Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Kajian dan Pengembangan Kurikulum
yang dibina oleh Dr. Furaidah, M.A

Oleh :

Dina Faris Nurul Atiqoh (182103800280)


Disca Maharini (182103850597)
Parindra Mismoyo (182103850572)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN DASAR
Oktober 2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunianya, tak lupa solawat serta salam kami haturkan
kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman
kegelapan sampai zaman terang benderang seperti saat ini, sehingga makalah yang
berjudul "Implementasi" ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih sederhana baik
dari segi isi maupun penulisan. Oleh karena itu penulis dangat mengharapkan
kritik maupun saran dari para pembaca. Walaupun demikian, semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Akhir
kata penulis sampaikan terimakasih.

Malang, Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang ..................................................................................................1
B Rumusan Masalah..............................................................................................2
C Tujuan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Hakekat dalam Implementasi...........................................................................3
B. Model-model Implementasi Kurikulum...........................................................3
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum.........................7
D. Stakeholders kunci dalam implementasi kurikulum.........................................8

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan........................................................................................................11

DAFTAR RUJUKAN............................................................................................12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kata pengantar Buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan ini memberikan dasar hukum untuk
membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi,
desentralisasi, otonomi, keadilan dan menjungjung tinggi hak azasi manusia.
Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan pendidikan,
peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidkan untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntunan perubahan lokal, nasional dan
global sehingga perlu adanya pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah,
dan berkesinambungan.

Upaya dan pengembangan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia


secara terencana dimulai sejak tahun 1969 dalam program pembanguna lima
tahun pertama (pelita I), melalui pembanguna dan peningkatan mutu dasar
menengah serta pendidikan tinggi, baik menggunkan dana APBN maupun dana
pinjaman luar negeri.

Standar nasional pendidikan berfungsi sebagai pengikat kurikulum tingkat


satuan pendidikan yang dikembangkan oleh setiap sekolah dan satuan pendidikan
di berbagai wilayah dan daerah. Implementasi kurikulum marupakan proses
penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis
sehingga memberikan perunahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan
sikap, sedangakan implementasi kurikulum adalah suatu proses penerapan
kurikulum dalam komponen satuan mata pelajaran sebagai aktualisasi kurukulum
tertulis kedalam bentuk pembelajaran. Kurikulum sangat penting dalam suatu
lembaga pendidikan khususnya disekolah maupun dalam perguruan tinggi untuk
pedoman pengajaran.

1
2

B. Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang diatas, maka penulis rumuskan masalah


sebagai beriku:

1. Apa pengertian impementasi kurikulum?

2. Apa faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum?

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi kurikulum?

4. Siapa saja Stakeholders yang menjadi kunci dalam implementasi kurikulum?

C. Tujuan Makalah

Berdasarkan masalah diatas penulis menulis makalah bertujuan sebagai


berikut:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan implementasi kurikulum

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi


kurikulum

3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum

4. Untuk mengetahui Stakeholders yang menjadi kunci dalam implementasi


kurikulum
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Implementasi
Dalam Oxfoard advance Learner’s Dictionary dikemukakan bahwa
implementasi adalah: “Outsome thing inti effect” atau penerapan sesuatu yang
memberikan efek. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai
aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Miller dan Seller (1985): bahwa “in
some case implementation has been indentified with intruction” lebih lanjut
dijelaskan bahwa implementasi kurikulum merupakan suatu penerapan konsep ide
program atau tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau berbagai
kreativitas baru sehingga terjadinya perubahan pada sekelompok orang yang
diharapkan untuk berubah.
Fullan (1991: 65-66) mendefinisikan suatu gagasan, program atau
kumpulan kegiatan yang baru bagi orang-orang yang berusaha atau diharapkan
untuk berubah. Dengan demikian, implementasi kurikulum adalah penerapan atau
pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan yang
disesuaikan terhadap situasi dan kondisi lapangan dan karakteristik peserta didik
baik perkemmbangan intelektual, emosional, serta fisik.

B. Model-Model Implementasi Kurikulum


Kurikulum sebagai proses akan tumbuh dan berkembang dalam interaksi
antara guru dan siswa, terutama dalam membentuk kemampuan berpikir dan
bertindak. Wahyudin (2014: 97-98) menyatakan bahwa model kurikulum terdiri
dari empat model, diantaranya sebagai berikut.
1) Overcoming Resistance to Change (ORC)
Model penanggulangan resistensi perubahan didasarkan pada asumsi Neal
Gross yang menyatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan upaya perubahan
yang terorganisir secara terencana pada dasarnya merupakan fungsi dari

3
4

kemampuan pemimpin dalam menanggulangi penolakan staf teradap perubahan


pada saat sebelum dan selama inovasi diperkenalkan.
2) Organization Development (OD)
Model pengembangan organisasi ini menurut Schmunck dan miles secara
khusus diarahkan untuk menjembatani perubahan dan pengembangan dalam suatu
organisasi. Dengan memandang kurikulum sebagai pengembangan organisasi,
maka penerapan kurikulum memerlukan implementasi yang tak pernah berakhir.
Pada pendekatan ini selalu muncul gagasan baru yang dibawa ke dalam program
baru. Demikian pula materi dan metode uji coba muncul hal-hal yang baru.
3) Model Bagian, Unit, dan Lingkaran Organisasi
Model ini menyadari bahwa sekolah merupakan suatu organisasi yang
secara nyata terdiri dari unit-unit seperti jurusan, kelas, dan personalia. Bagian-
bagian ini mempunyai hubungan yang fleksibel, walaupun sistem administrasi
bersifat sentralistik, kebanyakan sekolah memiliki pengendalian sentralistik
demikian kecil khususnya apa yang terjadi di ruang kelas.
4) Model Perubahan Pendidikan
Ssorang yang akan mengimlementasikan kurikulum perlu memahami
karakteristik perubahan yang akan dihadapi. Sering seorang menolak suatu
inovasi karena kebutuhan untuk melakukan perubahan tidak dikenalinya, atau
apabila ia sudah mengetahui tetapi tidak menerimanya berarti orang tersebut tidak
dipengaruhi oleh nilai yang dipegangnya. Ketika orang memandang perubahan
sejalan dengan nilai yang dipegangnya. Ketika orang memandang perubahan
sejalan dengan nilai yang ada pada mereka maka mereka akan menerima inovasi
tersebut dengan senang hati. Untuk menerima suatu inovasi, orang perlu
merasakan tentang kualitas, manfaat dan kepraktisannya. Kita mengharapkan
bahwa inovasi kurikulum akan memiliki kualitas tinggi dan jelas, sering kali para
pengembang melakukan kesalahan dan mempraktikkannya.
Berkenaan dengan model-model implementasi kurikulum, Miller dan
Seller (1985: 249-250) menggolongkan model dalam implementasi menjadi tiga,
yaitu The concerns-based adaption model, Model Leithwood, dan Model TORI.

1) The Concerns-Based Adaptin Model (CBAM)


Model CBAM ini adalah sebuah model deskriptif yang dikembangkan
melalui pengindentifikasian tingkat kepedulian guru terhadap sebuah inovasi.
Perubahan dalam inovasi ini ada dua dimensi, yakni tingkatan-tingkatan
5

kepedulian terhadap inovasi serta tingkatan-tingkatan penggunaan inovasi.


Perubahan yang terjadi merupakan suatu proses bukan peristiwa yang sering
terjadi ketika program baru diberikan kepada guru, merupakan pengalaman
pribadi, dan individu yang melakukan perubahan.
2) Model Leithwood
Model ini memfokuskan pada guru. Asumsi yang mendasari model ini
adalah a) setiap guru mempunyai kesiapan yang berbeda; b) implementasi
merupakan proses timbal balik; serta c) pertumbuhan dan perkembangan
memungkinkan adanya tahap-tahap individu untuk identifikasi. Intinya
membolehkan para guru dan pengembang kurkulum mengembangkan profil yang
merupakan hambatan untuk perubahan dan bagaimana para guru dapat mengatasi
hambatan tersebut. Model ini tidak hanya menggambarkan hambatan dalam
implementasi, tetapi juga menawarkan cara dan strategi para guru dalam
mengatasi hambatan yang dihadapinya tersebut.
3) Model TORI
Model ini dimaksudkan untuk menggugah masyarakat dalam mengadakan
perubahan. Dengan model ini diharapkan adanya minat (interest) dalam diri guru
untuk memanfaatkan perubahan. Esensi dari model TORI adalah, a) Trusting:
menumbuhkan kepercayaan diri; b) Opening: menumbuhkan dan membuka
keinginan; c) Realizing: mewujudkan, dalam arti setiap orang bebas berbuat dan
mewujudkan keinginannya untuk perbaikan; d) Interdepending: saling
ketergantungan dengan lingkungan. Inti dari model ini memfokuskan pada
perubahan personal dan perubahan sosial. Model ini menyediakan suatu skala
yang membantu guru mengidentifikasi, bagaimana lingkungan akan mnerima ide-
ide baru sebagai harapan untuk mengimplementasikan inovasi dalam praktik serta
menyediakan beberapa petunjuk untuk menyediakan perubahan.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum


Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
1. Karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup bahan ajar, tujuan,
fungsi, sifat, dan sebagainya.
2. Strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi
kurikulum, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan
6

buku kurikulum, dan berbagai kegiatan lain yang dapat mendorong


penggunaan kurikulum di lapangan.
3. Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan,
serta nilai dan sikap guru terhadap kurikulum dalam pembelajaran.
Dalam pengimplementasian kurikulum diperlukan komitmen semua pihak
yang terlibat, dan didukung oleh kemampuan profesional seperti guru sebagai
salah satu implementator kurikulum. Mars (1980) mengemukakan tiga faktor yang
mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu dukungan kepala sekolah,
dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan internal di dalam kelas. Sedangkan
menurut Fullan dan Hamalik (2008:18) terdapat 9 faktor yang tercakup dalam 3
kategori yang dapat mempengaruhi penerapan suatu program.
Kategori pertama yaitu tentang karakteristik program itu sendiri ynag
meliputi: 1) kebutuhan (need), yaitu sebuah program untuk mendapat respons dan
dukungan pada dasarnya harus berangkat dan kebutuhan, baik dalam skala siswa,
guru, ataupun sekolah, (2) kejelasan (clary), yang mengandung maksud kejelasan
dalam arti dan tujuannya (goals and means), (3) kekompleksan (complexity), yang
berarti tingkat kemudahan atau sulitnya suatu program untuk diterapkan di
lapangan, (4) mutu dan keterterapan (quality and practicality), yaitu apakah
program tersebut memang berkualitas khususnya dibandingkan dengan program
sebelumnya, serta tingkat keterterapannya/kebermanfaatannya di
lapangan/masyarakat.
Kategori kedua yaitu karakteristik local (local characteristics), yang
meliputi: 1) lingkungan sekolah (school district), terutama berkaitan dengan
kondosi, fasilitas, dan perlengakapan pendukung di sekolah, 2) masyarakat
(community) yaitu dukungan masyarakat sekitar, dunia usaha industry, dan
sebagainya, 3) kepala sekolah (principal), terutama berkaitan dengan sistem
manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah, 4) guru (teacher), yaitu respons,
dukungan, dan partisipasi, serta pasrtisipasi guru dalam penerapan program.
Kategori ketiga, yaitu faktor-faktor eksternal (external factors) yang
berbentuk dukungan dari pemerintah (administrator pendidikan) maupun
dukungan lembaga-lembaga swasta yang peduli dengan penerapan program yang
dimaksud. Dalam konteks penerapan kurikulum, faktor-faktor yang dikemukakan
oleh fullan tersebut pada dasarnya merupakan referensi penting sebab berkaitan
7

dengan penerapan pembaharuan dalam bidang pendidikan, yang salah satunya


dapat berupa kurikulum.
Jackson (1991: 405) mengidentifikasi ada lima faktor yang menjadi
penghambat implementasi kurikulum, yaitu : 1) guru yang tidak inovatif, 2) guru
tidak mempunyai keterampilan dan pengetahuan terhadap hal-hal baru, 3) tidak
tersedia sarana, 4) ketidakcocokan kebijakan dengan inovasi, dan 5) tidak adanya
motivasi bagi pelaksana inovasi. Dari berbagai faktor tersebut, guru merupakan
faktor penentu utama. Dengan kata lain, keberhasilan implementasi kurikulum di
sekolah sangat ditentukan oleh faktor guru, karena bagaimanapun baiknya sarana
pendidikan, jika guru tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, maka
implementasi kurikulum tidak akan berhasil.

D. Stakeholders kunci dalam implementasi kurikulum


Stakeholder berasal dari dua kata stake dan holder. Stake berarti to give
support to sedangkan holder berarti pemegang. Jadi stakeholder pendidikan dapat
diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang dan sekaligus pemberi support
terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan itu berupa
sekolah maka stakeholderya adalah : Birokrasi pendidikan (dinas pendidikan ),
pengawas, kepala sekolah, guru-guru, orang tua, komite sekolah, dewan sekolah,
masyarakat, dunia usaha dan dunia dunia indsri. Dengan kata lain stakeholder
adalah orang-orang adalah orang-orang, atau badan yang berkepentingan langsung
atau tidak langsung terhadap kegiatan pendidikan di sekolah.
Macam-macam
Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan
secara legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud
adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder kunci
untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten.

Yang termasuk dalam stakeholder kunci yaitu :

1. Pemerintah Kabupaten.

2. DPR Kabupaten

3. Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.

Pihak-pihak yang terkait dalam implementasi kurikulum


8

Pihak-pihak yang terlibat atau terkait dengan implementasi kurikulum adalah


sebagai berikut.
1. Pakar Ilmu Pendidikan
Dalam praktik pengembangan kurikulum dan implementasi kurikulum pakar ilmu
pendidikan ini sering kali berada dalam posisi seabagai konsultan kurikulum
dengan tugas yang sesuai dengan kepakarannya.
2. Ahli kurikulum
yaitu orang-orang yang terlibat dalam membuat konsep, model ataupun persiapan
pengelolaan kurikulum yang dijadikan sebagai dokumen terdiri dari dari pakar
pendidikan dan pakar kurikulum dan administrator pendidikan
3. Supervisor
Dalam proses pengemabangan kurikulum dan implementasi kurikulum haruslah
ada supervisor dalam kerangka tugas sebagai pemimpin pendidikan, sehingga
stiap supervisor berkewajiban melaksanakan tugasnya mengawasi sebuah kegiatan
untuk mendatang dan membimbing yang disupervisi., yaitu guru kea rah
pencapaian tujuan pendidikan sekolah.
4. Sekolah
Pihak sekolah mempunyai peran dan tanggung jawab yang terkait dengan peran
dan tanggung jawab pihak lainnya dalam pendidikan di daerah yang bersangkutan.
5. Kepala Sekolah
Tugas dari kepala sekolah dalam implementasi kurikulum adalah menjamin
tersedianya dokumen kurikulum, membantu dan memberikan nasihat kepada
guru, mengatur jadwal pertemuan guru dan menyusun laporan evaluasi. Adapun
kegiatan yang dilakukan kepala sekolah adalah menciptakan kondisi bagi
pengembangan kurikulum di sekolahnya dan menyusun rencana anggaran tahunan
yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
kepemimpinannya, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
6. Guru
Dalam implementasi kurikulum guru, dapat dikatakan sebagai ujung tombak
keberhasilan implementasi kurikulum. Mengingat pentingnya kepentingan
keterampilan guru dalam pembelajaran terhadap keberhasilan implementasi
kurikulum, wajar apabila pendidikan guru haruslah diperhatikan dengan
petimbangan berbagai aspek yang dibutuhkan atau perlu dikuasai oleh seorang
guru.
7. Siswa
Siswa sampai berperan dalam keberhasilan implementasi kurikulum karena semua
kegiatan pengembangan kurikulum sampai dengan implementasi kurikulum
9

karena semua kegiatan pengembangan kurikulum/implementasi kurikulum yang


sangat nyata adalah dalam bentuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
sewajarnya. Minat yang penuh, usaha yang sungguh penyesuaian tugas-tugas seta
partisipasi dalam setiap kegiatan sekolah.
8. Orang tua siswa dan masyarakat
Dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum peran orang tua siswa melalui
kerja sama sekolah dengan orang tua siswa. Hal ini disebabkan tidak semua
kegiatan belajar yang dituntut oleh kurikulum dapat dilaksanakan oleh sekolah
sehingga sebagian dilakukan di rumah. Secara berkala orang tua siswa menerima
laporan kemajuan anaknya dari sekolah berupa rapor yang merupakan komunikasi
tentang program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program
kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian
diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan yang disesuaikan terhadap
situasi dan kondisi lapangan dan karakteristik peserta didik baik perkemmbangan
intelektual, emosional, serta fisik. Terdapat empat macam model implementasi
kurikulum yaitu, Overcoming Resistance to Change (ORC), Organization
Development (OD), Model Bagian, Unit, dan Lingkaran Organisasi, dan Model
Perubahan Pendidikan. Selain model-model implementasi kurikulum, terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum yaitu, Karakteristik
kurikulum, Strategi implementasi, dan Karakteristik pengguna kurikulum. Dengan
demikian, dalam peranan implementasi kurikulum terdapat Stakeholders kunci
yaitu orang-orang adalah orang-orang, atau badan yang berkepentingan langsung
atau tidak langsung terhadap kegiatan pendidikan di sekolah.

10
DAFTAR RUJUKAN

Triwiyanto, Teguh. 2015. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT

Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.
Wahyudin, Dinn. 2014. Manajemen Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

11

Anda mungkin juga menyukai