Anda di halaman 1dari 8

MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN REMAJA MELALUI LAYANAN

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA


KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KULON PROGO

OLEH :

ZAINAL EFENDI (19012031)

BIMBINGAN DAN KONSELING

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI WATES

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia selalu sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial.
Sebagai makhluk individu manusia mempunyai dorongan atau motif untuk
mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan sebagai makhluk
sosial dalam tindakan – tindakanya manusia juga sering menjurus kepada
kepentingan – kepentingan masyarakat, sehingga manusia mempunyai
dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia
mempunyai dorongan sosial. Oleh sebab itu manusia dikatakan sebagai
makhluk sosial.
Kita sering dihadapkan pada situasi dimana kita berada di tengah –
tengah orang yang kita kenal dengan baik begitu pula sebaliknya, kita juga
pernah berada ditengah – tengah orang yang masih asing bagi kita. Pada
situasi tersebut, interaksi kita juga pasti berbeda. Interaksi adalah masalah
yang paling unik yang biasanya timbul pada diri manusia. Interaksi
ditimbulkan oleh berbagai macam hal yang merupakan dasar dan peristiwa
sosial yang lebih luas. Dalam interaksi sosial ada hubungan timbal balik yang
saling mempengaruhi satu sama lain.
Dalam pergaulan antar manusia, baik di rumah, sekolah maupun
masyarakat lebih – lebih pada forum internasional yaitu pergaulan antar
bangsa sesalalu diperlukan etika atau etiket (tata sopan santun) pergaulan.
Nampaknya hal ini merupakan fitrah manusia bahwa manusia memiliki rasa
ingin dihargai oleh orang lain dan sekaligus ingin menghargai orang lain.
Sehingga ungkapan yang terkenal dalam kehidupan sehari – hari di kalangan
kita adalah “jika ingin dihargai oleh orang lain inilah, seseorang berupaya,
bersikap dan berperilaku sopan. Intinya adalah bagaimana kita bersikap laku
sopan kepada orang lain. Akan tetapi, ternyata bentuk dan wujud sikap dan
perilaku sopan antara masyarakat dari daerah satu berbeda dengan masyarakat
daerah lainnya.
Masalah etika adalah masalah manusia pada umumnya dimanapun
manusia berada dalam komunitasnya, pasti etika dan etiket itu berperan
sebagai pedoman tingkah laku baik – buruk dalam pergaulan sesame mereka.
Remaja yang merupakan bagian dari manusia pada umumnya tentu juga
memerlukan pedoman tingkah laku agar pergaulan antar sesame remaja dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan norma masyarakatnya atau sesuai dengan
norma agama yang dianutnya, sehingga mereka terhindar dari pergaulanyang
menyimpang yang tidak sesuai dengan norma sekolah, norma masyarakat dan
norma agama.
Manusia adalah makhluk social yang selalu berhubungan dan saling
membutuhkan satu sama lain, setiap orang memiliki kekurangan dan
kelebihan serta memerlukan satu sama lain, setiap orang memiliki kekurangan
dan kelebihan serta memerlukan bantuan orang lain. Kita dapat hidup karena
saling tolong menolong. Dalam hidup bermasyarakat itulah terjadi pergaulan
antara seorang individu dengan individu yang lain. Dalam pergaulan di
masyarakat, banyak hal – hal yang perlu diketahu. Karena manusia yang
berdekatan yang jumlahnya lebih dari seorang, harus mempunyai aturan –
aturan yang dapat memisahkan hak dan kewajiban masing – masing orang.
Demikian juga di lingkungan sekolah, seorang siswa haru berinteraksi dengan
orang lain, baik itu dengan guru, teman sekelas maupun dengan semua warga
sekolah.
Menurut Burhanudin ( 2000: 5) ada tiga norma umum tingkah laku
manusia, yakni norma sopan santun, norma hukum, dan norma moral. Norma
sopan santun berlakunya bersifat local kedaerahan dan mudah berubah. Pada
masalalu tingkah laku tertentu masih dianggap tidak sopan, tetapi pada akhir –
akhir ini sudah dianggap sopan. Contoh konkritnya pesta berdiri (standing
party). Dahulu, di beberapa kota ketika kita makan berdiri dianggap tidak atau
kurang sopan, tetapi akhir – akhir ini di kota – kota besar itu sudah dianggap
sopan. Norma hukum adalah norma yang berlaku di suatu negara untuk
mengatur masalah perdata atau pidana. Antara negara yang satu dengan
negara yang lain, norma hukumnya sudah berbeda. Jadi, tingkat
keberlakuanya lebih luas dibandingkan dengan norma sopan santun.
Sedangkan norma moral adalah norma yang diangkat keberlakuannya bersifat
universal, sudah lintas bangsa dan negara. Contohnya : penganiayaan terhadap
anak, dimana pun pasti dianggap tindakan yang tidak bermoral. Dalam
konteks pembicaraan kita kali ini difokuskan pada masalah etika pergaulan
remaja. Jadi, hanya disampaikan etika atau etiket atau tata sopan santun dlam
pergaulan remaja. Jika dikaitkan dengan tiga norma umum tingkah laku
manusia tersebut, nampaknya pembicaraan kita kali ini lebih pada norma
sopan santu dalam pergaulan remaja. Pada uraian berikut akan dijelaskan
mengapa berbicara tentang norma sopan santun dan lebih – lebih norma moral
begitu sangat penting dalam hidup dan kehidupan bersama manusia lain.
Pada dasarnya masa – masa sekolah adalah masa remaja dimana pada
periode ini sangat penting dalam kehidupan manusia karena merupakan masa
perpindahan dari masa kanak – kanak menjadi dewasa. Pembentukan moral
dalam proses kehidupan dikeluarga, disekolah dan masyarakat telah dimulai
pada masa remaja. Kemampuan kognitif remaja yang semakin meningkat
kesadaran mereka akan moral. Menurut Soepaewoto, dkk (2004 : 103)
“pencapaian tingkat perkembangan baik fisik maupun psikologis tersebut
membuat banyak remaja mengalami perubahan dalam sikap dan perilakunya”.
Individu yang sudah memasuki masa remaja diharapkan menggantikan
konsep – konsep moral yang berlaku dimasa kanak – kanak dengan prinsip
moral yang berlaku secara umum yang berfungsi sebagai pedoman bagi
perilaku dalam kehidupannya.
Pada masa remaja, individu harus sudah dapat bertanggungjawab
mengendalikan perilakunya sendiri yang sebelumnya menjadi tanggungjawab
orang tua dan guru pada saat kanak – kanak sehingga perilakunya tidak
melanggar moral yang berlaku dalam kehidupan dngan orang lain baik itu
dikeluarga, di sekolah dan dimasyarakat. Menurut Gunarso dalam
Soeparwoto, dkk “pada masa remaja ini biasanya terdapat perubahan sikap
yang cukup mencolok dan ditempatkan sebagai salah satu karakteristik
remaja yaitu menentang nilai dasar hidup orang tua dan dewasa lainya”.
Orang tua dan guru dapat menciptakan kondisi yang kondusif guna
menumbuh kembangkan cara berfikir moral seorang anak kearah
pembentukan perilaku moral yang lebih baik. Peningkatan cara berfikir moral
anak dapat dilakukan melalui tahp – tahap pertimbangan moralnya. Cara
berfikir moral anak menuju kearah perilaku moralitas melalui peningkatan
perkembangan moral ini dikembangkan berdasarkan perkembangan kognitif.
Menurut K. Bertens (2002: 4) Istilah “etika” berasal dari Bahasa
Yunani kuno. Kata “ethos” (Bahasa yunanai), dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti yaitu tempat tinggal yang biasa ; padang rumput;
kebiasaan; adat; akhlak; watak; perasaan; sikap; cara berpikir. Dalam bentuk
jamak (ta etha) artinya adalah adat kebiasaan. Etimologi kata “etika” sama
dengan etimologi kata “moral”, karena keduanya berasal dari kaya yang
berarti adat kebiaasaan. Etika atau moral sangat dibutuhkan karena kita hidup
dalam masyarakat yang makin pluralistis, dan dihadapkan dengan sekian
banyak pandangan moral yang seringkali bertentangan. Etika pergaulan
diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang damai penuh keteraturan,
ketertiban dan keharmonisan dalam kehidupan dengan orang lain baik itu di
keluarga, di sekolah, dan di masyarakat.
Berdasakan wawancara dan rekomendasi dari guru bimbingan dan
konseling di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kulon Progo terdapat siswa yang
tingkat etika mereka kurang berkembang, tingkat moralnya rendah. Hal
tersebut dikarenakan keterampilan etika mereka kurang berkembang secara
optimal, ini disebabkan karena beberapa faktor yaitu faktor internal maupun
faktor eksternal, sehingga guru bimbingan dan konseling Madrasah Aliyah
Negeri 1 Kulon Progo mengatakan bahwa etika siswa zaman sekarang lebih
rendah dari pada etika siswa pada zaman dahulu, hal ini terbukti dengan
perilaku siswa yang ditunjukan dilingkungan sekolah. Banyak siswa yang
melanggar tata tertib sekolah, ketika ditanya guru mereka menjawab dengan
tidak sopan . jika keadaan ini berlangsung terus menerus maka dapat
mengakibatkan suasana lingkungan sekolah yang tidak kondusif.
Bimbingan kelompok adalah bimbingan yang diberikan kepada
sejumlah individu melalui kelompok dengan memanfaatkan dinamika
kelompok. Winkel (2004:565) berpendapat bahwa “bimbingan kelompok
merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing – masing
siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman
Pendidikan ini bagi dirinya sendiri”. Didalam bimbingan kelompok
mengandung unsur dinamika kelompok atau kehidupan kelompok. Melalui
dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik – topik secara mendalam
akan mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan,
keaktifan dan sikap saling menghormati dan yang menunjang diwujudkannya
dalam tingkah laku yang efektif.
Untuk meningkatkan keterampilan etika pergaulan siswa diberikan
layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok adalah bimbingan yang
diberikan kepada sejumlah siswa individu melalui kelompok dengan
memafaatkan dinamika kelompok. Bimbingan kelompok ini membahas topik
– topik tugasyang dimana masing – masing anggota kelompok didalamnya
juga diberi kesempatan untuk saling mengemukakan pendapat, memberikan
saran atau ide gagasan dalam permainan, menanggapi, dan juga saling
menghargai pendapat antar anggota kelompok, saling berkomunikasi satu
sama lain untuk menciptakan suasana kelompok yang intens dan kondusif.
Selain itu esensi utama dari bimbingan kelompok ini adalah prosesnya.
Dimana semua anggota kelompok bisa belajar tentang nilai, etika serta norma
soswial, seperti menghargai pendapat orang lain, tidak menyinggung perasaan
orang lain, belajar menyampaikan pendapat secara bertanggung jawab, belajar
saling menghormati, berempati dengan anggota lain, memberi kesempatan
dan meningkatkan keterampilan bersosialisasi dengan orang lain, sehingga
siswa dapat meningkatkan keterampilan etika pergaulanya dengan baik.
Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Meningkatkan Etika Pergaulan Remaja Melalui
Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas
X Madrasah Aliyah Negeri 1 Kulon Progo”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraian diatas masalah utama
ini adalah “keterampilan etika pergaulan dapat ditingkatkan melalui layanan
bimbingan kelompok?”
Masalah utama dijabarkan menjadi tiga masalah khusus :
1. Bagaimana gambaran keterampilan etika pergaulan siswa sebelum
diberikan layanan bimbingan kelompok?
2. Bagaimana keterampilan etika pergaulan siswa setelah siswa diberikan
layanan bimbingan kelompok?
3. Bagaimana perkembangan keterampilan etika pergaulan siswa sesudah
diberikan layanan bimbingan kelompok?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah keterampilan etika
pergaulan siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dan
memperoleh data empiris tentang :
1. Gambaran keterampilan etika pergaulan siswa sebelum diberikan layanan
bimbingan kelompok.
2. Gambaran keterampilan etika pergaulan siswa sesudah diberikan layanan
bimbingan kelompok.
3. Perkembangan keterampilan etika pergaulan siswa sesudah diberikan
layanan bimbingan kelompok.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini adalah
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan
dalam bidang Pendidikan, khususnya bimbingan dan konseling yaitu
mengetahui efektivitas layanan bimbingan kelompok dalam
meningkatkan keterampilan etika pergaulan.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pedoman dalam
mengadakan penelitian selanjutnya lebih luas dan mendalam.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Konselor Sekolah
Bagi konselor Madrasah Aliyah Negeri 1 Kulon Progo dapat
digunakan sebagai bahan acuan atau pertimbangan dalam pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan keterampilan eika
pergaulan siswa.
b. Bagi Siswa
Bagi siswa yaitu dapat belajar beretika yang baik melalui layanan
bimbingan kelompok dan dapat mengembangkan diri dengan
memanfaatkan dinamika kelompok.

Anda mungkin juga menyukai