Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

KETERIKATAN ANTARA STRUKTUR SOSIAL DAN PERKEMBANGAN


KEPRIBADIAN
DOSEN PENGAMPU : Rosmaiyadi,S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh:

Dini ( 11308502200003 )
Hana Kristina Pintubatu ( 11308502200013 )
Mursahad ( 11308502200008 )

KELAS 3A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KOTA SINGKAWANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan ilmu
kepada kita semua. Kami berterima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar yang telah memberikan kepercayaan kepada kami dalam menyusun
makalah ini serta teman-teman yang memberi dukungan kepada kami dalam
penyelesaikan makalah ini.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar di Sekolah Tinggi Perguruan dan Ilmu
Pendidikan Singkawang. Makalah ini berjudul “ Keterikatan Antara Struktur
Sosial dan Perkembangan Kepribadian“ ini kami buat agar pembaca dapat
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.

Dalam menyusun makalah ini kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah


ini masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki penulis masih terbatas, cukup banyak tantangan dan hambatan yang
penulis temukan dalam menyusun makalah ini. Kami mohon maaf apabila
ditemukannya kesalahan. Kami penulis menerima kritik dan saran dari pembaca.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan
bagi pembaca pada umumnya. Sekian kata pengantar dari kami, atas perhatiannya
kami ucapkan terima kasih.

Singkawang, 08 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………………………………………………2

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH…………………………………………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................................3


A. STRUKTUR SOSIAL DAN KEPRIBADIAN.............................................................................................3
B. STRATIFIKASI SOSIAL........................................................................................................................5
C. KETERIKATAN ANTARA STRUKTUR SOSIAL DAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN...........................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................10
A. KESIMPULAN..................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Individu sebagai makhluk sosial tentu tidak bisa dihindarkan dari
yang namanya interaksi sosial di masyarakat. Adanya interaksi sosial ini
akan mempengaruhi pembentukan sebuah kelompok. Secara umum
pengelompokan masyarakat Indonesia terbagi menjadi dua bentuk. Pertama,
pengelompokan secara horizontal berupa deferensiasi dan Kedua,
pengelompokan secara vertikal berupa stratifikasi sosial.
Stratifikasi sosial adalah sistem pembedaan individu atau kelompok
dalam masyarakat, yang menempatkannya pada kelas-kelas sosial yang
berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang
berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan dengan lapisan
lainnya. Sistem stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam
kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah. Dasar dan inti sistem stratifikasi
masyarakat adalah adanya ketidakseimbangan pembagian hak dan
kewajiban, serta tanggung jawab masing-masing individu atau kelompok
dalam suatu sistem social.
Stratifikasi sosial terjadi karena adanya pembagian (segmentasi)
kelas-kelas sosial di masyarakat. Kelas sosial adalah suatu lapisan (strata)
dari orang-orang yang memiliki berkedudukan sama dalam rangkaian
kesatuan dari status social.[ CITATION Mau15 \l 1033 ]
Struktur sosial suatu masyarakat sesungguhnya merupakan proses
sosial dan alamiah yang berlangsung dalam waktu yang sangat panjang.jadi,
struktur sosial dalam suatu masyarakat sebenarnya akan memiliki beberapa
fungsi. struktur sosial merupakan instrumen masyarakat yang
menyelenggarakan tata kehidupan secara menyeluruh dalam segala aspek
kehidupan. struktur sosial merupakan karakteristik yang khas dan dimiliki
suatu masyarakat sehingga dapat memberikan warna yang berbeda dari
masyarakat lainnya struktur sosial berfungsi sebagai rantai sistem dalam
penyelenggaraan setiap aspek kehidupan sehingga menjadi teratur dan
harmonis.

1
Menurut Philip Kotler, kepribadian adalah ciri bawaan psikologi manusia
(human psychologicl traits) yang terbedakan yang menghasilkan tanggapan
yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan
lingkungannya. [ CITATION Kot05 \l 1033 ] Kepribadian biasanya digambarkan
dalam karakteristik perilaku seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan
bersosialisasi, otonomi, cara mempertahankan diri, kemampuan beradaptasi,
dan sifat agresif. Hal yang berkaitan dengan kepribadian adalah konsep diri.
[ CITATION Kot01 \l 1033 ] Konsep diri yaitu pandangan dan sikap individu
terhadap diri sendiri. Pandangan diri terkait dengan dimensi fisik,
karakteristik individual, dan motivasi diri. Konsep diri merupakan inti dari
kepribadian individu. Inti kepribadian berperan penting untuk menentukan
dan mengarahkan perkembangan kepribadian serta perilaku positif individu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Seperti apa penjelasan tentang struktur sosial dan kepribadian?
2. Apa pengertian stratifikasi sosial ?
3. Bagaimana sistem stratifikasi sosial ?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi stratifikasi sosial ?
5. Bagaimana keterikatan struktur sosial dan perkembangan kepribadian ?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


1. Mengetahi penjelasan tentang struktur sosial dan kepribadian.
2. Mengetahui apa pengertian stratifikasi sosial.
3. Mengetahui bagaimana sistem stratifikasi sosial.
4. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi stratifikasi sosial.
5. Mengetahui keterikatan struktur sosial dan perkembangan kepribadian .

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. STRUKTUR SOSIAL DAN KEPRIBADIAN
1. Struktur Sosial
Sistem sosial adalah suatu sistem yang terdiri atas elemen-elemen
sosial. Elemen-elemen sosial itu terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang
dilakukan individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Dalam sistem sosial terdapat individu-individu yang berinteraksi dan
bersosialisasi sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan
hubungan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok
maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan corak masyarakat
tersebut. Suatu sistem sosial tidak hanya berupa kumpulan individu. Sistem
sosial juga berupa hubungan-hubungan sosial dan sosialisasi yang
membentuk nilai-nilai dan adat-istiadat sehingga terjalin kesatuan hidup
bersama yang bersifat teratur dan berbentuk secara berkesinambungan.
Struktur selalu merujuk pada unsur-unsur yang bersifat kurang lebih
tetap atau mantap. Kalau kita umpamakan dengan sebuah bangunan rumah,
maka dindingdinding rumah itu merupakan strukturnya. Dalam pengertian
ini, struktur sosial diartikan sebagai pola-pola tertentu yang mengatur
organisasi suatu kelompok sosial. Istilah struktur juga dapat diterapkan pada
interaksi sosial. Jadi, struktur sosial dapat diartikan sebagai jalinan unsur-
unsur sosial yang pokok. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan
antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan
kelompoknya.
Struktur merujuk pada pola interaksi tertentu yang kurang lebih tetap
dan mantap, yang terdiri dari jaringan relasi-relasi sosial hierarkis dan
pembagian kerja, serta dilandasi oleh kaidahkaidah, peraturan-peraturan, dan
nilai-nilai sosial budaya. Setiap manusia terkait dengan struktur masyarakat
di mana ia menjadi anggotanya. Artinya, setiap orang termasuk ke dalam
satu atau lebih kelompok, kebudayaan, lembaga sosial, pelapisan sosial,
kekuasaan, dan wewenang yang terdapat di dalam masyarakat.
Untuk memahami lebih jauh mengenai apa itu struktur sosial, mari
kita pelajari bersama pengertian struktur sosial menurut pendapat para ahli
sosiologi berikut ini.
a. George C. Homan, Mengaitkan struktur sosial dengan perilaku
elementer (mendasar) dalam kehidupan sehari-hari.
3
b. Talcott Parsons, Berpendapat bahwa struktur sosial adalah
keterkaitan antarmanusia.
c. Coleman, Melihat struktur sosial sebagai sebuah pola hubungan
antarmanusia dan antarkelompok manusia.
d. Kornblum, Menekankan konsep struktur sosial pada pola perilaku
individu dan kelompok, yaitu pola perilaku berulang-ulang yang
menciptakan hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam
masyarakat.
e. Soerdjono Soekanto, Melihat struktur sosial sebagai sebuah
hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan antara
peranan-peranan.
f. Abdul Syani, Melihat struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial
dalam kehidupan masyarakat. Tatanan sosial dalam kehidupan
masyarakat merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial yang
pokok, seperti kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial,
stratifikasi sosial, kekuasaan, dan wewenang.
g. Gerhard Lenski, Mengatakan bahwa struktur sosial masyarakat
diarahkan oleh kecenderungan panjang yang menandai sejarah.

2. Kepribadian
Menurut Philip Kotler, kepribadian adalah ciri bawaan psikologi
manusia (human psychologicl traits) yang terbedakan yang menghasilkan
tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan
lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dalam karakteristik
perilaku seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi,
otonomi, cara mempertahankan diri, kemampuan beradaptasi, dan sifat
agresif. Hal yang berkaitan dengan kepribadian adalah konsep diri.
Konsep diri yaitu pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri.
Pandangan diri terkait dengan dimensi fisik, karakteristik individual, dan
motivasi diri. Konsep diri merupakan inti dari kepribadian individu. Inti
kepribadian berperan penting untuk menentukan dan mengarahkan
perkembangan kepribadian serta perilaku positif individu.
Kepribadian berkaitan dengan adanya perbedaan karakteristik yang
paling dalam pada diri (inner psychological characteristics) manusia,
perbedaan karakteristik tersebut menggambarkan ciri unik dari

4
masingmasing individu. Perbedaan karakteristik akan mempengaruhi
respons individu terhadap lingkungannya (stimulus) secara konsisten.
Kepribadian adalah sifat dalam diri atau kejiwaan yaitu kualitas sifat
pembawaan kemampuan mempengaruhi orang dan perangai khusus yang
membedakan satu individu dengan yang lainya.[ CITATION Leo08 \l 1033 ]

B. STRATIFIKASI SOSIAL
1. Pengertian Stratifikasi Sosial
Dalam masyarakat manapun bisa kita temui berbagai golongan
masyarakat yang pada praktiknya terdapat perbedaan tingkat antara
golongan satu dengan golongan yang lainya. Adanya golongan yang
berlapis-lapis ini mengakibatkan terjadinya stratifikasi sosial. Oleh
karena itu dalam ilmu sosiologi dibahas mengenai lapisan-lapisan
masyarakat atau yang biasa disebut dengan stratifikasi sosial.
Istilah stratifikasi (stratification) berasal dari kata strata dan stratum
yang berarti lapisan. Karena itu stratifikasi sosial (social stratification)
sering diterjemahkan dengan pelapisan masyarakat. Sejumlah individu
yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran
masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu lapisan (stratum).
Stratifikasi sosial adalah sistem pembedaan individu atau kelompok
dalam masyarakat, yang menempatkannya pada kelas-kelas sosial yang
berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang
berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan dengan lapisan
lainnya.
Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial pada dasarnya berbicara
tentang penguasaan sumber-sumber sosial. Sumber sosial adalah segala
sesuatu yang oleh masyarakat dipandang sebagai suatu yang berharga.
Stratifikasi social adalah pembedaan penduduk atau masyarkat ke dalam
kelas-kelas secara hierarkis (bertingkat). Pelapisan sosial diatas, tentunya
tidak berlaku umum, sebab setiap kota ataupun desa masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda.
Pitirin A. Sorokin menyatakan bahwa social stratification adalah
pembedaan penduduk kedalam kelas-kelas secara bertingkat (secara
hierarkhis). Perwujudanya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-
kelas yang lebih rendah. Menurut Sorokin, dasar dan inti dari lapisan-
lapisan dalam masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan dalam

5
pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban, dan tanggung jawab nilai-
nilai sosial dan pengarahanya diantara anggota masyarakat.
2. Sistem Stratifikasi Sosial
Sistem stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas
tinggi, kelas sedang, dan kelas sedang. Dasar dan inti sistem stratifikasi
masyarakat adalah adanya ketidakseimbangan pembagian hak dan
kewajiban, serta tanggung jawab masing-masing individu atau kelompok
dalam suatu sistem sosial.11 Penggolongan dalam kelas-kelas tersebut
berdasarkan dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam suatu lapisan-
lapisan yang lebih hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan
prestise .
Sistem startifikasi sosial berpokok pada pertentangan dalam
masyarakat. Dengan demikian sistem stratifikasi sosial hanya mempunyai
arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi obyek
penyelidikan.14 Dalam sistem startifikasi sosial dapat dianalisa dalam
ruang lingkup unsur-unsur sebagai berikut: Pertama, distribusi hak-hak
istimewa yang obyektif seperti misalnya kekayaan. Kedua, sistem yang
diciptakan oleh masyarakat yaitu sebuah wibawa (prestige) dan
penghargaan. Ketiga, kriteria sistem pertentangan baik yang terjadi pada
individu maupun kelompok. Keempat, lambang-lambang kehidupan
seperti tingkahlaku hidup, dan cara berpakaian. Kelima, solidaritas
diantara individu maupun kelompok yang terjadi dari interaksi, kesadaran
akan kedudukan masing-masing individu maupun kelompok dan
aktifitas.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stratifikasi Sosial
a. Ukuran kekayaan.
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran
penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang
ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan
termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula
sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan
digolongkan ke dalam lapiran rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat
antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang
dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaanya dalam
berbelanja.

6
b. Ukuran kekuasaan dan wewenang.
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling
besar akan menempati lapiran teratas dalam sistem pelapisan sosial
dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak
lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat
biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau
sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
c. Ukuran kehormatan.
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan
atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan
menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya.
Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional,
biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak
jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang
berperilaku dan berbudi luhur.
Ukuran atau kriteria yang menjadi dasar pembentukan
pelapisan sosial adalah: ukuran ilmu pengetahuan. Ukuran ilmu
pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang
menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu
pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan
sosial masyarakat yang ber sangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan
ini biasanya terdapat dalam gelargelar akademik (kesarjanaan), atau
profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur,
magister, doktor atau gelar profesional seperti profesor. Namun sering
timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang
disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang
dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara
yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya
dengan membeli skipsi, menyuap, ijasah palsu dan seterusnya[ CITATION
Mau15 \l 1033 ]

C. KETERIKATAN ANTARA STRUKTUR SOSIAL DAN


PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Teori Kepribadian Neo-Freud (Teori Sosial Psikologi).
Beberapa pakar yang juga rekan Freud mengembangkan suatu teori
kepribadian yang disebut sebagai Teori Sosial Psikologi atau Teori
7
Neo-Freud. Teori tersebut berbeda dengan Freud dalam dua hal
berikut:
1) Lingkungan sosial yang berpengaruh dalam pembentukan
kepribadian manusia bukan insting manusia.
2) Motivasi berperilaku diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
Teori ini merupakan kombinasi dari sosial dan psikologi. Teori
ini menekankan bahwa manusia berusaha untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan masyarakat dan masyarakat membantu individu dalam
memenuhi kebutuhan dan tujuannya. Teori Neo-Freud menyatakan
bahwa hubungan sosial adalah faktor dominan dalam pembentukan
dan pengembangan kepribadian manusia.
Horney mengemukakan model kepribadian manusia, yang terdiri atas
tiga kategori berikut:
1) Compliant adalah kepribadian yang dicirikan adanya
ketergantungan seseorang kepada orang lain. Ia menginginkan orang
lain untuk menyayanginya, menghargainya, dan membutuhkannya.
Orang dengan kepribadian compliant akan selalu mendekat dengan
orangorang sekelilingnya.
2) Aggressive adalah kepribadian yang dicirikan adanya motivasi
untuk memperoleh kekuasaan. Orang seperti ini cenderung
berlawanan dengan orang lain, selalu ingin dipuji dan cenderung
memisahkan diri dari orang lain.
3) Detached adalah kepribadian yang dicirikan selalu ingin bebas,
mandiri, mengandalkan diri sendiri, dan ingin bebas dari berbagai
kewajiban. Orang tersebut biasanya menghindari orang-orang lain.

Sistem sosial adalah suatu sistem yang terdiri atas elemen-


elemen sosial. Elemen-elemen sosial itu terdiri atas tindakan-tindakan
sosial yang dilakukan individu-individu yang berinteraksi satu dengan
yang lainnya. Dalam sistem sosial terdapat individu-individu yang
berinteraksi dan bersosialisasi sehingga tercipta hubungan-hubungan
sosial. Keseluruhan hubungan sosial tersebut membentuk struktur
sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan
menentukan corak masyarakat tersebut. Suatu sistem sosial tidak
hanya berupa kumpulan individu. Sistem sosial juga berupa
hubungan-hubungan sosial dan sosialisasi yang membentuk nilai-nilai

8
dan adat-istiadat sehingga terjalin kesatuan hidup bersama yang
bersifat teratur dan berbentuk secara berkesinambungan.
Posisi seseorang secara umum dalam masyarakatnya
sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan,
prestasi, hak-hak, serta kewajibannya. Kedudukan menentukan apa
yang harus seseorang perbuat bagi masyarakat.
Di dalam setiap sistem sosial dijumpai bermacam-macam
kedudukan baik yang diperoleh secara turun-temurun, dengan usaha
sendiri maupun kedudukan yang diberikan sebagai penghargaan dari
lingkungan sendiri, sedangkan peran (role) adalah pelaksanaan hak
dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Individu sebagai makhluk sosial tentu tidak bisa dihindarkan dari
yang namanya interaksi sosial di masyarakat. Adanya interaksi sosial ini
akan mempengaruhi pembentukan sebuah kelompok. Secara umum
pengelompokan masyarakat Indonesia terbagi menjadi dua bentuk.
Pertama, pengelompokan secara horizontal berupa deferensiasi dan
Kedua, pengelompokan secara vertikal berupa stratifikasi sosial.
Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial pada dasarnya berbicara
tentang penguasaan sumber-sumber sosial. Sumber sosial adalah segala
sesuatu yang oleh masyarakat dipandang sebagai suatu yang berharga.
Stratifikasi social adalah pembedaan penduduk atau masyarkat ke dalam
kelas-kelas secara hierarkis (bertingkat). Pelapisan sosial diatas, tentunya
tidak berlaku umum, sebab setiap kota ataupun desa masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda.
Perbedaan latar belakang budaya suatu masyarakat akan membedakan
keadaan kejiwaan masyarakat yang membentuk suatu sistem sosial.
Perasaan terbentuk melalui hubungan yang menghasilkan situasi
kejiwaan tertentu yang bila sampai pada tingkat tertentu harus dikuasai
agar tidak terjadi ketegangan jiwa yang berlebihan

10
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Armstrong., K. &. (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Binti, M. (2015). Stratifikasi Sosial dan Perjuangan Kelas dalam Perspektif Sosiologi Pendidikan.
TA’ALLUM, 19.

Kanuk, L. S. (2008). Perilaku Konsumen Edisi Ketujuh, Alih bahasa oleh Zoelkifli Kasip. Jakarta: PT Indeks.

Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia,.

11

Anda mungkin juga menyukai