PRAKTIKUM INTEGRASI
OLEH :
NUR HIJRA
E281 19 129
Oleh :
NUR HIJRA
E 281 19 129
ii
Judul Penelitian : Laporan Lengkap Praktikum Integrasi di Kebun
Akademik Fakultas Pertanian
Stambuk : E 28119129
Fakultas : Pertanian
Universitas : Tadulako
Palu, Desember2021
Menyetujui,
Disahkan Oleh :
Dosen Penanggung Jawab Praktikum
Mata Kuliah Integrasi
iii
RINGKASAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
Fakultas Pertanian dengan baik. Penyusunan laporan ini sebagai syarat untuk
praktikum dan penulisan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar.
Oleh karenanya, dengan baik dan benar. Oleh karenanya, dengan kerendahan hati
penyusun
v
DAFTAR ISI
Teks Halaman
HALAMAN SAMPUL......................................................................... i
HALAMAN JUDUL............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................. iii
RINGKASAN........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR........................................................................... v
DAFTAR ISI.......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. viii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat .............................................................. 2
vi
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 21
5.2 Saran...................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
BIODATA PENYUSUN
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
ix
BAB I. PENDAHULUAN
1
Pada dekade terakhir, kebutuhan bawang merah di indonesia dari tahun ke
tahun baik untuk konsumsi dan bibit dalam negeri mengalami peningkatan
sebesar 5%. Hal ini sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk yang setiap
tahunnya juga mengalami peningkatan, Badan pusat stastistik (BPS, 2016)
menyatakan bahwa produksi bawang merah di indonesia dari tahun 2011-2015
yaitu sebesar 893.124 ton, 964.195 ton, 1.010.773 ton, 1,229.184 ton. Pada tahun
2015 produksi bawang merah nasional mengalami penurunan dibandingkan tahun
2014 yaitu sebesar 0,39%. Luas panen bawang merah di indonesia tahun 2011-
2015 yaitu seluas 93.667 Ha, 99.519 Ha, 98,937 Ha.
Adapun tujuan dan manfaat dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
pengamatan pada tanaman jagung dan bawang merah serta mengetahui vegetasi
dan serangga.
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
3
Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang
disebut floret. Dua floret diabatsi oleh sepasang glumae (gluma). Bunga jantan
tumbuh dibagian pucuk tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk
sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol,
yang tumbuh dari buku di antara batang dan pelepah daun. Umumnya satu
tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki
sejumlah betina.
4. Tongkol dan Biji
Tanaman jagung mampu menghasilkan satu atau beberapa tongkol. Tongkol
jagung muncul dari buku ruas yang berupa tunas yang kemudian berkembang
menjadi tongkol jagung. Pada satu tongkol terdapat 200 – 400 biji jagung yang
tersusun rapi yang memiliki bentuk pipih dengan permukaan biji jagung cembung
atau cekung serta dasarnya memiliki bentuk yang runcing. Biji jagung memiliki 3
bagian terpenting yaitu perikarp, endosperma dan embrio (Paeru dan Dewi, 2017).
Budiman, (2013) mangatakan bahwa pada biji jagung terdiri atas empat
bagian utama, yaitu: kulit luar (perikarp) (5 %), lembaga (12 %), endosperma (82
%) dan tudung biji (tin cap) (1 %). Kulit luar merupakan bagian yang banyak
mengandung serat kasar atau karobohidrat yang tidak larut (non pati), lilin dan
beberapa mineral. Lembaga banyak mengandung minyak. Total kandungan
minyak dari setiap biji jagung adalah 4 %. Sedangkan tudung biji dan endosperm
banyak mengandung apti. Pati dalam tudung biji adalah pati yang bebas
sedangkan pati pada endosperm terikat kuat dengan matriks protein (gluten).
4
1. Akar
Secara morfologi akar tersusun atas rambut akar, batang akar, ujung akar,
dan tudung akar. Sedangkan secara anatomi (struktur dalam) akar tersusun atas
epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat. Ujung akar merupakan titik
tumbuh akar. Ujung akar terdiri atas jaringan meristem yang sel-selnya berdinding
tipis dan aktif membelah diri. Ujung akar dilindungi oleh tudung akar (kaliptra).
Tudung akar berfungsi melindungi akar terhadap kerusakan mekanis pada waktu
menembus tanah (Dewi 2012).
Pada akar, terdapat rambut-rambut akar yang merupakan perluasan
permukaan dari sel-sel epidermis akar. Adanya rambut-rambut akar akan
memperluas daerah penyerapan air dan mineral. Rambut-rambut akar hanya
tumbuh dekat ujung akar dan relatif pendek. Bila akar tumbuh memanjang
kedalam tanah maka pada ujung akar yang lebih muda akan terbentuk rambut-
rambut akar yang baru, sedangkan rambut akar yang lebih tua akan hancur dan
mati. Akar merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi sebagai alat untuk
menyerap air dan garam mineral dari dalam tanah, dan untuk menunjang dan
memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya (Dewi 2012).
2. Batang
Batang pada bawang merah merupakan batang yang semu yang terbentuk dari
kelopak-kelopak daun yang saling membungkus. Kelopak-kelopak daun sebelah
luar selalu melingkar dan menutupi daun yang ada didalamnya. Beberapa helai
kleopak daun terluar mengering tetapi cukup liat. Kelopak daun yang menipis dan
kering ini membungkus lapisan kelopak daun yang yang ada didalamnya yang
membengkak. Karena kelopak daunnya membengkak bagian ini akan terlihat
mengembung, membentuk umbi yang merupakan umbi lapis (Dewi 2012).
Bagian yang membengkak pada bawang merah berisi cadangan makanan
untuk persediaan makanan bagi tunas yang akan menjadi tanaman baru, sejak
mulai bertunas sampai keluar akarnya. Sementara itu, bagian atas umbi yang
membengkak mengecil kembali dan tetap saling membungkus sehingga
membentuk batang semu (Dewi 2012).
5
Pada pangkal ubi membentuk cakram yang merupakan batang pokok yang
tidak sempurna. Dari bagian bawah cakram ini tumbuh akar-akar serabut yang
tidak terlalu panjang. Sedangkan dibagian atas cakram, diantara lapisan kelopak
daun yang membengkak, terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi
tanaman baru (Dewi 2012 ).
3. Daun
Secara morfologi, pada umumnya daun memiliki bagian-bagian helaian daun
(lamina), dan tangkai daun (petiolus). Daun pada bawang merah (Allium cepa var.
ascalonicum) hanya mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil dan
memanjang dan berlubang seperti pipa. Bagian ujung daunya meruncing dan
bagian bawahnya melebar seperti kelopak dan membengkak (Dewi 2012).
Pada bawang merah, ada juga yang daunnya membentuk setengah lingkaran
pada penampang melintang daunnya, warna daunnya hujau muda. Kelopak-
kelopak daun sebelah luar melingkar dan menutup daun yang ada didalamnya
(Dewi 2012).
4. Umbi
Bagian pangkal umbi membentuk cakram yang merupakan batang pokok
yang tidak sempurna (rudimenter). Dari bagian bawah cakram tumbuh akar-akar
serabut. Di bagian atas cakram terdapat mata tunas yang dapat menjadi tanaman
baru. Tunas ini dinamakan tunas lateral, yang akan membentuk cakram baru dan
kemudian dapat membentuk umbi lapis kembali (BPS 2016).
1. Iklim
Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah
hujan ideal sekitar 85 – 200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan
dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya
jagung ditanam di awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Dan
tanaman jagung menghendaki suhu antara 21 – 34 derajat C, namun idelanya pada
6
suhu 23 – 27 derajat C. Sedangkan pada proses perkecambahan benih jagung
memerlukan suhu sekitar 30 derajat C (Budiman, 2013).
Tanaman jagung berasal dari daerah tropis, tetapi karena banyak tipe dan
variasi sifat – sifat yang dimilikinya, jagung dapat tumbuh baik pada berbagai
iklim. Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalag daerah
– daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub tropis atau tropis basah.
Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 00 – 500 lintang utara hingga
00 – 400 lintang selatan (Rukmana, 2010).
2. Ketinggian Tempat
Menurut Paeru dan Dewi (2017), tanaman jagung mampu dbudidayakan pada
dataran rendah maupun dataran tinggi. Namun pada umumnya jagung di
Indonesia dibudidayakan di dataran rendah, baik pada lahan tegalan, sawah tadah
hujan maupun sawah irigasi. Dan pada dataran tinggi tanaman jagung mampu
tumbuh pada ketinggian 1.000 – 1.800 m dpl. Budiman (2013) Menambahkan
daerah dengan ketinggian antara 0 – 600 m dpl merupakan ketinggian yang
optimum bagi pertumbuhan tanaman jagung.
3. Jenis Tanah
Paeru dan Dewi (2017), mengatakan bahwa tanaman jagung dapat tumbuh
secara optimum jika ditanam pada lahan yang subur, gembur, dan kaya akan
humus sehingga produktivitas nya pun akan tinggi serta tanaman jagung akan
tumbuh secara baik jika keasaman tanah (pH) berkisar antara 5,5 – 7 namun yang
paling baik adalah 6,8. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain:
andosol (berasal dari gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada
tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang
baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur
lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman
jagung tersebut (Budiman, 2013).
7
2.2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah
Bawang merah tidak tahan kekeringan karena sistem perakaran yang
pendek. Sementara itu kebutuhan air terutama selama pertumbuhan dan
pembentukan umbi cukup banyak. Di lain pihak, bawang merah juga paling tidak
tahan terhadap air hujan, tempat-tempat yang selalu basah atau becek. Sebaiknya
bawang merah ditanam di musim kemarau atau di akhir musim penghujan.
Dengan demikian, bawang merah selama hidupnya di musim kemarau akan lebih
baik apabila pengairannya baik (Hadisuwito, 2012).
Ketinggian tempat yang terbaik untuk tanaman bawang merah adalah
kurang dari 800 m di atas permukaan laut (dpl). Namun sampai ketinggian 1.100
m dpl, tanaman bawang merah masih dapat tumbuh. Ketinggian tempat suatu
daerah berkaitan erat dengan suhu udara, semakin tinggi letak suatu daerah dari
permukaan laut, maka suhu semakin rendah (Hadisuwito, 2012).
Tanaman bawang merah menghendaki temperatur udara antara 25 - 32 0C.
Tanaman bawang merah lebih baik pertumbuhannya pada tanah yang gembur,
subur, dan banyak mengandung bahan-bahan organik. Tanah yang sesuai bagi
pertumbuhan bawang merah misalnya tanah lempung berdebu atau lempung
berpasir, yang terpenting keadaan air tanahnya tidak menggenang. Pada lahan
yang sering tergenang harus dibuat saluran pembuangan air (drainase) yang baik.
Derajat kemasaman tanah (pH) antara 5,5 – 6,5 (Hadisuwito, 2012).
8
a) Pemupukan susulan tahap pertama
Proses pemupukan susulan kali pertama ini dapat dikerjakan ketika umur
tanaman jagung sudah mencapai 15 HST (Hari Setelah Tanam). Adapun pupuk-
pupuk yang digunakan antara lain: Nitrogen:50 kg/ha(urea) Fosfor : 8 kg/ha(sp36,
tsp) Kalium : 40 kg/ha(kcl). Pemberian pupuk ini diharapkan pertumbuhan
tanaman jagung akan semakin subur. Selain itu, tanaman jagung juga mempunyai
daya tahan yang lebih kuat dari serangan hama dan penyakit (pasta, 2015)
b) Pemupukan susulan tahap kedua
Untuk pemupukan susulan tahap kedua, pekerjaannya dilaksanakan pada
waktu tanaman jagung telah menginjak usia 30 HST (hari setelah tanam). Proses
ini mengandalkan beberapa pupuk yang berguna untuk mendukung pertumbuhan
tanaman seperti : Nitrogen : 75 kg/ha(urea) Fosfor : 15 kg(sp36,tsp) Kalium : 60
kg(kcl)
c) Pemupukan susulan tahap ketiga
Pemupukan ketiga tanaman Jagung membutuhkan unsur hara yang
berfungsi untuk pembentukan buah jagung sehingga unsur hara P harus lebih
dominan dan mengurangi unsur hara N agar tanaman tidak rentang hama
penyakit, pemberian unsur hara lebih tinggi agar tanaman kuat dari hama dan
penyakit pembirian pupuk di lakukan pada umur 45 HST. Nitrogen: 25 kg(urea)
Fosfor:25 kg(sp36) Kalium:68 kg.(kcl). Selain memberikan pupuk secara tepat,
tanaman jagung juga perlu disiram secara berkala untuk menjaga kebutuhan air
dan kelembapan udara. Jangan sampai tanaman mengalami kekeringan akibat
kondisi lahan yang terlalu tandus.
Proses penyiangan dapat dilakukan sebelum proses pemupukan susulan
tahap pertama dan kedua dilaksanakan. Sementara, proses pembubunan sebaiknya
dikerjakan dalam waktu yang bersamaan dengan pemupukan susulan tahap kedua.
Jagung dapat dipanen setelah berusia 120 – 130 hari setelah tanam untuk
memastikan benar-benar kering. Jagung yang siap panen memiliki ciri-ciri :
kelobot cokelat, rambut jagung hitam kering, biji jagung keras.
9
2.3.2 Pupuk dan Pemupukan Tanaman Bawang Merah
Secara umum dapat disebutkan bahwa setiap ton pupuk kandang
Mengandung 5 kg N, 3 kg P2O5 dan 5 kg K2O serta unsur-unsur hara esensial
lain. Dalam jumlah yang relatif kecil. Dalam semua pupuk kandang, P selalu
terdapat. Dalam kotoran padat dan sebagian besar K dan N terdapat dalam kotoran
cair (urine). Kandungan unsur hara dalam kotoran ayam adalah yang paling
tinggi, Karena bagian cair (urine) tercampur dalam bagian padat (Sumarni dan
Rosliani, dan Basuki 2012).
Pupuk kandang secara konvensional sebenarnya siap pakai dan tidak
Memerlukan perlakuan khusus. Hanya saja kotoran hewan yang baru keluar dari
Tubuh hewan atau ternak tidak boleh langsung diberikan ke tanaman. Kotoran
Demikian perlu difermentasi terlebih dahulu, sehingga dapat disebut pupuk
Kandang yang siap digunakan untuk tanaman.
Keberhasilan pemupukan sangat ditentukan oleh pemakaian maupun
Penempatan pupuk yang tepat. Pupuk yang disebarkan di permukaan tanah akan
Memberikan hasil lain dibanding dengan pupuk yang dibenamkan dalam tanah.
Ada tiga cara pemupukan yang dianjurkan untuk diterapkan pada tanaman
Bawang merah, yaitu:
a. Penugalan, Pemupukan dengan cara ini adalah pupuk ditempatkan dalam
jalur-jalur Yang dibuat di dekat tanaman dengan jarak 5 cm dan dalam 3-5
cm. Lubang Tempat pupuk dibuat dengan cara ditugal pada tanah yang telah
ditentukan batas- batasnya (Pitojo, 2013).
b. Pembenaman, Pupuk dibenamkan pada alur-alur di antara barisan tanaman.
Alur-alur Untuk menempatkan pupuk dibuat seperti parit yang berukuran
kira-kira 2 cm. Dengan kedalaman 3 cm, dan jarak 3-5 cm. Pembuatan alur
harus dilakukan Dengan hati-hati agar tidak memutus atau merusak akar
serabut yang menjalar ke Samping (Pitojo, 2013).
c. Melalui daun Pemupukan melalui daun di lakukan dengan cara
disemprotkan langsung Pada tanaman, terutama bila pupuk yang digunakan
dalam jumlah sedikit. Unsur Hara mikro yang biasa digunakan terdapat pada
pupuk pelengkap cair (PPC) dan Pemupukan biasanya dilakukan bersamaan
10
dengan penyemprotan pestisida. Agar Pestisida dan pupuk lebih efektif
kerjanya, maka ketika menyemprot dapat Ditambah zat perekat, misalnya
Agristik. Pupuk daun yang diberikan adalah Gandasil dan Vitabloom
(Pitojo, 2013)
11
- Ketiga, pola tanam campuran (mixed cropping), yaitu pola penanaman jagung
yang dilakukan dengan beberapa tanaman lainnya tanpa diatur jarak tanam
ataupun larikannya. Dengan kata lain, semua tanaman tercampur menjadi satu.
Demikian penjelasan terkait pola tanam yang baik untuk tanaman jagung.
Sekarang, Anda bisa menentukan sendiri kapan sebaiknya Anda akan
menggunakan jenis pola tanam tersebut untuk menghasilkan produktivitas yang
lebih besar.
12
susulan II dilakukan pada tanaman umur 5 minggu dengan komposisi Urea 47 kg,
ZA 100 kg, dan KCl 56 kg dan cara pemberiaannya dengan
membuat garitan disamping tanaman kemudian ditaburi campuran pupuk.
3. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dua tahap atau tergantung dari pertumbuhan
gulmanya. Pada umumnya dilakukan 2 tahap, yaitu bersamaan dengan
pemupukan susulan.
4. Pengendalian hama/penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman bawang merah ialah ulat daun.
Pengendalian dengan insektisida berbahan aktif klorfirifos apabila sudah
mencapai ambang batas pengendalian. Penyakit berbahaya yang menyerang
bawang merah umumnya disebabkan oleh cendawan dan ini bisa ditanggulangi
dengan fungisida.
Panen bawang merah pada umumnya setelah tanaman berumur 2 bulan,
apabila 60-70 persen daunnya sudah rebah.Produksi rata-rata tanaman bawang
merah di Poktan Mugi Makmur adalah 1:8-9 kg, artinya setiap 1 kg benih umbi
bisa menghasilkan 8-9 kg bawang merah, Pemasaran bawang merah di
Poktan Mugi Makmur biasanya dilakukan dengan cara tebasan (Suriani, 2011).
13
BAB III. METODE PRAKTIKUM
14
3.3 Parameter Pengamatan
Pada parameter panjang dan banyaknya daun pada tanaman jagung dan
bawang kami mengukur mengunakan meteran baju serta menghitungnya pada
setiap minggu tepatnya setiap hari sabtu.
Pada parameter gulma dan hama tanaman jagung dan bawang kami
melihat perangkap hama yang kami buat selama tiga minggu sekali sama halnya
pada gulma.
15
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
16
4.1.3 Diameter Jagung
17
Tabel 5. Data Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah (cm)
4.2 Pembahasan
18
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi bahan
organik dan arang pengaruhnya sama terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, hal
ini diduga karena tinggi tanaman lebih dominan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan (wirana, 2015) yang mentakan bahwa pertumbuhan tanaman sangat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya dan air yang berperan penting
dalam pemanjangan sel, pembentukan sel tanaman dan proses penyerapan unsur
hara.
Daun merupakan salah satu organ penting tanaman yang berfungsi sebagai
tempat prosesnya fotosintesis. Parameter jumlah daun diamati untuk mengetahui
pengaruh fotosintesis terhadap hasil fotosintesis tanaman jagung.
Pada tabel 2. pengamatan tinggi tanaman jagung nilai yang diperoleh dari
hari ke 2, Mst (6, 6, 6, 6, 6, 4) hari ke 4 (9, 12, 12, 9, 10, 9) hari ke 6 (10, 11, 11,
11, 11, 9) hari ke 8 (12, 13, 12, 12, 12, 10).
Daun merupakan salah satu organ tanaman yang berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya proses fotosintesis. Semakin banyak jumlah daun dalam satu
tubuh tanaman memungkinkan pemerataan jumlah cahaya yang diterima oleh
daun dan penyerapan hara menjadi lebih optimum. Pengamatan jumlah daun
dilakukan untuk mengetahui pengaruh fotosintesis yang akan menghasilkan
asmilat yang dimanfaatkan tanaman untuk pada fase vegetatif dan generatif
(Murdianingtyas, 2014)
Pada tabel 5. pengamatan jumlah daun bawang merah, nilai yang diperoleh
dari hari ke 2, Mst (10, 14, 8, 14, 9, 12, 10, 6) hari ke 4 (12, 18, 7, 17, 2, 13, 12, 7)
hari ke 6 (12, 21, 10, 20, 2, 15, 16, 8) hari ke 8 (10, 19, 7, 18, 3, 13, 14, 10).
19
Vegetasi gulma dapat dianalisis dengan cara mengamati jenis (spesies)
gulma yang tumbuh serta dominansinya pada pertanaman antara lain gulma
mimosa pudica L, gulma (syawal, 2010).
Identifikasi gulma dan serangga dilakukan pada pertanaman jagung dan
bawang merah di lakukan dilahan pertanian. Pada umumnya penyebaran
(diseminasi) biji gulma pada suatu lahan dapat terjadi melalui angin, air, hewan,
serangga dan manusia. Vegetasi pada serangga yang ada terdapat pada tanaman
yaitu antara lain ulat grayak (spodoptera L.), Semut (Formicidae).
20
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum mata kuliah integrasi ini dapat disimpulkan bahwa praktikum
ini membantu mahasiswa untuk dapat memahami dan lebih mengerti mengenai
bagaimana pengamatan budidaya tanaman jagung dan bawang merah dengan
system tumpang sari dengan benar. Bagaimana pegolahan lahan dan sampai
panen. Dan pengendalian hama dan penyakit di lapangan. Dari praktikum ini kita
dapat mengetahui pertumbuhan tanaman jagung dari baris plot 1,2,3,4 dengan
pemberian dosis pupuk yang berbeda-beda, tetapi dari pemberian dosis pupuk
yang berbeda ini pertumbuhan tanaman tidak begitu signifikan perbedaan.
Pertumbuhan tanaman jagung ini rata-rata sama
5.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Pasta. 2015. Pengaruh Dosis Pupuk N,P dan K Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Jagung Dilahan Kering. http : www.
iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch = jsti&id = 15. Desember 2019 pukul 19:09
Badan Pusat Stastistik. 2016 Produksi Bawang Merah Menurut Provinsi Tahun
2019-2013. Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Jakarta. Diakses
Pada 23 Desember 2019 pukul 21:09
Danamik, M dkk, 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. UsusPres. Medan.
Diakses pada 23 Desember 2019 pukul 21:20
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. CV. Nuansa
Aulia.Bandung. 208 hal.
Firmansyah, I. & N. Sumarni. 2013. Pengaruh Dosis Pupuk N dan Varietas
terhadap pH Tanah, N-Total Tanah, Serapan N, dan Hasil Umbi Bawang
Merah (Alium ascolonicum L.) pada Tanah Entisols-Brebes Jawa Tengah.
Jurnal.Hort. 23(4):358-364.
H, Meiyana. 2016. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jarak Terhadap Produksi B
Prarudiyanto awang Merah (Allium ascalonicum L). Media Soerjo. Vol
18.
Paeru, RH., dan Dewi, TQ. 2017. Panduan Praktis Budidaya Jagung. Jakarta :
Penebar Swadaya. Cetak 1.
Rukmana, R. 2012. Usahatani Jagung. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Dewi, N. 2012. Untung Segunung Bertanam Aneka Bawang. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press.
Dewi, N. 2012. Aneka Bawang. Pustaka Baru Press. Jogjakarta. 195 hlm.
Budiman, Haryanto. 2013. Budidaya Jagung Organik Varietas Baru Yang Kian di
Buru. Pustaka Baru Putra. Yogyakarta. 206 hal.
Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Pitojo, S. 2003. Penangkaran Benih Bawang Merah. Yogyakarta: Kanisius.
Sumarni,N, Rosliani,R, dan Basuki,R,S. 2012. Respons Pertumbuhan Hasil
Umbidan Serapan NPK Tanman Bawang Merah Terhadap Berbagai Dosis
Pemupukan NPK pada Tanah Alluvial. J.Hort Vol. 22 No. 4
Suriani, N.2011.Bawang Merah Untung.Budidaya Bawang Merah.Cahaya Atma
Pustaka.Yogyakarta.
Syawal, Y., 2010. Interaksi Tanaman dengan Gulma (Dasar-dasar ilmu gulma).
Unsiri,Palembang.
DOKUMENTASI
1. Vegetasi gulma dan serangga pada tanaman jagung & Bawang Merah
selesai pada tahun 2016. Dilanjutkan kejenjang yang lebih tinggi yaitu di SMAN
2 SIGI dan selesai pada tahun 2019. Setelah menyelesaikan studinya di SMAN 2