Anda di halaman 1dari 15

EVALUASI PENGEMBANGAN KURIKULUM

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan


Kurikulum PAI

Dosen Pengampu
Imam Mashuri, M.Pd

Kelas : PAI 7E

Disusun Oleh:
1. Durotul Maknuna (2018390100871)
2. Lutfia Ramadhani (2018390100679)
3. Yesika Ayu Meylinda (2018390100721)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) IBRAHIMY
GENTENG – BANYUWANGI
OKTOBER 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini sesuai dengan apa yang kami harapkan.
Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengembangan Kurikulum dan juga agar kita dan pembaca lebih
mampu memahami makalah ini, makalah ini membahas tentang “Evaluasi
Perkembangan Kurikulum”.
Atas terselesainya makalah ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
bapak Imam Mashuri, M.Pd.I. selaku dosen mata kuliah Perkembangan
kurikulum yang telah membimbing kami. Dan semua pihak yang telah membantu
kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami pribadi
dan pembaca umumnya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas dan pengetahuan kita tentang “Evaluasi Perkembangan Kurikulum”.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Akhir kata kami mohon maaf
apabila ada kesalahan penulisan atau kata yang kurang berkenan.

Genteng, 16 Oktober 2021


Penyusun

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

LATAR BELAKANG ...................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

C. Tujuan Masalah ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3

A. Pengertian Perkembangan Evaluasi kurikulum ..................................... 3

B. Implementasi Perkembangan evaluasi kurikulum .................................. 4

C. Evaluator kurikulum................................................................................ 6

D. Model Evaluasi Kurikulum ..................................................................... 7

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 11

A. Kesimpulan ............................................................................................ 11

B. Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan evaluasi kebutuhan dan kelayakan terhadap kurikulum adalah suatu
keharusan yang esensial dalam rangka pengembangan program kegiatan
pendidikan pada umumnya dan peningkatan kualitas siswa pada khususnya. Hal ini
terkait dengan pengembangan sumber daya manusia sebagai unsur utama
pelaksanaan dan keberhasilan program pendidikan yang pada gilirannya
membutuhkan pengelola dan pelaksana yang mampu menjalankan kegiatan
pendidikan yang lebih berdaya.Evaluasi kurikulum sebagai usaha sebagai usaha
sistematis mengumpulkan informasi mengenai suatu kurikulum untuk digunakan
sebagai pertimbangan mengenai mengenai nilai dan arti dari kurikulum dalam suatu
konteks tertentu.
Evaluasi kurikulum dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-
masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang
ada dalam kurikulum tersebut.Secara sederhana, dapat disamakan dengan
penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik,
menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan
penelitian terletak pada tujuan. Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan,
menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penetuan keputusan mengenai
kurikulum apakah akan ada revisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki
tujuan yang lebih luas dari evaluasi yaitu mengumpulkan, menganalisis dan
menyajikan data untuk mengui teori atau membuat teori baru.Evaluasi dan
Kurikulum merupakan dua disiplin yang memiliki hubungan sebab akibat.
Hubungan antara evaluasi dan kurikulum bersifat organis, dan prosesnya secara
evolusioner. Farida (2017: 6)
Evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan terus menerus, untuk
mengetahui proses dan hasil pelaksanaan sistem pendidikan dalam mencapai tujuan
yang ditentukan. Dimana semua tidak terlepas dari adanya berbagai criteria, mulai
dari yang bersifat formal.Evaluasi kurikulum memegang peran penting baik dalam

1
penentuan kebijakansanaan pendidikan pada umumnya, maupun dalam
pengambilan keputusan dalam kurikulum. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat
digunakan oleh para pemegang kebijaksanaan pendidikan dan para pengembang
kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem
pendidikan dan pegembangan model kurikulum yang digunakan.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala
sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya, dalam memahami dan membantu
perkembangan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu
pelajaran, cara penilaian, serta fasilitas pendidikan lainnya.Beberapa hasil evaluasi
menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan. Pihak pengambil
keputusan dalam pelaksanann pendidikan dan kurikulum adalah guru, murid, orang
tua, kepala sekolah, para inspektur, pengembang kurikulum dan lain-lain. Namun
demikian pada prinsipnya tiap pengambil keputusan dalam proses evaluasi
memegang peran yang berbeda, sesuai dengan posisinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perkembangan evaluasi kurikulum?
2. Bagaimana implementasi perkembangan evaluasi kurikulum?
3. Apa saja evaluator kurikulum?
4. Apa saja model evaluasi kurikulum?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang pengertian perkembangan evaluasi kurikulum
2. Untuk mengetahui tentang implementasi perkembangan evaluasi kurikulum
3. Untuk mengetahui tentang evaluator kurikulum
4. Untuk mengetahui tentang model evaluasi kurikulum

2
BAB II

PEMBASAHAN

A. Pengertian perkembangan Evaluasi Kurikulum

Dalam arti luas, Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka pada setiap kegiatan evaluasi
atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk
memperoleh informasi atau data; berdasarkan data tersebut kemudian dicoba
membuat suatu keputusan Purwanto (2000: 3). Evaluasi merupakan pengukuran,
penilaian, dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat. Artinya, ketiga kegiatan
tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan
satu sama lain dan dalam pelaksanaanya harus dilaksanakan secara berurutan.
Menurut Norman E. Grounloud, evaluasi adalah proses yang sistematik dan
berkesinambungan untuk mengetahui efektivitas kegiatan belajar mengajar dan
efektivitas dari pencapaian tujuan intruksi yang telah dicapai oleh seseorang.
Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown, evaluasi adalah proses untuk
menentukan nilai segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. Evaluasi
adalah pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai
oleh seseorang.
Menurut Suharsimi evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentenag cara suatu bekerja, selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi ciri khas
dari evaluasi , yaitu:
1. Sebagai kegiatan yang sistematis, evaluasi harus dilakukan secara
berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya evaluasi
dilakukan setiap akhir program tersebut.
2. Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi data akan di
ambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka bukan merupakan landasan untuk
mengambil landasan untuk mengambil keputusan dalam evaluasi.

3
3. Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah, pendekatan
goal oriented merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk
pembelajaran. Tatang (2012: 228).
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan/
pengajaran dan hasil pendidikan pengajaran yang harus dicapai anak didik, kegiatan
belajar mengajar, pemberedayaan sumberdaya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum itu sendiri. Dalam kurikulim sendiri mengandung sebuah tujuan, isi atau
mata pelajaran, metode mengajar, dan metode penilaian. Mata pelajaran itu
merupakan bahan ajar yang disampaikan oleh guru yang diserap otak, diingat, dan
dipahami maksud-mksunya. Kemudian anak didik menjadikan materi pelajaran
sebagai rujukan berpikir dan berprilaku, sehingga materi pelajaran sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran dan mentalitas anak didik. Tatang
(2012: 103).
Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian evaliasi pengembangan kurikulum adalah penelitian yang sistematik
tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang
diterapkan.Atau evaluasi pengembangan kurikulum adalah proses penerapan
prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat
keputusan tentang kurikulum yang diterapkan.
Evaluasi kurukulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-
masing komponen kurikulum yang seperti tujuan, isi atau metode pembelajaran
yang ada dalam kurikulum tersebut. Secara sederhana evaluasi kurikulum
menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode
penelitian.
B. Implementasi Perkembangan Evaluasi Kurikulum
Di dalam pelaksanaan KTSP diversifikasi kurikulum sangat dimungkinkan,
artinya kurikulum dapat diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan keragaman
kondisi dan kebutuhan baik yang menyangkut kemampuan atau potensi siswa dan
lingkungannya. Diversifikasi kurikulum diterapkan dalam upaya untuk
menampung tingkat kecerdasan dan kecepatan siswa yang tidak sama. Oleh sebab

4
itu akselerasi belajar dimungkinkan untuk diterapkan, begitu pula remidial dan
pengayaan. Implementasi KTSP menuntut kemampuan sekolah untuk
mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya, dan
penyusunannya dapat melibatkan instansi yang relevan di daerah setempat,
misalnya instansi pemerintah, swasta, perusahaan dan perguruan tingggi.
1. Pengelolaan KTSP
Rekonseptualisasi kurikulum nasional yang diwujudkan dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Kompentensi memiliki empat fokus utama, yaitu:
a. Kejelasan kompetensi dan hasil belajar,
b. Penilaian berbasis kelas
c. Kegiatan belajar Mengajar
d. Pengelolaan Kurikulum berbasis sekolah.
Pada prinsipnya pengelolaan kurikulum yang berbasis Sekolah membagi peran
dan tanggung jawab masing-masing pelaksana pendidikan di lapangan yang terkait
dengan pelaksanaan kurikulum, pembiayaan dan pengembangan silabus. Sekolah
sebagai ujung tombak pelaksanaan kurikulum dituntut dapat menjalin hubungan
dengan lembaga lain yang terkait baik lembaga pemerintah maupun swasta.
Misalnya untuk pembekalan kecakapan vokasional sekolah perlu kerja sama
dengan perusahaan atau lembaga diklat.
2. Reorientasi Proses Pembelajaran
Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau
pemahaman terhadap suatu konsep, sehingga dalam proses pembelajaran siswa
merupakan sentral kegiatan, pelaku utama dan guru hanya menciptakan suasana
yang dapat mendorong timbulnya motivasi belajar pada siswa.
Implementasi KTSP dalam proses pembelajaran menuntut adanya reorientasi
pembelajaran yang konvensional. Reorientasi tidak hanya sebatas istilah “teaching”
menjadi “learning” namun harus sampai pada operasional pelaksanaan
pembelajaran. Untuk itu proses pembelajaran harus mengacu pada beberapa
prinsip, yaitu: berpusat pada siswa, belajar dengan melakukan, mengembangakan
kemampuan sosial, mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah ber-
Tuhan, mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah, mengembangkan

5
kreativitas siswa, mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi,
menumbuhkah kesadaran sebagai warga negara yang baik, belajar sepanjang hayat,
dan perpaduan kompetisi, kerjasama dan solidaritas. Sanjaya (2018: 31)
C. Evaluator Kurikulum
Evaluasi kurikulum dilakukan oleh evaluator yang telah memenuhi syarat atau
kualifikasi. Tidak semua orang boleh menjadi evaluator, kecuali orang-orang yang
memang berkompeten di bidang kurikulum. Syarat-syarat terserbut antara lain:
1. Orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan evaluasi baik secara
teoritis maupun keterampilan praktis.
2. Mempunyai kecermatan yang dapat melihat celah-celah dan detail serta
bagian-bagian kurikulum.
3. Bersikap obyektif dan tidak mudah terpengaruh oleh keinginan dan
kepentingan pribadi sehingga dapat mengambil data dan kesimpulan yang
sesuai dengan ketentuan.
4. Sabar, tekun dan tidak gegabah dalam menjalankan tugas mulai
perencanaan kegiatan, Menyusun instrument, mengumpulkan data dan
Menyusun laporan.
5. Hati-hati dalam menjalankan pekerjaan evaluasi dan bertanggung jawab
terhadap segala tugas dan resiko kesalahan yang diperbuat.
Evaluator kurikulum dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu:
1. Evaluator dalam ( internal evaluator)
Evaluator dalam adalah pelaksanaan evaluasi kurikulum sekaligus
berasal dari lembaga yang akan dievaluasi. Kelebihan evaluator dalam
adalah evaluasi menjadi tepat sasaran karena evaluator sangat memahami
dan menguasai kurikulum yang akan dievaluasi. Hemat dari segi pendanaan,
karena lembaga yang dievaluasi tidak perlu mengeluarkan banyak dana
untuk membayar evaluator kurikulum. Kelemahan evaluator dalam adalah
adanya kemungkinan subyektifitas dari evaluator, yang hanya akan
menyampaikan kepentingan pribadi kemungkinan adanya sikap tidak
cermat evaluasi menurut versi dirinya.
2. Evaluator luar (external evaluator)

6
Evaluator luar adalah evaluator yang berasal dan berada diluar Lembaga
yang akan dievaluasi dan tidak terlibat dalam implementasi kurikulum.
Diharapkan evaluator ini mampu bertindak dan mampu bersikap
independent, karena tidak memiliki kepentingan pribadi. Kelebihan
evaluator luar adalah lebih obyektif dalam melaksanakan evaluasi karena ia
tidak berkepentingan mengenai kategori kebersihan atau kegagalan
implementasi kurikulum yang telah berjalan, apapun hasil evaluasi tidak
akan direspon secara emosional oleh evaluator luar karena ia tidak ingin
memperlihatkan bahwa kurikulum tersebut berhasil dengan baik.
Kesimupulan yang akan diambil dan dibuat lebih sesuai dengan keadaan
dan kenyataan. Kelemahan evaluator luar adalah kurangnya pemahaman
terhadap seluk beluk dan seluruh aspek kurikulum memungkinkan
kesimpulan yang diambil kurang tepat, pemborosan dana karena karena
pihak pengambil kebijakan harus mengeluarkan dana yang besar untuk
membayar evaluator luar.
D. Model Evaluasi Kurikulum
Dilihat dari fenomena sejarah dengan segala situasi dan kondisinya, evaluasi
kurikulum berkembang sebagaimana perkembangan dunia pendidikan yang
memiliki banyak segi. Di bawah ini akan disebutkan beberapa model evaluasi
kurikulum, diantaranya:
1. Evaluasi model penelitian
Model evaluasi kurikulum mengacu pada teori dan menggunakan metode tes
psikologis dan eksperimen lapangan.
a. Tes psikologis atau tes psikomotorik, yang ada pada umumnya memiliki dua
bentuk tes yakni tes intelejensi dan tes hasil belajar.
b. Eksperimen lapangan, metode ini sudah sejak tahun 1939 yang biasanya
digunakan dalam penelitian botani pertanian. Meskipun demikian,
penelitian ini dapat digunakan dalam pendidikan.

2. Evaluasi Model Objektik

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya:

7
a. Adanya kesepakatan tentang tujuan kurikulum.

b. Merumuskan tujuan tersebut dalam perbuatan peserta didik.

c. Menyusun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut.

d. Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.

3. Evaluasi Model Camouran Multivariasi

Setiap evaluasi kurikulum diukur dengan kriteria masing-masing kurikulum.


Model ini menyatakan unsur-unsur dari kedua pendekatan tersebut,
memungkinkan perpaduan lebih dari satu kurikulum. Mukhneri (2010: 78).

Selain model yang disebutkan di atas, evaluasi kurikulum juga memiliki


model lainnya, diantaranya:

1. Model Measurement Evaluasi

untuk mengukur dan menilai kemampuan peserta didik terhadap tujuan yang
telah ditetapkan, yang mana hal tersebut untuk mengungkapkan perbedaan
kemampuan indivual dan kelompok. Adapun hasil penilaian digunakan untuk
tindak lanjud peserta didik, untuk keperluan bimbingan, seleksi, atau
perbandingan efektivitas antar program serta metode pendidikan. Hasil belajar
menjadi obyek evaluasi kurikulum yang dititik beratkan, terutama pada aspek
kognitif dan sebagainya yang terkhusus dapat diukur dengan alat evaluasi yang
objektif dan dibakukan. Dalam evaluasi data yang dikumpulkan adalah data
objektif berupa skor dan hasil tes. Dalam ha ini, evaluasi menggunakan
pendekatan sebagai berikut:

a. Setiap siswa ditempatkan pada kedudukan kelompoknya, dengan melalui


pengembangan norma kelompok dalam evaluasi hasil belajar.

b. Melalui analisis kuantitatif, menggunakan metode pengajaran yang


berbeda-beda dan membandingkan hasil belajar antar kelompok.

c. Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam bentuk
objektif, yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi yang

8
reliabel dan valid.

2. Model Congruence

Pemeriksaan kesesuaian congruence atau kesesuaian antara tujuan dan hasil


belajar yang dicapai peserta didik, dan untuk melihat sejauh mana perubahan hasil
pendidikan telah terjadi. Dalam penyempurnaan program pendidikan, hasl
evaluasi sangat diperlukan, yakni untuk bimbingan program ke depan, dan
pemberian informasi kepada pihak-pihak yang terkat dan berkepentingan. Adapun
dalam hal ini, hasil evaluasi dititikberatkan pada hasil belajar pada aspek kognitif
psikomotorik, dan pengembangan nilai dan sikap. Dalam kegiatan evaluasi,
cenderung ditempuh pendekatan cara-cara antara lain:

a. Menggunakan prosedur pre-and post-assessment dengan menempuh


langkah-langkah pokok sebagai berikut: penegasan tujuan, pengembangan
alat evaluasi, dan penggunaan hasil evaluasi.

b. Analisis hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian.

c. Teknik evaluasi mencakup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya yang


cocok untuk menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung dalam
tujuan.

d. Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua atau


lebih program

3. Illumination Evaluasi

pada dasarnya merupakan studi mengenai: pelaksanaan program, pengaruh


faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program, serta pengaruh
program terhadap perkembangan hasil belajar. Dalam kegiatan evaluasi,
cenderung ditempuh pendekatan atau cara-cara berikut:

a. Menggunakan prosedur yang disebut progresiive focusing dengan langkah


pokok: orientasi, dengan langkah-langkah pokok orientasi, pengamatan
yang lebih terarah, analisis sebab akibat

b. Bersifat kualitatif terbuka, dan fleksibel-eklektif Teknik evaluasi

9
mencakup observasi, wawancara, angket, analisasi dokumen dan bila
perlu mencakup pula tes

4. Educational System Evaluation Evaluasi

perbandingan antara performance setiap dimensi program dan kriteria, yang


akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi dimaksudkan
untuk menyempurnakan program dan menyimpulkan program secara
keseluruhan. Objek evaluasi mencakup input (bahan, rencana, peralatan), proses
dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih luas. Jenis data yang dikumpulkan
meliputi baik data objektif maupun data subjektif (udgment antara lain data).
Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan di antaranya:
a. Membandingkan performance setiap dimensi program dengan kriteria
internal.
b. Membandingkan performance program dengan menggunakan kriteria
eksternal, yaitu performance program yang lain.
c. Teknik evaluasi mencakup tes, observasi, wawancara, angket, dan analisis
dokumen. Rusman (2012: 118)

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Evaluasi merupakan pengukuran, penilaian, dan evaluasi merupakan kegiatan
yang bersifat. Artinya, ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya dengan
proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam
pelaksanaanya harus dilaksanakan secara berurutan.
2. Implementasi KTSP dalam proses pembelajaran menuntut adanya reorientasi
pembelajaran yang konvensional. Reorientasi tidak hanya sebatas istilah
“teaching” menjadi “learning” namun harus sampai pada operasional
pelaksanaan pembelajaran. Untuk itu proses pembelajaran harus mengacu
pada beberapa prinsip, yaitu: berpusat pada siswa, belajar dengan melakukan,
mengembangakan kemampuan sosial, mengembangkan keingintahuan,
imajinasi dan fitrah ber-Tuhan, mengembangkan ketrampilan pemecahan
masalah, mengembangkan kreativitas siswa, mengembangkan kemampuan
menggunakan ilmu dan teknologi, menumbuhkah kesadaran sebagai warga
negara yang baik, belajar sepanjang hayat, dan perpaduan kompetisi,
kerjasama dan solidaritas.
3. Evaluasi kurikulum dilakukan oleh evaluator yang telah memenuhi syarat
atau kualifikasi. Tidak semua orang boleh menjadi evaluator, kecuali orang-
orang yang memang berkompeten di bidang kurikulum.
4. Terdapat 3 model evaluasi kurikulum, yaitu (a) evaluasi model penelitian; (b)
evaluasi model objektif; (c)evaluasi model Camouran Multivariasi
B. Saran
Selaku penulis ,kami memberi saran kepada teman-teman diantaranya:

1. Dalam mengerjakan tugas perlu kesungguhan, kerja sama dengan


kelompok.

2. Jangan malu bertanya demi sempurananya tugas.

3. Kerjakanlah tugas dengan sabar.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alhamuddin. 2019. Politik Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Indonesia

Sejak Zaman Kemerdekaan Hingga Reformasi (1947-2013), Jakarta:

Prenadamedia

Farida. 2017. Evaluasi pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ngalim Purwanto. 2000. Prinsip-Prinsip Teknik Evaluasi Pembelajaran. Hlm. 3

Rusman. 2012. manajemen kurikulum. jakarta: Rajawali

Sanjaya, wina. 2018. Kurikulum dan pembelajaran. Kencana

Tatang. 2012. Ilmu Pendidikan. Hlm. 104 dan 228, Bandung: Pustaka Setia

Tayipnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi progam dan instrument evaluasi.

Jakarta: Rineka cipta

Zaini, Muhammad. 2009. Pengembangan kurikulum konsep implementasi

evaluasi dan inovasi. Yogyakarta: TERAS

12

Anda mungkin juga menyukai