Copy Right
©MRPP-GIZ, 2011
Mengutip buku ini diperbolehkan dengan menyebutkan sumber dan
penerbitnya.
Kontak Detail
Karena keberagaman dan kekhasan jenis tumbuhan yang ada, maka sangat
penting adanya sebuah database yang bisa menjadi pedoman, baik dalam
kegiatan survey maupun dalam kegiatan rehabilitasi hutan. Dengan database ini
keanekaragaman jenis tumbuhan yang ada di Hutan Rawa Gambut Merang
(HRGM) dapat dilihat, sehingga akan memudahkan dalam pengenalan jenis dan
pencarian nama ilmiahnya.
Kami berharap buku ini dapat bermanfaat menjadi salah satu referensi penting
bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui dan mengkaji keanekaragaman jenis
tumbuhan, melakukan survey vegetasi dan kegiatan rehabilitasi/restorasi di
HRGM dan kegiatan lainnya yang menunjang kegiatan pengelolaan HRGM
tersebut.
Kami menyadari keanekaragan jenis yang ada di HRGM tidak hanya terbatas
pada apa yang ada dalam buku ini, tetapi kami berharap buku ini dapat menjadi
acuan dan memberi kemudahan dalam kegiatan selanjutnya yang akan
dilaksanakan pada kawasan HRGM yang bertujuan untuk melestarikan
keanekaragan hayati yang ada pada HRGM.
Penyusun
Pendahuluan
Latar Belakang
Pemantauan sumberdaya hutan telah dilakukan baik dalam rangka estimasi
potensi tegakan kayu maupun analisa vegetasi dan keanekaragaman hayati.
Semuanya memerlukan data nama jenis dari tumbuhan yang diukur. Informasi
nama jenis pohon akan sangat bermanfaat di dalam memahami berbagai
karakteristik hutan, mulai dari tipe hutan, nilai ekonomi kayu, tingkat suksesi,
komposisi vegetasi hingga tingkat kualitas habitat dari makhluk hidup di
dalamnya. Karena itu ilmu mengenai pengenalan jenis pohon sangat diperlukan
di dalam sebagian besar kegiatan penelitian ataupun penilaian ekosistem hutan
secara keseluruhan.
Beberapa karakteristik pohon yang terkait dengan total biomasa adalah berat
jenis, bentuk batang, sistem percabangan dan tajuknya. Jenis tertentu memiliki
kesamaan karakteristik yang selanjutnya dapat digunakan untuk membantu
menduga potensi biomasanya dengan menggunakan persamaan alometrik yang
sesuai. Walaupun saat ini persamaan alometrik biomasa masih terbatas,
informasi jenis pohon juga diperlukan untuk menilai tingkat keanekaragaman
jenis pohon yang ada. Sehingga upaya penerapan REDD+ tidak hanya semata-
mata untuk pengurangan emisi, tetapi juga diperoleh keuntungan sampingan
(co-benefit) dalam hal konservasi keanekaragaman hayati.
Merang REDD Pilot Project (MRPP) yang merupakan kerjasama bilateral antara
pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jerman, telah melakukan upaya
pengembangan metodologi untuk inventarisasi karbon hutan, khususnya di
1 | Pendahuluan
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
Untungnya, di dua desa binaan project MRPP yaitu Dusun Bina Desa dan Desa
Kepayang terdapat beberapa pengenal jenis pohon lokal yang sangat
berpengalaman. Sebagian besar mereka belajar langsung di lapangan saat
mereka bekerja sebagai penebang liar. Karena itu mereka memahami pohon
dengan cara sederhana dan dari penampakan langsung di lapangan. Sebagian
besar mereka menggunakan ciri-ciri fisik batang, kulit, getah, warna kayu hingga
bentuk tajuk. Namun demikian mereka tetap dapat menentukan jenis pohon
lokal secara detail dibandingkan kebanyakkan pekerja di HPH yang hanya
menggunakan nama perdagangan atau kelompok jenis sebagai pengidentifikasi.
Bahkan seorang botanist handal dari LIPI yang kami undang untuk memberi
pelatihan pengenalan jenis pohon, sangat menghargai kemampuan mereka
mengidentifikasi pohon secara detail. Karena itu bersama dengan pengenal
jenis lokal HRGM, kami berupaya menyusun data base dan
mendokumentasikan ciri-ciri fisik pohon yang biasa digunakan oleh masyarakat
lokal untuk mengidentifikasi pohon.
Selain itu terancamnya hutan alam rawa gambut akibat penebangan liar,
konversi hutan dan kebakaran hutan menjadi perhatian kami. Hilangnya hutan
alam rawa gambut dikhawatirkan juga dapat menghilangkan sumber-sumber
plasma nutfah yang ada saat ini. Jika itu terjadi, sangat kecil kemungkinan untuk
2 | Pendahuluan
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
Manfaat Buku
Buku ini akan sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi nama latin jenis pohon
berdasarkan nama lokal. Nama lokal yang digunakan adalah khusus nama lokal
desa Muara Merang, khususnya Dusun Bina Desa dimana salah satu penulisnya
bermukim. Selanjutnya, diharapkan kegiatan survey hutan yang memerlukan
identifikasi pohon alam, dapat menggunakan buku ini sebagai referensi
penentuan nama jenis lokal dan ilmiah.
Selain itu, untuk jenis-jenis pohon yang tidak ditemukan referensi nama
ilmiahnya, kami mengumpulkan herbarium untuk diidentifikasi di Herbarium
Bogoriense.
3 | Pendahuluan
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
4 | Pendahuluan
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
Pada tahun 1979, wilayah HRGM juga mulai diberikan hak kelolanya kepada
beberapa perusahaan HPH besar, antara lain PT. Sukses Sumatera Timber (PT.
SST) dan PT Bumi Raya Utama Wood Industries (PT. BRUWI) dan PT. Riwayat
Musi Timber Corporation (PT. RMTC).
5 | Pendahuluan
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
Saat ini sebagian besar kawasan sudah berubah menjadi Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan - Hutan Tanaman Industri, sebagian masih open
access, sebesar 24 ribu hektar dikelola oleh MRPP dan sekitar 7.250 hektar
dikelola oleh masyarakat dalam bentuk Hutan Desa. Kementrian Kehutanan
melalui Sk.789/Menhut-II/2009 tgl 7 Desember 2009, membentuk Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Lalan yang difasilitasi oleh MRPP-
GTZ.
Biofisik Kawasan
Iklim
Berdasarkan klasifikasi tipe iklim Oldeman. kawasan HRGM termasuk ke dalam
zona agroklimat B1. Dimana jumlah bulan basah (rata-rata bulanan lebih dari
200 mm) sebanyak 7-9 bulan per tahun dan hanya sekitar 2 bulan lembab dan
tanpa bulan kering (di bawah 60 mm). Hal ini menyebabkan sebagian besar
kawasan KPHP Lalan tidak akan mengalami kekeringan. Berdasarkan
pemantauan stasiun cuaca Kecamatan Bayung Lencir selama periode 1994 –
2005. rata-rata curah hujan mencapai 2409 mm per tahun. dengan rata-rata
6 | Pendahuluan
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
per bulan sebesar 200.75 mm. jumlah hari hujan bulanan berkisar antara 8 hari
(bulan Juni) hingga 22 hari (bulan Desember).
Pola hujan di kawasan ini dapat dipilah menjadi dua musim. yaitu musim
kemarau yang berlangsung selama bulan Mei – Oktober dan musim penghujan
yang berlangsung selama bulan November – April. Walaupun secara rata-rata
tidak memiliki bulan kering. kawasan ini juga mengalami kebakaran di lahan
gambut. khususnya pada saat terjadi anomali iklim El-Nino pada tahun 1997,
2004 dan 2006. El-Nino merupakan kejadian iklim yang akan terulang kembali di
masa mendatang dan menyebabkan dampak kekeringan yang cukup ekstrim
khususnya di wilayah lahan gambut yang terdegradasi dan terdeforestasi.
Topografi
Sebagian besar kawasan berada pada ketinggian 10– 30 mdpl dengan
kelerengan dibawah 3%. Kubah gambut Merang memiliki panjang slope lebih
dari 500 meter. Beda tinggi antara puncak kubah gambut dengan pinggir sungai
rata-rata mencapai 5 m. Hal ini harus menjadi perhatian khusus di dalam water
management yang dilakukan perusahaan HTI dan perkebunan.
Hidrografi
HRGM merupakan wilayah DAS Lalan yang memiliki beberapa cabang sungai
utama antara lain: S. Medak, S. Merang dan S. Kepahiang. HRGM berada
diantara Sungai Medak dan Sungai Kepayang. Akibat perubahan tutupan hutan
dan drainase yang buruk, lebar sungai-sungai tersebut menjadi lebih lebar
dibandingkan 20 tahun silam. Perubahan sistem hidrologis tersebut juga
disebabkan oleh aktifitas illegal logging, yang banyak menggali parit untuk
mengeluarkan kayu tebangan. Sehingga menyebabkan percepatan pengeringan
lahan gambut melalui pengaliran air simpanan dalam kubah gambut ke aliran
sungai, sehingga meningkatkan debit sungai saat musim hujan. Para penebang
liar juga merubah sistem hidrologi dengan memperpanjang sungai kecil hingga
berpuluh-puluh kilometer. Misalnya Sungai Tembesudaro yang pada tahun
1990 awal hanya sepanjang sekitar 600 meter, dan saat ini mencapai lebih dari
14 km menembus kubah gambut dalam. Pengeringan lahan gambut tersebut
berakibat terbakarnya sebagian lahan gambut terdegradasi di kawasan tersebut
7 | Pendahuluan
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
pada tahun 2006. Restorasi fungsi hidrologis lahan gambut merupakan hal yang
krusial dan menjadi tantangan besar, mengingat sistem kepemilikan parit-parit
oleh para cukong yang berbisnis kayu.
Kubah Gambut
Dengan kedalaman rata-rata 4,4 meter dan kedalaman hingga 8,5 meter,
kawasan HRGM menjadi salah satu kawasan penting terkait dengan upaya
pengurangan emisi akibat deforestasi dan degradasi. Bagian kubah terdalam
berada di wilayah MRPP (lihat gambar 3). Dengan luas sekitar 125 ribu hektar,
HRGM menyimpan karbon sebanyak 190 juta ton karbon atau setara dengan
690 juta ton CO2.
8 | Pendahuluan
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
Kondisi Hutan
Pada saat awal project di tahun 2008, lebih dari 40% wilayah MRPP telah
terdeforestasi akibat kegiatan penebangan liar dan kebakaran besar tahun
2006. Dari 60% hutan rawa gambut yang tersisa, sebagian besar merupakan
hutan bekas tebangan.
9 | Pendahuluan
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
Morfologi Pohon
Identifikasi atau klasifikasi jenis pohon biasanya didasari atas 2 karakteristik
utama tumbuhan, yaitu melalui ciri-ciri fisiologi dan morfologi. Ciri-ciri fisiologi
meliputi proses fisika kimia yang terjadi dalam tubuh tumbuhan. Karena itu
metode ini sangat sulit diterapkan untuk aplikasi identifikasi jenis di lapangan.
Sedangkan ciri morfologi biasanya lebih sering digunakan di lapangan untuk
identifikasi pohon hutan, karena mencakup bentuk luar dan juga anatomi atau
organografi pohon
Bentuk Daun
Daun merupakan bagian dari pohon yang umum digunakan sebagai
bahan untuk identifikasi menjadi nama ilmiah. Ada beberapa bentuk daun yang
umum dijumpai pada pohon-pohon tidak hanya pada kawasan hutan rawa
gambut Merang, antara lain sebagai beriut:
10 | Morfologi Pohon
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
11. Bentuk oval (jorong): Panjang daunnya kurang lebih 1,5x dari lebar
daunnya.
12. Bentuk orbicular (bundar)
13. Bentuk reniform (ginjal): Daunnya pendek dan lebar dengan ujung
tumpul atau membulat dan pangkal berlekuk dangkal.
14. Bentuk deltate (deltoid): Bentuk segitiga sama sisi.
15. Bentuk spatulate (sudip)
Sumber: Istomo,1997
Gambar 5. Bentuk Daun
11 | Morfologi Pohon
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
Selain itu beberapa ciri lain sering berkombinasi dengan ciri utama kulit batang,
seperti lenti sel yang terlihat sepetri bintil kecil pada permukaan kulit, serta
gelang-gelang yang merupakan bekas dari percabangan yang telah kering dan
gugur. Seperti yang terlihat pada permukaan batang mahang putih (Macaranga
pruinosa) dengan permukaan kulit mulus bergelang..
12 | Morfologi Pohon
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
Menyerpih/kasar Bersisik
Berlapis Mulus
13 | Morfologi Pohon
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
Tipe Banir
Tipe banir biasanya dibedakan menjadi beberapa tipe antara lain:
Banir Papan
14 | Morfologi Pohon
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
Bentuk Batang
Bentuk batang biasanya digolongkan menjadi berlekuk dan silindris. Pada
batang berlekuk, permukaan batang membentuk lekukan mulai bari bagian
bawah pohon hingga bagian atas. Sedangkan untuk batang silindris, bentuk
batang menyerupai tabung mulai dari bawah hingga percabangan, biasanya
kalau terdapat banir, bentuk silindris mulai dari setelah banir.
Batang Berlekuk
Batang Silindris
15 | Morfologi Pohon
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
Nama dagang:
Ekologi: Biasa ditemukan di hutan rawa gambut dan di hutan dataran rendah
yang selalu hijau hingga ketinggian 800 mdpl (Lemmens et al, 1995).
Pabung
Rengas Burung
Rengas Lempuing
Nama dagang:
Penggunaan: Buahnya tidak dimakan, daging buah berai tapi bergetah dan
berserat. Kayunya umum digunakan untuk kayu konstrusi dalam ruangan, panel
pintu, interior, molding, packing box, arang, veneer, kayu lapis.
Trentang
Ekologi: terdapat di hutan rawa gambut dan jarang terdapat pada hutan
campuran. Ditemukan hingga pada ketinggian 500-100 mdpl.
Suku Annonaceae
Antui
Nama dagang:
Ekologi: Biasa ditemukan di hutan primer maupun sekunder pada daerah rawa
dan rawa gambut serta hutan dataran rendah
Jangkang
Nama latin: Xylopia altisima Bl. Sinonim Xylopia ferruginea Hook. F. dan
Thomson
Nama dagang:
Makai Hitam
Nama daerah lain:. Banitan hitam (Kepayang), bayut batu (Fatuk, Sumatra),
empayit selapatan (Dayak, Kalimantan), foki-foki (Ternate).
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan
dataran rendah hingga perbukitan.
Makai Putih
Nama daerah lain: Banitan putih (Kepayang), antoi sembago, banetan putih
(Palembang, Sumatra), binhut (Banjar, Kalimantan).
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah
hingga perbukitan sebagai pionir.
Tepis
Nama dagang:
Jelutung Rawa
Penggunaan: Getah untuk latex, dulu kayu banyak diekspor. Sekarang banyak
jadi kayu racuk. Kayunya digunakan untuk papan cor, pensil, bingkai lukisan,
mainan anak, dll.
Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan
dataran rendah hingga perbukitan. Hidup hingga di ketinggian 300 mdpl.
Pulai
Suku Bombacaceae
Durian Payo
Nama daerah lain: durian burung, durian paya, durian hantu (Sumatra)
Suku Burseraceae
Kayu damar
Kayu Tayi
Nama dagang:
Ekologi: Ditemukan di hutan primer dan sekunder, kadang di hutan rawa hingga
ketinggian 450-1200 mdpl (Lemmens et al. 1995).
Parak
Sluai
Nama daerah lain: binyau (Bangka), kedondong besi, kening kerak (Sumatra)
Suku Caesalpiniaceae
Kayu Kapas
Nama daerah lain: Kapas, kapas hantu, tapak-tapak (Kalimantan), tampora antu
(Palembang, Sumatra), kayu sindoro (Batak).
Keranji
Nama daerah lain: Keranji kuning besar, keranji kuning kecil, keranji bulu
(umum)
Ekologi: Biasanya tumbuh pada hutan hujan dataran rendah atau pada hutan
rawa dengan ketinggian mencapai 1000 mdpl (Soerianegara et al, 1994).
Gambar 32. Batang dan Daun Keranji Gambar 33. Daun Keranji
Suku Celastraceae
Kerupuk
Suku Chrysobalanaceae
Mariawoh
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan rawa atau hutan rawa gambut sepanjang
aliran sungai.
Suku Clusiaceae
Gula-gula
Nama dagang:
Nangoi
Nama daerah lain: Nangui (Sumatera), bunut jangkar (Bangka), penaga jangka
(Kalimantan)
Nama dagang:
Suku Dilleniaceae
Simpur
Nama dagang:
Suku Dipterocarpaceae
Meranti Bungo
Nama daerah lain: Meranti Bunga, meranti Bungo, damar buah, damar buah
hitam gelung (Sumatra selatan), mereng-kuyung (Kalimantan barat)
Tenam
Meranti Batu
Ekologi: Hidup di daeah dengan drainase baik, permukaan datar dan berada
pada ketinggian mencapai 1000 mdpl (Sosef et al, 1998).
Meranti Kelungkum
Meranti Merawan
Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah
dan perbukitan hingga ketinggian 300-900 mdpl.
Gambar 44. Batang Meranti Merawan Gambar 43. Daun Meranti Merawan
Meranti Payau
Gambar 46. Pohon Meranti Payau Gambar 47. Percabangan Meranti Payau
Resak
Resak Putih
Nama daerah lain: Resak seluang, siloki (Sumatra), resak puteh (Bangka)
Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah
hingga perbukitan.
Meranti Dekat
Nama dagang:
Suku Ebenaceae
Arang-arang
Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan
dataran rendah hingga perbukitan.
Beluluk
Nama daerah lain: Sebeluluk, kayu Arang, madang tampuai (Sumatera), aring
pahe (Dayak, Kalimantan), maopinang (Kalimantan).
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya hidup pada hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah
dengan ketinggian mencapai 1100 mdpl (Lemmens et al, 1995).
Beringin
Nama dagang:
Pais
Suku Elaeocarpaceae
Kayu Belukar
Nama latin: Eleocarpus sp
Nama dagang:
Kayu Cindai
Nama latin: Eleocarpus ovalis Miq
Nama dagang:
Karakteristik: Kulitnya be
rwarna kuning dan bergetah.
Tidak memiliki banir. Pohon
berukuran sedang dengan
diameter mencapai 35 cm
dan tinggi mencapai 30 m.
Kayunya lunak.
Suku Euphorbiaceae
Cemetik Rawang
Nama daerah lain: keresak bulu, kresak lingeh, resak lingeh (Sumatra)
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah
hingga perbukitan.
Kayu Dangku
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan pada daerah rawa, rawa gambut dan hutan
dataran rendah hingga perbukitan.
Kayu Labu
Nama daerah lain: madang tapak kudu (sumatera barat), kayu labuh
(palembang), garung (kalimantan)
Ekologi: Terdapat pada hutan primer dan khususnya di hutan sekunder dataran
rendah. Terdapat juga di tepi sungai yang terkadang terendam atau yang
terendam permanen.
Lempanai
Nama dagang:
Penggunaan: Kayunya digunakan untuk kayu konstruksi ringan dan kayu bakar
Rambe Ayam
Nama dagang:
Mahang Ketam
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah
hingga perbukitan sebagai tanaman pionir.
Mahang Putih
Nama dagang:
Samak
Nama dagang:
Karakteristik: Pohon
berukuran sedang dengan
ukuran tinggi mencapai 30 m
dan diameter mencapai 50-
70 cm . Tidak memiliki banir. Gambar 61. Daun dan Buah Samak
Permukaan kulit batang halus
hingga pecah-pecah. berwarna coklat ua hingga kehitaman. Bagian dalam kulit
lembut berwarna coklat hingga kemerahan. Daun alternate, distichous. Berat
jenis kayunya berkisar 440-890 kg/m3 (Sosef et al,1998).
Tukulan
Nama dagang:
Penggunaan: Kayunya
digunakan untuk konstruksi
ringan dan untuk arang.
Karakteristik: Pohon
berukuran kecil hingga
sedang dengan tinggi 35-50
m, diameter 40-50 cm.
Kadang terdapat banir kecil,
terdapat akar nafas pada
pohon yang berada di hutan
rawa gambut. Permukaan Gambar 63. Daun Tukulan
kulit halus hingga sedikit
berkerut, berwarna abu-abu keputihan. Berat jenis batangnya berkisar antara
430-895 kg/m3 (Sosef et al,1998).
Ekologi: Secara umum terdapat pada hutan primer, terkadang terdapat juga
pada hutan sekunder. Umumnya terdapat pada dataran rendah. Tanah datar,
berbukit, rawa, mangrove.
Suku Fabaceae
Menggris
Nama dagang:
Siagar
Nama latin: Archidendron fagifolium (Miq.) I.C.Nielsen.
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah.
Suku Fagaceae
Gasing
Ekologi: Biasa ditemukan di hutan rawa dan hutan rawa gambut hingga hutan
dataran rendah.
Suku Icacinaceae
Garu buaya
Nama dagang:
Ekologi: Pohon langka dan tersebar di hutan primer hingga ketinggian 300
mdpl. Ditemukan juga pada hutan rawa dan rawa gambut bersama punak
(Tetrameristra g) dan kempas (Koompassia m).
Uyah-Uyah
Nama dagang:
Malasiro
Nama latin: Gomphandra capitulate Becc.
Nama dagang:
Karakteristik: Batangnya
berwarna agak putih. Tidak
memiliki banir. Pohon
berukuran sedang dengan
diameter mencapai 40 cm
dan tinggi mencapai 30 m.
Kayunya keras. Memiliki banir
kembang.
gambut.
Suku Lauraceae
Medang beruang
Medang Tanahan
Nama daerah lain: Medang kelaban, medang telur (Sumatra), medang penguan
(Kalimantan).
Medang Keladi
Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa atau rawa gambut, hutan dataran rendah
hingga ketinggian 1500 mdpl.
Medang Kuning
Medang Liut
Ekologi: Biasa ditemukan di hutan rawa gambut dan di hutan dataran rendah.
Medang Pelam
Karakteristik: Kulit halus agak kuning bagian luar dan hitam bagian dalam. Jika
dikelupas, kulit memiliki bau khas seperti mangga. Daun lebih kecil dibanding
Medang lain. Pohon berukuran sedang dengan tinggi mencapai 33 m dan
diameter mencapai 50 cm. Daunnya bersusun spiral. Berat jenis kayunya
berkisar 540-840 kg/m3 (Sosef et al, 1998).
Medang Putih
Suku Leaceae
Mamali
Nama latin: Leea indica (Burm.f.) Merr
Nama dagang:
Suku Linaceae
Jurung
Nama dagang:
Kayu Batu
Nama dagang:
Suku Loganiaceae
Tembesu
Ekologi: Biasa ditemukan di hutan primer dan sekunder di daerah rawa dan
rawa gambut. Menjadi jenis pioner pada lahan bekas terbakar dan padang
rumput.
Suku Magnoliaceae
Medang Sulung
Nama dagang:
Ekologi: Biasa ditemukan di hutan hujan primer, hingga ketinggian 2800 mdpl.
Gambar 82. Daun dan Buah Medang Sulung Gambar 81. Daun dan Bunga Medang Sulung
Gambar 83. Kayu Medang Sulung Gambar 84. Batang Medang Sulung
Angat-angat
Suku Meliaceae
Piyuta
Nama dagang:
Bujing
Nama latin: Aglania elliptica Blume
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan pada daerah rawa, rawa gambut dan hutan
dataran rendah hingga perbukitan.
Suku Moraceae
Kayu Aro Itam
Nama latin: Ficus sundaica Blume
Nama dagang:
Ekologi: Biasa ditemukan di hutan Gambar 88. Kulit Batang Aro Itam
rawa gambut dan di hutan dataran
rendah.
Nama dagang:
Ekologi: Biasa ditemukan di hutan rawa gambut dan di hutan dataran rendah.
Kayu Mabok
Nama dagang:
Ekologi: Terdapat pada hutan dataran rendah yang selalu hijau, sering juga
terdapat di loksi rawa dengan ketinggian mencapai 300 mdpl.
Suku Myristicaceae
Biawak
Nama dagang:
Darah Kero
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan
dataran rendah hingga perbukitan.
Darah-darah
Nama dagang:
Karakteristik: Bentuk
batang silindris dengan
permukaan kulit beralur
halus, berwarna kecoklatan.
Getah berwarna merah.
Kayunya juga berwarna
merah. Berukuran sedang
dengan diameter hingga 50
cm Daunnya berbentuk
oblong-lanceolate hingga
oblanceolate dengan
panjang 9-21 cm. berat jenis
kayunya berkisar 620-890 Gambar 93. Kulit Batang Darah-Darah
kg/m3 (Lemmens et al, 1995).
Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan
dataran rendah hingga perbukitan.
Suku Myrtaceae
Balam Cabe
Nama latin: Syzygium acuminatissimum (Blume)
Nama dagang:
Balam Sisil
Nama latin: Syzygium clavimyrtus (Koord. & Valeton) I.M.Turner
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa gambut dan hutan dataran rendah.
Gelam
Nama dagang:
Karakteristik: Bentuk
batang silindris dengan
permukaan kulit berlapis
berwarna keputihan. Pohon
berukuran sedang dengan
diameter mencapai 40 cm
dan tinggi mencapai 25 m.
Tidak memiliki banir.
Kayunya keras. Daunnya
memiliki aroma minyak
kayu putih. Gambar 98. Kulit Batang Gelam
Gelam Tikus
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya hidup di daerah rawa dan di hutan rawa gambut bekas
terbakar.
Kelat jambu
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan
dataran rendah hingga perbukitan.
Kelat Lapis
Nama dagang:
Penggunaan: Kayunya
digunakan sebagai kayu
Konstruksi rumah, kapal.
Karakteristik: Bentuk
batang berlekuk dengan
permukaan kulit menyerpih
hingga berlapis. Kayu gubal
berlapis-lapis. Pohon bisa
berukuran besar hingga 1
meter. Juga tersebar di
hutan tanah kering. Kadang Gambar 102. Daun Kelat Lapis
memiliki banir papan. Berat jenis
kayunya berkisar 450-1101 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).
Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah
hingga perbukitan .
Kelat Merah
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah
hingga perbukitan hingga ketinggian 700 mdpl.
Kelat Putih
Nama dagang:
Pelawan
Nama latin: Tristaniopsis obovata (Benn.) Peter G. Wilson dan J.T. Waterh
Penggunaan: Kayunya keras dan tahan lama, sering dijadikan kayu konstruksi,
jembatan, lantai.
Ribu-ribu
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah.
Suku Rhizophoraceae
Semeragi
Nama dagang:
Ekologi: Tersebar mulai dari hutan dataran rendah hingga pegunungan dengan
ketinggian mencapai 1800 mdpl. Ditemukan pada hutan primer maupun
sekunder, rawa dan rawa gambut, serta kerangas.
Suku Rubiaceae
Kopi-kopi
Nama dagang:
Suku Rutaceae
Bangun-bangun
Nama latin: Melicope glabra (Blume) T.G. Hartley
Nama dagang:
Penggunaan:
Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa gambut dan hutan dataran rendah.
Jenis pohon pioneer. Biasanya tumbuh di hutan bekas terbakar.
Suku Sapindaceae
Ridan
Nama dagang:
Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus. Kulit tipis
dan halus. Kayu merah. Buah sebesar melinjo warna merah. Pohon kecil dengan
diametter maksimal 30 cm. Memiliki banir kembang. Berat jenis kayunya
berkisar 615-1110 kg/m3 (Sosef et al, 1998).
Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah
hingga perbukitan sebagai pionir.
Seluai
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah
hingga perbukitan.
Suku Sapotaceae
Balam Putih
Nama dagang:
Balam Seminai
Karakteristik: Bentuk
batang silindris dengan
permukaan kulit beralur
tipis hingga berlapis
berwarna merah gelap.
Sekilas menyerupai Ramin,
tetapi memiliki getah
putih. Pohon besar hingga
mencapai diameter 100
cm. Memiliki banir kuncup.
Berat jenis kayunya
berkisar 875-1120 kg/m3 Gambar 114. Daun Balam Seminai
(Soerianegara et al, 1994).
Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan
dataran rendah hingga perbukitan.
Balam Suntik
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah hutan rawa gambut dan hutan dataran
rendah.
Ketiau
Nama dagang:
Suku Simaroubaceae
Pepahit
Nama dagang:
Penggunaan:
Suku Theaceae
Kapak Anjing
Nama dagang:
Punak
Nama dagang:
Karakteristik: Bentuk
batang silindris dengan
permukaan kulit tebal
bersisisk dan menyerpih
berwarna kemerahan. Kayu
warna kuning mengandung
air. Tidak berbanir. Kadang-
kadang memiliki akar
nafas, khususnya pada
pohon kecil. Merupakan Gambar 118. Daun dan Buah Punak
pohon dominan di hutan
rawa gambut dengan diameter hingga mencapai 2 meter. Berat jenis kayunya
berkisar 625-800 kg/m3 (Soerianegara et al, 1994).
Suku Thymelaeaceae
Ramin
Penggunaan: Kayunya
digunakan untuk konstruksi
ringan dengan warna bersih
keputihan. Bagian
hearthwood digunakan untuk
dupa.
Karakteristik: Pohon
berukuran sedang dengan
tinggi mencapai 40-45 m dan
diameter mencapai 120 cm,
tapi biasanya kurang dari itu. Gambar 120. Percabangan Ramin
Kadang terdapat akar lutut
(pneumatophores).Permukaan kulit sering retak dan pecah-pecah berwarna
keabu-abuan hingga merah kecoklatan. Bagian dalam kulit berserat, berwarna
orange kecokletan hingga merah kecoklatn. Daun berbentuk elips, pendek.
Berat jenis kayunya berkisar 460-840 kg/m3 (Soerianegara et al, 1994).
Ekologi: biasanya hidup di rawa air tawar atau hutan rawa gambut dilaur
pengaruh pasang surut. Ditemukan hingga diketinggian 100 mdpl.
Suku Ulmaceae
Sijau
Nama dagang:
Karakteristik: Pohon
berukuran sedang dengan
tinggi mencapai 40 m dan
diameter mencapai 60 cm.
Kadang terdapat banir.
Permukaan kulit halus hingga
retak berwarna hijau keabu-
abuan. Daun alternate. Rata-
rata berat jenis kayunya
berkisar 750 kg/m3.
Suku Verbenaceae
Setepung
Nama dagang:
Lainnya
Gerinang Lalat
Nama latin:
Nama dagang:
Pecah Pinggan
Nama latin:
Nama dagang:
Penggunaan:
Pego
Nama latin:
Nama dagang:
Sigam
Nama latin:
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah.
Gambar
Gambar 131. Daun
130. Daun Sigam
Bangun-Bangun
Tenggeran Punai
Nama latin:
Nama dagang:
Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah.
Daftar Pustaka
Bagian Botani Hutan. 1972. Laporan No. 141 Daftar Nama Pohon-Pohonan
Palembang (Sumatera – Selatan). Lembaga Penelitian Hutan. Bogor.
Indonesia.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I. (Diterjemahkan Oleh:
Badan Litbang Kehutanan).Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta
Indonesia.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. (Diterjemahkan Oleh:
Badan Litbang Kehutanan).Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta
Indonesia.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. (Diterjemahkan Oleh:
Badan Litbang Kehutanan).Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta
Indonesia.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid IV. (Diterjemahkan Oleh:
Badan Litbang Kehutanan).Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta
Indonesia.
Istomo., C. Kusmana., Suwarso dan L. Santoso. 1997. Pengenalan Jenis Pohon Di
Hutan Rawa Gambut. Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan
IPB. Bogor. Indonesia.
Krisman, L., O.P.M. Matani., H. Remetwa dan C.D. Haetubun. 2007.
Keanekaragaman Flora Taman Wisata Alam Gunung Meja – Papua
Barat. Jenis-Jenis Pohon – Bagian – 1. Manokwari. Indonesia.
Lemmens, R.H.J.M., I.Soerianegara and W.C. Wong. 1995. Plant Resources of
South East Asia No. 5 (2). Prosea, Bogor. Indonesia.
Newman, M.F., P.F. Burgess and T.C. Whitmore. 1996. Manual of Dipterocarp
For Foresters: Borneo Island Light Hardwoods. Royal Botanic Garden
Edinburgh and CIFOR. Jakarta.Indonesia.
Newman, M.F., P.F. Burgess and T.C. Whitmore. 1998. Manual of Dipterocarp
For Foresters: Borneo Island Medium and Heavy Hardwoods. Royal
Botanic Garden Edinburgh and CIFOR. Jakarta.Indonesia.
Paulus, M. 1998. Training Materials “ Pelatihan Pengenalan Jenis Pohon Hutan
Alam” Di PT. Limbang Ganeca.
Rombe, Y.L., Rahardjo. S dan Sudarsono. 1982. Jenis-Jenis Pohon Disusun
Berdasarkan Nama Daerah Dan Nama Botaninya, Buku 2, Sumatera
Selatan. Edisi Khusus No: 58 B. Direktorat Bina Program
Kehutanan.Bogor. Indonesia.
Lampiran
Tabel daftar nama jenis
109 | Lampiran
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
110 | Lampiran
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
111 | Lampiran
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
112 | Lampiran
Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang
Tentang Penulis
Solichin Manuri
Heriyanto
Charles Sibagariang