pubescens Vahl)
Oleh :
RAHMADONA SYUKRI
No.BP/Kelas : 1701039/ VI A
PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
(Herbasetin) Pada Tanaman Laban (Vitex Pubescens Vahl)” dengan baik dan lancar.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
Terwujudnya makalah ini, juga tidak terlepas dari hasil bimbingan berbagai pihak. Untuk itu,
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kelemahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada pihak-pihak yang
membacanya.
Rahmadona Syukri
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki kekayaan alam
yang berlimpah. Salah satu kekayaan alam Indonesia adalah kekayaan hayati.
Hutan Indonesia menjadi habitat ribuan flora yang memiliki sejumlah manfaat
bagi manusia khususnya untuk obat-obatan. Ada sekitar 40.000 spesies tumbuhan
tersebar di seluruh hutan Indonesia dan sekitar 940 spesies diantaranya berpotensi
sebagai bahan obat-obatan. Tanaman obat yang ada di Indonesia ini merupakan
90% dari total tanaman obat yang ada di daerah Asia (Dorly, 2005).
bagi kehidupan manusia. Salah satu daerah Indonesia yang memiliki sumber daya
alam hayati yang berlimpah adalah Provinsi Riau. Kekayaaan sumber daya alam
hayati Provinsi Riau belum banyak dikenal, terlebih dari segi keanekaragaman
bahan kimia yang dikandungnya. Salah satu jenis tumbuhan yang banyak terdapat
Laban merupakan tanaman dari genus Vitex dan famili Verbenaceae. Laban
tumbuh subur di hutan dan juga biasa ditanam sebagai tanaman pelindung
maupun pagar di sekitar rumah penduduk. Kulit batang tumbuhan Laban oleh
masyarakat lokal digunakan sebagai pemberi aroma pada pembuatan ikan asap,
kayu bakar serta sebagai bahan obat tradisional seperti obat urticaria, maag,
rhinitis dan limpanitis, serta dijadikan obat untuk penambah stamina dan obat
Kandungan kimia kulit batang Laban yang telah dilaporkan Enih Rosamah,
dkk. (2010) adalah senyawa metabolit sekunder seperti triterpenoid, steroid, dan
flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu senyawa yang sering diteliti karena
flavonoid jenis tertentu dapat mengurangi proses penuaan dini yang diakibatkan
flavonoid meredam radikal bebas dengan cara menyediakan sisi pengikatan untuk
Legundi (Vitex trifola) dan tanaman Milla (Vitex altissima) dengan Laban (Vitex
Berdasarkan studi literatur dan hasil uji pendahuluan (fitokimia dan KLT),
saponin pada ekstrak metanol kulit batang Laban. Dari uji fitokimia, didapatkan
fenyawa fenolat, sedangkan untuk saponin adalah negatif. Hasil positif flavonoid
ditandai dengan terbentuknya warna pink hingga merah. Ekstrak metanol kulit
positif flavonoid juga diberikan pada uji KLT ekstrak metanol kulit batang Laban
dengan pereaksi penampak noda serium sulfat. Hasil pengujian KLT memberikan
Oleh karena itu perlu dilakukan kajian lebih dalam terhadap kandungan
flavonoid (herbasetin) pada kulit batang Laban yang diduga berpotensi untuk
1. Apa saja kandungan kimia yang terdapat pada tanaman Laban (Vitex
pubescens Vahl)?
1.3. Tujuan
pubescens Vahl).
Vahl).
pubescens Vahl).
Vahl).
PEMBAHASAN
berikut:
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Vitex
dan Kalapapa. Pohonnya bisa mencapai tinggi 3-15 meter dan memiliki diameter
cokelat pucat. Kelopak daunnya berjumlah 3 atau 5 buah. Memiliki bunga yang
halus berwarna kuning keputihan dan terdapat buah yang apabila matang
Selain itu Gautam, et al. (2008) juga telah berhasil mengisolasi senyawa
flavonoid dari daun dan ranting Vitex negundo Linn yaitu negundosida, agnusida,
vitexilacton rotundifuran
O OH
COOCH3
HO
O
OH O
O OH
OH HO
HO CH3 O
OH
O
HO
HO OH
O
O OH O
negundosida vitegnosida
H3C OH
O
O O
H3C
ORha
OH O
3-ramnosida
pubescens Vahl)
metanol kayu Laban memiliki aktivitas antijamur dan antirayap (Agustina, 2002).
Pada penelitian lain, Hendra Prawira, dkk (2012) telah membuktikan bahwa asap
cair dari kayu Laban memiliki bioaktivitas dan dapat digunakan sebagai bahan
Selain itu, Rita Rakhmawati (2006) juga telah berhasil mengisolasi senyawa
yang mempunyai kerangka kumarin dengan substitusi metoksi pada C-3, asetil
pada C-7, dan adanya gugus OH. Senyawa hasil isolasi ini telah diuji efek
sitotoksiknya terhadap tiga cell line yaitu sel HeLa, Mieloma dan SiHa. Dan
hasilnya adalah senyawa tersebut memiliki efek sitotoksik terbesar pada sel
Mieloma in vitro.
tumbuhan merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang telah diwariskan
secara turun-temurun. Salah satu jenis tumbuhan obat yang sering dimanfaatkan
masyarakat setempat sebagai obat alami, salah satu tumbuhan yang sering
pengobatan tradisional adalah tumbuhan laban, daun pohon ini digunakan oleh
masyarakat setempat untuk obat sakit perut dengan cara memakan langsung
daun mudanya, ada juga dengan meminum air rebusannya (Hermansah dkk,
2015).
2.5. Flavonoid
benzen (C6) terikat pada satu rantai propan (C3) sehingga membentuk suatu
dan neoflavonoid.
sikhimat dan jalur asetat-malonat yang merupakan dua jalur utama biosintesis
cincin aromatik. Cincin A dari struktur flavonoid berasal dari jalur poliketida
sedangkan cincin B dan tiga atom karbon dari rantai propan berasal dari jalur
tumbuhan terikat pada gula yang disebut dengan glikosida (Harborne, 1996).
a. Flavonol
glikosida, dan aglikon flavonol yang umum yaitu kamferol, kuersetin, dan
oleh udara tetapi tidak begitu cepat sehingga penggunaan basa pada
b. Flavon
Flavon (2) berbeda dengan flavonol dimana pada flavon tidak terdapat
glikosidanya lebih sedikit dari pada jenis glikosida pada flavonol. Flavon
merupakan zat warna yang pertama kali dipakai di Eropa. Jenis yang paling
umum adalah 7-glukosida dan terdapat juga flavon yang terikat pada gula
c. Isoflavon
warna biru muda cemerlang dengan sinar UV bila diuapi amonia, tetapi
d. Flavanon
dari tanaman genus prenus dan buah jeruk; dua glikosida yang paling
lazim adalah neringenin dan hesperitin, terdapat dalam buah anggur dan
jeruk.
e. Flavanonol
f. Katekin
Katekin (6) terdapat pada seluruh dunia tumbuhan, terutama pada
tumbuhan berkayu. Senyawa ini mudah diperoleh dalam jumlah besar dari
ekstrak kental Uncaria gambir dan daun teh kering yang mengandung
g. Leukoantosianidin
h. Antosianin
tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut
dalam air ini adalah penyebab hampir semua warna merah jambu, merah
marak , ungu, dan biru dalam daun, bunga, dan buah pada tumbuhan
i. Khalkon
Khalkon (9) adalah pigmen fenol kuning yang berwarna coklat kuat
(Harborne, 1996).
j. Auron
Auron (10) berupa pigmen kuning emas yang terdapat dalam bunga
tertentu dan briofita. Dalam larutan basa senyawa ini berwarna merah ros
dan tampak pada kromatografi kertas berupa bercak kuning, dengan sinar
ultraviolet warna kuning kuat berubah menjadi merah jingga bila diberi
O
(4) (5) (6)
(7) (8)
O
CH
O
(9) (10)
2.6. Antioksidan
1. Pengertian Antioksidan
sel-sel yang lainnya dapat terhindar dari radikal bebas ataupun melindungi sel
Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat
Radikal bebas adalah merupakan atom atau gugus atom apa saja yang
memiliki satu atau lebih elektron tak berpasangan pada orbital paling luar,
oksigen. Karena jumlah elektron ganjil, maka tidak semua elektron dapat
berpasangan sehingga bersifat sangat reaktif. Radikal bebas ini ada yang
bermuatan positif (kation), negatif (anion) dan adapula yang tidak bermuatan
(internal) dan adapula yang berasal dari luar tubuh (eksternal). Radikal bebas
peroksinitrit (ONOO*). Radikal bebas yang berasal dari luar tubuh antara lain
berasal dari asap rokok,polusi, radiasi, sinar UV, obat, pestisida, limbah
kuat yang dapat merusak sistem pertahanan tubuh dengan akibat kerusakan sel
dan penuaan dini karena elektron yang tidak berpasangan selalu mencari
3. Klasifikasi Antioksidan
hasil dari ekstraksi bahan alami. Antioksidan alami dapat ditemukan pada
sayuran, buah-buahan, dan tumbuhan berkayu. Tumbuhan-tumbuhan ini
alami antara lain alfa tokoferol (vitamin E), beta karoten, dan asam askorbat
(vitamin C)
alkaloid pada daun Peumus boldus dapat berperan sebagai antioksidan. Zin
yang aktif sebagai antioksidan pada batang, buah, dan daun mengkudu berasal
dan furanokumarin. Tanin yang banyak terdapat pada teh dipercaya memiliki
hidroksi toluen (BHT), propil galat, tert-butil hidoksi quinon (TBHQ), dan
tokoferol. Antioksidan-antioksidan tersebut merupakan antioksidan alami
sebagai penangkap radikal bebas akan mereduksi DPPH ketika elektron ganjil
Antioksidan
Radikal stabil
Ablanko - Asampel
% Inhibisi = x 100%
Ablanko
Keterangan :
meredam 50% radikal bebas. Nilai IC50 diperoleh dari nilai persamaan regresi
y = ax + b
Nilai IC50 yakni konsentrasi sampel (x) pada saat persentase inhibisi (y)
adalah 50 selanjutnya dapat diperoleh. Semakin kecil nilai IC50 maka senyawa
proses pemisahan suatu zat berdasarkan kelarutan suatu komponen dalam pelarut
dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut
(Sudjadi, 1986).
pemanasan. Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses
rusak karena pemanasan. Ekstraksi cara dingin terdiri atas maserasi dan
dengan beberapa kali pengocokan pada suhu ruangan. Pada dasarnya metoda ini
2.8. Isolasi serta analisis kualitatif dan kuantitatif herbasetin pada tanaman
a. Preparasi Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah tumbuhan laban (Vitex
Pubescens Vahl) dan bagian yang digunakan adalah kulit batang, sampel
b. Ekstraksi
standar baku herbasetin berada pada panjang gelombang 435 nm. Panjang
diperoleh konsentrasi 100 ppm. Dari larutan standar herbasetin 100 ppm,
mL kalium asetat 120 mM. Sampel diinkubasi selama satu jam pada suhu
2011, h. 65).
(3). Penetapan kadar flavonoid total ekstrak Laban (Vitex pubescens Vahl.)
Ditimbang 15 mg ekstrak, dilarutkan dalam 10 mL metanol, sehingga
120 mM. Sampel diinkubasi selama satu jam pada suhu kamar.
pada panjang gelombang maksimum 435 nm. Sampel dibuat dalam tiga
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3. Secara tradisional daun Laban (Vitex pubescens Vahl) ini digunakan sebagai
obat sakit perut dengan cara memakan langsung daun mudanya, ada juga
merah jingga.
pubescens Vahl.), diharapkan agar tanaman ini dapat lebih dilestarikan lagi
Achmad, S.A. (1985). Kimia Organik Bahan Alam, Departemen Pendidikan Dan
Gulcin, I., Kufrevioglu, O.I., Oktay, M., Buyukokuroglu, M.E. (2004) Antioxidant,
Halliwell, B.; Gutteridge, J.M.C. (2000). Free Radikal In Biology And Medicine ,
Handa, Sukhdev Swami., Et Al. (2008). Teknologi Ekstraksi Tanaman Obat Dan
Bandung: ITB.
Harborne, J.B. (1996). Metode Fitokimia, Cetakan II, Diterjemahkan Oleh Kosasih
Antioksidan Ekstrak Kulit Batang Laban (Vitex Pubescens Vahl). Jkk. 4(2): 67-
Heyne, K.(1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Volume Ii, Yayasan Sarana Wana
26(2), 211-21.
Ohtani, Dkk. (2000). New Antioxidant From The African Medicinal Herb Thonginia
Rosamah, E., Kusuma, I., W., Kurniawan, K. (2010). Aktivitas Anti Jamur Ekstrak
Kulit Kayu Laban (Vitex Pubescens Vahl.). Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kayu
Singh, B., Al-Haddad, K., & Chandra, A. (1999). A Review Of Active Filters For
Sridhar, C., Rao, K. V., & Subbaraju, G. V. (2005). Flavonoids, Triterpenoids And A
Http://Faridwanjaswa.Blogspot.Com/2010/11/Klasifikasi-Ilmiah-Laban-Tileng-
Vitex.Html
Yani Jasna. (2019). Isolasi Metabolit Sekunder Dan Uji Bioaktivitas Sitotoksik Dari