Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

KONSELING INDIVIDUAL

A.

IDENTITAS

KONSELI

Nama

: MW (disamarkan)

Jenis

Kelamin : Laki-laki

Usia : 22

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

B.

WAKTU KONSELING

PERTEMUAN

HARI/TANGGAL

TAHAPAN

Selasa, 24

Juni 2014

1.

Building Rapport / Entry

Menyiapkan tempat nyaman & jarak

yang efektif

Menanyakan kabar

Mengedukasi asas kerahasiaan

Memberitahu yang ingin dikatakan

saja, yang kurang nyaman disimpan saja dulu

Meminimkan resistensi

Mengamati status connectedness

sudah baik

2.

Listening

Mengetahui topik / Pemilahan Aplikasi

konseling (Psi.pendidikan > pola atau manajemen waktu belajar & mengerjakan

tugas kuliah)

Menemukan Jenis masalah (non-emotion

/ strategi Cognitive-Behaviour-therapy),

3.

Feedback & Opinion

Mengaplikasikan strategi pendekatan (cognitive-behaviour-therapy)

dalam konseling

4.

Summarizing


Status kilien terakhir adalah

memiliki kedisiplinan hanya di saat tertentu (terdesak)

Mengajak klien mengingat hal yg

bahagia & menenangkan

Mengajak klien menentukkan pilihannya

dan menjalankan keputusannya

Memilih waktu pertemuan berikutnya

& mengetahui perkembangan nantinya

II

Rabu, 25 Juni

2014

1. Building

Rapport / Entry

Menyiapkan tempat nyaman & jarak

yang efektif

Menanyakan kabar

Minta izin direkam & Mengedukasi

asas kerahasiaan

Mengamati status connectedness

sudah baik

Menanyakan perkembangan hasil sebelumnya


berkonsultasi

2. Listening

Teramati klien masih belum memecahkan

masalahnya

3. Feedback

& Opinion

Mengaplikasikan strategi pendekatan

(skedul-penguatan & client-centered therapy) dalam konseling

4.

Summarizing

Status klien sudah mengerti untuk

mengingat hal-hal yang bahagia

Mengajak klien untuk menindaklanjuti

ketidakdisiplinan itu agar disiplin dan penuh bahagia menjalaninya dengan

sabar

C. DESKRIPSI

MASALAH

Konseli atau

klien merupakan seorang mahasiswa di salah satu Institut Agama Islam Negeri di

Banjarmasin. Dia merupakan pelajar/mahasiswa yang baik, dengan mengerjakan

tugas tepat waktu, rajin dan sabar dalam belajar. Akan tetapi, ketika mulai

menghadapi tugas akhirnya yaitu skripsi dia mengalami permasalahan pola atau

manajemen waktu dalam hidupnya sehari-hari. Hingga membuat dia menjadi kurang bersemangat

mengerjakan suatu tugas. Kata bersemangat sebagai pengalihan kata oleh konselor

(sebenarnya klien pada masalah kedisiplinan). Jadi, agar klien lebih nyaman
mendengarnya saat konseling.

Secara

keseluruhan, klien mengungkapkan bahwa dia selalu kekurangan waktu, sulit

membagi waktu dan hanya penuh semangat (penuh disiplin definisi sebenarnya)

kalau target itu sudah sangat dekat (tedesak). Dan dia juga menggambarkan

perilakunya kurang disiplin ini terus-menerus terlibat pada tugas proposal

skripsinya. Yang kunjung tidak selesai-selesai.

D. ANALISIS

MASALAH

Dari hasil

obrolan saya dan klien tersebut terlihat sudah jelas konseli memiliki masalah

yang sulit untuk diatasi. Yaitu sub-kepribadian yang bertentangan,

sub-kepribadian yang satu menginginkan

mengerjakan tugas dengan semangat dan disiplin dengan waktu. Namun

sub-kepribadian kedua menginginkan menyegarkan pikiran dan bermalas-malasan. Ada

Dalam sebuah teori parts therapy dari hipnosis artinya perilaku yang

sangat sulit diubah pada umumnya berakar kepada suatu “keuntungan tersembunyi”

yang terdapat pada perilaku dimaksud, disebut juga sebagai Secondary Gain.

Secara sederhana, dalam diri klien terdapat dua pribadi yang saling

bertentangan, dimana satu pihak berusaha untuk menuju perubahan yang

diinginkan, sedangkan di sisi lain terdapat pihak yang berusaha mempertahankan

perilaku dimaksud karena adanya Secondary Gain.

Secara garis

besarnya, faktor yang mempengaruhi ka MW belajar dan mengerjakan tugasnya ini

yaitu faktor internal (faktor dari dalam individu), yakni keadaan kondisi

pikiran dan kedisiplinan yang kurang. Faktor eksternal (faktor dari luar individu), yakni

kondisi lingkungan seperti pekerjaan, dosen, teman-teman, bahkan orangtua.

E.

PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN


Untuk kasus yang dialami ka MW maka pendekatan konseling yang saya

gunakan adalah pendekatan konseling berfokus pada belief

yang tidak rasional agar menjadi masuk akal (cognitive behavior therapy)

pada sesi atau pertemuan yang pertama. Namun, saat pertemuan kedua dia masih

tetap masalahnya belum ada perkembangan. Maka saya memutuskan menggunakan

pendekatan konseling

berfokus pada klien (client center

therapy) yang saya kira cukup tepat. Dan ditambahkan dengan pendekatan

skedul-penguatan dari behavior.

Client-Centered Therapy sering juga disebut Psychotherapy Non-Directive, atau Person–Centered


Therapy, yaitu suatu metode perawatan psikis yang

dilakukan dengan cara berdialog antara konselor dengan klien, agar tercapai

gambaran yang serasi antara ideal self (diri klien yang ideal) dengan actual

self ( diri klien sesuai kenyataan yang sebenarnya) yang sejalan juga

dengan teorinya pada hipnoterapi yaitu Parts therapy yang dikenalkan Yan

Nurindra.

Tujuan dasar terapi client–centered therapy adalah membuat klien

menyadari kepribadian dia yang bimbang. Seperti klien sangat ingin lulus

kuliah, namun masih saja malas menyelesaikan tugas akhir skripsinya. Dan

pendekatan pada sesi konseling kali ini pada kedisiplinan klien.

Dan tujuan dasar

dari skedul-penguatan adalah dengan meng re-inforcement dengan rewards

agar bertambah dan terus-menerus perilaku yang baik itu dipertahankan.

F. DESKRIPSI PROSES KONSELING

Pada awal pertemuan dengan klien saya

bertanya panggilan yang akan saya gunakan nanti, apakah boleh saya panggil MW

atau ka MW. Terus dia bilang boleh yang mana aja tidak apa. Dan saya pilih saja

‘ka MW’ adalah pilihan yang cukup etis untuk teman saya ini yang sedang perlu konsultasi.

Ka MW mengatakan
kesusahan masalah judul, hampir 4 judul atau lebih sering revisi. Terus pada

saat judulnya diterima dia mengatakan tidak semangat mengerjakannya. Saya

memahami dia hanya kurang disiplin dalam konteks tidak semangatnya.

Terus, contoh

kurang disiplinnya adalah cape mencari bahan dan literaturnya. Awal-awalnya

memang semangat aja.

Saat masih di

awal-awal saya menanyakan benefit (keuntungan) dia saat sudah terjadi

perubahan nanti. Apa yang terjadi. Terus dia menjawab, “lega, puas, hanya dua

positifnya.” Terus saya tanya lagi ada lagi. Dia jawab mungkin itu saja.

Berhubungan dengan

manfaat yang dinyatakan saya fahami, masih kurang benefit dia mengatasi

kemalasan tersebut dengan kepribadian agar disiplin kepribadiannya. Jadi, saya

berikan sebuah pendekatan behavior skedul-penguatan. Dengan

mengatakan, “sekarang ka MW.. coba imajinasikan, coba imajinasikan hal-hal apa

lagi yang didapat saat sudah selesai atau lulus tugas skripsi atau kuliah ini.

Dan saya beri waktu sejenak, kalau sudah. Saya diam sejenak, kalau sudah

silahkan saja bicara ka MW….”. Dia

diam beberapa detik dan mengatakan, “oh.. gini.. setelah kaka lulus pastinya

kaka dibanggakan orangtua, teman, dan dapat pekerjaan.”

Ditengah-tengah

konseling dia juga sempat menanyakan balik, “bagaimana caranya disiplin itu..”

terus saya bilang, “keadaan saat ini > ditentukan tindakan > yang diambil

dari keputusan > dan diproses oleh pikiran/perasaan > dalam kata-kata afirmasi

yang ingat. Saya berikan contoh sebuah buku, bagaima menghilangkan buku dari

atas meja. Saya ambil bukunya, dengan tangan, lalu pindahkan ke lain atau

buang. Karena tidak bisa kita hilangkan dengan pikiran saja. Begitu juga

ketidakdisiplin ka MW dalam mengerjakan tugasnya. Saya pandu bahwa dengan

skedul-penguatan dia seharusnya bisa mengingat hal-hal yang membuat dia bahagia
(peaceful place) dan tadi sudah ada lima hal yang diungkapkannya setelah

di akhir-akhir konseling. Dan menunggu perkembangan selanjutnya.

G. AKHIR KONSELING

Penafsiran yang

dapat saya berikan yaitu bahwa Konseli merasa bingung dengan pekerjaannya,

meskipun pilihan yang ada sebenarnya tampak jelas yaitu dikerjakan dengan

disiplin atau bermalas-malasan, namun kurang disiplin afirmasi dia kurang kuat,

sehingga pada akhirnya membuat nya mengalami masalah ; kurang disiplin dalam

mengerjakan sebuah tugas.

Konseling kami diakhiri dengan

keputusan yang dibuat oleh ka MW yaitu ia memutuskan untuk mencoba mengingat 5 hal

tersebut saat sedang bimbang dan tidak disiplin. Yaitu, dengan mengingat

orangtua, mengingat teman-temannya, dosennya yang memotivasi, masa depan yang

ia inginkan, dan pekerjaannya yang ia dapatkan.

H. REFERENSI

************. “Slide Materi:

Pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT).ppt”

____________. “Slide Materi: Pendekatan

Client-Centered Therapy.ppt”

____________. “Slide Materi:

Teknik Konseling.ppt”

____________. “Video Materi:

Client-Centered Terapi Gunadarma.mp4”

***********. “Slide Materi: Psikologi Konseling Pendekatan Behavior.pptx”

(presentasi kuliah Mei 2014)

Nurindra, Yan. “Filosofi Teknik Parts Therapy”.

Anda mungkin juga menyukai