Anda di halaman 1dari 12

Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran


Dilihat dari terminologinya, perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata,
yakni kata perencanaan dan kata pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia bahwa perencanaan adalah proses, cara, perbuatan merencanakan
(merancangkan), sementara pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan
orang atau makhluk hidup belajar.
Menurut Uno (2006:2) mengutarakan bahwa “perencanaan pembelajaran adalah
pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode pembelajaran untuk mencapai hasil
pengajaran yang diinginkan.”
Sementara itu, Wina (2008:28) menyatakan bahwa “Perencanaan pembelajaran
adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan
tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang
harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan
segala potensi dan sumber belajar yang ada.”
Selain itu, Menurut Sukirman (200:19) bahwa “suatu upaya untuk merancang
dan mengembangkan setiap unsur pembelajaran, sehingga menjadi suatu kesatuan yang
utuh, terkait dan saling menentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses
pengambilan keputusan hasil berpikir seara rasional tentang sasaan dan tujuan
pembelajaraan tertentu, yakni perebuhan prilaku serta rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan dengan memanfaatkan segala potensi
dan sumber belajar ada, sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh.

B. Rasionalisasi Perlunya Perencanaan Pembelajaran


Berdasarkan definisi perencanaan pembelajaraan yang dijelaskan sebelumnya,
perencanaan pembelajaraan perlu dikaji secara rasional guna mencapai tujuan

1
pembelajaran yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perlunya perencanaan dalam suatu
pembelajaraan.
Menurut Uno (2006:3-4) mengemukakan dasar perlunya perencanaan
pembelajaran sebagai berikut:
Perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan dalam
pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai
berikut :
1) Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
2) Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
3) Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
4) Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara
perorangan.
5) Pembelajaran yang akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran,
dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari
pembelajaran.
6) Sasaran akhir dari perencanaan pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk
belajar.
7) Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
8) Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode
pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Senada dengan hal tersebut, Menurut Wina (2008:31-32 ) ada 4 alasan
pentingnya perencanaan pembelajaran, yaitu:
1. Pembelajaran adalah proses yang bertujuan.
Maksudnya, sesederhana apa pun proses pembelajaran yang dibangun
oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Semakin
kompleks tujuan yang harus dicapai, maka semakin kompleks pula proses
pembelajaran, sehingga semakin kompleks pula perencanaan yang harus disusun
oleh guru

2
2. Pembelajaran adalah proses kerjasama.
Maksudnya, guru dan siswa perlu bekerja sama secara harmonis agar
tercapainya tujuan pembelajaran. Guru perlu merencanakan apa yang harus
dilakukan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

3. Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks.


Maksudnya, pembelajaran guru bukan hanya menyampaikan materi
pelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan perilaku siswa. Oleh sebab itu,
diperlukan perencanaan yang matang dari setiap guru.

4. Proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan


prasana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar.
Maksudnya, terkadang guru tidak mampu memanfaatkan sarana dan
prasarana yang ada, misalnya memanfaatkan LCD atau OHP dan mencari
informasi di internet. Proses pembelajaran akan efektif, apabila guru mampu
memanfaatkan sarana dan prasana tersebut secara efektif. Untuk itu, diperlukan
perencanaan yang matang bagaimana memanfaatkannya untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.

Selain itu, Menurut Sukirman ( 2008: 19-21 ) juga mengemukakan letak esensi
atau pentingnya rencana pembelajaran sebagai berikut:

a. Perencanaan sebagai pedoman atau panduan.


Dengan perencanaan yang telah dibuat, maka ketika guru melaksanakan
proses pembelajaran secara umum akan mengikuti langkah-langkah atau
prosedur dan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan rencana yang telah
dibuat sebelumnya.
b. Perencanaan menggambarkan hasil.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran sebagai bagian dari sistem
perencanaan pembelajaran, indikator atau tujuan pembelajaran harus dirumuskan
dalam tingkah laku operasional yang terukur, dengan demikian sasaran hasil

3
pembelajaran yang akan atau harus dicapai siswa sudah tergambarkan secara
jelas.
c. Perencanaan sebagai alat kontrol.
Maksudnya, untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
apakah berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau tidak. Dari pengontrolan
ini juga dapat diketahui apakah berbagai sumber kegiatan dapat digunakan
secara efektif dan efisien.
d. Perencanaan sebagai alat evaluasi.
Suatu tujuan atau indikator pembelajaran telah tercapai atau tidak dapat
diketahui melalui kegiatan evaluasi. Evaluasi dapat memberikan data atau hasil
yang akurat jika tujuan atau indikator pembelajaran dirumuskan secara akurat
pula. Oleh karena itu indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian (evaluasi).

Jadi dapat disimpulkan rasionalisasi perlunya perencanaan pembelajaran adalah


perencanaan pembelajaran itu sangat penting untuk menunjang proses pembelajaran
yang bersinergi dengan sistem pembelajaran dan kondisi yang ada sehingga guru
maupun siswa memahami materi yang diajarkan agar tercapainya tujuannya
pembelajaran yang ditentukan.

C. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran


1. Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pada umumnya, tujuan dari perencanaan pembelajaran yaitu sebagai pedoman
bagi guru untuk mengarahkan serta membimbing siswa pada proses pembelajaran.
Proses pembelajaran bisa dikatakan berhasil jika pada awalnya sudah terdapat
perencanaan yang matang, maka hal tersebut sudah merupakan sebagian dari
keberhasilan yang sudah dicapai, dan sisanya itu tergantung dari pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau calon guru yang merancang perencanaan
pembelajaran.
Adapun tujuan perencanaan pembelajaran sebagai berikut:
a. Menjabarkan kegiatan dan bahan yang akan disajikan guru dalam pengajaran.

4
b. Memberikan arah dan tugas yang harus ditempuh dan dilaksanakan guru dalam
pengajaran.
c. Mempermudah guru dalam melaksanakan tugasnya
d. Menumbuhkan rasa percaya diri pada guru dalam melaksanakan tugasnya.
e. Mengarahkan aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar dari pengajar,
karena rencana telah diprogram dengan sistematis.
f. Mengetahui kemajuan belajar siswa karena materi yang akan dipresentasikan
telah direncanakan secara terinci .
g. Menghasilkan proses belajar mengajar secara maksimal karena segala
sesuatunya telah dipersiapkan sebelum pelajaran dimulai.

2. Fungsi Perencanaan Pembelajaran


Sebagai tenaga pengajar dan pendidik tentu kita harus memiliki perencanaan
yang matang agar bisa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Oleh sebab itu, seorang guru harus mengetahui apa fungsi dari
perencanaan pembelajaran.
Menurut Kostelnik ( Sukirman, 2008:39-40 ) mengemukakan bahwa secara
spesifik fungsi dari perencanaan pembelajaran:
1) Mengorganisir pembelajaran.
Maksudnya, perencanaan berfungsi mengelola seluruh aspek yang terkait
dengan pembelajaran agar tercapainya hasil pembelajaran yang diinginkan.
2) Berpikir lebih kreatif untuk mengembangkan apa yang harus dilakukan siswa.
Maksudnya, dengan perencanaan yang matang maka tidak akan terjadi
pembelajaran yang monoton karena guru dituntut untuk berpikir kreatif.
3) Menetapkan sarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran.
Maksudnya, dengan adanya perencanaan maka sarana dan fasilitas yang
dibutuhkan untuk pembelajaran akan teridentifikasi secara jelas, sehingga
pembelajaran lebih efektif.
4) Memetakan indikator hasil belajar dan cara untuk mencapainya.

5
Maksudnya, dengan perencanaan guru sudah memiliki indikator yang harus
dikuasai oleh siswa. Dengan demikian, guru juga sudah dapat gambaran seperti
apa kegiatan pembelajaran yang akan ia laksanakan.
5) Merancang program untuk mengakomodasi kebutuhan siswa secara lebih
spesifik. Maksudnya, melalui perencanaan hal-hal penting yang terkait dengan
kebutuhan, karakteristik, dan potensi siswa akan teridentifikasi dan
merencanakan tindakan yang dianggap tepat untuk meresponnya.
6) Mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajaran. Maksudnya, melalui
perencanaan segala sesuatu yang terkait dengan kepentingan pembelajaran sudah
dikomunikasikan, baik dengan pihak yang terkait langsung dengan tugas-tugas
pembelajaran maupun pihak-pihak masyarakat.

Selain itu, Menurut Wina (2012: 35-37) juga mengemukakan fungsi


perencanaan pembelajaran sebagai berikut:
(1) Fungsi kreatif. Maksudnya, pembelajaran dengan perencanaan yang matang
akan dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai
kelemahan yang terjadi. Secara kreatif, guru akan selalu memperbaiki berbagai
kelemahan dan menemukan hal-hal baru.
(2) Fungsi inovatif. Maksudnya, suatu inovasi hanya akan mungkin muncul
seandainya kita memahami adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Kesenjangan itu hanya akan dapat ditangkap manakala kita memahami proses
yang dilaksnakan secara sistematis. Proses pembelajaran yang sistematis itulah
yang direncanakan dan terprogram secara utuh. Dalam kaitan inilah
perencanaan memiliki fungsi inovasi.
(3) Fungsi selektif. Maksudnya, untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran kita
dihadapkan pada berbagai pilihan strategi. Melalui proses perencanaan kita
dapat menyeleksi strategi mana yang kita anggap lebih efektif dan efisien untuk
dikembangkan. Tanpa suatu perencanaan tidak mungkin kita dapat menentukan
pilihan yang tepat. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi
pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.

6
(4) Fungsi komunikatif. Maksudnya, dokumen perencanaan pembelajaran harus
dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang baik tentang tujuan dan hasil
yang ingin dicapai, strategi, atau rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan. Oleh
sebab itu, perencanaan memiliki fungsi komunikasi.
(5) Fungsi prediktif. Maksudnya, melalui fungsi ini perencanaan dapat
menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi. Disamping itu, juga dapat
menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
(6) Fungsi akurasi. Maksudnya, guru yang merasa kelebihan bahan pelajaran
sehingga mereka merasa waktu yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya
bahan yang harus dipelajari siswa. Akibatnya, proses pembelajaran berjalan
tidak normal lagi, sebab kriteria keberhasilan diukur dari sejumlah materi
pelajaran yang telah disampaikan pada siswa tidak peduli materi itu dipahami
atau tidak. Perencanaan yang matang dapat menghindari hal tersebut. Sebab,
melalui proses perencanaan guru dapat menakar setiap waktu yang diperlukan
untuk meyampaikan bahan pelajaran tertentu. Guru dapat menghitung jam
pelajaran efektif melalui perencanaan.
(7) Fungsi pencapaian tujuan. Maksudnya, pembelajaran memiliki dua sisi yang
sama pentingnya, yaitu sisi hasil belajar dan sisi proses belajar. Melalui
perencanaan pembelajaran, kedua sisi tersebut dapat dilakukan secara seimbang
sehingga tercapainya tujuan yang diinginkan.
(8) Fungsi kontrol. Maksudnya, melalui perencanaan kita dapat menentukan sejauh
mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa. Dalam hal inilah,
perencanaan berfungsi sebagai kontrol, yang selanjutnya dapat memberikan
balikan kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.
Jadi dapat disimpulkan tujuan perencanaan pembelajaran adalah sebagai
pedoman bagi guru untuk mengarahkan serta membimbing siswa pada proses
pembelajaran untuk mencapai proses pembelajaran yang maksimal. Fungsi perencanaan
pembelajaran adalah sebagai fungsi kreatif, inovatif, fungsi kontrol, fungsi pencapaian
tujuan, dan lain-lain.

7
D. Cakupan dan Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran
Dalam perencanaan pembelajaran tentu hal itu memiliki ruang lingkup. Secara
umum ruang lingkup rencana pembelajaran meliputi: Program pengajaran, proses
pelaksanaan pengajaran dan evaluasi atau hasil yang akan dicapai.
1. Program Pengajaran
Program pengajaran adalah salah satu isi dari paket instruksi, program
pengajaran dibuat dengan tujuan agar dalam proses pembelajaran terarah dan sistematis
tidak menyimpang dari pokok-pokok materi yang akan disampaikan, sehingga
tercapainya tujuan dari sasaran pendidikan khususnya dalam penyampaian
materi. Program pengajaran berisi perencanaan-perencanaan program yang akan
dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Program perencanaan tersebut antara lain
sebagai berikut :
a. Perencanaan Permulaan
Guru perlu mengadakan serangkaian penyesuaian diri terhadap situasi-situasi
baru, membantu murid yang mengalami frustasi dan rasa tak aman karena baru masuk
sekolah, menimbulkan kesan yang menyenangkan bagi murid-murid agar menjadi betah
bersekolah, dan lain-lain.
b. Perencanaan Tahunan
Perencanaan ini berfungsi sebagai rencana jangka panjang untuk sekolah.
Disusun berdasarkan kurikulum yang memberikan bahan-bahan tentang pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan bagi murid pada setiap kelas/tingkat.
c. Perencanaan untuk Hari Pertama
Rencana ini perlu dibuat oleh guru, agar ia dapat menghadapi hari pertama
ditugaasnya secara efekif dan menimbulkan kesan yang menyenangkan bagi murid
sebagai landasan yang baik untuk hari berikutnya.
d. Perencanaan Terus Menerus
Perencanaan yang telah disusun sebelumnya hanyalah pada garis besarnya saja.
Rencana itu harus bersifat fleksibel,artinya setiap saat apabila perlu dapat diubah,
dilengkapi atau dikurangi sehingga rencana itu betul-betul bersifat dinamis.

8
e. Perencanaan bersama penyusunan rencana adalah menjadi tanggung jawab
bersama dari semua guru, kepala sekolah, pemilik dan pengawas.
Mereka bersama-sama didalam suatu kelompok kerja menyususn suatu rencana
yang luas yang dapat menjadi pegangan atau pedoman bagi semua guru yang disebut
Resource Unit.
f. Mengikutsertakan Murid dalam Perencanaan
Dalam batas-batas tertentu, guru dapat mengikutsertakan murid dalam membuat
perencanaan belajar. Alasan yang mendukung pandangan ini ialah guru menghargai
pribadi murid.
g. Perencanaan Jangka Panjang
Adalah suatu rencana dalam rangka melaksanakan perencanaan yang bersifat
umum. Rencana umum tersebut pada hakikatnya hanya berisi saran-saran tentang
kegiatan-kegiatan dan bahan-bahan sumber.
h. Perencanaan Harian Mingguan
Adalah suatu rencana mengajar yang disusun untuk selama satu minggu, dimana
di dalamnya berisikan rencana harian untuk setiap mata pelajaran.
i. Perencanaan Pengajaran Unit
Dikenal dengan satuan pembelajaran. Dalam perencanaan ini hendaknya siswa
diberikan kesempatan memberikan kontribusinya terhadap perencanaan. Kesempatan ini
akan turut memperkaya kemungkinan untuk mencapai tujuan intruksional.

2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran


Proses pelaksanaan pembelajaran sebagai suatu proses interaksi antara guru dan
siswa dimana akan dikhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran dalam suatu lokasi dan jangka waktu tertentu.
Pelaksanaan proses pembelajaran terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu:
a) Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran
yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan menfokuskan perhatian peserta
didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran

9
b) Kegiatan Inti
Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
c) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk:
1) Bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat
rangkuman/kesimpulan pelajaran
2) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial atau
pengayaan, layanan konseling dan atau memberikan tugas individu maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan
pembelajaran tahap berikutnya.

3. Evaluasi
Komponen evaluasi sangat penting artinya untuk menilai apakah perencanaan
dan proses pembelajaran berjalan secara optimal. Hasil evaluasi dapat memberi
petunjuk kepada kita apakah sasaran yang ingin dituju dapat tercapai atau tidak. Dengan
demikian dapatlah diperoleh umpan balik mengenai proses belajar mengajar yang
dilaksanakan. Umpan balik digunakan sebagai dasar perbaikan-perbaikan yang
diperlukan.

Mengenai evaluasi itu sendiri, kita dapat melakukan evaluasi terhadap prosedur,
teknik, serta materi permbelajaran yang dievaluasi. Karena ketiga hal itu mewarnai hasil
evaluasi yang diakukan, baik mengenai validitas (kesahihan), reliabilitas (keterandalan),

10
signifikansi, maupun obyektifitas. Sasaran evaluasi dapat dibedakan menjadi 2 hal,
yaitu:
1. Evaluasi terhadap proses dari perencanaan pembelajaran,
2. evaluasi terhadap hasil dari perencanaan pembelajaran.

Kedua macam evaluasi tersebut sangatlah penting dalam rangka selalu


melakukan peninjauan kembali (revisi) terhadap efektivitas perencanaan pembelajaran
sehingga mencapai hasil yang optimal. Evaluasi proses bertujuan menilai sampai sejauh
mana perencanaan pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan. Evaluasi proses menilai apakah proses itu berjalan optimal
sehingga memungkinkan tercapainya tujuan.

11
DAFTAR PUSTAKA

INDARYANTI, R. B. (2006). Manajemen Pembelajaran yang Kreatif pada Mata


Pelajaran Sains Fisika di SMP Negeri 3 Kartasura (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Majid, A. (2008). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi
guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mutoin, M. (2006). Survei terhadap Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani Se-
Kabupaten Grobogan (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Prastyo, A. T. (2012). Merancang Perencanaan Pembelajaran Berbasis Pendidikan
Karakter. el-hikmah, (2).
Puspitasari, E. (2012). Menyusun Perencanaan Pembelajaran Anak Usia Dini. Jurnal
Educhild: Pendidikan Dan Sosial, 1(1), 67-76.
SARYANTO, S. (2006). PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN
PEMBELAJARAN DI SD NEGERI CEPOGO 01 KABUPATEN
BOYOLALI (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Sholeh, M. (2007). Perencanaan pembelajaran mata pelajaran geografi tingkat SMA
dalam konteks KTSP. Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan Dan
Profesi Kegeografian, 4(2).
Sugiyono, J. (2008). Prinsip-Prinsip Perencanaan Pembelajaran.
SUGONDO, R. (2007). MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM IMPLEMENTASI
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SD NEGERI PANGGANG 01
JEPARA (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Zakiyah, N. (2012). Hakikat, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam di Era Modern. As-
Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan, 1(1), 105-123.
Zuhairi, A., & Hewindati, Y. T. (2008). Kontribusi Pendidikan Jarak Jauh pada
Peningkatan Partisipasi Pembelajaran Sain dan Teknologi di Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai