DISUSUN OLEH :
AROHMAN HIDAYAT
D1A021185
KELAS N
DOSEN PENGAMPU
Dr.Lizawati,S.P.,M.Si
Dr.Ir.Nerty Soverda,M.S
ASISTEN DOSEN
Esterlina Br Malanggo
Sabiliani Sabila
Waktu Praktikum :Praktikum dilaksanakan pada 6 Maret 2023 Pukul 15.00-Selesai Di Lahan
Percobaan, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi
Tujuan Praktikum :Untuk mengamati kurva pertumbuhan tanaman selama masa vegetatif,
yaitu meliputi nilai komulatif dan laju pertumbuhannya.
2. Cara Kerja
CARA KERJA
A.Persiapan tanah
1. Siapkan media tanam untuk setiap polybag berisi campuran tanah dan pupuk kandang (2:1)
seberat 15 kg;
2. Buatlah lubang tanam di tengah-tengah polybag dengan kedalaman 2 cm, dan buatlah 2
lubang untuk pupuk di sebelah kiri dan kanan lubang tanam dengan jarak 5 cm dari lubang
tanam.
B. Persiapan penanaman
a. Pilihlah benih jagung yang baik dan seragam, dan tanamkan 2 benih untuk setiap polybag
(setiap lubang tanam);
b. Berikan pupuk NPK sebanyak 10 gram per tanaman (per polybag) dengan memasukkannya
ke dalam lubang pupuk yang sudah disediakan.
c. Setelah benih ditanam dan dilakukan pemupukan segera dilakukan penyiraman hingga
mencapai kapasitas lapang.Penyiramanberikutnya dilakukan setiap pagi hari.
d. Pengamatan :
e. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, buatlah grafik tumbuh yang meliputi : nilai
kumulatif, dan laju pertumbuhan dari setiap variable
VARIABEL PENGAMATAN
NO MiNGGU
TINGGI
JUMLAH DAUN
DAUN(cm)
1 1 12 3 helai
2 2 34 5 helai
3 3 71,6 7 helai
4 4 92 10 helai
5 5 147,5 11 helai
6 6 163,5 11 helai
KURVA PERTUMBUHAN
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6
Series 1
2. Grafik Kurva Helain daun
2. Pembahasan
Percobaan kurva sigmoid pertumbuhan ini menggunakan tanaman jagung (Zea mays) yang
bertujuan untuk mengukur laju pertumbuha tanaman jagung.Laju pertumbuhan jagung nantinya akan
digambarkan dalam bentuk grafik dengan laju tumbuh ordinat dan wkatu pada absis kurva sigmoid.Dimana
pertumbuhan merupakan suatu penambahan yang dapat kita ukur atau mempunyai data yang bisa dikelola
yang pertambahannya dalam bentuk angka yang kemudian dihasilkan suatu penilaian yang bisa berkita
ambil keputusan dalam proses penambahan apa saja yang telah terjadi. Berdasarkan pengamatan tinggi
tanaman, jagung yang diberi pupuk memilikitinggi tanaman lebih tinggi dan batang yang lebih kokok
dibandingkan dengantanaman yang tidak diberi pupuk. karena pupuk memberikan tambahan nutrisi bagi
tanaman untuk mengalami pertumbuhan. Diperoleh juga tinggi tanaman pada pengamatan kurva sigmoid
mulai minggu pertama sampai minggu keenam pertumbuhan tunggi tanamannya logaritmik. Tanaman belum
menghasilkan buah. Hal ini sesuaidengan literatur,Salisbury dan Ross (1996),Kurva pertumbuhan berbentuk
S(Sigmoid) yang ideal, yang dihasilkan oleh banyak tumbuhan setahun dan beberapa bagian tertentu dari
tumbuhan setahun maupun bertahun, denganmengambil contoh tanaman jagung. Tiga fase utama biasanya
mudah dikenali:fase logaritmik, fase linear, dan fase penuaan. Pada fase logaritmik laju pertumbuhan lambat
pada awalnya, tapi kemudian meingkat terus. Padafase linier pertambahan ukuran berlangsung konstan. Fase
peuaan dicirakan oleh laju pertumnuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan.
Dari data percobaan dapat dilihat bahwa jagung mengalami pertambahan tinggi dari minggu
pertama rataanya awal hingga minggu keenam rataannya terjadi peningkatan. Semakin lama, tanaman
semakin tinggi. Hal ini terjadi karena jagung melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Pada fase
pertumbuhan vegetatif ini ada tiga aspek penting yang perlu diketahui, yaitu pembelahan sel(cell division),
pembesaran sel (cell enlargemen), dan diferensiasi (penggandaan) sel (cell differentiation). Terjadinya
perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman bisa disebabkan beberapa faktor yakni volume, biomassa, dan
diameter umur tanaman mengikuti bentuk ideal pertumbuhan. Bentuk kurva pertumbuhan tegakanyang ideal
akan mengikuti bentuk ideal bagi pertumbuhan organisme yaitu berbentuk kurva sigmoid.Pada pengamatan
jumlah daun, terjadi juga pertumbuhandan perkembangan . hal ini dapat kita lihat Jumlah daun, dari minggu
pertamahanya 2- 3 daun, rataan akhir pada minggu keenam menjadi 5-12. Fase vegetative terjadi pada
perkembangan akar, batang, daun dan batang yang baru, terutama saat awal pertumbuhan atau setelah massa
berbunga dan berbuah. Terjadi penurunan jumlah daun dan kenaikan jumlah daun merupakan suatu proses
pertumbuhan dan perkembangan. Pada fase pertumbuhan vegetatif ini ada tiga aspek penting yang perlu
diketahui, yaitu pembelahan sel, pembesaran sel, dan diferensiasi(penggandaan) sel. Terdapat juga
perbedaan warna daun antara tanaman jagung yang diberi pupuk dan yang tidak. Tanaman yang diberi
pupuk akan memiliki warna daun lebih hijau dan lebih banyak dibandingkan tanaman yag tidak diberi
pupuk. Hal ini dikarenakan tanaman yang diberui pupuk memiliki nutrisi lebih banyak untuk melakukan
metabolisme pertumbuhan.Pada pengamatan pratikum ini hanya dilakukan sampai tahap yaitu minggu
keenam yang dimana tahap panen belum bisa didapatkan tetapi sudah terlihat yaitu benang sari dan putik
yang menunjukan pada tahadap dalam memulai membuahan.
4. Kesimpulan
Dalam proses pertumbuhan tersebut melalui 3 fase yaitu fase logaritmik dimana pada awalnya laju
pertumbuhan tanaman jagung berjalan lambat pada awal minggu pertama hingga awal minggu ke 2,
kemudian memasuki fase linear dimana laju pertumbuhan tanaman jagung teus meningkat dan relative
konstanyang berangsur memasuki fase penuaan laju pertumbuhan mulai menurun, fase-fase tersebut dapat
terlihat pada gambaran laju pertumbuhan tanaman jagungdalam grafik yang membentuk huruf S atau sering
disebut kurva sigmoid pertumbuhan. Bentuk kurva sigmoid ini juga dipengaruhi faktor eksternal
ataulingkungan dan faktor internal, dalam pengamatan pengaruh eksternal yang dapatterlihat dampaknya
pada laju pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays) adalah pengamatan yang dilakukan secara dekstruktif
dan non dekstruktif dimanat anaman yang diukur secara dekstruktif memiliki ukuran akhir tinggi tanaman
danluas daun yang lebih besar daripada tanaman yang diukur secara nondekstrutif
DAFTAR PUSTAKA
lampiran
PRATIKUM 2
“KARBOHIDRAT DALAM TANAMAN”
2. ALAT :
Aluminium foil / kertas timah
Penjepit (klip)
Waterbath
Petridisk
3 cara kerja
a. Daun yang belum terkena cahaya matahari sebagian ditutup dengan kertas timah dan dijepit rapat
sehingga tidak ada kemungkinan ada cahaya yang masuk ke dalam, lalu biarkan selama beberapa jam
disinari matahari.
b. Daun tersebut kemudian dipotong, masukkan ke dalam alcohol panas que (ditangas di dalam waterbath)
selama kurang lebih 20 menit
C. Cuci daun tersebut dengan air panas, masukkan ke dalam larutan J-KJ pada petridish selama beberapa
menit. (5 menit) d. Cuci dengan air dingin agar J-KJ yang menempel pada permukaan daun larut, lalu
bentangkan. Warna ungu tua menunjukkan adanya amilum di dalam daun (bagian yang ditutup berwarna
pucat, bagian yang terkena cahaya matahari berwarna ungu tua).
Hasil dan pembahasasn
kesimpulan
Daftar pustaka
LAMPIRAN
PRATIKUM 3
“PENGARUH SUHU TERHADAP RESPIRASI KECAMBAH”
Tanggal pratikm : 17 maret 2023
Tujuan :untuk mengamati pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi kecambah.
2. Alat:
Botol ukuran 200 mLv
Kain kasa
Erlenmeyer
Buret
Corong
3 Cara kerja
c. Gantungkan bungkusan kain kasa berisi kecambah tersebut ke dalam botol yang telah berisi larutan NaOH
dengan bantuan benang lalu ditutup rapat dan diisolasi sehingga tidak ada udara keluar masuk ke
dalam botol.
d. Simpanlah botol tersebut dan kontrolnya (botol berisi larutan NaOH tanpa kecambah) pada suhu kamar.
e. Setelah 24 jam larutan NaOH dalam botol diambil 5 mL, masukkan ke dalam elenmeyer dan tambahkan
2.5 ml larutan BaCl2 Tetesi2 tetes phenolphtalin dan selanjutnya lakukan titrasi dengan HCI 0.05 N Titrasi
dihentikan setelah warna merah tepat hilang Ulangi titrasi 3 kali dan ambil hasil rata-ratanya.
f. Dari hasil titrasi tersebut hitunglah banyaknya CO₂ yang dibebaskan pada respirasi kecambah tersebut
pada temperature yang berbeda.
g. Lakukan juga titrasi dengan menggunakan larutan NaOH blangko (tanpa kecambah/kontrol).
LAMPIRAN
PRATIKUM 4
“Pengaruh Osmotik Konsentrasi Garam Hara Terhadap Absorbsi Air dan Pertumbuhan
Tanaman”
Hari,Tanggal :Jumat,17 Maret 2023
Tujuan :Melihat Pengaruh Osmotik Dari Konsentrasi Garam Hara Terhadap Absorbsi Air
dan Pertumbuhan Tanaman
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pertambahan Pertambahan Keadaan
Tinggi (cm) Tanaman
No Perlakuan Tanaman Air (ml)
0 2 4 0 2 4 S L M
1. 1 - 3 1 - 7 7,5
Kontrol 2 - 2 1,5 - 9 9,6
2. CaCl2 1 - 1 - - - 1
0,01 2 - - 1 - - 1
3. CaCl2 1 - 1 - 5 5,5 -
0,02 2 1 - - 5,6 6 -
4. CaCl2 1 0 2 4 6 - -
0,03 2 - 2 1 0,5 - -
Pembahasan
Konsentrasi garam hara yang tinggi pada suatu tanaman disebut stress garam. Stres garam
merupakan salah-satu dari antara enam bentuk stres tanaman yaitu stress suhu, stres air, stres
radiasi, stres bahan kimia dan stres angin, tekanan, bunyi dan lainnya. Stres garam termasuk stres
bahan kimia yang meliputi garam, ion-ion, gas, herbisida, insektisida dan lain sebagainya.
Percobaan ini adalah melihat pengaruh konsentrasi osmotik garam hara (CaCl2) terhadap
kemampuan tanaman untuk mengabsorbsi air yang bertindak sebagai pelarut dari garam tersebut.
Pada umumnya, keberadaan garam-garam terlarut di dalam medium percobaan ini akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan dua cara, yaitu: dengan konsentrasi tinggi ion-ion
Ca2+ dan Cl– yang terdisosiasi sempurna, sehingga dapat meracuni dan menginduksi gangguan
fisiologis tanaman. Kedua, garam-garam terlarut dalam konsentrasi yang tinggi mampu menekan
potensial air di dalam medium sehingga menjadi lebih negatif daripada potensial air di dalam
tumbuhan itu sendiri. Rendahnya potensial air di dalam medium ini disebabkan oleh konsentrasi
zat terlarut, yang mampu menurunkan potensial air. Dalam hal ini, walaupun air di dalam medium
berlimpah, namun tidak dapat diserap oleh tumbuhan. Mekanisme yang terjadi justru sebaliknya,
air dalam tumbuhan cenderung untuk keluar dari sel-sel tumbuhan menuju ke medium, karena air
pasti akan bergerak dari konsentrasi/potensial yang lebih tinggi ke konsentrasi/potensial yang lebih
rendah dalam sistem osmotik Hal ini mengakibatkan tanaman mengalami kekeringan fisiologis,
yang dimulai dari layunya tanaman dan berujung pada kematian.
Kesimpulan
Besarnya konsentrasi garam hara yang terlarut dalam media tumbuh tanaman, dapat mempengaruhi
absorbsi air oleh akar sehingga menyebabkan kekeringan fisiologis. Hal tersebut dikarenakan oleh
perbedaan potensial osmotik medium dengan akar yang terlampau besar, dan akar menjadi tidak
mampu dalam menyerap air yang ada. Semakin tinggi konsentrasi garam terlarut, akan semakin
tinggi risiko kekeringan fisiologis yang dialami oleh tanaman. Berdasarkan hasil percobaan yang
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh konsentrasi CaCl2 yang tinggi sangat
mempengaruhi pertumbuhan kecambah kacang hijau. Hal ini dapat dilihat pada kecambah yang
dimasukkan dalam botol kultur 0,01 dan 0,02 yang tetap hidup pada hari kedua hingga hari ketujuh
walaupun pertumbuhannya lebih lambat dan tanaman kacang hijau sudah layu sehingga kecambah
tersebut tidak mampu bertahan hidup hingga hari ketujuh.
Daftar Pustaka
Hamdayanti. 2010. Pengaruh Osmotik Konsentrasi Garam Hara
Terhadap Absorbsi Air dan Pertumbuhan Tanaman.
http://elysafit08.student.ipb.ac.id/organisasi/. Diakses pada hari senin, 24 November 2014,
pukul 22.30 WITA. Makassar.
Yuniati, Ratna. 2004. Penapisan Galur Kedelai Glycine max (L). Merrill
Toleran Terhadap NaCl Untuk Penanaman di Lahan Salin. Jurnal Makara Sains.
Vol 8. No 1. Hal : 1-2. Departemen Biologi FMIPA. Universitas Indonesia. Jakarta.
Lampiran
Memasukka kecambah kedalam botol yang Pengamatan hari ke 1
Berisi CaCl2
PRATIKUM 5
1. ALAT:
pisau silet
timbangan analitik
12 buah gelas piala
CARA KERJA
a. Siapkan 12 tabung reaksi/gelas piala (150 atau 250 ml), masing- masing diisi 100 ml dari larutan berikut
ini: air destilata; 0,05; 0,10; 0,15; 0,20; 0,25; 0,30; 0,40; 0,45;0,50 dan 0,60 molar larutan sukrosa.
b. Tahap-tahap berikut ini harus dilakukan dengan cepat. Buatlan 12 balok umbi kentang dengan pisau silet
dengan panjang 4 cm, hilangkan bagian kulitnya. Letakkan di dalam sebuah wadah tertutup.
c. Dengan pisau silet, potonglah setiap balok kentang menjadi irisan- irisan tipis dengan tebal 1-2 mm.
d. Bilas irisan kentang dengan air destilata dengan cepat, keringkan dengan kertas handuk dan kemudian
ditimbang Selanjutnya masukkan ke dalam salah satu larutan sukrosa yang telah disiapkan. Lakukan ini
pada tiap-tiap silinder kentang untuk masing- masing larutan sukrosa berikutnya.
e. Setelah tepat 2 jam direndam, keluarkan irisan-irisan tersebut dari masing-masing tabung, lalu keringkan
dengan kertas handuk dan timbang. Lakukan ini untuk semua contoh percobaan.
LAMPIRAN
PRATIKUM 6
“JARINGAN PENGAKUT AIR”
Tanggal pratikum :17 maret 2023
Tujuan pratikum :Untuk mengetahui jaringan pengakut air pada tumbuhan tingkat tinggi.
3.Alat
Pisau
Botol (bening)
Gelas ukur
Spidol permanen
Cara kerja :
a. Isi botol dengan air 4 dari volumenya
b. Pilih ujung tanaman yang sama; panjangnya, diameternya, jumlah nuas, jumlah daun dan umurnya
c. Kupas kulit dan kambiumnya kira-kira 2 cm dari pangkal
d. Siapkan gabus penutup botol dan dilobangi di tengahnya untuk memasukkan tanaman dan perkirakan
pangkal tanaman tersbut masuk ke dalam botol kira-kira 1 cm dari dasar botol
e. Setelah tanaman dimasukkan ke lubang gabus, bagian xilem ditutup dengan vaselin (dan floem dibiarkan
terbuka) dan segera dimasukkan ke dalam botol yang telah diisi dengan air
f. Olesi dengan vaselin gabus penotop botol hingga tidak terjadi kebocoran (penguapan air melalui celah
botol) g. Seperti perlakuan (e), tetapi yang ditutup floemya (sedangkan xilem dibiarkan terbuka)
h. Tandai tinggi permukaan air pada botol dengan spidol. Bila aimya berkurang, tambahkan air dengan
menggunakan gelas ukur sampai ketinggian semula, Catatlah jumlah air yang ditambahakan, selain itu juga
perhatikan keadaan morfologi tanaman pada setiap pengamatan (misalnya, terbentuk akar, layu dll.)
1 Bahan
tanaman coleus sp dalam pot
pasta IAA 1000 ppm
pasta lanolin.
2. Alat
pisau silet pada
kertas label
kertas milimeter
pisau silet
sudip untuk memberikan pasta
CARA KERJA
a. Pilih tiga pasang daun (enam daun) dan potong dengan pangkal helai daunya, serta biarkan
petiolnya.
b Bubuhkan pasta lanolin pada ujung 3 petiol, dan pasta IAA pada ujung 3 petiol lainnya. Dengan
demikian maka salah satu petiol dari setiap pasangan mendapat perlakuan IAA, sedangkan yang
lainnya tidak mendapat perlakuan.
c. Setiap petiol diberi label sesuai dengan perlakuannya
d. Ukur panjang petiol pada saat percobaan dimulai, dan setiap minggu sekali selama 3 minggu.
e. Catat kapan petiol gugur. Untuk ini perlu diadakan pengamatan setiap 2 hari sekali
Hasil.
Hasil yang di dapat dalam pengamatan tanaman coleussp.Yaitu sebagai berikut;
Ulangan VariabelPengamatan
Perlakuan KondisiPetiolPengamatan Panjang
PetiolPengamata
n(cm)
0 1 2 3 0 1 2 3
1 segar Segar layu rontok - 1,5 1,7 1,7
IAA 2 segar Segar segar Layu - 1,8 2 2
3 segar Segar gugur Gugur - 1,3 1,6 1,7
1 Segar Layu Layu Gugur - 1,5 1,6 2
TanpaIAA 2 Segar Layu gugur Gugur,mati - 2 2,3 2,6
3 segar Layu gugur Gugur,mati - 1,8 2 2,4
Pembahasan
Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar dan
pembentukan bunga yang berfungsi untuk mengatur pemanjangan sel didaerah belakang
meristemBujung (Paponov, dkk,. 2008). Auksin merupakan hormon pertama yangditemukan dan disintesis
dalam batang, akar apex dan ditransportasikan diaksistanaman. Hormon auksin
Auksin adalah za thormon tumbuhan yang ditemukan padaujung batang,akar dan pembentukan bunga
yang berfungsi untuk mengatur pemanjangan seldi daerah belakang meristemujung (Paponov, dkk,.
2008).Auksin merupakan hormon pertama yang ditemukan dan disintesis dalam batang,akara pexdandi
transportasikan diaksis tanaman.Hormona uksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanaman.
Percobaan ini membuktikan bahwa hormon auksin sangat berpengaruh pada absisi daun.
Apabila daun kekurangan hormone auksin, maka absisi daun akan terjadi lebih cepat dan akan
berpengaruh tanaman berkaitan dengan proses foto
Kesimpulan