Anda di halaman 1dari 17

Laporan Kimia Organik Hidrokarbon

HIDROKARBON

Syahrol Muslim*, Dian Andriani, Edi Supriadi, Erma Maruni, Kurnia Dewi,
Melia Septiriyani, Yulistiya Vidyaning Maulidya dan Widya Angely

Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Tanjungpura

Jl. Prof. Hadari Nawawi, Pontianak

Syahrol.muslim@gmail.com

Abstrak

Telah dilakukan percobaan hidrokarbon, Hidrokarbon merupakan senyawa


organik yang tersusun hanya oleh karbon C dan Hidrogen. Hidrokarbon
terbagi menjadi tiga jenis yaitu hidrokarbon jenuh, hidrokarbon tak jenuh dan
hidrokarbon aromatik. Hidrokarbon jenuh (alkane dan sikloalkana) bersifat
inert dan tidak mudah bereaksi dengan pereaksi umum, sedangkan
hidrokarbon tak jenuh (alkena dan sikloalkena) dapat, mengalami reaksi adisi
dan reaksi oksidasi. Pada percobaan ini mendapatkan hasil kelarutan dan
densitas dalam ligroin ada yang larut da nada yang tidak larut, dalam
pembakaran ada perbedaan dari warna asap dan warna api, dalam uji bromin
ada senyawa yang bereaksi, bereaksi sebagian maupun tidak bereaksi,
dalam uji KMnO4 beberapa senyawa pekat setelah ditambakan 2 tetes
KMnO4, dan dalam uji H2SO4 banyak senyawa yang tidak bereaksi.

Kata kunci : Hidrokarbon, hidrokarbon jenuh, hidrokarbon tak jenuh, asam


sulfat dan kalium permanganat.

1.Pendahuluan

Pada awal abda ke-19 orang meyangka bahwa zat-zat dalam tumbuh-
tumbuhan dibentuk oleh sesuatu yang gaib dan belum diketahui sifat-sifatnya.
Kemudian kepercayaan ini lambat laun hilang dan pada tahun 1828 seorang
ahli kimia, Fiedrich Mohler yang dapat membouat ureum dari zat-zat
anorganik. Selain tumbuh-tumbuhan dan hewan, masih ada sumber senyawa
hidrokarbon yang kompleks misalnya, gula, amilum, protein, glukosida,
antibiotika, minyak, lemak dan lain-lain. Dari batu bara diperoleh kokas, gas
batu bara yang mengandung berbagai senyawa organic. Minyak bumi
merupakan campuran senyawa-senyawa karbon, terutama hidrokarbon
Tujuan dilakukannya percobaan ini untuk mengetahui sifat-sifat hidrokarbon
dan dapat menentukan reakivitas kmia berdasarkan jenis hidrokarbon (jenuh,
tak jenuh dan aromatik). Prinsip pada percobaan ini adalah mengetahui sifat-
sifat hidrokarbon dan dapat menentukan reakivitas kmia berdasarkan jenis
hidrokarbon (jenuh, tak jenuh dan aromatik) dengan cara memisahkan
senyawa hidrokarbon menggunakan metode sifat fisika dan kimia. Metode
pada sifat fisika, kelarutan dan densitas dalam air dan kelarutan dan densitas
dalam dietil eter. Sedangkan dalam metode kimianya dengan cara
pembakaran, uji bromin, uji KMnO4 dan uji H2SO4. Identifikasi ini bermanfaat
untuk sintesis obat-obatan, pendayagunaan bahan bakar, proses pembuatan
sabun, plastik dan lain-lain.

Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon yang


hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon merupakan senyawa
yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Molekul yang
paling sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu
dan tekanan baku, merupakan komponen utama gas alam (Wilbraham, 1992).

Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon


yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai
satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih
atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan
hidrokarbon tidak jenuh (Fessenden, 1997).

Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang


biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan
ikatan rangkap bersilih–ganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari
hidrokarbon asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas
(Syukri, 1999).

Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai


empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas. Semua elektron
terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup stabil dan disebut
juga parafin yang berarti kurang reaktif (Wilbraham, 1992).

Alkana biasa disebut dengan senyawa hidrokarbon jenuh. Disebut


hidrokarbon karena didalamnya hanya terkandung atom karbondan hydrogen.
Disebut jenuh karena hanya memiliki ikatan tunggal C-H dan C-C saja. Alkana
memiliki rumus CnH2n+2, dimana n adalah bilangan asli yang menyatakan
jumlah atom karbon. Alkana juga sering disebut sebagai senyawa alifatik. Hal
ini dikarenakan lemak-lemak hewani mengandung rantai panjang yang mirip
dengan alkana (Fessenden dan Fessenden, 1982).

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap


karbon-karbon. Alkena terdapat dalam jumlah berlebih da alam. Etilena,
sebagai contohnya adalah hormon tanaman yang memacu pematangan
buah, dan α-pinen adalah senyawa terbanyak dalam turpentin. Contoh
lainnya adalah beta karoten, mengandung sebelas ikatan rangkap dua,
merupakan pigmen warna kuning yang mewarnai wortel. Beta karoten
meupakan vitamin pro vitamin A (Fessenden dan Fessenden, 1982).

Alkuna adalah hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap tiga karbon.


Kedua kelompok senyawa ini disebut hidrokarbon tak jenuh karena memiliki
atom hydrogen perkarbon lebih seidikit dibanding dengan alkane, alkena yang
memiliki percabangan akan mengalami penururna seikit titik didih (Marsuali,
2004).

Reduksi dan oksidasi merupakan reaksi-reaksi yang sangat umum di dalam


kimia organic. Reaksi-reaksi ini dapat mempengaruhi perubahan senyawa-
senyawa dengan ikatan rangkap dua, ikatan rangkap tiga, alkohol, aldehid,
keton dan senyawa-senyawa lain. Reaksi reduksi adalah reaksi antara satu
senyawa dengan hydrogen, sedangkan reaks ioksidasi adalah reaksi antara
satu senyawa dengan oksigen. Hasil-hasil reduksi (reduction product) dan
hasil-hasil oksidasi (oxidation product) tergantung dari substrat dan kondisi
proses (Sumardjo, 2009).

Reaksi adisi artinya penambahan atau penangkapan. Dalam reaksi adisi,


suatu zat ditambahkan ke dalam suatu senyawa yang mempunyai ikatan
rangkap sehingga ikatan rangkap itu berubah menjadi ikatan tunggal
(Sumardjo, 2009)

Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom ataugugus dengan atom


atau gugus lain. Jadi, dalam reaksi ini, satu atom atau gugus yang terdapat
dalam ranai utama akan meninggalkan rantai utama tersebut dan tempatnya
yang kosong akan diganti oleh atom gugus yang lain (Sumardjo, 2009).

Eliminasi artinya penghilangan atau pelepasan. Reaksi eliminasi dapat


dianggap kebalikan dari reaksi adisi. Pada reaksi ini, dua atom atau gugus
yang masing-masing terkait pada dua buah atom karbon yang letaknya
berdampingan dilepaskan oleh suatu pereaksi sehingga menghasilkan ikatan
rangkap (Sumardjo,2009).

1. Metodologi

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada

praktikum ini adalah kaca arloji, korek api, pipet tetes dan tabung reaksi.

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini meliputi aquades,benzena,


H2SO4 pekat, larutan 1% bromin dalam sikloheksana, larutan 1% KMnO4
aqueous, ligroin, n-Heksana, parafin, sikloheksena dan toluena.

1. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini dilakukan dengan 2 sifat dan 6 cara kerja.
Pertama kelarutan dan densitas dalam air, kedua kelarutan dan densitas
dalam ligroin, ketiga pembakaran, keempat uji bromin, kelima uji KMnO4 dan
keenam uji H2SO4.

Kelarutan dan Densitas Dalam Air

Diberi label tabung reaksi dengan nama senyawa yang akan diuji.
Dimasukkan ke dalam masing-masing tabung 5 tetes benzena, parafin, n-
heksana, sikloheksena dan toluena. Ditambahkan 5 tetes akuades ke dalam
masing-masing tabung, dan dikocok tabungnya untuk mencampur isinya.
Diamati dan dicatat pada lembar pengamatan. Disimpan tabung untuk
dibandingkan dengan percobaan berikutnya.

Kelarutan dan Densitas Dalam Dietil Eter

Diberi label tabung reaksi dengan nama senyawa yang akan diuji.
Dimasukkan ke dalam masing-masing tabung 5 tetes benzena, parafin, n-
heksana, sikloheksena dan toluena. Ditambahkan 5 tetes dietil eter ke dalam
masing-masing tabung. Dibandingkan tabung ini dengan percobaan
sebelumnya. Diamati dan dicatat pada lembar pengamatan.

Pembakaran

Dimasukkan masing-masing 5 tetes hidrokarbon yang sesuai : benzena,


parafin, n-heksana, sikloheksena dan toluene pada masa arloji dan dibakar
dengan korek api. Diamati api yang terbentuk dari warna asap maing-masing
senyawa uji. Dicatat pada lembar pengamatan.

Uji Bromin

Diberi label tabung reaksi dengan nama senyawa yang akan diuji.
Dimasukkan ke dalam masing-masing tabung 5 tetes hidrokarbon yang
sesuai : benzena, parafin, n-heksana, sikloheksena dan toluena.
Ditambahkan tetes demi tetes larutan 1% bromin dalam sikloheksana, disertai
pengocokan setiap penetesan. Dihitung jumlah tetesan larutan 1% bromin
dalam sikloheksena, hingga warnanya tetap ada dan tidak hilang. Dicatat
pada lembar pengamatan.

Uji KMnO4

Diberi label tabung reaksi dengan nama senyawa yang akan diuji.
Dimasukkan ke dalam masing-masing tabung 5 tetes hidrokarbon yang
sesuai : benzena, parafin, n-heksana, sikloheksena dan toluena.
Ditambahkan tetes demi tetes larutan 1% KMnO4 aqueous disertai
pengocokan setiap penetesan. Dihitung jumlah tetesan larutan 1% KMnO4
aqueous, jangan menambah lebih dari 10 tetes. Dicatat pada lembar
pengamatan.
Uji H2SO4

Diberi label tabung reaksi dengan nama senyawa yang akan diuji.
Dimasukkan ke dalam masing-masing tabung 5 tetes hidrokarbon yang
sesuai : benzena, parafin, n-heksana, sikloheksena dan toluena. Dilakukan
percobaan satu persatu tiap tabung. Ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat pada
tabung, dirasakan perubahan suhunya. Diamati peruban yang terjadi. Dicatat
pada lembar pengamatan.

III. Hasil dan Pembahasan

Uji Sifat Fisik Senyawa Hidrokarbon

Air Dietil Eter

Sampel

Kelarutan Densitas Kelarutan Densitas


Hidrokarbon

Benzena Tidak larut Terjadi pemisahan Larut Tidak terjadi


Parafin Tidak larut Terjadi pemisahan Larut Tidak terjadi
n-heksana Tidak larut Terjadi pemisahan Larut Tidak terjadi
Sikloheksena Tidak larut Terjadi pemisahan Larut Tidak terjadi
Toluena Tidak larut Terjadi pemisahan Larut Tidak terjadi

Uji Kimia Senyawa Hidrokarbon

Sampel

Pembakaran Uji Bromin Uji KMnO4 Uji H2SO4


Hidrokarbon

Asap warna putih, api


Benzena Tidak bereaksi 2 tetes Panas, berea
merah keemasan
Asap warna putih, api Tidak panas
Parafin Sebagian bereaksi 4 tetes
biru keemasan bereaksi
Tidak ada asap, api
n-heksana Tidak bereaksi 3 tetes Panas, tdak
warna biru
Tidak ada asap, api Tidak panas
Sikloheksena Bereaksi 2 tetes
biru keorenan bereaksi
Asap warna hitam, api
Toluena Sebagian bereaksi 2 tetes Panas, tidak
oren keemasan

Kelarutan dan Densitas Dalam Air


Aquades (H2O), air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom
H dan O tidak berwarna, tidak berbau dan merupakan pelarut yang baik untuk
bermacam-macam zat (Hadyana, 2002). Sikloheksena, hidrokarbon alfatik
jenuh berlingkar tunggal yang mempunyai rumus umum CnH2n. jadi, rumus
umumnya sama dengan rumus umum alkena, hanya saja struktur kimianya
berbentuk lingkar. Namanya dibentuk dari nama alkana yang sesuai dengan
menambahkan awalan siklo- (Sumardjo, 2009). Toluena, dalam larutan
benzena dan toluena, tekanan uap setia[ komponen mematuhi hukum Raoult.
Ketergantungan tekanan uap total (Pt) dalam larutan benzena toluena pada
komposisi larutannya (Chang, 2004). Pelarut polar (air, metanol, dan etanol).
Air yang dicampurkan dengan pelarut-pelarut tersebut dapat larut dengan
mudah karena memiliki kesamaan sifat, yaitu sama-sama bersifat polar.
Pelarut non-polar (benzena, sikloheksena, parafin dan n-heksana). Dalam
pencampuran air dengan pelarut-pelarut tersebut terlihat adanya dua lapisan
yang menunjukkan bahwa sampel tidak larut, dimana air selalu berada pada
lapisan bawah karena air memiliki massa jenis yang lebih berat di bandingkan
benzena,

sikloheksena, parafin dan n-heksana. Air memiliki sifat, ikatan hidrogen


intermolekul, mempunyai momen dipol tinggi sebesar 1,850D, tetapan
dielektriknya 78,5, mempunyai kemampuan untuk mensolvasi, ionnya besar
dan senyawa polar. Tujuan dari penggunaan air adalah untuk melarutkan zat-
zat dengan baik, karena air adalah pelarut yang baik untuk bermacam-macam
zat. Pada percobaan ini terbentuk dua fasa dan terjadi pemisahan antara
akuades dan hidrokarbon, densitas diatas lebih kecil dan densitas dibawah
lebih besar.

Kelarutan dan Densitas Dalam Dietil Eter

Dietil eter, juga dikenal sebagai eter dan etoksi etana, adalah cairan mudah
terbakar yang jernih, tak bewarna dan bertitik didih rendah serta berbau khas.
Hasil yang didapatkan Benzena larut , tidak terjadi pemisahan,
parafin larut, tidak terjadi pemisahan, n-heksana larut tidak terjadi
pemisahan, sikloheksena larut tidak terjadi pemisahan, dan toluena larut
tidak terjadi pemisahan.

Pembakaran

Tujuan mempengaruhi perubahan senyawa-senyawa dengan ikatan rangkap


dua, ikatan rangkap tiga, alkohol, aldehid, keton dan senyawa-senyawa lain .
Pada percobaan ini dilakukan pembakaran atau oksidasi, sampel yang
digunakan diletakan pada kaca arloji kemudian dibakar, dari hasil yang
didapatkan n-heksana tidak ada asap dan api warna biru, sikloheksena tidak
ada asap dan api biru keorenan, toluena asap warna hitam dan api woren
keemasan, benzene asap warna putih dan api biru keemasan dan parafin
asap putih serta api merah keemasan. asap yang sangat hitam, karena
kereaktifan yang sangat besar, sedangkan pada asap yang tidak bewarna,
karena kereaktifannya tidak besar.

Uji Bromin

Tujuan uji bromin adalah untuk mengamati reaksi halogenisasi, juga untuk
mengetahui pengaruh cahaya dalam mempercepat terjadinya reaksi senyawa
hidrokarbon. Uji bromin untuk membedakan ikatan rangkap menjadi ikatan
tunggal. Perubahan yang terjadi adalah parafin membentuk 2 fasa dan
bereaksi sebagian, sikloheksena membentuk 2 fasa dan bereaksi, n-heksana
tidak bereaksi, toluena bereaksi sebagian, dan benzena tidak bereaksi.

Uji KMnO4

Uji bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan heksana,


benzena,dan sikloheksana tehadap oksidator KMnO4 yang merupakan
katalis. Kalium permanganat telah digunakan sebagai zat pengoksid secara
meluas lebih dari 100 tahun ini. Regensia ini mudah diperoleh murah dan tak
memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer (Day
dan Underwood,1986 ). Dalam larutan yang bersifat basa, KMnO4 agak
mudah mengoksidasi ion-ion iodida, sianida, tiosianat, dan beberapa senyawa
organik, tetapi tidak dapat mengoksidasi ion oksalat. Inilah sebabnya
beberapa senyawa organik dioksidasi oleh kalium permanganat menjadi
oksalat bukan menjadi karbondioksida (Rivai, 1995). Hasil yang didapatkan
dalam percobaan ini ialah benzene ditambahkan 2 tetes berubah menjadi
ungu pekat, parafin setelah ditambahkan 4 tetes warna larutan berubah
menjadi ungu pekat, n-heksana ditmbahkan 5 tetes berubah menjadi warna
ungu pekat, sikloheksena ditambahkan 2 tetes berubah menjadi ungu pekat
dan toluena ditambahkan 2 tetes menjadi ungu pekat. Sebelum ditetes warna
pada senyawa tidak berwarna dan setelah ditetes warnanya berubah menjadi
ungu, tujuan setiap tetesan adalah untuk titer dapat habis bereaksi yang
ditandai dengan perubahan warna indikator, warna tetes tersebut ialah warna
ungu dan setelah ditmabhkan dengan KMnO4 menjadi warna ungu semua
senyawa tersebut. Terbentuknya suatu endapan ialah ketika kelarutan dari zat
terlarut, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah
tertentu pelarut pada suhu tertentu.

Uji H2SO4

H2SO4 pekat berfungsi sebagai oksidator. Hal inilah yang menyebabkan


terjadinya perubahan warna. Dari hasil percobaan, umumnya uji ini
menghasilkan larutan bening yang terpisah berdasarkan tingkat
kekeruhannya. Sedangkan bau yang ditimbulkannya kurang menyengat.
Asam sulfat (H2SO4) merupakan senyawa yang tidak berwarna. Asam sulfat
dibuat dengan menggunakan proses kamar timbal, tetapi sekarang tealah
digantikan dengan proses kontak (oksidasi katalistik dan sulfur dioksida)
(Martin, 1994). Hasil yang didapatkan pada percobaan ini ialah benzena
dalam kedaan panas mengalami bereaksi, parafin dalam keadaan tidak panas
tidak terjadi reaksi, n-heksana dalam keadaan panas tidak terjadi reaksi,
sikloheksena dalam keadaan tidak panas tidak terjadi reaksi dan toluena pada
keadaan panas tidak terjadi reaksi.

1. Kesimpulan
2. Sifat fisik yang ada pada air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari
atom H dan O tidak berwarna, tidak berbau dan merupakan pelarut yang
baik untuk bermacam-macam zat. ). Air yang dicampurkan dengan pelarut-
pelarut tersebut dapat larut dengan mudah karena memiliki kesamaan
sifat, yaitu sama-sama bersifat polar.
3. Sifat kimia yang ada pada percobaan ini adalah mengalami oksidasi,
halogenisasi, adisi dan substitusi.

Daftar Pustaka

Chang, R., 2004, Kimia Dasar, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Day dan Unserwood, 1986, Kimia Analisis Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.

Fessenden R.J., dan Fessenden, J.S., 1982, Dasar-dasar Kimia


Organik, Binarupa Aksara, Jakarta

Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1997, Dasar-dasar Kimia


Organik, Binarupa Aksara, Jakarta

Hadyana, A.P., 2002, Kamus Kimia, Balai Pustaka, Erlangga, Jakarta

Marsuali, M., 2004, Kandungan Bahan Organik, n-Alkana, Aromatik, dan


Total Hidrokarbon dalam Sedimen di Perairan Raha Kabupaten Muna,
Sulawesi Tenggara, Makara Sains, Universitas Khairun, Ternate
Indonesia.
Martin, A., 1994, Kamus Sains, Penerjemah Ahmad, Lintang Pustaka Pelajar,
Jogjakarta.

Rivai, H., 1995, Asas Kimia, UI, Jakarta

Sumardjo, D., 2009, Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah


Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta,
EGC, Jakarta

Syukri, S., 1999, Kimia Dasar 3, ITB, Bandung

Wilbraham, A. C., 1992, Pengantar Kimia Organik dan Hayati, ITB,


Bandung.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


Judul : Reaksi Kimia Beberapa Hidrokarbon

TujuanPercobaan : 1. Mempelajari reaksi beberapa hidrokarbon

2. Memperkirakan banyaknya ikatan rangkap dalam minyak tanah

dan premium

Pendahuluan

Persenyawaan organik yang mengandung atom karbon dan hidrogen dinamakan


Hidrokarbon. Hidrokarbon banyak digunakan untuk minyak dan sumber bahan mentah
yang murah. Hidrokarbon didapat dari alam sebagai gas alam dan minyak mentah. Minyak
tanah, solar, dan premium merupakan hasil dari pemurnian minyak mentah yaitu suatu
percampuran persenyawaan kompleks yang kebanyakan dari hidrokarbon (Fessenden,
1998).

Hanya ada satu hidrokarbon yang mempunyai satu atom karbon yaitu metana (CH 4).
Hidrokarbon lain mengandung dua atau lebih atom karbon yang saling diikat oleh satu,
dua atau tiga ikatan. Hidrokarbon yang mempunyai hanya satu ikatan dinamakan
hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai
ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh. Hidrokarbon jenuh
dengan atom-atomnya bersatu dalam rantai lurus atau bercabang disebut alkana. Alkena
merupakan hidrokarbon yang mengandung satu ikatan rangkap dua, dan alkuna
merupakan hidrokarbon yang mengandung satu ikatan rangkap tiga (Fessenden, 1998).

Reaksi yang sangat spesifik pada alkena adalah reaksi addisi dimana reagen ditambahkan
ke ikatan rangkap untuk menghasilkan senyawa jenuh. Reaksi addisi merehibridisasi
karbon ikatan rangkap dari sp2 ke sp3. Brom (Br2) bukan suatu asam, tetapi zat ini dapat
diaddisi kedalam ikatan rangkap karena molekul brom dapat dipolarisasi. Ikatan pi yang
bergabung dengan molekul brom dapat menyebabkan molekul brom berpolarisasi,
sehingga ujung molekul brom sebagian bersifat positif dan ujung lainnya bersifat negatif.
Ujung positif molekul brom yang terpolarisasi dapat berfungsi sebagai elektrofil
(Fessenden, 1998).

Senyawa asam seperti H2SO4 dapat mengaddisi ikatan rangkap alkena. Mula-mula alkena
dimasuki proton membentuk karbokation yang lebih stabil. Hasil karbokation ini
kemudian dimasuki hidrogen sulfat (HSO4-). Campuran ini menyebabkan alkena dihidrasi.
Asam sulfat memberi proton untuk membentuk karbokation. Selanjutnya air sebagai
pengganti ion hidrogen sulfat bereaksi dengan karbokation. Reaksi ini menghasilkan
alkohol (Fessenden, 1998).

Prinsip Kerja

Prinsip kerja pada percobaan kali ini adalah hidrokarbon direaksikan dengan beberapa
reagen khusus seperti air brom dan asam sulfat pekat untu diamati reaksi yang terjadi
untuk menentukan jumlah ikatan rangkapnya..

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tabung reaksi, pipet tetes,
erlenmeyer 50 mL, gelas beker 100 mL, gelas ukur 10 mL.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah larutan H2SO4pekat, minyak
tanah, bensin, solar, Br2, toluena, akuades.

Prosedur Kerja

a. Reaksi dengan brom


Masukkan kedalam 5 tabung reaksi yang bersih dan kering masing-masing 3 mL
air brom, tandai setiap tabung dengan nomer 1 sampai 5. Tambahkan kedalam
tabung tetes demi tetes hidrokarbon sambil dikocok dan hitunglah jumlah tetes
hidrokarbon sampai tidak terjadi perubahan warna.
b. Reaksi hidrokarbon dengan asam sulfat pekat
Masukkan 1 mL hidrokarbon kedalam tabung reaksi bersih dan kering.
Tambahkan 1 mL asam sulfat pekat dan kocoklah dengan hati-hati. Amati
terjadinya perubahan dan timbulnya panas, kemudian tuangkan campuran
kedalam beker gelas 100 mL yang diisi aquades serta amati ada tidaknya lapisan
minyak yang mengapung diatas air.
c. Komposisi hidrokarbon dalam minyak tanah dan premium
Masukkan 5 mL hidrokarbon kedalam erlenmeyer 100 mL yang bersih dan kering.
Tambahkan 5 mL H2SO4 pekat, kocoklah campuran itu dan biarkan beberapa saat.
Buanglah lapisan bawah secara hati-hati menggunakan pipet. Ulangi penambahan 5
mL H2SO4 pekat untuk yang dua, dan buang asam sulfatnya. Dan yang ketiga cuci
hidrokarbon dengan 5 mL air seperti penambahan asam sulfat dan buang airnya.
Perkirakan apakah kelima jenis hidrokarbon yang tersisa jumlahnya sama.
Tambahkan tetes demi tetes air brom kedalam hidrokarbon yang didapat sampai
warna brom tetap. Bandingkan hasilnya dengan yang diperoleh pada langkah 1.
Waktu yang dibutuhkan

No. Prosedur Waktu Alokasi Waktu Ket.

@sampel 5
1. Reaksi dengan Br2 07.00-07.30 1 jam
menit
Reaksi dengan @sampel 10
2. 08.00-09.00 1 jam
H2SO4 pekat menit

@sampel 20
3. Komposisi Hidrokarbon 09.00-10.30 1 jam
menit

Data

a. Reaksi dengan brom


Hidrokarbon Jumlah Tetes Perubahan

Terpisah menjadi 2 fase. Lapisan atas berwarna


Toluena 10 oranye senja, lapisan bawah berwarna kuning
keruh
Terpisah menjadi 2 fase. Lapisan atas berwarna
Minyak tanah 20
kuning senja, lapisan bawah berwarna oranye senja
Terpisah menjadi 2 fase. Lapisan atas berwarna
Solar 20 oranye keruh, lapisan bawah berwarna kuning
senja cerah
Terpisah menjadi 2 fase. Lapisan atas tidak
berwarna, lapisan bawah berwarna kuning senja
Bensin 20 cerah. (setelah ditambah Br2, lapisan bawah
menjadi tidak berwarna, tanda Br2 bereaksi
seluruhnya)

b. Reaksi hidrokarbon dengan asam sulfat pekat


Hidrokarbon + H2SO4 + aquadest

Terbentuk minyak yang kemudian


Terdapat 2 fase, lapisan atas
hilang, juga terbentuk larutan
Toluena berwarna putih, lapisan bawah
putih kemudian menjadi tidak
tidak berwarna
berwarna
Terjadi cracking di lapisan atas,
Terdapat 2 fase, lapisan atas tidak
Minyak lapisan dibawahnya tidak
berwarna, lapisan bawah
tanah berwarna, dan lapisan paling
berwarna merah bata
bawah berwarna putih (lilin)
Terbentuk minyak yang kemudian
Terdapat 2 fase, lapisan atas
hilang, lapisan dibawahnya tidak
Solar berwarna coklat, lapisan bawah
berwarna, dan lapisan paling
berwarna hitam
bawah berwarna putih (lilin)

Terbentuk minyak yang kemudian


Terdapat 2 fase, lapisan atas tidak
hilang, larutan berwarna putih
Bensin berwarna, lapisan bawah
menyebar dan lapisan dibawahnya
berwarna coklat
berwarna putih (lilin)

c. Komposisi Hidrokarbon dalam minyak tanah, solar dan premium


Jumlah Tetes Air
Hidrokarbon Perubahan
Brom

Larutan memisah menjadi dua fase.


Toluena 45 Lapisan atas berwarna oranye cerah, dan
lapisan bawah berwarna putih keruh.
Larutan memisah menjadi dua fase.
Lapisan atas berwarna putih sedikit
Minyak tanah 10
oranye, dan lapisan bawah berwarna
putih keruh.
Larutan memisah menjadi dua fase.
Solar 20 Lapisan atas berwarna putih keoranyean,
dan lapisan bawah berwarna putih keruh.
Larutan memisah menjadi dua fase.
Lapisan atas berwarna sedikit oranye, dan
Bensin 10 lapisan bawah tidak berwarna. Setelah
dikocok keduanya larut menjadi satu
berwarna putih dengan sedikit keruh.

Hasil

a. Reaksi dengan Br2

Hidrokarbon Keterangan

Toluena Bereaksi

Minyak Tanah Bereaksi

Solar Bereaksi

Bensin Bereaksi

b. Reaksi dengan Asam sulfat pekat

Hidrokarbon Keterangan

Toluena Bereaksi terbentuk minyak

Minyak Tanah Bereaksi terbentuk minyak

Solar Bereaksi terbentuk minyak

Bensin Bereaksi terbentuk minyak

c. Komposisi Hidrokarbon dalam minyak tanah, solar dan premium

Hidrokarbon Jumlah paling banyak C

Toluena 

Minyak Tanah 

Solar 

Bensin 

Pembahasan Hasil

Percobaan dilakukan dengan 3 bahasan. Sampel yang tersedia adalah toluena, minyak
tanah, bensin, dan solar. Percobaan pertama yaitu reaksi hidrokarbon dengan Br 2.
Percobaan dilakukan dalam lemari asam karena Br2 mudah menguap. Keempat sampel
menunjukkan reaksi berbeda saat Br2 ditetesi hidrokarbon. Keempat sampel terpisah
menjadi dua fase. Hal ini dikarenakan kedua senyawa ini memiliki perbedaan massa jenis.
Lapisan bawah adalah lapisan Br2 karena senyawa Br2 memiliki massa jenis lebih tinggi
daripada keempat sampel. Namun sampel memiliki kalerutan sebagian dengan Br2 terbukti
dari munculnya warna oranya. Pencampuran ini menghasilkan reaksi brominasi
(halogenasi) yaitu substitusi atom H oleh atom halogen. Pada sampel bensin, awalnya
terbentuk 2 fase, namun setelah dikocok kuat larutan menjadi tidak berwarna dan menjadi
satu fase. Hal ini membuktikan bahwa bensin bereaksi dengan Br2. Pada sampel solar,
terbentuk 2 fase larutan. Lapisan berwarna coklat keruh dan lapisan bawah berwarna
kuning pudar. Lapisan atas merupakan sampel yaitu solar karena memiliki massa jenis
lebih rendah dibanding Br2. Solar larut sebagian didalam Br2terbukti dari adanya
perubahan warna pada solar yang semakin pekat. Pada sampel minyak tanah juga terjadi
hal yang sama. Larutan terpisah menjadi dua fase. Lapisan atas berwarna kuning pudar
(minyak tanah) dan lapisan bawah adalah Br2 yang berwarna oranye. Sedangkan didalam
toluena, larutan terbentuk 2 fase, lapisan atas berwarna oranye, dan lapisan bawah
berwarna kuning pudar. Hal ini berbanding terbalik dengan sampel minyak tanah karena
toluena banyak larut dalam Br2. Selain itu benzena dan turunannya lebih mudah untuk
melakukan reaksi substitusi daripada reaksi adisi. Reaksi addisi dapat terjadi pada benzena
namun pada suhu tinggi dan dengan bantuan katalis.

Gambar percobaan 1. Dari kiri ke kanan :


Bensin, solar, minyak tanah, toluena.

Percobaan selanjutnya yaitu reaksi hidrokarbon dengan asam sulfat pekat. Pada
pencampuran ini terjadi reaksi sulfonasi yaitu reaksi adisi yang biasanya terjadi pada
senyawa yang memiliki ikatan rangkap. Molekul senyawa yang memiliki ikatan rangkap
menyerap atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Reaksi
dengan H2SO4 menghasilkan asam alkana sulfonat. Senyawa aromatik seperti toluena dapat
direaksikan dengan H2SO4 karena ikatan rangkapnya beresonansi. Dua dari sampel yang
tersedia yaitu bensin dann minyak tanah menimbulkan panas saat direaksikan dengan
H2SO4karena H2SO4 melepas panas. Pada sampel toluena, saat ditambah H2SO4 terbentuk 2
fase, lapisan atas berwarna putih dan lapisan bawah tidak berwarna. Setelah ditambah air,
terbentuk minyak dan larutan menjadi berwarna putih.

Dari kiri ke kanan:


Toluena + H2SO4
Toluena + air

Pada sampel minyak tanah, penambahan H2SO4 membentuk lapisan 2 fase. Lapisan bawah
berwarna merah bata, dan lapisan atas tidak berwarna. Setelah ditambah air, terjadi
proses cracking dilapisan atas, dibawahnya larutan tidak berwarna dan lapisan paling
bawah adalah lapisan lilin berwarna putih. Pada sampel solar, penambahan
H2SO4membentuk 2 fase, lapisan bawah berwarna hitam, dan lapisan atas berwarna coklat.
Setelah ditambah air, muncul minyak, dibawahnya larutan tidak berwarna dan lapisan
paling bawah yaitu putih lilin. Pada sampel bensin, penambahan H 2SO4 membentuk 2 fase
yaitu lapisan berwarna coklat dibawah dan lapisan tidak berwarna diatas. Setelah
ditambah air, terbentuk minyak, kemudian larutan putih menyebar dan lapisan bawah
adalah larutan putih lilin.

Percobaan selanjutnya yaitu komposisi hidrokarbon dalam minyak tanah, solar dan bensin.
Sampel dicampur dengan H2SO4 untuk memutuskan ikatan rangkapnya. Namun apabila
setelah ditambah H2SO4 warnanya masih sangat keruh maka menandakan bahwa ikatan
rangkapnya masih sangat banyak. Seharusnya setelah dicuci dengan H2SO4 dua kali dapat
mengurangi banyaknya ikatan rangkapnya. Pada sampel bensin, penambahan
H2SO4 membuat larutan melepas panas. Pada penambahan H2SO4 pertama larutan
berwarna oranye kehitaman pekat. Setelah dipisahkan, dilakukan penambahan
H2SO4 kedua yang juga melepas panas. Larutan menjadi berwarna kuning senja pekat.
Kemudian larutan dicuci dengan akuades sebanyak dua kali untuk mengikat H2SO4 yang
tersisa didalam sampel. Setelah itu ditetesi Br2 untuk menguji ikatan rangkapnya. Apabila
terbentuk warna oranye maka ikatan rangkapnya telah berkurang. Bensin membutuhkan
10 tetes Br2 untuk menguji ikatan rangkapnya. Larutan memisah menjadi 2 fase. Lapisan
atas berwarna sedikit oranye dan lapisan bawah tidak berwarna. Setelah dikocok keduanya
tercampur merata. Pada sampel minyak tanah, penambahan H2SO4 pertama menimbulkan
panas, dan larutan berwarna oranye kehitaman pekat. Penambahan H2SO4 kedua
menimbulkan panas dengan warna larutan kuning senja pekat. Penambahn air pada
sampel juga menimbulkan panas. Penambahn Br2 pada sampel membutuhkan 10 tetes dan
larutan memisah menjadi dua fase. Lapisan diatas berwarna putih sedikit oranye. Dan
lapisan bawah berwarna putih keruh. Pada sampel solar penambahan H 2SO4 maupun air
tidak menimbulkan panas. Penambahan H2SO4 pertama membentuk larutan coklat
kehitaman. Penambahan H2SO4 kedua membentuk larutan coklat kehitaman pula. Setelah
ditambah air larutan menjadi berwarna putih keruh. Penambahan Br2 membutuhkan 20
tetes, dan larutan terpisah menjadi 2 fase yaitu lapisan atas berwarna putih keoranyean,
dan lapisan bawah berwarna putih keruh. Pada sampel toluena, butuh 45 tetes Br2 dan
larutan memisah menjadi 2 fase. Lapisan atas berwarna oranye dan lapisan bawah
berwarna putih keruh. Berdasarkan hasil praktikum, sampel yang memiliki ikatan rangkap
paling banyak adalah bensin, miyak tanah dan solar.

Dari kiri ke kanan:


Bensin, minyak tanah, solar, dan toluena.
Toluena memiliki paling sedikit ikatan
rangkap dibanding 3 sampel lainnya.

Dalam reaksi dengan H2SO4, juga terjadi proses pirolisis atau cracking yaitu proses
pemecahan senyawa sehingga dihasilkan hidrokarbon dengan rantai C lebih pendek. Selain
itu ada pula peristiwa pembentukan lilin yaitu pembentukan senyawa yang kecil-kecil
menjadi senyawa yang lebih besar.

Kesimpulan

Hidrokarbon seperti toluena, minyak tanah, solar, dan bensin membentuk reaksi positif
dengan Br2. Reaksi hidrokarbon dengan H2SO4pekat menghasilkan minyak yang bersifat
sementara. Dari keempat sampel hidrokarbon, bensin memiliki ikatan rangkap paling
banyak, disusul minyak tanah, solar dan terakhir toluena.

Referensi

Fessenden, J. Ralph. 1998. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta : Binarupa Aksara.

Saran

Untuk praktikum selanjutnya agar bahan diperlengkap sehingga lebih memudahkan kita
dalam mengamati reaksi yang terjadi terhadap sampel. Untuk pipet tetes agar masing-
masing menggunakan pipet tetes besar bukan yang kecil.

Nama Praktikan

Lubabah Putri Dhuha (121810301061)

Anda mungkin juga menyukai