Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Tanggung Jawab Personal Pelaksana Bimbingan dalam Perkembangan


Kurikulum Pendidikan di Indonesia dan Kegiatan Pendukung Bimbingan
dan Konseling

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh
Bapak M. Arli Rusandi, M. Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 13

Nama Nim

Livia Hawa Saputri 1805113689

Nikita Ayu Andani 1805111957

Reo Sepsa 1805125405

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil”alamin, segala puji bagi Allah SWT karena telah


memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Tanggung Jawab Personal Pelaksana
Bimbingan dalam Perkembangan Kurikulum Pendidikan di Indonesia dan
Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling”.
Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih juga Bapak M. Arli Rusandi, M.
Pd.selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang selalu membimbing
penulis di kelas dan memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menulis
makalah ini.
Makalah ini dibuat tentulah tidak memenuhi kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu, penulis meminta maaf yang sebesar-
besarnya bilamana terdapat kekurangan . Semoga makalah ini bisa menjadi tolak
ukur dan patokan dalam pembuatan makalah berikutnya agar lebih baik lagi.
Penulis berharap pembaca bersedia memberikan kritik dan saran yang
membangun sehingga kelak penulis bisa membuat makalah yang lebih baik.
Akhir kata, penulis juga memohon maaf kepada semua pihak yang ikut
membantu dalam pembuatan makalah ini yang penulis tidak bisa sebutkan satu-
persatu. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
pembaca.

Pekanbaru, 27 Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------ i
DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG -------------------------------------------------- 1
B. RUMUSAN MASALAH ---------------------------------------------- 1
C. TUJUAN PENULISAN ------------------------------------------------ 1
BAB II KAJIAN TEORI
A.PERSONAL BIMBINGAN DI SEKOLAH DARI MASA KE MASA
DALAM KURIKULUM SEKOLAH D INDONESIA ------------- 3
B.PERSONAL BIMBINGAN MENURUT LITERATUR
PROFESIONAL ---------------------------------------------------------- 6
C.VARIASI TANGGUNG JAWAB PERSONAL BK MENURUT
RAGAM POLA DASAR BIMBINGA ------------------------------- 8
D.KEGIATAN-KEGIATAN PENDUKUNG --------------------------- 9
E. OPERASIONALISASI KEGIATAN PENDUKUNG ------------ 12
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN ------------------------------------------------------------ 15
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsu mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahasa Esa , yang berakhlak mulia, berilmu,kreatif
serta menjadi warga nergara yang bertanggung jawab. Dan engingat pentingnya
layanan bimbingan untuk membentuk karakter generasi muda, maka pemerintah
menetapkan undang-undang pendidikan tentang layanan bimbingan dan konseling
disekolah. Layanan bimbingan ini juga memiliki kaitan dengan wilayah penting
yaitu yang dimana masing-masing wilayah memiliki peran serta tanggung jawab
dalam melaksanakan layanan bimbingan untuk membentuk suatu generasi muda
yang baik.
Pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah dasar di setiap kurikulum yang
merupakan gabungnya seluruh orang yang menjadi penyelenggara kegiatan
sekolah di dalam personal pelaksana bimbingan atau yang berkontak langsung
dengan siswa maupun yang tidak langsung berkontak dengan siswa da nada juga
personal berperan dalam kegiatan penunjang pelayanan bimbingan dan konseling
yang terkait dengan staf ahli dalam ilmu tertentu dan staf administrasi.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana personal bimbingan di sekolah dari masa ke masa dalam
kurikulum pendidikan di Indonesia?
- Bagaimana personal bimbingan menurut literature professional?
- Bagaimana varisasi tanggung jawab personal Bimbingan dan Konseling
menurut ragam pola dasar bimbingan
- Bagaimana kegiatan-kegiatan pendukungnya?
-Bagaimana operasionalisasi kegiatan pendukungnya?
1.3 Tujuan Penulisan

1
-Mengetahui personal bimbingan di sekolah dari masa ke masa dalam
kurikulum pendidikan di Indonesia?
- Mengetahui personal bimbingan menurut literature professional?
- Mengetahui varisasi tanggung jawab personal Bimbingan dan Konseling
menurut ragam pola dasar bimbingan
- Mengetahui kegiatan-kegiatan pendukungnya?
-Mengetahui operasionalisasi kegiatan pendukungnya?
- Memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 PERSONAL BIMBINGAN DI SEKOLAH DARI MASA KE


MASA DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN DI
INDONESIA
Pelayanan bimbingan konseling disekolah terutama sekolah dasar sebenarnya
sangat penting bagi peserta didik untuk dapat membantu masalah-masalah yang
tidak dapat mereka pecahkan, apalagi sekarang banyak masalah keluarga yang
seharusnya anak tidak ikut andil tetapi mereka malah terlibat sehingga menjadi
buah pikiran dan bahkan tertekan
Kurikulum merupakan isi dari bahan ajar yang memiliki target yang harus
ditempuh sebagai pedoman dan tolak ukur penyelenggaraan pembelajaran untukm
mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum dapat diubah dan bahkan dapat
digantikan dengan kurikulum baru hal ini terjadi karna tujuan dan targer
pencapaian pembelajaraan setiap tahun selalu meningkat.
Ada beberapa kurikulum yang pernah berlaku diindonesia antara lain:

1. Kurikulum 1975
Personal yang terlibat dalam PBS yaitu: kepala sekolah, guru kelas dan
penyuluhan pendidikan
 Kepala Sekolah memegang tanggung jawab penuh dalam
merencanakan program bimbingan contohnya mengawasi
kegiatan PBS dan menfasilitasi hal hal yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kegiatan
 Guru Kelas biasanya menjadi pemeran utama dalam PBS karna
tugasnya sebagai konseling bagi para peserta didik, mendapatkan
dan mengumpulkan informasi, melakukan tindakaan dan yang
terakhir menyelesaikan atau mencari jalan keluar bagi masalah
peserta didik tersebut
 Penyuluh pendidikan yang bertugas mengawasi satu kelas pada
satu sekolah tertentu dan mengawasi lebih dari satu sekolah.

3
2. Kurikulum 1984
Pada kurikulum 1984 menyebutkan bahwa beberapa personal bimbingan
yaitu sebagai berikut:
 Kepala sekolah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
bimbingan karier
 Koordinator bimbingan dan penyuluhan sebagai para
pembimbing ahli yang akan menyusun program PBS dan
mengkoordinir seluruh pelaksanaan bimbingan
 Guru bimbingan dan penyuluhan
 wali kelas dan guru mata pelajaran biasanya bertugas sebagai
pembantu dalam pelaksanaan bimbingan

kurikulum sekolah pendidikan guru, 1986 disebut bebrapa personal PBS


yaitu sebagai berikut:

 kepala sekolah
 penyuluhan pendidik
 guru penyuluh
 wali kelas
 guru bidang pekerjaan
 orang tua; dan
 tokoh masyarakat
3. kurikulum 1994
petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konseling 1994 mengatakan
“personal pelaksanaan layanan bimbingan adalah segenap unsur yang terkait
dalam organ pelayanan bimbingan dengan koordinator bimbingan dan guru
pembimbing atau konselor sebagai pelaksanan utama” berikut merupakan rincian
personal bimbingan dalam kurikulum 1994 :
 kepala sekolah, merupaka sebagai orang yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan layanan bimbingan serta orang yang
bertanggung jawab dalam mempersiapkan segala kerperluan
termasuk sarana dan prasarana.

4
 Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam
mempersiapkan pelaksanaan layanan bimbingan
 Koordinator bimbingan bertugas untuk mengatur tugas guru
pembimbing serta mengatur jalannya pelaksanaan layanan
bimbingan
 Guru pembimbing yang bertugas sebagai pemeran utama dalam
pelaksanaan layanan bimbingan ini karna guru pembimbing akan
menjadi seorang yang akan membimbing para peserta didik
dengan menggunakan keahlian yang mereka miliki
 Guru mata pelajaran dan pelatih bertugas sebagai mengenali atau
memantau para siswa yang seharusnya mendapatkan pelaksanaan
layanaan bimbingan, menciptakan suasana kelas yang
berhubungan dengan pelaksanaan bimbingan.
 Wali kelas yang bertugas untuk membantu guru pembimbing
dalam melaksanakan tugas khusus.
4. Kurikulum 2013
Kurikulum ini adalah kurikulum yang menggantikan kurikulum 2006
 Menguatkan pembelajaran yang mendidik.
Bimbingan dan konseling diharapkan harus mampu masuk ke
dalam kurikulum dan pembelajaran agar dapat menciptakan dunia
belajar yang sangat mendukung perkembangan potensi peserta
didik
 Memfasilitasi advokasi dan aksesbilitas
Bimbingan dan konseling berperan untuk melakukan pembelaan,
seseorang yang dapat diandalkan dan memfasilitasi agar menjadi
seseorang yang dapat mengerti keluhan para peserta didik dan
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki para peserta didik
contohnya dapat mengembangkan kepribadian, pembelajaran,
jiwa sosial dan karier para peserta didik.
 Menyelenggarakan fungsi outreach
Karna tuntutan dari kurikulum yang menekankan pembelajaran
sebagai proses pemberdayaan dan pembudayaan. Untuk

5
mengujudkan prinsip tersebut bimbingan dan konseling harus
melakukan kegiatan ekstra tidak hanya menyelenggarakan fungsi-
fungsi inreach tetapi juga menggunakan fungsi-fungsi outreach,
yang bekerja sama dengan pengutan dukungan dari lingkungan
para peserta didik, contohnya bekerja sama dengan otang tua
peserta didik.
 Kerangka program bimbingan dan konseling dalam kurikulum
2013
Fokus layanan bimbingan dan konseling iyalah dengan
menumbuhkan kembangan kompetensi kemandirian sebagai nilai
inti karakter. Dalam konteks ini perlu dikembangkan hal-hal
sebagai berikut
 Sikap dan berprilaku baik, jujur dan etis
 Belajar bertanggung jawab
 Disiplin, kerja keras dan efisien
 Kesadaran kultural sebagai warga negara, seperti peduli,
toleran, dan saling menghargai
 Peningkatan pengetahuan dan keterampilan hidup sesuai
dengan tingkat perkembangan
2.2 PERSONAL BIMBINGAN MENURUT LITERATUR
PROFESIONAL
Bimbingan merupakan sebuah proses pendampingan yang fleksibel,
berkesinambungan, dan programnya bisa dievaluasi. (Melik, 2017:10). Yang
dimana program layanan bimbingan ini merupakan bagian integral dengan proses
pendidikan, dengan kata lain ada kaitan, kesinambungan dan keterpaduan antara
program pendidikan dengan bimbingan konseling agar proses pendidikan dapat
berjalan dengan baik dan dapat memenuhi keperluan peserta didik secara optimal.
Di dalam buku (Maliki,2016:217) Shetzer dan Stone menyatakan personal
bimbingan yaitu:
1. Tenaga bimbingan utama
Di dalam tenaga bimbingan utama ini terdapat konselor sekolah, para
professional dan guru. Yang dimana konselor sekolah memiliki tugas

6
tanggung jawab wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan BK terhadap
sejumlah peserta didik. (Prayitno,2004:3).
Para professional yang dimaksud ini mencakup kemantapan wawasan
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikao di dalam bidang kajian pelayanan
bimbingan dan konseling. Dan semua itu dapat diperoleh melalui pendidikan
dan atau pelatihan khusus dalam program pendidikan bimbingan dan
konseling, dengan modal professional tersebut, tenaga pembimbing akan
mampu secara nyata dalam melaksanakan kegiatan bimbingan konseling
menurut kaidah ilmu dan kode etik professional nya.
Sedangkan guru ialah tenaga pengajar yang melibatkan diri dalam
pelayanan bimbingan.Guru mempunyai alat yang praktis untuk mengadakan
pendekatan terhadap anak-anak sehingga ia dapat melihat keadaan anak-anak
dengan lebih seksama dan di dalam kelas ia dapat mengamati anak dengan
sebenarnya. (Anas, 2010:200)

2. Tugas administrasi program bimbingan konseling di sekolah


Yang dimana merupakan pemegang fungsi pimpinan pelaksanaan program
BK di sekolah yang bertugas sebagai pejabat structural memikul tanggung
jawab sebagai perencana, coordinator, pengawas, evaluator . Mereka sering
disebut sebagai coordinator bimbingan yang bertanggung jawab kepada
sekolah dan tenaga administrator lainnya bertugas dalam pelayanan bimbingan
konseling sekolah pada pekerjaan administrative. Pimpinan sekolah ini
berfungsi juga dalam administrasi bimbingan konseling meskipun secara
teknis pelaksanaan manajemen program bimbingan konseling didelegasikan
kepada coordinator bimbingan konseling. Dan juga kegiatan administrasi ini
merupakanckegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan dalam rangka
pencapaian tujuan. Umumnya kegiatan ini sangat bervariasi sesuai dengan
kebutuhan, Dalam kaitan dengan kegiatan bimbingan konseling kegiatan ini
biasanya sudah tertuang dalam program tahunan, semester, bulanan,
mingguan dan satuan pelayanan
3. Tenaga Penunjang
Yang dimana tenaga ahli dalam salah satu ilmu terapan yang mendukung
pelayanan bimbingan yang utuh bagi peserta didik dan tenaga penunjang juga

7
dapat berada dalam struktur sekolah dan dapat pula bukan staf sekolah, namun
diperuntukkan kepada sekolah. Yang dimana beberapa tenaga penunjang yaitu
ahli psikometrik, psikiater, psikolog sekolah, pekerja sosial , dokter sekolah
dan lain-lain.
2.3 VARIASI TANGGUNG JAWAB PERSONAL BK
MENURUT RAGAM POLA DASAR BIMBINGAN
Pola dasar bimbingan biasanya menetukan siapa yang akan berperan
langsung menjadi pelaksana kegiatan bimbingan dan konseling.
Pola dasar bimbingan konseling etrbagi 4 yaitu:
 Pola generalis.
Bertanggung jawab: pelayanan BK menyebar disemua tenaga
kependidikan
pelaksanaan: guru mata pelajaran atau wali kelas dengan
koordinator seorang guru BK profesional
 Pola spesialis
Bertanggung jawab: pelayanan BK dipusatkan pada tenaga BK
profesional
Pelaksanaan: staf ahli BK dengan koordinator BK sebagai fungsi
koordinatif
 Pola kurikuler
Kegiatan BK dimasukkan dalam kurikulum dan kedudukannya
menjadi sama dengan mata pelajaran lainnya
Pelaksanaan: guru pembimbing sekolah tampa koordinator sebab
pelayanan BK menjadi sama dengan mata pelajaran
 Pola-pola relasi manusia
Bentuk konkret adalah kegiatan-kegiatan kelompok perkembangan
dengan pendamping
Pelaksanaan: guru BK dan guru mata pelajaran.
Biasanya orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling ini memiliki tugas mereka masing masing yaitu:
 Kepala sekolah

8
Kepala sekolah bertanggung jawab dan memantau segala kegiatan yang
terjadi dan berlaku di sekolah tersebut serta menfasilitasinya.
 Wakil kepala sekolah
Wakil kepala sekolah bertanggung jawab membantu kepala sekolah dalam
bidang-bidang khusus
 Konselor
Konselor akan menjadi pemeran utama dalam pelayanan bimbingan dan
konseling tersebut, konselor dituntut untuk bertindak secara bijaksana, bisa
menghargai, memeriksa kadaan orang lain, ramah serta berkepribadian
baik. Konselor akan berhubungan khusus dengan para peserta didik yang
bermaslah serta pihak lain yang juga ikut andil dalam masalah tersebut.
 Wali kelas atau guru mata pelajaran
Wali kelas atau guru mata pelajaran berperan sebagai membantu konselor
untuk mendapatkan informasi dari peaerta didik yang bermasalah tersebut
karna guru yang bertugas mengajar para peserta didik secara tidak
langsung mengetahui watak-watak, prilaku serta kelemahan dan kelebihan
yang dimiliki oleh para peserta didiknya yang terlibat dikelas tersebut.
 Pengawa atau supervisor
Supervisi adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah
agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan
situasi belajar mengajar yang lebih baik(burhanuddin, 2005:99)
Untuk menjamin terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling
disekolah harus memerlukan pengawasan dari supervisi, tujuan
pengawasan ini iyalah memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan
dan mengembangkan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang
berlangsung disekolah.
2.4 KEGIATAN-KEGIATAN PENDUKUNG
Kegiatan pendukung umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung
dengan sasaran layanan dan tidak ditunjukkan secara langssung untuk
memecahkan atau mengentaskan masalah melainkan untuk memungkinkan di
perolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan atau kotmitmen
yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan. Dan alat dan

9
kelengkapan yang paling handal dimilikikonselor untuk menjalankan tugas-tugas
pelayanan ialah mulut dan berbagaiketerampilan berkomunikasi, baik verbal
maupun non verbal (Prayitno,2015). Namun, mengingat apa yang menjadi isi
komunikasi itu menjangkau wawasan yang sedemikian luas dan multidimensional
serta harus sesuai dengan data dan kenyataan yang berkenaan dengan objek-objek
yang dibicarakan, maka konselor perlu diperlengkapi dengan berbagai data,
keterangan dan informasinya.
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling ini meliputi :
1. Aplikasi Instrumen Data
Kegiatan ini untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang klien,
keterangan tentang lingkungan yang lebih luas serta pengumpulan data ini
dapat dilakukan dengan berbagai instrument baik dengan tes maupun non tes.
Instrumen tes ini merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku
seseorang dan menggambarkannya dalam bentuk skala angka atau klasifikasi
tertentu yang mana biasanya digunakan dalam memahami sebab terjadinya
masalah diri individu dan juga mengenali individu yang memiliki
kemampuan sangat tinggi atau rendah yang memerlukan bantuan khusus.
Sedangkan Instrument non tes meliputi berbagai prosedur, seperti
pengamatan,wawancara, catatan anecdote, angket, sosiometri, dan inventori
yangdibekukan (Prayitno dan Erman Amti, 2015)
2. Himpunan Data
Himpunan data merupakan kegiatan menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik dan
himpunan data ini juga bersifat tertutup dan diselenggarakan secara
berkelanjutan,sistematis,komprehensif dan terpadu. Fungsi utama bimbingan
yang didukung oleh penyelenggaraan himpunan data ialah fungsi pemahaman.
Berbagai hal yang termuat didalam himpunan data meliputi pokok-pokok
data/keterangan tentang berbagai hal sebagaimana yang menjadi isi dari
aplikasi instrumentasi tersebut di atas. Selain itu, himpunan data juga
memuat.berbagai karya tulis atau rekaman kemampuan siswa, catatan anekdot,
lapotan khusus, dan informasi pendidikan, dan jabatan.
3. Kunjungan Rumah

10
Kunjungan rumah merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen
bagi tertaskannya permasalahan peserta didik (klien/konseli) melalui
kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh
dari orang tua dan anggota keluarga lainnya. Fungsi utama bimbingan yang
diemban oleh kegiatan kunjungan rumah ialah fungsi pemahaman dan
pengetasan. Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data dan
keterangan tentang berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut-pautnya
dengan permasalahan siswa.
Pelaksanaan kunjungan rumah memerlukan perencanaan dan persiapan
yang matang dari guru pembimbing dan memerlukan kerja sama yang baik
dari pihak orang tua serta atas persetujuan kepala sekolah. Fungsi utama
kegiatan kunjungan rumah ini ialah fungsi pemahaman (Sukardi,2008)
4. Konferensi Kasus
Konferensi kasus merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik
(klien/konseli) dalam suatu forum pertemuan yang dihindari oleh berbagai
pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan kemudahan, dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan dalam
rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Dalam konferensi kasus
secara spesifik dibahas permasalahan yang dialami oleh siswa tertentu dalam
suatu forum diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak terkait (seperti guru
pembimbing/konselor, wali kelas, guru mata pelajaran/praktik, kepala sekolah,
orang tua, dari tenaga ahli lainnya) yang diharapkan dapat memberikan data
dan keterangan lebih lanjut serta kemudahan-kemudahan bagi terentasannya
permasalahan tersebut. Konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
5. Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas
masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan penananganan
kasus dari satu pihak ke pihak yang lain .( Maliki, 2016:229). Alih tangan
kasus dilakukan apabila guru kelas tidak memiliki kemampuan lagi untuk

11
menangani masalah siswa nya. Yang pertama meng alih tangan kasus ialah
kepala sekolah, dan apabila masalah itu belum juga tertuntaskan maka alih
tangan kasus dilakukan oleh seorang guru pembimbing dari slip terdekat.
2.5 OPERASIONALISASI KEGIATAN PENDUKUNG
Adapun operasionaliasasi dalam kegiatan pendukung ini ialah
1. Perencanaan
Kegiatan aplikasi instrumentasi, menetapkan objek yang akan diukur,
menetapkan subjek, menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur,
menetapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrative.
Kegiatan himpunan data, menetapkan jenis dan klasifikasi data serta
sumber-sumbernya, menetapkan bentuk himpunan data, menetapkan dan
manata fasilitas, menetapkan mekanisme pengisian, pemeliharaan dan
penggunaan serta menyiapkan kelengkapan administrative.
Kegiatan kunjungan rumah, menetapkan kasus yang memerlukan
kunjungan rumah, meyakinkan klien akan kunjugan rumah, menyiapkan data
dan informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga, menetapkan
materi kunjungan rumah dan meyiapkan kelengkapan administrasi.
Kegiatan konfrensi kasus, harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat
persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus
diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan
segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.
Kegiatan alih tangan kasus menetapkan kasus,meyakinkan
klien,menghubungi arah yang lain, menyiapkan materi dan kelengkapan
administratif terhadap alih tangan kasus
2. Pelaksanaan
Kegiatan aplikasi instrumentasi, mengkomunikasikan rencana pelaksanaan
aplikasi instrumentasi, mengorganisasikan kegiatan instrument,
pengadministrasi, mengolah jawaban intrumen, menafsirkan dan menetapkan
arah penggunaan hasil intrumen.
Kegiatan himpunan data, memetik dan memasukkan ke dalam himpunan
data sesuai dengan klasifikasi, memanfaatkan data, memelihara dan
mengembangkan himpunan data.

12
Kegiatan kunjungan rumah, pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan
rencana pelaksanaan kunjungan rumah, melakukan kunjungan rumah seperti
bertemu anggota keluarga, membahas masalah klien, melengkapi data,
mengembangkan komitmen, menyelenggarakan konseling keluarga , dan
merekam dan menyimpulkan hasil kunjungan rumah.
Kegiatan konfrensi kasus, Konselor harus mengarahkan pembicaraan
sehingga seluruh peserta dapat mengemukakan data atau keterangan yang
mereka ketahui dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan masalah
siswa. (Sukardi,2008)
Kegiatan alih tangan kasus, mengomunikasikan rencana alih tangan kasus
terhadap pihak yang terkait dan mengalihtangankan klien kepada pihak yang
terkait.
3. Evaluasi dan Analisis
Kegiatan aplikasi instrumental, menetapkan materi evaluasi, menetapkan
prosedur, melaksanakan evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil
evaluasi. Serta menganalisis dengan menetapkan norma/standar analisis,
melakukan asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.
Kegiatan himpunan data, mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan
fasilitas yang digunakan, memerikasa kelengkapan, keakuratan, keaktualan
dan kemanfaatan himpunan data, serta melaksanakan analisis terhadap hasil
evaluasi berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan,
kemanfaatan dan efisiensi penyelenggaraannya.
Kegiatan kunjungan rumah, mengevaluasi proses pelaksanaan kunjungan
rumah dan mengevaluasi kelengkapan dan keakurautan data hasil KR serta
komitmen ortu/wali, mengevaluasi penggunaan data dalam rangka
pengentasan masalah klien. Dan menganalisis terhadap efektifitas
penggunaan hasil kunjungan rumah terhadap penanganan kasus.
Kegiatan konfrensi kasus, hasil yang diharapkan dari konferensi kasus
yang sukses apabila konselor memperoleh data atau keterangan tambahan
yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya
komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengentasan
masalah siswa.

13
Kegiatan alih tangan kasus, membahas hasil atk melalui klien, laporan dari
ahli lain dan analisis hasil atk lalu mengkaji hasil atk terhadap pengentasan
masalah klien serta melakukan analisis kepada efektivitas atk terhadap
pengentasan masalah klien secara menyeluruh.
4. Tindak lanjut
Kegiatan aplikasi instrumental, menetapkan jenis dan arah tindak lanjut
aplikasi instrumentasi, mengkomunikasikan rencana tindak lanjut dan
melaksanakan tindak lanjut. Dan juga menyusun laporan aplikasi
instrumentasi, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
Kegiatan himpunan data, mengembangkan himpunan data
yang mencakup: bentuk, klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan,
keakuratan, ketepatan dan keaktualan data, kemanfaatan data, Penggunaan
teknologi. Data yang terhimpun harus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya
dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling. laporan dan
mendokumentasi laporan.
Kegiatan kunjungan rumah, mempertimbangkan apakah perlu
dilaksanakan kunjungan rumah ulang atau lanjutan dan mempertimbangkan
tindak lanjut layanan dengan menggunakan hasil kunjungan rumah yang
lebih lengkap dan akurat. Serta menyusun laporan kunjungan
rumah, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
Kegiatan konfrensi kasus, Seluruh hasil pertemuan dicatat dan
didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan sebanyak-banyaknya
dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis layanan masalah siswa yang
bersangkutan.
Kegiatan alih tangan kasus, yang dilakukan ialah menyelenggarakan
layanan lanjutan oleh konselor jika diperlukan dan menyusun laporan
kegiatan alih tangan kasus serta menyampaikan dan mendokumentasikan
hasil laporan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah dasar di setiap kurikulum


merupakan segenap orang yang menjadi personal pelaksana layanan bimbingan.
Yang dimana personal berkontak langsung terhadap siswa maupun tidak langsung
dan juga personal berperan dalam kegiatan penunjang pelayanan bimbingan dan
konseling. Tiap-tiap kurikulum dari kurikulum 1994 hingga 2013 memikiki fungsi
dan peran personal bimbingan masing-masing serta memiliki tanggung jawab
personal menurut ragam pola dasar bimbingannya. Dan ada pula kegiatan
pendukung layanan bimbingan seperti aplikasi intrumen data,Himpunan
data,konferensi kasus, kunjungan rumah serta alih tangan kasus yang dimana tiap-
tiap kegiatan pendukung ini memiliki operasionalisasi masing-masing.

15
DAFTAR PUSTAKA

Budiarti, Melik. 2017. Bimbingan Konseling Sekolah Dasar. Jawa Timur: CV. Ae
Media Grafika
Burhanuddin, Yusak. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Maliki. 2016. Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Prayitno. H. 2015. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rineka
Cipta
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Jakarta:
Rineka Cipta
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV. Pustaka Setia

16

Anda mungkin juga menyukai