Asrama adalah suatu tempat penginapan yang ditujukan untuk anggota suatu
kelompok umumnya murid-murid sekolah. Asrama biasanya merupakan sebuah bangunan
dengan kamar-kamar yang dapat ditempati oleh beberapa penghuni disetiap kamarnya.
Para penghuninya menginap di asrama unuk jangja waktu yang lebih lama daripada di hotel
maupun di losmen. Alasan untuk memilih menghuni sebuah asrama bisa berupa tempat
tinggal asal sang penghuni yang terlalu jauh, maupun untuk biayanya yang terbilang lebih
murah dibandingkan untuk penginapan lain, misalnya: apartemen. Selain untuk
menampung murid-murid, asrama juga sering di tempati peserta suatu pesta olahraga.
Alfin Toffler dalam Kusmintardjo (1992:1), memberikan batasan asrama sekolah (school-
house) sebagai berikut:
“the school house that is only a place wherechildren are taught during the day fulfills its
primary function only this much”
(asrama adalah suatu tempat itnggal bagi anak-anak dimana mereka diberi pengajaran
atau bersekolah)
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Petrina (2011) asrama dapat diartikan
sebagai bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang yang bersifat homogen. Homogen
disini berarti memiliki salah satu karakteristik yang sama, misalnya asrama siswa.
Dengan demikian dapatlah diurai bahwa pada dasarnya asrama sekolah dapat diartikan
sebagai suatu tempat dimana para peserta didik bertempat tinggal dalam jangka waktu
yang relatif tetap bersama dengan guru sebagai pengasuhnya yang memberikan bantuan
kepada para peserta didik dalam proses pengembangan pribadinya melalui proses
penghayatan dan pengembangan nilai budaya. Pengembangan pribadi disini disesuaikan
dengan bidang atau profesi yang sedang ditempuh di sekolah yang bersangkutan.
Penghuni asrama adalah individu-individu peserta didik yang berasal dari latar belakang
yang berbeda-beda, baik dari segi pendidikan orang tua, status sosial-ekonomi, dan adat
istiadat. Oleh karena itu perludisusun etos kehidupan asrama yang mempertimbangkan
faktor-faktor tersebut diatas.
Piet A. Sahertian dalam Kusmintardjo (1992:4), menguraikan tentang hakekat dan fungsi
asrama sekolah sebagai berikut:
Hakekat kehidupan asrama bukan sekedar pembentukan kebiasaan (habit formation) dan
kesan-kesan sensoris, namun suatu proses pembentukan nilai. Ddengan kata lain, hidup di
asrama pada hakekatnya adalah pembentukan nilai-nilai hidup, yakni:
1) Nilai keagamaan
2) Nilai kebenaran
4) Nilai keindahan
Oleh karena itu, dalam kehidupan di asrama diperlukan adanya saling menghargai, saling
mengakui, saling menerima dan member, dan saling mengembangkan diri sendiri.
Sejalan dengan hakekat kehidupan asrama adalah pembentukan nilai, maka fungsi
kehidupan asrama harus mengandung hal-hal sebagai berikut:
a) Lingkungan penuh kasih sayang, jauh dari suasana perselisihan (a world strife shut
out, a world of love shut in).
b) Tempat dimana yang kecil merasa dibesarkan dan yang besar merasa kecil (the place
where the small are great, and the great are small)
c) Tempat dimana kita tidak banyak menggerutu dan diperlakukan dengan sebaik-baiknya
(the place where we grumble most and treated the best).
d) Tempat dimana kita makan tiga kali sehari sekenyang-kenyangnya dan memuaskan diri
seribu kali (the place where stomach gets three square meals a day and our heart a
thousands)
e) Pusat pertumbuhan dwi-tunggal antara peri kasih sayang dan angan-angan pribadi (the
center of our affection round which our heart best wishes twine)
Menurut Kusmintardjo (1992:6) selaras dengan hakekat dan fungsi kehidupan asrama
sekolah, maka secara umum tujuan diselenggarakannya asrama sekolah adalah untuk
menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Sedangkan secara
khusus tujuan penyelenggaraan asrama adalah sebagai berikut:
Dalam pelaksanaan evaluasi program kegiatan asram tidak dilakukan sekali dalam
satu periode melainkan dilakukan bertahap-tahap sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan. Sebagai contoh kegiatan yang diadakan hanya satu kali dalam periode
(pelatihan kewirausahaan) biasanya setelah kegiatan berlangsung tetapi untuk kegiatan
yang dilakukan selama satu periode tersebut maka evaluasinya dilakukan secara kontinyu
setiap bulan. Evaluasi dilakukan oleh perencana kegiatan dengan melibatkan seluruh
warga asrama. Hali ini dilakukan agar kesalahan yang muncul dapat dihindari supaya tidak
terulang kembali.
KAJIAN PUSTAKA
Kusmintardjo, 1992. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah. Jilid II. Malang: UPT
Perpustakaan UMPenyelenggaraan Pelatihan Dengan Sistem Asrama (Boarding School).
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FIP UM.