NPM : 1814151050
Dormansi benih dapat berlangsung selama suatu periode yang tidak terbatas
walaupun berada dalam keadaan yang menguntungkan untuk berkecambah
(Nurshanti, 2013 ). Sifat dormansi biji bungur merupakan sifat dormansi dormansi
endogenus yang disebabkan oleh sifat-sifat tertentu pada benih, dapat
dilakukan dengan pemberian penggunaan hormon seperti GA3, KNO3, asam
sulfat atau dengan perlakuan secara kimiawi lain seperti perendaman dalam air
panas dengan waktu tertentu yang berfungsi untuk merangsang perkecambahan
(Yuniarti, 2013). H2SO4 bersifat melunakkan dan meregangkan testa sehingga
merangsang respirasi untuk perkecambahan karena reaksi asam akan melunakkan
lamella tengah jaringan sehingga jaringan menjadi lunak dan pertukaran gas CO2
dan O2 berjalan dengan baik yang akhirnya akan memudahkan plumula dan
radikula tumbuh (Hamzah, 2014)
Benih bungur yang sudah di skarifikasi dapat disemai dengan media pasir yang
telah di sterilkan. Suhu optimal benih dapat tumbuh adalah antara 20° C-25° C
yang dapat ditanam di rumah kaca dalam wadah besar dan berdrainase baik
sehingga suhu minimum benih tidak kurang dari 15° C.Biasanya akan tumbuh
dalam waktu sekitar 4 hingga 6 minggu meskipun beberapa varietas mungkin
membutuhkan waktu yang lebih lama (Mukesh, dkk., 2016). Menurut Azad
(2010), tingkat perkecambahan tertinggi (79%) apabila diberi perlakuan dengan
merendam biji bungur dengan asam sulfat yang terkonsentrasi selama 10 menit
dan perendaman air panas dengan suhu 80°C selama 5 menit. Suhu yang tepat dan
kondisi lingkungan yang memadai akan memudahkan benih memecahkan
dormansinya dan mulai tumbuh. Perlakuan pada biji dengan cara perendaman
benih memungkinkan proses perkecambahan berlangsung lebih cepat sehingga
kecambah lebih panjang dibandingkan dengan tanpa perendaman (Hanegave et
al., 2011). Selain itu menurut Melasari (2018) perlakuan perendaman benih pada
suhu tinggi berfungsi untuk melunakkan kulit benih dan memudahkan proses
penyerapan air oleh benih sehingga proses-proses fisiologi dalam benih dapat
berlangsung untuk proses perkecambahan.
DAFTAR PUSTAKA
Azad, S., Paul, N. K., Matin, A. 2010. Do pre-showing affect seed germination in
Albizia richardiana and Lagerstroemia speciosa. Journal of front Agriculture
China. 4(2): 181-184.
Hanegave, A.S., Hunye. R., H.L. Nadaf, N.K. Biradarpatil, and D.S. Uppar. 2011.
Effect of seed priming on seed quality of maize. Journal Agric. Sci. 24(2): 237-
238.
Melasari, N., Suharsi T. K., dan Qadir, A. 2018. Penentuan Metode Pematahan
Dormansi Benih Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) Aksesi Cilacap.
Bul. Agrohorti. 6(1) : 59-67.
Mukesh, S., Chung, L. C., Ting, L. W., Chee, L. C., Fuloria, S., dan Balaji, K.
2016. Phytochemical constituens and pharmacological activities of
Lagerstroemia floribunda Jack (Kedah bungor) : A Review. Journal of Applied
Pharmaceutical Sceince. 6(8) : 185-190.
Sandi, A. L. I., Indriyanto, dan Duryat. 2014. Uukuran benih dan skarifikasi
dengan air panas terhadap perkecambahan benih pohon kuku (Pericopsis
mooniana). Jurnal Sylva Lestari. 2(3): 83-92.