DISUSUN OLEH :
KELAS B
KELOMPOK I
Anisa Hidayati A12120047
UNIVERSITAS TADULAKO
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya yang
berlimpah dalam penyusunan Makalah ini. Makalah ini merupakan syarat wajib
dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Kajian Lingkungan Hidup.
Ada kebanggaan tersendiri jika Makalah ini bisa selesai dengan hasil yang baik.
Dengan keterbatasan kami dalam membuatnya, maka cukup banyak hambatan yang
kami temui. Dan jika Makalah ini pada akhirnya bisa diselesaikan dengan baik
tentulah karena bantuan dan dukungan dari banyak pihak terkait.
Tak ada yang bisa kami berikan selain doa dan rasa terima kasih yang tulus
kepada para pendukung. Namun tidak lupa juga masukan yang berguna seperti saran
atau kritik dari para pembaca sangat diharapkan oleh kami. Kami sangat berharap
bahwa Makalah ini akan sangat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan
menambah pengetahuan bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengantar 2
2.2. Menggagas Konsep Lingkungan Hidup Sebagai PIP 3
2.3. Penetapan Konsep PIP Universitas Dan Implikasinya Terhadap Penataan
Organisasi Dan Penyiapan Sumber Daya 4
2.4. Sejarah PIP di Indonesia dan UNTAD 5
2.5. Hubungan KLH dan PIP di Universitas Tadulako 8
2.6. Pengertian dan Muatan KLH 8
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengantar
3
sebaiknya menjadi menjadi fokus dan sasaran kajian lingkungan hidup di wilayah
Sulawesi Tengah ini yang diangkat ke dalam program tri dharma perguruan tinggi”.
Dua pertanyaan pada dasarnya senapas. Pertanyaan pertama menuntut para pakar
lingkungan hidup mengidentifikasi dan menemukan “sasaran” atau “objek” atau
“biosentris” dari kajian lingkungan hidup.
4
Sumber daya yang dimaksud adalah SDM, sarana dan prasarana dan dana,
baik yang ada di lingkungan universitas maupun yang tersedia di
tengahtengah masyarakat (laboratorium, LSM) yang dapat memfasilitasi
pelaksanaan PIP dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pertanyaannya adalah
apakah UNTAD sudah memiliki sumber daya yang dapat memfasilitasi
pelaksanaan PIP melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut, tugas
lembaga adalah mengidentifikasi seluruh sumber daya yang ada dan berupaya
memberdayakannya secara optimal.
Tenaga ahli yang terdidik dalam disiplin kajian lingkungan hidup harus ikut
menggerakkan tenaga dosen lainnya, pimpinan fakultas/jurusan mengggarap
program-program PIP yang mempunyai nilai kontribusi tinggi terhadap pembangunan
daerah.
Sejarah PIP di Indonesia dimulai dari sejarah suatu bangsa dapat dilihat
perkembangan pendidikan yang dienyam oleh rakyat nya. Maju atau tidaknya suatu
bangsa juga dapat dilihat dari maju atau tidaknya suatu pendidikan suatu bangsa
5
tersebut. Begitupula dengan Indonesia yang memiliki sejarah perkembangan
pendidikan dari masa klasik hingga masa sekarang yang terus selalu berkembang.
Sesuai dengan perkembangan zaman, pendidikan juga selalu berkembang secara
dinamis. Namun, tidak ada bangsa yang berkembang secara dinamis tanpa ada proses,
pergerakan dan perkembangan pendidikannya. Indonesia dalam perjalanan sejarah
nya juga bergerak dengan proses, pergerakan dan perkembangan pendidikan nya.
Yang kita ketahui sendiri bahwa tokoh-tokoh pemimpin bangsa Indonesia juga
merupakan lulusan lembaga pendidikan. Apabila kita lihat perkembangan Indonesia,
pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam sejarah perjuangan bangsa
Indonesia. Pendidikan adalah kebutuhan mendasar suatu bangsa, begitu pula bangsa
Indonesia, untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta
meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Pada masa penjajahan bangsa asing, tanpa
disadari oleh pihak penjajah bahwa sistem pendidikan yang diberikan dapat menjadi
bumerang bagi mereka sendiri. Pemuda-pemuda pribumi yang mendapatkan
pendidikan dari penjajah justru berbalik menyusun kekuatan untuk memerdekakan
bangsa nya. Dan setelah merdeka, sistem pendidikan penjajah ada yang ditinggalkan
dan ada yang masih dipertahankan. Dalam pembahasan iniakan lebih dibahas tentang
perkembangan pendidikan Indonesia pada masa sebelum kolonial (Hindu-Budha),
pada masa kolonial, masa pergerakan, masa pendudukan jepang, masa kemerdekaan,
masa pemerintahan Soekarno, masa pemerintahan Soeharto , dan masa reformasi
sampai sekarang.
Ini adalah istilah yang sangat populer di kalangan akademisi perguruan tinggi
pada era tahun 80 an. Pola Ilmiah Pokok (PIP) merupakan hal yang membedakan jati
diri atau identitas universitas yang satu dengan yang lainnya. Kala itu, mulai dicita-
cita kan keunggulan masing-masing Universitas dari aspek atau bidang kajian
berbasis potensi yang pada masing-masing Universitas. Kala itu, setiap Universitas
6
berlomba membentuk jati dirinya mengikuti Pola Ilmiah Pokok (PIP) yang telah
ditetapkannya. Ada PIP kelautan, pertanian, lingkungan hidup, pemukiman dan lain-
lain. Waktu itu, juga dicitakan orang ingin belajar tentang satu bidang maka
datanglah Universitas sesuai PIP nya. Begitu juga, bila orang ingin mengetahui suatu
kajian keahlian, mereka datangi Universitas yang mendalami kajian bersangkutan.
Hal ini seperti tidak lagi terdengar saat ini. Ketika mahasiswa bertanya pada saat
workshop tentang kebudayaan dan beasiswa Perancis di Universitas Tadulako.
Mahasiswa tersebut bertanya tentang Universitas favorit di Perancis. Pihak kedutaan
Perancis yang hadir pada workshop saat itu memberikan penjelasan bahwa di
Perancis hingga saat ini tidak ada istilah Universitas favorit. Semuanya tergantung
apa yang ingin dipelajari, akan di tunjukkan ke Universitas yang sesuai dengan
kajiannya. Sejak PIP UNTAD dicetuskan tahun 1982 dan di bahas dalam serangkaian
seminar dan local, namun proses Implementasinya masih terbatas dalam bidang
pendidikan. Belum belajar simultan ke dalam tri dharma PT. kajian lingkungan hidup
masih dalam tatanan konsep tertulis dan belum jelas. Dari manajemen terjadi masa
inkubasi yang panjang dari lahirnya ide-ide dan gagasan PIP sampai dengan
tampil/munculnya program aksi Implementasi PIP. Kesenjangan waktu antara tiap
tahap proses manajemen menunjukan “Sisi Kelemahan Manajemen Lembaga”. Pada
sisi lain, formulasi tematis PIP UNTAD seperti disebutkan diatas masih
membingungkan dan kurang terdefenisikan atau ditafsirkan secara luas dan
mendalam. Formulasi tematis PIP tersebut umum, luas dan abstrak, dan tidak
kontekstual. Kajian lingkungan hidup dan pemukiman dua substansi kajian yang
mempunyai kedudukan yang sama yaitu “Lingkungan Hidup dan Pemukiman”. Tentu
saja formulasi PIP seperti itu sulit di transformasi ke dalam sebuah perencanaan
program akademik (Unmanegeble). 5 Sulit melahirkan konstektual dengan tuntutan
pengembangan ciri khas potensi sumber daya wilayah , karena itu beralasan bila
formulasi PIP yang lama perlu diformulasi dengan diberi batasan penafsiran.
7
Tujuannya untuk membangun visi yang sama di antara pengembangan /perubahan di
lembaga.
Hubungan KLH dan PIP di UNTAD yaitu dimana Kajian Lingkungan Hidup
dijadikan sebagai PIP di UNTAD karena lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dan semua benda, perilakunya, yang manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahtraan, perikehidupan dan kesejahtraan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Dan dikarenakan KLH melaksanakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat dalam rangka mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan
teknologi, dengan jalan memprakarsai dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan
pembangunan di daerah yang tertinggal pada khususnya, serta memberikan pelayanan
terbaik kepada masyarakat dalam hal pemberian konsultasi hukum, manajemen,
informasi ilmiah, paket-paket teknologi dan sebagainya.
Kajian Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengarui
perikehidupan dan kesejahtraan manusia serta makhluk hidip lain. Lingkungan hidup
juga bisa dikatakan rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipaif
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan, rencana, dan
program. Kajian Lingkungan Hidup memuat sebagai berikut:
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kajian Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengarui
perikehidupan dan kesejahtraan manusia serta makhluk hidip lain. Landasan berpikir
ini seharusnya tidak boleh terlepas jauh dari latar belakang sejarah lahirnya UNTAD,
karena lembaga pendidikan tinggi lahir dari niat dan cita-cita yang tulus dari tokoh-
tokoh masyarakat Palu ketika itu dimana mereka hanya mempunya satu tekad. Tanpa
lingkungan kita tidak akan bisa untuk hidup normal karena lingkungan hidup
merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan untuk pertumbuhan, karakter
dan bisa pula untuk kesehatan.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar diri manusia berupa
binatang,tumbuhan,termasuk pendidikan. Lingkungan pendidikan memiliki pengaruh
yang berbeda-beda terhadap peserta didik. Perbedaan pengaruh tersebut tergantung
jenis lingkungan pendidikan tempat peserta didik terlibat didalamnya. Hal ini karena
masing-masing jenis lingkungan pendidikan memiliki situasi social yang berbeda-
beda.Lingkungan dan lembaga pendidikan yang paling berpengaruh besar dan
terlama dalam proses perkembangan dan pendewasaan seorang anak terdapat dalam
keluarga karena keluarga merupakan tempat pertama kali seorang anak bersosialisasi
dengan lingkungan melalui Ibu sebagai orang tua yang sangat dekat dengan anaknya
tetapi tidak lupa pula dengan peran ayah dalam kehidupan sehari-hari.seiring dengan
proses perkembangan anak tersebut dan perkembangan zaman maka diperlukan peran
sekolah sebagai lingkungan dan lembaga pendidikan yang dapat meningkatkan
intelektual dan psikologis seorang anak.
10
3.2. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12