Anda di halaman 1dari 6

UNIT 1 KURVA SIGMOID PERTUMBUHAN

Pratiwi Udyah Lestari K


Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar

ABSTRAK
Salah satu ciri kehidupan tumbuhan adalah bahwa tumbuhan itu mengalami proses
tumbuh. Tumbuh adalah pertambahan volume yang tidak dapat balik. Besarnya
pertumbuhan persatuan waktu disebut laju tumbuh. Laju tumbuh suatu tumbuhan atau
bagiannya berubah menurut waktu. Oleh karena itu, bila laju tumbuh digambarkan
dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh pada ordinat dan waktu-pada absisa, maka
grafik itu merupakan suatu kurva berbentuk S atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid
peertumbuhan ini berlaku bagi tumbuhanh lengkap, bagian-bagiannya ataupun sel-
selnya. Tujuan dari praktikum ini adalah meneliti laju tumbuh daun sejak dari embrio
dalam biji, sampai daun mencapai ukuran tetap dalam tanaman kacang mesh/kacang
hijau. Hasil praktikum ini menunjukkan pertumbuhan panjang helai daun dan panjang
petiol sejalan dengan pada pola pertumbuhan kurva sigmoid.
Kata kunci :
LATAR BELAKANG melakukan penelitian-penelitian lebih
Pola pertumbuhan sepanjang lanjut tentang tumbuh dan
daur hidup pertumbuhan dicirikan perkembangan tumbuhan, karena ini
melalui fungsi yang disebut kurva menunjukkan tahapan-tahapan
sigmoid yaitu kurva yang berbentuk S. perkembangan. Dalam percobaan yang
Bentuk kurva sigmoid untuk semua menggunakan tumbuhan hidup, fase
tanaman kurang lebih tetap, tetapi perkembangan tumbuhan perlu
penyimpangan dapat terjadi sebagai diperhatikan untuk dapat menganalisa
akibat variasi-variasi di dalam suatu fenomena dengan tepat (Sari,
lingkungan (Leisolo, 2013). 2015).
Kurva sigmoid adalah suatu Air memiliki peran penting
kurva yang mencirikan pola dalam perkecambahan dan
pertumbuhan tanaman. Kurva sigmoid pertumbuhan, apabila benih kekurangan
berguna bagi para ahli dalam air akan menghasilkan daya kecambah
yang kurang serempak karena pada embrionya dengan kertas
pembelahan sel terhambat, sedangkan milimeter, kemudian di hitung nilai
dengan kondisi yang cukup akan rata-ratanya. Langkah berikutnya di
menghasilkan perkecambahan terbaik tanam 25 biji dalam pot, di siram
(Nugraheni, 2018). dengan air secukupnya, dan dipelihara
Berdasarkan latar belakang selama 2 minggu. Di adakan
tersebut dilakukanlah praktikum ini pengamatan sebagai berikut: a. Ukur
bertujuan meneliti laju tumbuh daun panjang daun dan petiolnya (daun
sejak dari embrio dalam biji, sampai pertama yang merupakan sepasang daun
daun mencapai ukuran tetap dalam tunggal) pada umur 3, 5, 7 10 dan 14
tanaman kacang mesh/kacang hijau. hari. Pengukuran daun pada 3 dan 5
METODE PRAKTIKUM hari dilakukan dengan menggali tanah.
Praktikum ini dilaksanakan pada Tiap pengukuran dilakukan terhadap 3
hari Selasa, 8 Desember 2020. Adapun tanaman. Jangan menggunakm biji-biji
alat dan bahan yang di gunakan dalam yang kelihatan tidak berkecambah.
praktikum ini adalah Kertas milimeter, Pengukuran selanjutnya dilakukan tanpa
pisau silet, media tanam. Sedangkan memotong kecambah tanaman. Di
untuk bahan yang digunakan Phaseolus gunakan selalu 3 tanaman yang sama
vulgaris atau Vigna radiata. untuk pengukuran lanjutan ini. Di
Adapun cara kerja dari tentukan rata-rata panjang daun dari
praktikum ini yakni pertama-tama di tiap-tiap seri pengukuran. Terakhir di
rendam biji kacang P. vulgaris selama buat grafik dengan panjang rata-rata
2-3 jam. Kemudian di pilih 30 biji yang daun (termasuk petiolnya) sebagai titik
baik untuk percobaan ini. Swelanjutnya koordinat x dan waktu pengukuran
di kupas 3 biji dan di buka (umur tanaman) pada titik koordinat y.
kotiledonnya, di ukur panjang daun HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Panjang Embrio dan Kotiledon
Biji Nomor Panjang Kotiledon (cm) Panjang Embrio (cm)
A 2.2 0.7
B 2.2 0.7
C 2.1 0.6
Rata-Rata 2.16 2
Sebelum dilakukan penanaman pada Phaseolus vulgaris, dilakukan perendaman
selama 2-3 jam pada kacang merah bertujuan untuk mempercepat terjadinya
perkecambahan. Dan juga untuk diukur panjang kotiledon dan embrionya. Pada data
diatas di temukan bahwa pada biji A, B dan C panjang kotiledonnya hampir sama yakni
mencapai ±2 cm, yang jika dirata-ratakan yakni sepanjang 2.16 cm. Hal tersebut juga
terjadi pada pengukuran panjang embrio biji kacang merah, yang panjangnya ±0.7 cm
yang jika dirata-ratakan yakni sepanjang 2 cm. Hal ini dapat menjadi patokan
pertumbuhan kacang merah akan hampir sama dikarenakan rata-rata panjang kotiledon
dan embrio kacang yang digunakan hampir sama, yang akan membuat pertumbuhan
tanaman juga akan hampir sama, kecuali adanya faktor-faktor tertentu yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dari kacang merah tersebut.
Tabel 2. Panjang Helai Daun Tanaman (25 Tanaman)
Biji Panjang Helai Daun Hari Ke- (cm)
Nomor 3 5 7 10 14
1 0 0 0 0 0
2 0.5 1 1.5 2.3 3.1
3 0.2 0.9 1.2 2 2.6
4 0.7 1.7 2.8 3.5 4.2
5 0 0 0 0 0
6 0.3 2.8 3.6 4.1 4.5
7 0.3 2.6 3.4 4 4.5
8 0 0 0 0 0
9 0.7 1.7 2.8 3.5 4.2
10 0.3 2.8 3.6 4.1 4.5
11 0 0 0 0 0
12 1 2.1 3.3 4.8 5.2
13 0.3 2.8 3.6 4.1 4.5
14 1.2 2.1 3.9 4.7 5.7
15 0 0.4 1 1.3 1.8
16 0 0 0 0 0
17 0.7 1.7 2.8 3.5 4.2
18 0.5 0.7 1.1 3.2 4.8
19 1.5 2.8 3.1 4.1 6.1
20 0 0 0 0 0
21 0 0 0.3 2.3 6.7
22 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0
24 0.2 0.8 1.1 2.3 4.1
25 0.7 1.7 2.8 3.5 4.2
Rata-
0.36 1.14 1.67 2.49 2.99
Rata
Dapat dilihat pada tabel 2 diatas yang tidak mengalami pertumbuhan, hal
terdapat beberapa biji kacang tanah tersebut kemungkinan dapat
dikarenakan akibat kualitas dari biji Pada hasil rata-rata hasil
yang tanam, dikarenakan pada saat pengukuran yang dilakukan pada hari
penanaman dilakukan di tempatkan ke 3, 5, 7 10 dan 14 ditemukan bahwa
pada satu wadah, hal tersebut dari hari kehari angka menunjukkan
menunjukkan bahwa media tanam adanya peningkatan pada pengukuran
tersebut cukup baik bagi biji yang lain hari ke-3 didapatkan hasil 0.36 cm,
untuk mengalami pertumbuhan. pengukuran hari ke-5 didapatkan hasil
1.14 cm, pengukuran hari ke-7
Adapun untuk hasil pengukuran
didapatkan hasil 1.67 cm, pengukuran
panjang helai daun pada 25 tanaman
hari ke-10 didapatkan hasil 2.49 cm,
kacang merah yang ditanam.
dan pengukuran hari ke-14 didapatkan
Menunjukkan berbagai macam hasil
hasil 2.99 cm.
pengukuran dari tiap bijinya, akan tetapi
hasil pengukurannya jika dilihat tidak
memiliki jarak angka yang terlalu jauh.
Tabel 3. Panjang Petiol Daun Tanaman (25 Tanaman)
Biji Panjang Petiol Daun Hari Ke- (cm)
Nomor 3 5 7 10 14
1 0 0 0 0 0
2 0 0.3 1.1 3.1 5.2
3 0.2 0.9 2.9 4.7 7.2
4 0.5 1.4 3.4 5.1 8.1
5 0 0 0 0 0
6 1.2 2.8 4.6 7.1 9.1
7 0.9 2.6 4.4 6.1 7.5
8 0 0 0 0 0
9 0 0.4 0.9 2 5
10 0 0 0.5 1.2 4
11 0 0 0 0 0
12 0 1.3 2.1 4.2 6.9
13 0 0.6 2.1 5.1 7.1
14 0 1.4 2.7 4.7 6.7
15 0.4 1.7 3.7 5.7 7
16 0 0 0 0 0
17 0 0.3 2.1 3.1 5.1
18 0 0.2 0.9 1.6 2.7
19 0 1 2.3 4.2 6.1
20 0 0 0 0 0
21 0 0 0.3 2.3 6.7
22 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0
24 0 0.5 1.8 3.2 5.2
25 0.3 1.1 2.5 5.4 7.1
Rata-
0.58 0.66 1.53 2.75 4.26
Rata
Adapun untuk hasil pengukuran dari hari kehari angka menunjukkan
panjang petiol pada 25 tanaman kacang adanya peningkatan pada pengukuran
merah yang ditanam. Menunjukkan hari ke-3 didapatkan hasil 0.58 cm,
berbagai macam hasil pengukuran dari pengukuran hari ke-5 didapatkan hasil
tiap bijinya, akan tetapi hasil 0.66 cm, pengukuran hari ke-7
pengukurannya jika dilihat tidak didapatkan hasil 1.53 cm, pengukuran
memiliki jarak angka yang terlalu jauh. hari ke-10 didapatkan hasil 2.75 cm,
Pada hasil rata-rata hasil dan pengukuran hari ke-14 didapatkan
pengukuran yang dilakukan pada hari hasil 4.26 cm.
ke 3, 5, 7 10 dan 14 ditemukan bahwa
Grafik 1. Kurva Sigmoid Pertumbuhan

GRAFIK RATA-RATA
16
14 2.99, 14 Rata-Rata
Panjang
12 Petiol
Hari Pengamatan

Daun
10 2.49 Tanaman
Panjang
8
Helai Daun
1.67
6 Hari Ke-
(cm)
1.14
4 2.99, 4.26
0.36 2.49
2
1.67
0.36 1.14
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Berdasarkan grafik sigmoid cepat pada fase vegetatif sampai titik


menunjukkan adanya pertumbuhan pada tertentu akibat pertambahan sel tanaman
penanaman kacang merah yang kemudian melambat dan akhirnya
dilakukan. Pola pertumbuhan sepanjang menurun pada fase senesen.
suatu generasi secara khas dicirikan Fase logaritmik dapat dilihat
oleh suatu fungsi pertumbuhan yang dari hari ke-1 sampai pada hari ke-3.
disebut kurva sigmoid pertumbuhan Kurva panjang helai daun dan panjang
petiol daun tanaman menunjukan dan Kandungan Steviosida
ukuran kumulatif sebagai fungsi dari Tanaman Stevia (Stevia
waktu. Fase logaritmik berarti bahwa rebaudiana Bertoni M.) pada
laju pertumbuhan lambat pada awalnya, Berbagai Umur Panen di
tapi kemudian meningkat terus. Laju Dataran Rendah”. Fakultas
berbanding lurus terhadap ukuran Pertanian Universitas Gadjah
organisme. Mada, Yogyakarta. Jurnal
Perkecambahan benih Vegetalika Vol. 4 No.1 (2015)
mempunyai hubungan erat dengan h: 56 – 69.
viabilitas benih dan jumlah benih yang Nugraheni, Febiasasti T, dkk. “Pengaruh
berkecambah dari sekumpulan benih Perbedaan Kedalaman Tanam
yang merupakan indeks viabilitas benih. dan Volume Air terhadap
Parameter untuk viabilitas benih yang Perkecambahan dan
digunakan adalah persentase Pertumbuhan Benih Sorgum
perkecambahan yang cepat dan (Sorghum Bicolor (L.)
pertumbuhan perkecambahan kuat. Hal Moench)” Departemen Biologi,
ini mencerminkan kekuatan tumbuh Fakultas Sains dan Matematika,
yang dinyatakan sebagai laju Universitas Diponegoro.
perkecambahan. Viabilitas benih Buletin Anatomi dan Fisiologi
merupakan daya benih yang Vol. 3 No. 2 (Agustus 2018) h.
ditunjukkan oleh metabolismenya atau 2527-6751.
pertumbuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
Leisolo, M.K, J. Riry dan E.A.
Matatula. 2013. Pengujian
Viabilitas dan Vigor Benih
Beberapa Jenis Tanaman yang
Beredar di Pasaran Kota
Ambon. Jurnal Agrologia, Vol.
2 No. 1, h. 1-9.
Sari, Citra R. dkk. “Pengaruh Takaran
Urea Terhadap Pertumbuhan

Anda mungkin juga menyukai