Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI GULMA

PRAKTIKUM IV

ORGAN PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYEBARAN GULMA

OLEH :
NAMA : NUR SAFARTI
STAMBUK : F1D118023
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN PEMBIMBIMG : MUH. DJUMADIL AKBAR

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gulma termasuk kelompok tumbuhan yang belum diketahui

manfaatnya secara pasti. Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak

diinginkan pada lahan usaha petani karena keberadaannya menimbulkan

gangguan dan kerusakan bagi tanaman budidaya. Gulma mempunyai

keanekaragaman yang cukup tinggi, karena gulma mempunyai jenis yang

banyak, sifat pertumbuhan dan perkembangbiakan yang beragam, daya

adaptasi tinggi, penyebaran luas dan lain sebagainya. Secara langsung atau

tidak langsung, keragaman sifat yang dimiliki gulma akan menentukan kondisi

lingkungan tumbuh yang dibutuhkannya.

Organ perkembangbiakan gulma secara generatif dapat berupa biji atau

spora, sedangkan secara vegetatif berupa umbi, rimpang, stolon, atau ruas-ruas

batang. Organ perkembangbiakan gulma dapat menyebar dari satu tempat ke

tempat lainnya dengan menggunakan alat bantu pengkait, duri, rambut, sayap,

atau sabut. Biji gulma yang memiliki alat bantu berupa duri dan kait akan

menyebar dengan bantuan binatang (melekat pada binatang atau manusia);

rambut dan sayap membantu biji gulma untuk terbang bersama angin, dan

sabut akan memungkinkan biji atau buah gulma hanyut terbawa air.

Gulma yang memiliki organ perkembangbiakan ganda, baik generatif

maupun vegetatif, dan memiliki alat bantu penyebaran, akan berpotensi

sebagai gulma penting atau gulma yang bersifat sangat merugikan.


Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan praktikum tentang organ

perkembangbiakan dan penyebaran gulma.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana mengetahui cara

mengenal secara langsung dan lebih teliti tentang organ perkembangbiakan

gulma serta alat bantu penyebarannya ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengenal

secara langsung dan lebih teliti tentang organ perkembangbiakan gulma serta

alat bantu penyebarannya.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh praktikan pada praktikum ini adalah dapat

mengenal secara langsung dan lebih teliti tentang organ perkembangbiakan

gulma serta alat bantu penyebarannya.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gulma pada Lahan Budidaya

Membudidayakan suatu tanaman sering mengalami kendala karena

adanya gangguan dari organisme pengganggu tanaman (OPT). Gulma

merupakan salah satu OPT yang sering membuatkan masalah dalam budidaya

tanaman, termasuk terung. Gulma dapat mengganggu tanaman budidaya

dengan cara bersaing untuk memperoleh unsur hara dan air di dalam tanah

sehingga tanaman kebutuhan untuk tanaman budidaya menjadi berkurang,

persaingan terhadap sinar mata hari sehingga proses fotosintesis tanaman

budidaya menjadi terganggu dan gulma dapat mengeluarkan eksudat yang

dapat merupakan racun bagi tanaman budidaya (Uluputty, 2014).

B. Golongan Gulma

Gulma ialah tumbuhan yang tidak dikehendaki oleh manusia karena

dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Keberadaan gulma dalam

lingkungan tumbuh tanaman sangat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman karena gulma dan tanaman akan berkompetisi untuk

dapat memperoleh faktor tumbuh seperti cahaya, air, unsur hara dan ruang

tumbuh. Kehilangan hasil akibat gangguan gulma dapat berkisar antara 20%

hingga 80%, tergantung pada jenis dan kerapatan gulma serta waktu terjadinya

gangguan gulma. Gulma dapat menekan hasil tanaman kacang tanah dan ubi

kayu sehingga keberadaan gulma perlu dikendalikan untuk memperoleh

pertumbuhan tanaman yang optimal. Gulma digolongkan menjadi tiga yaitu


gulma golongan rerumputan, gulma golongan teki dan gulma golongan daun

lebar (Hardiman, 2014).

C. Perbanyakan pada Gulma

Berdasarkan daur hidup, gulma tersebut termasuk dalam golongan

gulma tahunan. Gulma tahunan dicirikan dengan memiliki organ perbanyakan

vegetatif. Imperata cylindrica merupakan gulma rumputan yang memiliki

organ perbanyakan secara vegetatif dengan rimpang. Cyperus rotundus

merupakan gulma tekian yang memiliki organ perbanyakan generatif dengan

biji dan organ perbanyakan vegetatif dengan umbi. Chromolaena odorata

merupakan golongan gulma daun lebar yang memiliki organ perbanyakan

vegetatif melalui pangkal batang yang tertinggal dalam tanah sehingga mampu

membentuk tunas, sedangkan organ perbanyakan generatif dengan biji

(Mawandha, 2018).

D. Penyebaran Biji Gulma

Cara penyebaran gulma ada beberapa macam yaitu penyebaran oleh

binatang dan penyebaran melalui air. Organ penyimpanan seperti umbi lapis

atau akar rimpang juga dapat berperan dalam penyebaran, terutama dalam

pertanian yang secara intensif dikerjakan secara mekanis. Gulma akan dapat

berkembang luas apabila pengerjaan secara mekanis tersebut tidak dapat

dikerjakan dengan tepat. Selanjutnya diungkapkan pula bahwa penyebaran biji

atau bagian gulma yang dimakan oleh hewan tersebut dan melalui jalur

pencernaan, masih tetap dapat tumbuh (golongan Cyperaceae, Graminae dan


semak belukar seperti Lantana sp.). Kemudian penyebaran melalui air,

biasanya hal ini terjadi untuk gulma air baik ke arah faktor aliran air biji atau

bagian gulma yang mengapung maupun sifat biji atau gulma yang toleran

terhadap penyerapan air (Suryatini, 2018).

E. Faktor Keberadaan Gulma

Keberadaan gulma pada suara areal ditentukan oleh berbagai faktor

yakni faktor internal (genetik) dan faktor eksternal (lingkungan) yang tidak

menunjang bagi kehadiran dan perkembangan jenis gulma tersebut. Faktor

eksternal yakni suhu, kelembapan, curah hujan, gas (O2 dan CO2) cahaya dan

air. Sedangkan faktor internal yakni resistensi mekanik kulit biji, embrio yang

belum matang dan pematangan kemudian memegang peranan penting dalam

perkembang biakan gulma (Nuraini, 2019).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 17 November 2020 pukul

07.30-10.00 WITA dan bertempat di Desa Labaha, Kecamatan Watopute,

Kabupaten Muna, Raha.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini jenis gulma dan organ

perkembangbiakannya.

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan

No. Nama Alat Kegunaan


1 2 3
1. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil
pengamatan
2. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
3. Sumber refensi Untuk membandingkan dengan hasil
pengamatan
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan organ perkembangbiakan gulma dari golongan rumput dan

golongan teki

2. Menggambar buah atau malai, biji dan organ perkembangbiakan lainnya

serta alat bantu penyebarannya pada blanko.

3. Mendokumetasikan hasil pengamatan

4. Membuat hasil pengamatan


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Organ Perkembangbiakan dan Penyebaran Gulma.

No. Gambar Organ


Jenis Gulma Perkembangbiakan dan Alat Bantu Penyebaran
bagiannya
1. Eluesine indica 1. Bunga
2. Biji
3. Stolon

2. Cyperus rotundus 1. Bunga


2. Biji
3. Stem

3. Ageratum 1. Bunga
conyzoides 2. Buah
3. Biji

4. Imperata cylindrica 1. Bunga


2. Biji
3. Rhizoma
(Martiana, 2018)
B. Pembahasan

Setiap tumbuhan berpotensi menjadi gulma, sehingga ada beberapa cirri

khusus yang membedakannya, yaitu laju pertumbuhannya cepat karena

memiliki fase generatif berupa biji yang beragam seperti biji bersayap pada

alang-alang, lalu mempunyai daya saing yang kuat dalam memperebutkan

faktor-faktor kebutuhan hidupnya seperti cahaya, ruang dan makanan.

Mampunyai toleransi yang besar terhadap kondisi lingkungan ekstrim, alat

perkembangbiakannya mudah tersebar dan bijinya bersifat dorman sehingga

memungkinkan untuk bertahan hidup dalam kondisi yang kurang

menguntungkan.

Gulma terbagi menjadi tiga golongan yaitu gulma golongan

rerumputan, yaitu gulma yang berasal dari familia Poaceae, yang memiliki ciri

utama berupa batang berbentuk silindris dan beruas, daunnya berbentuk pita,

tulang daun sejajar dan bunganya berbentuk melai. Golongan ke-dua yaitu

gulma golongan teki yang bersal dari familia Cyperaceae, yang memiliki ciri

utama berupa pertumbuhan daun pada pangkal batang, daun berbentuk pita,

tulang daun sejajar dan tangkai bunga berbentuk segi tiga, segi empat atau

silindris. Golongan terakhir adalah gulma golongan daun lebar yakni dari

familia selain Poaceae dan Cyperaceae, dimana ciri utamanya beranekaragam

tergantung dari familianya masing-masing.

Pengamatan tentang perkembangbiakan dan penyebaran gulma

dilakukan dengan mengambil empat spesies gulma yaitu rumput belulang

(Eluesine indica), rumput teki (Cyperus rotundus), bendotan (Ageratum


conyzoides) dan alang-alang (Imperata cylindrical). Pengamatan dilakukan

dengan mengamati alat bantu penyebarannya. Berdasarkan hasil pengamatan

rumput belulang (Eluesine indica) memiliki alat bantu penyebaran berupa

bunga, biji dan stolon. Menurut Uluputty (2014) menyatakan bahwa Eulisina

Indica termasuk family Poaceae atau Gramineae. Rumput ini berumpun, tegak

atau menjalar dan rumput ini berkembangbiak dengan biji. Batangnya atau

stolon kerap kali berbentuk cekungan yang terbentang, tingginya 0,1 – 0,9 m.

Batangnya menempel pipih sekali bergaris, kerapkali bercabang, poros

bulirnya bersayap dan bertunas, panjang 2,5 – 17 cm. Tumbuhan ini berumur

panjang, hidup ditempat cerah matahari dan terkadang pada tanah yang keras

dengan ketinggian tempat 1- 2000 m dpl. Penyebaran rumput ini dengan

bantuan angin dan manusia.

Rumput teki (Cyperus rotundus) memiliki alat bantu penyebaran berupa

bunga, biji dan stem. Menurut Uluputty (2014) menyatakan bahwa rumput

teki (Cyperus rotundus L.) termasuk family Cyperaceae. Teki berumpung

tegak, berumbi, berbatang banyak, tiap umbi mempunyai beberapa mata tunas

dan termasuk gulma tahunan. Pembungaan bulir tunggal dan majemuk,

mengelompok atau membuka, berwarna coklat dan berkembang biak dengan

umbi dan biji. Perbanyakan rumput teki dapat secara vegetatif yaitu melalui

umbi akar atau stem (tuber root) dan penyebarannya dibantu oleh hewan,

angin dan air karena rumput teki hidup pada habitat yang lembab.
Bendotan (Ageratum conyzoides) memiliki alat bantu penyebaran

berupa bunga, biji dan buah. Menurut Ulluputy (2014) bandotan adalah sejenis

gulma pertanian anggota family Asteraceae yang berasal dari Amerika tropis

dan termasuk terna semusim. Perbayakan gulma ini secara generative dengan

biji dan akar, bandotan (Agerantum conyzoides) memiliki biji yang dapat

melakukan dormansi atau masa istirahat yang sangat lama dan cara tersebut

merupakan salah satu cara gulma bendotan (Ageratum conyzoides) untuk

mempertahankan eksistensinya dilingkungan yang kurang menguntungkan

baginya dan sistem perakaran gulma ini adalah akar tunggang. Penyebaran

gulma ini dibantu oleh hewan pemakan buah.

Alang-alang (Imperata cylindrical) memiliki alat bantu penyebaran

berupa bunga, biji dan rimpang. Menurut Kartikasari (2013), alang-alang

(Imperata cylindrical (L.) Beauv) merupaka tumbuhan rumput berdaun tajam

yang kerap menjadi gulma dilahan pertanian. Alang-alang berkembang biak

secara generatif dengan biji dan secara vegetatif dengan rimpang. Rimpang

alang-alang tumbuh memanjang dan bercabang-cabang yang tersebar luas

didalam tanah. Ekstrak rimpang alang-alang mengandung senyawa fenolik

yaitu asam isofemfik, asam salisilik, asam veratatrat dan asam amisat.

Senyawa ini merupakan senyawa alelopati yang terdapat dalam rimpang

alang-alang yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan tanaman lain

disekitarnya. Penyebaran alang-alang dibantu oleh hewan, manusia dan angin.

Alang-alang tersebar cepat bersama angin atau dengan rimpangnya yang dapat

menembus tanah yang gembur.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah rumput

belulang (Eluesine indica) memiliki alat bantu penyebaran berupa bunga, biji,

stolon dan tersebar dengan bantuan angin dan manusia. Rumput teki (Cyperus

rotundus) memiliki alat bantu penyebaran berupa bunga, biji, stem dan

tersebar dengan bantuan angin dan air. Bandotan (Ageratum conyzoides)

memiliki alat bantu penyebaran berupa bunga, biji, buah dan tersebar dengan

bantuan hewan pemakan buah. Alang-alang (Imperata cylindrical) memiliki

alat bantu penyebaran berupa bunga, biji, rimpang dan tersebar dengan

bantuan hewan, manusia dan angin.

B. Saran

Saran yang dapat saya sampaikan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk asisten pembimbing, agar dapat memberikan sedikit pandangannya

mengenai praktikum yang dilakukan, agar praktikan dapat menambah

pengetahuannya lebih detail tentang gulma.

2. Untuk praktikan, agar lebih komunikatif lagi agar jalannya praktikum

berlangsung dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Hardiman, T., 2014, Pengaruh Waktu Penyiangan Gulma Pada Sistem Tanam
Tumpangsari Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Ubi Kayu
(Manihot esculenta Crantz.), Jurnal Produksi Tanaman, 2(2): 111-120

Kartikasari, S. D., 2013, Potensi Alang-Alang (Imperata cylindrical (L.) Beauv.)


dalam Produksi Etanol Menggunakan Bakteri (Zymomonas mobilis),
Jurnal Sains dan Seni Pomits, 2(2): 1-11

Mawandha, H. G., 2018, Pengaruh Dosis Herbisida Glifosat terhadap Beberapa


Jenis Gulma Utama Perkebunan Kelapa Sawit, Agroista Jurnal
Agroteknologi, 2(1): 83-92

Nuraini, W., 2019, Keanekaragaman Gulma pada Kacang Tanah (Arachis


hypogaea L.) Akibat Pengaruh Pengendalian Gulma pada Beberapa Taraf
Pupuk Nitrogen, Phospor dan Kalium, Jurnal Produksi Tanaman, 7(11):
2161-2167

Suryatini, L., 2018, Analisis Keragaman dan Komposisi Gulma pada Tanaman
Padi Sawah (Studi Kasus Subak Tegal Kelurahan Paket Agung
Kecamatan Buleleng), Jurnal Sains dan Teknologi, 7(1): 77-89

Uluputty, M.R., 2014, Gulma Utama Pada Tanaman Terung Di Desa Wanakarta
Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru, Agrologia, 3(1): 37-43

Anda mungkin juga menyukai