Tugas Ini Disususn Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Karakter dan Anti Korupsi
Dosen Pengampu : Bpk. Kamarudin, S.Pd., M.Pd
Anggota :
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari doesen
pengampu, Bapak Kamarudin, S.Pd., M.Pd pada bidang studi mata kuliah Pendidikan Karakter
dan Anti Korupsi, Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
pengembangan karakter bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesemournaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………..
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan Indonesia, pendidikan karakter merupakan peran penting dalam
kemajuan moral suatu bangsa. Pendidikan harus mampu dalam mengembangkan kualitas
karakter anak bangsa. Senada dengan yang telah dirumuskan oleh Ki Hajar Dewantara
dalam undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
Pasal 3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dapat dikatakan,
UU No. 20 Tahun 2003 terihlami dari konsep pendidikan ala Ki Haja Dewantoro.
Dalam kehidupan seseorang karakter merupakan hal yang tidak terpisahkan. Karakter
adalah watak, tabiat, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai kebajikan yang diyakininya dan digunakannya sebagai landasan dan cara
pandang, berpikir, bersikap dan bertindak (Puskur,2010). Karakter terbentuk dari
kebiasaan. Kebiasaan dari saat anak-anak biasanya bertahan sampai maasa remaja. Orang
tua bisa mempengaruhi baik atau buruk pembentukan kebiasaan anak-anak mereka
(Lickona,2012:50). Pemikiran merupakan pembentuk karakter yang dapat memberikan
pendapat mengenai banyak hal yang membuat seseorang merasa nyaman dan menjadikan
hal tersebut sebagai karakter dan pembiasaannya. Karakter merupakan kualtas moral dan
mental seseorang yang pembentukannya dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
Potensi karakterbaik dari manusia sebelum manusia di lahirkan tetapi potensi tersebut
harus dibina pendidikan sejak usia dini.
B. Rumusan masalah
- Membangun pengembangan karakter di dalam diri.
- Membangun pengembangan karakter dalam keluarga.
- Membangun pengembangan karakter bangsa.
C. Tujuan
- Untuk mengetahui pengembangan karakter di dalam diri;
- Untuk mengetahui pengembangan karakter dalam keluarga.
- Untuk mengetahui pengembangan karakter bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
Membangun pendidikan karakter anak harus dimulai sejak dalam kandungan dan
sejak usia dini, karena usia dini adalah usia emas. Pengembangan karakter di
dalam diri perlu di latih sejak dini, dimana anak belajar memahami lingkungan
dan perasaan terhadap orang lain. Sehingga pendewasaan tiba seseorang dapat
memastikan dirinya menempatkan emosi, karakter dan jiwanya dengan baik
sesuai yang diharapkan. Dukungan serta rangsangan belajar yang baik dan efektif
dapat memberikan energi positif dan karakter yang baik dalam kehidupannya.
Sehingga menjadika seseorang yang dapat diandalkan dan memiliki karakter yang
penuh dengan tanggung jawab.
Secara etimologis keluarga berasal dari bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan
"warga" yang berarti "anggota”, keluarga adalah kelompok manusia yang terdiri
dari anggota-anggota keluarga, anggota tersebut dapat pula banyak atau berasal
dari lingkungan keluarga terdekat yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga
sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri dari sejumlah individu, memiliki
hubungan darah antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di
antara individu tersebut. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut
Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua
pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan di dalam perannya masingmasing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan.
Pendidikan dalam keluarga dapat berperan dalam bentuk kepribadian anak yang
berkarakter dewasa dalam berpikir dan berperilaku. Hal tersebut juga dikarenakan
orang tua dalam keluarga berperan penuh dalam mendidik dan memberi harapan
agar anak dapat memiliki kepribadian dan karakter yang positif untuk hidup
dalam masyarakat kelak. Orang tua sebagai pendidik utama dan pertama dalam
pembentukan karakter anak.
Mengarahlan perilaku anak untuk membentuk karakter yang positif dan dapat
mengarahkan agar dapat bisa perpikir dan berperilaku secara dewasa tidaklah
mudah. Perlu adanya pantauan dan pengawasan dari orang tua secara efektif dan
berkala. Efektik yaitu dilakukan secara tepat dan dengan waktu yang sesuai
dengan sifat dasar anak, dan berkalah yaitu secara terus menerus. Dapat diketahui
bahwa dalam menerapkan pendidikan karakter bukanlah menjadi perintah atau
larangan sebagai perintah atau senjata utama dalam mendidik anak, tetapi lebih
kepada bagaimana ruang oirang tua seharusnya dalam melakukan panduan dan
bimbingan kepada remaja, pertintah dan larangan memang diperlukan dalam
membentuk karakter anak tetapi bukan sebagai pokok atau sesuatu yang
diandalkan, namun keseimabangan kebahagiaan dan aspek lain perlu dalam
mengembangkan kualitas karakter anak.
Tujuh kebajikan utama dalam membangun kecerdasan moral dan karakter bangsa
yang kuat:
a. Empati, memahami dan merasakan kesedihan/ penderitaan orang lain
b. Nurani, merasakan dan menerapkan cara berprilaku yang manusiawi
c. Kontrol diri, mengendalikan pikiran dan tindakan agar dapat menahan
dorongan dari dalam atau mencegah dorongan dari luar sehingga dapat
bertindak benar
d. Rasa hormat, menghargai orang lain dengan berlaku baik dan sopan
e. Kebaikan hati, menunjukkan kepedulian terhadap kehidupan dan perasaan
orang lain
f. Toleransi, menghormati martabat dan menghargai hak semua orang meskipun
keyakinan berbeda antara satu dan yang lain
g. Keadilan, berpikir terbuka, tidak berat sebelah, bertindak adil/ berpihak pada
yang benar.
Dengan demikian, nilai-nilai karakter bangsa yang perlu ditransformasikan
kepada peserta didik sedini mungkin ada 9, sebagai berikut.
PENUTUP
A. Kesimpulan