Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Griskha Arbilutfiawani

NIM : 1704133
KELAS : PPB-B 2017
MATA KULIAH : Praktikum Konseling Individual
DOSEN : Dr. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd.
Dr. Ipah Saripah, M.Pd.

Skrip Konseling Teknik Solution Focus Brief Counseling


Pada suatu hari murid kelas XII bernama Aldi mendatangi ruang Bimbingan dan
Konseling untuk mendiskusikan permasalahan yang dialami Aldi karena tidak fokus
belajar yang disebabkan oleh kebingungan dalam menentukan karier melalui jenjang-
jenjangnya. Aldi dan orang tuanya mempunyai keinginan yang berbeda. Aldi
mengingnkan berkuliah di jenjang S1, sedangkan orang tuanya menginginkan Aldi
berkuliah di D3.
Tahap Attending
Konseli : Tok, tok (mengetuk pintu) “Selamat siang Bu.”
Konselor : “ Eh, selamat siang juga Aldi. Mari silahkan masuk.”
Konseli : “Iya bu, terimakasih.”
Konselor : “Gimana nih kabar Aldi? Udah lama gak main lagi ke ruang
BK.”
Konseli : “Baik bu, hehehe iya ya bu.”
Konselor : “Bagus kalau begitu. Nampaknya ada yang ingin di sampaikan
sama ibu ya?”
Konseli : “Iya bu, sebenernya ada suatu hal yang bikin saya pusing kalau
memikirkannya bu. Keinginan saya dan orang tua saya berbeda bu.”
Konselor : “Lalu, apa yang kamu harapkan dari orang tuamu?”
Konseli : “Saya berharap mereka mengerti keinginan saya untuk masa
depan saya juga yang baik bu agar permasalahan ini juga cepat selesai.”
Konselor : “Baik kalau begitu ibu akan berusaha semaksimal mungkin
untuk membantu Aldi menemukan solusi atas masalah ini. Kira-kira Aldi butuh
berapa kali berdiskusi hal ini dengan ibu?”
Konseli : “Dua kali saja bu dalam dua minggu.”
Konselor : “Baik, pada hari apa saja?”
Konseli : “Pada hari Selasa saja bu, sepulang sekolah jam 15.30.”
Konselor : “Baik, mari kita diskusikan hal ini dengan ibu pada besok hari
Selasa pukul 15.30, tempatnya di ruang BK.”
Konseli : “Baik bu, terimakasih.”
Konselor : “Iya sama-sama Di, ibu tunggu kedatangannya lagi yah.”
Konseli : “Iya bu, permisi, saya pulang dulu. Assalamu’alaikum,”
Konselor : “Wassalamu’alaikum. Iya, hati-hati ya Aldi.”
Tahap Responding
Pada hari Selasa, konseli pun mendatangi ruang BK untuk berdiskusi lagi dengan
konselor.
Konseli : “Assalamu’alaikum ibu.”
Konselor : “Wa’alaikumsalam, eh Aldi, sini masuk duduk dulu. Ibu udah
nunggu Aldi loh, udah gak sabar pengen diskusi lagi sama Aldi.”
Konseli : “Hehe, iya bu, terimakasih.”
Konselor : “Gimana nih kabar Aldi?”
Konseli : “Alhamdulillah baik ko bu, ibu apa kabar?”
Konselor : “Bagus kalau begitu ya, ibu juga Alhamdulillah baik. Nah kan
kemarin Aldi bilang sedang memikirkan suatu hal yang selalu ada dipikiran Aldi, nah
sekarang coba ceritakan hal apa yang terus ada dipikiran Aldi sampai mengganggu
Aldi saat ini.”
Konseli : “Saya sekarang ini sedang bingung, bu.”
Konselor : “Oh, lalu ?”
Konseli : “Karena kebingungan tersebut saya tidak bisa berkonsentrasi
pada materi pelajaran ketika belajar bu.”
Konselor : “Baik, jadi sekarang Aldi tidak bisa berkonsentrasi pada
pelajaran karena mengalami kebingungan.”
Konseli : “Iya bu, selain itu juga saya juga sering merenung di kelas,
bu.”
Konselor : “Jadi kebingungan ini juga membuat kamu ingin menyendiri
ya.”
Konseli : “Betul, bu.”
Konselor : “Baik, selain itu ada hal lain yang masih mengganggu
pikiranmu saat ini ?”
Konseli : “Selain kebingungan dalam pikiran saya, saya juga resah dan
cemas, bu.”
Konselor : “Baik, jadi perasaanmu saat ini juga terganggu sehingga kamu
resah dan cemas.”
Konseli : “Iya betul bu itu sekarang saya alami.”
Konselor : “Baik, tadi kamu mengatakan pikiramu bingung dan kamu
merasa cemas, resah, nah, kalau ibu boleh tahu, apa yang menyebabkan hal itu ?
Konseli : “Gini bu, saya kan sudah kelas XII, setelah lulus saya ingin
melanjutkan ke Perguruan Tinggi.”
Konselor : “Lalu ?”
Konseli : “Dulu pas SMP saya punya cita-cita setelah lulus SMA saya
akan kuliah S1 di jurusan teknik informatika. Sayangnya harapan saya itu
bertentangan dengan harapan orangtua saya bu.”
Konselor : “Baik, tampaknya ada perbadaan prinsip dalam menentukan
masa depan Aldi. Nah, kalau ibu boleh tau apa sih yang membedakan harapan Aldi
dengan harapan orang tua?”
Konseli : “Saya kan ingin jadi sarjana teknik informatika dengan kuliah
S1 sebenernya pengen S1 banget sih bu, sedangkan orang tua inginnya saya kuliah
D3 saja karena orang tua saya memikirkan dua adik saya juga masih butuh biaya
sekolah. Jadi orang tua saya ingin jika kuliah D3, saya bisa cepat lulus dan bekerja,
jadi bisa membantu membiayai sekolah adik-adik saya.
Konselor : “Baik, kalau ibu boleh tau apakah hal ini berarti ada kesulitan
keuangan dari keluarga Aldi sehingga orang tua menyarankan untuk kuliah di
jenjang diploma saja?”
Konseli : “Mungkin sih begitu bu, meskipun orang tua saya tidak pernah
membicarakan keuangannya, apalagi berapa gaji seorang ojek online seperti ayah
saya.”
Konselor : “Baik, hal apa yang terlintas di pikiran Aldi ketika mendengar
orang tua Aldi menyuruh Aldi berkuliah di jenjang D3?”
Konseli : “Kalau D3 itu tanggung bu, gak langsung S1 jadi capek bu
nanti kalau mau kuliah lagi harus S1 dulu dan kebanyakan kan pekerjaan itu buat S1
bu. Jadi kalau saya S1 ya penghasilannya juga lebih banyak buat ngebantu biaya
sekolah adik-adik saya bu.”
Konselor : “Baik, lalu tindakan apa yang akan Aldi ambil nantinya apakah
akan berkuliah di D3 atau S1?”
Konseli : “Kayaknya sih saya akan tetap kuliah S1 bu.”
Konselor : “Baik, bagaimana dengan biaya kuliah Aldi nanti jika orang
tua Aldi juga kesulitan biaya?”
Konseli : “Benar bu, pasti nanti ada kendala dengan biaya ekonomi dari
keluarga saya. Saya akan berkuliah di universitas negeri dan berusaha mencari
beasiswa di universitas yang nanti saya pilih dan saya akan kuliah sambil bekerja.”
Konselor : “Apakah nantinya kamu tidak kesulitan untuk membagi waktu
antara kuliah dan bekerja?”
Konseli : “Saya rasa saya mampu bu, saya akan mencari perkerjaan
sampingan yang gampang saja.”
Konselor : “Tapi apakah Aldi sudah memiliki keinginan untuk
mendiskusikan hal ini dengan orang tua?” (teknik Expection-Finding Question)
Konseli : “Belum bu, saya tidak berani takut jadi beban buat orang tua
saya.”
Konselor : “Baik, setelah mendengarkan apa yang Aldi sampaikan, Aldi
belum mau mencoba memberanikan diri untuk mengungkapkan apa keinginan Aldi
kepada orang tua.”
Konseli : “Iya, benar bu. Saya ingin masalah ini cepat selesai bu.”
Tahap Personalizing
Konselor : “Baik, ibu ingin meminta Aldi untuk memejamkan mata
sebentar dan mencoba membayangkan bila nanti malam pada saat Aldi tidur dan di
dalam tidur, Aldi bermimpi bertemu dengan seorang yang memiliki kekuatan untuk
bisa membuat Aldi berani menyampaikan keinginan Aldi kepada orang tua Aldi.
Keesokan harinya Aldi dengan penuh keberanian berbicara dengan orang tua Aldi,
dan orang tua Aldi pun akan mempertimbangkan keinginan Aldi. Sekarang Aldi bisa
membuka mata. Apa yang Aldi rasakan bila bisa melakukan hal tersebut?” (teknik
Miracle Question)
Konseli : “Tentunya saya sangat senang bu. Yang penting saya sudah
menyampaikan isi hati saya.”
Konselor : “Baik, tentunya dalam memberanikan diri untuk berbicara pada
orang tua Aldi tentunya ada hambatan, seperti rasa pesimis, cemas, dan takut dengan
jawaban orang tua Aldi.”
Konseli : “Betul bu, saya deg-degan banget.”
Konselor : “Baik, apakah sifat positif yang pada diri Aldi?”
Konseli : “Saya orangnya dapat menerima kenyataan dengan lapang
dada bu.”
Konselor : “Baik, berarti siap tidak siap dengan jawaban orang tua Aldi,
Aldi sebaiknya berusaha untuk mengerti keinginan orang tua Aldi.”
Konseli : “Baik bu, saya siap.”
Tahap Initiating
Konselor : “Jadi apa yang akan Aldi lakukan agar bisa menyampaikan
keinginannya Aldi?”
Konseli : “Saya harus bisa menyampaikan semua pendapat saya dan
keinginan saya kepada orang tua saya bu dengan waktu yang tepat.”
Konselor : “Bagimana Aldi akan melakukan hal tersebut?”
Konseli : “Biasanya ayah dan ibu saya akan bersantai saat usai makan
malam. Mungkin pada saat itu saya akan mencoba bicara dengan orang tua saya.”
Konselor : “Bagus sekali, nanti pada waktu malam hari saat keluarga Aldi
sedang santai, coba Aldi bicarakan secara baik-baik dengan orang tua. Saya yakin
jika Aldi belajar terbuka kepada orang tua, mereka pasti akan memahami Aldi.”
Konseli : “Baik bu.”
Konselor : “Selain Aldi berbicara usai makan malam, Aldi sebaiknya
mempersiapkan alternatif cara pada waktu yang pas untuk berdiskusi dengan orang
tua karena mungkin ketika malam hari orang tua lelah bekerja seharian.”
Konseli : “Jika pada saat itu situasinya gak pas, saya akan berdiskusi
ketika weekend saya bu, orang tua saya kan suka menghabiskan waktu dirumah kalau
weekend.”
Konselor : “Tampaknya Aldi sudah matang dengan rencana-rencana ini.
Sekarang, kalau ibu memberikan Aldi skala penilaian antara 1-10 di mana 1 adalah
kebingungan karena perbedaan pilihan dengan orang tua
dan 10 adalah perasaan bebas darikebingungan karena sudah mampu memutuskan
pilihan karier. Kira-kira kamu di level berapa?” (Teknik Scaling Questions)
Konseli : “Level 8 Kalau awalnya saya bingung dengan keputusan karier
yang akan saya ambil, sekarang saya sudah bisa mengambil keputusan akan pilihan
karier saya. Lebih baik lagi karena saya sudah punya rencana mengenai apa yang
harus saya lakukan.”
Konselor : “Bagus sekali. Ya, Baiklah, Aldi, tampaknya kebingungan Aldi
sekarang sudah terjawab, bukan?”
Konseli : “Sudah, bu. Saya merasa enak.”
Konselor : “Baik, ibu senang Aldi telah menemukan solusi atas
permasalahan ini, tetapi jika Aldi tidak melaksanakan rencana kegiatan yang telah
dirumuskan, maka Aldi tidak akan mendapatkan apa yang Aldi inginkan dan
semuanya akan menjadi sia-sia.”
Konseli : “Iya bu, saya akan melaksanakan kegiatan tadi bu.”
Konselor : “Iya bagus Di. Nah, bagaimana ibu mengetahui perilaku Aldi
sudah dilakukan dan perkembangan penyelesaian masalah ini?”
Konseli : “Komunikasinya lewat whatsapp saja bu.”
Konselor : “Baik, coba Sinta kemukakan pokok bahasan hasil
pembicaraan kita tadi?”
Konseli : “Iya kalau sebenarnya saya belum bisa mengungkapkan apa
yang saya inginkan kepada orang tua saya bu.”
Konselor : “Baik, terimakasih sudah mau berbagi cerita dengan ibu, ibu
akan selalu menunggu hasil dari langkah yang Aldi akan lakukan. Semangat ya Di,
semoga berhasil.”
Konseli : “Iya terimakasih juga ibu sudah membantu saya sampai sejauh
ini dan memberikan banyak solusi, saya akan segera memberitahukan hasilnya bu.
Saya tidak akan lupa akan kebaikan ibu, saya pamit pulang ya bu.”
Konselor : “Iya, saya senang bisa membantu Aldi. Hati-hati di jalan ya.”
Konseli : “Iya bu, Assalamu’alaikum.”
Konselor : “Wa’alaikumsalam.”

Anda mungkin juga menyukai