Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Mengelola Kelas

Dosen Pengampu : Maulida M.Pd

Disusun Oleh :

Mohammad Asyur (1511203007)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SAMARINDA
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan
hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Selawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam makalah “Mengelola kelas” penulis bermaksud menjelaskan secara detail akan
Mengelola Kelas. Adapun tujuan selanjutnya adalah untuk memenuhi salah satu syarat tugas
mata kuliah Psikologi Pendidikan

Akhir kata tak ada gading yang tak retak, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan penulis dalam menyelesaikan tugas ini.

Samarinda, 10 mei 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................................3
A. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
Pembahasan.................................................................................................................................................5
A. Mengapa Kelas Perlu Dikelola Secara Efektif.............................................................................5
B. Mendesain Lingkungan Fisik Kelas.............................................................................................7
C. Menciptakan Lingkungan Yang Positif Untuk Pembelajaran...................................................9
D. Menjadi Komunikator Yang Baik..............................................................................................13
E. Menghadapi Perilaku Bermasalah.............................................................................................15
F. Teaching Strategies......................................................................................................................18
BAB III.....................................................................................................................................................21
KESIMPULAN........................................................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar
terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyelidiki kondisi belajar yang
optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur peserta didik dan sasaran pembelajaran
serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pengaturan yang berkaitan dengan penyampaian pesan penngajaran
(instruksional) atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar (pengelolaan
kelas). Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara optimal, maka proses belajar
berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak dapat disediakan secara optimal, tentu
saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar.
Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana
pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai
tujuan pelajaran. Akan tetapi apabila terdapat kekurang serasian antara tugas, dan sarana
atau alat atau terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan
pemenuhanya maka akan terjadi gangguan terhadap proses belajar mengajar. Baik
gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus menerus. Gangguan dapat
berifat sementara sehinngga perlu dikembalikan ke dalam iklim belajar yang serasi
(kemampuan kedisiplinan), akan tetapi gangguan dapat pula bersifat cukup serius dan
terus menerus sehingga diperlukan kemampuan meremedial. Disiplin itu sebenarnya
merupakan akibat dari pengelolaan kelas yang efektif. Suatu kondisi belajar yang optimal
dapat tercapai bila guru mampu mengatur siswa dan saran pembelajaran serta
megendalikannya dalam suasana yang sangat menyenangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran
A. Rumusan Masalah
adapun permasalahan yang akan kami bahas ialah sebagai berikut :
1. Mengapa kelas perlu dikelola secara efektif?
2. bagaimana mendesain lingkungan fisik kelas?
3. bagaimana menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran?
4. bagaimana menjadi komunikator yang baik?
5. bagaimana mengadapi perilaku bermasalah?

B. Tujuan Penulisan
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. untuk mengetahui mengapa kelas perlu dikelola secara efektif.
2. untuk mengetahui bagaimana mendesain lingkungan fisik kelas.
3. untuk mengetahui bagaimana menciptakan lingkungan yang positif untuk
pembelajaran.
4. untuk mengetahui bagaimana menjadi komunikator yang baik.
5. untuk mengetahui bagaimana mengadapi perilaku bermasalah.
6. untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
BAB II

Pembahasan

A. Mengapa Kelas Perlu Dikelola Secara Efektif.


Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid
(Charles, 2002; Everston, Emmer, & Worsham, 2003). Para pakar dalam bidang manajemen
kelas melaporkan bahwa ada perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik untuk mengelola
kelas. Pandangan lama menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk
mengontrol tentang tindak tanduk murid.
1. Isu Manajemen di Kelas Sekolah Dasar dan Sekolah Menenengah
Kelas di SD dan SMP/SMA mengandung banyak isu manajemen yang mirip. Pada
semua level pendidikan, manajer kelas yang baik mendesain lingkungan fisik kelas untuk
pembelajaran yang optimal, menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran,
membangun dan menekankan aturan, mengajak murid bekerja sama, mengatasi problem
secara efektif, dan menggunakan srategi dan komunikasi yang baik.
2. Kelas Padat, Kompleks, dan Berpotensi Kacau
Dalam menganalisis lingkungan kelas, Walter Doyle (1986) mendeskripsikan enam
karakteristik yang mereflikasikan kompleksitas dan potensi problemnya:
a. Kelas multidimensional
Kelas adalah setting untuk banyak aktivitas, mulai dari aktivitas akademik seperti
membaca, menulis, dan matematika, sampai aktivitas social, seperi bermain,
berkomunikasi dengan teman, dan berdebat.
b. Aktivitas yang terjadi secara simultan
Banyak aktivitas kelas terjadi secara simultan. satu klaster murid mungkin
mengerjakan tugas menulis, yang lainnya mendiskusikan satu cerita bersama guru, dan
murid lainnya mengerjakan tugas yang lain, dan yang lainnya lagi mungkin berbicara
tentanga apa yang mereka lakukansetelah kelas dan seterusnya.
c. Hal-hal terjadi secara cepat
Kejadian sering terjadi dikelas secara cepat dan membutuhkan respon cepat.
Misalnya, dua murid berdebat tentang kepemilikan sebuah buku catatan; seorang murid
mengeluh bahwa murid lain mencontek jawabannya, ada murid yang mendahului giliran,
ada yang mencoret tangannya dengan pena, dua murid tiba-tiba bertengkar saling
mengejek, atau murid yang bersikap kasar kepada anda.
d. Kejadian seringkali tidak bisa diprediksi
Meskipun anda membuat rencana dengan hati-hati dan rapi, kemungkinan besar
akan mucul kejadian diluar rencana; alarm kebakaran berbunyi, seorang murid sakit, dua
murid berkelahi, computer rusak, pertemuan tidak terduga, pemanas rusak dimusim
dingin, dan sebagainya.
e. Hanya ada sedikit privasi
Kelas adalah tempat publik dimana murid melihat bagaiman guru menyelesaikan
masalah, melihat kejadian yang tidak terduga, dan mengalami frustasi. beberapa guru
melaporkan bahwa mereka berasa di ‘’atas bara api’’ atau terus menerus dipelototi. Apa-
apa yang terjadi dalam diri satu murid dilihat oleh murid lain, dan murid lain itu membuat
atribusi tentang apa yang terjadi.
3. Memulai dengan benar
Salah satu kunci untuk mengelola kompeksitas adalah mengelola hari-hari pertama
dan minggu-minggu awal masa sekolah secara cermat dan hati-hati. Anda harus
menggunakan masa-masa ini, (1) menyapaikan aturan dan prosedur yang anda gunakan
kepada kelas dan mengajak murid bekerja sama untuk mematuhinya, dan (2) mengajak murid
terlibat aktif dalam semua aktifitas pembelajaran.
Dengan membangun ekspektasi, aturan, dan aktivitas rutin di minggu-minggu awal
ini akan membantu memperlancar kegiatan kelas anda dan memudahkan pengembangan
lingkungan kelas yang positif.
4. Penekanan pada intruksi dan suasana kelas yang positif
Walaupun public yakin bahwa kurangnya disiplin adalah problem utama disekolah,
psikologi pensisikan telah mengubah fokusnya. Dahulu, sekolah menekankan pada disiplin.
Kini, yang ditekankan adalah cara mengembangkan dan memelihara lingkungan kelas yang
positf yang mendukung pembelajaran (Everston, Emmer, & Worsham, 2003) ini
menggunakan strategi proaktif preventif, bukan menggunakan taktik disipliner reaktif.
Dalam sebuah studi klasik, Jacob kounin tertarik umtuk menemukan bagaimana guru
merespons prilaku murid yang menyimpang. Kounin terkejut ketika menemukan bahwa
manejer kelas yang efektif dan tidak efektif memberikan respons terhadap prilaku itu dengan
cara yang sama. Manajer yang efektif jauh lebih baik ketimbang manajer yang tidak efektif
dalam memanajemen aktifitas kelompok. Para peneliti dibidang psikologi pendidikan
senantiasa menemukan bahwa guru yang membimbing dan menata kegiatan kelas secara
kompeten jauh lebih efektif ketimbang guru yang menekankan pada disiplin (Brophy, 1996)
5. Tujuan dan strategi manajemen
Manajemen kelas yang efektif punya dua tujuan; membantu murid menghabiskan
lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi aktivitas yang tidak diorientasikan pada
tujuan, dan mncegah murid mengalami problem akademik dan emosional.
a. Membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu
aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan
Pada Bab 12 dan 13 kita telah mendiskusikan arti penting menjadi manajer yang
baik, baik itu bagi guru maupun murid. manajemen kelas yang efektif akan membantu
anda untuk memaksimalkan waktu pengajaran anda dan waktu belajar murid anda. Carol
Weintein (1997) mendeskripsikan jumlah waktu yang tersedia untuk berbagai aktivitas
kelas disekolah menengah yang biasanya rata-rata 42 menit. Waktu belajar tahunan
biasanya sekitar 62 jam, yang kira-kira hanya setengah hari waktu yang diwajibkan,
Meskipun angka ini hanya perkiraan, angka-angka itu menunjukkan bahwa jam yang
tersedia untuk pembelajaran kurang dari yang seharusnya.
b. Mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional
Kelas yang dikelola dengan baik tidak hanya akan meningkatkan pembelajaran
yang berarti, tetapi juga membantu mencegah berkembangnya problem emosional dan
akademik. kelas yang dikelola dengan baik akan membuat sibuk dengan tugas yang
menantang. Kelas yang dikella dengan baik akan memberikan aktivitas dimana murid
menjadi terserap kedalamnya dan termotivasi untuk belajar dan memahami aturan dan
regulasi yang harus dipatuhi.

B. Mendesain Lingkungan Fisik Kelas


Ketika memikirkan tentang manajemen kelas yang efektif, guru yang tidak
berpengalaman terkadang akan mengabaikan lingkungan fisik. Seperti yang akan terlihat, desain
lingkungan fisik kelas adalah lebih dari sekedar penataan barang di kelas.
1. Prinsip Penataan kelas
Berikut ini adalah prinsip dasar yang dapat dipakai untuk menata kelas (Everston, Emmer,
dan Worsham, 2003):
a. Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang. Gangguan dapat terjadi di daerah yang sering
dilewati. Daerah ini antara lain area belajar kelompok, bangku murid, meja guru, dan
lokasi penimpanan pensil, rak buku, computer, dan lokasi lainnya
b. Pastikan anda dapat leluasa mengawasi dan melihat murid. Tugas manajemen yang
penting adalah memonitor murid secara cermat. Pastikan guru memiliki posisi duduk
yang strategis dan jarak pandang yang baik.
c. Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses. Ini akan meminimalkan
waktu persiapan dan aktivitas.
d. Pastikan murid dapat melihat presentasi kelas dengan mudah. Tentukan dimana Guru dan
Murid bisa berada ketika presentasi. Untuk aktivitas ini murid tidak dibenarkan untuk
berpindah posisi duduk atau menjulurkan lehernya. Untuk mengetshui seberapa layak
jarak pandang murid dengan daerah presentasi, duduklah di tempat duduk mereka.
2. Gaya Penataan
Dalam memikirkan bagaimana Guru mengorganisasikan ruang fisik kelas, hendaknya
guru bertanya kepada diri mereka masing-masing tipe aktivitas pengajaran apa yang akan
diterima murid. Gaya penataan yang biasanya dipakai adalah:
a. Penataan kelas standar, meliputi sejumlah gaya standar yaitu gaya auditorium, tatap
muka, off-set, seminar, dan klaster
b. Personalisasi kelas
Menurut pakar manajemen kelas Carol Weinstein dan Andrew Mignano (1997),
kelas seringkali mirip dengan kamar motel, nyaman akan tetapi impersonal. Anonimitas
seperi itu biasanya terjadi di kelas sekolah menengah, di mana enam atau tujuh kelas
menggunakan ruangan satu hari. Untuk mempersonalisasikan kelas, pasang foto murid-
murid, karya seni mereka, tugas, diagram, tanggal lahir murid (untuk anak SD). Tidak
semua yang disebutkan harus dipenuhi dalam prinsip ini, akan tetapi inilah dasar untuk
menciptakan susunan kelas yang optimal.

C. Menciptakan Lingkungan Yang Positif Untuk Pembelajaran


Murid perlu lingkungan yang positif untuk pembelajaran. Kita akan mendiskusikan
beberapa strategi manajemen kelas umum untuk memberikan lingkungan ini, cara efektif
membuat dan mempertahankan aturan, dan strategi positif untuk membuat murid mau bekerja
sama.
1. Strategi Umum
Strategi umum mencakup penggunaan gaya otoritatif dan manajemen aktivitas kelas
secara efektif.
a. Menggunakan Gaya Otoritatif. Gaya Manajemen Kelas Otoritatif berasal dari gaya
Parenting menurut Diana Baumrid (1971, 1996) yang kita diskusikan di Bab 3, “Konteks
Sosial dan Perkembangan Sosioemosional.” Seperti orang tua yang otoritatif, guru yang
otoritatif akan punya murid yang cenderung mandiri, tidak cepat puas, mau bekerja sama
dengan teman, dan menunjukan penghargaan diri yang tinggi. Startegi manajemen kelas
otoritatif akan mendorong murid untuk menjadi pemikir yang independen dan pelaku
yang independen tetapi startegi ini masih menggunakan sedikit monitoring murid. Guru
yang otoritatif melibatkan murid dalam kerja sama give-and-take dan menunjukan sikap
perhatian kepada mereka. Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan regulasi,
menentukan standr dengan masukan dari murid. Gaya otoritatif bertentangan dengan
strategi otoritarian dan permisif yang tidak efektif.
b. Gaya manajemen kelas otoriatarian. adalah gaya yang restriktif dan punitive. Focus
utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran.
Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol murid dan tidak melakukan percakapan
terhadap mereka. Murid di kelas yang ototarian ini cenderung pasif, tidak mau membuat
inisiatif aktivitas, mengekspresikan tentang kekhawatiran tentang perbandingan social,
dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk.
c. Gaya manajemen kelas yang permisif. memberi banyak otonomi pada murid tapi tidak
memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan
perilaku mereka. Tidak mengejutkan, murid di kelas permisif ini cederung punya
keahlian akademik yang tidak memadai dan control diri yang rendah.
Secara keseluruhan, gaya otoritatif akan lebih bermanfaat bagi murid anda ketimbang
gaya otoriter atau permisif. Gaya yang otoritatif akan membantu murid anda menjadi
pembelajar yang aktif dan mampu mengendalikan diri.
d. Mengelola Aktivitas Kelas Secara efektif. Kami telah mendeskripsikan beberapa aspek
karya Jacob Kaounin (1970) tentang manajemen di awal Bab ini. Kaounin menyimpulkan
bahwa guru yang efektif berbeda dengan guru yang tidak efektif bukan dalam cara
mereka merespons perilaku menyimpang murid, tetapi berbeda dalam cara mereka
mengelola aktivitas kelompok secara kompeten. Berikut ini kita akan focus pada
beberapa perbedaan antara manajer kelompok kelas yang efektif dan tidak efektif.
Manajer kelas yang efektif:
1) Menunjukan seberapa jauh mereka “mengikuti”. Kounin menggunakan istilah
“withnees” untuk mendeskripsikan strategi di mana mereka senantiasa mengikuti apa
yang terjadi. Guru seperti ini akan selalu memonitor murid secara reguler. Ini akan
membuat mereka bisa mendeteksi perilaku yang salah jauh sebelum perilaku itu lepas
kendali. Guru yang tidak “mengikuti” perkembangan kemungkinan besar tidak akan
melihat perilaku salah itu sebelum perilaku itu menguat dan menyebar.
2) Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif. Kounin mengamati bahwa beberapa guru
tampaaknya berpikir sempit, hanya menangani satu hal dalam satu waktu. Ini adalah
startegi tak efektif yang menimbulkan interupsi aliran proses belajar di kelas.
Misalnya, seorang guru sedang menangani kelompok membaca dan dia melihat dua
anak lelaki di luar sedang au jontos. Di segera bangkit, mendekati anak yang
berkelahi, menegur mereka, dan kemudian kembali ke kelompok. Akan tetapi, pada
saat dia kembali ke kelompok membaca itu, murid di kelompok membaca itu sudah
bosan dan mulai rebut sendiri. Sebaliknya, guru yang efektif akan mampu mengatasi
situasi tumpang-tindih ini secara lebih baik. Misalnya, dalam situasi kelompok
membaca mereka dengan cepat merespons pertanyaan murid dari keluar kelompok
yang mengajukan pertanyaan, tetapi dalam merespons itu dia tidak mengubah aliran
proses belajar membaca. Ketika berjalan keliling ruangan dan memeriksa pekerjaan
murid, matanya tetap mengawasi seluruh kelas.
3) Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran. Menejer yang efektif akan menjaga
aliran pelajaran tetap lancar, mempertahankan minat murid dan tidak menjaga agar
murid tidak mudah terganggu. Di atas, saat kita membahas startegi untuk
meningkatkan waktu pembelajaran akademik, kita menyebutkan beberapa aktivitas
guru yang tidak efektif yang dapat mengganggu aliran pelajaran. Aktivitas itu antara
lain flip-flopping, meninggalkan aktivitas yang sedang berjalan dengan alasan yang
tidak jelas, dan terlalu lama memaparkan sesuatu yang sudah dipahami murid.
Tindakan lain dari guru yang bisa mengganggu aliran pelajaran dinamakan
“fragmentasi”, dimana guru membagi aktivitas menjadi komponen-komponen
meskipun aktifitas itu sebenarnyabisa dilakukan sebagai satu unit.
4) Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang. Kounin juga menemukan
bahaa manajemen kelas ang efektif melibatka murid dalam banyak tantangan akan
tetapi bukanlah hal yang sulit. Murid sering bekera independen ketimbang diawasi
oleh guru

2. MEMBUAT, MENGAJARKAN, DAN MEMPETAHANKAN ATURAN DAN


PROSEDUR
Agar bisa berjalan lancar, kelas perlu punya aturan dan prosedur yang jelas. Murid
harus tau secara spesifik bagaimana aturan itu. Tanpa aturan dan prosedur yang jelas, akan
muncul kesalahpahaman ang bisa melahirkan kekacauan.
a. Memedakan aturan dan prosedur
Baik aturan maupun prosedur adalah pernataan ekspektasi tentang prilaku
(Everston, Emmer, dan Worsham, 2003). Aturan akan terfokus pada ekspektasi umum
dan spesifik. Maka jika dikatakan “hargai orang lain!” maka ekspektasi spesifiknya bisa
saja jangan mengunah permen karet di kelas. Berbeda halnya dengan prosedur meskipun
sama-sama memberikan pernataan ekspektasi tentang prilaku, namun prosedur biasanya
dipakai untuk aktifitas spesifik yang diarahkan untuk mencapai satu tujuan. Seperti
mengumpulkan tugas individu, mengerakan kisi-kisi soal dan lain sebagainya. Perbedaan
lain antara aturan dan prosedur biasanya aturan bersifat tetap karena mengatur sikap dasar
terhadap orang lain, murid, dan tugas. Sedangkan prosedur sifatnya menyesuaikan, bisa
saja biasanya seorang Guru memberikan prosedur untuk membahas pelajaran ang telah
lalu di setiap awal pertemuan, akan tetapi suatu waktu guru akan memerintahkan murid-
murid untuk menyelesaikan tugas mereka yang belum selesai.
b. Mengajarkan aturan dan prosedur
Beberapa guru mau untuk melibatkan murid-muridnya dalam membuat aturan
atau prosedur, hal ini bertujuan untuk menjadikan murid-murid lebih bertanggung jawab
Dengan tindakan ymereka sendiri. Keterlibatan murid itu juga beragam
bentuknya. Bisa saja dengan jajak pendapat serta penyertaan alasan tentang aturan yang
mereka jadikan argumen.guru mungkin meminta murid-murid untuk mendiskusikan
mengapa aturan tersebut perlu diterapkan dan kemudian guru menetapkan beberapa
aturan.
3. MENGAJAK MURID UNTUK BEKERJA SAMA
Ada tiga strategi agar anak murid mau untuk bekerja sama dalam membentuk aturan agar
kelas berjalan tertib:
a. menjalin hubungan positif dengan anak murid
sebuah studi menemukan bahwasannya selain membuat aturan dan prosedur yang
efektif, manajer kelas juga salah satu hal yang menunjukkan perhatian kepada murid.
perhatian ini menyebabkan kelas terasa nyaman bagi murid dan mereka merasa
diperlakukan secara adil
b. mengajak murid untuk berbagi dan mengemban tanggung jawab
beberapa pakar manajemen kelas percaya bahwa berbagi tanggung jawab dengan
murid untuk membuat keputusan kelas akan meningkatkan komitmen atau kepatuhan
murid pada keputusan itu.
c. beri hadiah terhadap prilaku yang tepat
1) memilih penguat yang efektif, cari tahu mana penguat paling efektif bagi setiap
murid.
2) gunakan prompts dan shaping secara efektif, cara yang baik adalah menggunakan
prompt dan membentuk perilaku murid dengan memberi imbalan terhadap perbaikan
perilaku.
3) gunakan hadiah untuk memberi informasi tentang penguasaan, bukan untuk
mengontrol perilaku murid, imbalan yang mengandung informasi tentang
kemampuan penguasaan murid bisa menaikan motivasi intrinsic dan tanggung
jawabnya.
D. Menjadi Komunikator Yang Baik

Mengelola kelas dan memecahkan konflik secara konstruktif membutuhkan keterampilan


komunikasi yang baik. Tiga aspek utama dari komunikasi adalah :

1. Keterampilan berbicara
a. Berbicara di depan kelas dan murid.
Dalam berbicara di depan kelas dan murid anda, salah satu hal penting yang harus
di ingat adalah mengkomunikasikan informasi secara jelas . kejelasan (clarity) dalam
berbicara adalah sangat penting agar pengajaran berjalan baik .
1.) Pesan “Kamu”Dan “Saya”
Pesan “kamu” adalah sebuah gaya yang tidak disukai di mana pembicara
tampak menghakimi orang dan menempatkannya dalam posisi defensif. Pesan “saya”
akan merefleksikan perasaan pembicara dan lebih baik ketimbang pernyataan “kamu”
yang mengandung nada menghakimi.
2.) Bersikap Asertif (Tegas)
Aspek lain dari komunikasi verbal adalah cara orang menangani konflik, yang
dapat dilakukan dengan empat gaya: agresif, manipulatif, pasif, atau asertif. Orang
yang menggunakan gaya agresif cenderung “galak” kepada orang lain, menuntut,
kasar, dan bertindak dengan gaya bermusuhan. Individu yang agresif sering kali tidak
peka terhadap hal dan perasaan orang lain. Orang yang menggunakan gaya
manipulatif berusaha mendapatkan apa yang ia inginkan dengan membuat orang
merasa bersalah atau kasihan kepada dirinya. Orang yang menggunakan gaya pasif
bersikap tidak tegas dan pasrah. Individu yang pasif tidak mengekspresikan prasaan
nya dan tidak memberitahu orang lain tentang apa yang diinginkannya. Sebaliknya,
orang dengan gaya arsetif mengekspresikan prasaannya, meminta apa yang dia
inginkan dan berkata “tidak” untuk apa yang tidak mereka inginkan. Dari empat gaya
menghadapi konflik, bersikap arsetif adalah pilihan yang terbaik.
b. Rintangan Komunikasi Verbal Yang Efektif
Rintangan untuk menjalankan komunikasi verbal yang efektif antara lain:
1.) Kritik, evaluasi kasar dan negative terhadap orang lain biasanya akan mengurangi
efektivitas komunikasi.
2.) Memberikan pelabelan, adalah cara lain untuk merendahkan murid. Murid – murid
biasanya menggunakan nama panggilan atau labelin.
3.) Menasihati, yang dimaksud di sini adalah anda merendahkan orang lain lalu memberi
nasihat solusi.
4.) Mengatur – atur, memerintahkan orang lain untuk melakukan apa yang anda mau
bukanlah cara yang efektif karna menimbulkan resistensi.
5.) Ceramah moral (moralizing), ini berarti mengkhutbah bagi seseorang tentang apa
yang seharusnya dia lakukan.
c. Memberi Ceramah Yang Efektif
Anda bisa mengurangi kecemasan jika anda mengetahui cara yang baik untuk
memberi ceramah atau pidato atau persentasi secara efektif. Jika kita memberi murid
lebih kesempatan untuk berbicara di depan umum dan memberi dukungan kepada
mereka, kemuingkinan rasa takut ini bisa lenyap.
2. Keterampilan Mendengar
Mendengar adalah keahlian penting dalam dan mejaga hubungan. Jika anda adalah
pendengar yan baik, murid, orang tua, guru lain, dan administrator akan tertarik kepada anda.
Pendengar yang buruk akan menyumbat percakapan. Pendengar yang baik akan mendengar
secara aktif. Mendengar aktif berarti memberi perhatiaan penuh pada pembicara,
memfokuskan diri pada intelektual dan emosional pada pesan.
3. Berkomunikasi Secara Nonverbal
Selain apa yang anda katakan, anda juga berkomunikasi melalui tangan anda, tatapan
mata anda, menggerakan mulut anda,menyilangkan kaki anda, atau menyentuh orang lain.
Sulit untuk menutup – nutupi komunikasi nonverbal dan karnanya anda sebaiknnya
menyadari bahwa komunikasi nonverbal dapat menyampaikan apa yang anda atau orag lain
rasakan.
a. Ekspresi Wajah Dan Komunikasi Mata
Wajah seseorang mengungkapkan emosi dan perhatiaan mereka. Senyum,
merengut, tatapan kebingungan, semuanya merupakan bentuk komunikasi.
b. Sentuhan
Sentuhan dapat menjadi bentuk komunikasi yang kuat. Menyentuh terutama dapat
dipakai untuk menghibur seseorang yang mengalami stress atau pengalaman buruk.
c. Ruang
Masing – masing dari kita memiliki ruang privat yang tidak boleh dimasuki orang
lain. Beri tahu murid bahwa mereka berhak mendapat ruang individual dan mereka harus
menghormati ruang pribadi orang lain.
d. Diam
Dalam kultur modern yang cepat ini, kita bertindak seolah – olah ada sesuatu
yang salah pada diri orang yang selalu diam selama lebih dari dua detik setelah dia diberi
tahu sesuatu. Tentu saja, diam dapat berlebihan dan tidak tepat. Bukan hal yang bijak
untuk mendengar sesuatu dalam waktu yang lama tanpa memberi respons verbal.
Komunikasi interpersonal seharusnya berupa dialog bukan monolog.

E. Menghadapi Perilaku Bermasalah


1. Strategi Manajemen
a. Intervensi Minor
Beberapa problem hanya membutuhkan intervensi minor (kecil). Problem –
problem ini biasanya adalah perilaku yang biasanya mengganggu aktivitas kelas dan
proses belajar mengajar. Strategi intervensi minor yang efektif antara lain adalah :
1.) Gunakan isyarat nonverbal
2.) Terus lanjutkan aktivitas belajar
3.) Dekati murid
4.) Arahkan perilaku
5.) Beri intruksi yang dibutuhkan
6.) Suruh murid berhenti dengan nada tegas dan langsung
7.) Beri murid pilihan
b. Intervensi Moderat
Beberapa perilaku yang salah membutuhkan intervensi yang lebih kuat. Misalnya,
ketika murid menyalahgunakan privilesenya, mengganggu aktivitas, cabut dari kelas, atau
mengganggu pelajaran atau mengganggu pekerjaan murid lain. Berikut ini beberapa
intervensi moderat untuk mengatasi problem jenis ini :
1.) Jangan beri privilese atau aktivitas yang mereka inginkan.
2.) Buat perjanjian behavioral
3.) Pisahkan atau keluarkan murid dari kelas
4.) Kenakan hukuman atau sanksi
c. Menggunakan Sumber Daya Lain
1.) Mediasi Teman Sebaya
Teman seusia terkadang sangat efektif untuk mengajak murid – murid lain
berperilaku lebih tepat. Mediator teman sebaya bisa dilatih untuk membantu murid
menyelesaikan pertikaian antarmurid dan untuk mengubah perilaku.
2.) Konferensi Guru – Orang tua
Anda juga bisa menelepon oran tua murid atau mengadakan rapat orang tua
untuk problem tertentu. Jangan menempatkan orang tua dalam posisi defensif atau
menyalahkan mereka karena perilaku anaknya yang salah di sekolah. Cukup
deskripsikan problem dan katakan bahwa anda mengharapkan bantuan dari orang tua.
3.) Minta Bantuan Kepala Sekolah atau Konselor
Jika anda gagal mengatasi problem, anda bisa minta bantuan kepala sekolah.
Murid bisa dipertemukan dengan kepala sekolah atau konselor agar murid mendapat
peringatan atau mungkin hukuman.
4.) Cari Mentor
Seorang mentor dapat memberi dukungan yang mereka butuhkan untuk
mengurangi perilaku bermasalah. Cari orang yang bisa menjadi mentor untuk murid
yang beresiko bermasalah.
2. Menghadapi Agresi
a. Perkelahian
Umumnya adalah untuk menghentikan perkelahian anda lebih baik mendinginkan
pihak yang bertengkar sehingga mereka bisa tenang dahulu. Kemudian pertemukan kedua
pihak yang berkelahi itu dan selidiki pendapat kedua pihak yang menyebabkan
pertikaian. Tanya saksi mata apabila perlu. Adakan pertemuan dengan pihak – pihak yang
berkelahi, tekankan bahwa perkelahian adalah tindakan salah, dan tunjukkan pentingnya
memahami pandangan orang lain dan arti penting dari kerja sama.
b. Bullying
Banyak murid menjadi korban penghinaan atau perploncoan (bullies). Bullying
didefinisikan sebagai tindakan verbal atau fisik yang dimaksud untuk mengganggu orang
lain yang lemah. Murid yang menjadi korban bullying dapat merasa tersiksa baik itu
dalam jangka pendek maupun jangka. Mereka bisa depresi, kehilangan minat untuk
masuk sekolah atau bahkan tidak mau bersekolah. Efek bullying dimasa remaja awal
dapat bertahan hingga dewasa.
c. Pembangkangan atau Permusuhan Terhadap Guru
Jika pembangkangan dan permusuhannya tidak ekstrem dan terjadi dalam satu
pelajaran, cobalah untuk mendepersonalisasikannya dan katakana bahwa anda akan
membahasnya nanti agar tidak terjadi perdebatan. Lalu, temui murid pada waktu yang
tepat dan jelaskan konsekuensi dari tindakan pembangkangan itu. Dalam kasus yang
ekstrem dan jarang, murid mungkin akan tidak mau bersikap kooperatif sama sekali. Jika
ini kasusnya, anda harus minta bantuan. Dalam beberapa kasus, jika anda tetap tenang
dan tidak terjebak dalam kemarahan, muris akan menjadi tenang dan anada bisa berbicara
dengan murid tentang problem itu.
3. Program Berbasis Kelas dan Sekolah
a. Program pengayaan kompetensi sosial
Beberapa pakar pendidikan berpendapat bahwa perencanaan sekolah yang
terkoordinasi, kurikulum dan pengajaran bermutu tinggi, dan lingkungan sekolah yang
suportif adalah hal – hal yang dibutuhkan untuk menangani murid yang bermasalah
dalam perilakunya. Tipe program ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan
dalam menghadapi hidup, dan mengembangkan keahlian sosioemosional. Program
kompetensi itu mencakup control diri, manajmen stress, pemecahan masalah, pembuatan
keputusan, komunikasi, resistensi teman sebaya, dan asertivitas.
1.) Proyek peningkatan kesadaran sosial – pemecahan problem sosial
Program ini didesain untuk anak SD. Selama fase instruksional, guru
menggunakan pelajaran tertulis untuk memperkenalkan aktivitas kelas. Guru juga
mengintergrasikan aktivitas penyadaran social dan pemecahan masalah ke dalam
aktivitas kelas dan intruksi harian. Evaluasi menunjukkan bahwa program ini mampu
membantu murid mengatasi problem sehari – hari dan mengurangi tindakan
kekerasan.
2.) Program kompetensi social untuk remaja muda
Program yang didesain untuk anak SMP / SMA ini memberikan instruksi
berbasis kelas dan membangun dukungan environmental. Evaluasi terhadap program
ini cukup positif. Murid yang terlihat dalam program menunjukkan perilaku agresif
yang lebih kecil, lebih punya banyak pertimbangan untuk memecahkan masalah,
strategi manajemen stress yang lebih baik, dan lebih menghargai nilai – nilai sosial.
b. Tiga C dalam Manajemen Kelas dan Sekolah
David dan Roger Johnson menciptakan program manajemen kelas untuk
mengatasi problem yang menyebabkan gangguan dan melemahkan proses pembelajaran.
Program itu adalah program tiga C :
1.) Cooperative community.
2.) Construktive conflict
3.) Civic values
c. Dukungan Bagi Pengelola Kelas Berpusat Pada Pembelajaran : Classroom Organization
And Management Program (COMP)
Program COMP, yang dikembangkan oleh Carolyn Evertson dan Alene Harris
(1990), mendukung kerangka manajemen kelas yang menekankan pembelajaran murid
dan membimbing murid untuk bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri,
perilaku mereka dan pembelajaran mereka. COMP menekankan pencegahan problem,
Integrasi manajemen dan pengajaran, keterlibatan murid, dan kolaborasi profesional antar
guru.
F. Teaching Strategies
1. Mengawali Tahun Ajaran Baru dengan Baik
Beberapa strategi mengajar yang baik untuk mengawali pengajar adalah :
a. Menciptakan ekspektasi untuk perilaku dan mambuang ketidakpastian.
b. Pastikan murid bahwa murid mengalami kesuksesan.
c. Selalulah siap dan hadir.
d. Bersikaplah tegas.
2. Meningkatkan Waktu Pembelajaran Akademik
Strategi untuk meningkatkan waktu pembelajaran akademik mencakup
pemeliharaan aliran aktivitas, meminimalkan waktu transisi, dan membuat murid
tanggung jawab:
a. Mempertahankan aliran aktivitas.
b. Meminimalkan waktu transisi.
c. Meminta murid bertanggung jawab.
3. Mendesain Kelas
Berikut ini langkah – langkah mendesain kelas :
a. Pertimbangkan apa aktivitas yang akan dilakukan murid.
b. Buat gambar rencana tata ruang.
c. Libatkan murid dalam perencaan tata ruang kelas.
d. Cobalah ruangan dan bersikaplah fleksibel dalam mendesainnya.
4. Membangun Aturan Dan Prosedur Kelas
Berikut ini empat prinsip yang harus diingat saat anda akan menyusun aturan dan
prosedur di kelas anda:
a. Aturan dan prosedur harus masuk akal dan dibutuhkan.
b. Aturan dan prosedur harus jelas dan dapat dipahami.
c. Aturan dan prosedur harus konsisten dengan tujuan pengajaran dan pembelajaraan.
d. Aturan kelas harus konsisten dengan aturan sekolah.
5. Membimbing Murid Untuk Berbagi Dan Mengemban Tanggung Jawab
Berikut ini beberapa pedoman untuk mengajak murid berbagi dan mengemban
tanggung jawab di kelas :
a. Libatkan murid dalam perencanaan dan implementasi inisiatif sekolah dan kelas.
b. Dorong murid untuk menilai tindakan mereka sendiri.
c. Jangan menerima dalih.
d. Beri waktu agar murid mau menerima tanggung jawab.
e. Biarkan murid berpatisipasi dalam pembuatan keputusan dengan mengadakan
rapat kelas.
6. Mengurangi Bullying
Untuk mengurangi bullying :
a. Buat sanksi sekolah terhadap tindak bullying dan umumkan sanksi ini ke seluruh
kelas.
b. Bentuk kelompok persahabatan untuk anak yang sering menjadi korban bullying.
c. Adakan pertemuan kelas regular untuk mendiskusikan bullying dengan anak –
anak.
d. Buat program penguatan sekolah dalam rangka “membuat anak menjadi lebih
baik”.
e. Masukan pesan program anti-bully ke gereja, sekolah dan ke aktivitas komunitas
lainnya di mana anak – anak terlibat di dalamnya.
f. Ajak murid yang lebih tua untuk bertindak sebagai pemantau dan mengintervensi
jika mereka melihat bullying.
7. Resolusi Konflik
Berikut ini beberapa strategi yang baik untuk resolusi konflik di kelas:
a. Jangan berusaha mengeliminasi semua konflik.
b. Menciptakan konteks yang mendukung.
c. Menurunkan faktor risiko di sekolah.
d. Mengajari semua murid cara memecahkan konflik secara konstruktif.
BAB III
KESIMPULAN
Pengelolaan kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh
guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar di
kelas. Pengelolaan kelas sangat berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (penghentian perilaku
peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas
oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif, di dalamnya
mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas yang ada.

Anda mungkin juga menyukai