Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh
Bapak M. Arli Rusandi, M. Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 13
Nama Nim
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------ i
DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG -------------------------------------------------- 1
B. RUMUSAN MASALAH ---------------------------------------------- 1
C. TUJUAN PENULISAN ------------------------------------------------ 1
BAB II KAJIAN TEORI
A.PERSONAL BIMBINGAN DI SEKOLAH DARI MASA KE MASA
DALAM KURIKULUM SEKOLAH D INDONESIA ------------- 3
B.PERSONAL BIMBINGAN MENURUT LITERATUR
PROFESIONAL ---------------------------------------------------------- 6
C.VARIASI TANGGUNG JAWAB PERSONAL BK MENURUT
RAGAM POLA DASAR BIMBINGA ------------------------------- 8
D.KEGIATAN-KEGIATAN PENDUKUNG --------------------------- 9
E. OPERASIONALISASI KEGIATAN PENDUKUNG ------------ 12
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN ------------------------------------------------------------ 15
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------ 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
-Mengetahui personal bimbingan di sekolah dari masa ke masa dalam
kurikulum pendidikan di Indonesia?
- Mengetahui personal bimbingan menurut literature professional?
- Mengetahui varisasi tanggung jawab personal Bimbingan dan Konseling
menurut ragam pola dasar bimbingan
- Mengetahui kegiatan-kegiatan pendukungnya?
-Mengetahui operasionalisasi kegiatan pendukungnya?
- Memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Kurikulum 1975
Personal yang terlibat dalam PBS yaitu: kepala sekolah, guru kelas dan
penyuluhan pendidikan
Kepala Sekolah memegang tanggung jawab penuh dalam
merencanakan program bimbingan contohnya mengawasi
kegiatan PBS dan menfasilitasi hal hal yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kegiatan
Guru Kelas biasanya menjadi pemeran utama dalam PBS karna
tugasnya sebagai konseling bagi para peserta didik, mendapatkan
dan mengumpulkan informasi, melakukan tindakaan dan yang
terakhir menyelesaikan atau mencari jalan keluar bagi masalah
peserta didik tersebut
Penyuluh pendidikan yang bertugas mengawasi satu kelas pada
satu sekolah tertentu dan mengawasi lebih dari satu sekolah.
3
2. Kurikulum 1984
Pada kurikulum 1984 menyebutkan bahwa beberapa personal bimbingan
yaitu sebagai berikut:
Kepala sekolah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
bimbingan karier
Koordinator bimbingan dan penyuluhan sebagai para
pembimbing ahli yang akan menyusun program PBS dan
mengkoordinir seluruh pelaksanaan bimbingan
Guru bimbingan dan penyuluhan
wali kelas dan guru mata pelajaran biasanya bertugas sebagai
pembantu dalam pelaksanaan bimbingan
kepala sekolah
penyuluhan pendidik
guru penyuluh
wali kelas
guru bidang pekerjaan
orang tua; dan
tokoh masyarakat
3. kurikulum 1994
petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konseling 1994 mengatakan
“personal pelaksanaan layanan bimbingan adalah segenap unsur yang terkait
dalam organ pelayanan bimbingan dengan koordinator bimbingan dan guru
pembimbing atau konselor sebagai pelaksanan utama” berikut merupakan rincian
personal bimbingan dalam kurikulum 1994 :
kepala sekolah, merupaka sebagai orang yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan layanan bimbingan serta orang yang
bertanggung jawab dalam mempersiapkan segala kerperluan
termasuk sarana dan prasarana.
4
Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam
mempersiapkan pelaksanaan layanan bimbingan
Koordinator bimbingan bertugas untuk mengatur tugas guru
pembimbing serta mengatur jalannya pelaksanaan layanan
bimbingan
Guru pembimbing yang bertugas sebagai pemeran utama dalam
pelaksanaan layanan bimbingan ini karna guru pembimbing akan
menjadi seorang yang akan membimbing para peserta didik
dengan menggunakan keahlian yang mereka miliki
Guru mata pelajaran dan pelatih bertugas sebagai mengenali atau
memantau para siswa yang seharusnya mendapatkan pelaksanaan
layanaan bimbingan, menciptakan suasana kelas yang
berhubungan dengan pelaksanaan bimbingan.
Wali kelas yang bertugas untuk membantu guru pembimbing
dalam melaksanakan tugas khusus.
4. Kurikulum 2013
Kurikulum ini adalah kurikulum yang menggantikan kurikulum 2006
Menguatkan pembelajaran yang mendidik.
Bimbingan dan konseling diharapkan harus mampu masuk ke
dalam kurikulum dan pembelajaran agar dapat menciptakan dunia
belajar yang sangat mendukung perkembangan potensi peserta
didik
Memfasilitasi advokasi dan aksesbilitas
Bimbingan dan konseling berperan untuk melakukan pembelaan,
seseorang yang dapat diandalkan dan memfasilitasi agar menjadi
seseorang yang dapat mengerti keluhan para peserta didik dan
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki para peserta didik
contohnya dapat mengembangkan kepribadian, pembelajaran,
jiwa sosial dan karier para peserta didik.
Menyelenggarakan fungsi outreach
Karna tuntutan dari kurikulum yang menekankan pembelajaran
sebagai proses pemberdayaan dan pembudayaan. Untuk
5
mengujudkan prinsip tersebut bimbingan dan konseling harus
melakukan kegiatan ekstra tidak hanya menyelenggarakan fungsi-
fungsi inreach tetapi juga menggunakan fungsi-fungsi outreach,
yang bekerja sama dengan pengutan dukungan dari lingkungan
para peserta didik, contohnya bekerja sama dengan otang tua
peserta didik.
Kerangka program bimbingan dan konseling dalam kurikulum
2013
Fokus layanan bimbingan dan konseling iyalah dengan
menumbuhkan kembangan kompetensi kemandirian sebagai nilai
inti karakter. Dalam konteks ini perlu dikembangkan hal-hal
sebagai berikut
Sikap dan berprilaku baik, jujur dan etis
Belajar bertanggung jawab
Disiplin, kerja keras dan efisien
Kesadaran kultural sebagai warga negara, seperti peduli,
toleran, dan saling menghargai
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan hidup sesuai
dengan tingkat perkembangan
2.2 PERSONAL BIMBINGAN MENURUT LITERATUR
PROFESIONAL
Bimbingan merupakan sebuah proses pendampingan yang fleksibel,
berkesinambungan, dan programnya bisa dievaluasi. (Melik, 2017:10). Yang
dimana program layanan bimbingan ini merupakan bagian integral dengan proses
pendidikan, dengan kata lain ada kaitan, kesinambungan dan keterpaduan antara
program pendidikan dengan bimbingan konseling agar proses pendidikan dapat
berjalan dengan baik dan dapat memenuhi keperluan peserta didik secara optimal.
Di dalam buku (Maliki,2016:217) Shetzer dan Stone menyatakan personal
bimbingan yaitu:
1. Tenaga bimbingan utama
Di dalam tenaga bimbingan utama ini terdapat konselor sekolah, para
professional dan guru. Yang dimana konselor sekolah memiliki tugas
6
tanggung jawab wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan BK terhadap
sejumlah peserta didik. (Prayitno,2004:3).
Para professional yang dimaksud ini mencakup kemantapan wawasan
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikao di dalam bidang kajian pelayanan
bimbingan dan konseling. Dan semua itu dapat diperoleh melalui pendidikan
dan atau pelatihan khusus dalam program pendidikan bimbingan dan
konseling, dengan modal professional tersebut, tenaga pembimbing akan
mampu secara nyata dalam melaksanakan kegiatan bimbingan konseling
menurut kaidah ilmu dan kode etik professional nya.
Sedangkan guru ialah tenaga pengajar yang melibatkan diri dalam
pelayanan bimbingan.Guru mempunyai alat yang praktis untuk mengadakan
pendekatan terhadap anak-anak sehingga ia dapat melihat keadaan anak-anak
dengan lebih seksama dan di dalam kelas ia dapat mengamati anak dengan
sebenarnya. (Anas, 2010:200)
7
dapat berada dalam struktur sekolah dan dapat pula bukan staf sekolah, namun
diperuntukkan kepada sekolah. Yang dimana beberapa tenaga penunjang yaitu
ahli psikometrik, psikiater, psikolog sekolah, pekerja sosial , dokter sekolah
dan lain-lain.
2.3 VARIASI TANGGUNG JAWAB PERSONAL BK
MENURUT RAGAM POLA DASAR BIMBINGAN
Pola dasar bimbingan biasanya menetukan siapa yang akan berperan
langsung menjadi pelaksana kegiatan bimbingan dan konseling.
Pola dasar bimbingan konseling etrbagi 4 yaitu:
Pola generalis.
Bertanggung jawab: pelayanan BK menyebar disemua tenaga
kependidikan
pelaksanaan: guru mata pelajaran atau wali kelas dengan
koordinator seorang guru BK profesional
Pola spesialis
Bertanggung jawab: pelayanan BK dipusatkan pada tenaga BK
profesional
Pelaksanaan: staf ahli BK dengan koordinator BK sebagai fungsi
koordinatif
Pola kurikuler
Kegiatan BK dimasukkan dalam kurikulum dan kedudukannya
menjadi sama dengan mata pelajaran lainnya
Pelaksanaan: guru pembimbing sekolah tampa koordinator sebab
pelayanan BK menjadi sama dengan mata pelajaran
Pola-pola relasi manusia
Bentuk konkret adalah kegiatan-kegiatan kelompok perkembangan
dengan pendamping
Pelaksanaan: guru BK dan guru mata pelajaran.
Biasanya orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling ini memiliki tugas mereka masing masing yaitu:
Kepala sekolah
8
Kepala sekolah bertanggung jawab dan memantau segala kegiatan yang
terjadi dan berlaku di sekolah tersebut serta menfasilitasinya.
Wakil kepala sekolah
Wakil kepala sekolah bertanggung jawab membantu kepala sekolah dalam
bidang-bidang khusus
Konselor
Konselor akan menjadi pemeran utama dalam pelayanan bimbingan dan
konseling tersebut, konselor dituntut untuk bertindak secara bijaksana, bisa
menghargai, memeriksa kadaan orang lain, ramah serta berkepribadian
baik. Konselor akan berhubungan khusus dengan para peserta didik yang
bermaslah serta pihak lain yang juga ikut andil dalam masalah tersebut.
Wali kelas atau guru mata pelajaran
Wali kelas atau guru mata pelajaran berperan sebagai membantu konselor
untuk mendapatkan informasi dari peaerta didik yang bermasalah tersebut
karna guru yang bertugas mengajar para peserta didik secara tidak
langsung mengetahui watak-watak, prilaku serta kelemahan dan kelebihan
yang dimiliki oleh para peserta didiknya yang terlibat dikelas tersebut.
Pengawa atau supervisor
Supervisi adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah
agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan
situasi belajar mengajar yang lebih baik(burhanuddin, 2005:99)
Untuk menjamin terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling
disekolah harus memerlukan pengawasan dari supervisi, tujuan
pengawasan ini iyalah memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan
dan mengembangkan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang
berlangsung disekolah.
2.4 KEGIATAN-KEGIATAN PENDUKUNG
Kegiatan pendukung umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung
dengan sasaran layanan dan tidak ditunjukkan secara langssung untuk
memecahkan atau mengentaskan masalah melainkan untuk memungkinkan di
perolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan atau kotmitmen
yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan. Dan alat dan
9
kelengkapan yang paling handal dimilikikonselor untuk menjalankan tugas-tugas
pelayanan ialah mulut dan berbagaiketerampilan berkomunikasi, baik verbal
maupun non verbal (Prayitno,2015). Namun, mengingat apa yang menjadi isi
komunikasi itu menjangkau wawasan yang sedemikian luas dan multidimensional
serta harus sesuai dengan data dan kenyataan yang berkenaan dengan objek-objek
yang dibicarakan, maka konselor perlu diperlengkapi dengan berbagai data,
keterangan dan informasinya.
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling ini meliputi :
1. Aplikasi Instrumen Data
Kegiatan ini untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang klien,
keterangan tentang lingkungan yang lebih luas serta pengumpulan data ini
dapat dilakukan dengan berbagai instrument baik dengan tes maupun non tes.
Instrumen tes ini merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku
seseorang dan menggambarkannya dalam bentuk skala angka atau klasifikasi
tertentu yang mana biasanya digunakan dalam memahami sebab terjadinya
masalah diri individu dan juga mengenali individu yang memiliki
kemampuan sangat tinggi atau rendah yang memerlukan bantuan khusus.
Sedangkan Instrument non tes meliputi berbagai prosedur, seperti
pengamatan,wawancara, catatan anecdote, angket, sosiometri, dan inventori
yangdibekukan (Prayitno dan Erman Amti, 2015)
2. Himpunan Data
Himpunan data merupakan kegiatan menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik dan
himpunan data ini juga bersifat tertutup dan diselenggarakan secara
berkelanjutan,sistematis,komprehensif dan terpadu. Fungsi utama bimbingan
yang didukung oleh penyelenggaraan himpunan data ialah fungsi pemahaman.
Berbagai hal yang termuat didalam himpunan data meliputi pokok-pokok
data/keterangan tentang berbagai hal sebagaimana yang menjadi isi dari
aplikasi instrumentasi tersebut di atas. Selain itu, himpunan data juga
memuat.berbagai karya tulis atau rekaman kemampuan siswa, catatan anekdot,
lapotan khusus, dan informasi pendidikan, dan jabatan.
3. Kunjungan Rumah
10
Kunjungan rumah merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen
bagi tertaskannya permasalahan peserta didik (klien/konseli) melalui
kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh
dari orang tua dan anggota keluarga lainnya. Fungsi utama bimbingan yang
diemban oleh kegiatan kunjungan rumah ialah fungsi pemahaman dan
pengetasan. Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data dan
keterangan tentang berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut-pautnya
dengan permasalahan siswa.
Pelaksanaan kunjungan rumah memerlukan perencanaan dan persiapan
yang matang dari guru pembimbing dan memerlukan kerja sama yang baik
dari pihak orang tua serta atas persetujuan kepala sekolah. Fungsi utama
kegiatan kunjungan rumah ini ialah fungsi pemahaman (Sukardi,2008)
4. Konferensi Kasus
Konferensi kasus merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik
(klien/konseli) dalam suatu forum pertemuan yang dihindari oleh berbagai
pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan kemudahan, dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan dalam
rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Dalam konferensi kasus
secara spesifik dibahas permasalahan yang dialami oleh siswa tertentu dalam
suatu forum diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak terkait (seperti guru
pembimbing/konselor, wali kelas, guru mata pelajaran/praktik, kepala sekolah,
orang tua, dari tenaga ahli lainnya) yang diharapkan dapat memberikan data
dan keterangan lebih lanjut serta kemudahan-kemudahan bagi terentasannya
permasalahan tersebut. Konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
5. Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas
masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan penananganan
kasus dari satu pihak ke pihak yang lain .( Maliki, 2016:229). Alih tangan
kasus dilakukan apabila guru kelas tidak memiliki kemampuan lagi untuk
11
menangani masalah siswa nya. Yang pertama meng alih tangan kasus ialah
kepala sekolah, dan apabila masalah itu belum juga tertuntaskan maka alih
tangan kasus dilakukan oleh seorang guru pembimbing dari slip terdekat.
2.5 OPERASIONALISASI KEGIATAN PENDUKUNG
Adapun operasionaliasasi dalam kegiatan pendukung ini ialah
1. Perencanaan
Kegiatan aplikasi instrumentasi, menetapkan objek yang akan diukur,
menetapkan subjek, menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur,
menetapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrative.
Kegiatan himpunan data, menetapkan jenis dan klasifikasi data serta
sumber-sumbernya, menetapkan bentuk himpunan data, menetapkan dan
manata fasilitas, menetapkan mekanisme pengisian, pemeliharaan dan
penggunaan serta menyiapkan kelengkapan administrative.
Kegiatan kunjungan rumah, menetapkan kasus yang memerlukan
kunjungan rumah, meyakinkan klien akan kunjugan rumah, menyiapkan data
dan informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga, menetapkan
materi kunjungan rumah dan meyiapkan kelengkapan administrasi.
Kegiatan konfrensi kasus, harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat
persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus
diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan
segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.
Kegiatan alih tangan kasus menetapkan kasus,meyakinkan
klien,menghubungi arah yang lain, menyiapkan materi dan kelengkapan
administratif terhadap alih tangan kasus
2. Pelaksanaan
Kegiatan aplikasi instrumentasi, mengkomunikasikan rencana pelaksanaan
aplikasi instrumentasi, mengorganisasikan kegiatan instrument,
pengadministrasi, mengolah jawaban intrumen, menafsirkan dan menetapkan
arah penggunaan hasil intrumen.
Kegiatan himpunan data, memetik dan memasukkan ke dalam himpunan
data sesuai dengan klasifikasi, memanfaatkan data, memelihara dan
mengembangkan himpunan data.
12
Kegiatan kunjungan rumah, pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan
rencana pelaksanaan kunjungan rumah, melakukan kunjungan rumah seperti
bertemu anggota keluarga, membahas masalah klien, melengkapi data,
mengembangkan komitmen, menyelenggarakan konseling keluarga , dan
merekam dan menyimpulkan hasil kunjungan rumah.
Kegiatan konfrensi kasus, Konselor harus mengarahkan pembicaraan
sehingga seluruh peserta dapat mengemukakan data atau keterangan yang
mereka ketahui dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan masalah
siswa. (Sukardi,2008)
Kegiatan alih tangan kasus, mengomunikasikan rencana alih tangan kasus
terhadap pihak yang terkait dan mengalihtangankan klien kepada pihak yang
terkait.
3. Evaluasi dan Analisis
Kegiatan aplikasi instrumental, menetapkan materi evaluasi, menetapkan
prosedur, melaksanakan evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil
evaluasi. Serta menganalisis dengan menetapkan norma/standar analisis,
melakukan asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.
Kegiatan himpunan data, mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan
fasilitas yang digunakan, memerikasa kelengkapan, keakuratan, keaktualan
dan kemanfaatan himpunan data, serta melaksanakan analisis terhadap hasil
evaluasi berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan,
kemanfaatan dan efisiensi penyelenggaraannya.
Kegiatan kunjungan rumah, mengevaluasi proses pelaksanaan kunjungan
rumah dan mengevaluasi kelengkapan dan keakurautan data hasil KR serta
komitmen ortu/wali, mengevaluasi penggunaan data dalam rangka
pengentasan masalah klien. Dan menganalisis terhadap efektifitas
penggunaan hasil kunjungan rumah terhadap penanganan kasus.
Kegiatan konfrensi kasus, hasil yang diharapkan dari konferensi kasus
yang sukses apabila konselor memperoleh data atau keterangan tambahan
yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya
komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengentasan
masalah siswa.
13
Kegiatan alih tangan kasus, membahas hasil atk melalui klien, laporan dari
ahli lain dan analisis hasil atk lalu mengkaji hasil atk terhadap pengentasan
masalah klien serta melakukan analisis kepada efektivitas atk terhadap
pengentasan masalah klien secara menyeluruh.
4. Tindak lanjut
Kegiatan aplikasi instrumental, menetapkan jenis dan arah tindak lanjut
aplikasi instrumentasi, mengkomunikasikan rencana tindak lanjut dan
melaksanakan tindak lanjut. Dan juga menyusun laporan aplikasi
instrumentasi, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
Kegiatan himpunan data, mengembangkan himpunan data
yang mencakup: bentuk, klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan,
keakuratan, ketepatan dan keaktualan data, kemanfaatan data, Penggunaan
teknologi. Data yang terhimpun harus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya
dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling. laporan dan
mendokumentasi laporan.
Kegiatan kunjungan rumah, mempertimbangkan apakah perlu
dilaksanakan kunjungan rumah ulang atau lanjutan dan mempertimbangkan
tindak lanjut layanan dengan menggunakan hasil kunjungan rumah yang
lebih lengkap dan akurat. Serta menyusun laporan kunjungan
rumah, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
Kegiatan konfrensi kasus, Seluruh hasil pertemuan dicatat dan
didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan sebanyak-banyaknya
dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis layanan masalah siswa yang
bersangkutan.
Kegiatan alih tangan kasus, yang dilakukan ialah menyelenggarakan
layanan lanjutan oleh konselor jika diperlukan dan menyusun laporan
kegiatan alih tangan kasus serta menyampaikan dan mendokumentasikan
hasil laporan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Budiarti, Melik. 2017. Bimbingan Konseling Sekolah Dasar. Jawa Timur: CV. Ae
Media Grafika
Burhanuddin, Yusak. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Maliki. 2016. Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Prayitno. H. 2015. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rineka
Cipta
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Jakarta:
Rineka Cipta
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV. Pustaka Setia
16