DOSEN PENGAMPU :
Dr. H. METROYADI, SH, M.Pd
OLEH
KELOMPOK 7
DESSY RAHMAYANTI (1610125120009)
FAJAR (1610125120019)
KHAIRINIE NOUR ASHFIA (1610125120026)
NUR BAETY (1610125120025)
VENNY OKTAVIANI (1610125210068)
KELAS 3B
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, ataupun pedoman bagi pembaca
dalam memahami Moral dalam kehidupan sehari-hari.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini dan kedepannya dapat lebih baik lagi.
Makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Moral adalah ukuran baik buruknya seseorang , baik sebagai pribadi atau warga
masyarakat. Pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia
bermoral baik dan manusiawi. Meskipun moral berbeda dalam setiap individu tetapi
moral berada dalam suatu sistem yang berwujud aturan. Perilaku moral berarti perilaku
yang menyesuaikan dengan kode moral dari kelompok sosialnya. Perilaku moral
dikendalikan oleh konsep moral, yakni aturan-aturan dalam bertingkah laku , dimana
anggota masyarakat berperilaku sesuai denagn pola perilaku yang diharapkan oleh
masyarakatnya. Ketika masih anak-anak, anak tidak diharapkan untuk mengenal seluruh
tata karma dari suatu kelompok. Dalam mempelajari moral ada 4 elemen penting yaitu
peranan hukum, tata karma,peran kata hati, peran perasaan bersalah. Keempat elemen ini
penting dalam perkembangan moral seorang anak. Perkembangan moral tidak bisa
dilepaskan dari lingkungan. Ketika kecil lingkungan keluargalah yang berperan, namun
begitu memasuki aturan-aturan yang ada disertai adanya alasan-alasan tertentu. Misalnya
agar disenangi teman sebaya atau orang disekelilingnya anak akan mengikuti aturan-
aturan yang diharapkan kelingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan norma?
2. Apa saja perilaku moral tersebut?
3. Bagaimana konsep perkembangan moral?
4. Apa saja tujuan penanaman moral?
5. Bagaimana perkembangan moral pada anak SD?
6. Bagaimana pengaplikasian moral dalam kehidupan sehari – hari?
7. Bagaimana pentingnya penanaman moral pada anak SD?
8. Apa hubungan nilai, norma, dan moral?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan moral.
2. Untuk mengetahui apa saja perilaku moral tersebut.
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep perkembangan moral.
4. Untuk mengetahui apa saja tujuan penanaman moral.
5. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan moral pada anak SD.
6. Untuk mengetahui bagaimana pengaplikasian moral dalam kehidupan sehari – hari.
7. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya penanaman moral pada anak SD.
8. Untuk mengetahui apa hubungan nilai, norma, dan moral.
BAB II
PEMBAHSAN
A. Pengertian Moral
Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik buruknya seseorang,
baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga Negara. Sedangkan
pendidikan moral adalah pendidikan untuk mendidik anak manusia bermoral baik dan
manusiawi. Moral dan moralitas memiliki sedikit perbedaan, karena moral adalah
prinsip baik buruk, sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik buruk.
Dengan demikian, hakikat dan makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang
memiliki moral dalam mematuhi maupun menjalankan aturan.
B. Perilaku Moral
Perilaku moral berarti perilaku yang menyesuaikan dengan kode moral dari kelompok
sosialnya. Moral berasal dari bahsa latin: mores berarti tatakrama atau kebiasaan.
Perilaku moral dikendalikan oleh konsep moral, yakni aturan-aturan dalam bertingkah
laku, dimana anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan pola perilaku yang
diharapkan oleh masyarakatnya, sedangkan perilaku immoral adalah perilaku yang gagal
menyesuaikan pada harapan sosial. Perilaku tersebut tidak dapat diterima oleh norma-
norma sosial. Perilaku unmoral adalah perilaku yang tidak menghiraukan harapan dari
kelompok sosialnya. Perilaku ini cenderung terlihat pada kanak-kanak.
Menurut pemikiran Lickona Perilaku moral (moral behavior) mencakup kemampuan
(compalance), kemauan (will) dan kebiasaan (habbit).
1. Kemampuan (compalance): Kapasitas seseorang individu untuk melakukan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
2. Kemauan (will): Dorongan dari dalam yang sadar, berdasarkan pertimbangan pikir
dan perasaan, serta seluruh pribadi seseorang yang menimbulkan terarah pada
tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan hidupnya.
3. Kebiasaan (habbit): Suatu cara yang lazim yang wajar dan diulang-ulang dalam
melakukan sesuatu oleh sekelompok orang.
d. Etika Di Jalan
1) Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong di saat
berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau mengalihkan wajah
dari orang lain karena takabbur.
2) Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
3) Tidak mengganggu, yaitu tidak membuang kotoran, sisa makanan di jalan-
jalan manusia, dan tidak buang air besar atau kecil di situ atau di tempat yang
dijadikan tempat mereka bernaung.
4) Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.
5) Beramar ma`ruf dan nahi munkar. Ini juga wajib dilakukan oleh setiap
muslim, masing-masing sesuai kemampuannya.
6) Menunjukkan orang yang tersesat (salah jalan), memberikan bantuan kepada
orang yang membutuhkan dan menegur orang yang berbuat keliru serta
membela orang yang teraniaya.
7) Perempuan hendaknya berjalan di pinggir jalan.
g. Etika Berbicara
1) Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan.
2) Hendaknya pembicaran dengan suara yang dapat didengar, tidak terlalu
keras dan tidak pula terlalu rendah, ungkapannya jelas dapat difahami oleh
semua orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan.
3) Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagimu.
4) Janganlah kamu membicarakan semua apa yang kamu dengar.
5) Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu berada di
fihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda.
6) Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
7) Menghindari perkataan jorok (keji).
8) Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak bicara di dalam berbicara.
9) Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) dan mengadu domba.
10) Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak
memotongnya, juga tidak menampakkan bahwa kamu mengetahui apa yang
dibicarakannya, tidak menganggap rendah pendapatnya atau
mendustakannya.
11) Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi berikanlah kesempatan kepada
orang lain untuk berbicara.
12) Menghindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang menyakitkan perasaan
dan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dan
kekeliruannya, karena hal tersebut dapat mengundang kebencian,
permusuhan dan pertentangan.
13) Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok dan memandang rendah
orang yang berbicara.
i. Etika Bertetangga
1) Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka.
2) Bangunan yang kita bangun jangan mengganggu tetangga kita, tidak
membuat mereka tertutup dari sinar mata hari atau udara, dan kita tidak boleh
melampaui batasnya, apakah merusak atau mengubah miliknya, karena hal
tersebut menyakiti perasaannya.
3) Hendaknya Kita memelihara hak-haknya di saat mereka tidak di rumah. Kita
jaga harta dan kehormatan mereka dari tangan-tangan orang jahil; dan
hendaknya kita ulurkan tangan bantuan dan pertolongan kepada mereka yang
membutuhkan, serta memalingkan mata kita dari wanita mereka dan
merahasiakan aib mereka.
4) Tidak melakukan suatu kegaduhan yang mengganggu mereka, seperti suara
radio atau TV, atau mengganggu mereka dengan melempari halaman mereka
dengan kotoran, atau menutup jalan bagi mereka.
5) Jangan kikir untuk memberikan nasihat dan saran kepada mereka, dan
seharusnya kita ajak mereka berbuat yang ma`ruf dan mencegah yang
munkar dengan bijaksana (hikmah) dan nasihat baik tanpa maksud
menjatuhkan atau menjelek-jelekkan mereka.
6) Hendaknya kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita.
7) Hendaknya kita turut bersuka cita di dalam kebahagiaan mereka dan berduka
cita di dalam duka mereka; kita jenguk bila ia sakit, kita tanyakan apabila ia
tidak ada, bersikap baik bila menjumpainya; dan hendaknya kita undang
untuk sayang kepada kita.
8) Hendaknya kita tidak mencari-cari kesalahan/kekeliruan mereka dan jangan
pula bahagia bila mereka keliru, bahkan seharusnya kita tidak memandang
kekeliruan dan kealpaan mereka.
9) Hendaknya kita sabar atas prilaku kurang baik mereka terhadap kita.
A. Kesimpulan
Moral adalah istilah manusia menyebutkan kemanusia ata orang lain yang dalam
tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral
artinya tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif dimata orang lain. Perilaku moral
berarti perilaku yang menyesuaikan dengan kode moral dari kelompok sosialnya.
Sedangkan perilaku immoral adalah perilaku yang gagal menyesuaikan pada harapan
sosial. Perilaku tersebut tidak dapat diterima oleh norma-norma sosial.
Perilaku unmoral adalah perilaku yang tidak menghiraukan harapan dari kelompok
sosialnya.
Terjadinya perbedaan pola sikap dan pola tindak remaja masa sekarang dengan remaja
masa dahulu tidak terlepas dari pengaruh globalisasi. Dalam kehidupan bermasyarakat
arti sebuah moral amatlah sangat penting. Maka sangat perlu adanya penanaman moral
pada diri sesorang.
Pendidikan karakter dewasa ini sangat diperlukan dikarenakan saat ini bangsa
Indonesia sedang mengalami krisis karakter dalam diri anak bangsa. Karakter dalam hal
ini adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk
cara pandang, bepikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan tersebut berupa sejumlah nilai
moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat pada orang
lain, disiplin, mandiri, kerja keras, dan kreatif.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA