Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kalium
Kalium merupakan unsur kimia yang bernomor atom 19, dan termasuk
dalam logam-logam golongan alkali. Atom ini berada di kolom 1 dan periode 4
dari daftar periodik unsur. Sama halnya dengan unsur-unsur alkali lainnya, kalium
juga memiliki bilangan oksidasi +1. Kalium berwarna putih keperakan dan lunak.
Dan dalam bentuk elemen logamnya, potassium merupakan oksidator yang sangat
kuat. Logam ini bereaksi sangat cepat dengan udara dan air. Sama dengan logam-
logam lain yang satu golongan dengannya, hampir semua senyawa kalium larut
mudah dalam air. Kalium selalu ditemukan di air laut dan garam hasil penguapan.
Kalium adalah senyawa bermuatan positif, yang berbeda dengan natrium.
Kalium terdapat dalam sel. Kalium diabsorbsi dengan mudah dalam usus halus.
Sebanyak 80-90% kalium yang dikonsumsi diekskresi melalui urin, selebihnya
dikeluarkan melalui feses, sedikit melalui keringat dan cairan lambung (Wijayanti,
2017). Kalium ditemukan tahun 1807 oleh Sir Humphry Davy, yang berasal dari
logam kaustik kalium. Kalium adalah logam pertama yang diisolasi dengan
elektrolisis. Kalium berwarna putih keperakan dan terdapat secara alami terikat
pada unsur yang lain dalam air laut dan beberapa mineral lainnya. Kalium adalah
golongan trace elements yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (Utomo, 2005).
Kalium diekploitasi dari sylvite (KCl), langbeinite (MgSO4.K2SO4), dan
carnallite (KCl.MgCl2.6H2O). Kalium juga ditemukan di pinggir-pinggir perairan
asin yang memiliki tingkat penguapan tinggi (penambangan sylvite di Laut Mati
yang dilakukan oleh Yordania dan Israel). Kalium adalah logam kedua ringan
selepas litium. Ia adalah pepejal lembut yang mudah dikerat dengan pisau dan
mempunyai warna keperakan pada permukaan yang baru dipotong.
Kalium teroksida dengan cepat dalam udara dan haruslah disimpan dalam
minyak mineral atau kerosin untuk penyimpanan. Kalium bertindak cepat dengan
air dan menghasilkan hidrogen. Kalium jika berada di dalam air, memungkinkan
akan terbakar serta-merta. Garamnya memancarkan warna ungu apabila
didedahkan kepada nyala api. Atom kalium di alam semesta dibuat di saat-saat
peristiwa dari ledakan supernova dari bintang raksasa. Kalium terbuat dari
pembakaran oksigen pada kulit bintang ketika mereka meledak, atau sering
disebut reaksi fusi nuklit. Kalium dibuat bersama dengan beberapa unsur lainnya,
termasuk sulfur dan silikon, selama pembakaran oksigen saat ledakan supernova.
Kalium merupakan mineral zat mikro penting dalam gizi manusia; ia
membantu dalam pengecutan otot dan pengekalan keseimbaingan bendalir dan
elektrolit dalam sel tubuh. Kalium juga penting dalam penghantaran impuls saraf
serta pembebasan tenaga daripada protein, lemak, dan karbohidrat semasa
metabolisme. Memakan bermacam jenis makanan yang mengandungi kalium
adalah cara terbaik untuk memperoleh jumlah yang mencukupi. Individu sihat
yang memakan gizi yang seimbang jarang sekali memerlukan makanan tambahan.
Makanan yang mengandungi sumber kalium yang tinggi termasuklah pisang,
alpukat, saderi dan turnip, dan kebanyakan buah-buahan, sayur-sayuran dan
daging lain juga mengandungi kalium. Gizi yang mengandungi kandungan kalium
yang tinggi boleh merendahkan risiko menghidapi tekanan darah tinggi.
Kalium mengoksidasi dengan cepat di udara, dan sangat reaktif terutama
dalam air, dan menyerupai sodium secara kimiawi. Dengan kepadatan kurang dari
air, potassium adalah logam yang ringan kedua setelah lithium. Kalium adalah
logam padat yang lunak dan mudah dipotong dengan pisau dan bisa terbakar
dalam air (Wijayanti, 2017). Kalium dan tetangganya di sistem periodic unsur
berwujud padat pada suhu kamar, namun tidak dengan paduan (alloy) keduanya.
Alloy NaK yang mengandung 40-90% kalium yang berwujud cairan pada suhu
kamar. Alloy yang tersedia di pasaran adalah alloy dengan komposisi 78% K dan
22% Na yang tetap berwujud cair sampai suhu -12,6oC (9,3oF).
Kalium dalam jumlah yang relative kecil (kira-kira 2%) terletak dalam
cairan ekstraseluler dan dipertahankan dalam batasan sempit. Bagian terbanyak
dari kalium tubuh terletak dalam sel. Rasio kalium cairan intraseluler terhadap
cairan ekstraseluler membantu menentukan protensial istirahat membrane saraf
dan sel otot, perubahan kadar kalium plasma yang mempengaruhi fungsi
neuromuskular dan jantung. Distribusi kalium dipengaruhi oleh pH dan hormon
yang meningkatkan perpindahan kalium dalam sel (Horne dan Swearingen, 2000)
2.2. Kalium Nitrat
Kalium nitrat (KNO3) merupakan suatu senyawa garam yang disusun oleh
kation K+ dan anion NO3-. Senyawa ini bersifat elektrolit kuat dan merupakan
suatu sumber nitrogen paling penting dialam, biasanya kalium nitrar sering
disebut sebagai asam sendawa. Kalium nitrat memiliki kelarutan yang tinggi di
dalam air, karena bersifat elektrolit kuat yang mudah terionisasi menjadi ion-ion,
dengan keadaan 0oC dalam 1 L air kalium nitrat yang larut dapat mencapai 133 gr.
Kelarutan KNO3 tidak sebesar NaNO3 dengan kondisi yang sama.
KNO3 bersifat senyawa ion yang berwujud bubuk hitam teroksidasi
(disuplai oksigen). Sumber utama kalium nitrat adalah deposit, sebelum ada
industry nitrogen skala besar, yang mengkristalisasikan dari dinding gua atau
mengalirkan bahan organik yang membusuk. Tumpukan kotoran juga sumber
umum yang utama, yaitu amonia dari dekomposisi urea dan zat nitrogen lainnya
akan melalui oksidasi bakteri untuk memproduksi nitrat (Bukhari, 2013).
Proses permurnian KNO3 pertama kali dilakukan pada tahun 1270 melalui
perebusan dengan sedikit air dan hanya menggunakan larutan panas, kemudian
menggunakan kalium karbonat (Hasan dan Al-Rammah, 1998). Kalium karbonat
dalam bentuk abu kayu untuk menghilangkan kandungan kalsium didalamnya dan
mangnesium menggunakan pengendapan karbonatnya dari larutan sehingga
meninggalkan KNO3 yang dimurnikan kemudian dapat dikeringkan. KNO3 bisa
didapatkan engapan yang mengkristal pada dinding gua dan akumulasi guano
kelelawar di gua-gua, jerami, urin, dan asam nitrat melalui proses Herber.
KNO3 dapat digunakan sebagia pupuk, oksidator, pengawetan, dan
pembuatan makanan, serta dalam dunia farmakologi. KNO3 juga dapat digunakan
sebagai bahan dalam roket dan pasta gigi anti sensitive. Kristal KNO 3 berbentuk
ortorombik pada suhu kamar, dan dapat berubah menjadi sistem trigonal pada
suuh 129oC. KNO3 yang dipanaskan pada suhu 550-790oC dibawah tekanan
atmosfer oksigen akan melepaskan oksigen dan mencapai kesetimbangan.
KNO3 mengandung dua unsur hara penting yang dibutuhkan tanaman, yatu
44% kalium dan 12% nitrogen. Nitrogen dan kalium merupakan dua unsur makro
yang diperlukan tanaman. Kalium diserap tanaman dalam bentuk K+. Ion ini
dengan mudah disalurkan dari organ dewasa ke organ muda. Kalium merupakan
pengaktif dari sejumlah besar enzim yang penting untuk respirasi dan fotosintesis,
Kalium juga dapat mengaktifkan enzim yang membentuk pati Tanaman yang
kekurangan kalium akan mengakumulasi karbohidrat lebih rendah karena
fotosintesis lambat. Kekurangan kalium juga menyebabkan daun kuning, batang
menjadi lemah, dan rentan terhadap hama (Salisbury dan Ross, 1995).
Pupuk daun dan sudah beredar di pasaran yang telah banyak digunakan
oleh para petani diantaranya adalah KNO3 (Hanif dan Ashari, 2014). KNO3 adalah
merupakan pupuk majemuk N, K dengan Kandungan N 13% dan K 2O 44%.
Pemupukan melalui daun ditentukan oleh faktor larutan pupuk, keadaan iklim dan
karakteristik tanaman. Kenaikan jumlah tunas generatif meningkat seiring dengan
penyemprotan KNO3 setelah rompes, karena K bekerjasama dengan N untuk
memperoleh kesehatan tanaman, kualitas, dan produksi tanaman yang tinggi.
Penyemprotan pupuk daun dengan KNO3 setelah tanaman berbunga tidak
berpengaruh nyata pada produksi buah, karena bahan kimia KNO 3 digunakan
untuk pengaturan untuk pembungaan (Hanif dan Ashari, 2014). Pemberian pupuk
KNO3 dinilai lebih efektif diberikan setelah rompes dan sebelum berbunga. Perlu
dilakukan pengkajian untuk meningkatkan persentase buah jadi untuk dapat
menghasilkan produksi apel yang tinggi dengan pemanfaatan KNO3.
Kemampuan senyawa KNO3 untuk memecahkan dormansi berhubungan
dengan peran ion K+ dalam meningkatkan translokasi sukrosa dari daun ke mata
tunas, pada peningkatan sintesis sukrosa peningkatan transportasi sukrosa pada
apoplas mesofil daun, peningkatan pemuatan floem maupun pengaruh langsung
dari peningkatan tekanan osmosis. Peningkatan persentase buah dan malai
berbuah oleh perlakuan KNO3 yang mungkin disebabkan KNO3 yang dibrikan
meningkatkan kekuatan sink dari tunas-tunas bunga dibanding tunas-tunas
vegetatif sehingga translokasi asimilasi lebih banyak ke tunas bunga yang
mengakibatkan pecahnya dormansi tunas bunga tersebut (Wulandari, 2003).
Perlakuan dengan menggunakan larutan kimia KNO3 pada benih bertujuan
untuk menjadikan kulit benih lebih mudah dimasuki air pada waktu proses
imbibisi. Menurut Sutopo (2010), perlakuan dengan larutan kimia seperti KNO 3
dengan konsentrasi pekat melunakkan kulit benih sehingga mempermudah proses
imbibisi benih. KNO3 juga sebagai salah satu jenis perangsang perkecambahan.
Kalium memiliki kontribusi yang besar terhadap potensi osmotik sel dan jaringan
glikofitik dari berbagai spesies tanaman. Peran utama dari penggunaan kalium
adalah sebagai aktivator dari sebagian besar enzim dalam benih.
Menurut Schmidt (2000), KNO3 merupakan senyawa kimia perangsang
perkecambahan yang paling sering digunakan. KNO3 mempunyai pengaruh yang
kuat terhadap persentase perkecambahan dan vigor benih. Menurut Copeland dan
McDonald (1997), kalium nitrat merupakan bahan kimia yang paling banyak
digunakan untuk meningkatkankan perkecambahan benih. Larutan KNO 3 yang
umum dalam pengujian perkecambahan secara rutin dan direkomendasikan oleh
International Seed Testing Association (ISTA) untuk tes perkecambahan. Benih
tanaman sensitif terhadap larutan KNO3 dan juga sensitif terhadap cahaya.
2.3. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan suatu proses pembentukan kristal dari larutannya
dan kristal yang dihasilkan dapat dipisahkan secara mekanik. Kristalisasi juga bisa
didefinisikan sebagai peristiwa pembentukan partikel-partikel zat padat dalam
suatu fase yang homegen. Kristalisasi dari suatu larutan dapat terjadi jika padatan
terlarut dalam keadaan berlebih atau diluar kesetimbangan, maka sistem akan
mencapai kesetimbangan dengan cara mengkristalkan padatan terlarut tersebut.
Kristalisasi senyawa dalam larutan langsung pada permukaan transfer panas
dimana kerak terbentuk memerlukan tiga faktor simultan yaitu konsentrasi lewat
jenuh, nukleasi, dan waktu kontak yang memadai (Khairunisa dkk, 2019).
Menurut Khairunisa dkk. (2019) yang menyatakan bahwa proses berupa
penguapan pada larutan akan menyebabkan kondisi larutan menjadi jenuh dan
kondisi lewat jenuh dicapai secara simultan melalui pemekatan larutan, dan
penurunan daya larut setimbang saat kenaikan suhu menjadi suhu penguapan.
Pembentukan inti kristal terjadi saat larutan dengan keadaan jenuh, kemudian
sewaktu larutan melewati kondisi lewat jenuh beberapa molekul akan bergabung
membentuk inti kristal. Inti kristal ini akan terlarut apabila ukurannya lebih kecil
dari ukuran partikel kritis, sementara itu kristal-kristal akan berkembang bila
ukurannya lebih besar dari partikel kritis, apabila ukuran inti kristal menjadi lebih
besar jika dibandingkan dari inti kritis maka akan terjadi pertumbuhan kristal.
Menurut Cahyana dkk. (2014) yang menyatakan bahwa laju pertumbuhan
kristal biasanya ditentukan berdasarkan laju difusi zat terlarut pada permukaan
kristal dan juga laju pengendapan zat terlarut pada kristal tersebut. Daya dorong
difusi zat-zat terlarut tersebut adalah perbedaan antara konsentrasi zat-zat terlarut
pada permukaan kristal dan pada larutan. Kristal-kristal yang telah terbentuk
mempunyai muatan ion yang lebih rendah dan memiliki sifat yang cenderung
untuk menggumpal sehingga menyebabkan terbentuknya kerak.
Faktor-faktor yang dapat memepengaruhi proses kristalisasi adalah derajat
lewat jenuh larutan yang akan melalui proses kristalisasi. Faktor lainya adalah
jumlah inti kristal yang terbentuk dalam proses kristalisasi atau yang bisa disebut
dengan luas permukaan total dari jumlah kristal yang terbentuk, dalam proses
kristalisasi terdapat proses pebentukan inte kristal yaitu nukleasi sekunder dan
juga nukleasi primer, inti kristal yang terbentuk ini akan mengakibatkan kristal
semakin cepat terbentuk. Faktor yang selanjutnya adalah viskositas larutan yang
akan dikristalisasi, jenis dan banyaknya zat pengotor yang ada di larutan juga akan
mempengaruhi jumlah kristal yang terbentuk. Faktor lainnya yang juga dapat
mempengaruhi pembentukan kristal adalah pergerakan yang terjadi antara larutan
dan juga molekul-molekul krsistal yang terbentuk (Mulyani, 2016).

2.4. Kalium Nitrat sebagai Produksi Asam Sendawa


Menurut Saputro dkk. (2016) yang menyatakan bahwa senyawa nitrit dan
juga nitrat memiliki efek positif yang sangat menguntungkan dan bertanggung
jawab untuk pengembangan warna dan cita rasa pada proses pengolahan daging,
sumber antioksidan yang kuat untuk melindungi citarasa dari bau amis dan juga
tengik akan bereaksi sebagai antimikrobial yang kuat untuk mengontrol
pertumbuhan bakteri penghasil toksin botulisme yang mematikan. Tidak ada
senyawa lain telah ditemukan sampai saat ini yang dapat menggantikan secara
efektif semua fungsi nitrit yang berperan dalam pengolahan daging.
Penggunaan asam sendawa sintesis yang dapat berupa nitrat ataupun nitrit
dalam proses pengolahan daging secara konvensional juga memiliki efek negatif
yang saat ini telah mengundang kekhawatiran terhadap keamanan pangan yang
diantaranya dapat menyebabkan methaemoglobinemia dan karsinogen n-
nitrosamin. Dampak negatif tersebut menjadi alasan banyak peneliti yang
berusaha untuk menemukan pengganti dari kalium nitrat sintesis dan untuk
menemukan alternatif pengolahan daging alami yang dipersepsikan lebih sehat
dan tentunya akan lebih aman (Saputro dkk, 2016). Pemerintah Indonesia sendiri
sebenarnya telah melarang penggunaaan kalium nitrat ataupun natrium nitrat
sintesis untuk digunakan dalam standar pangan organik (BSN, 2002).
Senyawa kimia yang berupa kalium nitrat merupakan sumber alami dari
mineral nitrogen. Senyawa ini tergolong ke dalam senyawa nitrat dengan rumus
KNO3. Nama umunya termasuk sendawa atau saltpetrel, nama sendawa juga
ditetapkan untuk natrium nitrat. Penerapan yang paling berguna dari kalium nitrat
adalah produksi asam sendawa, produksi ini dilakukan dengan menambahkan
asam sulfat yang terkonsentrasi encer dan kalium nitrat. Proses tersebut kemudian
akan menghasilkan asam sendawa dan kalium silfat yang akan dipisahkan melalui
proses distilasi fraksional. Kalium nitrat juga dapat digunakan sebagai pupuk,
model bahan pembakar roket, dan dalam berbagai petasan seperti bom asap, serta
kalium nitrat digunakan untuk bahan pengawetan makanan seperti pengawetan
untuk daging, sosis, bakso, dan lain sebagainya (Sugiyarto, 2003).
Proses pengawetan sendiri terbagi menjadi tiga yaitu pengawetan secara
alami, pengawetan secara biologis, dan pengawetan secara kimia. Pengawetan
secara alami merupakan proses pengawetan yang dilakukan secara alami melalui
proses pemanasan ataupun pendinginan. Pengawetan secara biologis merupakan
pengawetan yang dilakukan dengan bantuan mikroorganisme, proses pengaetan
bisa dengan menggunakan fermentasi dan proses pengawetan dengan bantuan
berbagai macam enzim, seperti enzim bromalin yang didapat dari buah nanas dan
enzim papain yang didapatkan dari buah pepaya. Pengawetan secara kimia
menggunakan bahan-bahan kimia seperti asam sitrat, asam propionat, termasuk
asam sendawa. Asam sendawa merupakan senyawa organik yang berbentuk
kristal putih atau tidak memiliki warna, rasanya cenderung asin dan dingin. Asam
sendawa mudah larut di dalam air dan meleleh pada suhu 37ᵒC (Hudaya, 1978).
2.5. KNO3 sebagai pupuk
KNO3 merupakan suatu senyawa garam yang disusun oleh kation K + dan
anion NO3 - . Senyawa ini bersifat elektrolit kuat dan merupakan suatu sumber
nitrogen paling penting dialam, biasanya kalium nitrar sering disebut sebagai
sendawa chili, karena bersifat elektrolit kuat yang mudah terionisasi menjadi ion-
ion. Kalium nitrat memiliki kelarutan yang tinggi di dalam air, dengan keadaan 0
0
C dalam 1 L air kalium nitrat yang larut dapat mencapai 133 g, namun
kelarutannya tidak sebesar NaNO3 kondisi yang sama (Anggraini dkk, 2018)
Kalium Nitrat diantaranya dapat digunakan sebagai pupuk, oksidator,
pengawetan dan pembuatan makanan, serta dalam dunia farmakologi. Kalium
nitrat juga dapat digunakan sebagai bahan dalam roket dan pasta gigi anti sensitif.
Kristal kalium nitrat berbentuk ortorombik pada suhu kamar, dan dapat berubah
menjadi sistem trigonal pada suhu 129 °C. Pemanasan kalium nitrat sampai suhu
antara 550 dan 790 °C di bawah tekanan atmosfer oksigen, senyawa melepaskan
oksigen dan mencapai suatu kesetimbangan (Situmorang dan Mikael, 2019).
Upaya peningkatan produksi tanaman yang tepat dan ramah lingkungan
salah satunya dengan pemberian pupuk dengan dosis yang sesuai. Pemupukan
merupakan faktor penting dalam pemeliharaan tanaman. Pemupukan bertujuan
untuk mencukupi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Salah satu unsur hara yang
dibutuhkan oleh tembakau adalah kalium. Kalium membantu tanaman untuk tahan
terhadap pengaruh suhu dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit.
Peningkatan daya tahan tanaman dapat menekan timbulnya gangguan penyakit
khususnya serangan virus. Tanaman tembakau memerlukan unsur kalium dalam
jumlah yang besar. Unsur ini dapat ditambahkan dalam bentuk pupuk KNO3.
Tembakau jenis virginia adalah tembakau yang dibudidayakan oleh masyarakat
Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk K (KNO3)
terhadap pertumbuhan dan produksi varietas tembakau (Hutapea dkk, 2014).
Unsur hara K pada senyawa KNO3 dapat menggantikan peran unsur N
pada tanaman, yang mudah tercuci. Unsur K juga dapat mengikat N saat tanaman
dalam keadaan kelebihan nitrogen. Nitrogen dalam KNO3 juga berguna untuk
merangsang pertumbuhan batang, cabang, daun serta pembelahan sel, pembesaran
sel dan memperlambat masaknya biji dan memperpanjang masa vegetatif. Unsur
hara kalium juga sangat dibutuhkan setelah nitrogen, kebutuhan K pada fase
vegetatif lebih besar sebab K penting pembentukan daun (Anggraini dkk, 2018).
Penambahan asam sulfat berkonsentrasi dengan larutan encer kalium nitrat
melalui destilasi fraksional merupakan penerapan paling berguna bagi kalium
nitrat dalam produksi asam sendawa. Kalium nitrat juga digunakan sebagai pupuk,
bahan bakar roket, beberapa bahan petasan, berperan dalam pembuatan mesiu, dan
pasta gigi sensitif. Kalium nitrat juga berguna dalam proses pendinginan,
beberapa diantaranya digunakan untuk pembuatan eskrim, dan juga digunakan
sebagai komposisi umum dari daging yang diasinkan.
Pupuk kalium nitrat dapat meningkatkan bobot segar umbi bawang merah,
karena hara kalium yang terkandung dalam pupuk mampu meningkatkan
pertumbuhan vegetatif tanaman, sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung
dengan baik dan dapat menghasilkan fotosintat maksimal yang ditranslokasikan
keseluruh bagian yang membutuhkan dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk
umbi. Umbi tersebut akan menghasilkan jumlah anakan yang lebih banyak dan
ukurannya yang akan menjadi lebih besar (Hutapea dkk, 2014).
KNO3 dapat juga memecahkan dormansi. Hal ini diduga berkaitan dengan
peran ion K+ dalam meningkatkan translokasi sukrosa dari daun ke mata tunas,
baik peningkatan sintesis sukrosa, laju transportasi sukrosa pada apoplas mesofil
daun, pemuatan floem maupun peningkatan tekanan osmosis. Pupuk KNO 3 lebih
direkomendasikan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
pupuk KCl yang biasa digunakan selama ini (Situmorang dan Mikael, 2019).
Selain terdapat unsur hara K, pupuk KNO 3 juga mengandung unsur hara N
sebanyak 13% dan kandungan K2O dalam KNO3 sebanyak 46%. Pupuk KCl
mengandung 60-63% K2O sehingga pupuk K ini yang paling umum digunakan.
Klorida yang terdapat dalam pupuk KCl merupakan unsur hara mikro dimana bila
bentuk Cl lebih dari 0,1% bagi tanaman pada umumnya maka akan menimbulkan
keracunan. Peningkatan dosis kalium nitrat dapat mendorong penambahan jumlah
daun tanaman bayam. Hal ini dikarenakan kadar kalium yang cukup tinggi dapat
meningkatkan kandungan pati, sehingga dapat merangsang pertumbuhan daun
2.6. Penelitian Terkait
Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh penggunaan kalium nitrat
adalah yang dilakukan oleh candra dkk. (2017) dengan judul Pengaruh
perendaman beberapa konsentrasi potassium nitrat (KNO 3) dan air kelapa
terhadapa viabilitas biji delima (Punica granatum L.). Potassium Nitrat (KNO3)
merupakan salah satu perangsang perkecambahan yang sering digunakan. Air
kelapa merupakan larutan yang dapat digunakan untuk mempercepat proses
perkecambahan. Parameter pengamatan adalah persentase perkecambahan, laju
perkecambahan, indeks vigor, persentase kecambah normal, persentase kecambah
abnormal dan persentase biji tidak tumbuh. Hasil penelitian menunjukkan
perlakuan konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap parameter persentase
perkecambahan, laju perkecambahan biji, indeks vigor, persentase kecambah
normal dan persentase biji tidak tumbuh. Perlakuan konsentrasi air kelapa
berpengaruh nyata terhadap parameter persentase perkecambahan, indeks vigor,
dan persentase kecambah normal dan persentase biji tidak tumbuh.
Menurut Farianti (2017), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
pemberian kalium Nitrat (KNO3) terhadap pengisian biji tiga varietas tanaman
kedelai (Glycine max (L.) Merriill), kedelai adalah pangan yang penting di
Indonesia. Beragamnya penggunaan kedelai mengakibatkan meningkatnya
konsumsi kedelai. Ketidakseimbang antar kemampuan petani dalam memproduksi
dengan kenaikan permintaan menjadi permasalahan. Faktor yang mengakibatkan
ketidakseimbangan yaitu rendahnya hasil. Penambahan kalium nitrat merangsang
pengisian biji kedelai sehingga biji dapat terbentuk secara sempurna. Interaksi
yang nyata terjadi antara varietas dan dosis pupuk KNO3 terhadap pengisian biji
yaitu meliputi bobot segar, bobot kering, jumlah jumlah biji dan bobot biji kering.
Penelitian Anwar dkk. (2018), yang berjudul Response of growth and
yield of shallots (Allium ascolanicum L.) by potassium nitrate (KNO3) and
organic liquid fertilization. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis
optimal pupuk KNO3 dan pupuk organik cair dalam meningkatkan pertumbuhan
dan hasil bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk KNO3 40 g
per petak memberikan pertumbuhan dan hasil bawang merah terbaik.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, P. D., Handayani, T. T., Yulianty, dan Zulkifli. 2018. Pengaruh


Pemberian Senywa KNO3 (Kalium Nitrat) terhadap Pertumbuhan
Kecambah Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench). Jurnal Biologi
Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati. Vol. 5(1): 37-42.
Anwar, A., dkk. 2018. Response of Growth and Yield of Shallots (Allium
ascolanicum L.) by Potassium Nitrate (KNO3) and Organic Liquid
Fertilization. World Journal of Pharmaceutical and Life Sciences. Vol.
4(11): 16-22.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2002. SNI 01-6729-2002 tentang Sistem
Pangan Organik. Jakarta: BSN.
Bukhari. 2013. Pengaruh Konsentrasi KNO3 dan Lama Perendaman Terhadap
Viabilitas dan Vigor Benih Pepaya (Carica papaya L.). [SKRIPSI]. Aceh
Barat (IDN): Universitas Teuku Umar.
Cahyana, A.,, Marzuki, A., dan Cari. 2014. Kinematika Kristalisasi pada Kaca
60TeO2-30ZnO-10Na2O. Prosiding Seminar Nasional Fisika dan
Pendidikan Fisika. Surakarta. 5(1): 25-29.
Candra, R. A., Lahay, R. R., dan Sitepu, F.E. 2017. Pengaruh Perendaman
Beberapa Konsentrasi Potassium Nitrat (KNO3) dan Air Kelapa terhadap
Viabilitas Biji Delima (Punica granatu,L.). Jurnal Agroekoteknologi. Vol.
5(3): 700-706.
Copeland, L. O. dan McDonald, M. B. 1997. Seed Science and Technology. US:
CRC Press.
Farianti, N. L. I., Herlina, N., dan Haryono, D. 2017. Pengaruh Pemberian Kalium
Nitrat (KNO3) terhadap Pengisian Biji Tiga Varietas Tanaman Kedelai
(Glycine max (L.) Merriill). Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 5(7): 1110-
1118.
Hanif, Z. dan Ashari, H. 2014. Pengaruh Pemberian Pupuk Kalium Nitrat (KNO 3)
Terhadap Hasil Panen Buah Stroberi (Fragaria x ananassa). Prosiding
Seminar Nasional Perhorti 2014. Malang. 5-6 November 2014: Hal. 7-14.
Hasan, N. A., dan Al-Rammah. 1998. The Book of Military Horsemanship and
Ingenious War Devices. Syria: University of Aleppo.
Horne, M. M. dan Swearingen, P. L. 2000. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan
Asam Basa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hudaya, S. 1974. Food Additives. Bandung: Penerbit Fakultas Pertanian-
Universiatas Padjajaran.
Hutapea, A. S., Hadiastono, T., dan Martisudiro, M. 2014. Pengaruh Pemberian
Pupuk Kalium (KNO3) terhadap Infeksi Tobacco Mosaik Virus (TMV)
pada Bebebrapa Varietas Tembakau
Khairunisa, L.F., Widyasanti, A., dan Nurjanah, S. 2019. Kajian Pengaruh
Kecepatan Pengadukan terhadap Rendemen dan Mutu Kristal Patchouli
Alcohol dengan Metode Cooling Crystallization. Jurnal Keteknikan
Pertanian Tropis dan Biosistem. Vol.7(1): 55-66.
Mulyani, D. 2016. Kajian Suhu Kristalisasi dan Konsentrasi Etanol pada
Kristalisasi Molase yang Dijernihkan. [SKRIPSI]. Bandung (IDN).
Universitas Pasundan.
Salisbury, F. B. dan Ross, C. W. 1995. Plant Physiology. US: Wadsworth
Publishing Company.
Saputro, E., Bintoro, V.P., dan Pramono, Y.B. 2016. Agen Kyuring Alami
Pengganti Natrium Nitrit Sintesis pada Kyuring Daging Sapi. Jurnal
MEDIAGRO. Vol.12(1): 65-75.
Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub
Tropis. Jakarta: Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan
Sosial.
Situmorang, dan Mikael, R. 2019. Pemberian Vermikompos dan Pupuk Kalium
Nitrat (KNO3) terhadap Sifat Kimia Tanah dan Produksi Bawang Merah
(Allum ascalonicum L.) di Lahan Sawah Pasca Panen. [SKRIPSI]. Medan
(IDN). Universitas Sumatera Utara.
Sugiyarto, K.H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: UNJ.
Sutopo, L. 2010. Teknologi Benih. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Utomo, T. 2005. Health Quotient Cerdas Kesehatan untuk Eksekutif. Jakarta:
Grasindo.
Wijayanti, N. 2017. Fisiologi Manusia dan Metabolisme Zat Gizi. Malang: UB
Press.
Wulandari, Y. R. E. 2003. Induksi Pembungaan Mangga Varietas Manalagi
dengan Aplikasi Paklobutrazol dan KNO3dan Studi Pembungaanya.
[SKIRPSI]. Bogor (IDN): Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai