Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH PERTUMBUHAN KACANG TANAH

(Arachis hypogaea L.) TERHADAP PEMBERIAN


PUPUK HAYATI MIKORIZA

LAPORAN LENGKAP

ADITYA SOEMANTRI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017

i
PENGARUH PERTUMBUHAN KACANG TANAH
(Arachis hypogaea L.) TERHADAP PEMBERIAN
PUPUK HAYATI MIKORIZA

LAPORAN LENGKAP

Disusun sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Nilai Praktikum pada
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

ADITYA SOEMANTRI
E 281 15 115

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Pertumbuhan Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.)


Terhadap Pemberian Pupuk Hayati Mikoriza Pada Tanaman.

Nama : ADITYA SOEMANTRI


Stambuk : E 281 15 115

Kelas : B07 (AGT 3)

Palu, 03 Desember 2017

Menyetujui,

Koordinator Asisten Bidang Asisten Penanggung Jawab


Budidaya Tanaman

Mustakim SP. Ardiansyah SP.

Disahkan oleh :
a.n Dosen Penangung Jawab Praktikum
Koordinator Umum Praktikum Integrasi
Semester Ganjil Tahun 2017-2018

Andi Aghir A. Lanyala, SP

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya ilmiah ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

2. Dalam karya ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai
acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.

3. Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena
karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku diperguruan
tinggi ini.

Palu, Desember 2017

Yang membuat pernyataan,

ADITYA SOEMANTRI
E 281 12 115

iv
RINGKASAN

Aditya Soemantri (E 281 15 115). Pengaruh Pertumbuhan Kacang Tanah (Arachis


Hypogaea L.) Terhadap Pemberian Pupuk Hayati Mikoriza.

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) secara ekonomi merupakan tanaman kacang-
kacangan yang menduduki urutan kedua setelah kedelai, sehingga berpotensi
untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan peluang pasar
dalam negeri yang cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan
pemberian mikorza dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang
tanah (A. hypogaea), untuk mendapatkan dosis pupuk yang tepat pada metode
pemberian pupuk secara konvensional menggunakan Komponen Tumbuh Tinggi
Tanaman, Jumlah Daun Tanaman. Praktek lapang Budidaya Tanaman
dilaksanakan di lahan praktek Fakultas Pertanian Universitas Tadulako
dilaksanakan mulai tanggal 21 Oktober sampai dengan tanggal 02 Desember
2017. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) Satu faktor
yaitu Pemberian PuPuk hayati mikoriza dengan 4 perlakuan yaitu FM1 = 36gr
/Tetak, FM2= 48 gr /petak, FM3 = 60 gr/petak, FM4 = 72gr/petak (FM1) setiap
perlakuan di ulang sebanyak 5 kali sehingga menghasilkan 20 unit bedengan
percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikoriza pada
tanaman dengan menggunakan dosis pupuk yang berbeda tidak berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan tinggi tanaman dan juga tidak berpengaruh nyata terhadap
Jumlah Daun Tanaman dikarenakan karena dosis mikorriza yang digunakan tidak
sesuai sehingga akar taman tidak dapat menyerap unsur hara dengan baik sehigga
dan mempengaruhi ukuran dari polong kacang tanah. karena jumlah daun lebih
dipengaruhi oleh faktor genetik dari tanaman kacang tanah yang menyebabkan
jumlah daun yang hampir sama.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Lengkap

dengan judul “Respon Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah (Arachis

hypogaea L.) terhadap pemberian pupuk hayati mikoriza” dengan baik.

Laporan lengkap ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

matakuliah Budidaya Tanaman di Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan

Lengkap ini, terutama kepada yang terhormat :

1. Dr. Ir. Usman Made, MP. sebagai Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah

Budidaya Tanaman.

2. Mustakim, SP. sebagai Koordinator Praktikum Bidang Budidaya Tanaman.

3. Ardiwansyah SP. sebagai Asisten Penanggung Jawab Praktikum Budidaya

Tanaman.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan Laporan

Lengkapini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan kehilafan.

Olehnya itu dengan penuh rasa rendah hati penulis menerima kritikan dan saran

yang sifatnya membangun. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada

pembacanya. Amin

Palu, Desember 2017

Penyusun

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... iv
RINGKASAN ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1


1.2 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3


2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 3
2.2 Landasan Teori ............................................................................................ 4
2.2.1 Klasifikasi dan Botani Tanaman Kacang Tanah .............................. 4
2.2.2 Syarat Tumbuh ................................................................................... 7
2.2.3 Pupuk dan Pemupukan ...................................................................... 9
2.3 Hipotesis ....................................................................................................... 10

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 11


3.1 Tempat dan Waktu ........................................................................................ 11
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................. 11
3.3 Desain Penelitian .......................................................................................... 11
3.4 Pelaksanaan Penelitian ................................................................................. 12
3.4.1 Persiapan Media Tanaman .............................................................. 12
3.4.2 Penanaman ....................................................................................... 12
3.4.3 Pemupukan ...................................................................................... 13
3.4.4 Pemeliharaan ................................................................................... 13
3.4.5 Panen ............................................................................................... 13
3.5 Variabel Pengamatan .................................................................................... 13
3.5.1 Komponen Tumbuh ........................................................................ 13
3.5.2 Komponen Hasil ............................................................................. 14
3.6 Analisis Data ................................................................................................ 14

vii
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 15
4.1 Komponen Tumbuh ..................................................................................... 15
4.1.1 Tinggi Tanaman .............................................................................. 15
4.1.2 Jumlah Daun Tanaman .................................................................... 16
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 17
5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 17
5.2. Saran ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENYUSUN

viii
TABEL

Nomor Halaman

1. Kombinasi Perlakuan Berbagai Dosis dan Metode Pemberian


Pupuk kandang dan mikoriza. ................................................................... 15

2. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) 60 HST pada Berbagai dan Metode


Pemberian kandang dan mikoriza ............................................................. 16

ix
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) secara ekonomi merupakan tanaman

kacang-kacangan yang menduduki urutan kedua setelah kedelai, sehingga

berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan

peluang pasar dalam negeri yang cukup besar. Biji kacang tanah dapat digunakan

langsung untuk pangan dalam bentuk sayur, digoreng atau direbus, dan sebagai

bahan baku industri seperti keju, sabun dan minyak, serta brangkasannya untuk

pakan ternak dan pupuk (Marzuki, 2007).

Hasil tanaman kacang tanah di Indonesia tergolong rendah, karena masih

berada di bawah potensi produksi. Hasil kacang tanah lokal baru mencapai 1,45 t

ha-1 , lebih rendah dibanding dengan potensi hasil varietas unggul seperti;

varietas Panter dan Singa yang dapat mencapai hasil 4,5 t ha-1 (Adisarwanto,

2000). Hal ini menunjukkan bahwa hasil tanaman kacang tanah masih dapat

ditingkatkan, walaupun saat ini tersedia beberapa varietas unggul namun belum

banyak diketahui oleh petani, dan petani lebih mudah memasarkan varietas lokal

yang mempunyai bentuk biji dan polong yang disukai oleh konsumen serta

mempunyai keunggulan spesifik lainnya seperti ketahanan terhadap penyakit layu

(Adisarwanto, 2000).

1
1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah :

1. Mendapatkan dosis pupuk yang tepat pada metode pemberian pupuk secara

konvensional.

2. Mengetahui metode pemberian yang lebih baik terhadap penggunaan pupuk

hayati fungi mikoriza.

3. Mendapatkan dosis pupuk hayati mikoriza yang lebih baik terhadap

pertumbuhan tanaman kacang tanah.

1.3 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat penunjang dalam pengembangan pertanian,

khususnya dalam teknologi pemupukan sehingga dapat meningkatkan

mengoptimalkan pertumbuhan tanaman kacang tanah.

2
BAB II TINJAUAN

2.1 Penelitian Terdahulu

Hapsoh et al. (2005) melaporkan hasil penelitiannya bahwa pada cekaman

kekeringan 40% kadar lengas, inokulasi mikoriza meningkatkan komponen hasil

dan hasil biji kering. Beberapa manfaat lain dari mikoriza adalah dapat

meningkatkan toleransi terhadap kontaminasi logam serta patogen akar, dapat

meningkatkan efisiensi pemupukan P, dan memberikan akses bagi tanaman untuk

dapat memanfaatkan hara yang tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman.

Budidaya kacang tanah di Bangkalan dilakukan dengan penambahan pupuk SP-36

dan pupuk organik berupa pupuk kandang. Pemupukan dilakukan sebagai salah

satu upaya peningkatan produktivitas kacang tanah. Pemilihan pupuk yang tepat

dapat meningkatkan produktivitas tanaman secara signifikan (BPS Kab.

Bangkalan, 2009). Penggunaan pupuk kandang sendiri memiliki kekurangan

antara lain apabila tidak disterilisasi dengan baik, maka pupuk kandang cenderung

mengandung bibit penyakit dan hama bagi tanaman. Penggunaannya juga harus

dilakukan dalam jumlah besar.

Tingginya kadar C dalam pupuk kandang sapi juga menghambat

penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan

tanaman utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan

menggunakan N yang tersedia untuk mendekomposisi bahan organik tersebut

sehingga tanaman utama akan kekurangan N. Untuk memaksimalkan penggunaan

pupuk kandang sapi harus dilakukan pengomposan dengan rasio C/N di bawah 20

(Hartatik dan Widowati, 2010).

3
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Klasifikasi dan Botani Tanaman Kacang Tanah

Suprapto (2000), menyatakan bahwa dalam dunia tumbuh-tumbuhan,

kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi : Spermatopyta Sub-Divisi :

Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Rosales Famili : Papilionaceae

Genus : Arachis Spesies : Arachis hypogaea L.

Berdasarkan tipe pertumbuhannya tanaman kacang tanah dapat di

golongkan menjadi tipe tegak dan menjalar. Tanaman kacang tanah yang bertipe

tegak mempunyai cabang percabangan banyak dan lurus. Pada tanaman kacang

tanah yang tipe menjalar pertumbuhan cabang lebih mengarah ke atas. batang

utama kacang tanah tipe menjalar rata-rata lebih panjang dari yang bertipe tegak.

Umur tanaman kacang tanah tipe tegak berkisar antara 100-120 hari, sedangkan

yang bertipe menjalar berkisar antara 5- 6 bulan (Purnamawati, 2009).

Dilihat dari kandungan gizinya, kacang tanah memiliki nilai gizi yang

tinggi. Kadar protein mencapai 25 g per 100 g. Protein kacang merupakan protein

nabati berkualitas tinggi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak,

vegetarian dan orang yang mengkonsumsi sedikit daging. Kadar lemak kacang

tanah merupakan bahan pangan sumber minyak. Kadar lemak kacang tanah

mencapai 43 g per 100 g. Kacang tanah kaya akan asam lemak tidak jenuh yang

dapat menurunkan kolesterol darah (Astawan, 2009).

Daun pertama terangkat ke atas permukaan tanah selagi benih kacang

tanah berkecambah. Daun berikutnya berupa daun tunggal dan berbentuk bundar.

Pada pertumbuhan selanjutnya tanaman kacang tanah membentuk daun majemuk

4
bersirip genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang.

Helaian anak daun ini beragam ada yang berbentuk bulat, elips dan agak lancip

tergantung varietasnya. Permukaan daun ada yang tidak berbulu dan ada yang

berbulu. Bulu daun ada yang hanya sedikit dan pendek, sedikit dan panjang,

banyak dan pendek, ataupun banyak dan panjang (Tim Bina karya Tani, 2009).

Batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus, ada yang

tumbuh menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm, tetapi

ada juga yang mencapai 80 cm. Tanaman yang bertipe menjalar tumbuh ke segala

arah dan dapat mencapai garis tengah 150 cm. Bagian bawah batang merupakan

tempat menempelnya perakaran tanaman. Batang di atas permukaan tanah

berfungsi sebagai tempat pijakan cabang primer, yang masing-masing dapat 7

membentuk cabang sekunder. Tanaman tipe tegak membentuk percabangan antara

3-6, sedangkan tipe menjalar dapat membentuk 10 cabang primer. Pada cabang

primer terbentuk cabang sekunder dan kemudian tumbuh cabang tersier. Batang

dan cabang kacang tanah terbentuk bulat, bagian atas batang ada yang terbentuk

agak persegi, sedikit berbulu dan berwarna hijau (Pitojo, 2005).

Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus hingga kedalaman 40

cm. Bagian akar tunggang tersebut akan tumbuh akar cabang dan diikuti oleh akar

serabut. Akar kacang berfungsi sebagai penopang berdirinya tanaman serta alat

penyerap air dan zat-zat hara serta mineral dalam tanah. Cabang dan akar rambut

berperan untuk memperluas permukaan akar guna meningkatkan daya serap akar

tanaman tersebut. Pada pangkal dan cabang akar tunggang kacang tanah biasanya

5
terdapat bintil-bintil bakteri Rhizobium yang berperan dalam penyerapan nitrogen

dari udara bebas (Tim Bina Karya Tani, 2009).

Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi

pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang. Inilah

yang disebut ginofora, yang nantinya akan menjadi tangkai polong. Mula-mula

ujung ginofora tersebut mengarah ke atas, tetapi setelah tumbuh memanjang,

ginofora tadi mengarah ke bawah dan selanjutnya masuk ke dalam tanah. Pada

waktu ginofora menembus tanah, peranan hujan sangat membantu. Setelah

terbentuk polong, pertumbuhan memanjang ginofora berhenti. Ginofora dapat

tumbuh memanjang dan mencapai ukuran antara 6-18 cm. Kacang tanah yang tipe

pertumbuhannya tegak, ginofora yang terbentuk panjang. hal ini menjadi catatan

bahwa tidak semua ginofora dapat masuk ke dalam tanah, terutama pada tipe

tegak, ginofora yang terbentuk dari bunga terletak di bagian atas cabang, sehingga

tidak mencapai 15 cm. Pada saat berlangsung pembentukan polong, harus

memperhatikan kelembaban dan kegemburan tanah, sebab kadar air sangat

menentukan dalam proses pembentukan ginofora dan proses pembuahan (Pitojo,

2005).

2.2.2 Syarat Tumbuh

Kacang tanah tersebar diseluruh dunia meliputi wilayah tropik, subtropik

dan suhu hangat. Kacang tanah dapat tumbuh pada lahan yang memiliki

ketinggian 0- 500 mdpl. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi

oleh faktor lingkungan, seperti tanah, temperatur, sinar matahari, hujan, kecepatan

6
angin dan faktor-faktor iklim lainnya. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi

dalam menentukan produktivitas tanaman. Berdasarkan faktor tersebut iklim

merupakan faktor yang sulit dikendalikan. 9 Kacang tanah sangat cocok ditanam

pada jenis tanah lempung berpasir, liat berpasir, atau lempung liat.

Menurut Adisarwanto (2000), bahwa kemasaman (pH) tanah yang cocok

adalah 6.5 dengan sistem drainase yang baik. Drainase yang baik menciptakan

aerasi yang baik pula sehingga akar tanaman akan lebih mudah menyerap air, hara

nitrogen dan oksigen. Tingkat kesuburan tanah dipengaruhi oleh kandungan atau

kecukupan unsur hara dalam tanah. Semakin tinggi tingkat kesuburan tanah maka

semakin banyak unsur hara yang tersedia bagi tanaman. Semua tanaman termasuk

kacang tanah memerlukan unsur hara esensial makro (C, H, O, N, P, K, Ca, Mg,

dan S) dan mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, B, dan Cl). Kebutuhan hara tersebut

diperoleh dari udara, air, tanah, sisa-sisa tanaman dan pupuk. Semua unsur hara

esensial tersebut harus tersedia dalam jumlah yang optimum sesuai dengan

kebutuhan kacang tanah dan mudah diserap agar dicapai hasil maksimal. Menurut

Pitojo (2005), menyatakan bahwa kacang tanah tumbuh paling baik dalam kisaran

suhu udara 25-35o C. Suhu tanah yang menjadi faktor penentu dalam

perkecambahan biji dan pertumbuhan awal tanam. Suhu ideal untuk pertumbuhan

ginofor sekitar 30-34o C dan suhu optimal perkecambahan benih berkisar 20-30o

C. Tanaman kacang tanah memerlukan sinar matahari yang penuh.

Naungan lebih dari 30% akan menurunkan hasil kacang tanah karena

mempengaruhi fotosintesis dan respirasi. Intensitas cahaya yang rendah saat

7
pembentukan ginofor akan mengurangi jumlah ginofor sedangkan intensitas

cahaya yang rendah saat pengisian polong akan menurunkan jumlah dan berat

polong serta menambah polong hampa.

Tanaman kacang tanah tergolong jenis tanaman yang memerlukan iklim

yang lembab pada fase perkecambahan, fase perkembangan vegetatif, fase

pembungaan dan fase pengisian polong. Setelah pengisian polongnya sempurna,

dikehendaki iklim yang kering untuk membantu pemasakan polong karena iklim

yang lembab dan basah dapat menyebabkan pembusukan polong. Kelembaban

udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65%. Curah hujan yang tinggi

tidak menjamin produksi kacang tanah yang dihasilkan akan tinggi pula.

Menurut Adisarwanto (2000), menyatakan distribusi curah hujan yang

merata dari pertumbuhan sampai panen yang baik yaitu 300-500 mm. Curah hujan

yang terlalu banyak pada awal tumbuh akan menekan pertumbuhan dan

menurunkan hasil. Bila curah hujan agak banyak pada periode pemasakan polong

maka polong akan pecah dan biji berkecambah karena penundaan saat panen.

2.2.3 Pupuk Hayati

Mikoriza adalah asosiasi mutualistik antara fungi dan akar tanaman yang

membentuk struktur simbiotik. Melalui simbiosis dengan tanaman, mikoriza

berperan penting dalam pertumbuhan tanaman, perlindungan terhadap penyakit,

dan peningkatan kualitas tanah. ( talanca 2010 )

8
Mikoriza merupakan jenis mikroba tanah yang mempunyai kontribusi

penting dalam kesuburan tanah dengan jalan meningkatkan kemampuan tanaman

dalam penyerapan unsur hara, seperti fosfat (P), kalsium (Ca), natrium (N),

mangan (Mn), kalium (K), magnesium (Mg), tembaga (Cu), dan air. Hal ini

disebabkan karena kolonisasi mikoriza pada akar tanaman dapat memperluas

bidang penyerapan akar dengan adanya hifa eksternal yang tumbuh dan

berkembang melalui bulu–bulu akar tanaman ( Talanca 2010 )

Marzuki (2007) menyatakan bahwa pemupukan memegang peranan

penting dalam peningkatan produksi kacang tanah. Kebutuhan N 15-20 kg/ha,

P2O2 45 kg/ha dan K2O 50-60 kg/ha. Tanah yang kurang bahan organiknya

memerlukan bahan organik. Pengapuran diperlukan untuk tanah yang masam.

Andrianto dan Indarto (2004) menyatakan kebutuhan Ca mencapai sekitar 300-

400 kg/ha yang berfungsi untuk pembentukan ginofor, sedangkan kebutuhan N

cukup 25-50 kg/ha dan untuk memenuhi kebutuhan N tersebut lewat penambatan

N di udara melalui mikroba rhizobium yang mencapai 75-80 % dan Sutanto

(2007) menyatakan rhizobium mampu mencukupi 80 % kebutuhan nitrogen

tanaman legum dan meningkatkan produksi antara 10 % - 25 %.

2.3 Hipotesis

1. Semakin tinggi dosis yang di berikan, semakain bagus pula tanaman

tersebut.

2. Tanaman kacang tanah sangat membutuhkan pupuk untuk meningkatkan

produksinya

9
BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan 27 September sampai 2 Desember

2017 di Lahan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Kelurahan Tondo,

Kecamatan Mantikulore, Provinsi Sulawesi Tengah.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis menulis, meter,

ember, gembor, cangkul, sekop, dan kamera. Adapun bahan yang digunakan

adalah tanah, pupuk organik, pupuk hayati fungi mikoriza, dan benih kacang

tanah.

3.3 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 1 faktor.

Faktor pertama adalah dosis pupuk hayati (FM) yang terdiri dari 5 level yaitu

mikoriza 36 g/petak (FM1), mikoriza 48 g/petak (FM2), mikoriza 60 g/petak

(FM3) dan mikoriza 72 g/petak (FM4).

Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali sebagai kelompok sehingga

menghasilkan 20 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 81 tanaman

sehingga menghasilkan populasi tanaman padi.

10
3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Persiapan Media Tanam

Pertama-tama melakukan pembersihan lahan kemudian membuat

bedengan untuk media tanam kacang tanah dengan ukuran bedengan yang

digunakan yaitu 3 m x 2 m. Selanjutnya tanah dicampurkan dengan pupuk

kandang yang sebelumnya telah diukur sebanyak 6 kg perbedengan.

3.4.2 Penyediaan benih

Sebelum ditanam dilakukan seleksi benih dengan cara benih dimasukkan

kedalam ember yang berisi air. Benih kacang tanah yang tenggelam adalah benih

kacang tanah yang baik sedangkan yang terapung adalah benih kacang tanah yang

kurang baik. Setelah itu benih direndam selama beberapa menit untuk merangsang

perkecambahan.

3.4.3 Penanaman

Penanaman benih dilakukan dengan cara transplanting atau dengan

membenamkan benih ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji. Pada saat proses

penanaman benih, juga di lakukan pemupukan hayati fungi mikoriza sebanyak 36

gram/petak untuk kode plat FM 1.

3.4.4 Pemupukan

Untuk pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada saat pengolahan

tanah atau persiapan media tanam dengan menggunakan pupuk kandang sebanyak

6 kg perbedeng dan pada saat penanaman benih, dengan cara menabur pupuk

11
hayati fungi mikoriza disekitar benih kacang tanah yang dibenam sebanyak 36

gram/petak.

3.4.5 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan dan pengendalian

hama. Penyiraman dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali dan penyiangan

dilakukan sesuai kondisi tanah dan tanaman. Pengendalian hama dilakukan

dengan cara mekanis.

3.5 Variabel Penelitian dan Cara Pengukuran

3.5.1 Komponen Tumbuh

- Tinggi tanaman, diukur pada saat tanaman berumur 14 HST, 21 HST,

28 HST, 35 HST, 42 HST, 49 HST, dan 56 HST. Pengukuran tinggi

tanaman dimulai dari permukaan tanah hingga ujung daun terpanjang.

- Jumlah daun, di hitung pada saat tanaman berumur 14 HST, 21 HST,

28 HST, 35 HST, 42 HST, 49 HST, dan 56 HST

- Umur berbunga, dihitung pada saat tanaman berumur 35 HST, 42 HST,

49 HST, 56 HST, 49 HST dan 56 HST.

- Jumlah bunga, di hitung pada saat tanaman berumur 35 HST, 42 HST,

49 HST dan 56 HST.

3.6 Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan analisis keragaman atau

uji F pada taraf α=5%. Jika analisis keragaman menunjukkan adanya pengaruh

12
yang signifikan, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan

taraf α=5%.

13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Komponen tumbuh

4.4.1 Tinggi Tanaman

Tabel 1. Pengamatan Tinggi Tanaman Pada Tanaman Kacang Tanah


( Arachis Hypogea.L)
pengamatan minggu ke-
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7
FM1 9,6a 13,8tn 18,6a 22,4tn 24,4ab 25,6tn 26,4tn
FM2 9,5a 12,8tn 16,9a 18,9tn 23,2ab 25,7tn 28,0tn
FM3 8,0a 11,4tn 13,5a 18,5tn 19,2ab 21,1tn 22,4tn
FM4 10,4a 11,6tn 16,0a 20,1tn 23,5ab 25,8tn 27,7tn

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa perlakuaan dosis pupuk

hayati mikoriza tidak mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah secara signifikan.

Di karenakan terdapat Infeksi yang di hasilkan oleh mikoriza kurang optimal pada

perakaran tanaman di sebabkan karena pada tanaman kacang tanah belum terdapat

akar pada tanaman kacang tanah (Rahayu, 2005). proses infeksi mikoriza

dipengaruhi oleh faktor kepekaan inang, faktor iklim, dan faktor kepekaan

tanah.Pernyataan ini juga didukung oleh Brundrett dalam Rahmadhani (2007)

bahwa faktor lingkungan terutama intensitas eahaya sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan mikoriza serta keberhasilan simbiosisnya dengan

inang. Intensitas eahaya matahari tinggi akan meningkatkan suhu tanah.

Selanjutnya suhu tanah akan mempengaruhi kapasitas dan derajat infeksi mikoriza

pada tanaman .

14
Tabel 2.Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah
( Arachis Hypogea.L)
pengamatan minggu ke-
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7
FM1 21,4tn 23,3tn 62,3tn 46,4tn 79,4tn 35,8tn 70,8tn
FM2 18,2tn 28,6tn 54,3tn 42,3tn 61,9tn 31,9tn 70,5tn
FM3 5,5tn 10,5tn 49,2tn 36,6tn 50,0tn 17,1tn 46,8tn
FM4 11,4tn 13,9tn 42,6tn 41,0tn 55,8tn 26,7tn 59,1tn

Berdasarkan hasil pengamatan Menunjukan bahwa perlakuan dosis pupuk

hayati mikoriza tidak berpengaruh nyata pada jumlah daun tanaman kacang tanah.

Pemberian pupuk hayati mikoriza berpengaruh tidak nyata pada semua perlakuan.

Hal ini karena pada pertumbuhan vegetatif pada tanaman kacang tanah lebih di

pengaruhi oleh ketersediaan unsur N pada tanaman. Unsur N pada tanaman

berfungsi membentuk asam amino dan protein yang dimanfaatkan dalam memacu

pertumbuhan fase vegetatif (Novianti 2002 )

15
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan yang di dapatkan dapat di simpulkan bahwa :

1. Tidak adanya pengaruh yang di dapatkan pada tanaman yang di berikan

pupuk hati mikoriza.

2 Mikorza dapat meningkatkan kemampuan tanaman dalam penyerapan

unsur hara, seperti fosfat (P), kalsium (Ca), natrium (N), mangan (Mn),

gnesium (Mg), tembaga (Cu), dan air.

5.2 Saran

Saya harap ada penelitian lebih lanjut buat penelitian ini karena banayak

sekali kekurangan yang ada, dan saya harap yang meneliti selanjutnya agar

mendapat hasil yang berpengaruh nyata.

16
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah


dan Lahan Kering. Jakarta : PT. Penebar Swadaya.

Astawan, M., 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Penebar
Swadaya, Jakarta

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan. 2009. Kecamatan Tanah Merah


Dalam Angka Tahun 2009. Katalog BPS : 1403.3526.080.

Hapsoh, S. Yahya, B. S. Purwoko, dan A. S. Hanafiah. 2005. Hasil beberapa


genotip kedelai yang diinokulasi MVA pada berbagai tingkat cekaman
kekeringan tanah ultisol. Jurnal Ilmiah Pertanian KULTURA 20 : 77-82.

Hartatik, W. dan L.R. Widowati, 2010. Pupuk Kandang.


http://www.balittanah.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 31 Januari
2010.

Marzuki, R. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta : Penebar Swadaya

Novizan.2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta

Pitojo S., 2005. Benih Kacang Tanah. Kanisius, Jakarta

Purnamawati, 2009. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Rahayu, M. 2005. Potensi Inokulum Rhizobium Phaseoli dan Mikoriza (Glomus


etunicatum) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata)
pada Lahan Pesisir. Skripsi tidak dipublikasikan.

Suprapto, H.S. 2000. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.

Talanca, Haris. 2010. Status Cendawan Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA)


Pada Tanaman. Prosiding Pekan Serealia Nasional. Balai Penelitian
Tanaman Serealia, Sulawesi Selatan.

Tim Bina Karya Tani. 2009. Budidaya Kacang Tanah. Bandung

17

Anda mungkin juga menyukai