masyarakat. Hasil dari siste kurikulum
adalah tersusunnya suatu kurikulum. Kurikulum sebagai sistem mempuyai fungsi
bagaimana cara memelihara kurikulum agar tetap berjalan dinamis.
Ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi, kurikulum disini berfungsi
sebagai suatu disiplin yang dikaji di lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi.
Tujuan kurikulum sebagai suatu bidang studi adalah untuk mengembangkan ilmu
kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum
mempelajari tentang konsep dasar kurikulum, mereka juga melakukan kegiatan
penilitian dan percobaan guna menemukan hal-hal baru yang dapat memperkuat dan
memperkaya bidang studi kurikulum. (Arifin, 2011)
Dalam studi tentang kurikulum, dikenal beberapa konsep kurikulum, seperti:
a. Kurikulum ideal dan kurikulum aktual Sebagai suatu recana atau program tertulis,
kurikulum merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Oleh sebab itu, setiap guru seharusnya dapat melaksanakan
kegiatan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Inilah yang dinamakan kurikulum ideal,
yaitu kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan dan berfungsi sebagai acuan
atau pedoman guru dalam proses belajar dan mengajar. Oleh karena kurikulum ideal
merupakan pedoman bagi guru, maka kurikulum ini juga dinamakan kurikulum
formal atau kurikulum tertulis (written curriculum). Contoh dari kurikulum ni adalah
kurikulum sebagai suatu dokumen seperti kurikulum SMU 1989, kurikulum SD
1975 yang berlaku pada tahun itu, dan lain sebagainya. (Arifin, 2011)
Sebagai sebuah pedoman, kurikulum ideal memegang peran yang sangat
penting dalam merancang pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa.
Sebab, melalui pedoman tersebut guru minimal dapat menentukan hal-hal sebagai
berikut:
1) Merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. Dapat kita
bayangkan tanpa tujuan yang jelas sebagai rambu-rambu, maka guru akan
kesulitan menentukan dan merencanakan program pembelajaran.
2) Menentukan isi atau materi pelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai tujuan
atau penguasaan kompetensi
3) Menyusun strategi pembelajaran untuk guru dan siswa sebagai upaya pencapaian
tujuan.
4) Menentukan keberhasilan pencapaian tujuan atau kompetensi
Apakah setiap kurikulum ideal dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh guru?
Tentunya tidak. Setiap sekolah tidak mungkin dapat melaksanakannya dengan
sempurna, karen berbagai alasan. Pertama, bisa atau tidaknya kurikulum ideal
diterapkan oleh guru, dapat ditentukan oleh kelengkapan sarana dan prasarana yang
tersedia di sekolah. Kedua, bisa atau tidaknya. kurikulum ideal dilaksanakan, akan
ditentukan oleh kemampuan guru. Karena, sarana yang diberikan sekolah walaupun
sudah lengkap belum menjamin kurikulum ideal dapat dilaksnakan manakala tidak
didukung oleh kemampuan guru. Ketiga, bisa atau tidaknya kurikulum ideal
dilaksanakan oleh setiap guru, juga tergantung pada kebijakan setiap sekolah yang
bersangkutan.
Ketiga hal tersebut, merupakan faktor yang dapat atau tidaknya kurikulum
ideal dilaksanakan oleh setiap guru. Oleh karena berbagai keterbatasan itu, maka guru
hanya mungkin dapat menerapkan kurikulum sesuai dengan kondisi yang ada. Inilah
yang kemudian dinakaman actual curriculum atau kurikulum nyata, yakni kurikulum
yang secara riil dapat dilaksanakan oleh guru sesuai dengan keadaan dan kondisi yang
ada.
Oleh karena kurikulum ideal merupakan pedoman bagi setiap guru khususnya
tentang tujuan dan kompetensi yang harus dicapai sedangkan kurikulum aktual adalah
kurikulum nyata yang dapat dilaksanakan oleh guru sesuai dengan kondisi yang ada,
dengan demikian dapat dipastikan bahwa semakin jauh jarak antara kurikulum ideal
dengan kurikulum aktual, artinya apa yang dikerjakan guru tidak sesuai atau jauh dari
rambu-rambu kurikulum ideal maka akan semakin rendah kualitas suatu sekolah.
Sebaliknya, semakin dekat jarak antara kurikulum ideal dengan kurikulum aktual,
artinya apa yang dilakukan guru dan siswa sesuai dengan rambu-rambu bahkan
melebihi kurikulum ideal sebagai pedoman, maka akan semakin bagus kualitas suatu
sekolah atau kualitas proses belajar mengajar.
Suatu kurikulum di sekolah yang memiliki sarana yang lengkap dan kreativitas
gurunya bagus, tentu saja hasil belajar siswa akan lebih baik. Sebaliknya, Suatu
kurikulum di sekolah yang tidak memiliki sarana yang lengkap dan kreativitas
gurunya kurang bagus, maka jelas hasil belajar siswa tidak akan optimal. Itulah
sebabnya jarak antara kurikulum ideal tidak boleh terlalu jauh dengan kurikulum
aktual. (Arifin, 2011)
b. Kurikulum tersembunyi (Hidden Curriculum)
Kunkulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang
memengaruhi peserta didik secara positif ketika mempelajari sesuatu. Pengaruh itu
mungkin dari pribadi guru, peserta didik itu sendiri, karyawan sekolah, suasana
pembelajaran dan sebagainya. Kurikulum tersembunyi ini terjadi ketika
berlangsungnya kurikulum ideal atau dalam kurikulum nyata. C. Wayne Gordon
adalah orang pertama yang memperkenalkan istilah hidden curriculum berpendapat
bahwa sikap sebaiknya diajarkan di lingkungan pendidikan informal (keluarga)
melalui hidden curriculum.
Dalam bukunya The Hidden Curriculum an Overview: Curriculum
Perspectives, Seddon (1983) mengungkapkan:... The hidden curriculum refers to
outcomes of education and/or the processes leading to those outcomes, which are not
explicity intenden by educators. These outcomes are generally not explicity intended
because they are not stated by teacher in their oral or weitten list of objective, nor are
they included in educational statements of intent such as syllabuses, school policy
documents or curriculum projects. Kurikulum tersembunyi pada dasarnya adalah hasil
dari suatu proses pendidikan yang tidak direncanakan. Artinya, perilaku yang muncul
diluar tujuan yang dideskripsikan oleh guru.
Kurikulum pada hakikatnya berisi idea tau gagasan. Ide atau gagasan itu
selanjutnya dituangkan dalam bentuk dokumen atau tulisan secara sistematis dan logis
yang memerhatikan unsure scope dan sequence, selanjutnya dokumen tertulis itulah
yang dinamakan dengan kurikulum yang terencana (curriculum document or writen
curriculum). Salah satu isi yang terdapat dalam dokumen kurikulum itu adalah
sejumlah daftar tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik. Tujuan itulah yang
selanjutnya dijadikan pedoman oleh guru dalam proses pembelajaran sebagai
tahapimplementasi kurikulum. Pada kenyataannya hasil dari proses pembelajaran itu
selain dengan tujuan yang dirumuskan. Inilah hakikat dari kurikulum tersembunyi,
yakni efek yang muncul sebagai hasil belajar yang sama sekali diluar tujuan yang
dideskripsikan.
Kemudian faktor apa saja yang dapat memengaruhi hasil yang tidak
direncanakan itu? Ada dua aspek yang dapat memengaruhi perilaku sebagai hidden
curriculum itu, yaitu aspek relatif tetap dan aspek yang dapat berubah.
Menurut Bellack dan Kiebard, hidden curriculum memiliki tiga dimensi, yaitu:
1) Hidden curriculum dapat menunjukan suatu hubungan sekolah, yang meliputi
interaksi guru, peserta didik, struktur kelas, keseluruhan pola organisasional peserta
didik sebagai mikrokosmos sistem nilai sosial.
2) Hidden curriculum dapat menjelaskan sejumlah proses pelaksanaan di dalam atau
di luar sekolah yang meliputi hal- hal yang memiliki nilai tambah, sosialisasi,
pemeliharaan struktur kelas.
3) Hidden curriculum mencakup perbedaan tingkat kesenjangan (intensionalitas)
seperti halnya yang dihayati oleh parapeneliti, tingkat yang berhubungan dengan hasil
yang bersifat insidental.
Dalam dimensi pelaksanaan implementasi kurikulum di dalam kelas atau
pengembangan kurikulum dalam skala mikro, kurikulum tersembunyi (hidden
curriculum) memiliki makna: pertama, kurikulum tersembunyi dapat dipandang
sebagai tujuan yang tidak tertulis (tersembunyi), akan tetapi pencapaiannya perlu
dipertimbangkan oleh setiap guru agar kualitas pembelajaran lebih bermakna. Sebagai
contoh, ketika guru hendak mengajar tujuan tertentu melalui metode diskusi,
sebenarnya ada tujuan lain yang harus dicapai selain tujuan yang berhubungan dengan
penguasaan materi pembelajaran, misalnya kemampuan siswa untuk mengeluarkan
pendapat atau gagasan melalu bahasa yang benar, atau sikap siswa untuk mau
mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain dan lain sebagainya. Oleh sebab
itu, dalam konteks ini semakin kaya guru menentukan kurikulum tersembunyi, maka
akan semakin bagus juga kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Kedua, kurikulum tersembunyi juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu
yang terjadi tanpa direncanakan terlebih dahulu yang dapat dimanfaatkan oleh guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya, ketika guru akan mengajarkan
tentang serangga, tiba-tiba muncul seekor kupu-kupu masuk ke dalam kelas. Nah,
kemunculan kupu-kupu yang tidak direncanakan itu merupakan hidden curriculum
yang dapat dijadikan awal pembahasan materi pembelajaran. Dengan demikian
semakin banyak hidden curriculum, maka akan semakin aktual proses pembelajaran.
(Arifin, 2011)
2.1.2 Pengertian Pengembangan Kunkulum
Kurikulum (curriculum) Secara etimologis, berasal dari bahasa Yunani, yaitu
curir yang artinya "pelari" dan curene yang berarti "tempat berpacu". Istilah
kurikulum berasal dan dunia olah raga.terutama dalam bidang atletik pada zaman
Romawi Kuno di Yunani. Dalam bahasa Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata
courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk
memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yang harus tersebut kemudian diubah
menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat didalamnya. Curriculum is
the entire school program and all the people involved in it. Program tersebut berisi
mata pelajaran-mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh oleh peserta didik
dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian, secara terminologis istilah kurikulum
(dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau
diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah. (Arifin, 2011)
Menurut UU No. 2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan
peraturan mengenai isi dan bahan pembalajaran serta cara yang digunakannya dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.
Dalam dunia pendidikan modern, kurikulum diartikan lebih dari sekedar
sekumpulan materi pelajaran (subject matter) (Idris, 2013). Kurikulum dipandang
sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu
sekolah yang harus dilaksnakn dari tahun ke tahun (Siregar, 2014). UUP No. 20/2003
menetapkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Islam, 2006).
Kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran memberikan
makna bahwa di dalam kurikulum terdapat pandunag interaksi antara guru dan peserta
didik (Muhaimin, 2012)
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum dalam arti
sempit adalah sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk
menyelesaikan pendidikannya. Sedangkan dalam arti luas kurikulum merupakan
seperangkat pedoman tertulis yang berisi tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Pengembangan kurikulum (Curriculum development) sebagai tahap lanjutan
dari pembinaan, yakni kegiatan yang mengacu untuk menghasilkan suatu kurikulum
baru. (Zein, 1991) atau sebuah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh
pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar
kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Menurut Geane. Topter dan Alicia bahwa pengembangan kurikulum adalah
suatu proses dimana partisipasi pada berbagai tingkatan dalam membuat keputusan
tentang tujuan, bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses belajar mengajar dan
apakah tujuan dan alat itu serasi dan efektif.
Pengembangan kurikulum juga merupakan suatu proses yang merencanakan,
menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian
terhadap kurikulum yang tidak berlaku. Sehingga dapat memberikan kondisi kegiatan
belajar mengajar yang lebih baik. (Subandjiah, 1996)
Pengertian kurikulum yang semakin luas membuat para pelaksana kurikulum
memberikan batasan sendiri terhadap kurikulum. Namun perbedaan atau batasan
tersebut tidak menjadi masalah yang besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan,
apabila pengembangan kurikulum didasarkan pada landasan dan prinsip-prinsip yang
mendasarinya. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan kurikulum yang
dilaksanakan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari pendidikan nasional.
Perwujudan prinsip, dan konsep kurikulum terletak pada guru. Sehingga guru
memiliki tanggung jawab terhadap tercapainya tujuan kurikulum itu sendiri.
Oleh sebab itu, seorang pelaksana kurikulum perlu mengetahui dan
melaksanakan beberapa landasan dan prinsip-prinsip menjadi pedoman dalam
pengembangan kurikulum.
2.1.3 Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum
a) Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan nasional.
b) Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan dengan pendekatan
kemampuan.
c) Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan masing-masing
jenjang pendidikan.
d) Kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi dikembangkan atas dasar
standar nasional pendidikan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan.
e) Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara
berdiversifikasi, sesuai dengan kebutuhan potensi, dan minat peserta didik dan
tuntutan pihak-pihak yang memerlukan dan berkepentingan.
f) Kurikulum diperhatikan dengan memperhatikan tuntutan pembangunan daerah
dan nasional, keanekaragaman potensi daerah dan lingkungan serta kebutuhan
pengembangan IPTEK dan seni.
g) Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara
berdiversifikasi, sesuai dengan tuntutan lingkungan dan budaya setempat.
h) Kurikulum pada semua jenjang pendidikan mencangkup aspek spiritual
keagamaan, intelektualitas, watak konsep diri keterampilan belajar.
kewirausahaan, keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, pola
hidup sehat, estetika dan rasa kebangsaan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan beserta staf pengajarnya. Pengembangan kurikulum (Curriculum
development) sebagai tahap lanjutan dari pembinaan, yakni kegiatan yang mengacu
untuk menghasilkan suatu kurikulum baru.
Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar
yang harus diperhatikan, adapun prinsip-prinsip didalam pengembangan kurikulum
menjadi dua kelompok yaitu: prinsip-prinsip umum: a. Relevansi, b. Fleksibilitas, c.
Kontinuitas, d. Praktis, e. Efektivitas, f. Integritas. Kedua, yaitu prinsip-prinsip
khusus, a. prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan, b. prinsip yang
berkenaan dengan isi kurikulum, c. prinsip didaktik-metodik. d. prinsip berkenaan
dengan pemilihan media dan alat pembelajaran, e. Prinsip berkaitan dengan evaluasi
atau penilaian.

3.2 Saran

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih


banyak terdapat kesalahan dan kekurangan didalamnya pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati penyusun mengharapkan kritik dan saran baik dari
dosen pengampu maupun dari para pembaca. Atas kritik dan saran nantinya kami
ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, H. (1998). Pengembangan Kurikulum Untuk IAIN dan PTAIS, Bandung: CV


Pustaka Setia.
Anam, C. (2009) Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Sidoarjo
Qitshoh Digital Press
Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya offset.
FIP-UPI, T. P. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: PT Imperial Bhakti
Utama.
Idi, A. (2007). Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik Yogyakarta: Ar Ruzz
Media.
Idris, S. (2013). Kurikulum dan Perubahan Sosial: Analisis-Sintesis Konseptual utas
Pemikiran Ibnu Khaldun dan John Dewey. Banda Aceh: Lembaga Naskah Aceh dan
Ar-Raniry Press.
Islam., D. J. (2006). Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang
Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama RI
Karikasari, L. M. (2010). Pengertian Perann dan Fungsi Kurikulum.
Muhaimin. (2012). Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam.
Jakarta: Rajawali Press. Simanjuntak, J. (n.d.). Pengertian Peranan dan Fungsi
Kurikulum
Siregar, E. d. (2014). Toon Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Subandjiah (1996). Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sukmadinata. N. S. (1997). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Susilo, M. J. (2001). Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Zein, M. (1991). Asas dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Sumbangsih
offfset.

Anda mungkin juga menyukai