Anda di halaman 1dari 8

SKENARIO KONSELING

MODEL PENDEKATAN PSIKOANALISIS


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teori dan Praktik Konseling Individu
Dosen Pengampu : Dra. Wahyu Murti Utami, M.Pd

Disusun Oleh :
Zainal Efendi (19012031)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI WATES
A. Konsep Dasar Psikoanalisis

Teori psikoanalisis merupakan teori yang berusaha untuk menjelaskan tentang hakikat
dan perkembangan kepribadian manusia. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini
adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan
bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis
tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak atau usia dini. Psikoanalisis
memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada pendidikan. Hubungan di antara mereka
seperti sebuah perkawinan di mana kedua pasangan sadar akan kebutuhan bersama
mereka, tapi tidak terlalu mengerti satu sama lain dan karena juga tidak mengerti akan
namanya menyatu. Jadi tujuantujuan pendidikan yang dinyatakan berdasarkan analisis
psikoanalisis adalah memberi tuntunan bagi pendidik dan anak didik tentang apa yang
hendak dicapai, kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, dan tentang kemajuan yang
dicapai oleh anak didik.

B. Pandangan Mengenai Manusia

Menurut Corey (2009: 15) pandangan Freudian tentang sifat manusia pada dasarnya
pesimistik, deterministik, mekanistik, dan reduksionistik. Freud berpendapat bahwa
perilaku manusia ditentukan oleh kekuatan-kekuatan irrasional, motivasi dan peristiwa,
dorongan biologis serta dorongan insting dan peristiwa psikoseksual tertentu pada masa
lima tahun pertama kehidupannya. Menurut pendekatan aliran Freud, insting adalah
sentral. Insting adalah sumber energi psikis yang dibawa sejak lahir. Tujuan insting yaitu
mempertahankan hidup dan jenis, yang menjadi sumber insting yaitu kondisi jasmaniah
atau kebutuhan. Jenis insting dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Insting hidup, fungsinya untuk melayani maksud individu untuk tetap hidup, seperti
insting makan, minum.
b. Insting mati, insting agresif (merusak). Freud berpendapat bahwa setiap orang tanpa
disadari berkeinginan untuk mati atau mencederai diri sendiri atau orang lain.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa manusia dalam pandangan psikoanalisis
merupakan tingkah laku manusia yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan biologis
dan instingnya, serta tingkah laku manusia dikendalikan oleh pengalaman-pengalaman
masa lalu.
C. Tujuan Konseling

Tujuan konseling pendekatan psikoanalisis adalah membentuk kembali struktur karakter


individu dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari didalam diri klien. Proses
pendekatan ini difokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman-pengalaman
masa kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau direkontruksi, dibahas,
dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekontruksi kepribadian. Pendekatan
psikoanalisis menekankan dimensi afektif dari upaya menjadikan ketidaksadaran
diketahui. Pemahaman dan pengertian intelektual memiliki arti penting, tetapi perasaan
dan ingatan yang berkaitan dengan pemahaman diri lebih penting lagi

D. Peran Konselor Dalam Proses Konseling

Menurut Sayekti (1993: 45) peranan atau tugas konselor dalam pendekatan konseling
psikoanalisis ini yaitu:
1. Konselor berfungsi sebagai penafsir dan penganalisis, peranan yang dilakukan yaitu:
a. Mendorong klien mendapatkan kesadaran diri, kejujuran dan hubungan personal yang
efektif
b. Menciptakan hubungan kerja dengan klien dan kemudian melakukan serangkaian
kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.
c. Konselor memberikan perhatian kepada resistensi klien Fungsinya adalah
mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran.
E. Teknik – Teknik Konseling Pendekatan Psikoanalisis

1. Asosiasi bebas, yaitu mengupayakan klien untuk menjernihkan atau mengikis alam
pikirannya dari alam pengalaman dan pemikiran sehari-hari sekarang, sehingga klien
mudah mengungkapkan pengalaman masa lalunya. Klien diminta mengutarakan apa saja
yang terlintas dalam pikirannya. Tujuan teknik ini adalah agar klien mengungkapkan
pengalaman masa lalu dan menghentikan emosi-emosi yang berhubungan dengan
pengalaman traumatik masa lalu. Hal ini disebut juga katarsis.
2. Analisis mimpi, klien diminta untuk mengungkapkan tentang berbagai kejadian dalam
mimpinya dan konselor berusaha untuk menganalisisnya. Teknik ini digunakan untuk
menilik masalah-masalah yang belum terpecahkan. Proses terjadinya mimpi adalah
karena pada waktu tidur pertahanan ego menjadi lemah dan kompleks yang terdesak pun
muncul ke permukaan. Menurut Freud, mimpi ini ditafsirkan sebagai jalan raya
mengekspresikan keinginan-keinginan dan kecemasan yang tak disadari.
3. Interpretasi, yaitu mengungkap apa yang terkandung di balik apa yang dikatakan klien,
baik dalam asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dan transferensi klien. Konselor
menetapkan, menjelaskan dan bahkan mengajar klien tentang makna perilaku yang
termanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resitensi dan transferensi.
4. Analisis resistensi, resistensi berati penolakan, analisis resistensi ditujukan untuk
menyadarkan klien terhadap alasan-alasan terjadinya penolakannya (resistensi). Konselor
meminta perhatian klien untuk menafsirkan resistensi
5. Analisis transferensi. Transferensi adalah mengalihkan, bisa berupa perasaan dan
harapan masa lalu. Dalam hal ini, klien diupayakan untuk menghidupkan kembali
pengalaman dan konflik masa lalu terkait dengan cinta, seksualitas, kebencian,
kecemasan yang oleh klien dibawa ke masa sekarang dan dilemparkan ke konselor.
Biasanya klien bisa membenci atau mencintai konselor. Konselor menggunakan sifat-
sifat netral, objektif, anonim, dan pasif agar bisa terungkap tranferensi tersebut.
F. Deskripsi Masalah

Reza adalah seorang siswa kelas 2 SMA dia seorang yang rajin, berprestasi dan periang
tetapi reza ini anak yatim dia ditinggal pergi oleh bapaknya ketika dia duduk di bangku
kelas 1 SMP, sampai sekarang ingatan tersebut masih teringat terus sampai sekarang,
apalagi ketika ada seorang tetangga atau dia mendengar berita duka dia selalu teringat
ayah nya dan reza ini takut dan sedih. Perasaan tersebut membuat reza sangat tidak
nyaman sehingga mengganggu aktivitas sehari – harinya.
G. Teknik Yang Digunakan
Teknik Asosiasi Bebas
mengupayakan klien untuk menjernihkan atau mengikis alam pikirannya dari alam
pengalaman dan pemikiran sehari-hari sekarang, sehingga klien mudah mengungkapkan
pengalaman masa lalunya. Klien diminta mengutarakan apa saja yang terlintas dalam
pikirannya. Tujuan teknik ini adalah agar klien mengungkapkan pengalaman masa lalu
dan menghentikan emosi-emosi yang berhubungan dengan pengalaman traumatik masa
lalu. Hal ini disebut juga katarsis.

H. Skenario Konseling

Subyek Dialog Keterangan


Konseli Assalamualaikum pak, selamat pagi? Keterampilan
Opening
Konselor
menghampiri
konseli
Konselor Waalaikumsalam, selamat pagi… silahkan masuk,
langsung duduk saja!
Konselor Mas reza gimana kabarnya? Sudah lama gak keliatan e?
Konseli Alhamdulilah baik pak, gimana bapak kabarnya?
Konselor Alhamduliah sehat mas reza.. ngomong – ngomong ini
belum jam istirahat kok bisa ke ruang bk?
Konseli Sebenarnya ada pelajaranya pak kuncoro, tetapi pak
kuncoronya berhalangan hadir pak, Jadi saya kesini saja.
Konselor Owh jadi begitu, lha di kasih tugas sama pak kuncoro atau
enggak?
Konseli Tadi sudah dikasih tugas sama pak kuncoro, kebetulan
langsung saya kerjakan pak jadi sudah selesai.
Konselor Yasudah kalau begitu, takutnya blum dikerjakan sama mas
reza, kalau boleh tau mas reza ada keperluan apa datang
kesini?
Konseli Iya pak jadi saya kesini ada yang ingin saya ceritakan
sama bapak.. kira – kira bapak apakah hari ini ada waktu?
Konselor oh begitu, hari ini saya ada waktu sekitar 40 menit an
karena hbis ini akan ada rapat bapak ibu guru.
Konseli Baik pak, tetapi saya bingung mau memulai ceritanya dari
mana’
Konselor Mas reza ceritanya santai aja, pelan – pelan tidak usah
terburu- buru bila memang nanti waktunya tidak cukup
bisa kita lanjutkan di lain waktu!
Konseli Jadi begini pak, saya itu mempunyai sebuah ketakutan
atau trauma pak.
Konselor Jadi mas reza ini punya trauma, nah trauma apa itu mas
reza?
Konseli Jadi ketakutan atau trauma ketika saya mendengar berita
duka atau orang meninggal pak.
Konselor Lalu? Sambil
menganggukan
kepala”
Konseli Setiap ada berita duka pasti perasaan saya jadi tidak
tenang pak dan juga ada rasa takut dalam diri saya dan itu
sangat mengganggu sekali pak.
Konselor Ketakutan mas reza ini sudah berapa lama? Keterampilan
Bertanya

Konseli Sudah lumayan lama pak, semenjak say akelas 1 SMP saat
itu saya sedih sekali karena bapak saya meninggal dunia,
pada saat itu saya sedang sedih sedihnya pak.
Konselor Berarti sudah sekitar 5 tahunan ya ketakutan itu
membayangi hidup mas reza?
Konseli Iya bener sekali pak, trauma ini sudah saya pendah selama
5 tahun belum saya ceritakan kepada siapa siapa.
Konselor Lalu apa yang kamu lakukan ketika rasa takut itu datang?
Konseli Saya mencoba untuk tenang pak, saya juga mencoba
melupakan rasa takut itu dengan cara bermain dan
bercanda dengan teman – teman saya.
Konselor Baik sebenarnya yang dilakukan mas reza sudah benar!
Apakah ada yang masih bisa ceritakan mas?
Konseli Sudah cukup pak, lalu apa yang harus saya lakukan pa
katas ketakutan saya ini?
Konselor Mass reza harus percaya bahwa pada dasarnya semua
makhluk hidup itu akan meninggal dunia dan tidak ada
yang abadi didunia ini, dan mas reza harus mencoba
mengiklaskan kepergian bapak mas reza.
Konseli Baik pak terima kasih atas Saranya.
Konselor Lalu apa yang mas reza rasakan sekarang?
Konseli Saya merasa lega pak setelah bercerita sama bapak.
Konselor Baik mas kalau begitu kita akhiri ya pertemuan hari ini,
karena saya mau ada rapat dengan guru guru lain, besok
masih bisa dilanjutkan dipertemuan selanjutnya.
Konseli Baik pak terima kasih, kalau begitu saya kembali ke kelas
dulu pak?
Konselor Iya silahkan mas.

Anda mungkin juga menyukai